PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Schermerhorn
Dalam dunia kerja, tidak dapat dipungkiri jika tidak semua orang memiliki
pengetahuan, persepsi dan data mendukung untuk membantu pengambilan
masala.
Nah, berdasarkan hasil penelitian mereka, ternyata para manajer besar yang tidak
memiliki informasi dan data yang cukup, mereka tetap membuat keputusan
berdasarkan alternatif terbaik berdasarkan pada penilaian risiko dan hasil yang
efektif.
3. Hedari Dan Ebrahimi
Menurut Heidari dan Ebrahimi pengambilan keputusan seseorang memiliki
hubungan antara kemampuan berfikir kritis dan keterampilan seseorang dalam
membuat keputusan.
4. Virlics
Berbeda dengan pendapat Virlics yang mengartikan bahwa pengambilan
keputusan seseorang dipengaruhi oleh suasana hati. Misalnya orang yang sedang
dalam mood baik, akan lebih baik saat membuat keputusan daripada orang yang
sedang mood jelek.
Pengambilan keputusan karena intuisi lebih sering dilakukan akibat proses tak
sadar dari pengalaman masa lalu yang pernah dilalui. Bukan berarti
pengambilan keputusan ini subjektif. Tetap objektif karena menggunakan
logika, hanya saja aspek intuitifnya lebih dominan.
2. ATURAN PRAKTIS
Aturan praktis adalah pernyataan eksplisit yang membatasi yang bisa dilakukan
dan yang tidak dapat dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua
pemimpin bisa membuat keputusan sepanjang masalah.
3. PENGALAMAN
Bagi pemimpin yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang tinggi,
menghadapi permasalahan hal yang biasa. Kenapa biasa? Karena mereka
memiliki banyak pengalaman. Mungkin saja pengalaman tersebut sama
dengan masalah saat ini, atau bisa juga berbeda dari sekarang.
4. FAKTA
Dasar pengambilan keputusan yang tidak kalah penting adalah mengacu dan
fokus pada fakta. Seorang pemimpin yang membuat keputusan berdasarkan
fakta lebih aman, daripada mengacu pada intuisi.
Jika kita mengambil keputusan berdasarkan intuisi dan pengalaman masa lalu,
bisa saja kurang efektif. Karena permasalahan yang terjadi saat ini akan
berbeda dengan kondisi yang terjadi 5 tahun yang lalu, meskipun bentuk
masalahnya sama.
5. WEWENANG
Pengambilan keputusan jenis ini lebih tepatnya diberikan oleh atasan ke
bawaan mereka. Dimana pengambilan keputusan seringkali mengalami
kendala wewenang yang diberikan oleh sang atasan. Kekurangannya, dalam
pengambilan keputusan terkesan dibatasi, karena ada benturan kewenangan.
Kelebihannya, jika keputusan yang dibuat kurang tepat dan salah, maka pihak
atasan bisa melakukan koreksi dan masukan. Sehingga faktor risiko dapat
diminimalisir.
6. LOGIKA/RASIONAL
Adapun kelebihan dari mengambil keputusan secara logika dan rasional, yaitu
menghasilkan keputusan yang objektif, transparan, konsisten dan masuk akal.
Setidaknya cara ini lebih efektif karena mendekati kebenaran.
Ternyata agar pengambilan keputusan rasional dan logikal, butuh yang nama
nya kejelasan masalah. Jadi kita harus tahu sumber masalahnya itu apa,
kemudian tahu orientasi tujuan yang hendak dicapai.