Feminisme muslim merupakan salah satu gerakan feminisme dengan dasar hukum –
hukum Islam dalam melakukan gerakannya. Gerakan feminisme ini dilakukan dengan
membela hak – hak perempuan terutama perempuan yang tumbuh di masyarakat yang
mayoritas beragama Islam atau di masyarakat yang menerapkan hukum – hukum Islam
sebagai landasannya.
Latar Belakang
Feminisme muslim lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam sebagai salah
satu agama yang penganutnya merupakan mayoritas di dunia. Banyak negara – negara di
dunia yang menerapkan hukum – hukum Islam sebagai landasannya. Tidak hanya negara saja
yang menerapkan hukum – hukum Islam, namun banyak budaya – budaya yang berkembang
di dunia yang berlandaskan hukum – hukum Islam.
Negara – negara atau budaya – budaya yang menerapkan hukum Islam sebagai
landasannya cenderung bersifat patriarki. Sifat patriarki ini menempatkan laki – laki sebagai
pemimpin sebagaimana yang telah ditafsirkan di dalam Al Quran (kitab suci) dan Hadist
(anjuran Rasul). Landasan – landasan hukum Islam yang digunakan bedasarkan penafsiran
yang dilakukan oleh laki - laki. Hal ini membuat posisi perempuan termarjinalkan.
Negara – negara yang menerapkan hukum – hukum Islam, seperti negara – negara
Arab, menempatkan perempuan pada posis yang termarjinalkan. Segala peraturan dibuat dan
banyak yang lebih menguntungkan posisi laki – laki. Laki – laki memegang kendali atas
ranah publik. Bahkan laki – laki memegang kendali atas perempuan. Perempuan menjadi
terbatas ruang geraknya karena kendalinya dipegang oleh laki – laki.
Kondisi perempuan yang termarjinalkan akibat adanya hukum – hukum Islam yang
berlaku sesuai dengan penafsiran laki – laki, membuat gerakan feminisme muslim muncul.
Gerakan ini cenderung membela hak – hak kaum perempuan dengan hukum – hukum Islam
sebagai landasannya.
Perjuangan
Terdapat dua aliran dalam gerakan ini. Pertama adalah feminisme Islam. Feminisme
Islam cenderung berjuang dalam ranah struktural. Feminisme Islam berjuang dalam ranah
negara atau hukum – hukum negara. Femnisme Islam memperjuangkan kamum perempuan
dengan menerapkan huum – hukum Islam yang lebih ramah dan menguntungkan bagi
perempuan. Hukum – hukum syariah yang diterapkan berusaha untuk lebih adil bagi
perempuan dan digunakan sebagai alat untuk melindungi perempuan.
Aliran kedua adalah feminisme muslim. Feminisme muslim berjuang lebih dalam
ranah kultural. Femnisme muslim berjuang dengan cara merubah kehidupan kaum
perempuan agar lebih berharga dan menyetarakan posisinya dengan laki – laki. Gerakan ini
mengkampanyekan agar perempuan senantiasa bertindak agar posisi perempuan lebih
dihargai.
Referensi