Anda di halaman 1dari 43

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HARIANG

Nomor : KS.01.01/005.7/SK/PKM-HRNG/II/2023

TENTANG
PERUBAHAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
NOMOR : 440/249/C/PKM HRNG/IV/SK/2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS HARIANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas


terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu, perlu disusun tentang
Penetapan Indikator – indikator Mutu di Puskesmas
Hariang;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan Prioritas Indikator – indikator Mutu di
Puskesmas Hariang;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
68);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu
Pelayanan tempat praktik mandiri Dokter dan Dokter
gigi,klinik,Pusat Kesehatan Masyarakat,Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan dan Unit Transfusi darah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENETAPAN
INDIKATOR MUTU DI UPTD PUSKESMAS HARIANG
KESATU : Indikator mutu terdiri Indikator Nasional Mutu, Indikator
Sasaran Keselamatan Pasien,Indikator Mutu Prioritas
Puskesmas dan Indikator Mutu pelayanan yaitu indikator
upaya kesehatan perseorangan, indikator mutu upaya
kesehatan masyarakat, serta indikator mutu kepemimpinan
dan manajemen puskesmas ;
KEDUA : Indikator mutu dan kinerja puskesmas sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada Tanggal : 28 Februari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS HARIANG

DEDE KUSMAYADI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS HARIANG
NOMOR : KS.01.01/005.7/SK/PKM-HRNG/II/2023
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU DI UPTD
PUSKESMAS HARIANG

INDIKATOR MUTU DI UPTD PUSKESMAS HARIANG

1. INDIKATOR NASIONAL MUTU


No Program Indikator Target
Kepatuhan Identifikasi Pasien 100 %
Kepatuhan Penggunaan Alat 100 %
Pelindung Diri (APD)
Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85 %
Keberhasilan Pengobatan Pasien 90 %
1. INM Tuberkulosis (TB) Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
Ibu Hamil yang Mendapatkan 100 %
Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Sesuai Standar
Kepuasan Pasien ≥76,61 %

2. INDIKATOR MUTU SASARAN KESELAMATAN PASIEN


No Sasaran Indikator Target
Keselamatan Pasien
1. Tidak terjadinya Kepatuhan melakukan 100 %
kesalahan identifikasi pasien saat
identifikasi pasien pendaftaran
dalam pelayanan
2. Komunikasi efektif Kepatuhan melaksanakan SBAR
dalam pelayanan dan TBAK dalam pelaporan 100 %
kasus melalui telpon di rawat
jalan
3. Peningkatan Kepatuhan petugas dalam
keamanan obat melakukan penandaan obat-
100 %
yang perlu obatan yang perlu diwaspadai
diwaspadai (High Alert) dan obat LASA
4 Tidak terjadinya Kepatuhan petugas terhadap
kesalahan prosedur SOP tindakan 100 %
tindakan
5 Pengurangan Kepatuhan petugas dalam
terjadinya infeksi melakukan kebersihan tangan 100 %
dalam pelayanan dalam 5 moment

6 Tidak terjadinya Kepatuhan dalam skrining


pasien jatuh di pengkajian risiko jatuh pada 100%
fasilitas kesehatan pasien rawat jalan

3. IMPP (INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS)


No Program Indikator Target
1 Diare Penemuan Kasus Semua umur 100 %

4. IMPPEL (INDIKATOR MUTU PELAYANAN PUSKESMAS


No Program Indikator Target
1 KMP Kelengkapan Data kepegawaian 100 %
2 UKM Cakupan pemantauan balita >71,5 %
N/D
3 UKPP Kelengkapan penulisan identitas 100 %
pasien pada rekam medik di
pendaftaran
KEPALA UPTD PUSKESMAS HARIANG

DEDE KUSMAYADI

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS HARIANG


NOMOR : KS.01.01/005.7/SK/PKM-HRNG/II/2023
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU DI UPTD
PUSKESMAS HARIANG

PROFIL INDIKATOR MUTU PUSKESMAS HARIANG TAHUN 2023

1. INDIKATOR NASIONAL MUTU


a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan

Dasar 1. Peraturan mengenai Keselamatan pasien


Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan ketentuan WHO.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
Operasional mencuci tangan menggunakan sabun dan
air mengalir bila tangan tampak kotor atau
terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) dengan
kandungan alkohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan
benar adalah kebersihan tangan sesuai
indikasi dan langkah kebersihan tangan
sesuai rekomendasi WHO
3. Indikasi adalah alasan mengapa
kebersihan tangan dilakukan pada saat
pelayanan kesehatan sebagai upaya
untuk mencegah penularan mikroba
melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan
tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu
sebelum menyentuh tubuh/permukaan
tubuh pasien
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu
setelah menyentuh tubuh/permukaan
tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik,
seperti: pemasangan intra vena kateter
(infus),perawatan luka,pemasangan kateter
urin, suctioning, pemberian suntikan dan
lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, kateter urine, setelah melepas sarung
tangan dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien yaitu melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan
pasien,seperti : menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat
tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien
5. Peluang adalah Peluang adalah
waktu/periode yang diperlukan untuk
melakukan kebersihan tangan diantara
indikasi kebersihan tangan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan adalah kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga
medis dan tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan
adalalah penilaian kepatuhan pemberi
pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan
observasi atau penilaian kepatuhan
dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu
yang digunakan untuk mendapatkan
minimal 200 peluang kebersihan tangan di
setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan
observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan observasi maksimal 20
menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi pada waktu observasi tidak
boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
(Pembilang) dilakukan
Denumerator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
(Penyebut ) seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target ≥ 85%
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi: Seluruh peluang yang dimiliki
oleh pemberi pelayanan terindikasi harus
melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan
yang dilakukan x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi

Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan


Pengambilan
data
Besar sampel Minimal 200 Peluang
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar 1. Peraturan mengenai Keselamatan pasien
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang
dapat menimbulkan wabah atau
kedaruratan kesehatan masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD)
7. Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan prosedur.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat
Operasional alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair,
atau udara untuk melindungi pemakainya
dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas dalam menggunakan
APD dengan tepat sesuai dengan indikasi
ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah atau
cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak,
droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian terhadap petugas
dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang
terindikasi menggunakan APD, contoh
dokter, dokter gigi, bidan, perawat, petugas
laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan
observasi atau penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang ditetapkan
dalam proses observasi penilaian
kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
persentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
(Pembilang) sesuai indikasi dalam periode observasi
Denumerator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
(Penyebut ) menggunakan APD dalam periode observasi
Target 100 %
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi: semua petugas yang terindikasi
harus memakai APD
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula Jumlah Petugas yang patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam periode Observasi x 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi

Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD


Pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

c. Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar 1. Peraturan mengenai Keselamatan pasien
Pemikiran 2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat
penting untuk menjamin keselamatan
pasien selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi
pasien maka diperlukan indikator yang
mengukur dan memonitor tingkat
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan
adanya indikator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam
proses pelayanan.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
Definisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis
Operasional dan tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah
proses identifikasi yang dilakukan pemberi
pelayanan dengan menggunakan minimal
dua penanda identitas seperti: nama
lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik,
NIK sesuai dengan yang ditetapkan di
Puskesmas
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual
(melihat) dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi
pasien secara benar pada setiap keadaan
terkait tindakan intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi,
imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi,
persalinan dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan
sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika
pemberi pelayanan melakukan identifikasi
seluruh tindakan intervensi yang dilakukan
dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
persentase
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
(Pembilang) identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi.
Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
(Penyebut ) dalam periode observasi
Target 100 %
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi: Semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
Observasi x 100 %
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi

Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien


Pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

d. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus


Sensitif Obat (SO)

Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus


Sensitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB
5. Semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal dan pasien
tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB
Operasional adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis,yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB
yang berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitif
terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis
yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin
(R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah
angka yang menunjukkan persentase semua
pasien TB yang sembuh dan pengobatan
lengkap di antara semua pasien TB yang
diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB.Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka
kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan
TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan
hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada
awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang
telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap di mana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan di akhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis di akhir pengobatan)
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pengobatan mulai dari pasien dinyatakan
positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai
dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar
dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan
keluarga, pembuatan kesepakatan pasien
dalam menjalankan pengobatan TB
termasuk penunjukan Pengawas Minum
Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping
obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap
tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
pengukuran
persentase
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(Pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan
diwilayah kerja Puskesmas
Denumerator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(Penyebut ) tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90 %
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi: Semua pasien TB SO yang
menjalani pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan.
Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi
dengan TB.09 dan hasil pengobatan pasien
TB pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan
ke 5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir
masa pengobatan
Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun
berjalan diwilayah kerja Puskesmas x 100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang
diobati pada tahun berjalan di wilayah
kerja Puskesmas
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)

Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
data
Besar sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Triwulanan, Semesteran, Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab

e. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC)


Sesuai Standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC


Sesuai Standar
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran
hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN
2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000
KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar, maka risiko pada kehamilan
dapat sejak awal diketahui dan dilakukan
tata laksana, sehingga faktor risiko dapat
dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukanuntuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun
bayi serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas
dan tercegah dari risiko stunting.
Dimensi mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
Pasien/Pengguna Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu
di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC
yang sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
Operasional ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang
telah bersalin serta yang mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas
selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali
selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin
pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester
ke-2 (dua)/ > 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-
3
d. 3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan
kelahiran
e. Standar kualitas yaitu pelayanan
antenatal yang memenuhi 10T meliputi:
1) Timbang berat badan dan tinggi
badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur LILA)
4) Ukur tinggi fundus uteri (setelah
kehamilan 24 minggu)
5) Tentukan presentasi janin dan
denyut jantung janin
6) Skrining status imunisasi dan
berikan suntikan tetanus toksoid
(TT) bila diperlukan.
7) Beri tablet tambah darah
8) Pemeriksaan laboratorium
meliputi:
 Golongan darah
 Kadar Hemoglobin
 Gluko-Protein urin
 termasuk pemeriksaan HIV
9) Tata laksana
10)Temu wicara/ konseling
3. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
4. pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu
bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar pada masa kehamilan
pada tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
pengukuran
persentase
Numerator Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
(Pembilang) pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
(Penyebut ) wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Target 100 %
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan Kriteria
Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki
catatan riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum
menyelesaikan K4 (premature).
Formula Jumlah ibu hamil yang telah
Mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai standar di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan x 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register
Ibu
2. e-Kohort
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
data
Besar sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab

f. Kepuasan Pasien

Judul Indikator Kepuasan Pasien


Dasar 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
Pemikiran
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai
Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.
Dimensi mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai
dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan
terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan
Operasional penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat
survei sedang berada di lokasi unit
pelayanan, atau yang pernah menerima
pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan
menggunakan sampel dari Krejcle dan
Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang
tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek
yang terdapat dalam penyelenggaraan
pelayanan sebagai variabel penyusunan
survei kepuasan untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam
peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan,Saran dan
Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran
dari kegiatan Survei Kepuasan berupa
angka.
Jenis Indikator Outcome
Satuan Indeks
pengukuran
persentase
Numerator Tidak ada
(Pembilang)
Denumerator Tidak ada
(Penyebut )
Target ≥ 76.61
pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi
kuesioner dan/atau tidak ada keluarga yang
mendampingi.
Formula Total nilai persepsi seluruh responden x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Survei

Instrumen Kuisioner (terlampir)


Pengambilan
data
Besar sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Stratified Random Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Periode analisis Semesteran,Tahunan


dan pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

2. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


a. Ketepatan Identifikasi Pasien

Judul Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
Pemikiran 2019 tentang Puskesmas
2. Identifikasi pasien bermanfaat agar pasien
mendapatkan standar pelayanan dan
pengobatan yang benar dan tepat sesuai
kebutuhan medis
3. Identifikasi pasien dapat menghindari terjadi
nya kesalahan medis atau kejadian yang
tidak diharapkan yang dapat mengenai diri
pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan Pasien, berorientasi
kepada pasien
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan,khususnya dalam proses pemeberian
layanan kesehatan berupa ketepatan dalam
melakukan identifikasi pasien
Definisi Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan
Operasional menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama, umur
atau tanggal lahir sebagai acuan dalam
mencocokkan identitas pasien sebelum dilakukan
tindakan seperti sebelum memberikan
obat,sebelum mengambil sampel
laboratorium,sebelum melakukan prosedur
tindakan keperawatan kemudian mencocokan
dengan status rekam medis
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengu Prosentase
kuran
Numerator Jumlah pemberian layanan kesehatan yang
dilakukan prosedur identifikasi pasien dengan tepat
dan benar selama 1 bulan
Denumerator Jumlah keseluruhan pasien di unit pelayanan
puskesmas
Target Pencap 100%
aian
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di tiap ruangan/unit
pelayanan
Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah pasien yang dilakukan
identifikasi dengan benar
Jumlah Pasien keseluruhan x 100 %
Disain Pengu
Concurrent (survey harian)
mpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Besar Sampel Seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di tiap ruangan/unit pelayanan
Frekuensi Sensus harian
pengumpulan
data
Periode
Pelaporan Bulanan,Triwulan,Tahunan
Data
Periode
Bulanan,Triwulan,Tahunan
Analisa Data
Penyajian Dat
Tabel
a
Instrumen Buku dan Laporan IKP dari tiap unit pelayanan
Pengambilan
data pasien
Penanggung ja Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
wab

b. Peningkatan Komunikasi efektif

Judul Kepatuhan melaksanakan SBAR dan TBAK dalam


pelaporan kasus melalui telpon di rawat jalan
Dasar Pemikir 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11
an Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
2019 tentang Puskesmas.
3. Komunikasi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yang professional serta sebagai indicator
keselamatan pasien dalam pelayanan
kesehatan.Informasi yang tidak akurat
mengakibatkan kesalahan dalam system
pelayanan.
4. Komunikasi SBAR direkomendasikan sebagai
sarana untuk menghindari komunikasi yang
tidak jelas antar professional perawatan
kesehatan demi meningkatkan keselamatan
pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam upaya meningkatkan komunikasi yang
efektif antar petugas melalui metode SBAR
dan TBAK.
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
melalui metode SBAR dan TBAK saat
melakukan komunikasi verbal/lisan melalui
telpon,dimana komunikasi langsung tidak
dapat dilakukan.
Definisi 1. Komunikasi SBAR adalah kerangka tekhnik
Operasional komunikasi yang disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan keadaan
pasien.Komponen SBAR meliputi
S(Situation),B(Background),A(Assesment),R(R
ecommendation)
2. Penerapan metode komunikasi SBAR harus
diikuti dengan TBAK agar tidak terjadi
kesalahan informasi.
3. TBAK adalah tekhnik komunikasi lisan
menggunakan telpon dengan
menulis,membaca ulang dan melakukan
konfirmasi pesan yang diterima oleh pemberi
pesan.
T : Menulis pesan yang disampaikan oleh
pemberi pesan pada lembar konsultasi atau
pada rekam medis
BA : Membaca kembali pesan yang sudah
ditulis oleh pemberi pesan.selesai
membacakan pesan,penerima pesan
mengingatkan pemberi pesan untuk
melakukan konfirmasi,jika instruksi terkait
dengan obat LASA maka lakukan pengejaan
dengan alphabet Indonesia.
K : Konfirmasi instruksi oleh si pemberi
pesan dengan jawaban “Ya” bila sesuai
dengan instruksi yang diberikan sebelumnya.
4. Proporsi komunikasi verbal/lisan melalui
telpon yang dilakukan dengan menggunakan
metode SBAR dan TBAK secara benar,dengan
pengukuran :
a. Pelaporan pelayanan/pemberi
informasi lisan melalui telpon
menggunakan SBAR.
b. Pemberian perintah pelayanan secara
lisan /verbal melalui telpon dilakukan
dengan metode TBAK.
c. Pemberian perintah pelayanan
melakukan konfirmasi langsung
dengan menggunakan tandatangan
dalam waktu 1x 24 jam
d. SBAR diisi dengan lengkap dan benar.
Tipe Indikator Input : Form SBAR,rekam medis
Proses : Penerapan metode komunikasi SBAR
diikuti dengan TBAK di rawat jalan
Output : Hasil capaian jumlah pasien yang
dilakukan komunikasi SBAR via telpon dengan
benar dan tepat
Outcome : Tidak terjadi kesalahan pelayanan dan
informasi
Satuan Pengu Prosentase
kuran
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi SBAR
via telpon dengan tepat dan benar selama 1 bulan
Denumerator Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan
komunikasi SBAR selama 1 bulan
Target Pencap 100%
aian
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang terindikasi
menggunakan komunikasi via telpon
Eksklusi : Pasien yang tidak dilakukan komunikasi
SBAR
Formula Jml px yang dilakukan komunikasi
SBAR tepat dan benar
Jml keseluruhan px yang X 100 %
dilakukan komunikasi SBAR
Disain Pengu
Concurrent (survey harian)
mpulan Data
Sumber Data Sumber data sekunder yaitu rekam medis pasien
Besar Sampel Total sampling
Frekuensi Sensus harian
pengumpulan
data
Periode
Pelaporan Bulanan,Triwulan,Tahunan
Data
Periode
Bulanan,Triwulan,Tahunan
Analisa Data
Penyajian Dat Tabel
a
Instrumen
Pengambilan Form SBAR
data
Penanggung ja Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
wab

c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert)

Judul Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan


obat-obatan yang perlu diwaspadai (High Alert) dan
obat LASA Oleh Farmasi
Dasar Pemikir 1. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 Tahun
an 2016 kategori high alert menjadi 3,
diantaranya LASA (Look Alike Sound Alike),
Elektrolit konsentrasi tingkat tinggi dan
sitostastik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11
Tahun 2017 tentangKeselamatan Pasien
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
2019 tentang Puskesmas
4. Obat high alert adalah obat yang harus
diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadinya kejadian serius (sentinel event) dan
obat yang berisiko tinggi menyebabkan reaksi
obat yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.
5. Obat-obat high alert ini harus dikelola dengan
penanganan khusus baik dari segi
penyimpanan dan pelayanannya kepada
pasien,sehingga dapat mengurangi kejadian
yang tidak diingingkan sehingga terjadi
peningkatan kualitas mutu dan keselamatan
pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam
menjaga keselamatan pasien dengan cara
melakukan penandaan obat yang diwaspadai dan
LASA.
Definisi Obat yang perlu diwaspadai (high alert ) adalah
Operasional sejumlah obat-obatan yang memiliki risiko tinggi
menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat.
Sedangkan LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu
obat yang memiliki kemasan yang terlihat sama
dan terdengar sama dalam pengucapannya.
Tipe Indikator Input : Form observasi
Proses : Melakukan Penandaan obat yang perlu
diwaspadai dan obat LASA
Output : Hasil capaian jenis obat-obat yang perlu
diwaspadai dan obat-obatan LASA yang diberikan
penandaan di ruang Farmasi
Outcome : Tidak terjadi kesalahan pemberian obat
Satuan Pengu Prosentase
kuran
Numerator Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan
obat-obatan LASA yang diberikan penandaan di
ruang farmasi
Denumerator Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan
obat-obatan LASA yang tersedia di ruang farmasi
Target Pencap 100%
aian
Kriteria Inklusi : Semua obat-obatan yang ada di ruang
farmasi yang tergolong obat High alert dan LASA
Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah obat high alert dan LASA yang diberi
penandaan
Jumlah keseluruhan jenis obat x 100 %
hight alert dan LASA
Disain Pengu
Concurrent (survey harian)
mpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Besar Sampel Total sampling
Frekuensi Sensus harian
pengumpulan
data
Periode Bulanan,Triwulan,Tahunan
Pelaporan
Data
Periode
Bulanan,Triwulan,Tahunan
Analisa Data
Penyajian Dat
Tabel
a
Instrumen
Pengambilan Formulir observasi
data
Penanggung Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
jawab

d. Kepastian Tepat-Lokasi,Tepat-prosedur,Tepat-Pasien Operasi

Judul Kepatuhan petugas terhadap SOP tindakan


Dasar Pemikir 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11
an Tahun 2017 tentangKeselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
3. 2019 tentang Puskesmas
4. Keberhasilan pelayanan kesehatan
bergantung pada kualitas mutu pelayanan
dan keselamatan pasien yang diberikan oleh
pemberi pelayanan.
5. Salah satu upaya menjaga keselamatan
pasien adalah dengan menerapkan Standar
Operasional Prosedur dalam setiap tindakan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam
menjaga keselamatan pasien, dan mengetahui
tingkat kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan
SOP tindakan di tiap unit pelayanan.
Definisi Standar Operasional Prosedur adalah suatu
Operasional pedoman atau acuan dalam melaksanakan suatu
tindakan sesuai dengan tata cara procedural.
Tipe Indikator proses
Satuan Pengu Prosentase
kuran
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai
SOP Dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan
tindakan di unit pelayanan Puskesmas
Target Pencap 100%
aian
Kriteria Inklusi : Seluruh tindakan pelayanan di tiap
ruangan/unit pelayanan
Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah pasien yang mendapat
tindakan sesuai SOP
Jumlah keseluruhan pasien x 100 %
yang mendapatkan tindakan
di unit pelayanan Puskesmas
Disain Pengu
Concurrent (survey harian)
mpulan Data
Sumber Data Data sekunder
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Sensus harian
pengumpulan
data
Periode
Pelaporan Bulanan,Triwulan,Tahunan
Data
Periode
Bulanan,Triwulan,Tahunan
Analisa Data
Penyajian Dat
Tabel
a
Instrumen
Pengambilan Form daftar tilik SOP
data
Penanggungja Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
wab

e. Pengurangan Risiko Infeksi terkait pelayanan kesehatan

Judul Kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan


tangan dalam 5 moment Kebersihan Tangan
Dasar Pemikir 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27
an Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
pengendalian Infeksi
2. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan
seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan
hand hygiene sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan
meningkatan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan pasien dengan cara mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
Operasional mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena
cairan tubuh,atau menggunakan
alkohol(alohol base handsrub) bila tangan
tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (five moments) menurut WHO.
3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6
langkah menurut WHO.
4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan
adalah penilaian kepatuhan terhadap petugas
yang melakukan kebersihan tangan sesuai
sesuai indikasi yang terdiri dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien ,yaitu
sebelum menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien)
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu
setelah menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien)
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik
contoh :pemasangan intra vena
kateter,perawatan luka,pemasangan
kateter urine,pemberian suntikan,dll
d. Setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien seperti
muntah,darah,nanah,urine,faeces,setel
ah melepas sarung tangan.
e. Setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien meliputi :menyentuh
tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur pasien,alat-
alat disekitar pasien atau peralatan lain
yang digunakan pasien,kertas/lembar
untuk menulis yang ada di sekitar
pasien
f. Melepas sarung tangan steril
g. Melepas APD
h. Setelah kontak dengan permukaan
benda mati dan objek termasuk
peralatan medis
i. Sebelum menangani obat-obatan atau
menyiapkan makanan.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai
adalah semua tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang pelayanan
pasien serta tenaga penunjang yang bekerja
sebagai cleaning service,sopir ambulance,dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien/spesimen.
6. Observer adalah orang yang paham dan
memiliki kompetensi untuk melakukan
penilaian kepatuhan kebersihan tangan
dengan metode dan tool yang telah
ditentukan
7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15
menit dalam satu periode pengamatan
8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan
dalam 15 menit periode pengamatan
Tipe Indikator proses
Satuan Pengu Prosentase
kuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan dilakukan
sesuai indikasi
Denumerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi
Target Pencap ≥ 85 %
aian
Kriteria Inklusi : Seluruh tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang bertugas di unit pelayanan serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service,sopir ambulance,dan tenaga penunjang
yang kontak erat dengan pasien/spesimen.
Eksklusi : Tidak ada
Formula Jml peluang kebersihan tangan
yang dilakukan
sesuai indikasi X 100 %
Jml peluang kebersihan tangan
yang seharusnya
dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi
Disain Pengu
Concurrent (survey harian)
mpulan Data
Sumber Data Data sekunder
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai kaidah statistik
Frekuensi Sensus harian
pengumpulan
data
Periode
Pelaporan Bulanan,Triwulan,Tahunan
Data
Periode
Bulanan,Triwulan,Tahunan
Analisa Data
Penyajian Dat
Tabel
a
Instrumen
Pengambilan Form kepatuhan kebersihan tangan
data
Penanggungja Penanggung Jawab Mutu
wab

f. Pencegahan risiko pasien jatuh

Judul Kepatuhan dalam skrining pengkajian risiko jatuh


pada pasien rawat jalan
Dasar Pemikiran
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
2019 tentang Puskesmas
3. Pasien jatuh yang terjadi selama pelayanan
di Puskesmas dapat berpotensi mengancam
kehidupan pasien.upaya untuk mengurangi
kejadian pasien jatuh adalah dengan
mengembangkan pola pengkajian pasien
risiko jatuh selama pelayanan di Puskesmas.
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan kesehatan yang aman
bagi pasien dengan menjamin peningkatan
keselamatan berupa pengurangan risiko jatuh
pada pasien.
DO 1. Pasien risiko jatuh adalah pasien yang
berisiko untuk jatuh yang umumnya
disebabkan oleh faktor lingkungan dan
faktor fisiologis yang dapat berakibat cedera
2. Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada
pasien rawat jalan dan rawat inap
3. Form pengkajian risiko jatuh untuk rawat
jalan menggunakan skala Get up and Go
4. Jumlah pasien jatuh adalah jumlah pasien
jatuh selama mendapatkan pelayanan baik
akibat jatuh dari tempat tidur,kamar
mandi,dsb yang menyebabkan kecacatan
atau kematian
5. Pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh
perawat yang memberikan pelayanan di
Puskesmas
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukur presentase
an
Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang dilakukan
pengkajian risiko jatuh dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah keseluruhan pasien rawat jalan dalam 1
bulan
Target Pencapaia 100%
n
Kriteria Inklusi : Semua pasien di rawat jalan
Eksklusi : pengunjung,karyawan,perawat jaga
Formula Jml pasien yang dilakukan
pengkajian risiko jatuh
Jumlah pasien keseluruhan X 100 %
Disain Pengumpu
Survey harian
lan Data
Sumber Data Rekam Medis
Besar Sampel Jumlah pasien yang dilakukan pengkajian risiko
jatuh
Frekuensi Bulanan,Triwulan,semesteran,tahunan
pengumpulan
data
Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulan,semesteran,tahunan
Data
Periode Analisa
Triwulan,semesteran,tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen
Formulir Pengkajian risiko jatuh
Pengambilan data
Penanggungjawab Penanggung Jawab Keselamatan Pasien

4. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS


Judul Penemuan Kasus Diare Semua Umur
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah no 2 tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Minimal
Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun
2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten Sumedang Nomor 0084 Tahun
2023 tentang Indikator Kinerja Puskesmas
4. Semua pasien terdeteksi diare mendapatkan
pelayanan dan pengobatan sesuai
tatalaksana diare
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Memutus rantai penularan diare pada semua umur
DO Angka kesakitan adalah angka yang menunjukkan
proporsi kasus/kejadian (baru) penyakit dalam
suatu populasi. Angka Kesakitan merupakan
jumlah orang yang menderita penyakit dibagi
jumlah total populasi dalam kurun waktu tertentu
dikalikan konstanta
Tipe Indikator Proses
Satuan Absolute dan presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu
Denumerator Jumlah populasi dalam kurun waktu tertentu
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Kasus diare Semua umur di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Eksklusi : Kasus diare di luar wilayah kerja
Puskesmas
Formula Jumlah kasus baru dalam
kurun waktu tertentu x 100 %
Jumlah populasi dalam kurun
waktu tertentu
Disain
Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Hasil laporan program Diare
Besar Sampel Total kasus diare semua Umur di wilayah
Puskesmas hariang
Cara
Pengambilan Non Probability sampling
Sampel
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel dan register
Periode Analisa Bulanan,Triwulan dan semester
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab program diare
Jawab

5. INDIKATOR MUTU PELAYANAN PUSKESMAS


a. Indikator Mutu Pelayanan KMP
Judul Kelengkapan Data kepegawaian
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah no 2 tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Minimal
Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun
2019 tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Efektif,efisien
Tujuan Agar diperoleh kelengkapan berkas pada
kepegawaian Puskesmas
DO Kelengkapan berkas pagawai sesuai daftar tilik
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukur prosentase
an
Numerator Jumlah berkas pegawai yang terisi lengkap sesuai
daftar tilik
Denumerator Jumlah Seluruh kelengkapan berkas pegawai
Puskesmas
Target Pencapaia 100%
n
Kriteria Inklusi : kelengkapan berkas seluruh pegawai
Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah berkas pegawai
yang terisi lengkap sesuai daftar tilik x 100 %
Jumlah Seluruh kelengkapan
berkas pegawai Puskesmas
Disain Pengumpu
Triwulan
lan Data
Sumber Data Kepegawaian/TU
Besar Sampel Jumlah kelengkapan berkas seluruh pegawai
Frekuensi Setiap tahun
pengumpulan
data
Periode Pelaporan
Triwulan,semesteran,tahunan
Data
Periode pelaporan
3 bulan
dan Analisa Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen
Daftar tilik berkas kepegawaian
Pengambilan data
Penanggung jawa Penanggung Jawab Manajemen
b

b. Indikator Mutu UKM

Judul Persentase Balita Ditimbang (D) Persentase balita


Naik (N)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah no 2 tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Minimal
Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Puskesmas
4. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten Sumedang Nomor 0084 Tahun
2023 tentang Indikator Kinerja Puskesmas
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat yang
datang ke posyandu
DO 1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5
tahun (0-59 bulan 29 hari).
2. Balita ditimbang (D) adalah anak umur 0-59
bulan 29 hari yang ditimbang.
3. Berat badan Naik (N) adalah hasil
penimbangan berat badan dengan grafik
berat badan mengikuti garis pertumbuhan
atau kenaikan berat badan sama dengan
kenaikan berat badan minimum atau lebih.
Kenaikan berat badan ditentukan dengan
membandingkan hasil penimbangan bulan
ini dengan bulan lalu.
4. Balita tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah
balita yang tidak memiliki catatan hasil
penimbangan bulan lalu.
5. Balita Baru (B) adalah balita yang baru
datang ke posyandu dan tidak terdaftar
sebelumnya.
6. D adalah jumlah seluruh balita yang
ditimbang dikurangi (balita tidak ditimbang
bulan lalu dan balita yang baru bulan ini
dan tidak terdaftar sebelumnya.

Tipe Indikator Proses


Satuan Pengukur prosentase
an
Numerator Jumlah balita yang Naik Berat badanya di wilayah
tertentu
Denumerator Jumlah seluruh balita yang ditimbang dikurangi
(balita tidak ditimbang bulan lalu dan balita yang
baru bulan ini dan tidak terdaftar sebelumnya)
Target Pencapaia >71.5 %
n
Kriteria Inklusi : Jumlah balita dalam wilayah kerja
Puskesmas
Eksklusi : Balita luar wilayah kerja Puskesmas
Formula Jumlah balita yang
Naik Berat badannya di wilayah
kerja Puskesmas x 100 %
jumlah seluruh balita yang
ditimbang dikurangi (balita tidak
ditimbang bulan lalu dan balita yang
baru bulan ini dan tidak terdaftar sebelumnya)
Disain Pengumpu
Retrospektif
lan Data
Sumber Data Laporan Bulanan program Gizi
Besar Sampel Jumlah balita di setiap posyandu
Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulan,semesteran,tahunan
Data
Periode Analisa
Triwulan,semesteran,tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen
KMS balita dan register posyandu
Pengambilan data
Penanggungjawab Penanggung Jawab Program gizi

c. Indikator Mutu UKPP


Judul Kelengkapan pengisian identitas pasien pada
rekam medik di pendaftaran
Dasar Pemikiran Sesuai dengan PERMENKES No.269 tahun
2008,tujuan rekam medis adalah untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan.tanpa di dukung suatu system
pengelolaan rekam medis yang baik dan
benar,maka tertib administrasi tidak akan
berhasil.sehingga kelengkapan rekam medis harus
dipastikan dan dipatuhi untuk
dilaksanakan.Rekam medis adalah bukti satu-
satunya pelayanan kesehatan yang diberikan
puskesmas.pengisian identitas pasien pada rekam
medis harus benar,lengkap dan tepat.
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien (safe)
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab petugas pemberi
asuhan dalam kelengkapan dan ketepatan
pengisian identitas pasien pada rekam medis
DO Rekam medis yang lengkap adalah rekam medic
yang lengkap dan tepat dalam waktu ≤ 24 jam
setelan selesai pelayanan rawat jalan atau setelah
pasien diputuskan untuk pulang yang meliputi
identitas pasien,anamnesis,rencana
asuhan,pelaksanaan asuhan,tindak lanjut dan
resume
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukur prosentase
an
Numerator Jumlah rekam medik yang tidak lengkap dan tidak
tepat dalam pengisian identitas pasien di
pendaftaran
Denumerator Jumlah rekam medik yang dianalisa dalam 1
bulan
Target Pencapaia 100%
n
Kriteria Inklusi : rekam medik pasien yang dinyatakan
telah selesai pelayanan dan buku laporan KTD
Eksklusi : -
Formula Jumlah rekam medik yang
tidak lengkap dan tidak tepat dalam
pengisian identitas pasien di pendaftaran x 100%
Jumlah rekam medik yang dianalisa
dalam 1 bulan

Disain Pengumpu
Retrospektive,observasi
lan Data
Sumber Data Rekam Medik
Besar Sampel Sampel dengan rumus slovin
n=N/(1+(N x e² ))
n=Besar sampel
N= Populasi
E=Margin of error (5 % atau 0,05)
Frekuensi Survei harian
pengumpulan
data
Periode Pelaporan
Bulanan
Data
Periode Analisa
Triwulan,Semester,Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen Formulir register analisa kelengkapan pengisian
Pengambilan data identitas pada rekam medik
Penanggung jawa Penanggung Jawab pendaftaran dan rekam medik
b

KEPALA UPTD PUSKESMAS HARIANG


DEDE KUSMAYADI

Anda mungkin juga menyukai