NIM : 20504056
Hasil Analisis
Menurut jurnal 1 yang ditulis oleh Yuni Rhamayanti (2018) dengan judul
penelitian “Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Mahasiswa Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Prodi Pendidikan Matematika” Berdasarkan hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa mahasiswa yang melaksanakan PPL sebaiknya
meningkatkan kemampuan dan memahami keterampilan dasar mengajar, dan
sebaiknya mahasiswa mempersiapkan diri baik fisik, psikis dan materi agar tidak
kesulitan dalam mengajar dan membiasakan diri untuk berinteraksi dengan baik.
Menurut jurnal 2 yang ditulis oleh Syofnidah Ifrianti (2018) dengan judul
penelitian “Membangun Kompetensi Pedagogik dan Keterampilan Dasar Mengajar
Bagi Mahasiswa Melalui Lesson Study” Mendapat hasil penelitian yang
menyimpulkan bahwa lesson study menumbuhkan kompetensi pedagogik dan
keterampilan dasar mengajar melalui komitmen yang kuat dari anggota tim, proses
latihan yang terencana secara seksama dengan tahapan sistematis dan berkelanjutan,
serta saling memberi dan menerima saran orang lain dan siap mendapat kendala yang
dihadapi dan manfaat yang didapat.
Menurut jurnal 3 yang ditulis oleh Nur Ashirin, Lazim N, dan Zetra Hainul
Putra (2021) dengan judul penelitian “Keterampilan Dasar Mengajar Guru Pada
Proses Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 110 Pekabaru” Memberikan hasil
bahwa seorang guru hendaknya lebih mengembangkan keterampilan dasar mengajar
terutama pada keterampilan mengadakan variasi dalam menggunakan media
pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran.
Menurut jurnal 4 yang ditulis oleh Nasrul Hakim, Tri Andri Setiawan, Aby
Febriansyah, Nurul Huda, Evi Sinta Dewi, Halimah Sa’diah, dan Nurul Azizah
(2020) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is A
Teacher Here Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris
Biologi” menyatakan apabila diperlukannya suatu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan semua teori dan konsep yang
dipelajari sehingga keterampilan dasar mengajar dapat ditingkatkan.
Menurut jurnal 5 yang ditulis oleh Indri Nurwahidah (2020) dengan judul
penelitian “Kemampuan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru IPA
Program Studi Pendidikan IPA” memberikan hasil penelitian yang berbeda dari yang
lainnya, yaitu membuktikan bahwa penerapan keterampilan dasar mengajar sangat
penting untuk dilakukan agar guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan professional serta dapat meningkatkan
kedisiplinan peserta didik.
Berdasarkan Kelima jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
dasar mengajar saling berpengaruh dalam proses pembelajaranya, oleh karena itu
seorang guru harus memperhatikan penerapan keterampilan dasar mengajar yang
efektif, efisien dan professional serta dapat meningkatkan kualitas kedisiplinan siswa.
Dalam pembelajaran matematika, Keterampilan dasar mengajar mempunyai variasi,
motivasi, konsep, manfaat, dan media yang menarik melalui komitmen yang kuat dari
anggota tim. Jika semuanya saling terhubung, maka keterampilan dasar mengajar
akan menghasilkan suatu ide dan prestasi belajar yang sangat signifikan dan
professional.
PENTINGNYA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAGIMAHASISWA
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PRODI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Yuni Rhamayanti
Universitas Graha Nusantara, Kampus 1 Tor Simarsayang
email: ritongayunirhamayanti@gmail.com
Abstract
The idea of this article aims to explain the perception of the importance of teaching skills of
PPL students of Mathematics Education Program UGN Padangsidimpuan. This conceptual
article is based on observations to one of the schools where the Studentconducts the Field
Experience Practice (PPL), an interview with one of the teachers, and a literature study on
the study of basic skills concepts in teaching mathematics at junior and senior high schools.
Based on the discussion of the contents of this article it is concluded that the skills of
teaching students PPL Mathematics Education UGN Padangsidimpuan can be said has been
applied if most of these skills can be implemented well by students of PPL, ranging from
opening and closing lessons to teaching small groups and individuals. So the authors are
advised as a material consideration in the future, namely to students who want to implement
PPL should improve the ability to understand basic skills of teaching. Students should
prepare themselves physically, psychologically and materially so as not to have difficulty
while teaching in front of the class and get used to interact well, Lecturers ofMathematics
Education should enrich the knowledge of students in understanding basic mathematics or
more related to junior high and high school materials , and to thepamong teachers should
provide an objective value to the students in accordance withthat implemented by PPL
students.
Abstrak
Gagasan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi tentang pentingnya keterampilan
mengajar mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan. Artikel
konsep ini disusun berdasarkan hasil observasi ke salah satu sekolah tempat Mahasiswa
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), wawancara dengan salah seorang guru
pamong, dan study pustaka mengenai kajian konsep keterampilan dasar dalam mengajar
matematika di tingkat SMP dan SMA. Berdasarkan pembahasan isi artikel ini maka
disimpulkan bahwa keterampilan mengajar mahasiswa PPL Pendidikan Matematika UGN
Padangsidimpuan dapatdikatakan telah teraplikasikan apabila sebagian besar keterampilan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa PPL, mulai dari membuka dan
menutup pelajaran hingga mengajar kelompok kecil dan perorangan. Sehingga disarankan
penulis sebaga bahan pertimbangan ke depan, yaitu kepada mahasiswa yang hendak
melaksanakan PPL sebaiknya meningkatkan kemampuan dalam memahami keterampilan
dasar mengajar. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri baik fisik, psikis dan materi agar
tidak kesulitan saat mengajar di depan kelas dan membiasakandiri untuk berinteraksi dengan
baik, dosen-dosen Pendidikan Matematika hendaknya. memperkaya ilmu pengetahuan
mahasiswa dalam memahami matematika dasar atau lebih berkaitan dengan materi SMP dan
SMA, dan kepada guru pamong sebaiknya memberikan nilai yang objektif kepada
mahasiswa sesuai dengan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL.
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal denganguru
sebagai pemegang peran utama. Dalam proses belajar mengajar, sebagian hasil belajar
ditentukan oleh peranan guru. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar. Jadi
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan olehkemampuan guru.
Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan sebagai salah satulembaga
pendidikan yang membuka jalur jurusan kependidikan sangat berperan penting dalam
mencetak guru yang berkompeten. Salah satu cara yang digunakan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendiidkan (FKIP) untuk mencetak guru yang profesional dengan memberikan suatu
mata kuliah yang bersifat praktek dan khusus untuk mahasiswa kependidikan yang
dinamakan dengan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) adalah kegiatan mengajar danpenerapan teori yang dipelajari semester sebelumnya
yang diikuti oleh mahasiswa semester VIII yang melaksanakan secara terjadwal dan
dibimbing oleh Dosen yang ditunjuk oleh Dekan.
Sebelum melakukan PPL mahasiswa terlebih dahulu dibekali mengenai
kependidikan melalui mata kuliah yang berkaitan dengan mengajar. Mata kuliah
yangmemiliki kaitan dengan PPL adalah Micro Teaching. Pada mata kuliah ini
mahasiswaakan diajarkan bagaimana menjadi guru dan apa saja yang harus dikuasai sebelum
mengikuti PPL dengan cara praktek langsung di depan kelas. Pada mata kuliah ini
jugamahasiswa akan dibekali keterampilan dasar mengajar, perancangan pembelajaran
sebelum memasuki ruangan dan lain sebagainya. Melalui mata kuliah ini mahasiswa tidak
canggung lagi dan tidak kewalahan dalam mengikuti PPL. Mahasiswa juga telahmampu
mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar yang telah diperolehnya saat praktek pada
Micro Teaching.
Menurut Mulyasa (2008) Keterampilan dasar mengajar merupakan kompetensi
professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara
utuh dan menyeluruh. Keterampilan mengajar adalah kemampuan awal atau keterampilan
awal yang harus dimiliki guru sebelum memasuki atau memulai pembelajaran di dalam
kelas. Indikator dalam keterampilan mengajar adalah kedelapan keterampilan dasar mengajar
yakni keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan menutup dan membuka pelajaran,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengajar kelompokkecil dan perorangan. Dalam mengajar keterampilan sangat
penting dimiliki oleh guru tidak terkecuali mahasiswa calon guru. Jika mahasiswa sebagai
calon guru tidak mampu memahami dan mengaplikasikan keterampilan mengajar maka
sangat sulit bagi mahasiswa untuk melaksanakan program praktek pengalaman lapangan,
karena kunci utama bagi mahasiswa yang melaksanakan PPL adalah kemampuan dalam
mengajar salah satunya keterampilan mengajar.
PEMBAHASAN
a. Kondisi Kekinian
Berdasarkan data dari bagian Akademik FKIP UGN Padangsidimpuan mahasiswa
Pendidikan Matematika yang melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pada
Bulan Februari 2017 di berbagai sekolah sebanyak 48 mahasiswa dimana seluruh
mahasiswa rata-rata lulus dan nilai akhir PPL yang diterima mahasiswa rata-rata baik.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPL mampu
mengaplikasikan keterampilan mengajar saatmelaksanakan praktek pengalaman lapangan
(PPL), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan keterampilan
mengajar mahasiswa PPL baik.
Sedangkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan
masih ada kekurangan. Berdasarkan wawancara dengan guru yang pernah menjadi guru
pamong tahun 2017 yaitu Ibu Afrida Dour, S.Pd mengatakan bahwa “Mahasiswa
mengajar dengan baik, tetapi dalam hal keterampilan mengajar masih kurang tepat dan
perancangan pembelajaran yang dibuat tidak sesuai dengan pembelajaran yang
dilaksanakan. Soal-soal yang ada pada RPP tidak di ujikan saat proses pembelajaran”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak
kekurangan yang dimiliki oleh mahasiswa ketika melaksanakan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL). Kekurangan tersebut terutama dalam hal mengaplikasikan keterampilan
dasar mengajar, perencanaan mahasiswa sebelum mengajar, pelaksanaankegiatan belajar
mengajar di kelas dan evaluasi yang dilakukan mahasiswa. Kekurangan yang dimiliki
mahasiswa dalam hal keterampilan dasar mengajar antara lain yaitu keterampilan
bertanya, terkadang pertanyaan yang diajukan mahasiswa sulitdipahami siswa karena
bahasa yang digunakan tidak sederhana sehingga siswa tidak tahu apa jawaban dari
pertanyaan tersebut. Keterampilan menjelaskan, terkadang mahasiswa memahami materi
yang akan disampaikan tetapi sulit dalam menyampaikannya dengan bahasa sederhana
dan mudah dimengerti siswa, serta keterampilan mengelola kelas. Tidak hanya keempat
keterampilan tersebut tetapi masih ada keterampilan yang lain, namun keempat
keterampilan tersebut masih kurangdikuasai mahasiswa yang praktek.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa dalam hal perencanaan antara lain adalah
kurangnya kesiapan mahasiswa praktikan dalam mempersiapkan materi yang akan
disampaikan kepada siswa dikelas, kurangnya kesiapan mahasiswa dalam menyiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan demi menunjang tercapainya proses belajar
mengajar, kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya pembuatan rencana
pembelajaran (RPP) sehingga mahasiswa kesulitan dalam menjalankan pembelajaranserta
kurangnya mempersiapkan diri dan sikap sebelum memasuki kelas.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar erat kaitannya dengan ketermpilan dasar mengajar mahasiswa yaitu kurangnya
kemampuan mahasiswa dalam hal mengelola kelas sehingga dalam hal proses belajar
mengajar situasinya kurang kondusif, kurang dalam hal kemampuan membuka pelajaran,
kurangnya pemahaman mahasiswa praktikan dalam hal pemanfaatan media pembelajaran
yang ada sehingga proses pembelajaran berkesan kaku, kurangnya kemampuan
mahasiswa praktikan dalam hal proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, serta kurang dalam hal memvariasikan metode pembelajaransehingga
menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah).
Kekurangan lain yang dimiliki mahasiswa pada keterampilan dasar mengajarnya
khususnya keterampilan menjelaskan. Masalah ini terjadi disebabkan beberapa faktor
yang mana setiap orang akan berbeda. Masalah ini terjadi karena kurang memahami
materi yang akan diajarkan, adanya rasa canggung mengajar di depan kelas dan ada juga
karena takut apa yang diajarkan nanti tidak akan mendapat respon yang baik dari siswa-
siswa yang diajar, serta tidak mengetahui sistematika pengajaran dan langkah-langkah
menyampaikan materi.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa PPL dalam hal evaluasi antara lain adalah
kurangnya kemampuan mahasiswa praktikan dalam pembuatan soal yakni kemampuan
dalam menyesuaikan soal ulangan dengan materi pelajaran sehingga soalyang diberikan
kepada siswa kurang berbobot serta kurangnya pengetahuan mahasiswa praktikan
mengenai norma-norma pembuatan soal.
Nilai mahasiswa PPL yang diperoleh dari bagian akademik FKIP tidak sejalan
dengan hasil wawancara dengan guru pamong dalam bidang keterampilan dasarmengajar.
Berdasarkan hal ini terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara data nilai yang
diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan yang disampaikan oleh guru pamong.
b. Solusi
Keterampilan mengajar merupakan hal utama yang harus dikuasai sebelum
memasuki ruang kelas. Keterampilan mengajar ini ditujukan kepada mahasiswa yangakan
melaksanakan PPL harus memahami ke-8 keterampilan dasar mengajar tersebutkarena
keterampilan ini merupakan kemampuan seorang guru untuk membawa siswasampai
pada tujuan pembelajaran tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa keterampilan mengajar mahasiswa PPL
dapat dikatakan telah teraplikasikan apabila sebagian besar keterampilan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa PPL, mulai dari membuka dan menutup
pelajaran hingga mengajar kelompok kecil dan perorangan. Adapun bekal yang harus
dipersiapkan dari keterampilan dasar tersebut sebagai berikut keterampilanmembuka dan
menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola
kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E., (2008), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
SYOFNIDAH IFRIANTI
Email: syofnidah ifrianti@radenintan.ac.id
Abstrak
Sebagai calon guru, para mahasiswa Prodi PGMI dibekali empat kompetensi yangharus dikuasai oleh
guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam penelitian ini dikembangkan kompetensi
pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa melalui Lesson Study.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan sifat penelitian deskriptif kualitatif. Adapun
subyek penelitian adalah mahasiswa semester VI Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui triangulasi sumber data dan
triangulasi metode. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang samadari
tiga sumber yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode dilakukan untuk mengecek kebenaran data
melalui tiga teknik yang berbeda, yaitu observasi, wawancara, dan dokumen.
Berdasarkan analisa data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan lesson study
menumbuhkan kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa melalui komitmen
yang kuat dari seluruh anggota tim, proses latihan mengajar yang terencana secara seksama, pelaksanaan
yang dilakukan dengan tahapan yang sistematis dan berkelanjutan, serta saling memberidan menerima
saran dari orang lain.; (2) Kendala yang dihadapi: a) Keberadaan observer dapat mengganggu
konsentrasi pengajar, b) observer hanya mencatat kesalahan/kekurangan selama proses pembelajaran, c)
Kebanyakan fokus pengamatan pada guru, bukan pada proses pembelajaran, d) Pada tahapan diskusi,
mahasiswa saling mengritik dan mengemukakan kelemahan rekannya; (3) Manfaatnya: a) mengamati
dan belajar dari pengalaman orang lain, b) kualitas pembelajaran yang lebih baik, c) Melatih mahasiswa
untuk lebih teliti dalam menentukan tujuan pembelajaran, mengenal cara berpikir peserta didik, dan
memilih metode pembelajaran yang tepat, d) Dapat mengembangkan keahlian mengajar baik dalam
perencanaan maupun selama proses pembelajaran.
B. KAJIAN TEORI
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik menurut Standar Nasional Pendidikan (NSP) pasal 26 ayat (3)
adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
a. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik
dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip- prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkanstrategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasilevaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar(mastery level), dan memanfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
non akademik.
2. Implementasi Kompetensi Pedagogik
Secara sederhana terdapat empat (4) komponen yang harus dikuasai guru dalam
mengimplementasi kompetensi pedagogik, yaitu: pemahaman teori pembelajaran dan
kurikulum; persiapan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelaksanaan evaluasi dan
tindak lanjut.
Pemahaman teori pembelajaran dan kurikulum mendorong guru untuk menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Selainitu juga mendorong
guru untuk memahami dan mengenal karakteristik peserta didik, menguasai berbagai
pendekatan, strategi, metode, serta teknik pembelajaranyang kreatif dan inovatif.
Perencanaan pembelajaran meliputi banyak hal, seperti: menyusun program tahunan,
program semester, silabus, dan RPP. Guru yang profesional dapat dilihat dari
kemampuannya yang baik dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara detil dan
lengkap. Sehingga ketika memulai suatu proses pembelajaran, guru sudah sepenuhnya siap
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis biasanya disebut juga dengan
istilah standar proses. Seorang guru disebut profesional jika ia dapat melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan standar proses. Kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran kreatif-inovatif merupakan salah satu indikator penting dalam kompetensi
pedagogik.
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
proses pembelajaran. Sebaiknya guru menguasai prosedur kegiatan evaluasi dan hal-hal
terkait seperti membuat kisi-kisi soal dan sistem penilaian. Yang tidak kalah pentingnya
adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan tindak
lanjut pembelajaran.
3. Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan ini tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan implementasi dari
kompetensi profesional yang saling terkait dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, dan
sosial. Dalam penerapannya, keterampilan dasar mengajar harus disesuaikan dengan
berbagai keadaan pembelajaran. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar tidak dapat
dipisahkan dari kompetensi pedagogik. Sebagai kemampuan atau keterampilan pokok dan
bersifat khusus, maka mahasiswa sebagai calon guru wajib menguasai dan mampu
mengaktualisasikan jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran.
Ada sepuluh Kompetensi Dasar yang harus dikuasi oleh seorang guru, meliputi:
a. Menguasai bahan/materi pelajaran;
b. Mengelola program pembelajaran;
c. Mengelola kelas;
d. Menggunakan media dan sumber pembelajaran;
e. Menguasai landasan pendidikan;
f. Mengelola interaksi pembelajaran;
g. Menilai prestasi belajar siswa;
h. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan;
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;
j. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.
a. Lesson Study
Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan
hasil pembelajaran. Kegiatan lesson study dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas
belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri,
baik pada tataran individual maupun manajerial. Sebagaimana dirumuskan oleh Slamet
Mulyana bahwa lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
b. Langkah-Langkah Lesson Study
Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuaian cara melakasanakan lesson
study. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan dalam awal mengimplementasikan
lesson study di sekolah.
Tahap 1:
Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan merekrut anggota
kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui
aturan kelompok.
Tahap 2:
Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama, yakni: (a) menyepakati tema
penelitian (research theme) tujuan jangka panjang bagi pesertadidik; (b) memilih cakupan
materi; (c) memilih unit pembelajaran dan tujuan yangdisepakati.
Tahap 3:
Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson), yang meliputi kegiatan melakukan
pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangkan petunjuk pembelajaran, meminta
masukan dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atauguru lain yang berpengalaman).
Tahap 4:
Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hal ini
pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain
menjadi pengamat. Pengamat tidak diperkenankan melakukan intervensi terhadap jalannya
pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.
Tahap 5:
Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan. Diskusi dan
analisis sebaiknya mencakup butir-butir: refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang
anggota kelompok, presentasi dan diskusi data dari hasil pengamatan pembelajaran, diskusi
umum, komentar dari ahli luar, dan ucapan terima kasih.
Tahap 6:
Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini
anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus dilakukanselanjutnya. Apakah
berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaranini menjadi lebih baik?, apakah
akan mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan
tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok?
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan subyek
mahasiswa semester VI Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung. Adapun sifat penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui triangulasi untuk memperoleh
kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi yang dibutuhkan. Adapun triangulasi yang dimaksud oleh peneliti adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data dilakukan untuk
mengecek kebenaran data yang sama dari tiga sumber yangberbeda. Sedangkan triangulasi
metode dilakukan untuk mengecek kebenaran datamelalui tiga teknik yang berbeda, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumen.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data yaitu merangkum data-data yang terkumpul dari lapangan kemudian
memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus penelitian.
Jadi dalam penelitian ini, peneliti merangkum data yang diperoleh dari implementasi
lesson study dalam membangun kompetensi pedagogik danketerampilan dasar mengajar
mahasiswa.
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada penelitian ini, peneliti menyajikan hasil dari implementasi lesson study dalam
membangun kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
c. Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Untuk menarik kesimpulan peneliti menggunakan cara berfikir induktif atau
analisis sintetik. Peneliti menganalisa data berdasarkan fakta-fakta khusus untuk
menghasilkan kesimpulan yang akurat, sehingga dapat dijadikan fakta dalam membuktikan
kebenaran data yang diajukan.
D. HASIL PENELITIAN
Penelitian diawali dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
konsep-konsep kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar. Mengingat bahwa
subyek penelitian merupakan mahasiswa yang belumsepenuhnya menjadi praktisi pendidik
atau guru, sehingga mereka perlu menguasai apa yang dimaksud dengan kompetensi
pedagogik dan keterampilan
dasar mengajar serta bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pembelajara yang
sesungguhnya.
Berdasarkan teori-teori yang diberikan oleh peneliti yang juga menjadi dosen
pembimbing, selanjutnya mahasiswa diberi kesempatan untuk menyusun rancangan
observasi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data-data penelitian. Berbagai ide dan
masukan dari masing-masing kelompok kemudian didiskusikan di kelas untuk menemukan
konsep yang sama sehingga hasilnya kelak tidakmenyimpang dari tujuan utama penelitian.
Peneliti merangkum pendapat para ahli sehingga kemudian disusun kisi- kisi
observasi sebagai berikut.
Tabel 1
Kisi-Kisi Observasi
Jenis Keterampilan
No Indikator Sub-Indikator Ket.
1 Keterampilan Membuka 1)Mengkondisikan a. Menumbuhkan perhatian dan motivasi
Pembelajaran pembela- jaran
b. Menciptakan sikap yang mendidik
c. Menciptakan kesiapan belajar siswa
d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis
2) Menarik perhatian a. Gaya mengajar guru
siswa
b. Penggunaan alat bantu
c. Menciptakan interaksi
3) Memberi-kan a. Memperhatikan minat siswa
motivasi
b. Menimbulkan antusias belajar
c. Menimbulkan rasa ingin tahu
d. Mengemukakan soal atau pertanyaan
4) Melaksa- nakan a. Mengecek kehadiran siswa
Kegiatan Apersepsi
b. Mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi sebelumnya
c. Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai
d. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan
siswa
2 KeterampilanMenjelaskan 1) Kejelasan a. Kalimat sederhana / tidak berbelit- belit
Pembelajaran
b. Penggunaan kata-kata tidak berlebihan atau
tidak meragukan
c. Melengkapi penjelasan dengan memberikan
contoh-contoh yang aktual dan sesuai materi
2) Interaksidalam a. Mendorong siswa aktif dalam pembelajaran
pembela-jaran
b. Memberi bantuan kepada siswa yangmengalami
kesulitan
c. Merespon siswa
c. Tepat
b. Secara Verbal
3) Memusatka n
PerhatianKompleks a. Menyiapkan materi yang akan disajikan
b. Mengarahkan perhatian
c. Menyusun komentar
b. Kepada individu
e. Melakukan evaluasi
1. Membuka Pembelajaran
HASIL ANALISA
Ssemua unsur yang terdapat dalam sub-indikator keterampilan membuka pembelajaran telah dilaksanakan
dengan lengkap, sistematis, dan terencana. Aktivitas guru dan peserta didik menunjukkan bahwa guru telah
merencanakan sebaik mungkin setiap detil yang harus dilakukan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
melakukan proses pembelajaran.
Cerita singkat yang cukup menarik perhatian peserta didik membuktikan bahwa guru memahami karakter
peserta didiknya sesuai dengan levelnya. Pertanyaan di awal pembelajaran menimbulkan minat dan rasa ingin
tahu peserta didik, sehingga mereka menjadi termotivasi untuk terus mengikuti pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa telah memahami bagaimana mengimplementasikan dan mengembangkan
kompetensi pedagogik dalam memahami karakteristik peserta didik.
2. Menjelaskan Pembelajaran
HASIL ANALISA
Guru mampu menjelaskan pembelajaran dengan baik. Penggunaan kata-kata yang sederhana, bahasa yang
jelas, dan pemberian contoh yang tepat, membuat peserta didik jadi mudah memahami materi yang diberikan.
Interaksi dua arah dan respons positif yang diciptakan guru dapat memancing partisipasi aktif peserta didik
selama proses pembelajaran.
HASIL ANALISA
Guru menggunakan nada suara yang stabil dengan mimik wajah yang tepat sesuai pembelajaran. Posisi guru
tidak hanya pada satu tempat yang samadan kontak mata yang dilakukan guru, serta metode pembelajaran
yangbervariasi dapat menjadi stimulus untuk mendapatkan respons peserta didik.
Namun stimulus yang diberikan guru kurang optimal diantaranya karena interaksi yang terjadi hanya guru –
peserta didik, dan peserta didik – guru. Tidak ada kesempatan interaksi peserta didik – peserta didik yang
diciptakanoleh guru. Media yang digunakan juga hanya terbatas pada media visual.
4. Bertanya Dasar
NO JENIS KOMPETENSI/KETERAMPILAN & ANALISANYA
HASIL ANALISA
Guru menguasai keterampilan bertanya dasar dengan sangat baik. Terbukti dari teknik bertanya yang dilakukan
guru, yaitu: memberi acuan, bertanya secara umum, memberi kesempatan berpikir sebelum menunjuk
seseorang untuk menjawab, dan membimbing peserta didik agar mampu menemukan sendiri jawaban yang
tepat.
5. Bertanya Lanjut
HASIL ANALISA
Keterampilan bertanya lanjut hanya sebatas pada kompetensi kognitif berupaingatan dan hapalan. Guru belum
mampu mengembangkan pertanyaan yang jawabannya membutuhkan analisa, sintetis, atau kemampuan
psikomotorik.
6. Memberi Penguatan
HASIL ANALISA
Penguatan dibutuhkan untuk menunjukkan apresiasi bagi peserta didik yang mampu melakukan kegiatan atau
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari praktik mengajar, nampak jelas bahwa mahasiswa sudah menguasai
keterampilan memberi penguatan. Karena mereka sudah menerapkanberbagai teknik memberi penguatan, baik
penguatan verbal maupun non- verbal.
7. Membimbing Diskusi
HASIL ANALISA
Beranggapan bahwa keterampilan membimbing diskusi hanya diterapkan jika pembelajaran menggunakan
metode diskusi. Karena dalam kegiatanlesson study masih ada kelompok tidak mempraktikkan metode diskusi
dalam proses pembelajaran yang mereka rancang, sehingga keterampilan membimbing diskusi tidak diterapkan
sama sekali.
HASIL ANALISA
Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan belum berkembang dengan baik karena banyak
indikator yang menjadi ciri keterampilan ini belum dilaksanakan dengan baik. Selain guru tidak melakukan
kulminasi, guru juga tidak mengkoordinir kerja kelompok, melakukan supervisi, atau menyampaikan nasihat-
nasihat kehidupan kepada peserta didik. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar
dan tidak
NO JENIS KOMPETENSI/KETERAMPILAN & ANALISANYA
menuntun peserta didik agar dapat menilai sendiri kemajuan belajar mereka.
9. Membuat Ilustrasi dan Contoh
HASIL ANALISA
Sudah mengembangkan keterampilan membuat ilustrasi dan contoh dengan baik. Karena ilustrasi yang
disampaikan guru selain mudah dipahami dan menarik, juga relevan dengan kehidupan nyata.
1 Mengelola Kelas
0.
HASIL ANALISA
Keterampilan mengelola kelas dapat dikuasai dengan baik. Guru memberi perhatian kepada seluruh peserta
didik, memberi kesempatan yang sama bagi mereka untuk mengembangkan diri, dan mampu menjaga
ketertiban kelas selama proses pembelajaran.
1 Menutup Pembelajaran
1.
HASIL ANALISA
Mahasiswa dalam praktik mengajar mampu menguasai keterampilan menutup pembelajaran dengan cukup
baik. Guru menutup pembelajarandengan mengajak peserta didik merangkum pelajaran, melakukan evaluasi,
dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya. Perbedaan yang cukup jelas terlihat adalah pada
kegiatan refleksi, hanya sebagian kecil mahasiswayang melakukan refleksi saat menutup pembelajaran.
F. KESIMPULAN
Berdasarkah hasil analisa dari data-data yang diperoleh dalam penelitian, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan lesson study menumbuhkan kompetensi pedagogik dan keterampilan
dasar mengajar mahasiswa melalui komitmen yang kuat dari seluruh anggota tim,
proses latihan mengajar yang terencana secara seksama, pelaksanaan yang dilakukan
dengan tahapan yang sistematis danberkelanjutan, serta saling memberi dan
menerima saran dari orang lain.
2. Kendala-kendala yang dihadapi:
a. Keberadaan observer yang jumlahnya cukup banyak dapat mengganggu
konsentrasi pengajar sehingga proses pembelajaran juga terganggu.
b. Seringkali observer hanya mencatat kesalahan/kekurangan selama proses
pembelajaran.
c. Kebanyakan fokus pengamatan pada guru, bukan pada proses pembelajaran.
d. Pada tahapan diskusi, seringkali yang terjadi adalah: mahasiswa saling mengritik
dan mengemukakan kelemahan rekannya. Padahal semestinya mereka saling
belajar satu dengan lainnya.
3. Manfaat Lesson Study dalam membangun kompetensi pedagogik danketerampilan
dasar mengajar bagi mahasiswa:
a. Menumbuhkan kemampuan mengamati dan belajar dari pengalaman orang lain.
b. Memberi kesempatan untuk berlatih berulang kali sehingga berdampak pada
kualitas pembelajaran yang lebih baik.
c. Melatih mahasiswa untuk lebih teliti dalam menentukan tujuan pembelajaran,
mengenal cara berpikir peserta didik, dan memilih metode pembelajaran
yangtepat.
d. Dapat mengembangkan keahlian mengajar baik dalam perencanaan maupun
selama proses pembelajaran.
G. DAFTAR PUSTAKA
Riwayat Artikel : diterima: 26 November 2020; direvisi: 16 Desember 2020; disetujui: 26 Januari 2021
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan mengajar dasar guru dalam proses pembelajaran matematika
siswa kelas V di SDN 110 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan pada semester genap
2019/2020. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru kelas V. Keterampilan mengajar dasar guru diselidiki berdasarkan empat
keterampilan, yaitu bertanya, memberikan penguatan, memvariasikan kegiatan belajar, dan membimbing kelompok kecil dan
individu.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua guru memiliki keterampilan dasar mengajar yang memadai dalam proses
pembelajaran matematika. Guru bekerja sangat baik dalam membimbing kelompok kecil dan individu dibandingkan dengan
keterampilan lainnya
BASIC TEACHING SKILLS FOR TEACHERS IN THE MATHEMATICS LEARNING PROCESS IN CLASS V
ELEMENTARY SCHOOL 110 PEKANBARU
Abstract. This study aims to describe teachers’ basic teaching skills in mathematics learning process of fifth grade students in SDN
110 Pekanbaru. This is a qualitative study conducting in in the even semester of 2019/2020. The subjects of this study were two fifth
grade teachers. Teachers’ basic teaching skills were investigated based on four skills, namely asking questions, providing
reinforcement, varying learning activities, and guiding small groups and individuals. The results of this study showed that both
teachers have sufficient basic teaching skills in mathematics learning process. The teachers performed very well on guiding small
groups and individuals comparing to the other skills.
PENDAHULUAN
Pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupunjenjang pendidikan tinggi menetapkan matematika sebagai
mata pelajaran yang wajib [1]. Penggolongan kemampuan siswa apakah termasuk pada berkemampuan rendah,
sedang atau tinggi dapat diprediksi oleh kemampuan siswa padapembelajaran matematika. Hal ini diperkuat oleh
Ruseeffendi
[2] bahwa “matematika merupakan ratunya ilmupendidikan”. Siswa yang termasuk pada golongan berkemampuan
tinggi biasanya siswa yang mempunyai persepsi bahwa mata pelajaran matematika menyenangkan dan matematika
menjadi mata pelajaran favorit siswatersebut. Sedangkan untuk siswa yang termasuk padagolongan berkemampuan
rendah adalah siswa yang mempunyai persepsi bahwa matematika dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan,
sehingga siswa tidak menyukai pada saat proses pembelajaran matematika, hal ini ditunjukkan oleh hasil survey
mengenai persepsi siswa terhadap pelajaran dan materi ajar matematika bahwamatematika dianggap sebagai pelajaran
yang menakutkan, membuat bosan, menyebalkan bahkan membuat siswa menjadi pusing dan stress [3]. Sementara
itu, beberapa hasil studi sebelumnya menunjukkan bahwa siswa memilikikemampuan matematika yang rendah [4] &
[5], kurang kreatif dalam menyelesaikan soal matematika [6], tidak mampu berpikir logis [7]. Siswa dalam
mengerjakan soal- soal bentuk geometri dan pengukuran masih merasa kesulitan karena soal-soal yang disajikan
didesain dengan bentuk yang berbeda atau tidak rutin dikerjakan oleh siswa
Untuk mengatasi permasalahan dari kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika, guru
perlu menguasai keterampilan dasar mengajar yangkompleks dan keterampilan tersebut tidak dapat dikuasai langsung.
Untuk menguasai keterampilan dasar yang kompleks diperlukan penguasaan keterampilan dasar mengajar, disebut
dasar karena keterampilan ini merupakan keterampilan awal yang nantinya dapat dikembangkan menjadi
pembelajaran yang baik. Peningkatan kualitaspendidikan sekolah tidak terlepas dari peran guru untuk memiliki
keterampilan dasar mengajar dalam mengelola proses pembelajaran dengan baik. Keterampilan dasar mengajar adalah
kemampuan profesional yang bersifat utuh dan menyeluruh sebagai pembaruan dari berbagai kompetensi guru [8].
- 21 -
Terdapat delapan keterampilan mengajar guru yang harus bentuk deskriptif
dikuasai oleh guru yang berperan penting dalam
penentuan kualitas pembelajaran, diantaranya
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
[9]. Jadi guru tidak sekedar mentransferkan ilmu
pengetahuan tetapi mereka dituntut untuk dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas.
Untuk itu guru perlu menguasai keterampilan dasar
mengajar untuk pencapaian pembelajaran yang
berkualitas. Jika guru puas dengan pekerjaannya maka
mereka akan bekerja denganpenuh semangat dan
bertanggung jawab [10].
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan
pada proses pembelajaran matematika pada salah satu
guru kelas V di SDN 110 Pekanbaru, peneliti mengamati
bahwa proses pembelajaran matematika yang
dilaksanakan belum mengakomodir peran siswa secara
aktif. Sebagian besar siswa hanya mendengarkan materi
yang diberikan oleh guru.Namun, hal tersebut tentu
belum bisa dijeneralisis. Oleh sebab itu, perlu adanya
penelitian untuk mengetahui keterampilan dasar
mengajar guru pada proses pembelajaran matematika
kelas V SDN 110 Pekanbaru.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah keterampilan dasar mengajar guru pada
proses pembelajaran matematika kelas V di SDN 110
Pekanbaru. Dari rumusan tersebut maka tujuan penelitian
ini adalah untuk memberikan gambaran tentang
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika di kelas V SDN 110
Pekanbaru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika kelas V SDN 110 Pekanbaru.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif.Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi yang nyata
dan bersifat alamiah [11].
Subjek penelitian ini adalah dua orang guru kelas
V SDN 110 Pekanbaru. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti meminta izin kesediaan guru di tiga kelas V di
SDN
110 Pekanbaru untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dari 3 guru yang mengajar di kelas V, hanya 2 guru yang
bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu guru
kelasA dan guru B. Data yang digunakan dalam
penelitian adalah data kualitatif. Bentuk data yang
dikumpulkan berupa kata- kata yang disajikan dalam
-
atau narasi [12]. Sumber data pada penelitian ini kecil dan perseorangan dari 10 indikator yangdiamati
adalah lembar observasiyang diisi oleh peneliti yaitu 9 yang muncul. Jika dilihat dari komponen-
pertama pada saat melakukan observasi terhadap komponen yang keterampilan dasar mengajar guru di
guru kelas V SDN 110 Pekanbaru saat atas, guru A setiap komponen keterampilan dasar
melaksanakan proses pembelajaran matematika. mengajar guru di atas, guru A cenderung memiliki nilai
Selama melakukan observasi peneliti merekam rata-rata yang tinggi dari guru B. Hal ini peneliti rasakan
kegiatan tersebut yang kemudian peneliti saat melakukan
membuat kutipan guna mempermudah peneliti
dalam menginterpretasikan data tersebut. Peneliti
juga mengumpulkan data pendukung melalui
wawancara terstruktur.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti tentang analisis keterampilan dasar mengajar
guru pada proses pembelajaran matematika kelas V di
SDN 110 Pekanbaru, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika kelas V di SDN 110
Pekanbaru sudah dilaksanakan dengan baik. Secara
keseluruhan keterampilan bertanya dari 10 indikator
yang diamati yaitu 8 yang muncul, keterampilan
memberi penguatan dari 10 indikator yang diamati yaitu
10 yang muncul, keterampilan mengadakan variasi dari
10 indikator yang diamtai yaitu 7 yang muncul, dan
keterampilan membimbing kelompok kecil dan
perseorangan dari 10 indikator yang diamati yaitu 10
yang muncul.
Berdasarkan simpulan diatas, terdapat beberapa
rekomendasi yang dapat peneliti tuliskan peneliti yaitu:
1) Guru hendaknya lebih mengembangkan keterampilan
dasar mengajar terutama pada keterampilan mengadakan
variasi dalam menggunakan media pembelajaran yang
menarik agar siswa tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Guru juga agar dapat
membimbing siswa untuk berdiskusi agar terjadinya
interaksi yang baik antar siswa. 2) Kepala Sekolah
diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran
sehingga proses pembelajaran berjalan lebih optimal.
Selain itu, guru-guru perlu diberi pelatihan dan
pembinaan agar dapat meningkatkan profesionalismenya
-
untuk peneliti selanjutnya melihat ke semua aspek.
REFERENSI
[1] Bhoke, W. 2017. Hubungan antara Motivasi
dengan Hasil Belajar Matematika pada
Siswa SMP. Annual Proceeding.
[2] Ruseeffendi 2006. Pengantar kepada
MembantuGuru Mengembangkan
Kompetensi dalam Pengajaran Matematika
untuk Meningkatkan CBSA.
Jakarta : Bumi Aksara
[3] Intisari. 2017. Presepsi Siswa Terhadap
Mata Pelajaran Matematika. Wahana Karya
Ilmiah Pendidikan. 1(1), 62-64.
[4] Witri, G., Putra, Z. H., & Gustina, N,. 2014.
Analisis Kemampuan Siswa Sekolah Dasar
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika
Model The Trends for International
Mathematics and Science Study (TIMSS) di
Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3(1), 32-39.
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v3il.2111
[5] Witri, G., Putra, Z. H., & Nurhanida. 2015.
Analisis kemampuan number sense siswa
sekolah dasar di Pekanbaru. In Mahdum, S.
S. Achmad, D. A. Natuna, Suarman, A. R.
Ahmad, & M. H. M. Yasin (Eds.),
Proceeding of 7th International Seminar on
Regional Education: Educational community
and cultural diversity (vol. 2 pp. 755–762).
Pekanbaru: Universitas Riau Press.
[6] Lely, M., Putra, Z. H., & Syahrilfuddin, S.
2020.Fifth Grade Students’ Creative
Thinking in Solving Open- Ended
Mathematical Problems. Journal of Teaching
and Learning in Elementary Education, 3(1),
58-68.
-
[7] Syafitri, R., Putra, Z. H., & Noviana, E. 2020. Fifth
Grade Students’ Logical Thinking in Mathematics.
Journal of Teaching and Learning in Elementary
Education, 3(2), 157-167.
[8] Uno, H. B. 2009. Orientasi Baru dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
[9] Usman, M. U. 2011. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[10] Y. Suchyadi et al., “Increasing Personality
Competence Of Primary School Teachers, Through
Education Supervision Activities In Bogor City,” J.
COMMUNITY Engagem., vol. 01, no. 01, 2019.
[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[12] Yusuf, M. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana
[13] Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
[14] Usman, M. U. 2010. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[15] Sundari, F. S., & Mulyawati, Y. 2017. Analisis
Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PGSD.
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MAHASISWA TADRIS BIOLOGI
Nasrul Hakim1*, Tri Andri Setiawan2, Aby Febriansyah3 , Nurul Huda4, Evi Sinta Dewi5,
Halimah Sa’diah6, Nurul Azizah7
1,2,3,4,5,6,7Tadris Biology Institut Agama Islam Negeri Metro, Lampung,
Jl. Ki Hajar Dewantara No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Tim., Kota Metro, Lampung 34112
corresponding author: nasrulhakim@metrouniv.ac.id *
-
iii
Dalam Undang-Undang guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dinyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional dan sosial (Hakim, 2016). Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian dewasa, stabil, arif, berwibawa, menjadi teladan
dan berakhlak mulia. Kompetensi pedagogik meliputi keterampilan memahami peserta didik,
merancang dan melaksanakan pembelajaran sampai pada ealuasi proses pembelajaran
(Yudiyanto, 2019). Kompetensi profesional adalah kemampuan memahami materi
pembelajaran secara luas dan mendalam serta pemahaman struktur metodologi
keilmuwannya. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua, dan amsyarakat sekitar lingkungan
pembelajaran (Laksana, 2014).
Guru merupakan jabatan profesi, sehingga untuk menjadi guru yang baik harus dilatih
dan dipersiapkan secara khusus. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
berperan penting dalam mempersiapkan dan menyediakan calon guru yang kompeten dan
profesinal untuk semua jenjang pendidikan (Frasetyana, 2015). Keterampilan dasar mengajar
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, terlepas dari tingkat
kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan
keterampilan dasar guru dalam mengajar (Sundari, 2017). Keterampilan dasar mengajar
adalah suatu karakteriktik umum yang dimiliki seorang guru yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk tindakan (Rusman, 2014).
Sedangkan Barus (2016) menyatakan bahwa keterampilan dasar mengajar adalah sebuah
bentuk keterampilan dan perilaku yang bersifat mendasar yang harus dimiliki oleh setiap guru
sebagai modal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola pembelajaran dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Sadikin (2016) keterampilan dasar mengajar meliputi delapan keterampilan yaitu
(1) Keterampilan bertanya, (2) Keterampilan member penguatan, (3) keterampilan
mengadakan variasi, (4) Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan
menutup pembelajaran
(6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Keterampilan mengajar
kelompok dan perorangan, dan (8) Keterampilan mengelola kelas. Seorang guru yang
professional harus menguasai delapan keterampilan dasar tersebut agar mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik.
-
Berdasarkan observasi pada perkuliahan strategi pembelajaran biologi menunjukkan
bahwa keterampilan dasar mengajar mahasiswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor utama yang menyebabkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa
masih cukup
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
adalah kurang tersedianya sumber bacaan yang dapat dijadikan sebagai referensi utama
mahasiswa dalam mempelajari dan mengkaji konsep konsep dasar pembelajaran dan
keterampilan dasar mengajar.
Kurangnya referensi konsep dasar pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum saat
inidan karakteristik peserta didik dengan kemajuan teknologi seperti saat ini juga menjadi
faktor rendahnya kemampuan literasi mahasiswa (Lukman, 2019). Hal ini berimbas pada
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam mengelola kelas, membimbing peserta didik,
menjelaskan topik pembelajaran dengan baik ataupun membimbing kelompok dalam proses
pembelajaran (Sadikin, 2019). Ditambah lagi Aulia (2015) menyatakan bahwa kurangnya
keterampilan dasar mengajar mahasiswa disebabkan karena kurangnya kesempatan yang
diberikan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan keterampilan tersebut di depan kelas pada
proses pembelajaran. Padahal keterampilan dasar mengajar tidak cukup jika dipelajari secara
teoritik saja tanpa dipraktekkan dalam kegiatan pembelajaran (Hakim, 2020).
Model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here adalah salah satu model pembelajaran
aktif (Active Learning) yang memberikan peluang kepada tiap siswa untuk menjadi guru bagi
temannya (Milawati, 2014). Menurut Kadariah (2018) Model pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk berpikir apa yang dia pelajari, bertanya, menanggapi dan berbagi
pengetahuan yang diperoleh kepada temannya. Diharapkan dengan model pembelajaran
Everyone Is A Teacher Here keterampilan dasar mahasiswa dapat meningkat.
Berkaitan dengan model pembelajaran everyone is a teacher here, terdapat tujuh
prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam menerapkan model ini yaitu (1)
memahami kebutuhan, motivasi dan minat peserta didik (2) memahami tujuan pembelajaran
(3) memahami tahap perkembangan dan kematangan peserta didik (4) memahami perbedaan
diantara peserta didik (5) memperhatikan pemahaman peserta didik, mengetahui hubungan
dan kebebasan berfikir (6) menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi peserta didik, dan (7) memberikan contoh dan teladan yang baik
(Suryani, 2018).
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan semua teori dan konsep yang dipelajari
sehingga keterampilan dasar mengajar dapat ditingkatkan. Maka, dirasa sangat perlu untuk
dilakukan penelitian Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here untuk
Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris Biologi.
-
iii
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan PTK.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah–masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru
dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Sedangkan menurut
Arikunto (2008), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas
dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya
berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam
pembelajaran dikelas.
Instrumen Penelitian
Untuk mengukur keterlaksanaan model everyone is a teacher here dalam pembelajaran ini
digunakan lembar observasi keterlaksanaan model yang dikembangkan sesuai dengan sintaks
-
model pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk mengukur keterampilan dasar mengajar
digunakan lembar observasi yang telah dimodifikasi dari intrument APKG Alat Penilaian
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
N = { F/S } x 100
Keterangan
N = Nilai
F = Jumlah kegiatan yang muncul
S = Jumlah keseluruhan komponen
Adapun kriteria keterampilan dasar mengajar yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
No Rentang skor Kriteria
1 91 – 100 Sangat Baik
2 76 – 90 Baik
3 61 – 75 Cukup
4 51 – 60 Kurang
5 < 50 Sangat kurang
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Kegiatan Pra-Penelitian
Kegiatan pra-penelitian berupa kegiatan observasi yang dilakukan sebelum penelitian meliputi
observasi tentang kondisi lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana dan kondisi
mahasiswa serta mengamati permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
dengan melakukan wawancara dengan mahasiswa dan dosen mitra.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pada masing-masing siklus (siklus I, dan II) meliputi:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1). Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan pertemuan dengan dosen mitra pada prodi Pendidikan Biologi
Universitas Jambi yang dikemas dalam kegiatan plan untuk membicarakan persiapan
tindakan dan waktu pelaksaanaan tindakan, diskusi mengenai Rencana Pelaksanaan
Perkuliahan (RPP), skenario pembelajaran, Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), menyiapkan
lembar pengamatan (observasi) keterlaksanaan model dan rubrik keterampilan dasar
mengajar.
2). Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan atau Do berupa penerapan model pembelajaran everyone os a
teacher here dengan menggunakan buku dasar dasar proses dan pembelajaran biologi.
Kegiatan Do
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
sekali. Pada akhir perhitungan, diperoleh klasifikasi nilai secara klasikal untuk mengetahui
keterampilan dasar mengajar mahasiswa secara keseluruhan.
HASIL PENELITIAN
a. Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Pendidikan Biologi dengan
Model Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
Data keterampilan dasar mengajar mahasiswa diambil dari lembar observasi. Analisis
dilakukan dengan menghitung skor masing-masing aspek yang diperoleh mahasiswa,
kemudian digunakan untuk melihat skor setiap aspek yang diperoleh mahasiswa, kemudian
digunakan untuk melihat persentase skor setiap aspek keterampilan dasar mengajar
mahasiswa secara klasikal. Setelah menghitung persentase skor keterampilaan dasar tersebut
selanjutnya mengklasifikasikan skor tersebut ke dalam kategori: kurang sekali, kurang,
cukup, baik dan baik sekali. Pada akhir perhitungan, diperoleh klasifikasi nilai secara klasikal
untuk mengetahui keterampilan dasar mengajar mahasiswa secara keseluruhan.
Berdasarkan data hasil observasi awal didapatkan bahwa keterampilan dasar mengajar
mahasiswa semester V Tadris Biologi FTIK IAIN Metro Dalam Perkuliahan Strategi
pembelajaran Biologi masih rendah karena berada pada kriteria cukup. Keterampilan Dasar
Mengajar mahasiswa mengalami peningkatan pada Siklus I dan Siklus II. Secara lengkap
persentase skor keterampilan dasar mengajar mahasiswa per siklus dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.
Keterangan:
A1 = Keterampilan bertanya
A2 = Keterampilan Memberi
Penguatan A3 = Keterampilan
Mengadakan Variasi
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education
Research P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
A4 = Keterampilan Menjelaskan
A5 = Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
A6 = Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil A7 = Keterampilan Mengelola Kelas
A8 = Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan perseorangan.
PEMBAHASAN
Persentase skor setiap komponen atau aspek keterampilan dasar mengajar mengalami
peningkatan dari observasi awal ke Siklus I. Persentase skor keterampilan dasar mengajar
juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Semua indikator atau komponen
keterampilan dasar mengajar mengalami peningkatan.
Komponen Keterampilan Bertanya meningkat dari 62,0% pada observasi awal
menjadi 68% pada Siklus I dan 75% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Bertanya
meningkat 6% pada Siklus I dan 7,3% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Memberi
Penguatan meningkat dari 64% pada observasi awal menjadi 69,5% pada Siklus I dan 76,8%
pada Siklus II. Persentase Keterampilan Memberi Penguatan meningkat 5,5% pada Siklus I
dan 7,25% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi meningkat dari
68,2% pada observasi awal menjadi 72% pada Siklus I dan 78,2% pada Siklus II. Persentase
Keterampilan Mengadakan Variasi,meningkat 3,8% pada Siklus I dan 6,2% pada Siklus II.
Komponen Keterampilan Menjelaskan meningkat dari 66,7% pada observasi awal
menjadi 72,7% pada Siklus I dan 78,5% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Menjelaskan
meningkat 6% pada Siklus I dan 5,7% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Membuka
dan Menutup Pelajaran meningkat dari 66% pada observasi awal menjadi 68,8% pada Siklus I
dan 75,0% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
meningkat 2,85% pada Siklus I dan 6,2% pada Siklus II. Komponen Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil meningkat dari 65,6% pada observasi awal menjadi
72,5% pada Siklus I dan 6% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil meningkat 6,9% pada Siklus I dan 6% pada Siklus II. Komponen
Keterampilan Mengelola Kelas meningkat dari 65,6% pada observasi awal menjadi 73% pada
Siklus I dan 79,2% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Mengelola Kelas meningkat 7,4%
pada Siklus I dan 6,2 % pada Siklus II. Sementara komponen Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan perseorangan meningkat dari 63,4% pada observasi awal menjadi 68%
pada Siklus I dan 75,1% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan perseorangan meningkat 4,5% pada Siklus I dan 7% pada Siklus II.
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020
Salah satu indikator seorang guru yang berkompeten adalah mampu terampil
dalam kegiatan pembelajaran, termasuk mengelola kegiatan pembelajaran secara
melaksanakan
aktif, kreatif, dan menyenangkan (Wulantina, 2020). Maka, untuk dapat mencapai
keterampilan tersebut, diperlukan latihan dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran
agar mampu melaksanakan kegiatan mengajar dengan baik (Setiawan, 2020). Menurut
Suyanto (2013), guru harus menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan
tanggungjawab sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih. Guru yang menguasai keterampilan
dasar mengajar yang baik dapat mengemas pembelajaran dengan baik dan menarik, sehingga
dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajar.
SIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
everyone is a teacher here mampu meningkatkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
Persentase skor keterampilan dasar mengajar sebelum tindakan 65,2% termasuk dalam
kategori cukup. Persentase skor keterampilan dasar mengajar meningkat pada siklus I menjadi
70,6% termasuk dalam kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
77,1% termasuk dalam kategori baik. Model pembelajaran everyone is a teacher here cocok
digunakan pada matakuliah strategi pembelajaran biologi.
Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini maka dapat disarankan agar perkuliahan harus
memberikan kesempatan lebih kepada mahasiswa untuk mempraktekkan sendiri keterampilan
yang harus dikuasai. Dosen harus mengembangkan model pembelajaran yang mampu untuk
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru yang professional dimasa yang akan datang.
REFERENSI
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aulia, D. 2015. Analisis Keterlaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL Pendidikan Biologi
di Kota Jambi. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Bandung: Alfabeta.
Barus, S. Siagian S. Purba S. 2016. Upaya Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi
Klinis dengan Pendekatan Kolaboratif di SMK Negeri 1 Brastagi Kabupaten Karo. Jurnal
Pendidikan dan Pengawasan. Vol. 3 No.2. Hal; 16-32.
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education
Research P-ISSN: 2272-5070
. 1 No. 1, Juni 2020Vol
Available online at:
http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al -Jahiz
-
Wulantina, E., Soeseno, Z., Arsita, F., Loviana, S., Amri,
A., & Merliza, P. (2020). Introduction to Realistic
Mathematics to Communities Learning in Iringmulyo
District. Bakti Cendana, 3(1), 50-61. https://do
-
KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MAHASISWA CALON GURU IPA PROGRAM STUDI
PENDIDIAN IPA
Indri Nurwahidah
Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ivet,
Semarange-mail: indrinur555@gmail.com
Abstrak
Penerapan keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk dilakukan oleh guru agar
penyampaikan materi pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan
profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan dasar
mengajar mahasiswa calon guru IPA pada mata kuliah microteaching. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif untuk menggambarkan secara deskriptif
kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA pada mata kuliah
microteaching. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nila rata-rata keterampilan dasar
mengajar pada latihan mengajar ke-1 dan ke-2 adalah 67 pada kategori baik. Dapat
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru
IPA pada program studi pendidikan IPA Universitas Ivet dalam kategori baik.
Kata kunci: calon guru, IPA, keterampilan dasar mengajar, microteaching.
Abstract
The application of basic teaching skills is very important to do by the teacher so that the
delivery of learning materials can run smoothly, effectively, efficiently, and professionally. The aim of
this research was to determine the ability of the basic teaching skills of prospective science teacher in
microteaching class. This type of research is a descriptive qualitative to describe descriptively the
ability of basic teaching skills prospective science teacher in microteaching class. Based on the
results of this research could be define that the average value of basic teaching skills in the first or
second teaching practise was 67 categorized as good. It can be concluded that the average ability of
basic teaching skills of prospective science teacher students in the Ivet University IPA education study
program is in the good category.
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan yang
melibatkanguru dan siswa [1] [2]. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah, interaksi
antara guru dan siswa memiliki peranan yang utama untuk menentukan suatu pembelajaran
dapat dikatakan berhasil [3]. Banyak jenis interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, salah
satunya interaksi di kelas yaitu dalamkegiatan proses pembelajaran. Guru bisa berhasil
membimbing perserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang baik jika
guru tersebut dapat melakukan perannya dengan baik. Sayangnya, tidak semua guru dapat
melakukan hal itu. Untuk menjadi seorang guru tidak hanya dibutuhkan pengetahuan bidang
keilmuannya saja tetapi banyak hal lain yang perlu dikuasai dengan baik. Menurut UU No 20
tahun 2005 tentang guru dan dosen, seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama.
Keempat kompetensi tersebut adalah pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Empat
kompetensi tersebut harus diimplementasikan guru dalam mengajar di sekolah agar
pembelajaran dapat berjalan
-
dengan baik dan lancar [4] [5]. Antara satu kompetensi dengan kompetensi yang lainnya
saling berkaitan. Dalam mempelajari dan memahami kompetensi tersebut sebelum menjadi
guru, seseorang harus menempuh pendidikan formal jenjang perguruan tinggi pada program
studi ilmu kependidikan.
Melalui pendidikan tinggi mahasiswa mempelajari bidang keilmuan sesuai dengan
minatnya yang termasuk dalam kompetensi profesional. Namun tidak hanya itu saja,
kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial juga dipelajari melalui integrasi pada mata
kuliah yang sesuai dalam kurikulum program studi. Terdapat beberapa perbedaan muatan
materi pada mata kuliah kependidikan karena harus disesuaikan dengan bidang keilmuan
masing-masing. Misalnya pada program studi pendidikan IPA, seorang mahasiswa calon guru
harus lebih banyak memahami mengenai praktikum yang relevan dengan materi
pembelajaran. Tidak hanya itu, seorang calon guru IPA selain harus memahami konsepmateri
dengan baik, menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa, menghubungkan
konsep dengan percobaan atau praktikum tetapi juga harus mampu menyampaikan hal-hal
tersebut kepada siswa dengan baik. Mahasiswa calon guru harus mempunyai keterampilan
untuk menyampaikan kepada siswa agar ilmu yang dimiliki dapat tersamapaikan dan juga
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hal ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Agar
calon guru IPA dapat melakukan hal tersebut dengan baik diperlukan metode atau cara yang
tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Metode tersebut adalah keterampilan dasar
mengajar yang disampaikan pada mata kuliah microteaching. Pada mata kuliah
microteaching, mahasiswa calon guru IPA dituntut untuk dapat memahami dan menerapkan
keterampilan dasar mengajar agar dapat mengajar dengan baik di depan kelas.
Menurut Shoffa [6] dan Helmiati [7] keterampilan dasar mengajar terdiri dari delapan
yaitu: 1)keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 2) keterampilan menjelaskan
pelajaran;
3) keterampilanbertanya; 4) keterampilan mengadakan variasi; 5) keterampilan memberikan
penguatan; 6) keterampilan mengelola kelas; 7) keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan; 8) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. Delapan keterampilan
dasar mengajar tersebut harus dikuasai dengan baik oleh calon guru IPA tanpa terkecuali.
Antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain saling berkaitan dan saling
mendukung satu sama lain. Misalnya keterampilan membuka pelajaran berkaitan dengan
keterampilan mengelola kelas, karena ketika seorang guru akan memulai pelajaran harus
mengkondisikan kelas terlebih dahulu agar siap menerima pelajaran. Dalam membuka
pembelajaran guru memberikan motivasi agar siswa tertarik dengan materi yang akan
disampaikan oleh guru sehingga kelas akan mudah untuk dikondisikan. Sebaliknya jika guru
kurang terampil dalam membuka pembelajaran maka pengkondisian kelas juga akan sulit
untuk dilakukan. Keterampilan dasar mengajar merupakan kemahiran seorang guru dalam
menguraikan konsep- konsep materi pembelajaran di dalam kelas [8].
Penerapan keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk dilakukan agar guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan
profesional [9]
-
[3] [10] [11] serta dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik [12]. Keterampilan dasar
mengajar untuk calon guru perlu dilatih sejak awal karena persepsi siswa tentang
keterampilan dasar mengajar seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya [13].
Mahasiswa calon guru IPA diwajibkan untuk memahami delapan keterampilan dasar
mengajar beserta indikator- indikator di dalamnya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa
dapat berlatih mengaplikasikannya dalam praktik mengajar IPA. Sebelum mahasiswa calon
guru IPA melakukan praktik mengajar di sekolah, ada beberapa tahapanyang harus dilalui
salah satunya yaitu menempuh mata kuliah microteaching. Microteaching merupakan suatu
metode yang dirancang untuk melatih keterampilan mengajar calon guru [7]. Menurut Shoffa
[6], microteaching merupakan kegiatan latihan pembelajaran yang dilakukan pada situasi
laboratoris. Semua mahasiswa ilmu pendidikan harus menempuh mata kuliah microteaching
terlebih dahulu sebelum praktik langsung di sekolah melalui Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ataupun Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP). Menurut Aprilia & Susilo [9]
mahasiwa calon guru yang belum menguasai kompetensi dengan baik cenderung mengalami
kesulitan bersosialisai di sekolah tempat melakukan praktik. Kendala yang sering dialami
oleh mahasiswa yaitu dalam pemahaman dan penerapan kemapuan dasar-dasar mengajar
[14]. Melalui microteaching, keterampilan dasar mengajardapat dipelajari dan dilatih dengan
baik [4] [14] [16].
Sebelum melakukan praktik mengajar skala kecil dalam mata kuliah microteaching,
mahasiswatelah mendapatkan teori-teori tentang pembelajaran di dalam kelas melalui mata
kuliah yang sebelumnya. Mahasiswa punya kreativitas masing-masing dalam menyerap ilmu
dan mengimplementasikan keterampilan dasar mengajar yang dipahaminya melalui
microteching. Tidak semua mahasiswa mampu mengimplementasikan dengan baik teori yang
diterimnya dalam bentuk keterampilan dasar mengajar yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Banyak diantara mereka masih kesulitan menyesuaikan penggunaan
keterampilan dasar mengajar yang sesuai dalam pembelajaran di dalam kelas. Perlu diketahui
terlebih dahulu tingkat kemampuan mahasiswa calon guru agar dapat diberikan perlakukan
yang tepat dalam meningkatkan kemampuan dasar mengajarnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon
guruIPA pada mata kuliah microteaching. Dengan diketahuinya kemampuan keterampilan
dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA maka dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan keterampilan dasar mengajar.
2. Metode Penelitian
-
Tabel 1. Indikator Penilaian Ketrampilan Dasar Mengajar
No Keterampilan dasar mengajar Indikator
-
Dari indikator pada masing-masing keterampilan mengajar tersebut kemudian dikategorikan
sesuaidengan Tabel 2.
2 21-40 Kurang
3 41-60 Cukup
4 61-80 Baik
-
Tabel 3. Kemampuan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru IPA
No Keterampilan dasar mengajar Penilaian ke- Rata-rata Kategori
1 2
Rata-rata 65 70 67 Baik
Berdasarkan Tabel 3. Terlihat bahwa nilai rata-rata keterampilan dasar mengajar pada
latihanmengajar ke-1 dan ke-2 adalah 67 pada kategori baik. Hal ini senada dengan penelitian
Frasetyana
[15] dan Agustina [4]. Pada latihan ke-1, dari delapan keterampilan dasar mengajar diperoleh
nilai rata-rata yaitu 65 dalam kategori baik. Pada latihan yang ke-1 nilai terendah terletak
pada kemampuan memberikan penguatan yaitu 62. Rata-rata mahasiswa calon guru IPA
masih kesulitan dalam memberikan penguatan kepada siswa dengan indikator, 1) kemampuan
memberikan penguatan berupa mimik dan gerakan badan; 2) kemampuan memberikan
penguatan dengan cara mendekati; 3) kemampuan memebrikan penguatan dengan sentuhan;
4) kemampuan memeberikan penguatan dengankegiatan yang menyenangkan; dan 5)
kemampuan dalam memberikan penguatan berupa simbol atau benda. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa mahasiswa calon guru IPA mengalami kesulitan
karena masih kesulitan dalam menentukan mimik dan gerakan badan yang tepat karena
belumterbiasa berada di depan kelas sehingga masih merasa canggung dan belum bebas
berekspresi. Mahasiswa calon guru IPA juga masih kurang percaya diri dalam mendekati
maupun memberikan penguatan berupa sentuhan kepada siswa misalnya dengan cara
menepuk bahu. Pada indikator memberikan penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
serta penggunaan simbol sudah dapat dilakukan oleh beberapa mahasiswa meskipun belum
maksimal. Kekurangan yang ada pada latihan mengajar yang pertama berhasil diperbaiki pada
latihan yang ke-2. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3, terjadi peningkatan nilai pada seluruh
keterampilan dasar mengajar.
Keterampilan dasar dengan nilai tertinggi pada latihan ke-1 yaitu pada kemampuan
menjelaskan pelajaran. Dalam hal ini berarti mahasiswa calon guru IPA sudah bisa
menggunakan bahasa dengan baik, benar dan jelas serta suara dapat terdengar sampai seluruh
bagian kelas dengan volume suara yang bervariasi. Hal ini merupakan suatu keunggulan
karena meskipun baru pertama kali melakukan praktik mengajar rata-rata mahasiswa sudah
dapat
-
melakukan kegiatan sesuai dengan indikator-indikator pada keterampilan menjelaskan dengan
baik. Bahasa dan volume suara merupakanhal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Ketika bahasa yang digunakan kurang jelas, makadapat menghambat siswa
dalam menerima dan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Begitu pula
dengan volume dan variasi suara, jika volume suara kurang keras maka siswa yang duduk di
belakang atau pada jarak yang jauh dari guru akan kesulitan mendengar penjelasan mengenai
materi yang disampaikan tersebut. Dan jika guru tidak melakukan variasi suara ketika
mengajar, siswa akan cepat bosan dan kurang bersemangat dalam belajar. Pada latihan ke-2
keterampilan menjelaskan oleh mahasiswa calon guru IPA juga meningkat.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan ada kemauan serta usaha yang dilakukan
oleh mahasiswa calon guru IPA untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
latihan ke-1 sehingga keterampilan dasar mengajar ketika melakukan parktik mengajar pada
latihan yang ke-2 meningkat dengan cukup baik. Pada latihan ke-2 nilai rata-rata paling tinggi
yaitu pada keterampilan bertanya dengan nilai sebesar 72 dalam kategori baik. Nilai paling
rendah terdapat pada kemampuan mengadakan variasi. Pada latihan mengajar yang ke-2
masih menunjukkan beberapa kekurangan mislnya dalam menentukan penggunaan media
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi. Untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa calon guru IPA per indikator pada tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 1.
74 72 72
72 69 69
70 67 65
65
68 64
66
64
62
Memfokuskan Menimbulkan Memberi acuan Mengaitkan
60
perhatian danmotivasipelajaran yang
58
membangkitkantelah dipelajari
minat siswadengan topik
baru
-
Selanjutnya pada keterampilan dasar mengajar yang kedua yaitu keterampilan
menjelaskan pelajaran, nilai pada tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 2.
76 73
74 72 72
72 69 69 69 69
68
70 66 66
68
66
64
62
Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa pada latihan mengajar ke-1 mahasiswa calon
guru IPA belum bisa mengelola volume suara agar bervariasi sehingga tidak membuat siswa
cepat jenuh dalam proses pembelajaran. Selain itu mahasiswa masih sering menggunakan
kata- kata yang tidak perlu, hal ini terjadi karena mahasiswa calon guru canggung dan kurang
percaya diri berdiri di depan kelas. Agardapat memperbaiki dua indikator dengan nilai
terendah tersebut dibutuhkan latihan yang cukupsehingga mahasiswa calon guru IPA lebih
percaya diri di depan kelas dan tidak lagi canggung. Perbaikan terlihat pada latihan ke-2, hal
ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru IPA memiliki usaha yang baik dalam
memperbaiki kekurangan tersebut. Meskipun demikian, pada latihan ke-2 indikator
menghindari kata-kata yang tidak perlu masih menempati nilai terendah. Dibutuhkan
latihanyang intensif agar mahasiswa dapat menghindari penggunaan kata-kata yang tidak
diperlukan tersebutdalam pembelajaran. Pada keterampilan dasar mengajar keterampilan
bertanya menunjukkan nilai yang baik, ditunjukkan pada Gambar 3.
76 75
72 72
74 71 71 71
70 69 69
72
65 65 65
70
68
66
64
62
60
58
-
Gambar 3. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Bertanya
Diagram pada Gambar 3 menunjukkan kemampuan mahasiswa calon guru pada aspek
keterampilan bertanya. Pada pertemuan ke-1 terdapat tiga indikator dalam keterampilan
bertanya dengan nilai paling rendah, yaitu 1) kemampuan memusatkkan ke arah jawaban
yang diminta; 2) memberikan waktu berpikir; dan 3) memberikan tuntunan. Ketiga indikator
tersebut belum dapat dilakukan dengan baik oleh mahasiswa calon guru IPA karena
mahasiswa belum bisa membuat alur atau tahapan yang jelas dalam menggiring siswa menuju
jawaban yang benar sehingga ketika jawaban siswa keluar dari luar topik pembahasan,
mahasiswa calon guru IPA masih kesulitan dalam mengarahkan kembali jawaban siswa
tersebut menuju topik bahasan.
Kedua, mahasiswa calon guru IPA terlalu cepat dalam memberikan waktu setelah
pertanyaan diberikan sehingga jeda waktu untuk mencari jawaban yang tepat terbilang masih
kurang. Ketiga, mahasiswa calon guru IPA masih kesulitan dalam memberikan tuntunan
dalam memberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan belum menggiring siswa untuk
memperoleh informasi yang runtut terhadap materi yang sedang dipelajari. Hal ini terjadi
karena mahasiswa kurang percaya diri sehingga seringkali lupa mengenai urutan
penyampaian materi yang tepat. Kekurangan tersebut berhasildiperbaiki pada latihan yang ke-
2, dapat terlihat dari kenaikan nilai pada tiga indikator tersebut. Selainketerampilan bertanya,
mahasiswa juga harus mampu mengadakan variasi dalam pembelajaran agar siswa tidak
jenuh. Hasil penilaian keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terlihat pada
Gambar 4.
70 68 68
68 66
66 64
63 63
64
62
60
58
Variasi pola
mengajar guru media interaksi dan
pembelajaran aktivitas siswa
Berdasarkan Gambar 4, pada latihan ke-1 rata-rata nilai pada tiap indikator sangat
rendah. Halini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa calon guru IPA dalam
mengadakan variasi pada prosespembelajaran masih perlu diperbaiki melalui latihan. Setelah
diberikan masukan-masukan untuk perbaikan, nilai pada tiap indikator meningkat pada
latihan yang ke-
2. Namun peningkatan tersebut belum maksimal dikarenakan nilainya masih lebih rendah
dibanding dengan aspek keterampilan dasarmengajar yang lain. Untuk hasil penilaian
indikator keterampilan memberikan penguatan dapat dilihatpada Gambar 5.
-
80 70 70 67 64 67 68
64 64
58 58
60
40
20
Pada Gambar 5, ada dua indikator keterampilan memberikan penguatan dengan nilai
yang kurang baik pada latihan ke-1. Bahkan nilai tersebut dibawah 60 dalam kategori cukup.
Kedua indikatortersebut adalah keterampilan memberikan penguatan dengan sentuhan dan
kemampuan memberikan penguatan dengan simbol atau benda. Hal ini terjadi karena
mahasiswa calon guru IPA masih canggung kepada siswanya. Mereka belum memiliki
kepercayaan diri dalam memberikan penguatan dengan menepuk bahu atau mengacungkan
jempol. Tentu hal ini harus diperbaiki karena pemberian penguatan sangat penting dalam
memberikan rasa percaya diri dan motivasi kepada siswa karena usahanya misalnya dalam
menjawab pertanyaan dapat diapresiasi dengan baik oleh gurunya. Terlihat setelah latihan ke-
2 nilai pada kedua indikator tersebut mengalami kenaikan. Keterampilan lain yang tak kalah
penting yaitu keterampilan mengelola kelas. Karena tanpa kemampuan ini sepandai apapun
guru, materi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik jika disampaikan dalam
kondisi kelas yang belum kondusif. Hasil penilaian keterampilan mengelola kelas dapat
dilihat pada Gambar 6.
72 71 71
69 69
70 67 68
67
68
65 65
66
63
64
62
60
58
Sesuai dengan Gambar 6 terlihat bahwa nilai terendah yaitu pada indikator membagi
-
perhatian. Mahasiswa calon guru IPA belum mampu membagi perhatian kepada
seluruh siswa dengan adil. Salah satu tantangan guru dalam mengajar yaitu guru harus dapat
memberikan perhatian kepada seluruh siswa tanpa ada yang merasa tidak diperhatikan. Maka
dari itu apapun yang dilakukan siswa di dalam kelas, termasuk menjawab pertanyaan dari
guru maupun mengajukan pertanyaan ketika proses pembelajaran perlu diberikan apresiasi
dengan baik. Hal yang sama perlu diterapkan ketika mengajar kelompok kecil dan
perseorangan. Hasil penilaian indikator keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan dapat dilihat pada Gambar 7.
72 71
70 70
70 69
68 66
66 65 65
64
64
62
60
Keterampilan Keterampilan Keterampilan Keterampilan
mengadakan mengorganisasi membimbing dan merencanakan dan
pendekatan secara memudahkan melaksanakan
pribadi pelajaran kegiatan belajar
mengajar
-
72 71 70 70 70
69
70 66 67
66 65 66
68 63 63
66
64
62
60
58
-
universitas
4. Kesimpulan