Anda di halaman 1dari 1

Dalam menjalani kehidupan ini, kita mau di ingatkan oleh nas ini bahwa kita semua adalah hamba

Tuhan
yang di percayakan berbagai macam talenta. Maka antara satu dengan yang lain memiliki talenta,
kesempatan yang berbeda sebagaimana di katakana di ayat 15 “masing-masing menurut
kesanggupannya”

Sehingga Tuhan itu bukan pilih kasih, mengapa dia begitu dan saya begini, mengapa orang sana
berlebihan sementara saya berkekurangan. Namun hal yang harus kita pahami, bahwa Tuhan tidak akan
memberikan kepada kita sesuatu yang tidak dapat kita pikul. Namun kata kunci yang penting dari sini
adalah bagaimana kita menjadi hamba yang setia. Bahwa kita dapat mempertanggungjawabkan apapun
yang telah Tuhan titipkan pada kita kelak.

Jika lebih dalam kita mau pilah, maka ada banyak bentuk dari harta yang Tuhan titipkan pada kita di
dunia ini, hidup kita, keluarga, anak, harta kekayaan, bakat, kemampuan, waktu dan lain sebagainya.
Namun apapun itu bentuknya, suatu saat Tuhan akan datang kembali ke dunia ini, dan Dia akan
memanggil kita melakukan perhitungan atas apa yang Tuhan titipkan pada kita.

Tuhan menitipkan “harta-Nya” kepada kita bukan hanya untuk di pendam untuk diri sendiri, karena itu
pada dasarnya bukanlah milik kita, itu milik Tuhan. Maka akan tiba saatnya kita
mempertanggungjawabkan itu semua apakah kita memperlakukan harta itu menjadi berguna bagi
Tuhan. Maka melalui nas ini, Tuhan mengingatkan kita, bahwa sudah kita pergunakan untuk apa saja
berbagai ragam harta yang Tuhan titipkan pada kita.

Tuhan tidak mau jika hartanya itu kembali begitu saja atau bahkan sudah hilang, tetapi harus
menghasilkan buah. Artinya disitu, bahwa segala pemberian Tuhan pada kita harus berguna untuk
kemuliaan nama Tuhan. Jika kita setia dalam mengolah karunia ini, maka Tuhan juga akan
mempercayakan kehidupan yang kekal kepada kita. Amin.

Anda mungkin juga menyukai