ii
INDIKATOR MUTU UPT PUKSESMAS WARINGINKURUNG
ii
i
9.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Indikator Mutu Di UPT Puksesmas Waringinkurung.
iii
1) Waktu Tunggu Pendaftaran < 5 Menit
2) Penyediaan Rekam Medik Rawat Jalan < 10 Menit
3) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Non Racikan <10 Menit
4) Pasien Memperoleh Hasil Pemeriksaan Lab Tepat Waktu
5) Pelaksanaan IMD Pada Setiap Ibu dan Bayi Lahir Sehat
b. Indikator Mutu Pelayanan UKM
1) Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Sesuai Standar
6)
Ditetapkan di : Waringinkurung
Tanggal : 8 Oktober 202
iv
v
6) Kepatuhan cuci tangan petugas di ruang ………
7) Angka kejadian pasien jatuh
b. Indikator Mutu Penceghn dn Pengendlin Infeksi
2)
KETIGA : Form Indikator Mutu Puskesmas sebagaimana dimaksud
diktum KEDUA tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Waringinkurung
Tanggal : 8 Oktober 2021
vi
DAFTAR ISI
vii
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG
NOMOR : 188.4/110/KEP/35.07.208/2018
TANGGAL : 14 Nopember 2018
1. Ketentuan/peraturan
2. Data
3. Literatur
4. Analisis situasi
1
Jenis Indikator Input : untuk menilai apakah fasilitas pelayanan
kesehatan memiliki kemampuan sumber daya
yang cukup untuk memberikan pelayanan.
Proses : untuk menilai apa yang dikerjakan staf fasilitas
pelayanan kesehatan dan bagaimana
pelaksanaan pekerjaannya.
2
Output : untuk menilai hasil dari proses
yang
dilaksanakan.
Outcome : untuk menilai dampak layanan
yang diberikan terhadap pengguna layanan.
3
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan
seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
Operasional
tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol- based handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat pelayanan kesehatan sebagai
upaya untuk mencegah penularan mikroba melalui
tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri
dari:
4
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
(pembilang)
dilakukan dengan benar.
6
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Formula
10
identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir,
nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat)
dan atau verbal (lisan).
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang
(pembilang)
melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(penyebut)
periode observasi.
Target 100%
Pencapaian
11
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Run chart
12
5. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Sensitif Obat (SO)
Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.
14
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang)
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(penyebut)
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang menjalani pengobatan di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.
Kriteria Eksklusi:
15
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
6. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar
Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC
Sesuai Standar
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Kesehatan Ibu.
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
i. Tata laksana
Satuan Persentase
Pengukuran
18
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Eksklusi:
2. e-Kohort
7. Kepuasan Pasien
a. Persyaratan.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target ≥ 76.61
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien
21
Judul Kecepatan respon terhadap komplain pasien KKK (Komplain kategori
Indikator kuning)
Dasar UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
pemikiran UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
Permenpan RB Nomor 14 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
secara Nasional
Dimensi Mutu Efektivitas Kriteria Eksklusi:
Tujuan Respon terhadap komplain pasien segera ditangani dan
diselesaikanPasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
Definisi Kecepatan respon terhadap
dan/atau komplain
tidak adalahyang
ada keluarga kecepatan puskesmas
mendampingi.
Operasional dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui media
Formulamassa yang Total nilai diidentifikasi
sudah persepsi seluruh responden
tingkat risiko dan dampak risiko
dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah),
x 25 rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan
tinggi (kuning),
tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
Total unsur yang terisi dari seluruh responden
kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah:
Metodecenderung Survei
berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam
Pengumpulan sistem/ kelangsungan organisasi, potensi kerugian
Data material dll;
Warna Kuning:
Sumbercenderung
Data berhubungan
Hasil survei dengan pemberitaan media, potensi
kerugian in material, dll;
Instrumen
Warna Hijau:Kuisioner (terlampir)
Pengambilan
tidak Data
menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial;
Besar Sampel Sesuai
Kriteria Penilaian : tabel Sampel Krejcie dan Morgan
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah,
Cara Stratified Random Sampling
kuning, hijau;
Pengambilan
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yan
Sampel dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar;
Periode3. MembuatSemesteran
persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti
terhadap seluruh komplain disetiap kategori.
Pengumpulan
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan
Data ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam hari kerja;
b. Komplain
Penyajian Data Tabelkategori kuning (KKK) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 3 hari kerja;
Run
c. Komplain chart hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti
kategori
maksimal 7 hari kerja.
Jenis PeriodeProses
Analisis Semesteran, Tahunan
Indikator dan Pelaporan
Data
Numerator Jumlah seluruh kasus KKK dalam satu bulan
(pembilang)Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Denominator Jawab Jumlah waktu dalam menanggapi KKK ( 3 hari)
(penyebut)
Target > 75%
Pencapaian
Kriteria: - Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Inklusi
25
(penyebut)
Target ≥ 80%
Pencapaian
Kriteria: Semua resep yang dilayani di RS
- Inklusi - Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan
oleh pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik
- Eksklusi dan mendapatkan persetujuan dari Direktur.
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat
nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula
26
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan
petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO
yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
pasien, sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah
kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan
lingkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik melakukan
kebersihan tangan.
Lima indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan
perawatan pasien
2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju
atau pakaian
3. Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan daerah tindakan
invasif
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena
pusat/ vena perifer), kateter arteri
5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces,
produksi drain, dll
6. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien
Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai WHO
1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan
sebaliknya
Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di
ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service).
Jenis Proses
Indikator
Numerator Total kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Peluang kebersihan tangan
(penyebut)
Target ≥ 75%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua peluang kebersihan tangan
- Eksklusi
Formula
Sumber data Catatan data dan pengamatan kebersihan tangan di semua unit
pelayanan pasien
Frekuensi Bulanan
27
pengumpulan
data
Periode Triwulan
analisis
Cara Concurrent dengan observasi langsung
Pengumpulan
Data
Sampel Sampling dihitung dan dipilih sesuai dengan kaidah sampling yang
Benar
Rencana Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu
Analisis Data ke waktu.
Diagram batang digunakan untuk menampilkan data
pembanding masing-masing indikasi (5 indikasi), unit layanan,
dan jenis ketenagaan
Instrumen formulir monitoring kebersihan tangan (hand hygiene)
Pengambilan
Data
Penanggung Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pusskems
Jawab
28
Numerator Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien
(pembilang) jatuh
Denominator Jumlah kasus yang berisiko jatuh
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua kasus berisiko jatuh
- Eksklusi
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi
seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah
melewati fase akut, dan pasien menolak edukasi.
Formula
29
30
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
Perilaku Pelaksana
Sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
Sarana dan prasarana
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,
proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak
bergerak (gedung).
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan
tindak lanjut.
Pengambilan kuesioner dilaksanakan secara swakelola setiap
tiga bulan sekali (triwulan);
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan
metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik.
Jenis Outcome
Indikator
Numerator Hasil Penilaian IKM
(pembilang) Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei (dalam prosen)
Denominator Skala Maksimal Penilaian IKM
(penyebut) Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Target Angka kepuasan Pasien dan keluarga ≥ 80%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Eksklusi -
Formula
31
Analisis Data Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu
ke waktu;
Diagram batang digunakan untuk membandingkan nilai antar
unit yang disurvei.
Instrumen Kuesioner Survei
Pengambilan
Data
Penanggung Kepala Bagian Pre-Humsar
Jawab
32
Jenis Outcome
Indikator
Numerator Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan
(pembilang) Ditindaklanjuti
Denominator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
(penyebut)
Target > 75%
Pencapaian
Kriteria: - Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Inklusi a. Pengaduan yang tidak mencantumkan identitas minimal (nama
- dan atau alamat lengkap dan atau nomor HP);
Eksklusi b. Pengaduan yang isinya tidak jelas serta tidak mencantumkan
nomor HP;
c. Pengaduan yang isinya tidak jelas, mencantumkan nomor HP
namun tidak dapat dihubungi/ tidak memberikan jawaban
klarifikasi dalam jangka waktu 1x24 jam hari kerja;
Formula Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan
Ditindaklanjuti
Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Cara Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan
Pengumpulan media massa
Data
Sampel Total komplain yang masuk berdasarkan penetapan grading
Rencana Diagram batang digunakan untuk menampilkan data dari waktu
Analisis Data ke waktu.
Instrumen 1. Data pengaduan melalui :
Pengambilan SMS Gateway/ Whatsapp;
Data Kotak saran;
Aplikasi LAPOR;
Website RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang;
Email RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang;
Media Massa;
2. Laporan komplain.
Penanggung Kepala Bagian Pre-Humsar
Jawab
34
Indikator
Numerator Ruangan yang melakukan penandaan Obat High Alert dengan tepat
(pembilang) sesuai panduan pelayanan Obat High Alert
Denominator Seluruh ruangan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: - Obat-obat yang masuk dalam daftar obat high alert
Inklusi - -
Eksklusi
Formula N/D x 100%
Sumber data Form berita acara supervise
Frekuensi Setiap Bulan
pengumpulan
data
Periode Setiap Bulan
analisis
Cara Form berita acara supervise
Pengumpulan
Data
Sampel Total Populasi
Rencana 1.PDSA
Analisis Data
Instrumen 1. Form berita acara supervisi
Pengambilan 2. Daftar obat high alert
Data
Penanggung Kepala Instalasi Farmasi
Jawab
36
pengumpulan
data
Periode Setiap tiga bulan
analisis
37
Analisis Data
Instrumen 1. formulir sensus harian
Pengambilan 2. formulir rekapitulasi bulanan
Data
Penanggung PKPRS, Kepala Instalasi Rawat Inap, Kepala Insalasi Peristi dan
Jawab Persalinan Komperhensif ,Kepala Insalatasi Anestesiologi dan
Terapi Intensif, Kepala Instalasi Pelayanan Khusus (Ruang Gajah
Mada dan Ruang Hasanudin),Kepala Instalasi Hemodialisa, Kepala
Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Gawat Darurat
Pertama, Kepatuhan Kebersihan Tangan, kedua, Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
dan ketiga Kepatuhan Identifikasi Pasien. Ketiga hal tadi adalah tiga dari enam Indikator Nasional
Mutu (INM) Pelayanan Kesehatan yang akan dinilai di Puskesmas. Uniknya ketiganya menyoroti
aspek yang sama, yaitu kepatuhan atau compliance. Ya, kepatuhan terhadap pedoman dan/atau
38
standar menjadi aspek yang dituntut secara mutlak dalam pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 1438/Menkes/PER/IX/2020 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
dinyatakan bahwa kepatuhan terhadap Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya
terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi tidak menjamin keberhasilan upaya atau kesembuhan
pasien (klik SOP, Bukan untuk Dimakan, tapi untuk Dilaksanakan). Bayangkan jika tidak patuh, apa
dampaknya?
Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan bertujuan untuk mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan dalam kebersihan tangan sesuai ketentuan WHO (enam langkah pada lima momen)
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhannya agar dapat menjamin
keselamatan pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Sementara itu, indikator Kepatuhan Penggunaan APD bertujuan untuk mengukur kepatuhan pemberi
layanan kesehatan dalam menggunakan APD guna menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi (klik Kok Begitu Cara Pakai Maskernya?, APD Bukan Satu-
Satunya!). Sedangkan, indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam melaksanakan identifikasi pasien pada proses
pelayanan. Indikator pertama dan kedua bisa dikaitkan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(klik Dengan PPI, Sayonara HAIs, Unicef dan Komite PPI RS Peduli PPI Puskesmas). Sedangkan, indikator ketiga
dan juga indikator kedua bisa dikaitkan dengan Keselamatan Pasien (klik Kadinkes Fakfak Kisahkan Josie
King’s Story. Salut!). Adapun target dari masing-masing indikator di atas secara berturut-turut adalah
(1) 85%, (2) 100% dan (3) 100%.
39
INM ini adalah sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan (klik Layanan Puskesmas Bermutu By Default). Penetapan INM ini
dimaksudkan (1) untuk menilai apakah upaya yang dilakukan dapat meningkatkan mutu layanan
secara berkesinambungan, (2) untuk memberikan umpan balik, (3) sebagai transparansi publik dan
(4) sebagai pembanding (benchmark) dalam mengidentifikasi best practice sebagai pembelajaran.
Dalam era Adaptasi Kebiasaan Baru, kepatuhan terhadap ketiga hal di atas akan berdampak pada
keselamatan petugas kesehatan dan keselamatan pasien, sehingga juga akan berpengaruh pada
keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 (klik Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Nakes: Cito!).
Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan di atas, dokter dan dokter gigi serta
tenaga kesehatan lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan harus mematuhi PNPK dan SPO sesuai
dengan keputusan klinis yang diambilnya. Hendaknya aspek ini kita pastikan terlaksana dengan
optimal demi peningkatan mutu layanan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Sudahkah kita patuh? Jika sudah, mari kita tingkatkan kadar kepatuhan kita. Jika belum, mari kita
berkomitmen untuk patuh secara konsisten.
40
41