Anda di halaman 1dari 5

Nama : …………..

NIM : ………………….

Jurusan : PMH/ 2/ B

Mata Kuliah : Sejarah Peradilan Islam

1. Jelaskan latar belakang Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah, cara beliau hijrah, dan
cara beliau mempersatukan penduduk Madinah?
a. Latar belakang Rasulullah hijrah dari Mekah ke Medinah

Latar belakang rasulullah SAW Hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tanggal 12 Robiul
Awal tahun pertama hijriyah. Tujuan hijrahnya Nabi Muhammad adalah untuk
menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum Quraisy
dan juga agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah.
situasi di Mekah tidak aman dan rasulullah melihat potensi bahwa agama Islam bisa
berkembang di madinah,karena nabi melihat antusiasme masyarakat madinah untuk
menjadi seorang muslim dan mempelajari agama Islam saat perjanjian baiat aqabah II
yang diikuti cukup banyak masyarakat mamadinah
b. Cara Rasulullah hijrah dari mekah ke madinah

secara diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar Asy-Syiddiq pergi


meninggalkan kota Mekkah. Sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad dan pengikutnya
berhijrah ke Madinah. sebab kafir Quraisy tidak berkenan dengan niat Nabi Muhammad
SAW untuk mengembangkan islam di Yastrib. Di malam hijrahnya Rasulullah SAW,
para pemuka Quraisy ini mengumpulkan pemuda terpilih yang diperintahkan mengepung
kediaman Rasulullah SAW dan bersama-sama menyergapnya untuk dibunuh.
c. Cara Beliau Mempersatukan Penduduk Madinah

Cara nabi muhammad mempersatukan penduduk adalah dengan cara mempersaudarakan


dan menjelaskan cara hidup yang baik. Nabi muhammad juga memimpin kota madinah
dengan baik nabi muhammad juga menjalani kerjasama untuk saling membantu dalam
hal sosial dengan orang non muslim madinah yang tertuang atau tercatat dalam piagam.
2. Beliau sebagai Rasul, sebagai Muballigh, sebagai Mufti, sebagai Qhadi, sebagai Muhtasib,
dan sebagai Qhadi Mazhalim. Jelaskan peran-peran Rasulullah tersebut?
a. Nabi sebagai Rasul
Manusia yang diberikan wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan diperintahkan untuk
menyampaikan wahyu kepada seluruh umat manusia
b. Nabi sebagai Muballigh
Orang yang menyampaikan ilmu (agama) kepada orang lain.
c. Nabi sebagai Mufti
Seseorang yang memiliki wewenang untuk menginterpretasikan teks dan memberikan
fatwa kepada umat.
d. Nabi sebagai Qhadi
Seorang Hakim Yang memberi keputusan berdasarkan syariat Islam
e. Nabi sebagai muhtasib
Seseorang yang bertugas melaksanakan hisbah, yaitu kewajiban amar makruf nahi
mungkar ("menegakkan yang benar dan melarang yang mungkar").
f. Nabi sebagai Qadhi Mazhalim.
Hakim diangkat untuk menyelesaikan setiap tindak kezaliman yang dilakukan oleh
negara, yang menimpa setiap orang yang hidup di bawah kekuasaan negara, baik
rakyatnya sendiri maupun bukan; baik kezaliman itu dilakukan oleh Khalifah maupun
pejabat-pejabat lain, termasuk para pegawai.
3. Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan islam dilanjut oleh Khulafah al-Rasyidin. Jelaskan
type-type kepemimpinan mereka?
a. Abu Bakar Ash-Siddiq Pengganti nabi sebagai khalifah diserahkan kepada musyawarah
umat Islam, yaitu golongan Anshor yang dipimpin oleh Sa’ad bin Ubadah di balai Bani
Sa’idah dan golongan Muhajirin yang dipimpin oleh Umar bin Khattab. golongan Anshar
dan golongan Muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah secara
aklamasi.
Cara kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq adalah tegas dan bijaksana
Ketegasan dan kebijaksanaannya ini terlihat dari langkah yang ia ambil dalam memerangi
orang-orang yang menolak membayar zakat, golongan mereka yang murtad dan juga
mereka yang mengaku sebagai nabi (palsu).
Abu Bakar Ash-Siddiq dikenal selalu melibatkan para sahabat dalam musyawarah
apabila hendak mengambil sebuah keputusan.
b. Umar Bin Khattab
Pengangkatan Umar Bin Khattabs ebagai khalifah dengan cara penunjukan
langsung (wasiat)oleh Abu Bakar Ash-Siddiq sebelum ia wafat. Meski ditunjuk langsung
namun keputusan pemilihan Umar tersebut disetujui oleh para sahabat lainnya.
Ada 5 cara kepemimpinan umar bin khattab :
 Mengutamakan musyawarah
 Kekayaan negara untuk melayani rakyat
 Menjunjung tinggi kebebasan
 Siap menerima kritikan
 Menawarkan solusi langsung untuk rakyatnya

Khalifah umar bin khattab biasanya mengambil keputusan dengan cara Melibatkan
para sahabatnya untuk bermusyawarah.

c. Utsman Bin Affan


Proses pengangkatan khalifah Uthman bin Affan melalui rapat dewan pemilih atau
tim formatur yang berjumlah 6 orang untuk memilih seseorang di antaranya sebagai
khalifah.
Cara kempimpinan Utsman Bin Affan bersandarkan kepada Al-quran dan Sunnah.
Juga dengan kelembutannya membuatnya menjadi Khalifa yang baik dan sangat diidam-
idamkan.
d. Ali Bin Abi Thalib
kaum muslimin meminta kesediaan Ali untuk dibai’at menjadi Khalifah.  Pada
awalnya Ali menolak pembai’atan itu, namun kaum Muslimin terus mendesaknya karena
menganggap tidak ada lagi yang lebih tepat menjadi Khalifah selain beliau.
Pada masa kepemimpinan Ali bin Abdul Thalib ia terkenal berani dan tegas dalam
menjalankan tugas tugasnya dalam menegakkan keadilan, menjalankan undang undang
Allah SWT, serta menindak segala macam kezaliman dan kejahatan.
4. Bandingkan kepemimpinan pada masa Daulat Umayyah dengan Daulat Abbasiyah?
a. Daulat Umayyah
 Masih meneladani Rasulullah Saw, tetapi berani melakukan penyimpangan dari
ajaran islam
 Menetapkan khalifah berdasarkan kekerabatan atau keturunan. Hal itu mirip dengan
kerajaan atau sistem monarkhi
 Jabatan khalifah diperoleh dengan jalan paksaan, politisasi dan kelicikan
 Tidak ada musyawarah karena pemerintahan cenderung diktator
 Jabatan sangat diagungkan sampai-sampai jabatan khalifah disebut sebagai “Khalifah
Allah” yang diartikan “penguasa” yang ditunjuk oleh Allah. Khlifah adalah segalanya
dan harus disanjung, sedangkan rakyat adalah hamba atau pengabdi
 Berorientasi mengumpulkan kekayaan dan melanggengkan kekuasaan
 Berprinsip bahwa khalifah tidak harus sebagai pemimpin agama. Posisi itu dapat
diserahkan kepada orang lain yang ditunjuk
 Prinsip dasar pemerintahan bersandar pada jaringan kerja yang memberikan
keuntungan dan kedekatan kekerabatan
 Prioritas dakwah islam dan perhatian kaum muslimin di negeri-negeri; Turki,
Spanyol, Eropa Timur, India dan lain-lain (prioritas pengislaman setelah
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin).
b. Daulat Abbasiyah
 Daulat Abasiyyah berkuasa kurang lebih selama lima abad(750-1258 M).
 Periode pertama pada masa antara tahun 750-945 M, yaitu dimulai
pemerintahannyaoleh Abu Abbas sampai al-Mustakfi.
 Periode ke-dua adalah masa 945-1258 M, yaitu padamasa al-Mu'ti sampai al-
Mu'tasim.
 Memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Bagdad.
 Memusnahkanketurunan Bani Umayyah.
 Merangkulorang-orang persia, dalam rangka politik memperkuat diri, Abasiyyah
memberipeluang dan kesempatan yang besar kepada kaum Mawali.
5. Bagaimana kondisi Turki Utsmani sebelum dan sesudah lahir Majallah Al-Ahkam Al-
Adiyah?
a. Kondisi Turki Usmani sebelum lahir Majallah Al-Ahkam Al-Adiyah
Kerajaan Usmani semakin lemah dan selalu mengalami kekalahan dari bangsa
Eropa yang semakin kuat. Satu persatu daerah kekuasaannya seperti Serbia,
Montenegro dan Hungaria lepas dan kembali ke tangan Eropa Timur. Di samping itu
sultan-sultan Usmani sendiri memerintah dengan sikap absolut dan otoriter. Keadaan
kerajaan Usmani saat itu digambarkan oleh sebagian penulis sebagai orang sakit dari
Eropa.
b. Kondisi Turki Usmani sesudah lahir Majallah Al-Ahkam Al-Adiyah
Kondisi tragis yang menimpa Turki ini juga mempengaruhi posisi dan
kedudukan Majallat al-Ahkam al-Adliyyah di negara-negara muslim lain yang juga
menerapkannya, seperti Suriah dan Libanon.
Memperluas kekuasaan islam dari Sevastopol di Ukraina ke Baghdad di Irak,
Reformasi militer besar yang mengubah wajah eropa.

Anda mungkin juga menyukai