Anda di halaman 1dari 22

KLINIK PRATAMA LASUSDA

KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PRATAMA LASUSDA


NOMOR : 126 /KLINIK LPNIII/2023
TENTANG
INDIKATOR MUTU

DIREKTUR KLINIK PRATAMA LASUSDA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya perbaikan mutu yang berkesinambungan perlu
memberlakukan Indikator Mutu;
b. bahwa indikator mutu yang dipilih menjadi dasar perbaikan penyelenggaraan
pelayanan dan perencanaan pada periode berikutnya;
c. bahwa untuk mencapai tujuan berdasarkan huruf a dan b di atas, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Klinik Pratama Lasusda;

Mengingat : a. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Undang – undang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021
Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Risiko Sektor Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional
Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan,
dan Unit Transfusi Darah;
e. Peraturan Menter Kesehatan No. 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi
Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1983/2022 Tentang Standar Akreditasi Klinik

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PRATAMA LASUSDA TENTANG
INDIKATOR MUTU

KESATU : Kebijakan tentang Penetapan Indikator Mutu Klinis di Klinik Pratama Lasusda sesuai
dengan tujuan dan perencanaan tingkat klinik

KEDUA : Setiap pelaksana pelayanan di klinik wajib berperan aktif dalam proses
monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut dari indikator yang telah ditetapkan
sesuai dengan unit pelayanannya

KETIGA : Indikator mutu klinis dan indikator mutu prioritas yang dimaksud dalam diktum 1
berada dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Samarinda
Pada tanggal : 9 Januari 2024
DIREKTUR KLINIK PRATAMA
LASUSDA

dr. Pintor Hotasi Sinaga


NIP. 199201142020121001
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK
PRATAMA LASUSDA
NOMOR :126/KLINIK LPN/III/2023
TANGGAL : 9 Januari 2024

PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIK PRATAMA LASUSDA


LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA SAMARINDA

Unit Indikator Target Upaya yang dilakukan


1. Triase Pelaksanaan skrining 100% Melakukan skrining visual dan
sebelum memasuki klinik. gejala kepada seluruh pasien
sebelum memasuki klinik.

2. Poli Umum Petugas melakukan 100% Petugas melakukan pengecekan


pemeriksaan dan kelengkapan pengisian tanda-
pengisian tanda- tanda vital
tanda vital

3. Farmasi Ketepatan pembacaan 100% Melakukan cross check kepada


dan konfirmasi penulisan dokter apabila tulisan resep tidak
resep terbaca

4. Pendaftaran Ketepatan waktu 80% Memonitor lama waktu tunggu


tunggu bagi Pasien tidak pasien agar tidak lebih dari 30
lebih dari 30 menit menit
5. Rekam Medis Kelengkapan pengisian 100% Memeriksa kelengkapan rekam
berkas RM meliputi medis pasien rawat jalan.
Subyektif, Obyektif, Meliputi Subyektif, Obyektif,
Assessemen, Planning, Assesement, Planning, dan Evaluasi
Edukasi (SOAPE),
atau Edukasi (SOAPE) dan nama
nama dan tanda tangan
dokter terang dan tanda tangan dokter.

6. Ruang Tindakan Kepatuhan dalam 100% Petugas meminta persetujuan inform


persetujuan petugas consent setiap akan melakukan
Meminta informed tindakan invasif
consent.
PENETAPAN INDIKATOR MUTU NASIONAL KLINIK PRATAMA LASUSDA

LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA SAMARINDA

Indikator Target Upaya yang dilakukan

Kepatuhan Identifikasi Petugas mengkonfirmasi identitas pasien secara verbal


100%
Pasien dan dicocokkan dengan rekam medis

Petugas medis sebelum memulai pemeriksaan pasien


Kepatuhan Pemakaian
100% wajib menggunakan APD sesuai dengan yang telah
APD
ditetapkan

Memastikan petugas gigi telah melakukan cuci tangan


Kepatuhan Kebersihan
Tangan 85% 5 momen 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan
tindakan.

Disediakan kotak kepuasan pelanggan di dekat ruang


Kepuasan Pelanggan ≥ 76,6%
tunggu pasien

PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS


KLINIK PRATAMA LASUSDA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA SAMARINDA

Indikator Target Upaya yang dilakukan

Skrining Kesehatan 90% Melakukan skrining kesehatan kepada semua warga


binaan baru
KAMUS INDIKATOR TRIASE
PELAKSANAAN SKRINING VISUAL
KLINIK PRATAMA LASUSDA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA SAMARINDA

Judul Indikator Pelaksanaan skrining visual dan gejala

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
382/Menkes/SK/2008 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
Dimensi Mutu Efektif dan Aman
Tujuan Meminimalisir Resiko Jatuh dan Penularan Infeksi
Definisi Operasional Skrining visual adalah proses identifikasi terhadap kebutuhan pasien
yang dilakukan pada kontak pertama dengan pasien dengan melihat
secara langsung keadaan/kondisi pasien. Pasien adalah seseorang yang
membutuhkan perawatan medis
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pelaksanaan skrining
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan screening visual
Kriteria Eksklusi: Pasien yang tidak bisa datang ke klinik langsung

Formula

Metode Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Primer
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR POLI TINDAKAN
PERSETUJUAN INFORM CONSENT
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Kepatuhan petugas memberikan inform consent


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
Dimensi Mutu Efektif dan Aman
Tujuan Meminimalisir komplain dari pasien
Definisi Operasional Kepatuhan petugas adalah perilaku seseorang yang professional terhadap
suatu anjuran, prosedur, atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati
Inform consent adalah penyampaian informasi dari dokter, maupun tenaga
medis lainnya, kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan.

Jenis Indikator Input


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pelaksanaan informed consent
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan tindakan
Kriteria Eksklusi: -

Formula

Metode Pengumpulan Restrospektif


Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR POLI UMUM
PEMERIKSAAN DAN PENGISIAN TANDA-TANDA VITAL
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Pemeriksaan dan Pengisian Tanda-Tanda Vital


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang
Rekam Medik
Dimensi Mutu Efektif dan Aman
Tujuan mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan fungsi organ
tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu dokter menjadi
suatu diagnosa.
Definisi Operasional Pemeriksaan dan pengisian TTV adalah suatu prosedur mendasar bagi tim
tenaga Kesehatan maupun layanan kesehatan yang bertujuan untuk
mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan fungsi organ
tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu dokter menjadi
suatu diagnose dan dicatat di dalam rekam medis.

Jenis Indikator Input


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pelaksanaan dan pengisian TTV
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan screening visual
Kriteria Eksklusi: Pasien yang tidak bisa datang ke klinik langsung

Formula

Metode Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Primer
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR PENDAFTARAN
WAKTU TUNGGU PASIEN
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Ketepatan waktu tunggu bagi pasien tidak lebih dari 30 menit
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
Dimensi Mutu Efektif dan Tepat Waktu
Tujuan Mempermudah dan mempercepat proses pelayanan
Definisi Operasional Waktu tunggu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan mulai dari pendaftaran sampai masuk ke ruang periksa dokter

Jenis Indikator Input


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang memiliki waktu tunggu kurang dari atau sama
dengan 30 menit
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang periksa
Target Pencapaian 80%
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang memiliki waktu tunggu kurang
dari atau sama dengan 30 menit
Kriteria Eksklusi: -

Formula

Metode Pengumpulan Data Observasi


Sumber Data Primer
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR REKAM MEDIS
KEPATUHAN PETUGAS DALAM PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis meliputi SOAPE


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam
Medis
Dimensi Mutu Efektif dan Aman
Tujuan Mengurangi kesalahan identifikasi pasien dan tindak lanjutnya
Definisi Operasional Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
Kelengkapan rekam medis adalah kajian atau telaah isi rekam medis
berkaitan dengan pendokumentasian, pelayanan dan atau menilai
kelengkapan rekam medis
Jenis Indikator input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah rekam medis yang lengkap di isi
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh rekam medis yang di isi
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi : Rekam medis yang diisi dengan lengkap
Kriteria Eksklusi: -

Formula

Metode Pengumpulan Restrospektif


Data
Sumber Data Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR UNIT FARMASI
KETEPATAN PEMBACAAN DAN KONFIRMASI RESEP
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Ketepatan Pembacaan dan Konfirmasi Resep


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Standar Pelayananan Kefarmasian di Klinik
Dimensi Mutu Efektif dan Aman
Tujuan Mengurangi resiko salah obat
Definisi Operasional Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak
kesesuatu sasaran sesuai dengan tujuan.
Pembacaan Resep adalah cara membaca permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas
maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan bagi pasien
Jenis Indikator outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah resep yang dilakukan konfirmasi
Denominator (penyebut) Jumlah resep yang tidak terbaca
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang diberikan resep Kriteria
Eksklusi: Tidak ada

Formula

Metode Pengumpulan Restrospektif


Data
Sumber Data Resep
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Sesuai dengan rumus Slovin dan jumlah pasien per bulan
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Medik
KAMUS INDIKATOR NASIONAL KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas PelayananKesehatan
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Klinik harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan
dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Tujuan Mengukur kepatuhan petugas klinik dalam menggunakan APD. Menjamin
keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melakukan Tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan
jenis risiko transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai
periode yang ditetapkan dalam proses observasi penilaian
kepatuhan
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dalam periode observasi

Denomin (penyebut) Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
periode observasi
Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi: Semua petugas yang terindikasi harus


menggunakan APD
Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Formula

Metode Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data a. Tabel
b. Run chart
Periode Analisis dan Semesteran
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
KAMUS INDIKATOR NASIONAL KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.

2. Ketepatan i dentifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin


keselamatan pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan i
ndikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses identifikasi.
Dengan adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin
dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan identifikasi
pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang
dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal
dua penanda. identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir dan
nomor rekam medik
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar
pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan:nail extraction dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.

6. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan


melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang
dilakukan dengan benar.
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang dilakukan identifikasi oleh pemberi
pelayanan dalam kurun waktu 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dating dalam kurun waktu 1 bulan.
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi: Semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula

Metode Pengumpulan Data Observasi


Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Cara Pengambilan Sampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data a. Tabel
b. Run chart
Periode Analisis dan Semesteran
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
KAMUS INDIKATOR NASIONAL CUCI TANGAN
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit
yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan kesehatan
masyarakat.
4. Klinik harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi
pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan Kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan


sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau terkena cairan
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol- based handrubs) dengan
kandungan alcohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan
tangan sesuai indikasi dan Langkah kebersihan tangan sesuai
rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk mencegah penularan mikroba
melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan tangan yang
dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan
lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah,
darah, nanah, urin, feces, kateter urine, setelah melepas sarung
tangan dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan
kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat kesehatan yang
ada di lingkungan pasien, seperti: menyentuh
tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat- alat
di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien
5. Peluang adalah waktu/periode yang diperlukan untuk melakukan
kebersihan tangan diantara indikasi kebersihan tangan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan
tangan yang dilakukan sesuai peluang yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan
pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian
kepatuhan dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk
mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan di setiap unit
atau Klinik sesuai dengan waktu yang
ditentukan untuk melakukan observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi
maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu observasi tidak
boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat semua indikasi kegiatan
yang dilakukan.

Jenis Indikator Input


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar.
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam
(penyebut) periode observasi
Target Pencapaian ≥ 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi: Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Formula

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Total populasi dalam 1 bulan
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data a. Tabel
b. Run chart
Periode Analisis dan Semesteran
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
KAMUS INDIKATOR NASIONAL KEPUASAN PASIEN
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul indikator Kepuasan Pasien


1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
Dasar Pemikiran 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Klinik.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya- upaya
peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap
kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada di
lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari Krejcie
dan Morgan
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai variable penyusunan survei
kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelayanan
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan survei
Kepuasan berupa angka.

Jenis Indikator Outcome


Satuan Persentase
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Target ≥ 76.61
Kriteria: Pencapaian 1. Kriteria Inklusi: Seluruh pasien
2. Kriteria Eksklusi: Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi
kuesioner dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula Sesuai table di aplikasi mutu fasyankes
Metode Survei
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Kuisioner (terlampir)
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Stratified Random Sampling
Periode Triwulan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Semesteran, Tahunan
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu
KAMUS INDIKATOR PRIORITAS SKRINING KESEHATAN
KLINIK PRATAMA LASUSDA

Judul Indikator Skrining Kesehatan


Dasar Pemikiran Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Dimensi Mutu Aman, efektif dan efisien
Tujuan Mendeteksi masalah kesehatan sedini mungkin
Definisi Operasional Screening adalah cara yang digunakan untuk mencari keadaan atau
penanda risiko yang belum diketahui.
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang dilakukan skrining kesehatan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien baru
Target Pencapaian 90%
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua warga binaan baru
Kriteria Eksklusi : Semua warga binaan lama
Formula

Metode Data Retrospektif


Pengumpulan
Sumber Data Rekam Medis
Instrumen Pengambilan Checklist
Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling
sampel
Periode Pengumpulan Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisismdan 1 Tahun
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu
PETUGAS PENGUMPUL DATA INDIKATOR MUTU

NO Ruang/ Unit Indikator Mutu Petugas


Bagian Pengumpul Data

1. Triase Pasien puas terhadap pelayanan dan Sukma Firdaus


sarana prasarana yang ada di
klinik
Pratama Lasusda
2. Poli Umum Petugas mengkonfirmasi identitas pasien di Yohana Natalia Sidabutar
sesuaikan dengan rekam medis sebelum
dilakukan pemeriksaan medis.
3. Farmasi Petugas melakukan 5 tepat setiap Manikal Febrio
penyerahan obat kepada pasien Radjid
4. Pendaftaran Petugas memantau waktu tunggu pasien tidak Sukma Firdaus
lebih dari 30 menit.
5. Rekam Medis Kelengkapan pengisian berkas RM meliputi Yohana Natalia
Subyektif, Obyektif, Assessemen, Planning Sidabutar
(SOAP), nama dan tanda tangan dokter
6. Ruang Tindakan Petugas melakukan pemeriksaan tanda- tanda Manikal Febrio
vital Radjid

Ditetapkan di : Samarinda
Pada tanggal : 9 Januari 2024
DIREKTUR KLINIK PRATAMA
LASUSDA

dr. Pintor Hotasi Sinaga


NIP. 199201142020121001

Anda mungkin juga menyukai