Anda di halaman 1dari 27

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU.

MITRA MEDIKA
NOMOR : /SK/DIR/RSMM/V/2022
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu dan


aman kepada pasien di RSU. Mitra Medika diperlukan upaya-
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
point (a) diatas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Direktur
tentang Penetapan Indikator Mutu Prioritas Unit RSU. Mitra
Medika.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;


2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien RS;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/2008
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU. MITRA MEDIKA TENTANG


PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT .

KESATU : Mencabut Keputusan Direktur Nomor 002/SK/DIR/RSMM/I/2020


tentang Penetapan Indikator Mutu Prioritas Unit

KEDUA : Penjelasan tentang judul indikator dan profil indikator sebagaimana


dimaksud (terlampir);

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : Mei 2022
Direktur

dr. Dwi Ajeng Ayu Saputri Ritonga


Tembusan :
1. Ka. Bid. Pelayanan
2. Ka. Bag. Administrasi Umum dan Keuangan
3. Ka. Sub. Bid Keperawatan
4. Komite Mutu
5. Unit pelayanan dan Unit kerja
6. Arsip
Lampiran
Keputusan Direktur RSU. Mitra Medika
Nomor : /SK/DIR/RSMM/V/2022
Tanggal : Mei 2022

INDIKATOR MUTU UNIT


A. Instalasi Gawat Darurat
No Indikator Standar
1 Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat ≤ 5 menit 100%
B. Instalasi Rawat Inap
2 Kematian pasien > 48 Jam ≤ 0,24%
C. Instalasi Radiologi
3 Waktu tunggu hasil pelayanan foto thoraks ≤ 3 jam 100%
D. Instalasi Laboratorium
4 Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤ 140 menit 100%
E. Instalasi Gizi
5 Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 100%
F. Instalasi Bedah Sentral
6 Kepatuhan pelaksanaan Surgical Safety Checklist 100%
G. Instalasi Rawat Jalan
No Indikator Standar
7 Angka Rujuk Balik 100%
H. Instalasi Sanitasi dan Laundry
8 Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan 100%
9 Ketepatan waktu penyediaan linen 100%
I. Instalasi Farmasi
10 Stok obat/alkes kadaluarsa 0%
J. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
11 Kepatuhan pemantauan perdarahan post SC di ruang nifas 100%
K. Instalasi Perawatan Bayi
12 Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500gr 100%
L. Instalasi Perawatan Intensif
13 Kepatuhan pengisian ceklist indikasi masuk & keluar ICU 100%
M.Instalasi Pemeliharaan Sarana
14 Ketepatan waktu pemeliharaan alat medis 100%
15 Kecepatan waktu menanggapi kerusakan fasilitas ≥80%
N. Instalasi Rekam Medis
16 Ketepatan waktu penyelesaian berkas formulir asuransi pasien 100%
O. Unit Rehabilitasi Medik
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang
17 ≤50%
direncanakan
P. Unit IT
18 Kepatuhan update display TT yang terhubung aplicares 100%
Q. Komite PPI
19 Angka Infeksi Daerah Operasi (IDO) ≤1.5%
20 Angka Infeksi Saluran Kemih (ISK) < 5‰
21 Angka Ventilator Acquired Pneumonia (VAP) < 5‰
22 Angka Infeksi Aliran Darah (IAD) < 5‰
23 Angka kejadian phlebitis < 5‰
R. Seksi Tata Usaha dan Umum
24 Ketepatan waktu notifikasi masa berlaku dokumen legalitas RS 100%
S. Seksi Kepegawaian dan Pengembangan SDM
25 Ketepatan waktu evaluasi magang karyawan 100%
T. Sub Bagian Keuangan
26 Ketepatan waktu pengajuan klaim JKN N-1
U. Kasir
27 Ketepatan waktu tutup billing pasien selesai pelayanan 100%
V. Pendaftaran
28 Kejadian Double Entry Pendaftaran Pasien 0%
INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI GAWAT DARURAT
Judul Indikator Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat ≤ 5 menit
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan
pasien gawat darurat
Definisi Operasional Waktu tanggap dokter di gawat darurat adalah kecepatan pasien dilayani sejak
pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pasien IGD yang ditangani ≤ 5 menit setelah tiba di IGD
Denominator Jumlah seluruh pasien IGD
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien IGD
Kriteria Eksklusi Situasi bencana (disaster) musibah massal.
Formula Jumlah pasien IGD yang ditangani ≤ 5 menit
x 100 %
Jumlah seluruh pasien rawat IGD
Metode pengumpulan data retrospektif
Sumber data Data sekunder dari register IGD
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Pasien IGD
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala IGD

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI RAWAT INAP


Judul Indikator Kematian pasien >48jam
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Operasional Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode 48 jam
setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Target ≤ 0,24%
Kriteria Inklusi Pasien yang meninggal > 48 jam
Kriteria Eksklusi Pasien yang meninggal ≤ 48 jam
Formula Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap> 48 jam
x 100 %
Jumlah seluruh pasien rawat inap
Metode pengumpulan data retrospektif
Sumber data Data sekunder dari rekam medis
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Pasien rawat inap
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang Rawat Inap

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI RADIOLOGI


Judul Indikator Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax ≤ 3jam
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi √
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax adalah tenggang waktu mulai pasien di foto
sampai dengan hasil ekspertise dapat dilihat oleh unit pelayanan.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam
Denominator Jumlah pasien yang di foto thorax
Target 100%
Kriteria Inklusi Pasien dengan pemeriksaan foto thoraks di radiologi
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah pasiendengan hasil pelayanan thorax foto ≤3 jam
x 100 %
Jumlah pasien yang di foto thorax
Metode pengumpulan retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari register radiologi dan SIMRS
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Pasien yang foto thorax di radiologi
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Radiologi

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI LABORATORIUM


Judul Indikator Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤140 menit
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi √
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium
rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan hasil
dapat dilihat pada SIMRS.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pemeriksaan (kimia darah dan darah rutin) dengan waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium ≤ 140 menit
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan di laboratorium (kimia darah & darah rutin)
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pemeriksaan laboratorium kimia darah dan darah rutin
Kriteria Eksklusi Pemeriksaan laboratorium yang dirujuk ke luar RS
Formula Jumlah pemeriksaan ( kimia darah dan darah rutin ) dengan
waktu tunggu hasil pelayanan laborato rium ≤140 menit
x 100 %
Jumlah seluruh pemeriksaan di laboratorium(kimia darah∧darah rutin)
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari SIMRS
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh pemeriksaan kimia darah dan darah rutin di laboratorium RS
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang Laboratorium

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI GIZI


Judul Indikator Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
Definisi Operasional Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah ketepatan penyediaan
makanan , pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu sebelum pukul
07.30 untuk sarapan pagi, sebelum pukul 12.30 untuk makan siang dan sebelum pukul
17.30 untuk makan malam.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mendapat makanan tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap
Target ≥ 90%
Kriteria Inklusi Seluruh pengantaran sarapan pagi, makan siang dan makan malam pasien
Kriteria Eksklusi Pengantaran snack pasien
Formula Jumlah pasienrawat inap yang mendapatkan makanantepat waktu
dalam satu bulan
x 100 %
Jumlah seluruh pasien rawat inap
Metode pengumpulan retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari formulir ceklist pembagian diet pasien
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh jadwal pengantaran sarapan pagi, makan siang dan makan malam pasien
Besar Sampel Total sampling
Cara Pengambilan Total sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Gizi

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI BEDAH SENTRAL


Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan Surgical Safety Checklist
Dasar pemikiran UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Permenkes No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kepatuhan DPJP dalam melakukan ceklis keselamatan pasien operasi.
Definisi Operasional Pelaksanaan surgical safety checklist dinyatakan patuh bila tahapan sign in, time out dan
sign out pada formulir pengumpulan data terceklist (√ )
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah ceklis keselamatan pasien operasi yang diisi lengkap
Denominator Jumlah seluruh operasi
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh tindakan operasi di IBS
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah ceklis keselamatan pasien operasi yang diisilengkap
x 100 %
¿ Jumlah seluruh operasi
Metode pengumpulan retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari Formulir Ceklis Keselamatan Pasien Operasi
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Pasien operasi di IBS
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI RAWAT JALAN


Judul Indikator Angka Rujuk Balik
Dasar pemikiran Angka Rujuk Balik merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam
mengukur tingkat kepatuhan Fasilitas Kesehatan terhadap Perjanjian Kerja
Sama dengan BPJS Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Komitmen kerja sama rumah sakit dengan BPJS Kesehatan.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi √
Tujuan Tergambarnya tingkat kepatuhan rumah sakit terhadap Perjanjian Kerja Sama
dengan BPJS Kesehatan.
Definisi Operasional Angka Rujuk Balik merupakan jumlah pasien rawat jalan minimal yang
ditargetkan BPJS Kesehatan untuk dirujuk kembali ke FKTP setiap bulannya.
Besarnya jumlah minimal mengikuti ketentuan yang ditetapkan BPJS
Kesehatan.
Jenis Indikator Input √ Proses Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang dirujuk balik ke FKTP setiap bulan
Denominator Jumlah target pasien rawat jalan yang dirujuk baik ke FKTP setiap bulan
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien rawat jalan di Instalasi Rawat Jalan
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah pasienrawat jalan yang dirujuk balik ke FKTP
x 100 %
Jumlah target pasienrawat jalan yang dirujuk balik ke FKTP
Metode pengumpulan data retrospektif
Sumber data Data sekunder dari data kunjungan SIMRS
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Pasien rawat jalan di Instalasi Rawat Jalan
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang Rawat Jalan

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI SANITASI & LAUNDRY


Judul Indikator Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di rumah sakit
Definisi Operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah pada akibat proses pelayanan yang
mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan
penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain :
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan
Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan aturan dan
pedoman yang berlaku
Jenis Indikator Input √ Proses Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan standar prosedur operasional
yang diamati
Denominator Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pemeriksaan limbah padat
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlahlimbah padat yang dikelola sesuai dengan SPO
x 100 %
Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
Metode pengumpulan data observasi
Sumber data Data primer dari formulir pemeriksaan limbah padat
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Limbah padat dari seluruh unit pelayanan di rumah sakit
Besar Sampel Total sampling
Cara Pengambilan Sampel Total sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Ka. Instalasi Sanitasi dan Laundry
INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI SANITASI & LAUNDRY
Judul Indikator Ketepatan waktu penyediaan linen
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen sesuai
dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam 1 bulan
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh linen RS
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaanlinen tepat waktu
x 100 %
Jumlah hari dalam 1bulan
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari buku register laundry
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Supply linen ke semua unit pelayanan di rumah sakit
Besar Sampel Total sampling
Cara Pengambilan Sampel Total sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Ka. Instalasi Sanitasi dan Laundry

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI FARMASI


Judul Indikator Stok obat/alkes kadaluarsa
Dasar pemikiran Stok obat/alkes yang kadaluarsa menjadi beban pengeluaran rumah sakit yang
seharusnya bisa dicegah dengan manajemen pengelolaan obat yang baik.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya manajemen stok obat/alkes yang cost effective di farmasi.
Definisi Operasional Stok obat/ alkes kadaluarsa adalah adanya obat/ alkes yang kadaluarsa baik di
gudang farmasi, instalasi farmasi maupun unit pelayanan di rumah sakit saat
proses perhitungan stok opname dilakukan setiap bulan.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah item obat/alkes yang kadaluarsa
Denominator Jumlah item obat/alkes yang dihitung saat stok opname
Target 0%
Kriteria Inklusi Seluruh item obat/alkes di gudang farmasi, instalasi farmasi dan unit pelayanan
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah item obat∧alkes yang kadaluarsa
x 100 %
jumlah seluruhitem obat yang dihitung saat stok opname
Metode pengumpulan data Audit
Sumber data Data primer dari laporan hasil audit
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh item obat/ alkes di RS
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN


Judul Indikator Kepatuhan pemantauan perdarahan post SC di ruang nifas
Dasar pemikiran KMK Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah
Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kesinambungan pelayanan obstetri post natal di rumah sakit dalam
rangka mengurangi risiko kematian ibu akibat perdarahan post partum yang tidak
tertangani.
Definisi Operasional Kepatuhan pemantauan perdarahan post SC di ruang nifas adalah apabila petugas
patuh melakukan pemeriksaan doek dan kontraksi uterus untuk memantau perdarahan
pada pasien post SC di ruang nifas setiap 30 menit untuk satu jam pertama dan setiap
1 jam untuk 3 jam berikutnya.
Jenis Indikator Input √ Proses Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien post SC yang dilakukan pemantauan perdarahan sesuai ketentuan di
ruang nifas
Denominator Jumlah seluruh pasien post SC yang dirawat di ruang nifas
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien post SC yang dirawat di ruang nifas
Kriteria Eksklusi Pasien post PSP
Formula Jumlah pasien post SC yang dip antau perdarahan sesuai ketentuan di nifas
x 100 %
jumlah seluruh pasien post SC di runag nifas
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medis
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Pasien post SC di ruang nifas
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang IKPK

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI PERAWATAN BAYI


Judul Indikator Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500gr
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi Operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr – 2500 gr
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr - 2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr - 2500 gr yang ditangani
Target 100%
Kriteria Inklusi Bayi BBLR 1500 gr - 2500 gr
Kriteria Eksklusi -
Formula
Jumlah BBLR 1500−2500 gr yang berhasil ditangani
x 100 %
Jumlah seluruh BBLR 1500−2500 gr yg ditangani

Metode pengumpulan data Retrospektif


Sumber data Data sekunder dari rekam medis
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh bayi BBLR 1500gr-2500gr
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Ka Ruang Instalasi Perawatan Bayi

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI PERAWATAN INTENSIF


Judul Indikator Kepatuhan pengisian ceklis indikasi masuk & keluar ICU
Dasar pemikiran Terbatasnya kapasitas dan besarnya biaya perawatan intensif mengharuskan
prosedur pemilahan pasien yang tepat indikasi dan memenuhi kriteria perawatan
intensif dilaksanakan secara tepat.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi √
Tujuan Tergambarnya kinerja perawatan intensif yang tepat indikasi, tepat prosedur dan
cost effective.
Definisi Operasional Pengisian formulir ceklis indikasi masuk & keluar ICU dikategorikan patuh
apabila setiap pasien yang akan masuk ke rawatan ICU dan atau akan pindah dari
rawatan ICU dilakukan pengisian formulir dengan lengkap dan sesuai ketentuan.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang formulir ceklis indikasi masuk & keluar ICU nya patuh diisi
Denominator Jumlah seluruh pasien ICU
Target 100%
Kriteria Inklusi Pasien rawatan ICU
Kriteria Eksklusi Pasien meninggal dunia di ICU maka dikecualikan pengisian ceklis indikasi
keluar ICU nya.
Formula Jumlah pasien yang formulir ceklis indikasi masuk∧keluar ICU nya
patuh diisi
x 100 %
Jumlah seluruh pasien ICU
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari rekam medis
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh pasien ICU
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang ICU

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS


Judul Indikator Ketepatan waktu pemeliharaan alat medis
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat medis
Definisi Operasional Waktu pemeliharaan alat medis adalah waktu yang menunjukkan periode
pemeliharaan/service untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah alat medis yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh alat medis yang seharusnya dilakukan pemeliharaan
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pemeliharaan alat medis
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah alat medis yang dilakukan pemeliharaan ( service ) tepat waktu
x 100 %
Jumlah seluruh alat medis yang seharusnya dilakukan pemeliharaan
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari laporan pemeliharaan elektromedik
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh alat medis di rumah sakit
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Teknisi elektromedik

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS


Judul Indikator Kecepatan waktu menanggapi kerusakan fasilitas
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan fasilitas
Definisi Operasional Kecepatan waktu menanggapi fasilitas yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan
mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan
terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15
menit harus sudah ditanggapi.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah laporan kerusakan fasilitas yang ditanggapi ≤ 15 menit
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan fasilitas
Target ≥ 80%
Kriteria Inklusi Seluruh permintaan perbaikan fasilitas
Kriteria Eksklusi Kerusakan alat medis
Formula Jumlah laporan kerusakan fasilitas yang ditanggapi ≤ 15 menit
¿ x 100 % ¿
Jumlah seluruh laporankerusakan fasilitas
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari laporan perbaikan fasilitas
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh laporan kerusakan yang masuk ke teknisi umum
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

INDIKATOR MUTU PRIORITAS INSTALASI REKAM MEDIK


Judul Indikator Ketepatan waktu penyelesaian berkas formulir asuransi pasien
Dasar pemikiran Ketepatan waktu penyelesaian berkas administratif merupakan bagian dari
pelayanan yang berkontribusi terhadap kepuasan pelanggan rumah sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kinerja staf rekam medik untuk proaktif dalam menyelesaikan
berkas administratif yang diperlukan pasien.
Definisi Operasional Berkas formulir asuransi pasien dikategorikan tepat waktu penyelesaian apabila
berkas selesai dan dapat dikembalikan kepada pasien dalam waktu 3x 24 jam
(hari kerja) sejak berkas diserahkan pasien kepada staf rekam medik.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah formulir asuransi yang selesai tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh formulir asuransi yang harus diselesaikan
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh formulir asuransi pasien yang diserahkan ke Instalasi Rekam Medik
Kriteria Eksklusi -
Formula Jumlah formulir asuransi yang selesai tepat waktu
¿ x 100 % ¿
Jumlah seluruh formulir asuransi yang harus diselesaikan
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari register Instalasi Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data
Data
Populasi Seluruh formulir asuransi pasien yang harus diisi
Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rekam Medik

INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT INFORMASI & TEKNOLOGI


Judul Indikator Kepatuhan update display TT yang terhubung aplicares
Dasar pemikiran Display tempat tidur yang terhubung dengan Aplicares merupakan salah satu
indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat kepatuhan Fasilitas
Kesehatan terhadap Perjanjian Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan
sebagaimana tercantum pada pasal 4 ayat 4 klausul Perjanjian Kerja Sama, dan
sesuai Perdir Jampelkes No.1 tahun 2019 tentang Pedoman Pengukuran
Kepatuhan Faskes terhadap Kontrak FKRTL.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien √
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya tingkat kepatuhan rumah sakit terhadap Perjanjian Kerja Sama
dengan BPJS Kesehatan
Definisi Operasional Kepatuhan update display tempat tidur yang terhubung dengan Aplicares
adalah apabila ketersediaan tempat tidur di rumah sakit berdasarkan kelas
rawatan dapat diakses oleh pasien/ keluarga/ pengunjung/ publik melalui TV
display di lokasi rumah sakit dan website Aplicares setiap saat secara real time
dan menunjukkan jumlah tempat tidur yang tersedia di rumah sakit secara
akurat.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah hari di mana display tempat tidur di RS yang terhubung dengan
Aplicares dalam kondisi update.
Denominator Jumlah hari kerja dalam sebulan
Target 100%
Kriteria Inklusi Ketersediaan bed yang dilihat dari Aplicares baik melalui TV display maupun
website di setiap hari kerja.
Kriteria Eksklusi Hari Minggu/ libur.
Aplicares tidak dapat diakses karena error yang bukan menjadi tanggung jawab
RS.
Formula Jumlah hari di manadisplay tempat tidur di RS yang terhubung dengan
Aplicares dalam kondisi update
Jumlahhari kerja dalam sebulan
x100%
Metode pengumpulan data Observasi
Sumber data Data primer dari formulir pemantauan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Data ketersediaan bed setiap hari kerja
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Staf IT

INDIKATOR MUTU PRIORITAS KOMITE PPI


Judul Indikator Angka Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi Infeksi Luka Operasi adalah infeksi yang terjadi pada
luka operasi atau organ/ruang yang terjadi dalam waktu 30 hari pasca bedah
atau sampai satu tahun pasca bedah sesuai kriteria Infeksi daerah operasi
superfisial, Infeksi daerah operasi profunda, atau Infeksi Daerah Operasi
Organ/Rongga.
Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien operasi yang mengalami IDO dalam sebulan
Denominator Jumlah seluruh pasien operasi dalam sebulan
Target ≤1.5%
Kriteria Inklusi 1. Infeksi daerah operasi superfisial, harus memenuhi paling sedikit satu
kriteria berikut :
a. Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca
bedah dan hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain di atas
fascia .
b. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
1) Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas fascia
2) Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang
diambil secara aseptik
3) Terdapat tanda–tanda peradangan (paling sedikit terdapat satu dari
tanda-tanda infeksi berikut: nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan
hangat lokal), kecuali jika hasil biakan negatif.
4) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.
2. Infeksi daerah operasi profunda, harus memenuhi paling sedikit satu
kriteria berikut :
a. Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca
bedah atau sampai satu tahun pasca bedah (bila ada implant berupa
non human derived implant yang dipasang permanan) dan meliputi
jaringan lunak yang dalam (misal lapisan fascia dan otot) dari insisi
b. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
1) Pus keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan berasal dari
komponen organ/rongga dari daerah pembedahan.
2) Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau dengan
sengaja dibuka oleh ahli bedah bila pasien mempunyai paling
sedikit satu dari tanda-tanda atau gejala-gejala berikut: demam
(>38ºC) atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif.
3) Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai
insisi dalam pada pemeriksaan langsung, waktu pembedahan ulang,
atau dengan pemeriksaan histopatologis atau radiologis.
4) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.
3. Infeksi Daerah Operasi Organ/Rongga, memenuhi kriteria :
a. Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila
tidak dipasang implant atau dalam waktu satu tahun bila dipasang
implant dan infeksi tampaknya ada hubungannya dengan prosedur
pembedahan.
b. Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi kulit, fascia
atau lapisan lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur
pembedahan.
Kriteria Eksklusi Operasi yang dilakukan di luar RSU Wulan Windy
Formula Jumlah pasienoperasi yang mengalami IDO dalam sebulan
x100%
Jumlah seluruh pasien operasi dalam sebulan
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari laporan insiden dan catatan rekam medik
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pasien operasi yang memenuhi kriteria IDO
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab IPCN

INDIKATOR MUTU PRIORITAS KOMITE PPI


Judul Indikator Angka Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
v
4. Tepat waktu
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang terjadi pada saluran
kemih murni (uretra dan permukaan kandung kemih) atau melibatkan bagian
yang lebih dalam dari organ – organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter,
kandung kemih, uretra, dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga
perinefrik), karena penggunaan kateter urine > 48jam.
Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome
Satuan Pengukuran Permil
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine
Denominator Jumlah hari terpasang kateter urine
Target < 5‰
Kriteria Inklusi a) Urin Kateter terpasang ≥ 48 jam.
b) Gejala klinis: demam, sakit pada suprapubik dan nyeri pada sudut
costovertebra.
c) Kultur urin positif ≥ 10 5 Coloni Forming Unit (CFU) dengan 1 atau 2 jenis
mikroorganisme dan Nitrit dan/atau leukosit esterase positif dengan carik
celup (dipstick).
Kriteria Eksklusi 1. ISK yang terjadi sebelum pemasangan kateter atau < 48jam pemasangan.
2. Pasien yang terpasang kateter urine dari luar RSU Wulan Windy
Formula Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine
x1000
Jumlah hariterpasang kateter urine
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari laporan insiden dan catatan rekam medik

Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data


Populasi Seluruh pasien dengan kateter terpasang yang memenuhi kriteria ISK
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab IPCN

INDIKATOR MUTU PRIORITAS KOMITE PPI


Judul Indikator Angka Ventilator Acquired Pneumonia (VAP)
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi pneumonia yang
terjadi setelah 48 jam pemakaian ventilasi mekanik baik pipa endotracheal
maupun tracheostomi.
Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome
Satuan Pengukuran Permil
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi VAP
Denominator Jumlah hari terpasang ventilator pada pasien yang tidak mengalami pneumonia
sebelumnya
Target < 5‰
Kriteria Inklusi Diagnosis VAP ditentukan berdasarkan tiga komponen tanda infeksi sistemik
yaitu demam, takikardi dan leukositosis yang disertai dengan
gambaran infiltrat baru ataupun perburukan di foto toraks dan
penemuan bakteri penyebab infeksi paru.
Kriteria Eksklusi Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan ventilasi mekanik
Formula Jumlah pasienterinfeksi VAP
Jumlah hari terpasang ventilator pada pasientanpa pneumonia x10
sebelumnya
00
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pasien dengan pemakain ventilator yang memenuhi kriteria VAP
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab IPCN

INDIKATOR MUTU PRIORITAS KOMITE PPI


Judul Indikator Angka Infeksi Aliran Darah (IAD)
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi Aliran Darah (Blood Stream Infection/BSI) dapat terjadi pada pasien
yang menggunakan alat sentral intra vaskuler (CVC Line ) setelah 48 jam dan
ditemukan tanda atau gejala infeksi yang dibuktikan dengan hasil kultur positif
bakteri patogen yang tidak berhubungan dengan infeksi pada organ tubuh yang
lain dan bukan infeksi sekunder.
Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome
Satuan Pengukuran Permil
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah
Denominator Jumlah hari terpasang CVC line
Target < 5‰
Kriteria Inklusi Pasien dengan CVC line terpasang setelah 48 jam dan ditemukan tanda/ gejala
infeksi dan kultur positif bakteri patogen yang bukan infeksi sekunder.
Kriteria Eksklusi Pasien terpasang CVC kurang dari 48 jam
Formula Jumlah pasienterinfeksi aliran darah
Jumlahhari terpasang CVC line ¿ x1000
¿
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pasien dengan pemakaian CVC line yang memenuhi kriteria IAD
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab IPCN

INDIKATOR MUTU PRIORITAS KOMITE PPI


Judul Indikator Angka kejadian phlebitis
Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan √
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Phlebitis adalah pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda- tanda merah
seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus ampai eksudat purulen
atau ,mengeluarkan cairan bila ditekan.
Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome
Satuan Pengukuran Permil
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi phlebitis
Denominator Jumlah hari pemasangan infus perifer
Target < 5‰
Kriteria Inklusi Pasien dengan IV line terpasang
Kriteria Eksklusi Pasien dengan IV line terpasang dari luar RS
Formula Jumlah pasien terinfeksi phlebitis
Jumlah hari pemasangan infus perifer x1000 ¿
¿
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pasien dengan IV line yang memenuhi kriteria phlebitis
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab IPCN

INDIKATOR MUTU PRIORITAS SEKSI TATA USAHA & UMUM


Judul Indikator Ketepatan waktu notifikasi masa berlaku dokumen legalitas RS
Dasar pemikiran UU No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memastikan keberlakuan
seluruh dokumen legalitas yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan.
Definisi Operasional Dokumen legalitas rumah sakit adalah seluruh berkas perizinan dan kontrak
kerja rumah sakit dengan pihak lain. Daftar terlampir. Notifikasi masa berlaku
merupakan prosedur penyampaian memo oleh staf tata usaha kepada pejabat/
staf yang bertanggung jawab melakukan pengurusan perpanjangan izin /
kontrak. Ketepatan waktu notifikasi yang dimaksud adalah minimal 6 bulan
sebelum izin berakhir; 1 bulan sebelum kontrak berakhir dan 1 bulan sebelum
izin berkala yang masa berlakunya seumur hidup namun harus di registrasi.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah notifikasi masa berlaku dokumen legalitas yang tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh notifikasi masa berlaku dokumen legalitas
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh dokumen legalitas yang diarsipkan oleh tata usaha (asli/ salinan)
Kriteria Eksklusi Dokumen legalitas yang tidak disimpan oleh tata usaha
Formula
Jumlah notifikasi masaberlaku dokumen legalitas yang tepat waktu
x 100 %
Jumlah seluruh notifikasi masa berlakudokumen legalitas

Metode pengumpulan data Retrospektif


Sumber data Data sekunder dari register tat usaha
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh dokumen legalitas rumah sakit
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Seksi Tata Usaha & Umum
INDIKATOR MUTU PRIORITAS SEKSI KEPEGAWAIAN & PENGEMBANGAN SDM
Judul Indikator Ketepatan waktu evaluasi magang
Dasar pemikiran UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kemampuan seksi kepegawaian rumah sakit dalam melakukan
evaluasi magang sesuai prosedur dan kerangka waktu yang ditetapkan.
Definisi Operasional Ketepatan waktu evaluasi magang adalah seluruh pegawai baru yang berstatus
purna waktu, sudah dievaluasi proses magangnya sebelum 3 bulan yang
dihitung dari awal penempatan, yang proses penilaiannya sudah sampai ke
level Direktur selambat-lambatnya sebelum tanggal 25 periode berjalan.
Evaluasi magang juga berlaku untuk penempatan dan penempatan kembali
(promosi, demosi, mutasi dan rotasi).
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pegawai magang yang dievaluasi tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh pegawai magang yang harus dievaluasi
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pegawai purna waktu
Kriteria Eksklusi Pegawai perusahaan outsourcing yang bekerja sama dengan rumah sakit
Formula Jumlah pegawai magang yang dievaluasi tepat waktu
x 100 %
Jumlah seluruh pegawai magang yang harus dievaluasi
Metode pengumpulan data Retrospektif

Sumber data Data sekunder dari Database Seksi Kepegawaian dan Pengembangan SDM
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pegawai magang purna waktu
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Seksi Kepegawaian & Pengembangan SDM

INDIKATOR MUTU PRIORITAS SUB BAGIAN KEUANGAN


Judul Indikator Ketepatan waktu pengajuan klaim JKN
Dasar pemikiran Pengajuan klaim tepat waktu terkait dengan timing pembayaran dan cashflow
rumah sakit yang mempengaruhi kondisi keuangan RS.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kinerja bagian klaim JKN dalam memastikan pengajuan klaim
sesuai kerangka waktu
Definisi Operasional Pengajuan klaim JKN dikategorikan tepat waktu bila klaim pelayanan regular
pada bulan sebelumnya diajukan pada periode bulan berjalan berikutnya (N-1).
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator -
Denominator -
Target N-1
Kriteria Inklusi Klaim regular JKN
Kriteria Eksklusi Klaim pending JKN, klaim dispute JKN, klaim COVID-19.
Formula -
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber data Data sekunder dari laporan keuangan

Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data


Populasi Klaim regular JKN
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Sub Bagian Keuangan

INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT KASIR


Judul Indikator Ketepatan waktu tutup billing pasien selesai pelayanan
Dasar pemikiran Keterlambatan tutup billing atau billing gantung berpotensi mempengaruhi
laporan penjualan yang berakibat pada ketidaksesuaian data penjualan dan
rekapitulasi penagihan.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu √v
5. Efisien

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kinerja unit kasir dalam memastikan billing ditutup sesuai
kerangka waktu
Definisi Operasional Penutupan billing pasien dikategorikan tepat waktu apabila penutupan
dilakukan dalam waktu 1x24jam sejak selesai pelayanan.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah billing yang ditutup tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh billing yang harus ditutup
Target 100%
Kriteria Inklusi Billing pasien rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat
Kriteria Eksklusi Billing yang digantung karena menunggu perbaikan IT SIMRS yang telah
disetujui Ka Bid Pelayanan, billing pharmacy post, billing APS.
Formula
Jumlah billing yang ditutup tepat waktu
x 100 %
Jumlah seluruh billing yang harus ditutup

Metode pengumpulan data Retrospektif


Sumber data Data sekunder dari laporan kasir

Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data


Populasi Billing pelayanan RS
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Kasir

INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT PENDAFTARAN


Judul Indikator Kejadian Double Entry Pendaftaran Pasien
Dasar pemikiran Kejadian double entry pendaftaran berdampak terhadap duplikasi data
pelayanan dan administrasi rumah sakit sehingga terjadi ketidaksesuaian dan
dibutuhkan koreksi pada sistem yang dapat mempengaruhi laporan data
sekunder.
Dimensi Mutu 1. Efektif √
2. Keselamatan
3. Berorientasi pasien
4. Tepat waktu v
5. Efisien √

6. Adil
7. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kinerja staf pendaftaran dalam memastikan tidak terjadinya
duplikasi data.
Definisi Operasional Double entry pendaftaran pasien adalah apabila staf pendaftaran menginput
data pasien dengan nomor rekam medis baru sehingga terjadi duplikasi nomor
rekam medis atau menginput data pasien yang sama sebanyak dua kali di
SIMRS untuk periode pelayanan yang sama.
Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome
Satuan Pengukuran persentase
Numerator Jumlah pasien yang double entry
Denominator Jumlah seluruh pasien yang harus didaftarkan
Target 0%
Kriteria Inklusi Pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, rawat darurat
Kriteria Eksklusi Pendaftaran APS, pharmacy post
Formula
Jumlah pasien yang double entry
x 100 %
Jumlah seluruh pasien yang harus didaftarkan

Metode pengumpulan data Retrospektif


Sumber data Data sekunder dari laporan kunjungan di SIMRS dan permohonan revisi data
SIMRS
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengumpulan data
Populasi Seluruh pendaftaran pasien
Besar Sampel Total Sampling
Cara Pengambilan Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisis & Pelaporan Setiap 3 bulan
Data
Penyajian data Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab pendaftaran

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : Mei 2022
Direktur

dr. Dwi Ajeng Ayu Saputri Ritonga

Anda mungkin juga menyukai