Anda di halaman 1dari 2

IDENTITAS ARTIKEL

Nama penulis : Asmendri, Milya Sari

Jurnal : NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018

Judul : Analisis Teori-Teori Belajar pada Pengembangan Model Blended


Learning dengan facebook (MBL-FB)

LATAR BELAKANG

Model adalah bentuk atau contoh yang tersusun secara sistematis. Pembelajaran adalah
pengaturan lingkungan yang terdapat proses interaksi untuk memperoleh sesuatu.
Model pembelajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar (Eggen dan Kauchak,
2012) dan mengandung unsur-unsur instruksional seperti film, buku, program,
kurikulum (Joyce & Weil,1992). Model pembelajaran juga mengajarkan bagaimana cara
belajar (Trianto, 2009). Model pembelajaran merupakan desain spesifik yang dirancang
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah menganalisis teori-teori belajar yang mendukung


pengembangan model blended learning dengan facebook (MBL-fb).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian dapat


diketahui bahwa teori-teori belajar yang mendukung pengembangan model blended
learning adalah teori belajar kognitif, konsktruktivisme dan Konektivisme.

HASIL PENELITIAN

Fry, Ketteridge & Marshall (2009) mengemukakan bahwa sekarang pembelajaran


cenderung berlangsung jarak jauh atau melalui media elektronik (online) daripada tatap
muka, tetapi desain pembelajaran yang dikembangkan tetap mempertimbangkan teori–
teori belajar yang ada.

1
Bell (2009) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran secara online, teori belajar yang
tepat adalah konektivisme. Konnektivisme adalah tesis bahwa pengetahuan
didistribusikan pada jaringan koneksi, dan karena itu pembelajaran terdiri dari
kemampuan untuk membangun dan melintasi jaringan tersebut.

KESIMPULAN

Teori-teori belajar yang mendukung pengembangan MBL-FB ini dapat dikemukakan


sebagai berikut.

a. Kognitif sosial. MBL-fb menyediakan lingkungan belajar tatap muka dan online,
meningkatkan keaktifan mahasiswa dengan diskusi, mahasiswa membuat penilaian
diri, dam mahasiswa mengatur jadwal diskusi dan belajar sendiri.

b. Pemrosesan informasi. Mahasiswa menyiapkan pengetahuan awal dengan membuat


tugas sesuai topik yang akan dibahas, mahasiswa mempresentasikan tugas di depan
kelas dan saling memberikan penjelasan dan tanggapan pada diskusi tatap muka dan
online di facebook.

c. Konstruktivism personal. Meningkatkan keaktifan mahasiswa (menjelaskan,


mengaggapi, menjawab) melalui kegiatan diskusi tatap muka dan online.

d. Konstrutivis sosial. Mahasiswa belajar dalam kelompok 4-5 orang. Setiap kelompok
membahas masalah yang berbeda dan saling memberikan penjelasan dan tanggapan.
Dosen sebagai motivator dan fasilitator dalam diskusi tatap muka dan online.

e. Konektivis. Pendidik menggunakan media sosial facebook dalam pembelajaran untuk


mendorong peserta didik terlibat aktif dalam forum diskusi untuk menghubungkan
ide-ide mereka. Pendidik mendorong peserta didik menggunakan berbagai sumber
belajar online sebagai sumber daya ilmiah yang kritis dan selektif.

Anda mungkin juga menyukai