Anda di halaman 1dari 3

Konsep Keindahan Seni Rupa Di Indonesia

1. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Karya Raden Saleh

Raden Saleh merupakan salah satu pelukis dari Indonesia yang memiliki beberapa karya tersohor
dan dikenal tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga mancanegara. Namun, tidak dapat
dimungkiri karyanya yang paling terkenal adalah lukisan berjudul “Penangkapan Pangeran
Diponegoro”.

Sesuai dengan namanya, lukisan ini menggambarkan kisah Pangeran Diponegoro yang ditangkap
oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock. Terlihat pada lukisan ini bahwa Raden Saleh
amat membela sosok Pangeran Diponegoro dan mengecam kelicikan Belanda dalam proses
penangkapannya.

Lukisan “Penculikan Pangeran Diponegoro” disimpan di Istana Kepresidenan setelah direstorasi


pada tahun 2013 lalu karena keadaannya yang memburuk. Lukisan ini dianggap sebagai salah
satu lukisan terbaik buah tangan pelukis dari Indonesia.

2. Pahatan, Monumen Garuda Wisnu Kencana Karya I Nyoman Nuarta

Monumen Garuda Wisnu Kencana dapat dikatakan merupakan monumen atau patung yang amat
dibanggakan masyarakat Pulau Bali. Adalah sosok I Nyoman Nuarta, yang memahat monumen
berbentuk Dewa Wisnu yang menunggangi Burung Garuda ini.

Terbuat dari campuran baja dan tembaga, Monumen Garuda Wisnu Kencana ini menceritakan
sosok pengorbanan sang Burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan.
Akhirnya, sang ibu berhasil diselamatkan oleh Dewa Wisnu. Kisah ini bisa ditemukan di cerita
Garuda dan Kerajaannya.

Para turis yang mengunjungi Pulau Bali bisa melihat monumen yang terletak di Jimbaran ini dari
berbagai lokasi di pulau tersebut. Monumen Garuda Wisnu Kencana dapat terlihat sampai
dengan 20 kilometer jauhnya dan terlihat di beberapa wilayah seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua dan
Tanah Lot.
3. Puisi, Aku Karya Chairil Anwar
Nama Chairil Anwar sudah melegenda bahkan pada telinga orang-orang yang tidak begitu
memahami dunia sastra. Penyair ini sudah menciptakan berbagai macam karya tulisan seperti
novel dan puisi. Salah satu puisi Chairil Anwar yang paling terkenal berjudul “Aku”.

Puisi ini diinterpretasikan banyak orang sebagai puisi yang paling menggambarkan sosok Chairil
Anwar. Penyair ini menggambarkan dirinya sebagai sosok yang penuh kepercayaan diri,
individualistis dan penuh semangat. Ciri-ciri ini juga bisa ditemukan pada puisi Chairil Anwar
lainnya.

Dan karena puisi “Aku” ini, sosok Chairil Anwar banyak dikenal oleh kerabat dan kalangan
masyarakat sebagai sosok “binatang jalang”, mengacu kepada bait puisi “Aku” yang bertuliskan
“aku ini binatang jalang”. Puisi ini banyak diperbincangkan orang-orang ketika membahas
Chairil Anwar.

Puisi

4. Pahatan, Monumen Selamat Datang Karya Edhi Sunarso

Grameds yang pernah berkunjung ke Bundaran Hotel Indonesia atau lebih sering disebut dengan
Bundaran HI di Jakarta ini pasti pernah melihat monumen di atas langit yang terletak di tengah
kolam bundaran tersebut. Monumen tersebut adalah Monumen Selamat Datang karya pemahat
legendaris Indonesia, Edhi Sunarso.

Monumen ini dapat dikatakan sebagai salah satu karya paling ambisius yang pernah Edhi
Sunarso buat. Monumen Selamat Datang dibuat dengan tujuan menyambut orang-orang yang
datang dan berkunjung dari Monumen Nasional (Monas). Jika diperhatikan, 2 sosok yang
melambaikan tangan ini memang menghadap ke Monas.

Cerita Monumen Selamat Datang tidak berhenti sampai di situ. Edhi Sunarso diminta langsung
oleh Presiden Soekarno untuk membuat patung yang bertujuan “menyapa” orang-orang dari
Monas sekaligus untuk menyemarakkan Asian Games 1962 yang diadakan di Jakarta.
5.Lukisan, Gatotkaca dengan Pergiwa dan Pergiwati Karya Basuki Abdullah

Selain Raden Saleh, masih banyak lagi pelukis Indonesia yang mempunyai karya-karya lukisan
luar biasa dengan beragam kisah di baliknya. Salah satu dari lukisan ini adalah lukisan dengan
judul “Gatotkaca dengan Pergiwa dan Pergiwati” karya Basuki Abdullah.

Lukisan ini adalah lukisan yang secara spesifik dipesan langsung oleh Presiden Soekarno.
Mulanya, Soekarno meminta Basuki Abdullah untuk menggambarkan tokoh pewayangan
bernama Bima. Namun, setelah mengetahui keengganan Basuki Abdullah untuk melukis Bima,
Presiden Soekarno menyarankan sang pelukis untuk mengilustrasikan tokoh pewayangan lain,
Gatotkaca.

Ide tersebut melahirkan lukisan yang mengilustrasikan sosok Gatotkaca yang terbang dan
muncul dari balik awan serta sepasang perempuan kembar bernama Pergiwa dan Pergiwati.
Lukisan Gatotkaca dengan Pergiwa dan Pergiwati saat ini terpajang di Ruang Resepsi Istana
Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai