Anda di halaman 1dari 5

Tugas Besar 1

FARMAKOGNOSI 1
TANAMAN DAUN SAGA
Abrus Precatorius Linn

Nama : Alvika Dea Sidiki


NIM : 2120192035

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2021
1. Daun Saga (Abrus Precatorius Linn)

2. Taksonomi Tanaman

Divisi = Spermatophyta

Sub Divisi = Angiosperrnae

Kelas = Dicotyledonae

Bangsa = Resales

Suku = Leguminosae

Marga = Abrus

Jenis = Abrus Precatorius Linn

(Hutapea, J. R.1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia)

3. Morfologi Tanaman

Tanaman saga berupa tanaman perdu memanjat dan membelit pada akar atau tanaman

lain. Pokok batangnya kecil, berkayu, tinggi mencapai 2-5 m. Daunnya merupakan daun
majemuk menyirip yang tumbuh berseling, panjang 4-11 cm. Anak daun 17-18 pasang,

bertangkai pendek, bentuknya jorong melebar atau bundar telur, panjang 5-20 mm, lebar

3-8 mm, ujung dan pangkalnya tumpul agak membundar, warnanya hijau sampai hijau

pucat, permukaan atas licin, permukaan bawah berambut tipis, tulang daun menonjol

dipermukaan bawah. Bunga kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya

ungu muda, tumbuh berkumpul dalam tanaman yang keluar dari ketiak daun. Buahnya

polong berwarna hijau kuning, berbentuk pipih persegi empat memanjang, panjang 2-5

cm, lebar 1,2-1,4 cm, bila masak menjadi kering berwarna hitam dan pecah sendiri.

Polong berisi 3-6 butir biji dengan bentuk bulat lonjong, panjang 5-6 mm keras,

warnanya merah mengkilap, bercak hitam di sekitar hilum yang berwarna putih. Bijinya

sering disebut kacang patern oster biasanya dibuat manik-manik, kalung dan hiasan lain

karena bentuknya yang menarik ( Wijayakusuma dan dalimarta, 1998).

4. Khasiat Tanaman

Daun saga mempunyai khasiat untuk mengobati sariawan obat batuk dan anti radang

tenggorokan ( Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Sedangkan menurut Wijayakusuma

dan Dalimarta (1996), akar, batang dan daun dari daun saga ini bersifat manis dan netral

berguna untuk menurunkan panas, anti radang, serta melancarkan pengeluaran nanah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2006) menyebutkan bahwa ekstrak

etanol daun saga mempunyai kandungan kimia, yaitu flavonoid dan saponin yang

aktivitas antibakterinya lebih baik dari pada bakteri gram positif (S.aureus) dari pada

gram negative (E. coli). Berdasarkan Anonim (1993) yang menyebutkan bahwa setiap

jaringan atau alat tubuh dapat diinfeksi oleh bakteri S.aureus dan menyebabkan

timbulnya penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan dan pembentukan abses.
Sedangkan sariawan merupakan salah satu bentuk peradangan yang terjadi didalam

mulut, sehingga saga dapat menjadi alternative pada pengobatan sariawan. Ekstrak etanol

tumbuhan saga terbukti memliki khasiat antibakteri dan anti fungsi (Shourie dkk.2013).
DAFTAR PUSTAKA

Hutapea, J. R., (1994). Inventaris tanaman obat Indonesia III, Badan Penelitian dan

Penggembangan Kesehatan, Jakarta.

Syamsuhidayat dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 305-306,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Wahyuningsih I., 2006, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Saga Terhadap

Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli Serta Profil KLT, skripsi,

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Wijayakusuma, H, Setawan Dalimarta, Wirian. 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di

Indonesia. Jilid 4. Jakarta : Pustaka Kartini.

Anda mungkin juga menyukai