Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM BERBELANJA

SECARA ONLINE DI MASA PANDEMI

MAKALAH

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Fatmi Hadiani, SE, ME
Diploma IV Program Studi Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga

Oleh :
Syifa Nur Febriani (195254059)

Politeknik Negeri Bandung


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Analisis Perilaku Konsumen dalam Berbelanja secara Online di Masa Pandemi” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca juga penulis mengenai perilaku konsumen dalam berbelanja secara online di masa
pandemi. Dengan dibuatnya makalah ini bertujuan juga untuk menambah ilmu pengetahuan
bagi pembaca maupun menulis terutama tentang kondisi perkonomian di Indonesia

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Fatmi Hadiani selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga wawasan dan pengetahuan saya
mengenai perilaku konsumen dalam berbelanja secara online di masa pandemi ini bertambah.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karenia itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................3
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen........................................................................................3
2.2 Faktor-faktor Perilaku Konsumen....................................................................................4
2.3 Tipe Perilaku Membeli.....................................................................................................6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi seseorang untuk Berbelanja Online....................................6
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
4.2 Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di zaman yang semakin modern ini, teknologi informasi dan komunikasi semakin
berkembang pesat. Akses internet yang semakin cepat dan mudah digunakan, mendorong dan
menginspirasi semua orang untuk memanfaatkan teknologi dalam berbisnis secara online.
Dengan berbisnis secara online kegiatan menjual dan membeli akan lebih efisien karena
dapat dilakukan hanya dengan menggunakan teknologi tanpa harus bertatap muka secara
langsung untuk melakukannya. Terlebih lagi di masa pandemi seperti ini, semua aktivitas
dilakukan secara online. Hal tersebut juga berlaku pada kegiatan jual beli atau berbelanja. Di
masa pandemi seperti ini, belanja online sudah menjadi kegiatan yang dipilih agar tidak
keluar rumah dan praktis. Hal ini menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan konsumen
ke arah digital dengan memanfaatkan layanan online seperti e-commerce dan media sosial.
Selain itu, dengan adanya online shop ini memberikan kemudahan bagi konsumen dalam
berbelanja karena fitur internet bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Dengan berbelanja di
online shop juga konsumen bisa melihat-lihat terlebih dahulu macam-macam produkya serta
bisa membandingkan harganya dengan mudah. Cara pembayaran di online shop juga banyak
pilihannya, dan konsumen juga tidak perlu terburu-buru memilih barang karena akses internet
dibuka 24 jam. Maka dari itu, di masa pandemi ini banyak sekali orang yang membuka bisnis
online dan belanja secara online karena lebih praktis dan menjanjikan. Namun, bisnis online
tidak akan berhasil jika tidak memahami perilaku konsumen.
Konsumen merupakan makhluk individu yang memiliki kriteria serta sifat yang berbeda-
beda satu sama lain. Perbedaan ini menjadi penyebab kompleks dari perilaku konsumen.
Secara umum, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri konsumen itu sendiri. Sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri konsumen itu sendiri. Kedua faktor
tersebut sama-sama dapat berpengaruh besar dalam keputusan membeli para konsumen. Oleh
karena itu, kita perlu memahami bagaimana perilaku konsumen serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Memahami perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting karena dengan
memahaminya kita dapat mengetahui serta memahami kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan baik. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan mempengaruhi

1
2

keputusan konsumen dalam membeli suatu produk yang ditawarkan oleh para pemasar.
karena
Menurut dari situs Ekonomi.bisnis.com, Efendi Haslim Hong, seorang Pengajar Program
Studi Manajemen FEB Unika Atma Jaya mengungkapkan, terdapat 3 tren konsumen yang
baru akibat pandemi Covid-19. Pertama, konsumen beralih melakukan pembelian secara
online untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti perlengkapan kesehatan, pakaian,
peralatan dapur, hingga bahan makanan. Kedua, konsumen introvert dapat lebih menikmati
gaya hidup cocooning (orang yang menikmati hidup dalam kesendirian dan menjauhi
interaksi dengan orang lain secara langsung). Ketiga, kepedulian terhadap kesehatan akan
semakin tinggi, negara dan masyarakat semakin memperhatikan isu kesehatan dan membatasi
keluar masuknya aktivitas antar negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu perilaku konsumen?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?
3. Bagaimana perilaku konsumen dalam berbelanja di masa pandemi?
4. Apa yang membuat seseorang lebih memilih berbelanja online?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian perilaku konsumen


2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
3. Mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam berbelanjadi masa pandemi
4. Mengetahui alasan sesorang lebih memilih berbelanja secara online dibanding offline

1.1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang memiliki kaitan erat dengan proses
pembelian. Saat itu konsumen melakukan efektivitas-efektivitas seperti melakukan pencarian,
penelitian, dan pengevaluasian produk, dan sampai kepada membuat keputusan pembelian.
Mengutip dalam bukunya, Setiadi (2019) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk atau jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan tersebut.
Menurut Mangkunegara (2002) : “Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan”. Menurut Winardi dalam Sumarwan (2003)
definisi perilaku konsumen adalah : “Perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam
merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa”.
The American Marketing Associaton (1995) dalam Peter dan Olson (2010:5)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The dynamic interaction of affect and cognition,
behavior and environmental events by which human beings conduct the exchange aspect of
their lives”, artinya perilaku konsumen didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara afeksi,
kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
hidup mereka. Sedangkan menurut Engel et al (2010:3) perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
Pemahaman tentang perilaku konsumen (consumer behavior) bagi setiap pemasar
merupakan sesuatu yang penting dalam menginterpretasikan konsep pemasaran. Konsep
pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep pemasaran yang berhasil adalah konsep pemasaran yang
selalu berorientasi kepada konsumen (consumer oriented). Oleh karena itu, seorang pemasar
harus bisa memahami perilaku konsumen agar perusahaannya berlangsung secara efektif dan
efisien.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup
sulit dan kompleks. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variable-variabel yang
mempengaruhinya dan variabel-variabel tersebut cenderung saling berinteraksi. Meskipun

3
4

demikian, apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka suatu perusahaan penghasil barang
maupun jasa akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar daripada perusahaan
pesaingnya karena dengan memahami perilaku konsumen maka perusahaan tersebut dapat
memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya. Oleh karena itu, seorang
pemasar harus bisa memahami perilaku konsumen agar perusahaannya berlangsung secara
efektif dan efisien.

2.2 Faktor-faktor Perilaku Konsumen


Faktor-faktor perilaku konsumen merupakan manifestasi dari perilaku manusia yang
sangat kompleks dan komprehensif, hal ini disebabkan oleh banyaknya variabel yang
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dengan kecenderungan untuk saling berinteraksi.
Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya interaksi antara factor-faktor lingkungan dan
individu. Dalam interaksi tersebut sosialisasi antara individu mengakibatkan terjadinya
transfer dan interaksi perilaku (Swastha dan Handoko, 2000:27).
Faktor-faktor teori perilaku konsumen menurut Swastha dan Handoko (2000:28) adalah
sebagai berikut:
1. Teori Ekonomi Mikro
Dalam teori ini menjelaskan bahwa keputusan untuk membeli merupakan hasil
perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Pembeli individual berusaha
menggunakan barang-barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling
banyak, sesuai dengan selera dan harga-harga relatif.
2. Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada pada faktor-faktor psikologis individu
yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan yang merupakan penerapan dari
teori-teori bidang psikologis dalam menganalisa perilaku konsumen.
3. Teori Sosiologis
Teori ini lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-
individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka jadi lebih mengutamakan perilaku
kelompok dari pada perilaku individu.
4. Teori Antropologis
Teori ini sama dengan teori sosiologis, teori ini juga menekankan pada tingkah laku
pembelian dari suatu kelompok tetapi kelompok yang diteliti adalah kelompok
masyarakat luas antara lain: kebudayaan (kelompok paling besar), sub kultur
(kebudayaan daerah), dan kelas sosial.
5

Adapun faktor-faktor perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri dari:

1. Faktor Kebudayaan.
Kebudayaan merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku
yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting.
Kelompok pertama yang penting atas faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen adalah faktor budaya. Budaya merupakan susunan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari
keluarga dan institusi penting lainnya (Lamb, 2001). Faktor kebudayaan berpengaruh
luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari:
budaya, subbudaya, kelas social.
2. Faktor Sosial.
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial. Kelas sosial tidak hanya
mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan,
dan tempat tinggal. Irawan dan Basu (1986) membagi masyarakat kedalam tiga
golongan kelas sosial, yaitu:
(1) Golongan atas (pengusaha-pengusaha kaya, pejabat tinggi),
(2) Golongan menengah (kelas pekerja/karyawan),
(3) Golongan bawah (pekerja buruh, pegawai rendah).
Pembagian kelas ini tentunya akan mempengaruhi perilaku yang berbeda dalam
tingkah laku pembelian. Secara khusus, konsumen berinteraksi sosial dengan
kelompok yang memberikan pengaruh, pemimpin, opini, dan anggota keluarga untuk
memperoleh informasi atas produk dan persetujuan keputusan (Rafiz, 2016).
3. Faktor Pribadi.
Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi atau
individu. Karakteristik tersebut terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis.
Menurut teori, pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian. Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu,
beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Persepsi seorang konsumen yang termotivasi
akan siap untuk bertindak, bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan
6

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Sementara proses belajar


menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan
kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Pembelajaran dapat
dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam
pengetahuan, sikap atau prilaku (Setiadi, 2008).

2.3 Tipe Perilaku Membeli


Perilaku konsumen memiliki 4 tipe perilaku membeli yang berbeda, yaitu:
1. Perilaku membeli yang kompleks (complex buying behavior)
Konsumen memiliki pertimbangan yang panjang sebelum memutuskan untuk
membeli, hal ini terjadi ketika ingin membeli produk yang mahal dan jarang dibeli.
2. Perilaku membeli yang dapat mengurangi disonansi (dissonance reducing buying
behavior)
Konsumen akan terlibat langsung dalam proses pembelian tetapi mengalami kesulitan
untuk menentukan perbedaan antara merek, dan akibatnya konsumen mengalami
disonansi (kekhawatiran yang diakibatkan penyesalan dalam memilih).
3. Perilaku membeli yang sudah terbiasa (habitual buying behavior)
Minimnya keterlibatan konsumen dalam menentukan kategori produk atau merek.
Konsumen akan cenderung menunjukkan pola kebiasaan dan akhirnya keputusan
pembelian tidak dipengaruhi oleh loyalitas ataupun campaign dari produk yang akan
dibeli. Contohnya terjadi ketika membeli produk barang pokok.
4. Perilaku mencari keragaman produk (variety seeking behavior)
Perilaku ini didasari oleh motivasi konsumen untuk mencari produk dengan variasi
yang lain dari yang telah mereka miliki.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi seseorang untuk Berbelanja Online


Belanja online atau E-Commerce adalah proses transaksi yang dilakukan melalui media
atau perantara yang berupa situs-situs jual beli via online dan menyediakan barang atau jasa
yang diperjualbelikan. belanja online dapat menghemat waktu bagi orang modern karena
mereka begitu sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu atau bahkan tidak bisa untuk
berbelanja.
Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keputusan seseorang untuk berbelanja
online, yaitu:
7

1. Kenyamanan
Faktor ini dapat meminimalisir terjadinya interaksi tatap muka dan tidak perlu
berdesakdesakan ketika ingin berbelanja.
2. Kelengkapan Informasi.
Informasi barang dapat dengan mudah diakses melalui internet. Selain itu sudah ada
fitur seperti rating dan review agar kita dengan mudah melihat ulasan tentang kualitas
dan informasi produk, kemudian dapat memesan dimana saja.
3. Kepercayaan Konsumen.
Para pelaku usaha dapat meminimalisasi efek penyesalan dan kekecewaan pembelian
dari pembeli dengan mengevaluasi serta memberi keamanan lebih terhadap barang
yang ingin dikirim.
4. Efisiensi Biaya dan Waktu.
Calon pembeli dapat dengan mudah berbelanja selama 24 jam dimana saja dan kapan
saja.
BAB III
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat saat ini membuat
perilaku konsumen sudah mengarah ke arah digital. Terlebih lagi adanya pandemi Covid-19
secara tidak langsung memberi efek positif pada pola transaksi konsumen. Belanja online
menjadi salah satu alternatif utama dalam berbelanja karena efek dari kebijakan pemerintah
yang memberi himbauan seperti social distancing serta penerapan PSBB membuat mobilitas
orang untuk belanja keluar rumah terbatas.
Berdasarkan hasil survey terhadap beberapa mahasiswa yang menjadi pelaku konsumen,
perilaku konsumen pada mahasiswa selama pandemi sudah mengarah kepada digitalisasi,
bahkan sebelum terjadinya pandemi. Dengan pembatasan aktivitas di luar rumah, online shop
seperti yang ada pada e-commerce maupun di media sosial membuat mahasiswa menjadi
lebih mudah belanja dari rumah. Para narasumber mengatakan bahwa, belanja online dapat
memudahkan mereka untuk mencari barang yang mereka inginkan dan butuhkan dengan
mudah dan hanya sekali ‘klik’ mereka bisa membelinya tanpa harus keluar rumah.
Selain itu, dalam berbelanja secara online terdapat kemudahan dan keuntungan lain.
Diantaranya adalah semakin banyaknya penawaran promo seperti potongan harga dan gratis
ongkir, penawaran menarik seperti adanya flash sale yang menjadi stimulus untuk konsumen
agar dapat membeli produk tersebut secara online. Disamping itu, adanya fasilitas
pembayaran langsung dari e-commerce dapat memudahkan dan mempercepat proses
pembayaran. Sama halnya dengan e-commerce, melalui media sosial pembeli bisa membayar
dengan sistem COD dan barang bisa langsung diantar ke rumah.
Perubahan tren belanja digital (online) membuat penjualan bahan pokok secara online
naik 35% selama pandemi. Efek samping positif pandemi Covid-19 bagi ekosistem digital
adalah lebih banyaknya konsumen yang berbelanja secara online untuk membeli barang-
barang yang kebutuhannya besar maupun dalam kategori tersier. Masih dalam website yang
sama, perusahaan e-commerce asal Singapura yaitu Shopee mencatat, penjualan kebutuhan
pokok dan makanan melonjak empat kali lipat selama pandemi Covid-19.
Dapat dibandingkan dengan sebelum masa pandemi, produk yang paling banyak dicari
dari kategori fashion dan kecantikan. Tren barang yang paling banyak dicari pengguna
Shopee pun berubah sejak pandemi. Putri Lukman selaku Head of FMCG Shopee Indonesia
memperkirakan, tren seperti itu bertahan di saat masa normal baru (new normal). Dengan

8
9

demikian, Shopee memberikan promosi pada produk kebutuhan pokok serta promosi gratis
ongkos kirim (ongkir) dengan diskon hingga 70% untuk menggaet lebih banyak konsumen.
Seiring dengan banyaknya masyarakat terutama mahasiswa yang berbelanja online,
banyak perusahaan e-commerce membuat strategi agar tetap bertahan dan memikat
konsumen. Contohnya ada Shopee ketika menggelar promosi yang bertajuk 7.7 Pesta Diskon
Supermarket, yang berlaku sampai 7 Juli 2020. Promosi yang ditawarkan mulai dari gratis
ongkir (ongkos kirim), flash sale produk kebutuhan pokok hingga 50%, dan akan ada
Sembako Day dengan penawaran diskon hingga 70%. Sementara itu dilansir oleh
katadata.co.id, melihat peluang dari kebiasaan baru masyarakat saat ini dalam berbelanja,
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengungkapkan tiga prioritas strategi baru dari
Tokopedia.
Pertama, Tokopedia memastikan masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan dari
rumah, dengan harga dan ketersediaan produk terjaga, serta kemudahan pengiriman dan fitur
bebas ongkir (ongkos kirim). Kedua, menjaga perputaran roda ekonomi Indonesia dengan
memastikan para penjual dapat meneruskan bisnisnya melalui Tokopedia. Ketiga, Tokopedia
ikut berpartisipasi dalam mendorong pemulihan ekonomi yang tengah melambat karena
pandemi. Hal yang sama juga sudah dimulai oleh media sosial yang memulai inovasinya
dalam menyuguhkan fitur yang dapat mendukung konsumen untuk berbelanja online.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh Instagram.
Kini Instagram sudah bertransformasi menjadi platform pemasaran digital bagi para
pelaku bisnis. Manfaat dari salah satu fiturnya ialah dapat memasarkan produk dengan
mudah. Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati mengungkapkan, Instagram telah
memiliki 25 juta profil bisnis dan 2 juta pengiklan secara global, dan menurutnya, Indonesia
termasuk salah satu negara dengan jumlah profil bisnis terbanyak di Asia Pasifik. Kemudian
Sri Widowati menambahkan, berdasarkan data internal Instagram, terdapat 50% akun bisnis
yang ada di Instagram dan bahkan tidak memiliki situs web sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa profil bisnis Instagram memiliki dampak positif dalam kehadirannya secara online.
Selain menjadi pelaku konsumen, dampak dari digitalisasi pada masa pandemi yaitu
mahasiswa juga diminta untuk menjadi kreatif dan memanfaatkan peluang dengan membuka
usaha online. Salah satu narasumber menyampaikan, alasan mereka membuka usaha online
yaitu karena saat ini semua orang lebih memilih belanja online. Hal tersebut ia manfaatkan
sebagai peluang untuk memulai usaha. Selain itu, dengan menjual produk melalui e-
commerce dan media sosial jangkauan pembeli menjadi lebih luas dan memudahkan dalam
bertransaksi.
10

Dalam membuka suatu usaha, terutama usaha online tentunya diperlukan strategi yang
tepat agar dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Strategi
tersebut bisa dilakukan dengan cara promosi melalui media sosial, menggunakan paid
promote, atau menjualnya melalui e-commerce. Selain itu berikanlah service yang baik dan
ramah terhadap pembeli karena hal itu menjadi perhitungan untuk mendapat ulasan yang
bagus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata individu (Konsumen) yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang mengarahkan mereka untuk
menilai, memilih, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang diinginkannya.
Pembatasan aktivitas diluar rumah akibat dari adanya pandemi, menjadi salah satu faktor
perubahan perilaku konsumen ke arah digital yaitu dengan memanfaatkan layanan online
seperti e-commerce atau media sosial untuk berbelanja online.
Perubahan perilaku konsumen pada masa pandemi ini disebabkan oleh banyaknya
kontribusi layanan online yang menawarkan berbagai kemudahan untuk mendukung kegiatan
konsumen dalam berbelanja online. Adanya potongan harga, gratis ongkir serta pembayaran
yang mudah juga menjadi salah satu trick online shop agar para konsumen lebih memilih
membeli produk secara online. Selain agar lebih mudah, dengan berbelanja online kita tetap
mematuhi kebijakan pemerintah untuk melakukan kegiatan di rumah. Hal itu membuat para
konsumen terutama mahasiswa sebagai generasi melek teknologi memiliki keputusan bahwa
belanja secara online praktis dan efisien.
Tidak hanya berdampak pada perubahan perilaku konsumen, dengan adanya pandemi ini
juga memberikan keuntungan bagi para pebisnis online. Dimana, para konsumen di masa
seperti ini tentunya lebih memilih untuk berbelanja secara online. Hal itu sangat membantu
perekonomian para pebisnis online. Adanya pandemi ini juga, memberikan peluang bagi
masyarakat untuk membuka usaha secara online.

4.2 Saran
Saran yang bisa diberikan terhadap para konsumen online shop terutama mahasiswa
adalah lebih pintarlah belanja dan mengatur keuangan. Dalam artian, beli lah sesuatu
berdasarkan kebutuhan, jangan hanya sekedar keinginan. Selain itu, dalam berbelanja secara
online perhatikan dan pilih toko yang menjual produk terpercaya agar tidak terjadi hal yang
merugikan.

Kemudian, saya sebagai penulis menyadari jika masih terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran atas ditulisnya makalah ini sehingga penulis dapat memperbaiki kualitas
makalah untuk ke depannya dengan berpedoman pada banyak sumber yang membangun.

11
DAFTAR PUSTAKA
Glints.com. (2020). Ingin Meningkatkan Penjualan? Pahami Dulu Perilaku Konsumen!.
https://glints.com/id/lowongan/perilaku-konsumen/#.X30NnWgzZhF (diakses pada 29
Januari 2021)
Katadata.co.id. (2020). Strategi ECommerce Merebut Pasar Belanja Online Saat Normal
Baru. https://katadata.co.id/febrinaiskana/ digital/5ee498aa1f4cf/strategi-e -commerce-
merebut-pasar-belanja -online-saat-normal-baru (diakses pada 30 Januari 2021)
Katadata.co.id. (2020). Transaksi Bahan Pokok Melonjak, Shopee Beri Diskon New Normal
70%. https://katadata.co.id/desysetyowati/di gital/5eeb3990b22d1/transaksi-bahanpokok-
melonjak-shopee-beri-diskonnew-normal-70 (diakses pada 30 Januari 2021)
Katadata.co.id. (2019). Bukan Media Sosial Biasa, Instagram Kini Jadi Platform Bisnis.
https://katadata.co.id/pingitaria/digital/5e9a552132151/bukan-mediasosial-biasa-
instagram-kini-jadiplatform- bisnis (diakses pada 30 Januari 2021)
Nofri, Okta & Andi Hafifah. (2018). Analisis Perilaku Konsumen dalam Melakukan Online
Shopping di Kota Makassar. Jurnal Manajemen, Vol.5, No. 1: 116
Subianto, Totok. (2007). Studi tentang Perilaku Konsumen beserta Implikasinya terhadap
Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi, Vol.3, No.3: 168 . http://e-
journal.ukanjuruhan.ac.id (diakses pada 25 Januari 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai