Anda di halaman 1dari 65

NAMA : DEVITHA DOSNIROHA

NIM : 20504056

Hasil Analisis
Menurut jurnal 1 yang ditulis oleh Yuni Rhamayanti (2018) dengan judul
penelitian “Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Mahasiswa Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Prodi Pendidikan Matematika” Berdasarkan hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa mahasiswa yang melaksanakan PPL sebaiknya
meningkatkan kemampuan dan memahami keterampilan dasar mengajar, dan
sebaiknya mahasiswa mempersiapkan diri baik fisik, psikis dan materi agar tidak
kesulitan dalam mengajar dan membiasakan diri untuk berinteraksi dengan baik.
Menurut jurnal 2 yang ditulis oleh Syofnidah Ifrianti (2018) dengan judul
penelitian “Membangun Kompetensi Pedagogik dan Keterampilan Dasar Mengajar
Bagi Mahasiswa Melalui Lesson Study” Mendapat hasil penelitian yang
menyimpulkan bahwa lesson study menumbuhkan kompetensi pedagogik dan
keterampilan dasar mengajar melalui komitmen yang kuat dari anggota tim, proses
latihan yang terencana secara seksama dengan tahapan sistematis dan berkelanjutan,
serta saling memberi dan menerima saran orang lain dan siap mendapat kendala yang
dihadapi dan manfaat yang didapat.
Menurut jurnal 3 yang ditulis oleh Nur Ashirin, Lazim N, dan Zetra Hainul
Putra (2021) dengan judul penelitian “Keterampilan Dasar Mengajar Guru Pada
Proses Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 110 Pekabaru” Memberikan hasil
bahwa seorang guru hendaknya lebih mengembangkan keterampilan dasar mengajar
terutama pada keterampilan mengadakan variasi dalam menggunakan media
pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran.
Menurut jurnal 4 yang ditulis oleh Nasrul Hakim, Tri Andri Setiawan, Aby
Febriansyah, Nurul Huda, Evi Sinta Dewi, Halimah Sa’diah, dan Nurul Azizah
(2020) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is A
Teacher Here Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris
Biologi” menyatakan apabila diperlukannya suatu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan semua teori dan konsep yang
dipelajari sehingga keterampilan dasar mengajar dapat ditingkatkan.
Menurut jurnal 5 yang ditulis oleh Indri Nurwahidah (2020) dengan judul
penelitian “Kemampuan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru IPA
Program Studi Pendidikan IPA” memberikan hasil penelitian yang berbeda dari yang
lainnya, yaitu membuktikan bahwa penerapan keterampilan dasar mengajar sangat
penting untuk dilakukan agar guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan professional serta dapat meningkatkan
kedisiplinan peserta didik.
Berdasarkan Kelima jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
dasar mengajar saling berpengaruh dalam proses pembelajaranya, oleh karena itu
seorang guru harus memperhatikan penerapan keterampilan dasar mengajar yang
efektif, efisien dan professional serta dapat meningkatkan kualitas kedisiplinan siswa.
Dalam pembelajaran matematika, Keterampilan dasar mengajar mempunyai variasi,
motivasi, konsep, manfaat, dan media yang menarik melalui komitmen yang kuat dari
anggota tim. Jika semuanya saling terhubung, maka keterampilan dasar mengajar
akan menghasilkan suatu ide dan prestasi belajar yang sangat signifikan dan
professional.
PENTINGNYA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAGIMAHASISWA
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PRODI PENDIDIKAN
MATEMATIKA

Yuni Rhamayanti
Universitas Graha Nusantara, Kampus 1 Tor Simarsayang
email: ritongayunirhamayanti@gmail.com

Abstract

The idea of this article aims to explain the perception of the importance of teaching skills of
PPL students of Mathematics Education Program UGN Padangsidimpuan. This conceptual
article is based on observations to one of the schools where the Studentconducts the Field
Experience Practice (PPL), an interview with one of the teachers, and a literature study on
the study of basic skills concepts in teaching mathematics at junior and senior high schools.
Based on the discussion of the contents of this article it is concluded that the skills of
teaching students PPL Mathematics Education UGN Padangsidimpuan can be said has been
applied if most of these skills can be implemented well by students of PPL, ranging from
opening and closing lessons to teaching small groups and individuals. So the authors are
advised as a material consideration in the future, namely to students who want to implement
PPL should improve the ability to understand basic skills of teaching. Students should
prepare themselves physically, psychologically and materially so as not to have difficulty
while teaching in front of the class and get used to interact well, Lecturers ofMathematics
Education should enrich the knowledge of students in understanding basic mathematics or
more related to junior high and high school materials , and to thepamong teachers should
provide an objective value to the students in accordance withthat implemented by PPL
students.

Keywords: Field Experience Practice, Mathematics Education, teaching skills

Abstrak

Gagasan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi tentang pentingnya keterampilan
mengajar mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan. Artikel
konsep ini disusun berdasarkan hasil observasi ke salah satu sekolah tempat Mahasiswa
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), wawancara dengan salah seorang guru
pamong, dan study pustaka mengenai kajian konsep keterampilan dasar dalam mengajar
matematika di tingkat SMP dan SMA. Berdasarkan pembahasan isi artikel ini maka
disimpulkan bahwa keterampilan mengajar mahasiswa PPL Pendidikan Matematika UGN
Padangsidimpuan dapatdikatakan telah teraplikasikan apabila sebagian besar keterampilan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa PPL, mulai dari membuka dan
menutup pelajaran hingga mengajar kelompok kecil dan perorangan. Sehingga disarankan
penulis sebaga bahan pertimbangan ke depan, yaitu kepada mahasiswa yang hendak
melaksanakan PPL sebaiknya meningkatkan kemampuan dalam memahami keterampilan
dasar mengajar. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri baik fisik, psikis dan materi agar
tidak kesulitan saat mengajar di depan kelas dan membiasakandiri untuk berinteraksi dengan
baik, dosen-dosen Pendidikan Matematika hendaknya. memperkaya ilmu pengetahuan
mahasiswa dalam memahami matematika dasar atau lebih berkaitan dengan materi SMP dan
SMA, dan kepada guru pamong sebaiknya memberikan nilai yang objektif kepada
mahasiswa sesuai dengan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL.

Kata kunci: Praktek Pengalaman Lapangan, pendidikan matematika, keterampilanmengajar

PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal denganguru
sebagai pemegang peran utama. Dalam proses belajar mengajar, sebagian hasil belajar
ditentukan oleh peranan guru. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar. Jadi
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan olehkemampuan guru.
Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan sebagai salah satulembaga
pendidikan yang membuka jalur jurusan kependidikan sangat berperan penting dalam
mencetak guru yang berkompeten. Salah satu cara yang digunakan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendiidkan (FKIP) untuk mencetak guru yang profesional dengan memberikan suatu
mata kuliah yang bersifat praktek dan khusus untuk mahasiswa kependidikan yang
dinamakan dengan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) adalah kegiatan mengajar danpenerapan teori yang dipelajari semester sebelumnya
yang diikuti oleh mahasiswa semester VIII yang melaksanakan secara terjadwal dan
dibimbing oleh Dosen yang ditunjuk oleh Dekan.
Sebelum melakukan PPL mahasiswa terlebih dahulu dibekali mengenai
kependidikan melalui mata kuliah yang berkaitan dengan mengajar. Mata kuliah
yangmemiliki kaitan dengan PPL adalah Micro Teaching. Pada mata kuliah ini
mahasiswaakan diajarkan bagaimana menjadi guru dan apa saja yang harus dikuasai sebelum
mengikuti PPL dengan cara praktek langsung di depan kelas. Pada mata kuliah ini
jugamahasiswa akan dibekali keterampilan dasar mengajar, perancangan pembelajaran
sebelum memasuki ruangan dan lain sebagainya. Melalui mata kuliah ini mahasiswa tidak
canggung lagi dan tidak kewalahan dalam mengikuti PPL. Mahasiswa juga telahmampu
mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar yang telah diperolehnya saat praktek pada
Micro Teaching.
Menurut Mulyasa (2008) Keterampilan dasar mengajar merupakan kompetensi
professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara
utuh dan menyeluruh. Keterampilan mengajar adalah kemampuan awal atau keterampilan
awal yang harus dimiliki guru sebelum memasuki atau memulai pembelajaran di dalam
kelas. Indikator dalam keterampilan mengajar adalah kedelapan keterampilan dasar mengajar
yakni keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan menutup dan membuka pelajaran,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengajar kelompokkecil dan perorangan. Dalam mengajar keterampilan sangat
penting dimiliki oleh guru tidak terkecuali mahasiswa calon guru. Jika mahasiswa sebagai
calon guru tidak mampu memahami dan mengaplikasikan keterampilan mengajar maka
sangat sulit bagi mahasiswa untuk melaksanakan program praktek pengalaman lapangan,
karena kunci utama bagi mahasiswa yang melaksanakan PPL adalah kemampuan dalam
mengajar salah satunya keterampilan mengajar.
PEMBAHASAN
a. Kondisi Kekinian
Berdasarkan data dari bagian Akademik FKIP UGN Padangsidimpuan mahasiswa
Pendidikan Matematika yang melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pada
Bulan Februari 2017 di berbagai sekolah sebanyak 48 mahasiswa dimana seluruh
mahasiswa rata-rata lulus dan nilai akhir PPL yang diterima mahasiswa rata-rata baik.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPL mampu
mengaplikasikan keterampilan mengajar saatmelaksanakan praktek pengalaman lapangan
(PPL), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan keterampilan
mengajar mahasiswa PPL baik.
Sedangkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan
masih ada kekurangan. Berdasarkan wawancara dengan guru yang pernah menjadi guru
pamong tahun 2017 yaitu Ibu Afrida Dour, S.Pd mengatakan bahwa “Mahasiswa
mengajar dengan baik, tetapi dalam hal keterampilan mengajar masih kurang tepat dan
perancangan pembelajaran yang dibuat tidak sesuai dengan pembelajaran yang
dilaksanakan. Soal-soal yang ada pada RPP tidak di ujikan saat proses pembelajaran”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak
kekurangan yang dimiliki oleh mahasiswa ketika melaksanakan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL). Kekurangan tersebut terutama dalam hal mengaplikasikan keterampilan
dasar mengajar, perencanaan mahasiswa sebelum mengajar, pelaksanaankegiatan belajar
mengajar di kelas dan evaluasi yang dilakukan mahasiswa. Kekurangan yang dimiliki
mahasiswa dalam hal keterampilan dasar mengajar antara lain yaitu keterampilan
bertanya, terkadang pertanyaan yang diajukan mahasiswa sulitdipahami siswa karena
bahasa yang digunakan tidak sederhana sehingga siswa tidak tahu apa jawaban dari
pertanyaan tersebut. Keterampilan menjelaskan, terkadang mahasiswa memahami materi
yang akan disampaikan tetapi sulit dalam menyampaikannya dengan bahasa sederhana
dan mudah dimengerti siswa, serta keterampilan mengelola kelas. Tidak hanya keempat
keterampilan tersebut tetapi masih ada keterampilan yang lain, namun keempat
keterampilan tersebut masih kurangdikuasai mahasiswa yang praktek.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa dalam hal perencanaan antara lain adalah
kurangnya kesiapan mahasiswa praktikan dalam mempersiapkan materi yang akan
disampaikan kepada siswa dikelas, kurangnya kesiapan mahasiswa dalam menyiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan demi menunjang tercapainya proses belajar
mengajar, kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya pembuatan rencana
pembelajaran (RPP) sehingga mahasiswa kesulitan dalam menjalankan pembelajaranserta
kurangnya mempersiapkan diri dan sikap sebelum memasuki kelas.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar erat kaitannya dengan ketermpilan dasar mengajar mahasiswa yaitu kurangnya
kemampuan mahasiswa dalam hal mengelola kelas sehingga dalam hal proses belajar
mengajar situasinya kurang kondusif, kurang dalam hal kemampuan membuka pelajaran,
kurangnya pemahaman mahasiswa praktikan dalam hal pemanfaatan media pembelajaran
yang ada sehingga proses pembelajaran berkesan kaku, kurangnya kemampuan
mahasiswa praktikan dalam hal proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, serta kurang dalam hal memvariasikan metode pembelajaransehingga
menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah).
Kekurangan lain yang dimiliki mahasiswa pada keterampilan dasar mengajarnya
khususnya keterampilan menjelaskan. Masalah ini terjadi disebabkan beberapa faktor
yang mana setiap orang akan berbeda. Masalah ini terjadi karena kurang memahami
materi yang akan diajarkan, adanya rasa canggung mengajar di depan kelas dan ada juga
karena takut apa yang diajarkan nanti tidak akan mendapat respon yang baik dari siswa-
siswa yang diajar, serta tidak mengetahui sistematika pengajaran dan langkah-langkah
menyampaikan materi.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa PPL dalam hal evaluasi antara lain adalah
kurangnya kemampuan mahasiswa praktikan dalam pembuatan soal yakni kemampuan
dalam menyesuaikan soal ulangan dengan materi pelajaran sehingga soalyang diberikan
kepada siswa kurang berbobot serta kurangnya pengetahuan mahasiswa praktikan
mengenai norma-norma pembuatan soal.
Nilai mahasiswa PPL yang diperoleh dari bagian akademik FKIP tidak sejalan
dengan hasil wawancara dengan guru pamong dalam bidang keterampilan dasarmengajar.
Berdasarkan hal ini terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara data nilai yang
diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan yang disampaikan oleh guru pamong.

b. Solusi
Keterampilan mengajar merupakan hal utama yang harus dikuasai sebelum
memasuki ruang kelas. Keterampilan mengajar ini ditujukan kepada mahasiswa yangakan
melaksanakan PPL harus memahami ke-8 keterampilan dasar mengajar tersebutkarena
keterampilan ini merupakan kemampuan seorang guru untuk membawa siswasampai
pada tujuan pembelajaran tersebut.

c. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dalam Membantu Implementasi


Dalam pelaksanaan PPL oleh mahasiswa FKIP tidak lepas dari pengawasan dan
arahan dari dosen pembimbing. Tugas dosen pembimbing (Supervisor) terhadap
mahasiswa PPL adalah 1)mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah dan guru
bidang studi di tempat PPL sekaligus mengantar dan menyerahkan mahasiswa PPl
kesekolah tempat praktek, menyampaikan penjelasan tentang Operasional Kegiatan PPL,
2)membimbing mahasiswa calon guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
akan diajarkan di sekolah tempat PPL dan 3)menandatangani penilaian akhir mahasiswa
calon guru dari guru pamong yang menjadi tanggung jawabnya danmenyerahkan kepada
panitia PPL.
Sedangkan tugas Kepala Sekolah terhdap mahasiswa PPL adalah sebagaiberikut
1) memberi dukungan atau bimbingan moral kepada mahasiswa PPL, 2) menugaskan atau
menetapkan guru pamong sebagai pertanggungjawaban dan membimbing mahasiswa
PPL,
3) memberi teguran kepada mahasiswa PPL dan mekaporkan kepada panitia PPL tentang
keadaan mahasiswa yang perlu mendapat tindakan karena melanggar aturan dan disiplin
yang ada di sekolah tempat praktek, 4)membantu mahasiswa mengatasi permasalahan
yang tidak dapat diselesaikannya, 5) mengontrol kehadiran mahasiswa PPL dan 6)
memberikan penilaian tentang perkembangan aspek personal dan sosial mahasiswa PPL
Tidak hanya dosen pembimbing dan kepala sekolah yang memiliki tugas terhadap
pelaksanaan PPL, tetapi guru pamong yang merupakan orang yang paling utama dalam
membimbing mahasiswa PPL ketika mengajar di dalam kelas dan saat
berlangsungnya pembelajara. Tugas guru pamong terhadap mahasiswa PPL adalah sebagai
berikut 1) memberi bimbingan tentang cara mengumpulkan informasi pada masa orientasi,
2) memberikan tugas mengajar kepada mahasiswa PPL, 3)membimbing mahasiswa PPL
dalam mengembangkan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen, 4) memberikan
bimbingan dalam memberikan tugas, memberi bimbingan mengajar kepada mahasiswa
PPL, admistrasi kelas serta tugas dan ekstra kurikuler, dan 5)memberikan penilaian setiap
tatap muka dan rekapitulasi nilai seluruh tatap muka sebanyak 8 kali pertemuan. Nilai
yang dinyatakan lulus apabila nilainya mencapai 60-100 dan yang nilainya di bawah
rentang tersebut dinyatakan tidak lulus dan wajib mengulang.

d. Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan


Sesempurna atau seideal apa pun kurikulum yang digunakan, tanpa diimbangi
dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut
belum dikatakan maksimal. Kemampuan yang dimaksud adalah keterampilan dasar
mengajar yang lebih awal harus dikuasai oleh guru. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah(2005) beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru
adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola
kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Sedangkan Menurut Hamid Darmadi (2012) keterampilan dasar adalah
keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Adapun indikator Keterampilan Mengajar tersebut sebagai berikut :
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan
menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada apa yang akan dipelajari.
Komponen keterampilan membuka pelajaran yaitu menarik minat atau perhatian peserta
didik, membangkitkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan merangkum inti
pelajaran pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun
banyak guru yang tidak sempat melakukannya. Komponen ketrampilan menutup
pelajaran adalah meninjau kembali, mengevaluasidan tindak lanjut.
2. Keterampilan menjelaskan pelajaran
Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu
kepada perbuatan mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana
dan sistematis sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah dapat memahaminya.
Komponen keterampilan menjelaskan, kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi,
pemberian tekanan pada hal-hal penting dan penggunaan balikan.
3. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap
pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan yang
diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Ada 4 jenis pertanyaan
yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran yaitu pertanyaan permintaan,
pertanyaan mengarahkan atau menuntun, pertanyaan
bersifat menggali dan pertanyaan retoris. Pertanyaan yang diajukan dikatakan baikapabila
jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup,
sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang
menyenangkan sesegera mungkin dan tuntunlah siswa hingga iamenemukan jawaban
yang sesungguhnya. Komponen dalam keterampilan bertanyaadalah sebagai berikut
pertanyaan harus jelas dan singkat, memberikan acuan, memusatkan perhatian, memberi
giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian kesempatan berfikir dan pemberian
tuntunan jawaban.
4. Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harusdikuasai
guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias,
tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta
menguranggi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam
penggunaan media dan alat-alat pembelajarandan variasi dalam pola interaksi.
5. Keterampilan memberi penguatan
Untuk kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri.
Semua penghargaan yang dimaksud ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk
kata-kata, senyuman, anggukan dan lain sebagainya maupun simbol.
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatandapat dilakukan secara
verbal dan non-verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respon yang negatif.
Respon positif bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik akan berulang atau
bertambah. Sedangkan respon yang negative bertujuan agar tingkah laku yangkurang baik
berkurang atau hilang. Keterampilan memberi penguatan memiliki 2 komponen yaitu 1)
penguatan verbal adalah Pujian atau dorongan yang diucapkanoleh guru untuk respon
atau tingkah laku siswa adalah penguatan verbal yang berupa kata-kata, dan 2) Penguatan
non- verbal adalah penguatan secara non-verbaldapat dilakukan dengan gerakan
mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan.
6. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memeliharakondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalamproses interaksi
edukatif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannyadalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan mengelola kelas
memiliki komponen sebagai berikut menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian
secara visual dan verbal, memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan
peserta didik dalam pembelajaran, memberi petunjuk yang jelas, memberi teguran secara
bijaksana dan memberi penguatan ketika diperlukan.
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan
sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka untuk mengambil keputusandan
memcahkan masalah. Diskusi kelompok kecil ini merupakan peserta didik
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah pembinaan guru atau temannya
untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dan
dilaksanakan
dalam suasana terbuka. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
yaitu pemusatan perhatian, menganalisis pandangan anak didik, meningkatkan kontribusi,
membagi partisipasi dan menutup diskusi.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta
didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan pesertadidik. Khusus
dalam melakukan pembelajaran perorangan, perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berpikir peserta didik agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima
oleh peserta didik.
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru bertindak sebagai operator
dalam sistem tersebut. Untuk ini ada tiga jenis keterampilan yang diperlukan yaitu
mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi serta membimbing dan
membantu.
Sedangkan menurut Zainal Asril (2012) Variasi dalam gaya guru yang
profesional harus hidup dan antusias menarik perhatian siswa. Guru diharapkanmampu
memodifikasi variasi:
1. Suara guru tekanan tinggi-rendah, cepat lambat.
2. Memusatkan perhatian peserta didik
3. Mengadakan diam sejenak pada saat membuat pembicaran guru lebih jelas.
4. Intonasi dan bunyi-bunyian lain seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik
dengan kata-kata yang disesuaikan dengan nada suara, dengan kata-kata ini
membuat emosional siswa
5. Guru menguasai dengan kontak mata, guru menatap siswa secara keseluruhan.
6. Ekspresi wajah
7. Gerak gerik tangan
8. Variasi guru dalam pergantian posisi dalam ruangan kelas
9. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
10. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa keterampilan mengajar mahasiswa PPL
dapat dikatakan telah teraplikasikan apabila sebagian besar keterampilan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa PPL, mulai dari membuka dan menutup
pelajaran hingga mengajar kelompok kecil dan perorangan. Adapun bekal yang harus
dipersiapkan dari keterampilan dasar tersebut sebagai berikut keterampilanmembuka dan
menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola
kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E., (2008), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Darmadi, H., (2012), Kemampuan Dasar


Mengajar Landasan Konsep danImplementasi, Bandung:
Alfabeta.
Djamarah, S. B., (2005), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta:Rineka Cipta.
Asril, Z., (2012), Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan,
Jakarta: Rajawali Pers.
MEMBANGUN KOMPETENSI PEDAGOGIK
DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAGI MAHASISWAMELALUI
LESSON STUDY

SYOFNIDAH IFRIANTI
Email: syofnidah ifrianti@radenintan.ac.id

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Abstrak
Sebagai calon guru, para mahasiswa Prodi PGMI dibekali empat kompetensi yangharus dikuasai oleh
guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam penelitian ini dikembangkan kompetensi
pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa melalui Lesson Study.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan sifat penelitian deskriptif kualitatif. Adapun
subyek penelitian adalah mahasiswa semester VI Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui triangulasi sumber data dan
triangulasi metode. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang samadari
tiga sumber yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode dilakukan untuk mengecek kebenaran data
melalui tiga teknik yang berbeda, yaitu observasi, wawancara, dan dokumen.
Berdasarkan analisa data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan lesson study
menumbuhkan kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa melalui komitmen
yang kuat dari seluruh anggota tim, proses latihan mengajar yang terencana secara seksama, pelaksanaan
yang dilakukan dengan tahapan yang sistematis dan berkelanjutan, serta saling memberidan menerima
saran dari orang lain.; (2) Kendala yang dihadapi: a) Keberadaan observer dapat mengganggu
konsentrasi pengajar, b) observer hanya mencatat kesalahan/kekurangan selama proses pembelajaran, c)
Kebanyakan fokus pengamatan pada guru, bukan pada proses pembelajaran, d) Pada tahapan diskusi,
mahasiswa saling mengritik dan mengemukakan kelemahan rekannya; (3) Manfaatnya: a) mengamati
dan belajar dari pengalaman orang lain, b) kualitas pembelajaran yang lebih baik, c) Melatih mahasiswa
untuk lebih teliti dalam menentukan tujuan pembelajaran, mengenal cara berpikir peserta didik, dan
memilih metode pembelajaran yang tepat, d) Dapat mengembangkan keahlian mengajar baik dalam
perencanaan maupun selama proses pembelajaran.

Kata Kunci: kompetensi pedagogik, keterampilan dasar mengajar


A. PENDAHULUAN
Berdasarkan isi Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dunia pendidikan ditantang untuk membentuk generasi yangberkualitas. Salah satu
unsur yang mengembang tugas mulia tersebut adalah guru. Untuk menghasilkan generasi
yang berkualitas, tentu harus didahului dengan terciptanya guru-guru yang berkualitas pula.
Dibutuhkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat menjadi guru yang berkulitas.
Seorang guru harus menguasai beberapa kompetensi, sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan
bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi”
Fokus penelitian ini adalah pengembangan kompetensi pedagogik. Kompetensi
pedagogik guru harus terus dikembangkan dari waktu ke waktu sehingga guru mampu
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi
pembelajaran. Terkait dengan kompetensi pedagogik, seorang guru harus menguasai
keterampilan dasar mengajar.
Secara garis besar, keterampilan dasar mengajar terdiri dari: (a) Keterampilan
membuka; (b) Keterampilan menutup; (c) Keterampilan menjelaskan; (d) Keterampilan
mengadakan variasi stimulus; (e) Keterampilan bertanya dasar; (f) Keterampilan bertanya
lanjut; (g) Keterampilan memberi balikan dan penguatan; (h) Keterampilan membimbing
diskusi; (i) Keterampilan mengajar kelompok kecil & perorangan; (j) Keterampilan membuat
ilustrasi dan contoh; (k) Keterampilan mengelola kelas.
Sebagai calon guru, para mahasiswa Prodi PGMI dibekali keempat kompetensi yang
harus dikuasai oleh guru. Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu kompetensi
yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan
kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa melalui Lesson Study.
Lesson Study merupakan proses belajar dalam kegiatan pembelajaran. Lesson Study
dapat dikatakan sebagai upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sekelompok guru atau calon guru secarakolaboratif dan berkesinambungan,
baik dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran. Melalui Lesson Study mereka dapat berdikusi, mengobservasi, melakukan
refleksi, dan meningkatkan keterampilan mengajar dari waktu ke waktu. Lesson Study juga
mendorong pemikiran mereka mengenai bagaimana cara mereka mengajar, bukan hanya
pada apa yang mereka ajarkan.

B. KAJIAN TEORI
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik menurut Standar Nasional Pendidikan (NSP) pasal 26 ayat (3)
adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
a. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik
dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip- prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkanstrategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasilevaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar(mastery level), dan memanfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
non akademik.
2. Implementasi Kompetensi Pedagogik
Secara sederhana terdapat empat (4) komponen yang harus dikuasai guru dalam
mengimplementasi kompetensi pedagogik, yaitu: pemahaman teori pembelajaran dan
kurikulum; persiapan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelaksanaan evaluasi dan
tindak lanjut.
Pemahaman teori pembelajaran dan kurikulum mendorong guru untuk menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Selainitu juga mendorong
guru untuk memahami dan mengenal karakteristik peserta didik, menguasai berbagai
pendekatan, strategi, metode, serta teknik pembelajaranyang kreatif dan inovatif.
Perencanaan pembelajaran meliputi banyak hal, seperti: menyusun program tahunan,
program semester, silabus, dan RPP. Guru yang profesional dapat dilihat dari
kemampuannya yang baik dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara detil dan
lengkap. Sehingga ketika memulai suatu proses pembelajaran, guru sudah sepenuhnya siap
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis biasanya disebut juga dengan
istilah standar proses. Seorang guru disebut profesional jika ia dapat melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan standar proses. Kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran kreatif-inovatif merupakan salah satu indikator penting dalam kompetensi
pedagogik.
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
proses pembelajaran. Sebaiknya guru menguasai prosedur kegiatan evaluasi dan hal-hal
terkait seperti membuat kisi-kisi soal dan sistem penilaian. Yang tidak kalah pentingnya
adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan tindak
lanjut pembelajaran.
3. Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan ini tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan implementasi dari
kompetensi profesional yang saling terkait dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, dan
sosial. Dalam penerapannya, keterampilan dasar mengajar harus disesuaikan dengan
berbagai keadaan pembelajaran. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar tidak dapat
dipisahkan dari kompetensi pedagogik. Sebagai kemampuan atau keterampilan pokok dan
bersifat khusus, maka mahasiswa sebagai calon guru wajib menguasai dan mampu
mengaktualisasikan jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran.
Ada sepuluh Kompetensi Dasar yang harus dikuasi oleh seorang guru, meliputi:
a. Menguasai bahan/materi pelajaran;
b. Mengelola program pembelajaran;
c. Mengelola kelas;
d. Menggunakan media dan sumber pembelajaran;
e. Menguasai landasan pendidikan;
f. Mengelola interaksi pembelajaran;
g. Menilai prestasi belajar siswa;
h. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan;
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;
j. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.
a. Lesson Study
Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan
hasil pembelajaran. Kegiatan lesson study dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas
belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri,
baik pada tataran individual maupun manajerial. Sebagaimana dirumuskan oleh Slamet
Mulyana bahwa lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
b. Langkah-Langkah Lesson Study
Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuaian cara melakasanakan lesson
study. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan dalam awal mengimplementasikan
lesson study di sekolah.
Tahap 1:
Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan merekrut anggota
kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui
aturan kelompok.
Tahap 2:
Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama, yakni: (a) menyepakati tema
penelitian (research theme) tujuan jangka panjang bagi pesertadidik; (b) memilih cakupan
materi; (c) memilih unit pembelajaran dan tujuan yangdisepakati.
Tahap 3:
Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson), yang meliputi kegiatan melakukan
pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangkan petunjuk pembelajaran, meminta
masukan dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atauguru lain yang berpengalaman).
Tahap 4:
Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hal ini
pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain
menjadi pengamat. Pengamat tidak diperkenankan melakukan intervensi terhadap jalannya
pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.
Tahap 5:
Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan. Diskusi dan
analisis sebaiknya mencakup butir-butir: refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang
anggota kelompok, presentasi dan diskusi data dari hasil pengamatan pembelajaran, diskusi
umum, komentar dari ahli luar, dan ucapan terima kasih.
Tahap 6:
Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini
anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus dilakukanselanjutnya. Apakah
berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaranini menjadi lebih baik?, apakah
akan mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan
tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok?

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan subyek
mahasiswa semester VI Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung. Adapun sifat penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui triangulasi untuk memperoleh
kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi yang dibutuhkan. Adapun triangulasi yang dimaksud oleh peneliti adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data dilakukan untuk
mengecek kebenaran data yang sama dari tiga sumber yangberbeda. Sedangkan triangulasi
metode dilakukan untuk mengecek kebenaran datamelalui tiga teknik yang berbeda, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumen.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data yaitu merangkum data-data yang terkumpul dari lapangan kemudian
memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus penelitian.
Jadi dalam penelitian ini, peneliti merangkum data yang diperoleh dari implementasi
lesson study dalam membangun kompetensi pedagogik danketerampilan dasar mengajar
mahasiswa.
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada penelitian ini, peneliti menyajikan hasil dari implementasi lesson study dalam
membangun kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
c. Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Untuk menarik kesimpulan peneliti menggunakan cara berfikir induktif atau
analisis sintetik. Peneliti menganalisa data berdasarkan fakta-fakta khusus untuk
menghasilkan kesimpulan yang akurat, sehingga dapat dijadikan fakta dalam membuktikan
kebenaran data yang diajukan.
D. HASIL PENELITIAN
Penelitian diawali dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
konsep-konsep kompetensi pedagogik dan keterampilan dasar mengajar. Mengingat bahwa
subyek penelitian merupakan mahasiswa yang belumsepenuhnya menjadi praktisi pendidik
atau guru, sehingga mereka perlu menguasai apa yang dimaksud dengan kompetensi
pedagogik dan keterampilan
dasar mengajar serta bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pembelajara yang
sesungguhnya.
Berdasarkan teori-teori yang diberikan oleh peneliti yang juga menjadi dosen
pembimbing, selanjutnya mahasiswa diberi kesempatan untuk menyusun rancangan
observasi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data-data penelitian. Berbagai ide dan
masukan dari masing-masing kelompok kemudian didiskusikan di kelas untuk menemukan
konsep yang sama sehingga hasilnya kelak tidakmenyimpang dari tujuan utama penelitian.
Peneliti merangkum pendapat para ahli sehingga kemudian disusun kisi- kisi
observasi sebagai berikut.

Tabel 1
Kisi-Kisi Observasi
Jenis Keterampilan
No Indikator Sub-Indikator Ket.
1 Keterampilan Membuka 1)Mengkondisikan a. Menumbuhkan perhatian dan motivasi
Pembelajaran pembela- jaran
b. Menciptakan sikap yang mendidik
c. Menciptakan kesiapan belajar siswa
d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis
2) Menarik perhatian a. Gaya mengajar guru
siswa
b. Penggunaan alat bantu
c. Menciptakan interaksi
3) Memberi-kan a. Memperhatikan minat siswa
motivasi
b. Menimbulkan antusias belajar
c. Menimbulkan rasa ingin tahu
d. Mengemukakan soal atau pertanyaan
4) Melaksa- nakan a. Mengecek kehadiran siswa
Kegiatan Apersepsi
b. Mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi sebelumnya
c. Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai
d. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan
siswa
2 KeterampilanMenjelaskan 1) Kejelasan a. Kalimat sederhana / tidak berbelit- belit
Pembelajaran
b. Penggunaan kata-kata tidak berlebihan atau
tidak meragukan
c. Melengkapi penjelasan dengan memberikan
contoh-contoh yang aktual dan sesuai materi
2) Interaksidalam a. Mendorong siswa aktif dalam pembelajaran
pembela-jaran
b. Memberi bantuan kepada siswa yangmengalami
kesulitan

c. Merespon siswa

3 Keterampilan 1) Variasigaya a. Nada dan volume suara, & kecepatan bicara


Mengadakan belajar
Variasi Stimulus b. Mimik dan gerak tubuh dalam menjelaskanmateri
pembelajaran

c. Posisi dan gerak tubuh

d. Kesenyapan, hening, dalam menjelaskanmateri


pembelajaran

e. Jarak pandang dengan siswa

2) Variasi a. Variasi pendekatan & model pembelajaran


dalam polainteraksi
b. Variasi metode pembelajaran
c. Variasi strategi pembelajaran

3) Variasi a. Penggunaan media audio, visual, audio-visual


pengguna- an
b. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
media pembelajar
an
4 Keterampilan a. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan
Bertanya Dasar singkat
b. Pemberian acuan agar siswa dapat menjawab
dengan tepat
c. Pemusatan pada jawaban yang diminta
d. Pemindahan giliran menjawab
e. Pertanyaan menyebar ke seluruh kelas
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pertanyaan dengan memberikan tuntunan
engungkapkan pertanyaan dengan caralain

2) Mengarahkan jawaban kepada yang dituju

5 Keterampilan 1) Pengubah- an a. Ingatan


Bertanya Lanjut tuntunankognitif
dalam menjawab b. Pemahaman
pertanyaan c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2) Urutan Pertanyaan a. Urutan pertanyaan sistematis
b. Urutan pertanyaan logis
3) Pertanya- an Pelacak a. Klarifikasi
b. Pemberian alasan
c. Kesepakatan pandangan
d. Ketepatan
e. Memberi contoh yang relevan
f. Memberi jawaban kompleks
4) Mendorongterjadinya
interaksi
antar siswa

6 Keterampilan 1) Penguat-anverbal dengan a. Bagus


Memberi kata
Penguatan b. Baik

c. Tepat

2) Penguatanverbal dengan a. Jawabanmu tepat sekali


Kalimat
b. Saya senang dengan jawabanmu
c. Pendapatmu makin mantap

3) Penguatan Non-Verbal a. Sentuhan


b. Mendekati
c. Isyarat
7 Keterampilan 1) Memusat-kan perhatian a. Merumuskan tujuan diskusi
Membimbing
Diskusi b. Merumuskan masalah yang dibahas

c. Membuat rangkuman permasalahan diskusi

2) Memperje- las masalahdan a. Merangkum pendapat siswa


urutanpendapat
b. Menggali ide dan pendapat siswa pada saatdiskusi

c. Mengurai secara rinci pendpat yang dimaksudsiswa dalam

3) Menganali-sa pan- a. Menandai persetujuan


dangansiswa
b. Meneliti alasannya

4) Mening-katkan urutan siswa a. Menimbulkan pertanyaan


b. Menggunakan contoh
c. Menunggu urutan bicara
d. Memberi dukungan pada teman
5) Menye- barkan kesempatan a. Meneliti pandangan
berpartisi-pasi
b. Menghindari monopoli diskusi
a. Merangkum hasil diskusi
6) Menutupdiskusi b. Menilai keseluruhan jalannya diskusi

8 Keterampilan 1) Keterampilan mengada- Menunjukkan kehangatan dan kepekaanterhadap siswa


Mengajar kan pendekatanpribadi
Kelompok Kecil
& Perorangan b. Mendengarkan gagasan siswa
c. Merespon siswa secara positif
d. Membangun hubungan saling percaya
e. Membantu siswa

f. Tanggap pada perasaan siswa


Menimbulkan rasa aman dan merasa terbantu
bagi siswa

2) Keterampilan mengor- a. Memberikan orientasi tentang tujuan, tugas, dan


ganisasi kegiatan cara mengerjakannya
pembela- jaran
b. Mencegah kebosanan siswa dalampembelajaran

c. Membentuk kelompok yang tetap

d. Mengkoordinasi kegiatan kelompok kecil/


perorangan
e. Membagi perhatian terhadap kebutuhan
siswa
f. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi
3) Keterampilan mem- a. Memberi penguatan secara tepat
bimbing dan memberi
kemudahanbelajar
b. Melaksanakan supervisi proses awal

c. Melaksanakan supervisi proses lanjut

4) Keterampilan meran- a. Membantu siswa menetapkan tujuan


cang dan melaksa- belajar
nakan kegiatan
pembela- jaran b. Merancang kegiatan belajar

c. Bertindak sebagai penasihat siswa

Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya


sendiri

9 Keterampilan a. Memberikan ilustrasi yang mudah


Membuat dipahamisiswa
Ilustrasi & b. Memberikan ilustrasi yang menarik pehatiansiswa
Contoh

c. Memberikan contoh yang relevan dengankehidupan nyata

d. Memberikan contoh yang sesuai dengan usiasiswa

10 Keteramp 1) Bersikaptanggap a. Bersikap tanggap/responsif terhadap permasalahan & pertanyaan


ilan yang disampaikansiswa
Mengelol
a Kelas
b. Gerakan mendekati

c. Memberikan teguran bila siswa melakukantindakan yang


menyimpang dengan aturan

2) Memberiperhatian a. Secara visual

b. Secara Verbal

3) Memusatka n
PerhatianKompleks a. Menyiapkan materi yang akan disajikan

b. Mengarahkan perhatian

c. Menyusun komentar

4) Menun-tutperhatian a. Menyuruh siswa lain mengoreksi temannya


siswa
b. Menyuruh siswa menyerahkan hasilpekerjaannya

5) Petunjukyang jelas a. Kepada seluruh kelas

b. Kepada individu

11 Ketera a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan


mpila
n b. Merangkum seluruh materi
Menut
up c. Menyimpulkan pembelajaran
Pembe
lajaran d. Melakukan refleksi

e. Melakukan evaluasi

f. Merencanakan dan menjelaskan tindak lanjutberikutnya


E. PEMBAHASAN

Hasil analisa data yang diperoleh dari observasi:


NO JENIS KOMPETENSI/KETERAMPILAN & ANALISANYA

1. Membuka Pembelajaran

HASIL ANALISA
Ssemua unsur yang terdapat dalam sub-indikator keterampilan membuka pembelajaran telah dilaksanakan
dengan lengkap, sistematis, dan terencana. Aktivitas guru dan peserta didik menunjukkan bahwa guru telah
merencanakan sebaik mungkin setiap detil yang harus dilakukan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
melakukan proses pembelajaran.
Cerita singkat yang cukup menarik perhatian peserta didik membuktikan bahwa guru memahami karakter
peserta didiknya sesuai dengan levelnya. Pertanyaan di awal pembelajaran menimbulkan minat dan rasa ingin
tahu peserta didik, sehingga mereka menjadi termotivasi untuk terus mengikuti pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa telah memahami bagaimana mengimplementasikan dan mengembangkan
kompetensi pedagogik dalam memahami karakteristik peserta didik.

2. Menjelaskan Pembelajaran

HASIL ANALISA
Guru mampu menjelaskan pembelajaran dengan baik. Penggunaan kata-kata yang sederhana, bahasa yang
jelas, dan pemberian contoh yang tepat, membuat peserta didik jadi mudah memahami materi yang diberikan.
Interaksi dua arah dan respons positif yang diciptakan guru dapat memancing partisipasi aktif peserta didik
selama proses pembelajaran.

3. Mengadakan Variasi Stimulus

HASIL ANALISA
Guru menggunakan nada suara yang stabil dengan mimik wajah yang tepat sesuai pembelajaran. Posisi guru
tidak hanya pada satu tempat yang samadan kontak mata yang dilakukan guru, serta metode pembelajaran
yangbervariasi dapat menjadi stimulus untuk mendapatkan respons peserta didik.
Namun stimulus yang diberikan guru kurang optimal diantaranya karena interaksi yang terjadi hanya guru –
peserta didik, dan peserta didik – guru. Tidak ada kesempatan interaksi peserta didik – peserta didik yang
diciptakanoleh guru. Media yang digunakan juga hanya terbatas pada media visual.

4. Bertanya Dasar
NO JENIS KOMPETENSI/KETERAMPILAN & ANALISANYA

HASIL ANALISA
Guru menguasai keterampilan bertanya dasar dengan sangat baik. Terbukti dari teknik bertanya yang dilakukan
guru, yaitu: memberi acuan, bertanya secara umum, memberi kesempatan berpikir sebelum menunjuk
seseorang untuk menjawab, dan membimbing peserta didik agar mampu menemukan sendiri jawaban yang
tepat.
5. Bertanya Lanjut

HASIL ANALISA
Keterampilan bertanya lanjut hanya sebatas pada kompetensi kognitif berupaingatan dan hapalan. Guru belum
mampu mengembangkan pertanyaan yang jawabannya membutuhkan analisa, sintetis, atau kemampuan
psikomotorik.

6. Memberi Penguatan

HASIL ANALISA
Penguatan dibutuhkan untuk menunjukkan apresiasi bagi peserta didik yang mampu melakukan kegiatan atau
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari praktik mengajar, nampak jelas bahwa mahasiswa sudah menguasai
keterampilan memberi penguatan. Karena mereka sudah menerapkanberbagai teknik memberi penguatan, baik
penguatan verbal maupun non- verbal.

7. Membimbing Diskusi

HASIL ANALISA
Beranggapan bahwa keterampilan membimbing diskusi hanya diterapkan jika pembelajaran menggunakan
metode diskusi. Karena dalam kegiatanlesson study masih ada kelompok tidak mempraktikkan metode diskusi
dalam proses pembelajaran yang mereka rancang, sehingga keterampilan membimbing diskusi tidak diterapkan
sama sekali.

8. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

HASIL ANALISA

Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan belum berkembang dengan baik karena banyak
indikator yang menjadi ciri keterampilan ini belum dilaksanakan dengan baik. Selain guru tidak melakukan
kulminasi, guru juga tidak mengkoordinir kerja kelompok, melakukan supervisi, atau menyampaikan nasihat-
nasihat kehidupan kepada peserta didik. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar
dan tidak
NO JENIS KOMPETENSI/KETERAMPILAN & ANALISANYA

menuntun peserta didik agar dapat menilai sendiri kemajuan belajar mereka.
9. Membuat Ilustrasi dan Contoh

HASIL ANALISA
Sudah mengembangkan keterampilan membuat ilustrasi dan contoh dengan baik. Karena ilustrasi yang
disampaikan guru selain mudah dipahami dan menarik, juga relevan dengan kehidupan nyata.

1 Mengelola Kelas
0.
HASIL ANALISA
Keterampilan mengelola kelas dapat dikuasai dengan baik. Guru memberi perhatian kepada seluruh peserta
didik, memberi kesempatan yang sama bagi mereka untuk mengembangkan diri, dan mampu menjaga
ketertiban kelas selama proses pembelajaran.

1 Menutup Pembelajaran
1.
HASIL ANALISA
Mahasiswa dalam praktik mengajar mampu menguasai keterampilan menutup pembelajaran dengan cukup
baik. Guru menutup pembelajarandengan mengajak peserta didik merangkum pelajaran, melakukan evaluasi,
dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya. Perbedaan yang cukup jelas terlihat adalah pada
kegiatan refleksi, hanya sebagian kecil mahasiswayang melakukan refleksi saat menutup pembelajaran.

F. KESIMPULAN
Berdasarkah hasil analisa dari data-data yang diperoleh dalam penelitian, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan lesson study menumbuhkan kompetensi pedagogik dan keterampilan
dasar mengajar mahasiswa melalui komitmen yang kuat dari seluruh anggota tim,
proses latihan mengajar yang terencana secara seksama, pelaksanaan yang dilakukan
dengan tahapan yang sistematis danberkelanjutan, serta saling memberi dan
menerima saran dari orang lain.
2. Kendala-kendala yang dihadapi:
a. Keberadaan observer yang jumlahnya cukup banyak dapat mengganggu
konsentrasi pengajar sehingga proses pembelajaran juga terganggu.
b. Seringkali observer hanya mencatat kesalahan/kekurangan selama proses
pembelajaran.
c. Kebanyakan fokus pengamatan pada guru, bukan pada proses pembelajaran.
d. Pada tahapan diskusi, seringkali yang terjadi adalah: mahasiswa saling mengritik
dan mengemukakan kelemahan rekannya. Padahal semestinya mereka saling
belajar satu dengan lainnya.
3. Manfaat Lesson Study dalam membangun kompetensi pedagogik danketerampilan
dasar mengajar bagi mahasiswa:
a. Menumbuhkan kemampuan mengamati dan belajar dari pengalaman orang lain.
b. Memberi kesempatan untuk berlatih berulang kali sehingga berdampak pada
kualitas pembelajaran yang lebih baik.
c. Melatih mahasiswa untuk lebih teliti dalam menentukan tujuan pembelajaran,
mengenal cara berpikir peserta didik, dan memilih metode pembelajaran
yangtepat.
d. Dapat mengembangkan keahlian mengajar baik dalam perencanaan maupun
selama proses pembelajaran.
G. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cet.


Ke-4. Rineka Cipta. Jakarta.
Antonius. 2016. Buku Pedoman Guru. Yrama Widya. Bandung.
Asril, Zainal. 2015. Microteaching Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Barnawi dan M. Arifin. 2016. Microteaching: Teori & Praktik Pengajaran yang
Efektif & Kreatif. Ar-Ruzz Media. Jakarta.
Ikhrom. 2015. Menyoal Kinerja Guru. Kaukaba Dipantara. Yokyakarta.
Forum Guru, “Empat Jenis Kompetensi Guru dan
Penjelasannya”, http://forumguru.net/4-jenis-kompetensi-guru-
dan-penjelasannya/

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodelogi Research cet. Ke 1. Penerbit Andi. Yogyakarta.


. 2004. Metodelogi Research cet. Ke 2, Penerbit Andi. Yogyakarta.
.2004. Metodologi Research Jilid 1. Andi Offset. Yogyakarta.
Undang-undang. 2013. Himpunan Lengkap Undang-Undang Sisdiknas dan
Sertifikasi Guru. Buku Biru. Jogjakarta.
Kamars, M. Dachniel. 1994. Kurikulum Untuk Abad 21 dalam Model
Pengelolaan dan Penelitian Kurikulum. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
Kunandar. 2009. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Leanne Miller. “Taking Professional Learning into the Classroom”.
http://www.oct.ca/home.aspx?Oktafian Budi Laksono, “Lesson
Study”,http://gugustunasbangsa.blogspot.co.id/2012/03/lesson-study.html
Moleong, Lexy J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PTRemaja
Rosdakarya. Bandung.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru.
Rajawali Pers. Jakarta.
S. Nasution. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara,Syafrina,
Nur Indah, “Lesson Study”, http://lpmpriau.go.id/?p=210
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.
Satori, Djam’an, et.al. 2013. Profesi Keguruan.
Universitas TerbukaCet.16.edisi1. Tanggrang Selatan.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D). Alfabeta. Bandung.
Tuckman. 1978. Conducting Educational Research. Harcourt Brace Javanovich
INC. New York.
Undang-undang. 2006. Undang-Undang RI nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
& Peraturan Mendiknas Nomor 11 Tahun 2005. Citra Umbara. Bandung.
Winarno , J.B. Situmorang. 2008. Pendidikan Profesi & Sertifikasi Pendidik. Saka
Mitra Kompetensi.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 04, Nomor 01, Maret 2021, Hal. 21 -24
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISN: 2623-0232 ; p-ISSN: 2623-0941

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V


SDN 110 PEKANBARU
Nur Ashirin a*), Lazim N a), Zetra Hainul Putraa)
a)
Universitas Riau, Riau, Indonesia
*)
e-mail korespondensi : nurashirin98@gmail.com

Riwayat Artikel : diterima: 26 November 2020; direvisi: 16 Desember 2020; disetujui: 26 Januari 2021

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan mengajar dasar guru dalam proses pembelajaran matematika
siswa kelas V di SDN 110 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan pada semester genap
2019/2020. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru kelas V. Keterampilan mengajar dasar guru diselidiki berdasarkan empat
keterampilan, yaitu bertanya, memberikan penguatan, memvariasikan kegiatan belajar, dan membimbing kelompok kecil dan
individu.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua guru memiliki keterampilan dasar mengajar yang memadai dalam proses
pembelajaran matematika. Guru bekerja sangat baik dalam membimbing kelompok kecil dan individu dibandingkan dengan
keterampilan lainnya

Kata Kunci: keterampilan mengajar dasar; proses pembelajaran matematika; guru..

BASIC TEACHING SKILLS FOR TEACHERS IN THE MATHEMATICS LEARNING PROCESS IN CLASS V
ELEMENTARY SCHOOL 110 PEKANBARU
Abstract. This study aims to describe teachers’ basic teaching skills in mathematics learning process of fifth grade students in SDN
110 Pekanbaru. This is a qualitative study conducting in in the even semester of 2019/2020. The subjects of this study were two fifth
grade teachers. Teachers’ basic teaching skills were investigated based on four skills, namely asking questions, providing
reinforcement, varying learning activities, and guiding small groups and individuals. The results of this study showed that both
teachers have sufficient basic teaching skills in mathematics learning process. The teachers performed very well on guiding small
groups and individuals comparing to the other skills.

Keywords: basic teaching skills; mathematics learning process; teachers.

PENDAHULUAN
Pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupunjenjang pendidikan tinggi menetapkan matematika sebagai
mata pelajaran yang wajib [1]. Penggolongan kemampuan siswa apakah termasuk pada berkemampuan rendah,
sedang atau tinggi dapat diprediksi oleh kemampuan siswa padapembelajaran matematika. Hal ini diperkuat oleh
Ruseeffendi
[2] bahwa “matematika merupakan ratunya ilmupendidikan”. Siswa yang termasuk pada golongan berkemampuan
tinggi biasanya siswa yang mempunyai persepsi bahwa mata pelajaran matematika menyenangkan dan matematika
menjadi mata pelajaran favorit siswatersebut. Sedangkan untuk siswa yang termasuk padagolongan berkemampuan
rendah adalah siswa yang mempunyai persepsi bahwa matematika dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan,
sehingga siswa tidak menyukai pada saat proses pembelajaran matematika, hal ini ditunjukkan oleh hasil survey
mengenai persepsi siswa terhadap pelajaran dan materi ajar matematika bahwamatematika dianggap sebagai pelajaran
yang menakutkan, membuat bosan, menyebalkan bahkan membuat siswa menjadi pusing dan stress [3]. Sementara
itu, beberapa hasil studi sebelumnya menunjukkan bahwa siswa memilikikemampuan matematika yang rendah [4] &
[5], kurang kreatif dalam menyelesaikan soal matematika [6], tidak mampu berpikir logis [7]. Siswa dalam
mengerjakan soal- soal bentuk geometri dan pengukuran masih merasa kesulitan karena soal-soal yang disajikan
didesain dengan bentuk yang berbeda atau tidak rutin dikerjakan oleh siswa
Untuk mengatasi permasalahan dari kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika, guru
perlu menguasai keterampilan dasar mengajar yangkompleks dan keterampilan tersebut tidak dapat dikuasai langsung.
Untuk menguasai keterampilan dasar yang kompleks diperlukan penguasaan keterampilan dasar mengajar, disebut
dasar karena keterampilan ini merupakan keterampilan awal yang nantinya dapat dikembangkan menjadi
pembelajaran yang baik. Peningkatan kualitaspendidikan sekolah tidak terlepas dari peran guru untuk memiliki
keterampilan dasar mengajar dalam mengelola proses pembelajaran dengan baik. Keterampilan dasar mengajar adalah
kemampuan profesional yang bersifat utuh dan menyeluruh sebagai pembaruan dari berbagai kompetensi guru [8].

- 21 -
Terdapat delapan keterampilan mengajar guru yang harus bentuk deskriptif
dikuasai oleh guru yang berperan penting dalam
penentuan kualitas pembelajaran, diantaranya
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
[9]. Jadi guru tidak sekedar mentransferkan ilmu
pengetahuan tetapi mereka dituntut untuk dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas.
Untuk itu guru perlu menguasai keterampilan dasar
mengajar untuk pencapaian pembelajaran yang
berkualitas. Jika guru puas dengan pekerjaannya maka
mereka akan bekerja denganpenuh semangat dan
bertanggung jawab [10].
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan
pada proses pembelajaran matematika pada salah satu
guru kelas V di SDN 110 Pekanbaru, peneliti mengamati
bahwa proses pembelajaran matematika yang
dilaksanakan belum mengakomodir peran siswa secara
aktif. Sebagian besar siswa hanya mendengarkan materi
yang diberikan oleh guru.Namun, hal tersebut tentu
belum bisa dijeneralisis. Oleh sebab itu, perlu adanya
penelitian untuk mengetahui keterampilan dasar
mengajar guru pada proses pembelajaran matematika
kelas V SDN 110 Pekanbaru.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah keterampilan dasar mengajar guru pada
proses pembelajaran matematika kelas V di SDN 110
Pekanbaru. Dari rumusan tersebut maka tujuan penelitian
ini adalah untuk memberikan gambaran tentang
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika di kelas V SDN 110
Pekanbaru.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika kelas V SDN 110 Pekanbaru.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif.Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi yang nyata
dan bersifat alamiah [11].
Subjek penelitian ini adalah dua orang guru kelas
V SDN 110 Pekanbaru. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti meminta izin kesediaan guru di tiga kelas V di
SDN
110 Pekanbaru untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dari 3 guru yang mengajar di kelas V, hanya 2 guru yang
bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu guru
kelasA dan guru B. Data yang digunakan dalam
penelitian adalah data kualitatif. Bentuk data yang
dikumpulkan berupa kata- kata yang disajikan dalam
-
atau narasi [12]. Sumber data pada penelitian ini kecil dan perseorangan dari 10 indikator yangdiamati
adalah lembar observasiyang diisi oleh peneliti yaitu 9 yang muncul. Jika dilihat dari komponen-
pertama pada saat melakukan observasi terhadap komponen yang keterampilan dasar mengajar guru di
guru kelas V SDN 110 Pekanbaru saat atas, guru A setiap komponen keterampilan dasar
melaksanakan proses pembelajaran matematika. mengajar guru di atas, guru A cenderung memiliki nilai
Selama melakukan observasi peneliti merekam rata-rata yang tinggi dari guru B. Hal ini peneliti rasakan
kegiatan tersebut yang kemudian peneliti saat melakukan
membuat kutipan guna mempermudah peneliti
dalam menginterpretasikan data tersebut. Peneliti
juga mengumpulkan data pendukung melalui
wawancara terstruktur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
27 Januari sampai dengan 12 Februari 2020. Data
yang dikumpulkan adalah mengenai keterampilan
dasar mengajar matematika
yang dilakukan oleh guru A dan guru B di kelas V
SDN 110Pekanbaru.

Hasil Observasi Keterampilan Dasar


Mengajar Gurupada Proses Pembelajaran
Matematika.
Pembelajaran yang optimal dapat terjadi
apabila adanya proses pembelajaran yang baik
yang dapat dikembangkan oleh seorang guru
yang memilki keterampilan dasar mengajar.
Hasil penelitian ini peneliti sajikan empat dari
delapan keterampilan dasar mengajar guru yaitu
keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
dan keterampilan membimbing kelompok kecil
dan perseorangan. Penelitian ini dilakukan
peneliti untuk melihat setiap kegiatan empat
keterampilan dasar yang telah peneliti pilih pada
guru A dan guru B. Data observasi keterampilan
dasar mengajar guru A pada keterampilan
bertanya dari 10 indikator yang diamati yaitu 8
yang muncul, pada keterampilan memberi
penguatan dari 10 indikator yang diamati yaitu
10 yang muncul, pada keterampilan mengadakan
variasi dari 10 indikator yang diamati yaitu 7
yang muncul, dan pada keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil dan
perseorangan dari 10 indikator yangdiamati
yaitu 10 yang muncul. Data observasi
keterampilan dasar mengajar guru B pada
keterampilan bertanya dari 10 indikator yang
diamati yaitu 7 yang muncul, pada keterampilan
memberi penguatan dari 10 indikator yang
diamati yaitu 6 yang muncul, pada keterampilan
mengadakan variasi dari 10 indikator yang
diamati yaitu 7 yang muncul, dan pada
keterampilan membimbing diskusi kelompok
-
observasi langsung. Suasana pembelajaran di kelas A terjadinya tingkah laku siswa yang produktif [10].
lebih menyenangkan dan aktif dibandingkan kelas B. Guru A melakukan 10 dari 10 indikator yang diamati,
dan guru B melakukan 6 dari 10 indikator yang diamati.
Keterampilan Bertanya Pemberian penguatan yaitu secara verbal dan non verbal.
Pembelajaran efektif dan menyenangkan dapat Memberi penguatan secara verbal yaitu dengan kata-kata
terjadi apabila seorang guru dapat menguasai dan kalimat. Penguatan juga diberikan secara nonverbal
keterampilan bertanya, guru dituntut untuk dapat yaitu memberi penguatan dengan cara mendekati,
mengajukan pertanyaan pada setiap tahap pembelajaran, sentuhan, acungan jempol, kegiatan yang menyenangkan,
dan kualitas pertanyaan yang diajukanpun menentukan menunjukkan kehangatan, menunjukkan keantusiasan,
kualitas jawaban dari siswa [13]. memberi penguatan secara bermakna, dan menghindari
Keterampilan yang dikuasai guru kelas V adalah respons yang negatif.
mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat Kegiatan yang tidak muncul dalam memberikan
sehingga dapat dipahami siswa dan berkaitan dengan penguatan dari guru B adalah guru tidak memberikan
permasalahan yang ada. Keterampilan bertanya tersebut penguatan dengan kata, guru tidak memberikan penguatan
lebih rinci terkait dengan memberikan informasi yang dengan kalimat, guru tidak memberikan sentuhan dalam
relevan sebelum mengajukan pertanyaan, menyebarkan menyatakan persetujuannya terhadap usaha siswa, dan
pertanyaan kepada siswa secara individu, menyebarkan guru juga tidak mengacungkan jempol untuk memberikan
pertanyaan kepada siswa secara keseluruhan, memberi penghargaan kepada siswa. Padahal menurut Usman [14]
waktu yang cukup untuk siswa berpikir, menemukan untuk menarik perhatian siswa terhadap pelajaran dapat
jawaban, memberikan pertanyaan pelacak kepada siswa dilakukan dengan memberi penguatan dan motivasi
dengan meminta kesepakatan jawaban terhadap siswa kepada siswa. Dengan demikian karena kurangnya
yang lain, memberi tuntutan kepada siswa menuju penguatan yang diberikan oleh guru B, maka kurangnya
jawaban yang tepat, dan mengajukan pertanyaan secara motivasi belajar siswa.
berjenjang.
Kekurangan dari guru kelas V adalah tidak Keterampilan Mengadakan Variasi
menuntun siswa dalam menjawab pertanyaan dengan Variasi dalam proses pembelajaran dilakukan untuk
mengangkat tangan terlebih dahulu, sehingga pertanyaan mengatasi kebosanan siswa pada pola interaksi belajar-
dijawab siswa secara serempak. Guru juga telihat mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
mengulang jawaban siswa, menunjuk siswa sebelum siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar siswa
pertanyaan diajukan. Padahal menurut Usman [14] senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
kebiasaan yang harus dihindariguru untuk meningkatkan penuh partisipasi [14]. Guru kelas A dan B sama-sama
partisipasi siswa dalam belajar seperti: pertanyaan melakukan 7 dari 10 indikator yang diamati pada
dijawab sendiri oleh guru, mengulang jawaban dari keterampilan mengadakan variasi.
siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan Aktivitas yang tampak dari guru kelas V
pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa mengadakan variasi dalam mengajar adalah
yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. menggunakan variasi intonasi dimana guru sudah
Guru juga tidak terlihatmenyebarkan pertanyaan ataupun melakukan perubahan suara berdasarkan situasi yang
menerima pertanyaan dari siswa dimana pertanyaan dibutuhkan; guru sudah mengadakan variasi memusatkan
tersebut tidak didiskusikan oleh siswa sehingga perhatian siswa dengan memanggil nama siswa yang
kurangnya interaksi yang terjadi antara siswa dan siswa. ribut, mengatakan oi, ataupun meminta siswa untuk tidak
Karena menurut Mulyasa [13] ada dua hal yang perlu ribut dan dapat memperhatikan guru dalam menjelaskan;
diperhatikan untuk mendorong terjadinya interaksi: 1) guru melayangkan pandang dalam berinteraksi dengan
pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang siswa, tetapi siswa; guru melakukan gerakan badan dan mimik untuk
seluruh siswa diberi kesempatan singkat untuk mendukung menyampaikan arti dari pesan lisan yang
mendiskusikan jawabannya sesama teman dekatnya; 2) dimaksudkan; mengubah posisi dalam mengajar dengan
guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku; menggunakan
siswa yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tapi alat dan bahan yang dapat dilihat, guru menggunakan
dilontarkan kembali kepada seluruh siswa untuk alat peraga berupa bangunan ruang kubus dan balok
didiskusikan. Dengan cara ini siswa dapat mempelajari yang disediakan sekolah ataupun yang ada di lingkungan
cara memberikan komentaryang wajar terhadap sekitar; mengadakan variasi dalam penggunaan media
pertanyaan temannya. dan sumber belajar, guru menggunakan buku paket,
Keterampilan Memberi Penguatan LKS, serta lingkungan sekitar.
Perhatian siswa dalam proses pembelajaran tidak Sedangkan hal yang tidak tampak dilakukukan guru
selamanya tertuju pada materi yang disampaikan guru. kelas V dalam mengadakan variasi adalah guru tidak
Untuk menarik perhatian siswa guru dapat memberikan memberikan kesenyapan atau kebisuan dalam menarik
penguatan agar siswa termotivasi dalam belajar dan
-
perhatian siswa, guru tidak mengadakan variasi sebagai seorang pendidik. 3) Hasil penelitian ini masih berfokus
pengelompokkan peserta didik, serta guru juga tidak pada 4 keterampilan dasar mengajar, sehingga disarankan
menggunakan alat dan bahan yang dapat di dengar
selain suara dari guru.

Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil


dan Perseorangan
Guru dapat menjalin hubungan yang lebih akrab
dengan siswa dengan memberikan perhatian terhadap
setiap siswa yaitu dengan melakukan pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan [15]. Guru sudah
menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap
kebutuhan siswa, merespons positif terhadap buah
pikiran siswa, memberikan kepercayaan terhadap kerja
siswa, memberikan bantuan kepada siswa, memberikan
orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan
dilakukan siswa, menyediakan ruangan, peralatan, dan
cara melaksanakan kegiatan pembelajaran,
mengkoordinasi kegiatan, memberikan dorongan
kepada siswa untuk menyelesaikan tugas baik secara
individu ataupun kelompok, memusatkan perhatian
kepada siswa, dan memberikan nasehat kepada siswa.
Secara keseluruhan guru kelas V sudah melakukan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
dengan baik.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti tentang analisis keterampilan dasar mengajar
guru pada proses pembelajaran matematika kelas V di
SDN 110 Pekanbaru, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan dasar mengajar guru pada proses
pembelajaran matematika kelas V di SDN 110
Pekanbaru sudah dilaksanakan dengan baik. Secara
keseluruhan keterampilan bertanya dari 10 indikator
yang diamati yaitu 8 yang muncul, keterampilan
memberi penguatan dari 10 indikator yang diamati yaitu
10 yang muncul, keterampilan mengadakan variasi dari
10 indikator yang diamtai yaitu 7 yang muncul, dan
keterampilan membimbing kelompok kecil dan
perseorangan dari 10 indikator yang diamati yaitu 10
yang muncul.
Berdasarkan simpulan diatas, terdapat beberapa
rekomendasi yang dapat peneliti tuliskan peneliti yaitu:
1) Guru hendaknya lebih mengembangkan keterampilan
dasar mengajar terutama pada keterampilan mengadakan
variasi dalam menggunakan media pembelajaran yang
menarik agar siswa tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Guru juga agar dapat
membimbing siswa untuk berdiskusi agar terjadinya
interaksi yang baik antar siswa. 2) Kepala Sekolah
diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran
sehingga proses pembelajaran berjalan lebih optimal.
Selain itu, guru-guru perlu diberi pelatihan dan
pembinaan agar dapat meningkatkan profesionalismenya

-
untuk peneliti selanjutnya melihat ke semua aspek.

REFERENSI
[1] Bhoke, W. 2017. Hubungan antara Motivasi
dengan Hasil Belajar Matematika pada
Siswa SMP. Annual Proceeding.
[2] Ruseeffendi 2006. Pengantar kepada
MembantuGuru Mengembangkan
Kompetensi dalam Pengajaran Matematika
untuk Meningkatkan CBSA.
Jakarta : Bumi Aksara
[3] Intisari. 2017. Presepsi Siswa Terhadap
Mata Pelajaran Matematika. Wahana Karya
Ilmiah Pendidikan. 1(1), 62-64.
[4] Witri, G., Putra, Z. H., & Gustina, N,. 2014.
Analisis Kemampuan Siswa Sekolah Dasar
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika
Model The Trends for International
Mathematics and Science Study (TIMSS) di
Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3(1), 32-39.
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v3il.2111
[5] Witri, G., Putra, Z. H., & Nurhanida. 2015.
Analisis kemampuan number sense siswa
sekolah dasar di Pekanbaru. In Mahdum, S.
S. Achmad, D. A. Natuna, Suarman, A. R.
Ahmad, & M. H. M. Yasin (Eds.),
Proceeding of 7th International Seminar on
Regional Education: Educational community
and cultural diversity (vol. 2 pp. 755–762).
Pekanbaru: Universitas Riau Press.
[6] Lely, M., Putra, Z. H., & Syahrilfuddin, S.
2020.Fifth Grade Students’ Creative
Thinking in Solving Open- Ended
Mathematical Problems. Journal of Teaching
and Learning in Elementary Education, 3(1),
58-68.

-
[7] Syafitri, R., Putra, Z. H., & Noviana, E. 2020. Fifth
Grade Students’ Logical Thinking in Mathematics.
Journal of Teaching and Learning in Elementary
Education, 3(2), 157-167.
[8] Uno, H. B. 2009. Orientasi Baru dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
[9] Usman, M. U. 2011. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[10] Y. Suchyadi et al., “Increasing Personality
Competence Of Primary School Teachers, Through
Education Supervision Activities In Bogor City,” J.
COMMUNITY Engagem., vol. 01, no. 01, 2019.
[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[12] Yusuf, M. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana
[13] Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
[14] Usman, M. U. 2010. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[15] Sundari, F. S., & Mulyawati, Y. 2017. Analisis
Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PGSD.

-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MAHASISWA TADRIS BIOLOGI

EVERYONE IS A TEACHER HERE LEARNING MODEL IMPLEMENTATIONTO


IMPROVE BASIC TEACHING SKILLS OF
BIOLOGY EDUCATION STUDENTS

Nasrul Hakim1*, Tri Andri Setiawan2, Aby Febriansyah3 , Nurul Huda4, Evi Sinta Dewi5,
Halimah Sa’diah6, Nurul Azizah7
1,2,3,4,5,6,7Tadris Biology Institut Agama Islam Negeri Metro, Lampung,

Jl. Ki Hajar Dewantara No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Tim., Kota Metro, Lampung 34112
corresponding author: nasrulhakim@metrouniv.ac.id *

Informasi artikel ABSTRAK


Riwayat artikel: Salah satu indikator guru professional adalah memiliki
Diterima: 17 Mei 2020 keterampilan dasar mengajar yang baik. Salah satu upaya untuk
Direvisi: 3 Mei 2020 meningkatkan keterampilan dasar mengajar adalah memberikan
Dipublikasi: 9 Mei 2020 kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan dalam proses
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
Kata kunci: meningkatkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa
Model Pembelajaran, pendidikan biologi. Penelitian ini direncanakan terdiri dari dua
siklus yang masing masing siklus terdiri dari tiga pertemuan.
Keterampilan dasar mengajar, Untuk mengukur keterampilan dasar mengajar digunakan lembar
Guru Profesional observasi yang dimodifikasi dari lembar penilaian APKG Alat
Penilaian Keterampilan Guru. Hasil penelitian ini adalah penerapan
model pembelajran everyone is a teacher here mampu
meningkatkan keterampilan dasar mengajar. Persentase
keterampilan dasar mengajar sebelum tindakan 65,2% termasuk
dalam kategori cukup. Persentase skor keterampilan dasar
mengajar meningkat pada siklus I menjadi 70,6% termasuk dalam
kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
77,1% termasuk dalam kategori baik.
ABSTRACT
Keywords: One of Indicator of professional teachers is basic teaching skills.
Learning Model, teaching basic One effort to improve basic teaching skills is to provide
skills, Professional Teacher opportunities for students to practice in the learning process. This
Classroom Action Based Research, aimed to improve the basic
skills of teaching biology education students. This research is
planned to consist of two cycles, each cycle consisting of three
meetings. To measure the basic skills of teaching used an
observation sheet that was modified from the APKG assessment
sheet Teacher Skills Assessment Tool. The results of this study are
Implementation of everyone is a teacher here model is able to
improve basic teaching skills. The percentage of basic teaching
skills before the action of 65.2% is included in the sufficient
category. The percentage score of basic teaching skills increased
in the first cycle to 70.6% included in the good category and in the
second cycle increased to 77.1% included in the good category.

-
iii

Dalam Undang-Undang guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dinyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional dan sosial (Hakim, 2016). Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian dewasa, stabil, arif, berwibawa, menjadi teladan
dan berakhlak mulia. Kompetensi pedagogik meliputi keterampilan memahami peserta didik,
merancang dan melaksanakan pembelajaran sampai pada ealuasi proses pembelajaran
(Yudiyanto, 2019). Kompetensi profesional adalah kemampuan memahami materi
pembelajaran secara luas dan mendalam serta pemahaman struktur metodologi
keilmuwannya. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua, dan amsyarakat sekitar lingkungan
pembelajaran (Laksana, 2014).
Guru merupakan jabatan profesi, sehingga untuk menjadi guru yang baik harus dilatih
dan dipersiapkan secara khusus. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
berperan penting dalam mempersiapkan dan menyediakan calon guru yang kompeten dan
profesinal untuk semua jenjang pendidikan (Frasetyana, 2015). Keterampilan dasar mengajar
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, terlepas dari tingkat
kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan
keterampilan dasar guru dalam mengajar (Sundari, 2017). Keterampilan dasar mengajar
adalah suatu karakteriktik umum yang dimiliki seorang guru yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk tindakan (Rusman, 2014).
Sedangkan Barus (2016) menyatakan bahwa keterampilan dasar mengajar adalah sebuah
bentuk keterampilan dan perilaku yang bersifat mendasar yang harus dimiliki oleh setiap guru
sebagai modal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola pembelajaran dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Sadikin (2016) keterampilan dasar mengajar meliputi delapan keterampilan yaitu
(1) Keterampilan bertanya, (2) Keterampilan member penguatan, (3) keterampilan
mengadakan variasi, (4) Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan
menutup pembelajaran
(6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Keterampilan mengajar
kelompok dan perorangan, dan (8) Keterampilan mengelola kelas. Seorang guru yang
professional harus menguasai delapan keterampilan dasar tersebut agar mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik.
-
Berdasarkan observasi pada perkuliahan strategi pembelajaran biologi menunjukkan
bahwa keterampilan dasar mengajar mahasiswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor utama yang menyebabkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa
masih cukup

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at: http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

adalah kurang tersedianya sumber bacaan yang dapat dijadikan sebagai referensi utama
mahasiswa dalam mempelajari dan mengkaji konsep konsep dasar pembelajaran dan
keterampilan dasar mengajar.
Kurangnya referensi konsep dasar pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum saat
inidan karakteristik peserta didik dengan kemajuan teknologi seperti saat ini juga menjadi
faktor rendahnya kemampuan literasi mahasiswa (Lukman, 2019). Hal ini berimbas pada
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam mengelola kelas, membimbing peserta didik,
menjelaskan topik pembelajaran dengan baik ataupun membimbing kelompok dalam proses
pembelajaran (Sadikin, 2019). Ditambah lagi Aulia (2015) menyatakan bahwa kurangnya
keterampilan dasar mengajar mahasiswa disebabkan karena kurangnya kesempatan yang
diberikan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan keterampilan tersebut di depan kelas pada
proses pembelajaran. Padahal keterampilan dasar mengajar tidak cukup jika dipelajari secara
teoritik saja tanpa dipraktekkan dalam kegiatan pembelajaran (Hakim, 2020).
Model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here adalah salah satu model pembelajaran
aktif (Active Learning) yang memberikan peluang kepada tiap siswa untuk menjadi guru bagi
temannya (Milawati, 2014). Menurut Kadariah (2018) Model pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk berpikir apa yang dia pelajari, bertanya, menanggapi dan berbagi
pengetahuan yang diperoleh kepada temannya. Diharapkan dengan model pembelajaran
Everyone Is A Teacher Here keterampilan dasar mahasiswa dapat meningkat.
Berkaitan dengan model pembelajaran everyone is a teacher here, terdapat tujuh
prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam menerapkan model ini yaitu (1)
memahami kebutuhan, motivasi dan minat peserta didik (2) memahami tujuan pembelajaran
(3) memahami tahap perkembangan dan kematangan peserta didik (4) memahami perbedaan
diantara peserta didik (5) memperhatikan pemahaman peserta didik, mengetahui hubungan
dan kebebasan berfikir (6) menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi peserta didik, dan (7) memberikan contoh dan teladan yang baik
(Suryani, 2018).
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan semua teori dan konsep yang dipelajari
sehingga keterampilan dasar mengajar dapat ditingkatkan. Maka, dirasa sangat perlu untuk
dilakukan penelitian Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here untuk
Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris Biologi.

-
iii

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan PTK.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah–masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru
dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Sedangkan menurut
Arikunto (2008), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas
dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya
berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam
pembelajaran dikelas.

Populasi dan Sampel Penelitian


Sudjana (2005: 6) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian yang diambil dari
populasi.” Menurut Margono (2004) adalah: Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka pengambilan sampel harus berasal dari populasi
yang telah dipilih. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh penulis pada penelitian
ini adalah menggunakan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2013:122)
“nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.” Salah satu teknik sampling yang akan digunakan oleh penulis dari nonprobablity
sampling adalah purposive sampling.
Dengan menggunakan purposive sampling, sampel ditetapkan secara sengaja oleh
peneliti yang didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu sehingga tidak melalui
proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random.
Maka sampel penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan Tadris Biologi FTIK IAIN
Metro semester ganjil V tahun 2019-2020 yang mengikuti matakuliah Strategi Pembelajaran
Biologi, berjumlah 40 orang.

Instrumen Penelitian
Untuk mengukur keterlaksanaan model everyone is a teacher here dalam pembelajaran ini
digunakan lembar observasi keterlaksanaan model yang dikembangkan sesuai dengan sintaks
-
model pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk mengukur keterampilan dasar mengajar
digunakan lembar observasi yang telah dimodifikasi dari intrument APKG Alat Penilaian

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at: http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

Keterampilan Guru. Untuk mengukur keterampilan dasar mengajar mahasiswa digunakan


rumus
sebagai berikut.

N = { F/S } x 100
Keterangan
N = Nilai
F = Jumlah kegiatan yang muncul
S = Jumlah keseluruhan komponen

Adapun kriteria keterampilan dasar mengajar yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
No Rentang skor Kriteria
1 91 – 100 Sangat Baik
2 76 – 90 Baik
3 61 – 75 Cukup
4 51 – 60 Kurang
5 < 50 Sangat kurang

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Kegiatan Pra-Penelitian
Kegiatan pra-penelitian berupa kegiatan observasi yang dilakukan sebelum penelitian meliputi
observasi tentang kondisi lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana dan kondisi
mahasiswa serta mengamati permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
dengan melakukan wawancara dengan mahasiswa dan dosen mitra.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pada masing-masing siklus (siklus I, dan II) meliputi:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1). Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan pertemuan dengan dosen mitra pada prodi Pendidikan Biologi
Universitas Jambi yang dikemas dalam kegiatan plan untuk membicarakan persiapan
tindakan dan waktu pelaksaanaan tindakan, diskusi mengenai Rencana Pelaksanaan
Perkuliahan (RPP), skenario pembelajaran, Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), menyiapkan
lembar pengamatan (observasi) keterlaksanaan model dan rubrik keterampilan dasar
mengajar.
2). Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan atau Do berupa penerapan model pembelajaran everyone os a
teacher here dengan menggunakan buku dasar dasar proses dan pembelajaran biologi.
Kegiatan Do
-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at: http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

dilaksanakan masing-masing tiga kali setiap siklusnya. Selengkapnya pelaksanaan tindakan


dapat
dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3). Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan
oleh 4 orang observer utama dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat,
observer terdiri dari dua orang dosen mitra dan dua orang mahasiswa pendidikan Biologi
yang sedang melaksanakan penelitian mengenai keterampilan dasar mengajar.
4). Refleksi
Tahap refleksi (See) ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada
pelaksanaan tindakan tiap pertemuan dan tiap siklus. Tahap refleksi merupakan tahap
mengamati secara rinci segala hal yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya sehingga dapat
dilanjutkan dengan mengidentifikasi serta menetapkan sasaran-sasaran perbaikan,
perencanaan dan implementasi tindakan baru. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
penarikan kesimpulan atas adanya kelebihan dan kekurangan serta berhasil tidaknya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Hasil refleksi pertemuan I pada siklus I digunakan sebagai
bahan pertimbangan dan perbaikan pada Do pertemuan II siklus I. Hasil refleksi pertemuan II
pada siklus I digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada Do pertemuan III
siklus I sementara itu, hasil refleksi pertemuan III digunakan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II. Selanjutnya, Hasil refleksi
pertemuan I pada siklus II digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada Do
pertemuan II siklus II, Hasil refleksi pertemuan II pada siklus II digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan perbaikan pada Do pertemuan III siklus II sedangkan refleksi pertemuan III
Siklus II digunakan untuk menganalisis berbagai temuan dalam pembelajaran dan observasi
untuk kemudian membuat laporan penelitian. Dengan demikian, kerangka kedua siklus
adalah sama, kecuali pada tahap pelaksanaan tindakan.

Teknik Analisis Data


Data keterampilan dasar mengajar mahasiswa diambil dari lembar observasi. Adapun
teknis analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan dasar mengajar
ini yakni dengan menghitung skor masing-masing aspek yang diperoleh mahasiswa,
kemudian digunakan untuk melihat skor setiap aspek yang diperoleh mahasiswa, kemudian
digunakan untuk melihat persentase skor setiap aspek keterampilan dasar mengajar
mahasiswa secara klasikal. Setelah menghitung persentase skor keterampilaan dasar tersebut
selanjutnya mengklasifikasikan skor tersebut ke dalam kategori: kurang sekali, kurang,
-
cukup, baik dan baik

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at: http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

sekali. Pada akhir perhitungan, diperoleh klasifikasi nilai secara klasikal untuk mengetahui
keterampilan dasar mengajar mahasiswa secara keseluruhan.

HASIL PENELITIAN
a. Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Pendidikan Biologi dengan
Model Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
Data keterampilan dasar mengajar mahasiswa diambil dari lembar observasi. Analisis
dilakukan dengan menghitung skor masing-masing aspek yang diperoleh mahasiswa,
kemudian digunakan untuk melihat skor setiap aspek yang diperoleh mahasiswa, kemudian
digunakan untuk melihat persentase skor setiap aspek keterampilan dasar mengajar
mahasiswa secara klasikal. Setelah menghitung persentase skor keterampilaan dasar tersebut
selanjutnya mengklasifikasikan skor tersebut ke dalam kategori: kurang sekali, kurang,
cukup, baik dan baik sekali. Pada akhir perhitungan, diperoleh klasifikasi nilai secara klasikal
untuk mengetahui keterampilan dasar mengajar mahasiswa secara keseluruhan.
Berdasarkan data hasil observasi awal didapatkan bahwa keterampilan dasar mengajar
mahasiswa semester V Tadris Biologi FTIK IAIN Metro Dalam Perkuliahan Strategi
pembelajaran Biologi masih rendah karena berada pada kriteria cukup. Keterampilan Dasar
Mengajar mahasiswa mengalami peningkatan pada Siklus I dan Siklus II. Secara lengkap
persentase skor keterampilan dasar mengajar mahasiswa per siklus dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.

Tabel 2 Skor Keterampilan dasar Mengajar Mahasiswa Per Siklus


PERSENTASE DASAR MENGAJAR (%)
NO TAHAPAN KEGIATAN
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8
1 Observasi Awal 62.0 64.0 68.2 66.7 66.0 65.6 65.6 63.4
Siklus I 68.0 69.5 72.0 72.7 68.8 72.5 73.0 68.0
2
peningkatan 6 5.5 3.8 6 2.85 6.93 7.4 4.583
Siklus II 75.3 76.8 78.2 78.5 75.0 78.5 79.2 75.1
3
peningkatan 7.3 7.25 6.2 5.786 6.2 6 6.2 7.083

Keterangan:
A1 = Keterampilan bertanya
A2 = Keterampilan Memberi
Penguatan A3 = Keterampilan
Mengadakan Variasi

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education
Research P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at:


http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

A4 = Keterampilan Menjelaskan
A5 = Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
A6 = Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil A7 = Keterampilan Mengelola Kelas
A8 = Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan perseorangan.

PEMBAHASAN
Persentase skor setiap komponen atau aspek keterampilan dasar mengajar mengalami
peningkatan dari observasi awal ke Siklus I. Persentase skor keterampilan dasar mengajar
juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Semua indikator atau komponen
keterampilan dasar mengajar mengalami peningkatan.
Komponen Keterampilan Bertanya meningkat dari 62,0% pada observasi awal
menjadi 68% pada Siklus I dan 75% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Bertanya
meningkat 6% pada Siklus I dan 7,3% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Memberi
Penguatan meningkat dari 64% pada observasi awal menjadi 69,5% pada Siklus I dan 76,8%
pada Siklus II. Persentase Keterampilan Memberi Penguatan meningkat 5,5% pada Siklus I
dan 7,25% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi meningkat dari
68,2% pada observasi awal menjadi 72% pada Siklus I dan 78,2% pada Siklus II. Persentase
Keterampilan Mengadakan Variasi,meningkat 3,8% pada Siklus I dan 6,2% pada Siklus II.
Komponen Keterampilan Menjelaskan meningkat dari 66,7% pada observasi awal
menjadi 72,7% pada Siklus I dan 78,5% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Menjelaskan
meningkat 6% pada Siklus I dan 5,7% pada Siklus II. Komponen Keterampilan Membuka
dan Menutup Pelajaran meningkat dari 66% pada observasi awal menjadi 68,8% pada Siklus I
dan 75,0% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
meningkat 2,85% pada Siklus I dan 6,2% pada Siklus II. Komponen Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil meningkat dari 65,6% pada observasi awal menjadi
72,5% pada Siklus I dan 6% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil meningkat 6,9% pada Siklus I dan 6% pada Siklus II. Komponen
Keterampilan Mengelola Kelas meningkat dari 65,6% pada observasi awal menjadi 73% pada
Siklus I dan 79,2% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Mengelola Kelas meningkat 7,4%
pada Siklus I dan 6,2 % pada Siklus II. Sementara komponen Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan perseorangan meningkat dari 63,4% pada observasi awal menjadi 68%
pada Siklus I dan 75,1% pada Siklus II. Persentase Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan perseorangan meningkat 4,5% pada Siklus I dan 7% pada Siklus II.

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education Research
P-ISSN: 2272-5070
Vol. 1 No. 1, Juni 2020

Available online at: http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz

Salah satu indikator seorang guru yang berkompeten adalah mampu terampil
dalam kegiatan pembelajaran, termasuk mengelola kegiatan pembelajaran secara
melaksanakan
aktif, kreatif, dan menyenangkan (Wulantina, 2020). Maka, untuk dapat mencapai
keterampilan tersebut, diperlukan latihan dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran
agar mampu melaksanakan kegiatan mengajar dengan baik (Setiawan, 2020). Menurut
Suyanto (2013), guru harus menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan
tanggungjawab sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih. Guru yang menguasai keterampilan
dasar mengajar yang baik dapat mengemas pembelajaran dengan baik dan menarik, sehingga
dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajar.

SIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
everyone is a teacher here mampu meningkatkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
Persentase skor keterampilan dasar mengajar sebelum tindakan 65,2% termasuk dalam
kategori cukup. Persentase skor keterampilan dasar mengajar meningkat pada siklus I menjadi
70,6% termasuk dalam kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
77,1% termasuk dalam kategori baik. Model pembelajaran everyone is a teacher here cocok
digunakan pada matakuliah strategi pembelajaran biologi.
Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini maka dapat disarankan agar perkuliahan harus
memberikan kesempatan lebih kepada mahasiswa untuk mempraktekkan sendiri keterampilan
yang harus dikuasai. Dosen harus mengembangkan model pembelajaran yang mampu untuk
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru yang professional dimasa yang akan datang.

REFERENSI
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aulia, D. 2015. Analisis Keterlaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL Pendidikan Biologi
di Kota Jambi. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Bandung: Alfabeta.
Barus, S. Siagian S. Purba S. 2016. Upaya Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi
Klinis dengan Pendekatan Kolaboratif di SMK Negeri 1 Brastagi Kabupaten Karo. Jurnal
Pendidikan dan Pengawasan. Vol. 3 No.2. Hal; 16-32.

-
Al-Jahiz: Journal of Biology Education
Research P-ISSN: 2272-5070
. 1 No. 1, Juni 2020Vol
Available online at:
http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al -Jahiz

Frasetyana, D. Sujadi, I. & Kusmayadi, T. 2015. Analisis Keterampilan Dasar Mengajar


Matematika dalam Pembelajaran Mikro. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol.
3 No.4. Hal; 383-394.
Hakim, N. (2016). Penerapan Project-Based Learning Dipadu Group Investigation Untuk
Meningkatkan Motivasi, Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Malang. BIODIK, 1(1). Retrieved from https://online-
journal.unja.ac.id/biodik/article/view/3353
Hakim, N., Yudiyanto, Y., Sa’diah, H., & Setiana, E. P. (2020). Manual Book Biology
Scientific Camp: Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Outdoor Approach.
BIODIK, 6(1), 12-22. https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8458
Hakim, N., Lukman, A., Hayati, D., Yudiyanto, Y., Sari, T., Carolina, H., Dewi, A., & Setiawan, T.
(2020). Collaborative Learning Model Based On Peer Tutoring Class Wide: Improving
Students Critical Thinking In Biology Learning. INTERNATIONAL JOURNAL OF
EDUCATION, INFORMATION TECHNOLOGY, AND OTHERS, 3(1), 43-52.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3750941
Handayana, S., Zuhairi, Z., & Hakim, N. (2019). Upaya Peningkatan Keterampilan Motorik Halus
Anak Usia Dini Di Pekon Negeri Ratu 2 Pesisir Barat Melalui Lukisan Teknik Kolase.
DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 56-63. Retrieved from https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/JPM/article/view/1601
Kadariah. 2018. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Everyone is a Teacher Here
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD INPRES BTN Pemda Kota
Makasar. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 1 No.2. Hal; 15-22.
Laksana, Laba. 2014. Analisis Ketarmpilan Dasar Mengajar Guru Non Sarjana Sekolah Dasar
di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol.1 No.1. Hal;
51-58.
Lukman, A., Hayati, D., & Hakim, N. (2019). Pengembangan Video Animasi Berbasis
Kearifan Lokal pada Pembelajaran IPA Kelas V di Sekolah Dasar. Elementary:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(2), 153-166. doi:10.32332/elementary.v5i2.1750
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta.
Milawati. Puspitasari, D. Tangkas M. 2014. Metode Everyone is a Teacher Here pada Materi
Ikatan Kimia di Kelas X SMA N1 Marawola. Jurnal Akademika Kimia. Vol.3 No.2.
Hal; 309-316.
Rusman. 2014. Model Model Pembelajaran. Jakarta; Rajawali Press.
Sadikin, A., Hakim, N. (2019). Buku Ajar Berbantuan Model Everyone is A Teacher here:
Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Calon Guru Biologi. Assimilation:
Indonesian Journal of Biology Education, 2(2). 47-51.
http://ejournal.upi.edu/index.php/asimilasi.
Sadikin, Ali. Hakim. N. 2016. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Jambi; Universitas Jambi.
Setiawan, TA. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Metakognotif Mahasiswa Pendidikan Biologi. Bioeducation, 7(1). 8-13.
DOI: http://dx.doi.org/10.29406/.v7i1.1724
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Sundari, S. Muliyawati, Y. 2017. Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PGSD. Jurnal
PEDAGONAL. Vol.1 No.1. Hal; 26-36.
Suryani. 2018. Everyone is a Teacher Here; Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas
IV SD. Jurnal Pendidikan; Riset dan Konseptual. Vol. 2 No.3. Hal; 239-245.
Suyanto & Djihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional, Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Esensi erlangga Group

-
Wulantina, E., Soeseno, Z., Arsita, F., Loviana, S., Amri,
A., & Merliza, P. (2020). Introduction to Realistic
Mathematics to Communities Learning in Iringmulyo
District. Bakti Cendana, 3(1), 50-61. https://do

-
KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MAHASISWA CALON GURU IPA PROGRAM STUDI
PENDIDIAN IPA
Indri Nurwahidah
Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ivet,
Semarange-mail: indrinur555@gmail.com
Abstrak

Penerapan keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk dilakukan oleh guru agar
penyampaikan materi pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan
profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan dasar
mengajar mahasiswa calon guru IPA pada mata kuliah microteaching. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif untuk menggambarkan secara deskriptif
kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA pada mata kuliah
microteaching. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nila rata-rata keterampilan dasar
mengajar pada latihan mengajar ke-1 dan ke-2 adalah 67 pada kategori baik. Dapat
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru
IPA pada program studi pendidikan IPA Universitas Ivet dalam kategori baik.
Kata kunci: calon guru, IPA, keterampilan dasar mengajar, microteaching.

Abstract

The application of basic teaching skills is very important to do by the teacher so that the
delivery of learning materials can run smoothly, effectively, efficiently, and professionally. The aim of
this research was to determine the ability of the basic teaching skills of prospective science teacher in
microteaching class. This type of research is a descriptive qualitative to describe descriptively the
ability of basic teaching skills prospective science teacher in microteaching class. Based on the
results of this research could be define that the average value of basic teaching skills in the first or
second teaching practise was 67 categorized as good. It can be concluded that the average ability of
basic teaching skills of prospective science teacher students in the Ivet University IPA education study
program is in the good category.

Keywords: prospective teacher, science, basic teaching skills, microteaching.

1. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan yang
melibatkanguru dan siswa [1] [2]. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah, interaksi
antara guru dan siswa memiliki peranan yang utama untuk menentukan suatu pembelajaran
dapat dikatakan berhasil [3]. Banyak jenis interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, salah
satunya interaksi di kelas yaitu dalamkegiatan proses pembelajaran. Guru bisa berhasil
membimbing perserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang baik jika
guru tersebut dapat melakukan perannya dengan baik. Sayangnya, tidak semua guru dapat
melakukan hal itu. Untuk menjadi seorang guru tidak hanya dibutuhkan pengetahuan bidang
keilmuannya saja tetapi banyak hal lain yang perlu dikuasai dengan baik. Menurut UU No 20
tahun 2005 tentang guru dan dosen, seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama.
Keempat kompetensi tersebut adalah pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Empat
kompetensi tersebut harus diimplementasikan guru dalam mengajar di sekolah agar
pembelajaran dapat berjalan
-
dengan baik dan lancar [4] [5]. Antara satu kompetensi dengan kompetensi yang lainnya
saling berkaitan. Dalam mempelajari dan memahami kompetensi tersebut sebelum menjadi
guru, seseorang harus menempuh pendidikan formal jenjang perguruan tinggi pada program
studi ilmu kependidikan.
Melalui pendidikan tinggi mahasiswa mempelajari bidang keilmuan sesuai dengan
minatnya yang termasuk dalam kompetensi profesional. Namun tidak hanya itu saja,
kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial juga dipelajari melalui integrasi pada mata
kuliah yang sesuai dalam kurikulum program studi. Terdapat beberapa perbedaan muatan
materi pada mata kuliah kependidikan karena harus disesuaikan dengan bidang keilmuan
masing-masing. Misalnya pada program studi pendidikan IPA, seorang mahasiswa calon guru
harus lebih banyak memahami mengenai praktikum yang relevan dengan materi
pembelajaran. Tidak hanya itu, seorang calon guru IPA selain harus memahami konsepmateri
dengan baik, menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa, menghubungkan
konsep dengan percobaan atau praktikum tetapi juga harus mampu menyampaikan hal-hal
tersebut kepada siswa dengan baik. Mahasiswa calon guru harus mempunyai keterampilan
untuk menyampaikan kepada siswa agar ilmu yang dimiliki dapat tersamapaikan dan juga
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hal ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Agar
calon guru IPA dapat melakukan hal tersebut dengan baik diperlukan metode atau cara yang
tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Metode tersebut adalah keterampilan dasar
mengajar yang disampaikan pada mata kuliah microteaching. Pada mata kuliah
microteaching, mahasiswa calon guru IPA dituntut untuk dapat memahami dan menerapkan
keterampilan dasar mengajar agar dapat mengajar dengan baik di depan kelas.
Menurut Shoffa [6] dan Helmiati [7] keterampilan dasar mengajar terdiri dari delapan
yaitu: 1)keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 2) keterampilan menjelaskan
pelajaran;
3) keterampilanbertanya; 4) keterampilan mengadakan variasi; 5) keterampilan memberikan
penguatan; 6) keterampilan mengelola kelas; 7) keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan; 8) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. Delapan keterampilan
dasar mengajar tersebut harus dikuasai dengan baik oleh calon guru IPA tanpa terkecuali.
Antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain saling berkaitan dan saling
mendukung satu sama lain. Misalnya keterampilan membuka pelajaran berkaitan dengan
keterampilan mengelola kelas, karena ketika seorang guru akan memulai pelajaran harus
mengkondisikan kelas terlebih dahulu agar siap menerima pelajaran. Dalam membuka
pembelajaran guru memberikan motivasi agar siswa tertarik dengan materi yang akan
disampaikan oleh guru sehingga kelas akan mudah untuk dikondisikan. Sebaliknya jika guru
kurang terampil dalam membuka pembelajaran maka pengkondisian kelas juga akan sulit
untuk dilakukan. Keterampilan dasar mengajar merupakan kemahiran seorang guru dalam
menguraikan konsep- konsep materi pembelajaran di dalam kelas [8].
Penerapan keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk dilakukan agar guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, dan
profesional [9]

-
[3] [10] [11] serta dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik [12]. Keterampilan dasar
mengajar untuk calon guru perlu dilatih sejak awal karena persepsi siswa tentang
keterampilan dasar mengajar seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya [13].
Mahasiswa calon guru IPA diwajibkan untuk memahami delapan keterampilan dasar
mengajar beserta indikator- indikator di dalamnya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa
dapat berlatih mengaplikasikannya dalam praktik mengajar IPA. Sebelum mahasiswa calon
guru IPA melakukan praktik mengajar di sekolah, ada beberapa tahapanyang harus dilalui
salah satunya yaitu menempuh mata kuliah microteaching. Microteaching merupakan suatu
metode yang dirancang untuk melatih keterampilan mengajar calon guru [7]. Menurut Shoffa
[6], microteaching merupakan kegiatan latihan pembelajaran yang dilakukan pada situasi
laboratoris. Semua mahasiswa ilmu pendidikan harus menempuh mata kuliah microteaching
terlebih dahulu sebelum praktik langsung di sekolah melalui Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ataupun Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP). Menurut Aprilia & Susilo [9]
mahasiwa calon guru yang belum menguasai kompetensi dengan baik cenderung mengalami
kesulitan bersosialisai di sekolah tempat melakukan praktik. Kendala yang sering dialami
oleh mahasiswa yaitu dalam pemahaman dan penerapan kemapuan dasar-dasar mengajar
[14]. Melalui microteaching, keterampilan dasar mengajardapat dipelajari dan dilatih dengan
baik [4] [14] [16].
Sebelum melakukan praktik mengajar skala kecil dalam mata kuliah microteaching,
mahasiswatelah mendapatkan teori-teori tentang pembelajaran di dalam kelas melalui mata
kuliah yang sebelumnya. Mahasiswa punya kreativitas masing-masing dalam menyerap ilmu
dan mengimplementasikan keterampilan dasar mengajar yang dipahaminya melalui
microteching. Tidak semua mahasiswa mampu mengimplementasikan dengan baik teori yang
diterimnya dalam bentuk keterampilan dasar mengajar yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Banyak diantara mereka masih kesulitan menyesuaikan penggunaan
keterampilan dasar mengajar yang sesuai dalam pembelajaran di dalam kelas. Perlu diketahui
terlebih dahulu tingkat kemampuan mahasiswa calon guru agar dapat diberikan perlakukan
yang tepat dalam meningkatkan kemampuan dasar mengajarnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon
guruIPA pada mata kuliah microteaching. Dengan diketahuinya kemampuan keterampilan
dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA maka dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan keterampilan dasar mengajar.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif untuk


menggambarkan secara deskriptif kemampuan keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon
guru IPA pada mata kuliahmicroteaching. Pengambilan data dilakukan pada semester genap
tahun akademik 2019-2020 pada matakuliah microteaching Program Studi Pendidikan IPA
Universitas Ivet. Penelitian ini melibatkan 9 mahasiswa semester VI. Target pada penelitian
ini adalah kemampuan penggunaan keterampilan mengajar yang sesuai dalam pembelajaran
di dalam kelas. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung dan
wawancara kepada mahasiwa tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi sesuai dengan delapan keterampilan dasar mengajar yang terlihat pada Tabel 1
berikut.

-
Tabel 1. Indikator Penilaian Ketrampilan Dasar Mengajar
No Keterampilan dasar mengajar Indikator

1. Keterampilan membuka dan menutup - Memfokuskan perhatian dan


pelajaran membangkitkan minat siswa
- Menimbulkan motivasi
- Memberi acuan
- Mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari
dengan topik baru
2. Keterampilan menjelaskan pelajaran - Menggunakan bahasa dengan baik dan
benar
- Menggunakan bahasa yang jelas baik kata-
kata maupun ungkapan
- Suara terdengar sampai ke seluruh bagian
kelas
- Volume suara bervariasi
- Menghindari kata-kata yang tidak perlu
3. Keterampilan bertanya - Mengungkapkan pertanyaan dengan jelas
dan singkat
- Memusatkan ke arah jawaban yang diminta
- Memindahkan giliran menjawab
- Menyebarkan pertanyaan
- Memberikan waktu berpikir
- Memberikan tuntunan
4. Keterampilan mengadakan variasi - Variasi dalam gaya mengajar guru
- Variasi penggunaan media pembelajaran
- Variasi pola interaksi dan aktivitas siswa
5. Keterampilan memberikan penguatan - Penguatan berupa mimik dan gerakan badan
- Penguatan dengan cara mendekati

- Penguatan dengan sentuhan


- Penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan
- Penguatan berupa simbol atau benda
6. Keterampilan mengelola kelas - Penguatan berupa simbol atau benda
- Menunjukan sikap tanggap
- Membagi perhatian
- Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
- Memberi teguran secara bijaksana
7. Keterampilan mengajar kelompok - Keterampilan mengadakan pendekatan
kecil dan perseorangan secara pribadi
- Keterampilan mengorganisasi
- Keterampilan membimbing dan
memudahkan pelajaran
- Keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
8. Keterampilan memimpin diskusi - Memusatkan perhatian
kelompok kecil - Memperjelas masalah urunan pendapat
- Menganalisis pandangan siswa
- Meningkatkan keterlibatan siswa
- Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
- Menutup diskusi

-
Dari indikator pada masing-masing keterampilan mengajar tersebut kemudian dikategorikan
sesuaidengan Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Kemampuan Penggunaan Keterampilan Dasar Mengajar


No Nilai Kategori

1 0-20 Sangat kurang

2 21-40 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat baik

3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan pada mata kuliah microteaching semester ganjil 2019-2020


terhadap mahasiswa semester VI program studi pendidikan IPA Universitas Ivet. Penelitian
dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung kepada mahasiswa selama dua kali
latihan mengajar untuk masing- masing mahasiswa. Latihan pertama dilakukan setelah
mahasiswa memahami tentang 8 keterampilan dasar mengajar beserta tata caranya. Setelah
latihan yang pertama, kemudian dilakukan evaluasi pada masing-masing mahasiswa untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing mahasiswa calon guru IPA. Saran
untuk perbaikan praktik mengajar tidak hanya disampaikan oleh dosen pengampu, tetapi
masing- masing mahasiswa diminta untuk memberikan saran untuk yang lainnya. Halini
dilakukan agar pada latihan ke-2 mahasiswa calon guru dapat lebih memaksimalkan
latihannya dengan cara melakukan perbaikan melalui saran-saran yang telah disampaikan
sebelumnya. Kemampuan dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA dapat dilihat pada Tabel
3

-
Tabel 3. Kemampuan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru IPA
No Keterampilan dasar mengajar Penilaian ke- Rata-rata Kategori

1 2

1. keterampilan membuka dan menutup 66 70 68 Baik


pelajaran
2. keterampilan menjelaskan pelajaran 68 71 69 Baik

3. keterampilan bertanya 67 72 70 Baik

4. keterampilan mengadakan variasi 63 67 65 Baik

5. keterampilan memberikan penguatan 62 68 65 Baik

6. Keterampilan mengelola kelas 65 69 67 Baik

7. keterampilan mengajar kelompok 65 70 67 Baik


kecil dan perseorangan

8. keterampilan memimpin diskusi 65 69 67 Baik


kelompok kecil

Rata-rata 65 70 67 Baik

Berdasarkan Tabel 3. Terlihat bahwa nilai rata-rata keterampilan dasar mengajar pada
latihanmengajar ke-1 dan ke-2 adalah 67 pada kategori baik. Hal ini senada dengan penelitian
Frasetyana
[15] dan Agustina [4]. Pada latihan ke-1, dari delapan keterampilan dasar mengajar diperoleh
nilai rata-rata yaitu 65 dalam kategori baik. Pada latihan yang ke-1 nilai terendah terletak
pada kemampuan memberikan penguatan yaitu 62. Rata-rata mahasiswa calon guru IPA
masih kesulitan dalam memberikan penguatan kepada siswa dengan indikator, 1) kemampuan
memberikan penguatan berupa mimik dan gerakan badan; 2) kemampuan memberikan
penguatan dengan cara mendekati; 3) kemampuan memebrikan penguatan dengan sentuhan;
4) kemampuan memeberikan penguatan dengankegiatan yang menyenangkan; dan 5)
kemampuan dalam memberikan penguatan berupa simbol atau benda. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa mahasiswa calon guru IPA mengalami kesulitan
karena masih kesulitan dalam menentukan mimik dan gerakan badan yang tepat karena
belumterbiasa berada di depan kelas sehingga masih merasa canggung dan belum bebas
berekspresi. Mahasiswa calon guru IPA juga masih kurang percaya diri dalam mendekati
maupun memberikan penguatan berupa sentuhan kepada siswa misalnya dengan cara
menepuk bahu. Pada indikator memberikan penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
serta penggunaan simbol sudah dapat dilakukan oleh beberapa mahasiswa meskipun belum
maksimal. Kekurangan yang ada pada latihan mengajar yang pertama berhasil diperbaiki pada
latihan yang ke-2. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3, terjadi peningkatan nilai pada seluruh
keterampilan dasar mengajar.
Keterampilan dasar dengan nilai tertinggi pada latihan ke-1 yaitu pada kemampuan
menjelaskan pelajaran. Dalam hal ini berarti mahasiswa calon guru IPA sudah bisa
menggunakan bahasa dengan baik, benar dan jelas serta suara dapat terdengar sampai seluruh
bagian kelas dengan volume suara yang bervariasi. Hal ini merupakan suatu keunggulan
karena meskipun baru pertama kali melakukan praktik mengajar rata-rata mahasiswa sudah
dapat
-
melakukan kegiatan sesuai dengan indikator-indikator pada keterampilan menjelaskan dengan
baik. Bahasa dan volume suara merupakanhal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Ketika bahasa yang digunakan kurang jelas, makadapat menghambat siswa
dalam menerima dan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Begitu pula
dengan volume dan variasi suara, jika volume suara kurang keras maka siswa yang duduk di
belakang atau pada jarak yang jauh dari guru akan kesulitan mendengar penjelasan mengenai
materi yang disampaikan tersebut. Dan jika guru tidak melakukan variasi suara ketika
mengajar, siswa akan cepat bosan dan kurang bersemangat dalam belajar. Pada latihan ke-2
keterampilan menjelaskan oleh mahasiswa calon guru IPA juga meningkat.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan ada kemauan serta usaha yang dilakukan
oleh mahasiswa calon guru IPA untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
latihan ke-1 sehingga keterampilan dasar mengajar ketika melakukan parktik mengajar pada
latihan yang ke-2 meningkat dengan cukup baik. Pada latihan ke-2 nilai rata-rata paling tinggi
yaitu pada keterampilan bertanya dengan nilai sebesar 72 dalam kategori baik. Nilai paling
rendah terdapat pada kemampuan mengadakan variasi. Pada latihan mengajar yang ke-2
masih menunjukkan beberapa kekurangan mislnya dalam menentukan penggunaan media
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi. Untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa calon guru IPA per indikator pada tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 1.

74 72 72
72 69 69
70 67 65
65
68 64
66
64
62
Memfokuskan Menimbulkan Memberi acuan Mengaitkan
60
perhatian danmotivasipelajaran yang
58
membangkitkantelah dipelajari
minat siswadengan topik
baru

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 1. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran


Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa pada latihan yang ke-1 nilai paling baik yaitu
pada
indikator memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa dengan nilai 69, dan nilai
tersebut meningkat dengan baik pada latihan ke-2. Nilai paling rendah yaitu pada indikator
mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru dengan skor 64. Ternyata
mahasiswa masih kesulitan dalam menghubungkan antara topik yang telah dipelajari dengan
topik yang baru. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan latihan oleh para
mahasiswa. Kekurangan tersebut masih terlihat pada latihan yang ke-2, karena pada latihan ke-
2 indikator tersebut tetap menempati nilai terendah.

-
Selanjutnya pada keterampilan dasar mengajar yang kedua yaitu keterampilan
menjelaskan pelajaran, nilai pada tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 2.

76 73
74 72 72
72 69 69 69 69
68
70 66 66
68
66
64
62

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 2. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Menjelaskan Pelajaran

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa pada latihan mengajar ke-1 mahasiswa calon
guru IPA belum bisa mengelola volume suara agar bervariasi sehingga tidak membuat siswa
cepat jenuh dalam proses pembelajaran. Selain itu mahasiswa masih sering menggunakan
kata- kata yang tidak perlu, hal ini terjadi karena mahasiswa calon guru canggung dan kurang
percaya diri berdiri di depan kelas. Agardapat memperbaiki dua indikator dengan nilai
terendah tersebut dibutuhkan latihan yang cukupsehingga mahasiswa calon guru IPA lebih
percaya diri di depan kelas dan tidak lagi canggung. Perbaikan terlihat pada latihan ke-2, hal
ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru IPA memiliki usaha yang baik dalam
memperbaiki kekurangan tersebut. Meskipun demikian, pada latihan ke-2 indikator
menghindari kata-kata yang tidak perlu masih menempati nilai terendah. Dibutuhkan
latihanyang intensif agar mahasiswa dapat menghindari penggunaan kata-kata yang tidak
diperlukan tersebutdalam pembelajaran. Pada keterampilan dasar mengajar keterampilan
bertanya menunjukkan nilai yang baik, ditunjukkan pada Gambar 3.

76 75
72 72
74 71 71 71
70 69 69
72
65 65 65
70
68
66
64
62
60
58

Latihan ke-1Latihan ke-2

-
Gambar 3. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Bertanya

Diagram pada Gambar 3 menunjukkan kemampuan mahasiswa calon guru pada aspek
keterampilan bertanya. Pada pertemuan ke-1 terdapat tiga indikator dalam keterampilan
bertanya dengan nilai paling rendah, yaitu 1) kemampuan memusatkkan ke arah jawaban
yang diminta; 2) memberikan waktu berpikir; dan 3) memberikan tuntunan. Ketiga indikator
tersebut belum dapat dilakukan dengan baik oleh mahasiswa calon guru IPA karena
mahasiswa belum bisa membuat alur atau tahapan yang jelas dalam menggiring siswa menuju
jawaban yang benar sehingga ketika jawaban siswa keluar dari luar topik pembahasan,
mahasiswa calon guru IPA masih kesulitan dalam mengarahkan kembali jawaban siswa
tersebut menuju topik bahasan.
Kedua, mahasiswa calon guru IPA terlalu cepat dalam memberikan waktu setelah
pertanyaan diberikan sehingga jeda waktu untuk mencari jawaban yang tepat terbilang masih
kurang. Ketiga, mahasiswa calon guru IPA masih kesulitan dalam memberikan tuntunan
dalam memberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan belum menggiring siswa untuk
memperoleh informasi yang runtut terhadap materi yang sedang dipelajari. Hal ini terjadi
karena mahasiswa kurang percaya diri sehingga seringkali lupa mengenai urutan
penyampaian materi yang tepat. Kekurangan tersebut berhasildiperbaiki pada latihan yang ke-
2, dapat terlihat dari kenaikan nilai pada tiga indikator tersebut. Selainketerampilan bertanya,
mahasiswa juga harus mampu mengadakan variasi dalam pembelajaran agar siswa tidak
jenuh. Hasil penilaian keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terlihat pada
Gambar 4.
70 68 68
68 66
66 64
63 63
64
62
60
58
Variasi pola
mengajar guru media interaksi dan
pembelajaran aktivitas siswa

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 4. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Mengadakan Variasi

Berdasarkan Gambar 4, pada latihan ke-1 rata-rata nilai pada tiap indikator sangat
rendah. Halini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa calon guru IPA dalam
mengadakan variasi pada prosespembelajaran masih perlu diperbaiki melalui latihan. Setelah
diberikan masukan-masukan untuk perbaikan, nilai pada tiap indikator meningkat pada
latihan yang ke-
2. Namun peningkatan tersebut belum maksimal dikarenakan nilainya masih lebih rendah
dibanding dengan aspek keterampilan dasarmengajar yang lain. Untuk hasil penilaian
indikator keterampilan memberikan penguatan dapat dilihatpada Gambar 5.

-
80 70 70 67 64 67 68
64 64
58 58
60

40

20

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 5. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Memberikan Penguatan

Pada Gambar 5, ada dua indikator keterampilan memberikan penguatan dengan nilai
yang kurang baik pada latihan ke-1. Bahkan nilai tersebut dibawah 60 dalam kategori cukup.
Kedua indikatortersebut adalah keterampilan memberikan penguatan dengan sentuhan dan
kemampuan memberikan penguatan dengan simbol atau benda. Hal ini terjadi karena
mahasiswa calon guru IPA masih canggung kepada siswanya. Mereka belum memiliki
kepercayaan diri dalam memberikan penguatan dengan menepuk bahu atau mengacungkan
jempol. Tentu hal ini harus diperbaiki karena pemberian penguatan sangat penting dalam
memberikan rasa percaya diri dan motivasi kepada siswa karena usahanya misalnya dalam
menjawab pertanyaan dapat diapresiasi dengan baik oleh gurunya. Terlihat setelah latihan ke-
2 nilai pada kedua indikator tersebut mengalami kenaikan. Keterampilan lain yang tak kalah
penting yaitu keterampilan mengelola kelas. Karena tanpa kemampuan ini sepandai apapun
guru, materi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik jika disampaikan dalam
kondisi kelas yang belum kondusif. Hasil penilaian keterampilan mengelola kelas dapat
dilihat pada Gambar 6.

72 71 71
69 69
70 67 68
67
68
65 65
66
63
64
62
60
58

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 6. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Mengelola Kelas

Sesuai dengan Gambar 6 terlihat bahwa nilai terendah yaitu pada indikator membagi

-
perhatian. Mahasiswa calon guru IPA belum mampu membagi perhatian kepada
seluruh siswa dengan adil. Salah satu tantangan guru dalam mengajar yaitu guru harus dapat
memberikan perhatian kepada seluruh siswa tanpa ada yang merasa tidak diperhatikan. Maka
dari itu apapun yang dilakukan siswa di dalam kelas, termasuk menjawab pertanyaan dari
guru maupun mengajukan pertanyaan ketika proses pembelajaran perlu diberikan apresiasi
dengan baik. Hal yang sama perlu diterapkan ketika mengajar kelompok kecil dan
perseorangan. Hasil penilaian indikator keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan dapat dilihat pada Gambar 7.

72 71
70 70
70 69
68 66
66 65 65
64
64
62
60
Keterampilan Keterampilan Keterampilan Keterampilan
mengadakan mengorganisasi membimbing dan merencanakan dan
pendekatan secara memudahkan melaksanakan
pribadi pelajaran kegiatan belajar
mengajar

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 7. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan


Perseorangan

Berdasarkan Gambar 7, kemampuan paling rendah yaitu pada indikator keterampilan


mengorganisasi. Mahasiswa calon guru belum mampu mengorganisir kegiatan-kegiatan yang
dilakukan siswa di kelas dengan baik. Selian itu kemampuan dalam menerapkan keterampilan
membimbing serta melaksanakan kegiatan belajar mengajar juga tidak berbeda jauh.
Mahasiswa belum terbiasa menghadapi siswa dan belum bisa melakukan improvisasi dengan
baik ketika apa yang telah direncanakan dalam RPP ternyata tidak dapat dilakukan di kelas.
Mahasiswa calon guru perlu lebih banyak latihan untuk menambah intensitas interkasi dengan
siswa. Dengan semakin banyak latihan diharapkan keterampilan dalam mengorganisasi
maupun melaksanakan kegiatan belajar mengajar semakin lebih baik. Hal ini terlihat pada
latihan ke-2, bahwa nilai pada indikator tersebut meningkat dengan baik. Dan untuk hasil
penilaian pada indikator keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil danapt dilihat pada
Gambar 8.

-
72 71 70 70 70
69
70 66 67
66 65 66
68 63 63
66
64
62
60
58

Latihan ke-1Latihan ke-2

Gambar 8. Hasil Penilaian Indikator Keterampilan Memimpin Diskusi


Kelompok Kecil

Berdasrkan Gambar 8, kemampuan terendah terdapat pada keterampilan menyebarkan


kesempatan berpasrtisipasi dan menutup diskusi. Hal ini ditunjukkan pada latihan mengajar
ke- 1, ketika melakukan microteaching mahasiswa calon guru IPA cenderung memberikan
kesempatan menjawab pertanyaan hanya kepada siswa yang aktif saja. Hal ini tentu kurang
memberikan kesempatan kepada siswa yang pendiam atau kurang aktif. Selain itu terdapat
kekurangan dalam menutup diskusi, seringkali dalam menutup diskusi tidak disimpulkan
terlebih dahulu hasil diskusi yang telah dilakukan. Namun kekurangan tersebut telah
diperbaiki dengan baik oleh mahasiswa calon guru IPA pada latihan ke-2.
Secara umum keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru IPA meningkat dari
latihan mengajar ke-1 dan latihan ke-2, hal ini senada dengan penelitain yang dilakukan oleh
Agustina [4], Luzyawti [17], dan Sutisnawati [18]. Sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan Utari [19] juga menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang keterampilan
dasar mengajar dalam menghadapiPPLK pada kategori baik. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan karena pada latihan ke-2 masihterdapat nilai yang belum maksimal pada masing-
masing indikator. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan dasar mengajar
mahasiswa calon guru IPA perlu ditingkatkan lagi. Menurut Supriyanto Supriyanto &
Sulistyaningrum, (2019) keterampilan dasar mengajar dapat ditingkatkan menggunakan
model pembelajaran microteaching berbasis ekspreiental learing. Menurut Rauf [20]
penggunaan video dalam pelaksaan microteaching dapat mempermudah pengamatan terhadap
aktivitas mahasiswa calon guru dalam melakukan praktek mengajar. Selain itu menurut
Lestari [21] dan Ifrianti
[22] penerapan model pembelajaran lesson study dapat meningkatkan keterampilan dasar
mengajar. Model tersebut bisa dijadikan alternatif pada penelitian selanjutnya untuk
menindaklanjuti penelitian ini.
Keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Kurangnya kemampuan keterampilan dasar mengajar pada guru dapat
menyebabkan kurangnya minatbelajar pada siswa serta kesulitan dalam memahami materi
dengan baik [3].

-
universitas

4. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan


pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kemampuan keterampilan dasar mengajar
mahasiswa calon guru IPA program studi
pendidikan IPA Universitas Ivet dalam kategori
baik. Meskipun begitu masih terdapat beberapa
kekurangan dalam penggunaan keterampilan dasar
mengajar pada mata kuliah microteaching, hal
tersebut dapat diperbaiki dengan cara
memperbanyak latihan mengajar.
Saran terhadap penelitian selanjutnya,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
meningkatkan keterampilan dasar mengajar
mahasiswa calon guru IPA program studi
pendidikan IPAUniversitas Ivet.
Daftar Pustaka
[1] H. Deswita, “Profil tingkat penguasaan
keterampilan dasar mengajar mahasiswa
pendidikan matematika Universitas Pasir
Pengaraian,” J. Gantang, vol. 2, no. 1, pp. 51–
62, 2017.
[2] N. Ngazizah, D. Safitri, and A. S. Hadi,
“Evaluasi keterampilan mengajar mahasiswa
PGSD semester VI pada mata kuliah
pembelajaran mikro tahun akademik
2018/2019,” in URECOL, 2019, no. Bidang
MIPA dan Kesehatan, pp. 315–320.
[3] A. A. Habibie and R. A. Firmansyah, “Analisis
keterampilan dasar mengajar guru kimia yang
mengikuti MGMP MIPA,” JEC (Journal Educ.
Chem., vol. 1, no. 1, pp. 9–14, 2019.
[4] P. Agustina and A. Saputra, “Profil
keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon
guru biologi pada matakuliah microteaching,”
J. Bioedukatika, vol. 5, no. 1, pp. 18–28, 2017.
[5] A. Sadikin and N. Hakim, “Buku ajar
berbantuan model pembelajaran everyone ia a
teacher here: upaya meningkatkan keterampilan
dasar mengajar calon guru biologi,” Assim.
Indones. J. Biol. Educ., vol. 2, no. 2, pp. 47–51,
2019.
[6] S. Shoffa, Keterampilan dasar mengajar
microteaching, no. February. Surabaya:
Mavendra Pers, 2017.
[7] Helmiati, Micro teaching. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013.
[8] R. Susanti, P. Setyosari, and Z. Abidin,
“Persepsi mahasiswa teknologi pendidikan
-
negeri malang tentang Pentingnya [18] A. Sutisnawati, “Analisis keterampilan dasar
keterampilan dasar mengajar terhadap mengajar mahasiswa calon guru sekolah dasar,”
kompetensi lulusan teknologi J. MPD, vol. 8, no. 1, pp. 15–24, 2017.
pendidikan,” JKTP J. Kaji. Teknol. [19] M. Utari and I. G. Rani, “Tingkat pengetahuan
Pendidik., no. 2008, pp. 263–272, 2012. mahasiswa program studi pendidikan Teknik
[9] N. Aprilia and M. J. Susilo, Bangunan Jurusan Teknik Sipil FT UNP tentang
“Pengembangan instrumen evaluasi kompetensi dasar mengajar dalam menghadapi
pembelajaran microteaching berbasis PPLK,” Cived, vol. 6, no. 3, 2019.
perspekti keterampilan dasar mengajar,” [20] A. Rauf, “Aplikasi video klip dengan rubrik
J. BIOEDUKATIKA, vol. 2, no. 2, pp. 9–13,
2014.
[10] Mansyur, “Keterampilan dasar mengajar
dan penguasaan kompetensi guru (suatu
proses pembelajaran micro),” el-Ghiroh
(Jurnal Stud. Keislaman), vol. 12, no. 1,
pp. 130–147, 2017.
[11] D. Alita, E. Enawaty, and H. A. Melati,
“Analisis keterampilan dasar mengajar
guru kimia SMAdi Pontianak
berdasarkan kurikulum 2013,” J.
Pendidik. dan Pembelajaran, vol. 3, no.
12, pp. 1–13, 2014.
[12] S. K. Elprida, I. W. Sujana, and L. A.
Tirtayani, “Pengaruh keterampilan dasar
mengajar guru terhadap perilaku disiplin
pada anak usia dini kelompok B,” J.
Pendidik. Anak Usia Dini Undiksha, vol.
6, no. 1, pp. 11–20, 2018.
[13] I. A. Lestari, H. Amir, and S. Rohiat,
“Hubungan persepsi siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri sekota Bengkulu
tahun ajaran 2016/2017 tentang variasi
gaya mengajar guru dengan hasil belajar
kimia,” ALOTROP J. Pendidik. dan Ilmu
Kim., vol. 1, no. 2, pp. 113–116, 2017.
[14] Y. Supriyanto and H. Sulistyaningrum,
“Meningkatkan keterampilan
microteaching berbasis experiential
learning melalui peran kelompok dan
model,” J. Pendidik. Ekon. Manaj. dan
Keuang., vol. 3, no. 1, pp. 33–46, 2019.
[15] A. D. Frasetyana, I. Sujadi, and T. A.
Kusmayadi, “Analisis keterampilan
dasar mengajar mahasiswa pendidikan
matematika dalam pembelajran mikro,”
J. Elektron. Pembelajaran Mat.,vol. 3,
no. 4, pp. 383–394, 2015.
[16] M. Ardi, “Pelaksanaan pembelajaran
bagi mahasiswa program studi PPKn
STKIP-PGRI Pontianak,” J. Edukasi,
vol. 1, no. 88, pp. 75–84, 2014.
[17] L. Luzyawati, “Profil tingkat penguasaan
keterampilan dasar mengajar mahasiswa
calon guru biologi,” J. Pengajaran Mat.
dan Ilmu Pengetah. Alam, vol. 20, no. 1,
p. 88, 2015.
-
penilaian terhadap peningkatan keterampilan
proses pada pembelajaran micro teaching
mahasiswa program studi biologi,” J. Pendidik.
dan Pembelajaran, vol. 1, no. 1, pp. 30–35,
2018.
[21] R. Lestari and N. Afifah, “Penerapan lesson
study untuk meningkatkan kemampuan dasar
mengajar mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas Pasir Pengaraian,” J. Pembelajaran
Biol.,vol. 1, no. 1, pp. 37–41, 2018.
[22] S. Ifrianti, “Membangun kompetensi pedagogik
dan keterampilan dasar mengajar study,”
Terampil J. Pendidik. dan Pembelajaran Dasar,
vol. 5, no. 1, p. 1,

Anda mungkin juga menyukai