Anda di halaman 1dari 40

Laporan Penelitian Desain

PERUBAHAN FUNGSI KAIN TAPIS DI ERA MODERNISASI

19104 / Penelitian Desain (DKV-S1)

Semester I (2022 – 2023)

oleh:

Estu Agung Galih Prayogi

NIM. 51919178

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul "PERUBAHAN FUNGSI KAIN TAPIS DI ERA MODERNISASI" tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil
sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis
tujukan kepada:

1. Ibu Dr. Yully Ambarsih Ekawardhani,S.Sn.,M.Sn. selaku Dosen yang


telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

2. Bapak Adityo B Hardoyo, S.Ds., M.Ds. selaku Dosen yang telah mendidik
dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

3. Bapak Aan Ibrahim selaku budayawan dan desainer busana Lampung.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan laporan penelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan laporan
penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan penelitian ini berguna
bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bandung, 7 Februari 2023

Penulis

Estu Agung Galih Prayogi

NIM. 51919178

i
ABSTRAK

PERUBAHAN FUNGSI KAIN TAPIS DI ERA MODERNISASI

Oleh :

Estu Agung Galih Prayogi

NIM. 51919178

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengamati
perkembangan dan perubahan kerajinan kain tapis Lampung khususnya pada
fungsi dan makna simboliknya dalam konteks sosial budaya di era modern. Serta
mengetahui faktor pendorong dan dampak perubahan kain tapis Lampung seiring
dengan perubahan zaman. Berkaitan dengan perubahan fungsi dan makna
simbolik kain tapis Lampung sebagai produk budaya, penelitian ini bersifat
menggunakan metode studi literatur dan wawancara. Perubahan yang disebabkan
oleh faktor eksternal biasanya diakibatkan oleh komunikasi dan interaksi sosial
dan budaya dengan budaya lain. Produk kerajinan kain tapis Lampung mengalami
perkembangan dan perubahan dalam perjalanannya, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Secara umum, transformasi kain tapis ditandai dengan perubahan
fungsinya dari pakaian upacara adat dan keagamaan menjadi pakaian yang dilihat
dari segi estetisnya saja. Motif-motif yang diaplikasikan pada kain tapis Lampung
pada awalnya mengandung makna simbolis-filosofis yang dalam, namun makna
tersebut kini dikesampingkan dan diapresiasi hanya dari sisi estetisnya. Perubahan
merupakan fenomena yang wajar dalam kehidupan manusia. pudarnya fungsi dan
makna simbolik dibaliknya akan berdampak pada aspek sosial budaya bagi
masyarakat Lampung.

Kata Kunci : KainTapis, Fungsi dan Makna, Modern

ii
ABSTRACT

CHANGES IN THE FUNCTION OF TAPIS FABRIC IN THE ERA OF


MODERNIZATION

By :

Estu Agung Galih Prayogi

NIM. 51919178

Study Programme Visual Communication Design

The main purpose of this study is to study and observe the development and
changes of Lampung tapis cloth crafts, especially on their function and symbolic
meaning in the socio-cultural context in the modern era. As well as knowing the
driving factors and impacts of changes in Lampung tapis cloth along with the
changing times. Related to changes in the function and symbolic meaning of
Lampung tapis cloth as a cultural product, this research is based on literature
study and interview methods. Changes caused by external factors usually result
from social and cultural communication and interaction with other cultures.
Lampung tapis fabric handicraft products have experienced developments and
changes in their journey, both in quantity and quality. In general, the
transformation of tapis cloth is characterized by a change in its function from
traditional and religious ceremonial clothing to clothing that is viewed in terms of
aesthetics alone. The motifs applied to the Lampung tapis cloth originally
contained deep symbolic-philosophical meanings, but these meanings are now set
aside and appreciated only from the aesthetic side. Change is a natural
phenomenon in human life. the fading of the function and the symbolic meaning
behind it will have an impact on the socio-cultural aspects for the people of
Lampung.

Keywords : CainTapis, Function and Meaning, Modern

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I.1. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

I.2. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2

I.3. Rumusan masalah ......................................................................................... 2

I.4. Pembatasan masalah ..................................................................................... 2

I.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................... 3

I.5.1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

I.5.2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

I.6. Metode Penelitian ......................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 4

II.1. Kain Tapis .................................................................................................... 4

II.2. Era Moderenisasi ......................................................................................... 5

II.3. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 7

II.4. Data Objek ................................................................................................. 15

BAB III ANALISIS .............................................................................................. 21

III.1. Analisis Kain Tapis .................................................................................. 21

III.2. Resume ..................................................................................................... 22

iv
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 24

IV.1. Kesimpulan .............................................................................................. 24

IV.2. Saran ......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA PENELITIAN DESAIN ................ 27

LAMPIRAN .......................................................................................................... 28

RIWAYAT PENELITI ......................................................................................... 32

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Motif Lereng-Lereng ……………………………………………....15


Gambar II.2 Motif Gunung ……………………………………………………...16
Gambar II.3 Motif Bukit……………………………………………………........16
Gambar II.4 Motif Ayat-Ayat Alquran…………………………………………..17
Gambar II.5 Kain Tapis Raja Medal……………………………………………..17
Gambar II.6 Kain Tapis Tuho……………………………………………………18
Gambar II.7 Kain Tapis Laut Silung……………………………………………..18
Gambar II.8 Kain Tapis Laut Linau……………………………………………...19
Gambar II.9 Kain Tapis Balak…………………………………………………...19
Gambar II.10 Kain Tapis Bintang Perak…………………………………………20
Gambar III.1 Kain Tapis…………………………………………………………21

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A…………………………………………………………………...28

LAMPIRAN B…………………………………………………………………...29

vii
BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan dengan ragam corak,


bentuk, dan ciri khas budaya daerah dengan potensi yang beragam untuk
pengembangan nilai-nilai budaya. Sebagai salah satu daerah paling Selatan
Sumatera, Lampung memiliki warisan budaya yang menghasilkan barang-barang
bernilai tinggi. Barang-barang tersebut merupakan hasil kreasi dari masa lalu yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Namun, peninggalan
budaya tersebut mulai hilang di masyarakat akibat pengaruh budaya modern yang
kini berkembang.

Salah satu warisan budaya Lampung yang harus dilestarikan adalah tapis. Pada
umumnya tapis merupakan kain tradisional khas dari masyarakat Lampung. Tapis
dikenal sebagai kain tenun yang berbentuk seperti kain sarung (senjang) yang
dipakai oleh wanita Lampung dari pinggang ke bawah. Kain ini merupakan hasil
tenun benang kapas dengan motif benang emas dan benang perak.

Ada berbagai macam jenis motif tapis, biasanya terinspirasi dari flora dan fauna,
seperti rebung, ketupat, bunga, dan gajah. Namun, tidak hanya dari alam sekitar,
motif tapis juga muncul dari pengaruh adanya akulturasi budaya dari bangsa lain,
seperti pada motif kaligrafi Arab yang merupakan pengaruh dari akulturasi
budaya Lampung dengan ajaran Islam yang dibawa dan disebarkan oleh orang-
orang Arab. Selain Arab, motif tapis juga dipengaruhi oleh kebudayaan Tionghoa.
Hal ini dapat kita temui dari kain tapis motif kapal naga.

Kapal naga adalah bagian dari budaya Tionghoa. Keberadaan Tapis Lampung
bertema kapal naga menunjukkan bahwa masyarakat Lampung sudah lama
berbaur dan berinteraksi dengan budaya Tionghoa. Menurut catatan sejarah Cina
kuno, interaksi antara budaya Tionghoa dengan masyarakat Lampung sudah ada
sejak abad ke-4 Masehi. Saat itu seorang peziarah asal Cina menuliskan bahwa dia
telah melakukan perjalanan ke sebuah kerajaan yang bernama To Lang Po Hwang
(Tulang Bawang) yang letaknya di daerah Carqse (Pulau Emas Sumatera). Catatan

1
sejarah tersebut menunjukkan bahwa interaksi dua budaya, Tionghoa dan
Lampung, telah terjalin selama ratusan tahun.

Namun saat ini budaya tersebut mulai memudar akibat adanya pengaruh
perkembangan teknologi yang membuat budaya Indonesia dilupakan oleh
generasi muda saat ini. Kehadiran teknologi juga dengan cepat mengubah generasi
muda, misalnya dalam masyarakat yang harus saling berinteraksi dan saling
membutuhkan. Generasi muda zaman sekarang lebih tertarik dengan budaya asing
dibandingkan dengan budaya Indonesia atau buadaya daerahnya sendiri yang
sudah melekat sejak lahir.

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan beberapa


masalah, antara lain :

1. Beralihnya fungsi kain tapis di era modernisasi


2. Pengaruh era modern terhadap lingkungan sosial budaya

I.3. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa pengaruh yang menyebabkan peralihan fungsi kain tapis


2. Bagaimana pengaruh era modern terhadap lingkungan sosial budaya

I.4. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah melalui beberapa uraian di atas, maka dalam hal
ini permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan
untuk memfokuskan perhatian pada penelitian agar diperoleh kesimpulan yang
benar dan mendalam pada aspek yang diteliti. Cakupan masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada pengaruh pengaruh modernisasi terhadap kain tapis.

2
I.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

I.5.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab adanya
peralihan fungsi kain tapis di era modernisasi dan pengaruhnya terhadap
lingkungan sosial budaya.

I.5.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi mengapa peralihan
fungsi kain tapis di era modern

Hasil penelitian diharapkan bis menjadi rujukan untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan dan menjadi bahan informasi adanya perubahan fungsi dan makna
yang terjadi pada kain tapis, serta dapat menjadi acuan dasar bagi peneliti
selanjutnya

I.6. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunkan metode kualitatif. Metode penelitian


kualitatif adalah metode atau cara penelitian yang menekankan pada analisis atau
deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data objek dan wawancara
dengan narasumber.

3
BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Kain Tapis

Menurut Lestari dkk (dalam Isbandiyah, Supriyanto, 2019) “Tapis adalah sejenis
kain sarung yang digunakan oleh masyarakat Lampung terutama oleh para gadis
dan wanita suku Lampung. Kain ini memiliki ragam hias dari setiap jenisnya.
Ragam hias pada kain Tapis dibuat dengan cara menenun dan menggunakan
benang emas atau perak.” Kain Tapis berbentuk sarung yang dikenakan oleh
wanita suku Lampung, terbuat dari benang sutra, biasanya bermotif dasar garis
horizontal, dihiasi dengan benang emas, benang perak, atau sutera dengan
menggunakan teknik sulam cucuk. Motif utama yang terdapat pada kain Tapis
antara lain geometri, flora, fauna, manusia dan lain-lain. Terkadang kain Tapis
dihias dengan bahan lain seperti kaca, koin, dll.

Secara sosiologis, kain Tapis Lampung menggambarkan status sosial pemiliknya


dalam masyarakat. Misalnya, motif yang digunakan dalam proses pernikahan
adat dan upacara adat untuk pembagian gelar adat, begitu pula golongan keluarga
pemimpin adat atau pemimpin suku dalam upacara adat, sehingga
penggunaan kain tapis memiliki tingkatan sesuai perannya dalam masyarakat.
Kain Tapis dengan motif Tapis Agheng, Tapis Kaca dan Cucuk Pinggir dikenakan
oleh wanita atau istri tua. Semua motif sudah memiliki derajat penggunaan,
jadi jika salah menggunakannya akan dikenakan hukuman adat. “seperti pada
aspek fungsinya kain tapis berubah dari benda sacral yang terkait erat dengan adat
dan kepercayaan masyarakat Lampung berubah menjadi benda profane dan
sekuler yang berfungsi untuk komoditi pasar (Isbandiyah & Supriyanto, 2019).

Menurut Van Der Hoop (dalam Ani Nursiani, 2020)., “seorang penulis dan ahli
sejarah dari kerajaan Belanda, orang Lampung telah menenun kain brokat yang
disebut juga kain nampan dan kain tatibin sejak abad ke-2 Masehi, Kain Nampan
sebagai kain adat yang memiliki makna simbolis yang tersirat di dalamnya,
kemudian dilihat dari letak geografis dan sejarahnya, masyarakat Suku Saibatin
banyak bersinggungan dengan budaya asing, budaya tersebut menambah dan
memperkaya budaya lokal yang mempengaruhi terbentuknya Kain Nampan, sisi

4
lain yang unik dari Kain Nampan ialah antara motif satu dengan yang lain terlihat
berbeda dan tidak ada yang sama.”

Setelah melalui proses yang panjang, lahirlah kain tapis dan berkembang hingga
seperti sekarang ini. Kain tapis juga berkembang dari waktu ke waktu dalam hal
proses pembuatan, motif, dan metode penerapan motif pada kain tapis. Islam yang
kemudian datang sesudah abad 15 juga memperkaya unsur-unsur ragam hias tapis
Lampung (Oyos Saroso H.N., 2014). Pengaruhnya telah memperkaya corak,
keragaman dan gaya kain tapis itu sendiri, namun tetap mempertahankan unsur-
unsur lama yang sudah ada. Budaya memengaruhi dan menciptakan motif-motif
baru yang unik dan otentik. Masyarakat Lampung yang membuat dan
melestarikan keunikan kain tapis merupakan suku yang beradat pepadun. Kain
tapis terdiri dari berbagai jenis tingkatan dan pemakaian yang berbeda, tergantung
siapa yang memakainya.

II.2. Era Moderenisasi

Modernisasi adalah perubahan dari tradisional ke modern untuk mendapatkan cara


yang praktis dan efisien. Modernisasi terkadang dikaitkan
dengan perkembangan dan peradaban. Menurut Willbert E. Moore, Modernisasi
adalah transformasi total kehidupan bersama yang tradisional dalam arti
teknologi, organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomi dan politik. Sehingga
menandai negara-negara Barat yang stabil (Dwi Latifatul Fajri, 2022).

Era modernisasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap sosial budaya
berikut dampak positif dan negatif era modernisasi

1. Dampak Positif
Adanya modernisasi mengubah pemikiran dan perilaku masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Modernisasi memiliki dampak positif dan negatif
pada berbagai bidang seperti sosial budaya, ekonomi, kesehatan,
transportasi dan politik. Dalam lingkup sosial budaya, kehadiran teknologi
dapat mengubah tingkat pendidikan dan mengembangkan peluang seperti
keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Kemudahan akses pendidikan

5
melalui teknologi juga dapat menghasilkan tenaga pendidik yang lebih
terdidik dan disiplin serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2. Dampak Negatif
Selain dampak positif karena mudahnya akses teknologi, ternyata
modernisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya perubahan
sikap dan perilaku. Adanya kesenjangan sosial karena ada yang bisa
mengikuti modernisasi sementara ada yang sulit maju. Karena perbedaan
ini, beberapa orang tidak dapat menikmati fasilitas, berpenghasilan rendah,
dan sulit menerima penghargaan.

6
II.3. Penelitian Terdahulu

Kegunaan
pada
No Penulis Judul Sumber Hasil Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
1 Ami DEFORMA Jurnal mengangkat tentang Sebagai
Rusiyani. SI MOTIF budaya Lampung yang acuan
KAIN berkaitan dengan dalam
NAMPAN keberadaan kain pengolahan
SEBAGAI Nampan Lampung, data
ELEMEN berkaitan dengan sejarah
INTERIOR peristiwa yang ada di motif kain
masa lampau yang yang
menjadi inspirasi pada terdapat
penciptaan kain Nampan pada kain
dengan perkembangan tapis
kebudayaan dari
masakemasa. Karya seni
yang di hasilkan dalam
sebuah penelaah
terhadap simbol
sekaligus nilai filosofi
yang dihubungkan
dengan kepercayaan
Masyarakat Lampung
dengan motif – motif
yang ada pada karya
yang diciptakan. Karya
ini merupakan hasil dari
ide yang telah di

7
padukan dan sejalur
dengan tema, serta
bentuk ekspresi diri
yang di tuangkan.
Konsep dari penciptaan
karya ini adalah bentuk
visualisasi dari motif –
motif yang terkandung
di dalam kain Nampan,
terdapat filosofi dan
kebudayaan masyarakat
Lampung pada zaman
dulu saat masa kolonial
datang ke daerah
Lampung.
2 Hary, G. MAKNA Jurnal Bagi masyarakat pesisir Sebagai
B. DAN Lampung, Inuh juga acuan
NILAI merepresentasikan dalam
BUDAYA status sosial. Di masa memaknai
TAPIS lampau, Inuh hanya nilai
INUH dipakai oleh kalangan budaya
PADA kerajaan, khususnya Ibu yang
MASYARA Suri. Semakin tinggi terkandung
KAT tingkat kerumitan Inuh, pada kain
PESISIR DI semakin tinggi status tapis di
LAMPUNG sosial si pemakainya. lingkungan
SELATAN Dilihat dari masyarakat
pembuatannya, Inuh
mengandung nilai-nilai
keuletan, kerja dan
penghargaan keras,
kecermatan. dan

8
terhadap kaum wanita.
Bentuk penghargaan ini
terlihat dari bagaimana
Inuh sebagai benda
bernilai seni tinggi serta
diwariskan secara turun-
temurun, hanya boleh
dipakai oleh kaum
wanita.. Pembuatan
Inuh pun dilakukan oleh
kaum wanita. Hal ini
semakin menguatkan,
betapa Inuh pun
menggambarkan
penghargaan yang tinggi
terhadap kaum wanita.
Penilaian cakap atau
tidaknya wanita, bisa
dilihat pula dari
seberapa piawai mereka
dalam membuat Inuh.
Penilaian ini juga
menjadi pertimbangan
bagi kaum pria ketika
proses melamar wanita.
3 M. ANTROPO Jurnal Tapis Kapal Lampung Sebagai
Prasatya, LOGI secara berangsur- angsur acuan
N., Agus, KAJIAN telah mengalami dalam
C., & ETNOGRA perubahan terhadap cara pengkajian
Asep, M. FI VISUAL pandang dan makna data visual
F. PADA filosofi. Pada masa yang ada
KAIN lampau, terdapat dua dalam kain

9
TAPIS masa yang membawa tapis
LAMPUNG perubahan makna kain
Kapal. Masa pertama
adalah masa sebelum
masuknya Islam ke
daerah Lampung, pada
masa ini pengertian
terhadap motif kapal
pada kain Kapal
dianggap sebagai
perjalanan roh manusia
yang baru meninggal
menuju ke alam baka.
Pada masa ini motif-
motif pada kain kapal
cenderung
menggunakan warna-
warna gelap. Latar cerita
yang dihadirkan pada
motif kapal juga
diartikan sebagai tiga
dunia; dunia manusia,
dunia atas (surga), dan
dunia bawah (neraka).
4 Isbandiyah PENDIDIK Jurnal Berdasarkan Sebagai
,& AN pembahasan, maka acuan
Supriyanto KARAKTE dapat disimpulkan dalam
. R bahwa Tapis adalah pengaruh
BERBASIS salah satu jenis psikologis
BUDAYA kebudayaan masyarakat melalui
LOKAL Lampung. Tapis kain tapis
TAPIS merupakan warisan

10
LAMPUNG leluhur nenek moyang
SEBAGAI masyarakat Lampung
UPAYA berupa kain sarung yang
MEMPERK ditenun. Tapis
UAT merupakan simbol dari
IDENTITA kebudayaan masyarakat
S BANGSA Lampung, tidak hanya
sebagai pakaian semata.
Setiap motif yang
dimunculkan dari Kain
Tapis melambangkan
makna yang tersirat
mengenai nilai-nilai
yang berkaitan dengan
falsafah hidup hingga
perekonomian
masyarakat Lampung.
Nilai-nilai yang terdapat
dalam Tapis Lampung
diantaranya nilai sakral,
nilai stratifikasi sosial,
nilai sejarah dan
pemahaman terhadap
alam. Selain nilai. yang
berkaitan dengan
falsafah hidup.
pembuatan Tapis
Lampung juga
mengandung nilai-nilai
karkter, seperti nilai
kreativitas dan
inklusivitas, nilai

11
ekonomis, nilai
kerjasama, dan nilai
ketekunan, ketelitian,
dan kesabaran. Apabila
mengamati lebih
mendalam setiap motif
yang digunakan dalam
kain tapis, maka kita
dapat memahami
penenun atau pengrajin
kain tapis seolah
menggambarkan
bagaimana kehidupan
masyarakat Lampung
dan. seperti apa budaya
yang ada
didalamnya.Kain tapis
adalah budaya material
yang merupakan
identitas sosial
masyarakat Lampung
karena pembedaan kode
sosial berupa motif
dalam kain Tapis
Lampung menunjukkan
perbedaan status sosial.
Selain itu, kain Tapis
Lampung juga
merupakan salah satu
identitas bangsa
Indonesia, karena tapis
Lampung sudah dikenal

12
di masyarakat
internasional.
5 Johani, PENGARU Jurnal Pengaruh budayaterjadi Sebagai
M., H melalui proses acuan
Rinawati., BUDAYA penyesuaian diri warga dalam
R., & MODERN kasepuhan sinar dampak
Japar, J. TERHADA resmidalam memahami yang
P dan menjalankan terjadi
KEBUDAY kaidah-kaidah dan akibat
AAN ASLI nilai-nilai budaya yang budaya
KASEPUH ada. Proses modern
AN SINAR penyesuaian diri warga terhadap
RESMI kasepuhan terhadap budaya
nilai-nilai yang berlaku lokal
adalah melalui tahapan
proses mengetahui,
mengerti, serta
memahami nilai budaya
yang berlaku melalui
proses mendengarkan
petuah dari oranng tua
maupun abah serta
kokolot yang ada di
komunitas tersebut.
Warga
kasepuhanmenyesuaikan
dirinya dengan nilai-
nilai budaya yang
berlaku di kasepuhan
Sinar resmi tersebut
yaitu: 1)Orientasi nilai
budaya mengenai

13
hakekat dari hidup
manusia yang berlaku
di kasepuhan ini
adalah Hidup itu baik,
2) Orientasi nilai
budaya mengenai
hakekat dari karya
manusia yang berlaku
pada kasepuhan Sinar
Resmi adalah Karya
itu untuk nafkah
hidup, 3) Nilai budaya
mengenai hakekat dan
kedudukan manusia
dalam ruang waktu di
kasepuhan Sinar Resmi
adalah warga sangat
berorientasi ke masa
yang akan datang. Hal
ini bisa dilihat dari
adanya tradisi
menyimpan padi di
lumbung padi
yangdisebut “leuit” dan
sistem pertanian yang
dilakukanwarga
kasepuhan sinar resmi

14
II.4. Data Objek

Kain tapis juga termasuk sebagai alat dan bagian dari warisan keluarga. Kain tapis
mampu mencegah kotoran dari luar, sehingga masyarakat menganggap kain tapis
sebagai simbol kesucian. Dilihat dari motifnya, kain tapis juga menunjukkan
status sosial seseorang yang menggunkannya. Motif dan warna kain dasar
kemungkinan besar mencerminkan kebesaran sang pencipta secara keseluruhan.

Awalnya, kain tapis motif kapal dirancang untuk menghormati leluhur, sebagai
representasi kehidupan seseorang dari awal hingga kematian. Simbol-simbol kain
tapis dimaknai sebagai penghubung berbagai makna pelaksanaan upacara adat
semasa hidup manusia. Dalam upacara adat, kain tapis digunakan untuk
pelengkap yang menggambarkan kesucian dan keagungan upacara adat.

Tapis Lampung menunjukkan kewibawaan, kemewahan dan kekuasaan dan kain


ini biasanya digunakan oleh bangsawan, raja-raja dan dipakai dalam upacara adat.
Kain Tapis juga sangat beragam, berikut 4 motif kain Tapis Lampung:

1. Motif Lereng-Lereng
motif leremh-lereng merupakan tema yang paling populer di kalangan
masyarakat Lampung. Ciri khas dari pola ini adalah warna merah di
bagian belakang. Selain itu, kainnya juga memiliki pola segitiga yang
mirip dengan bentuk lereng keemasan agar terlihat lebih serasi dan cantik.

Gambar II.1 Motif Lereng-Lereng


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.htm

15
2. Motif Gunung
Motif gunung ini berbentuk segitiga sedikit lebih besar dan terlihat seperti
gunung. Itulah mengapa pola ini disebut motif gunung.

Gambar II.2 Motif Gunung


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.htm

3. Motif Bukit
Motif ini disebut motif bukit karena bentuk polanya yang menyerupai
bukit. Di sisi lain, motif ini juga terlihat seperti mahkota Siger.

Gambar II.3 Motif Bukit


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.htm

4. Motif Ayat-Ayat Alquran


Selain itu, kain permadani juga memiliki banyak motif yang berisi ayat-
ayat Alquran. Namun, motif ini tidak digunakan pada pakaian, melainkan
berfungsi sebagai hiasan rumah atau sebagai hiasan untuk mempercantik
ruangan.

16
Gambar II.4 Motif Ayat-Ayat Alquran
Sumber : http://tapiselok.blogspot.com/2015/02/tentang-tapis-lampung.html

Selain corak yang berbeda, kain Tapis Lampung terbagi menjadi beberapa jenis.
Berikut 6 jenis kain tapis Lampung:

1. Kain Tapis Raja Medal


bahan dari tapis Raja Medal ini adalah benang kapas dengan garis-garis
horizontal yang didominasi warna kuning, hitam dan hijau. Pengantin
wanita biasanya memakai kain ini saat upacara pernikahan. Kain tapis ini
juga sering digunakan oleh istri kerabat tertua dalam upacara
pernikahan adat, pengambilan gelar sultan atau pangeran. Motif yang
digunakan pada kain tapis Raja Medal adalah motif ayam dan pucuk
rebung.

Gambar II.5 Kain Tapis Raja Medal


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.html

2. Kain Tapis Tuho


Kain saring Tuho berwarna coklat dan biru. Kemudian, motif yang sering
digunakan di tapis Tuho adalah motif bertema binatang. Selain itu, Tapis

17
Tuho juga dikenakan oleh wanita yang sudah menikah dan dipakai
untuk mengiringi mempelai wanita dalam upacara adat.

Gambar II.6 Kain Tapis Tuho


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.htm

3. Kain Tapis Laut Silung


Tapis Laut Silung digunakan oleh istri yang tergolong kerabat jauh pada
upacara pernikahan, dan juga biasa dikenakan oleh pengiring pengantin.

Gambar II.7 Kain Tapis Laut Silung


Sumber : https://pelajarindo.com/jenis-macam-tapis-lampung-penjelasannya/

4. Kain Tapis Laut Linau


Tapis Laut Linau biasanya digunakan oleh penari Cangget dan pengiring
pengantin.

18
Gambar II.8 Kain Tapis Laut Linau
Sumber : https://pelajarindo.com/jenis-macam-tapis-lampung-penjelasannya/

5. Kain Tapis Balak


Tapis Balak ini, dipakai oleh adik perempuan dan kelompok istri yang
anaknya sedang mengambil gelar pangeran pada saat upacara pengambilan
gelar.

Gambar II.9 Kain Tapis Balak


Sumber : https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-adalah-hasil-tenun-
benang.htm

6. Kain Tapis Bintang Perak


Tapis Bintang Perak dikenakan oleh wanita saat mengikuti upacara adat
Lampung dan motif yang digunakan pada tapis ini adalah motif berbentuk
bintang dan geometris.

19
Gambar II.10 Kain Tapis Bintang Perak
Sumber : https://pelajarindo.com/jenis-macam-tapis-lampung-penjelasannya/

Suku Lampung yang biasanya memproduksi dan mengembangkan kain tapis


adalah masyarakat asli Pepadun. Kain Tapis tradisional dibuat tidak hanya untuk
kebutuhan berpakaian, melainkan juga ada karsa, cipta dan rasa yang secara tidak
langsung mencerminkan jiwa dan alam. Masyarakat Lampung memiliki sejarah
panjang tentang motif tenun yang rumit, memiliki cara membuat alat tenun
tradisional untuk membuat desain yang unik, dan menggunakan teknik pewarnaan
secara alami.

20
BAB III ANALISIS

III.1. Analisis Kain Tapis

Awalnya masyarakat mengenal cara menenun, bahan dasarnya menggunakan


benang kaps. Dalam proses selanjutnya, mereka menentukan warna berdasarkan
pigmen tanaman di sekitarnya.

Dalam perkembangannya, hasil tenunan lalu ditambahkan motif-motif yang


tertera pada tenunan suku Lampung. Motif ini juga terdapat pada
permukaan Nekara perunggu dengan bentuk spiral, lengkung, garis lurus, tumpal,
lingkaran dan pola lainnya. Selain itu, kain Tapis Lampung juga dapat ditemukan
dengan berbagai motif berupa hewan dan tumbuhan. Dalam proses
perkembangannya, nilai-nilai yang terkandung memengaruhi statistik dan
perubahan makna dari motif tertentu. Hal ini juga terlihat pada unsur-unsur baru
yang muncul pada masa Hindu di Indonesia, yaitu unsur-unsur yang terkait
dengan kepercayaan Hindu terhadap flora dan fauna Indonesia yang dihungkan
dengan dengan pengaruh Buddhis. Islam yang kemudian muncul setelah abad ke-
15 turut memperkaya unsur ragam kain tapis Lampung.

Gambar III.1 Kain Tapis


Sumber : https://riyadinovan5.wixsite.com/tokoleholehruwajurai/product-page/kain-tapis-
lampung-model-corak-persegi

Usur baru ini memperkaya ragam kain tapis, namun elemen yang ada sebelumnya
tidak dihilangkan. Misalnya, motif segitiga tumpul yang dikenal sejak zaman
prasejarah masih ditemukan pada beberapa ornamen Hindu yang melambangkan
dewi padi dan dewi kemakmuran yaitu Dewi Sri. Bentuk tumpul adalah bentuk
sederhana dari pucuk rebung (tunas bambu muda) yang melambangkan berbagai

21
aspek kekuatan yang tumbuh dari dalam, dan ada juga yang mengungkapkan
bentuk segitiga abstrak yang berasal dari bentuk manusia.

Bentuk spiral dan busur penting sebagai simbol pemujaan terhadap matahari dan
alam. Bentuk dekoratif pohon hayat atau pohon kehidupan merupakan
kepercayaan universal menurut kepercayaan Hindu, Budha, Kristen dan Islam,
dimana pohon hayat atau pohon kehidupan melambangkan persatuan dan kesatuan
Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Dalam kurun waktu tertentu, produksi tapis mengalami kemunduran karena


beberapa faktor, antara lain masuknya budaya baru ke masyarakat akibat era
modernisasi yang mengakibatkan adanya kontak antar budaya yang menyebakan
pudarnya fungsi dan makna yang terkadung pada kain tapis.

III.2. Resume

Berdasarkan dari hasil studi literatur dan wawancara dengan bapak Aan Ibrahim
selaku budayawan dan desainer busana Lampung bahwa penggunaan kain tapis
awalnya hanya bisa digunakan oleh keluarga tokoh adat dalam acara pernikahan
ataupun acara adat lainnya. Ada juga jenis kain tapis yang hanya boleh dipakai
oleh orang-orang tertentu dalam upacara adat tertentu, misalnya
kain tapis pengantin berbeda dengan kain tapis istri pemimpin adat yang akan
mendapat gelar. Fungsi utama kain tapis sendiri terbagi menjadi tiga aspek yaitu
sosial, religi dan estetika. Dari segi sosial, penggunaan
kain tapismenunjukkan melambangkan status sosial anggota masyarakat yang
termasuk dalam kelompok tertentu, sedangkan sisi religius kain tapis mengacu
pada ragam hias yang digunakan dan makna simbolis yang terkandung
didalamnya. misalnya, suatu bentuk keimanan seseorang yang
melambangkan percaya atas kebesaran Sang Pencipta alam semesta. Dan sisi
estetika menunjukkan bahwa keterampilan, ketekunan dan ketelitian dalam
menciptakan dan menghasilkan karya yang indah membutuhkan banyak waktu
sehingga pada saat digunakan dapat memberikan keindahan dan keanggunan bagi
yang memakainya. Dulu, anggota masyarakat akan memberikan sanksi atau

22
teguran kepada seseorang ata kelompok karena menggunakan kain tapis yang
tidak sesuai dengan statusnya. Namun kini berbeda, fungsinya sudah mulai
berubah, kini kain filter dapat digunakan secara bebas tanpa batasan.

Pembuatan sebuah kain tapis membutuh waktu yang tidak singkat, banyak detail-
detail kecil yang harus diperhatikan mulai dari pembuatan benang, pewarnaan
benang, perajutan benang, dan penyulaman benang untuk membuat motif pada
kain tapis. Pembuatan kain tapis diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang
katun dan pemintalan kepompong ulat sutera menjadi benang emas. Lalu,
diawetkan dengan cara direndam di air daun sirih. Selanjutnya pewarnaan benang
dengan menggunakan bahan-bahan alami. Lalu benang direndam lagi dalam air
daun sirih agar warna benang tidak mudah luntur. Selanjutnya, membuat benang
menjadi kain dengan cara dirajut. Setelah kain jadi, tahapan yang paling penting
adalah permbuatan motif yang diambil dari alam sekitar, yakni flora dan fauna
menggunakan benang-benang berwarna. Penyulaman motif disulam menggunakan
sistem cucuk dengan benang emas dan perak. Dengan majunya teknologi yang
berkembang sekrang kain tapis juga bisa dibuat dengan menggunakan mesih
bordir, pembuatan kain tapis dengan menggunakan mesin bordir dapat
mempercepat produksi kain tapis.

Penggunaan kain tapis saat ini lebih sederhana, dulu masyarakat tertentu akan
menggunakan kain tapis tertentu, tapi sekarang siapapun bisa menggunakan kain
tapis tanpa adanya batasan, karena sekarang kain tapis hanya dilihat dari segi
estetikanya saja.

23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Dahulu kain tapis merupakan kain yang digunakan dalam upacara keagamaan adat
untuk menghormati leluhur, sebagai representasi kehidupan seseorang dari awal
hingga kematian. Simbol-simbol kain tapis dimaknai sebagai penghubung
berbagai makna pelaksanaan upacara adat semasa hidup manusia. Dalam upacara
adat, kain tapis digunakan untuk pelengkap yang menggambarkan kesucian dan
keagungan upacara adat. Tapis Lampung menunjukkan kewibawaan, kemewahan
dan kekuasaan dan kain ini biasanya digunakan oleh bangsawan, raja-
raja dan dipakai dalam upacara adat. Namun adanya pengaruh kontak dengan
kebudayaan lain dari dalam mapun dari luar Lampung di era modern, hal tersebut
mempengaruhi adanya perubahan terhadap fungsi dan makna simbolik yang ada
pada kain tapis. Perubahan fungsi dan makna simbolik ini memberikan dampak
positif maupun negatif, dampak positif dari perubahan fungsi dan makna simbolik
dapat dirasakan dari beberapa aspek seperti aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Dampak negatif dari adanya perubahan fungsi dan makna simbolik kain tapis
adalah membuat generasi muda tidak mengetahui lagi fungsi dan makna simbolik
kain tapis.

IV.2. Saran

Berdasarkan penelitian diatas, saran yang diajukan adalah adanya edukasi agar
segala nilai-nilai, norma-norma, fungsi, dan makna simbolik kain tapis agar
generasi muda mengetahui fungsi dan makna simbolik yang melekat pada kain
tapis dan tidak hanya memandang dari segi estetikanya saja

24
DAFTAR PUSTAKA

Ami Rusiyani. (2020). Deformasi Motif Kain Nampan Sebagai Elemen Interior.
hh. 4-5

budaya-indonesia.org (2019). Tapis, Kain Khas dari Lampung. dilihat 2


November 2022, https://budaya-indonesia.org/Tapis-Kain-Khas-dari-Lampung

www.cindriyanto.com (2018). Tapis Lampung Adalah Hasil Tenun Benang.


dilihat 6 Februari 2023, https://www.cindriyanto.com/2018/04/tapis-lampung-
adalah-hasil-tenun-benang.html

Hary, G. B. (2013). Makna Dan Nilai Budaya Tapis Inuh Pada Masyarakat Pesisir
Di Lampung Selatan. Vol. 5, hh. 531-533

Isbandiyah, & Supriyanto. (2019). Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal


Tapis Lampung Sebagai Upaya Memperkuat Identitas Bangsa. Vol. 2, N0.1, hh.
37-39

Johani, M., Rinawati., R., & Japar, J. (2021). Pengaruh Budaya Modern
Terhadap Kebudayaan Asli Kasepuhan Sinar Resmi. Jurnal Citizenship Virtues,
1(2), 105-107

koropak.com (2022). Semua Tentang Jenis Kain Tapis Lampung. dilihat 5


Februari 2023, https://koropak.co.id/17305/semua-tentang-jenis-kain-tapis-
lampung

krjogja.com (2016). Tapis Lampung Tentukan Derajat Seseorang. dilihat 5


Februari 2023, https://www.krjogja.com/angkringan/read/361605/tapis-lampung-
tentukan-derajat-seseorang

M. Prasatya, N., Agus, C., & Asep, M. F. (2021). Antropologi Kajian Etnografi
Visual Pada Kain Tapis Lampung. hh.20-23

mikirbae.com (2014). Motif Kain Tapis Lampung. dilihat 2 November 2022,


https://www.mikirbae.com/2014/11/motif-kain-tapis-lampung.html

25
pelajarindo.com (2023). Jenis Macam Tapis Lampung Penjelasannya. dilihat 6
Februari 2023, https://pelajarindo.com/jenis-macam-tapis-lampung-
penjelasannya/

tapiselok.blogspot.com (2015). Tentang Tapis Lampung. dilihat 6 Februari 2023,


http://tapiselok.blogspot.com/2015/02/tentang-tapis-lampung.html

teraslampung.com (2014). Jejak Sejarah Kain Tapis Lampung. dilihat 5 Februari


2023, https://www.teraslampung.com/jejak-sejarah-kain-tapis-lampung/

26
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA PENELITIAN
DESAIN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Estu Agung Galih Prayogi

NIM : 51919178

Program Studi : Desain Komunikasi Visual UNIKOM

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Penelitian Desain berjudul
“Perubahan Fungsi Kain Tapis Di Era Modernisasi” ini adalah benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 7 Februari 2023

Materai Rp.10.000,-

Estu Agung Galih Prayogi

NIM. 51919178

27
LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

SURAT PERMOHONAN IZIN WAWANCARA

28
LAMPIRAN B :

WAWANCARA YANG DILAKUKAN DENGAN BAPAK AAN IBRAHIM


SELAKU BUDAYAWAN DAN DESAINER BUSANA LAMPUNG.

No pertanyaan jawaban
1 Apa fungsi utama kain tapis? Untuk kain tapis sendiri fungsi utamanya
dibagi tiga, aspek sosial, aspek religi, dan
aspek astetis. Pada aspek sosial, penggunaan
kain tapis menunjukkan lambang status sosial
anggota masyarakat dari kelompok tertentu,
sedangkan aspek religi kain tapis terkait
dengan ragam hias yang diterapkan, berbagai
makna perlambang terkandung di dalamnya,
sebagai wujud kepercayaan yang
melambangkan kebesaran pencipta alam
semesta. Dan aspek estesis tampak bahwa
keterampilan , ketekunan,ketelitian dalam
menciptakan dan menghasilkan karya yang
indah memerlukan waktu yang lama,hingga
saat dikenakan dapat menambah kecantikan
dan keanggunan yang memakainya.
2 Untuk saat ini apakah kain iya, kain tapis masih mudah untuk
tapis mudah untuk didapatkan, masih banyak dipasaran yang
didapatkan? menjual kain tapis untuk oleh-oleh.
3 Untuk penggunaan kain tapis, Untuk penggunaan kain tapis bisanya kain
apakah ada syarat tertentu tapis yang hanya boleh dipakai keluarga
untuk menggunakan kain pemimpin adat pada upacara perkawinan.
tapis? Ada juga jeniskain tapis yang hanya boleh
dipakai orang tertentu pada upacara adat
tertentu, misalnya kain tapis untuk pengantin
wanita berbeda dengan kain tapis untuk istri
pemimpin adat yang akan mendapat gelar.

29
Sebelumnya akan ada sanksi atau teguran
dari anggota masyarakat lainnya ketika
memakai kain tapis yang tidak sesuai dengan
statusnya. Tapi sekarang sudah berbeda
fungsi-fungsinya sudah mulai mengalami
perubahan sekarang kain tapis bebas
digunakan tanpa adanya batasan
4 Adakah penggunaan kain Kain tapis sekarang bisa digunakan di semua
tapis selain digunakan untuk acara diluar acara adat, kain tapis sekarang
acara adat? sudah tidak sesakral dulu, kain tapis sekarang
cuma dilihat dari segi estetikanya saja
5 Untuk saat ini, apakah masih Untuk saat ini masih lumayan banyak
banyak pengerajin yang pengerajin yang memproduksi kain tapis,
memproduksi kain tapis? salah satunya ada di Pringsewu salah satu
kampung di sini ada yang sudah lama
mengembangkan dan memproduksi kain
tapis. Bahkan Pemerintah Daerah Pringsewu
pun sampai membangun bangunan khusus
yang dipakai sebagai tempat produksi kain
tapis
6 Mudahkah membuat satu Dibilang sulit sih ngga, tapi membutuhkan
lembar kain tapis dan seperti waktu lama untuk menyelesaikan satu kain,
apa proses atau proses pembuatan kain tapis ada 4 tahap,
pembuatanya? pembuatan benang, pewarnaan benang,
perajutan benang, dan penyulaman benang
untuk membuat motif pada kain tapis.
Pembuatan kain tapis diawali dengan
pemintalan kapas menjadi benang katun dan
pemintalan kepompong ulat sutera menjadi
benang emas. Lalu, diawetkan dengan cara
direndam di air daun sirih.
Selanjutnya pewarnaan benang dengan

30
menggunakan bahan-bahan alami. Lalu
benang direndam lagi dalam air daun sirih
agar warna benang tidak mudah luntur.
Selanjutnya, membuat benang menjadi kain
dengan cara dirajut. Setelah kain jadi,
tahapan yang paling penting adalah
permbuatan motif yang diambil dari alam
sekitar, yakni flora dan fauna menggunakan
benang-benang berwarna. Penyulaman motif
disulam menggunakan sistem cucuk dengan
benang emas dan perak.
7 Apakah kain tapis bisa Sangat mungkin, malah sekarang banyak
diproduksi dengan sekali yang menggunakan mesin bordir untuk
menggunakan alat modern membuat kain tapis.
seperti batik? dan adakah
kemungkinannya?
8 Ketika kain tapis bisa di Tidak, karena makna yang terkadung berupa
produksi menggunakan alat makna simbolik, selama tidak mengubah
modern apakah itu akan bentuk maknanya akan tetap sama.
menyebabkan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya
pudar?

31
RIWAYAT PENELITI

a. Biodata Diri

Nama : Estu Agung Galih Prayogi


NIM : 51919178
Tempat Tanggal Lahir: Srigading, 3 Juli 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Srigading, Labuhan Maringgai, Lampung Timur,
Lampung
Nomor Telepon : 082281319721
Email : estu.51919178@mahsiswa.unikom.ac.id

b. Pendidikan
No Nama sekolah / perguruan tinggi Tahun
1 TK Nurul Hikmah Srigading 2005 - 2006
2 SD Negeri 1 Srigading 2006 - 2012
3 SMP Negeri 2 Labuhan Maringgai 2012 - 2015
4 SMA Negeri 1 Way Jepara 2015 - 2018
5 Program Studi Desain Komunikasi Visual
2019
Universitas Komputer Indonesia (S1)

c. Pengalaman
Pengalaman Organisasi :
 Ketua Wall Magazine SMA (2015 - 2017)
 Anggota Komik Matematika (2017)
 Bendahara Funco Comic (2022 – sekarang)

Saya menyatakan bahwa semua informasi yang diberikan pada daftar riwayat
peneliti ini adalah benar adanya.

32

Anda mungkin juga menyukai