Anda di halaman 1dari 21

JI. Raya Cikopo No.

106, Cikopo Kec Bungursari – Purwakarta


Email : klinikradiatie8@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA RADIATIE


Nomor : 012/SK/KR/VI/2023
Lampiran : 1 (Satu) berkas

TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU DI KLINIK PRATAMA RADIATIE

KEPALA KLINIK RADIATIE,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan


kinerja yang terarah maka perlu disusun indikator
mutu Klinik;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan
indikator mutu di Klinik Pratama Radiatie melalui surat
keputusan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 nomor 144);

2. Undang-undang republik Indonesia Nomor 29 tahun


2004 tentang praktek kedokteran ;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72


Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 193);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun


2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996


tentang Tenaga Kesehatan ;

6. Peraturan Menteri Kesehatan 71/2013 tentang


Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional ;

7. Permenkes Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien ;

8. Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pencegahan


Pengendalian Infeksi ;

9. Permenkes No. 30 tahun 2022 tentang Indikator Nasional


Mutu.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34


Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara republik
Indonesi Nomor Tahun 2022 Nomor 1207)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA RADIATIE;

Kesatu : Menetapkan indikator Mutu di Klinik PRATAMA RADIATIE


sebagaimana terlampir;

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA KLINIK PRRADIATIE

dr. PEPEN SOFYAN EFENDI


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA RADIATIE
Nomor : 012/SK/KR/I/2023
Tanggal : 10 Januari 2023
Tentang : PENETAPAN INDIKATOR MUTU DI KLINIK PRATAMA
RADIATIE

I. DAFTAR INDIKATOR FKTP

NO UNIT PELAYANAN INDIKATOR TARGET

1 Seluruh Unit Pelayanan Kepatuhan Kebersihan ≥ 85 %


Rawat Jalan Tangan
2 Seluruh Unit Pelayanan Kepatuhan Penggunaan 100 %
Rawat Jalan Alat Pelindung Diri (APD)
3 Seluruh Unit Pelayanan Kepatuhan Identifikasi 100 %
Rawat Jalan Pasien
4 Seluruh Unit Pelayanan Kepuasan pasien ≥ 76,61 %
Rawat Jalan
A. INDIKATOR MUTU NASIONAL / PMK. NO 30 TAHUN 2022 TENTANG
INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN

B. INDIKATOR MUTU PRIORITAS KLINIK

No. Jenis Pelayanan Indikator Standar


1. Unit Gawat Waktu tanggap pelayanan petugas 80%
Darurat kesehatan ≤ 5 menit terlayani,setelah
proses datang
2. Rawat jalan Terapi zink pada pasien diare akut anak 100%
3. Farmasi Waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25 80%
menit
4. Rekam medis Kepatuhan petugas dalam mengisi 80%
kelengkapan rekam medis

C. INDIKATOR KAPITASI BERBASIS KINERJA PELAYANAN BPJS


KESEHATAN
NO INDIKATOR TARGE
T
1 Angka Kontak (AK) ≥ 150‰

2 Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non < 5%


Spesialistik (RRNS)
3 asio Peserta Prolanis Rutin ≥ 50%
Berkunjung (RPPB)

D. INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT PELAYANAN


1. INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

NO JENIS INDIKATOR TARGET


PELAYANAN
1 Kepegawaian Kedisiplinan 95%

2 Sistem informasi Entri Pada Sistem 100%


Layanan

2. INDIKATOR MUTU UKP


NO UNIT INDIKATOR TARGE
T
1 Pendaftaran Waktu tunggu 100%
pendaftaran kurang
dari 30 menit
2 Rekam Medis Kelengkapan 100%
pengisian berkas
rekam medis
3 Pelayanan Rawat Jalan

A Pelayanan Waktu pelayanan 100%


Pemeriksaan pemeriksaan umum
Umum dimulai pukul 08.05
WIB
Pelayanan Waktu pelayanan
B 100%
Kesehatan Gigi dan kesehatan gigi dan
Mulut mulut dimulai pukul
08.05 WIB

3. INDIKATOR KESELAMATA

3. INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN

SASARAN
NO KESELAMAT INDIKATOR TARGET
A N PASIEN
1 Ketepatan Kelengkapan pengisian 100%
Identifikasi status pasien pada
Pasien rekam medis
Tidak terjadi kesalahan 100%
identifikasi pasien

Tidak terjadinya kesalahan 100%


pemberian obat kepada
pasien
2 Peningkata Kepatuhan petugas 100%
n dalam pelaporan
komunika SBAR dan TBaK
si efektif
3 Peningkata Obat Kadaluarsa 0%
n
keamanan
obat yang
perlu
diwaspadai
Pemberian label pada obat- 100%
obat Look-Alike, Sound-
Alike nama obat
Penyimpangan cairan 100%
elektrolit pekat di gudang
obat
4 Ketepatan Tidak terjadinya 100%
tindakan keslahan prosedur
medis dan tindakan medis dan
keperawatan keperawatan
Pengurangan Meningkatkan
5 100%
terjadinya kepatuhan hand
resiko infeksi hygiene (cuci tangan)
di Klinik petugas kesehatan

6 Penguranga Penyediaan 100%


n resiko pegangan tangan
pasien yang kokoh di
kamar mandi
Kondisikan 100%
permukaan lantai
bersih dan kering
Pemakaian kalung 100%
resiko jatuh di rawat
jalan
4. INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
NO INDIKATO TARGET
R
1 Terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada < 7.5
pasien dengan pemakaian kateter urin permil
lebih dari 2 hari
2 Terjadinya plebitis pada pasien yang < 5 permill
terpasang infus
Tidak terjadinya infeksi daerah operasi (IDO)
3 <2 %
Kejadian abses gigi pada pasca tindakan gigi
4 <2 %
Ditetapkan : Purwakarta
Pada Tanggal : 10 Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA RADIATIE

dr. PEPEN SOFYAN EFENDI


Kamus indikator Mutu :
1. Indikator Mutu : Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Klinik harus memperhatikan kepatuhan
seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan
WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh,
atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya
untuk menghentikan penularan mikroba selama
perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan
terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik,
seperti: pemasangan intra vena kateter (infus),
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feses, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien yaitu melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh
permukaan (lingkungan atau pasien) atau tangan
menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
adalah kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
peluang yang diindikasikan.
7. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar.
8. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
9. Periode observasi adalah kurun waktu yang
digunakan untuk mendapatkan minimal 200
peluang kebersihan tangan sesuai dengan waktu
yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
satu bulan.
10. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan observasi maksimal 20 menit (rerata 10
menit).
11. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
adalah jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam satu periode observasi.
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
pada waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang
agar dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
(penyebut) seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki pemberi pelayanan
yang terindikasi harus melakukan kebersihan
tangan
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi

Metode Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
Kamus indikator Mutu :
2. Indikator Mutu : Alat Pelindung Diri ( APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Klinik harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, dan petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang digunakan
untuk melakukan pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
(penyebut) menggunakan APD dalam periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
indikasi dalam periode observasi x 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

Kamus indikator Mutu :


3. Indikator Mutu : Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam
proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda identitas seperti:
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
sesuai dengan yang ditetapkan di Klinik.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat)
dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian
cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
(pembilang) identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(penyebut) periode observasi.
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
Observasi x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

Kamus indikator Mutu :


4. Indikator Mutu : Kepuasan Pasien

Judul Indikator Kepuasan Pasien


Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Klinik.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar
upaya-upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya
pelayanan di semua unit yang mampu memberikan
kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan
penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan pasien terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan Survei Kepuasan berupa angka.
Jenis Indikator Outcome
Satuan Pengukuran Indeks
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 76.61
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula Total nilai persepsi seluruh responden x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden
Metode Pengumpulan Survei
Data
Sumber Data Hasil Survei
Instrumen Kuisioner
Pengambilan Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Semesteran
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

Kamus indikator Mutu :


5. Indikator Mutu Prioritas Klinis : Profil Indikator Kepatuhan petugas dalam
mengisi kelengkapan rekam medis:
Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam mengisi kelengkapan
rekam medis
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun
2022 Tentang Indikator Mutu Nasional
3. Kepatuhan petugas dalam mengisi kelengkapan
rekam medis sangat penting dalam tata laksana
pelayanan terhadap pasien. Kepatuhan petugas
dalam mengisi kelengkapan rekam medis
menunjukkan kinerja Petugas dalam mutu
pelayanan di unit pendaftaran.
Dimensi Mutu Tepat waktu, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan, efektif, efisien, adil dan terintegrasi
Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan petugas di unit
pelayanan pendaftaran.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan
bagaimana kepatuhan petugas di unit
pelayanan pendaftaran dilaporkan dan
didokumentasikan untuk menunjukkan kinerja
Petugas dalam mutu pelayanan di unit
pendaftaran.
Definisi Operasional Yang dimaksud dengan kepatuhan petugas dalam
mengisi kelengkapan rekam medis adalah suatu
kegiatan yang dilakukan petugas rekam medis dalam
melakukan pelayanan di unit pendaftaran, mengisi
secara lengkap di rekam medis pasien sesuai dengan
SOP di unit pelayanan.
Jenis Indikator output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah rekam medis yang di isi dengan lengkap
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan di
(penyebut) pendaftaran
Target Pencapaian ≥ 80%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua rekam medis yang di isi dengan lengkap.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah Semua rekam medis yang di isi dengan
lengkap x 100%
Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan di
pendaftaran
Metode Pengumpulan Retrosfektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Rekam medis pasien
Instrumen Rekam medis pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
3. Tabel Krejcie dan morgan
Cara Pengambilan Sampling non probabilitas (Non-probability sampling) –
Sampel consuntive Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Unit Pendaftaran
Kamus indikator Mutu :
6. Profil Indikator Waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan ≤ 5 menit
terlayani,setelah proses datang :
Judul Indikator Waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan ≤ 5
menit terlayani,setelah proses datang
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun
2022 Tentang Indikator Mutu Nasional
3. Kecepatan dan ketepatan waktu tanggap
pelayanan petugas kesehatan sangat penting
dalam tata laksana pasien. Waktu tanggap
pelayanan petugas kesehatan menunjukkan
kondisi pasien yang membutuhkan keputusan
klinis yang segera untuk upaya pertolongan
pasien dan mencegah komplikasi akibat
keterlambatan.
Dimensi Mutu Tepat waktu, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan
Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan pelayanan di UGD.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan
bagaimana waktu tanggap pelayanan petugas
kesehatan dilaporkan dan didokumentasikan
untuk menurunkan risiko keselamatan pasien.
Definisi Operasional 1. Waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan
adalah Kecepatan dan ketepatan waktu tanggap
pelayanan petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan di UGD dan memerlukan
penatalaksanaan segera.
2. Standar waktu tanggap pelayanan petugas
kesehatan dalam melakukan pelayanan di UGD
pada saat pasien datang sudah terlayani ≤ 5
menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan
≤ 5 menit
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan di UGD
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua pasein yang yang dilayani petugas kesehatan
di UGD dengan waktu tanggap ≤ 5 menit .
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan ≤ 5
menit x 100%
Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan di UGD
Metode Pengumpulan Retrosfektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Catatan Data Laporan Hasil Pelayanan di UGD
Instrumen Rekam medis pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampling non probabilitas (Non-probability sampling) –
Sampel consuntive Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Instalasi UGD

Kamus indikator Mutu :


7. Profil Indikator Waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25 menit:
Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25 menit
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun
2022 Tentang Indikator Mutu Nasional
3. Kecepatan dan ketepatan waktu tunggu
pelayanan di unit farmasi sangat penting dalam
kelanjutan tata laksana pasien. waktu tunggu
pelayanan di unit farmasi menunjukkan kinerja
Petugas dalam mutu pelayanan di unit Farmasi.
Dimensi Mutu Tepat waktu, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan
Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan dan ketepatan
pelayanan di unit farmasi.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan
bagaimana pelayanan di unit farmasi
dilaporkan dan didokumentasikan untuk
menurunkan risiko keselamatan pasien.
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25 menit
adalah waktu proses pelayanan terhadap pasien di
unit farmasi yang dilakukan oleh petugas farmasi
dalam menyediakan,mengemas,memberi informasi
tentang obat dan pemberian obat non racikan hasil
peresepan kepada pasien dalam rentang waktu ≤ 25
menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25
menit
Denominator Jumlah waktu tunggu pelayanan non racikan yang di
(penyebut) observasi
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
memenuhi kategori hasil kritis.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah waktu tunggu pelayanan non racikan ≤ 25
menit x 100%
Jumlah waktu tunggu pelayanan non racikan yang di
observasi
Metode Pengumpulan Retrosfektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Catatan Data Laporan Dari Unit Farmasi
Instrumen Formulir Pelaporan Dari Unit Farmasi
Pengambilan Data Peresepan obat
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
3. Tabel Krejcie Morgan
Cara Pengambilan Sampling non probabilitas (Non-probability sampling) –
Sampel consuntive Sampling

Periode Pengumpulan Bulanan


Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Unit Farmasi

Kamus indikator Mutu :


8. Profil Indikator Pelaporan hasil kritis lab dengan standar waktu ≤ 30 menit:
Judul Indikator Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2022
Tentang Indikator Mutu Nasional
3. Kecepatan dan ketepatan pelaporan hasil
laboratorium kritis sangat penting dalam
kelanjutan tata laksana pasien. Hasil kritis
menunjukkan kondisi pasien yang
membutuhkan keputusan klinis yang segera
untuk upaya pertolongan pasien dan mencegah
komplikasi akibat keterlambatan.
Dimensi Mutu Tepat waktu, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan
Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan
bagaimana nilai kritis dilaporkan dan
didokumentasikan untuk menurunkan risiko
keselamatan pasien.
Definisi Operasional 1. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang
termasuk kategori kritis sesuai kebijakan klinik
dan memerlukan penatalaksanaan segera.
2. Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah
waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan
keluar dan telah dibaca oleh dokter/analis yang
diberi kewenangan hingga dilaporkan hasilnya
kepada dokter yang meminta pemeriksaan.
3. Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium
adalah waktu pelaporan ≤ 30 menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤ 30
menit
Denominator Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
memenuhi kategori hasil kritis.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤ 30
menit x 100%
Jumlah hasil kritis laboratorium yang di
observasi
Metode Pengumpulan Retrosfektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Catatan Data Laporan Hasil Tes Kritis Laboratorium
Instrumen Formulir Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampling non probabilitas (Non-probability sampling) –
Sampel consuntive Sampling

Kamus indikator Mutu :


9. Profil Indikator Terapi zink pada pasien diare akut anak:
Judul Indikator Terapi zink pada pasien diare akut anak
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun
2022 Tentang Indikator Mutu Nasional
Dimensi Mutu Berorientasi Kepada Pasien Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
dalam pemberian terapi zinc pada pasien diare akut
anak.
Definisi Operasional Kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam
melakukan pelayanan di unit rawat jalan dalam
memberikan terapi zinc pada pasien diare akut anak.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Terapi zink pada pasien diare akut anak
Denominator Semua jumlah pasien diare anak 0- 14 thn
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien diare akut anak.
Kriteria Eksklusi:
Semua pasien anak diare akut yang tidak mau diberi
terapi zinc
Formula Terapi zinc pada pasien diare akut x 100%
Semua jumlah pasien diare anak 0- 14 thn
Metode Pengumpulan Retrosfektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Rekam medis pasien
Instrumen Rekam medis pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
3. Tabel krejcie dan morgan
Cara Pengambilan Sampling non probabilitas (Non-probability sampling) –
Sampel consuntive Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab Unit Umum

Profil Indikator Angka kontak indikator kinerja BPJS Kesehatan:


Judul Indikator Indikator Angka kontak indikator kinerja BPJS Kesehatan angka
kontak 15% dari jumlah terdaftar di fktp.
Dasar Pemikiran 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022
Tentang INM
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Jkn
6. Perpres Nomor 64 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua
Atas Perpres No 82 Tahun 2018 Tentang Jkn.
Dimensi Mutu Tepat waktu, adil, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan.
Tujuan 3. Tercapainya target capaian angka kontak sesuai perhitungan
15% dari jumlah peserta FKTP terdaftar
4. Terselenggaranya aksesibilitas pelayanan di FKTP
Definisi Operasional Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat
aksesibilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh
peserta berdasarkan jumlah peserta JKN (per nomor identitas
peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per
bulan didalam gedung maupun di luar gedung tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak
Denominator (penyebut) Jumlah peserta terdaftar di FKTP
Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua peserta yang melakukan kontak di FKTP
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak x 1000
Jumlah peserta terdaftar di FKTP
Metode Pengumpulan Data Retrosfektif
Sumber Data Data sekunder dari:
PCARE BPJS kesehatan
Instrumen Pengambilan PCARE BPJS kesehatan
Data
Besar Sampel Seluruh sampel

Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling /


Consecutive Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab PJ Klinik

Profil Indikator Rasio Rujukan Non Spesialistik:

Judul Indikator Indikator Rasio Rujukan Non Spesialistik di FKTP


Dasar Pemikiran 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022
Tentang INM
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Jkn
9. Perpres Nomor 64 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua
Atas Perpres No 82 Tahun 2018 Tentang Jkn.
Dimensi Mutu Tepat waktu, adil, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan.
Tujuan 5. Untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara
FKTP dengan FKTRL
6. Terselenggaranya sistem rujukan sesuai indikasi medis dan
kompetensinya
Definisi Operasional Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah
perbandingan jumlah peserta yang dirujuk dengan kasus non
spesialistik dengan jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh
FKTP x 100
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah rujukan kasus non spesialistik
Denominator (penyebut) Jumlah rujukan FKTP
Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua peserta yang dirujuk ke FKTRL
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
Jumlah rujukan FKTP
Metode Pengumpulan Data Retrosfektif
Sumber Data Data sekunder dari:
PCARE BPJS kesehatan
Instrumen Pengambilan PCARE BPJS kesehatan
Data
Besar Sampel Seluruh sampel

Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling /


Consecutive Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab PJ Klinik

Profil Indikator Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT)

Judul Indikator Indikator Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT)


Dasar Pemikiran 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022
Tentang INM
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Jkn
12. Perpres Nomor 64 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua
Atas Perpres No 82 Tahun 2018 Tentang Jkn.
Dimensi Mutu Tepat waktu, adil, Berorientasi Kepada Pasien
Keselamatan.
Tujuan 7. Untuk mengukur jumlah peserta DM dan Hipertensi terkendali
dalam kegiatan prolanis di FKTP
8. Untuk mengukur target capaian sesuai dengan peraturan
kerjasama BPJS kesehatan
Definisi Operasional Perhitungan rasio prolanis DM dan HT terkendali merupakan
perbandingan jumlah peserta DM dan HT terkendali sebagai
peserta terdaftar di FKTP dengan diagnosa DM dan HT x 100%
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah peserta DM terkendali
Jumlah peserta HT terkendali
Denominator (penyebut) Jumlah terdaftar di FKTP dengan diagnosa DM
Jumlah terdaftar di FKTP dengan diagnosa HT
Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua peserta yang terdiagnosis DM dan HT
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah peserta DM terkendali x 100
Jumlah terdaftar di FKTP dengan diagnosa DM

Jumlah peserta HT terkendali x 100


Jumlah terdaftar di FKTP dengan diagnosa HT

Metode Pengumpulan Data Retrosfektif


Sumber Data Data sekunder dari:
PCARE BPJS kesehatan
Instrumen Pengambilan PCARE BPJS kesehatan
Data
Besar Sampel Seluruh sampel

Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling /


Consecutive Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab PJ Klinik

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA KLINIK PRRADIATIE

dr. PEPEN SOFYAN EFENDI

Anda mungkin juga menyukai