BAB 1
RUANG LINGKUP BISNIS
Untuk waktu yang lama, cara hidup yang menggantungkan diri pada alam (daratan, air,
sungai, dan lautan) meskipun berpindah dari satu tempat ketempat yang lain tidak bisa
menjawab kebutuhan mereka, karena lama kelamaan lingkungan alam yang dijadikan
sandaran untuk hidup menjadi berkurang atau tidak cukup. Kenyatan ini sebabkan oleh dua
faktor, yaitu; pertumbuhan manusia yang memerlukan konsumsi terus bertambah,
sementara di sisi lain sumber alam yang dijadikan sandaran alat konsumsi tumbuh dan
berkembangannya memerlukan waktu yang relatif lama.
sepadan dan nilai yang sama antara barang yang dipertukarkan dan juga waktu dan
tempat untuk saling tukar menukar sulit ditentukan. Kesulitan ini karena masing-
masing individu dan kelompok manusia memiliki kegiatan dan keahlian yang berbeda-
beda. Akhirnya untuk menjawab kesulitan ini, maka manusia bersepakat untuk
menentukan suatu tempat dan waktu serta alat untuk tukar menukar. Tempat dan
waktu yang sepakati ini yang kita sebut dengan pasar dan alat untuk tukar menukar itu
sebut uang.
Pada kehidupan masyarakat saat ini masih kita jumpai ada hari dan tempat yang
disepakati untuk melakukan tukar menukar itu dilakukan satu kali dalam satu minggu
pada tempat yang juga disepakati, tempat ini dalam bahasa tradisional untuk beberapa
daerah di Sumatera Selatan di sebut dengan istilah kalangan, yang bermakna hari itu
menghalangi kegiatan lain atau harus meninggalkan kegiatan lain untuk pergi ke
pasar dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan yang tidak dapat dialkukan di hari
dan di tempat lain. Sebagai contoh, hingga akhir tahun 1980-an di Kecamatan Pino
Bengkulu Selatan, mereka menjadikan hari Kamis adalah hari libur sekolah sebagai
pengganti hari libur minggu (hari Minggu mereka sekolah dan hari Kamis mereka
libur) seperti di kota, karena hari Kamis adalah hari kalangan yang paling besar di
daerah itu. Hari Kamis inilah masyarakat sekitar satu kecamatan tumpah ruah di pasar
atau kalangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. Pada tahap awal
pemakaian uang, bahan bakunya terbuat dari suatu benda yang disepakati yang
mempunyai nilai stabil dan tahan lama. Sehingga ada uang yang terbuat dari kulit
kerang yang indah, batu yang menarik, serta kulit binatang yang sudah di samak
(dikeringkan). Meskipun secara fisik penggunaan uang yang terbuat dari benda tahan
lama sedikit merepotkan, karena bila uang dalam jumlah yang banyak akan berat untuk
di bawa atau dipindah-pindahkan, namun penggunaannya masih tetap dipertahankan,
karena telah dapat mengatasi kesulitan yang di temuai bila transaksi dilakukan dengan
cara barter.
3. Fase Ekonomi Pasar. Kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup yang telah
menggunakan alat transaksi atau uang dan berinteraksi melalui dan dilakukan dipasar.
penggunaan uang dan pasar dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat sudah
dapat mengatasi berbagai kesulitan mereka, terutama mereka banyak menemui
alternatif tukar menukar, karena di pasar banyak berkumpul masyarakat dengan
berbagai latar belakang kegiatan dan kepemilikan bahan kebutuhan, dan juga uang
dijadikan sandaran untuk menukar kebutuhan. Perkembangan
penggunaan uang dalam masyarakat pada tahap ini bukan hanya sebagai alat tukar,
tetapi juga sebagai alat hitung, dan alat ukuran nilai serta alat penimbun
kekayaan. Artinya, uang dapat dijadikan untuk menakar nilai suatu barang, dan juga
makna uang adalah siapa yang banyak memiliki uang dia
memiliki banyak kekayaan. Makna lain dari uang sebagai ukuran nilai dan kekayaan
adalah, kalau dulu orang kaya diperhitungkan kalau dia banyak memiliki lahan
pertanian, hewan ternak atau memiliki beberapa rumah, namun sekarang kekayaan
seseorang di dihitung dari berapa banyak seseoarang memiliki uang atau, baik uang
yang ada di tangan (cash on hand), maupun uangnya berada di Bank atau disimpan di
tempat lain.
Meskipun penggunaan uang telah dapat menjawab banyak kesulitan, namun lebih
lanjut kegiatan ekonomi masyarakat masih memiliki kendala, karena berbagai
keterbatasan dalam mengolah dan mengusahakan kegiatan, seperti: keterbatasan
peralatan; keterbatasan modal; dan keterbatasan tenaga. Untuk menjawab kesulitan ini,
manusia menggunakan cara meminjam peralatan melalui orang lain (jika alat yang
digunakannya terbatas), begitu juga orang akan meminjam uang dari pihak lain bila
memerlukan modal, atau minta bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan yang
tidak bisa diselesaikan sendiri (dengan cara gotong royong). Kegiatan pinjam meminjam
ini juga mendapatkan kendala, karena tidak semua orang bisa memberikan pinjam
sesuai dengan kebutuhan pihak yang memerlukan pinjaman, atau tidak mudah
mendapatkan orang yang punya kemampuan untuk memberikan pinjaman. Khusus
untuk mengatasi kesulitan pinjam-meminjam ini, orang punya konsep utnuk untuk
memberikan pinjaman, namun dikembalikan pada masa yang akan datang
dengan pengembalian dinilai sama dengan nilai uang bahkan di tambah dengan sedikit
kompensasi dengan nilai yang disepakati.
4. Pase Ekonomi Kredit. Fase kegiatan ekonomi masyarakat yang biasa dilakukan dengan
kegitan pinjam-meminjam atau dengan cara kredit. Sejak akhir 1980-an hingga saat ini
dapat kita lihat di mana-mana masyarakat telah sangat familiar dengan istilah kredit
dan mereka melakukan dan membeli berbagai barang degan cara kredit, baik dalam
rangka memenuhi kebutuhan primer, maupun untuk memenuhi kebutuhan sekunder
atau bahkan kebutuhan tersier.
Kegiatan pinjam meminjam ini, adalah cikal-bakal kegiatan kredit. Karena makna
kredit (credere) itu adalah memberikan pinjaman sesuatu kepada orang lain atas dasar
kepercayaan, dan di masa yang akan datang si peminjam mengembalikan apa yang
dipinjamnya dengan sedikit kompensasi. Dalam sejarah pinjam-meminjam uang, tidak
bisa dilepaskan dengan sejarah berdirinya bank, karena menurut bahasa Yunani kuno
kata bank bermakna Banco atau bangku (tempat duduk), yang menggambarkan bahwa
sipemilik uang duduk di sebuah tempat atau bangku (di pasar) untuk melayani orang
yang memerlukan pinajaman. Bila kita lihat perkembangan kegiatan ekonomi
masyarakat saat ini, maka kita akan menemukan bahwa sebagian besar kegiatan itu
dilakukan dengan cara kredit, artinya terjadi pinjam-meminjam dan pembayaran
dilakukan tidak dengan tunai. Cara pembayaran tidak dengan uang tunai ini sudah
merupakan konsep kegiatan ekonomi dan bisnis, karena bila kita ingin memiliki dua
macam barang sementara uang kita hanya cukup untuk memiliki satu macam barang,
maka kita bisa memiliki atau membeli kedua barang itu melalui pembelian kredit.
Dengan kata lain, meskipun kita mampu membeli/membayar sejumlah uang untuk
harga barang tertentu, namun kita tidak menghabiskan uang itu untuk dibayarkan
semua atau tidak membeli secara tunai, kita cukup membayar sebagian dari harga
barang tersebut, dan sebagian uang yang kita miliki kita dapat gunakan untuk kegiatan
lain atau untuk berjaga-jaga sebagai cash on hand.
Dalam masyarakat yang makin bergerak maju, organisasi harus dikelola secara efektif dan
efisien. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan, peran organisasi yang optimal
sangat dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi yang mengelola interaksi masyarakat dapat
dibedakan menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi nonprofit lebih berorientasi
pada tujuan nilai sosial ( social value ) dengan lebih menekankan kegiatan pelayanan pada
kelompok masyarakat. Organisasi yang terdiri dari organisasi profesi, keagamaan, politik,
kebudayaan yang memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Contoh organisasi nonprofit
adalah LBH. LSM, Komnas HAM, dan sebagainya. Sedangkan organisasi bisnis lebih
menekankan pada tujuan profit atau keuntungan, karena dengan keuntungan itu organisasi
bisnis dapat mempertahankan kelangsungan operasinya.
Apa yang dimaksud dengan bisnis? Mengapa mempelajari bisnis dan mengapa keberadaan
bisnis menjadi begitu penting? Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau
usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran
barang, jasa, atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk
memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial
yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan
pertukaran kebutuhan dan kegiatan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau
memperoleh manfaat atau keuntungan.
Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Dalam
perkembangan selanjutnya, organisasi bisnis tidak hanya menjaga tingkat keuntungan
tertentu melainkan juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya
alam dan lingkungan sosial ( social responsibility ). Tantangan dalam dunia bisnis tidak
hanya datang dari persaingan industri, tetapi juga dari kebijakan pemerintah atau
organisasi internasional. Organisasi bisnis dalam hal ini sangat terkait dengan
perekonomian dan sistem ekonomi. Perkembanngan dan kemajuan ekonomi dipengaruhi
oleh cara kerja sistem ekonomi tersebut.
Pada posisinya, setiap subsistem dapat mempengaruhi aktivitas organisasi kerja secara
keseluruhan. Dalam hal ini, bisnis tidak dapat menghindar dari pengaruh yang masuk dari
dalam maupun dari luar sistem. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki
implikasi secara langsung atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis. Dalam era
globalisasi dan liberalisasi perekonomian, hanya bisnis yang mempunyai kompetensi yang
dapat bersaing dipasar.
Sebagai suatu sistem, perusahaan juga menjadi subsistem dari sistem yanng lebih luas. Disisi
lain, masinng-masing subsistem pada skala tertentu juga merupakan sistem yang mandiri
dan memiliki beberapa subsisttem didalamnya. Tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat
berbagai macam kepentingan bisnis dalam menngelola segala sumber daya yang teerbatas
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas.
SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
antara manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem
ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subyek, barang-barang ekonomi sebagai
obyek, dan seperangkat kelembagaan yang bertugas mengatur dan menjalin hubungan
dalam kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi yang ada pada setiap negara berbeda-beda.
Disesuaikan dengan kebijakan dan tujuan masing-masing negara. Terdapat tiga jenis sistem
ekonomi yang berlaku saat ini, yaitu:
1. Sistem ekonomi pasar (liberal) Sistem ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi yang
berlandaskan pada kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan berbagai
kegiatan ekonomi, seperti konsumsi dan produksi. Sistem ekonomi ini menentukan
keseimbangan dengan cara mengandalkan kemampuan pada sistem harga, yaitu tarik
menarik antara permintaan dan penawaran. Ciri-ciri sistem ekonomi pasar adalah hak
milik pribadi, kebebasan berusaha dan kebebasan memilih, motif kepentingan diri
sendiri, persaingan bebas, harga ditentukan oleh mekanisme pasar, dan peran
pemerintah terbatas.
LINGKUNGAN BISNIS
Sebagai suatu sistem, perusahaan sanngat terkait dengan aktivitas publik lainnya.
Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembanngan ekonomi.
Perkembangan dalam sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada
organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak
terbuka untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan skala penngaruh, maka
lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkunngan mikro dan lingkungan makro.
Primary stake-holders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan,
produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stakeholders sering juga disebut sebagai market
driven. Mereka terdiri dari para pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan
pesaing. Pemilik atau para pemegang saham merupakan pihak yang berkepentingan dalam
mempengaruhi penilaian atas perusahaan. Penilaian tersebut menyangkut besarnya
harapan memperoleh keuntungan atas keputusan investasi yanng akan dilakukannya pada
masa yang akan datang.
Organisasi bisnis yang pedulli akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu
melakukan penyesuaian lingkungan internal sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Penyesuaian-penyesuaian ini perlu dilakukan agar organisasi bisnis dapat selalu
menciptakan keseimbangan dengan lingnkungan eksternalnya. Karena lingkungan
eksternal selalu berubah, maka organisasi bisnis atau lingkungan internal juga harus selalu
berubah. Perubahan yang harus disesuaikan dengan arah perkembangan lingkungan
eksternal, sehingga tercipta keseimbangan yang dinamis.
Menurut Kast dan Rosenzweig (1979), suatu organisasi (profit dan nonprofit) dapat
dipandang sebagai suatu sistem sosioteknikal. Menurut pandangan ini, organisasi memiliki
lima subsistem yaitu subsistem tujuan dan nilai-nilai (goals and values subsistem), subsistem
teknikal technical subsistem), subsistem struktural (structural subsistem), subsistem
psikososial (psychosocial subsistem), dan subsistem manajerial (managerial
subsistem). Subsistem manajerial memiliki fungsi untuk memadukan segenap subsistem
yang lainnya.
Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu sistem tranformasi. Sebagai suatu
sistem transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu subsistem input, proses, dan
output. Pandangan ini sangat bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang
berkaitan dengan output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Produk atau
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan mungkin tidak laku dipasar karena kualitasnya terlalu
rendah dibandingkan produk para pesaing. Untuk meningkatkan daya saing, produk atau
jasa perlu ditingkatkan kualitasnya. Proses ini dapat ditempuh melalui dua cara utama, yaitu
dengan meningkatkan kualitas input dan memperbaiki proses transformasi dari input
menjadi output.
c. Inflasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi berdampak terhadap
menurunnya daya beli dan konsumsi masyarakat. Penyebab Inflasi dapat dibedakan
menjadi:
Cost-push inflation (market power inflation): Tingginya harga
disebabkan oleh tingginya biaya.
Demand-pull inflation: Tingginya harga disebabkan oleh kuatnya
permintaan pelanggan atas produk
Selain itu inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal
dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi
yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat
biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor
barang.
d. Suku bunga. Permintaan atas barang dan jasa juga dipengaruhi oleh faktor suku
bunga. Peningkatan suku bunga cenderung merubah pola konsumsi. Konsumsi
cenderung menurun dan menabung cenderung meningkat. Dari sisi perusahaan,
peningkatan suku bunga mendorong biaya meningkat dan pada akhirnya harga
jual juga meningkat.
2. Lingkungan Teknologi. Pengertian teknologi merujuk pada semua cara yang digunakan
perusahaan untuk menciptakan nilai bagi konstituen mereka, termasuk pengetahuan
manusia, metode kerja, peralatan fisik, elektronik dan komunikasi. Terdapat dua
kategori umum dari teknologi yang berhubungan dengan bisnis:
a. Teknologi produk dan jasa. Teknologi ini digunakan dalam proses penciptaan
barang atau jasa. Teknologi tidak hanya digunakan dalam manufacturing saja,
tetapi juga pada penyedia jasa. Teknologi baru, termasuk internet, menimbulkan
revolusi pada hampir setiap aspek bisnis. Mulai dari cara pelanggan dan perusahaan
berinteraksi hingga dimana, kapan dan bagaimana karyawan melakukan
pekerjaan mereka. Teknologi merupakan basis persaingan untuk beberapa
perusahaan, khususnya mereka yang tujuannya menjadi pemimpin teknologi pada
industri mereka.
b. Teknologi proses bisnis. Teknologi proses bisnis digunakan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan pada operasi internal (seperti akuntansi) dan membantu
menciptakan hubungan yang lebih baik dengan konstituen eksternal, seperti
pemasok dan pelanggan.
3. Lingkungan Hukum-Politik. Lingkungan ini mencerminkan hubungan antara bisnis
dan pemerintah, biasanya dalam bentuk regulasi pemerintah. Sistem hukum ikut
menentukan apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh organisasi. Selain
itu berbagai perwakilan pemerintah mengatur bidang- bidang penting seperti praktek
periklanan, pertimbangan keamanan dan kesehatan serta standar perilaku yang dapat
diterima. Sentimen pro atau anti bisnis dalam pemerintah dapat memengaruhi lebih
lanjut kegiatan bisnis. Selama periode sentimen pro bisnis, perusahaan lebih mudah
bersaing dan tidak terlalu memperhatiakan isu anti trust. Sebaliknya selama periode
sentimen anti bisnis, perusahaan mengalami kegiatan persaingan lebih dibatasi. Faktor
lain yang dijadikan pertimbangan perusahaan internasional adalah stabilitas politik.
Tidak ada bisnis yang ingin membuka perusahaan di negara lain kalau hubungan
dagang dengan negara tersebut tidak stabil.
4. Lingkungan Sosio-Budaya. Lingkungan sosial mencakup kebiasaan, adat istiadat, nilai,
dan karakteristik demografik dari masyarakat dimana sebuah organisasi beroperasi.
Proses sosio-budaya menentukan barang dan jasa serta standar perilaku bisnis yang
dihargai dan diterima masyarakat. Pilihan dan selera pelanggan bervariasi sepanjang
dan dalam batas- batas nasional. Pilihan dan selera pelanggan sangat bervariasi dalam
Negara yang sam dan dapat berubah-ubah sepanjang waktu (cara memilih gaya, warna
dan selera berubah-ubah sepanjang musim). Faktor sosio-budaya juga mempengaruhi
daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi, pemilik
tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan modal kedalam perusahaannya
dan menjadi pemilik bersana. Banyak perusahaan besar menjual saham kepada investor
yang ingin menjadi Pemegang Saham (share-holders/stock-holders) dari perusahaan
tersebut. Perusahaan besar seperti ExxonMobil, IBM dan General Motors mempunyai
jutaan pemeganng saham. Saham mereka dapat dijual kepada insvestor lain yang ingin
menanamkan modalnya kedalam perusahaan ini. Apabila kimerja perusahaan membaik,
nilai sahamnya juga naik, seperti tercermin pada harga saham yang lebih tinggi.
2. Kreditor. Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Institusi
keuangan atau individu yang disebut Kreditor yang memberikan pinjaman. Ketika suatu
perusahaan pada mulanya didirikan, perusahaan memerlukan pengeluaran sebelum dapat
menjual barang dan jasa. Oleh karena itu, tidak dapat menggantungkan kepada uang tunai
dari perusahaan untuk menutupi pengeluaran. Kreditor meminjamkan dana kepada
perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang
baik sehingga mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya dikemudian hari.
3. Karyawan. Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan.
Karyawan yang bertanggung jawab mengelola tugas yang diberikan kepada karyawan lain
dan membuat keputusan penting perusahaan disebut manajer . Kinerja perusahaan sangat
tergantung pada keputusan yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat
membuat perusahaan menjadi sukses, tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat
perusahaan gagal.
4. Pemasok, Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan
produksinya. Sebagai contoh, perusahaan manufaktur mobil menggunakan baja untuk
membuat mobil, sementara itu, perusahaan properti menggunakan semen, kayu dan
bahan lainnya. Perusahaan tidak dapat menyelasaikan proses produksinya bila mereka
tidak mendapat bahan baku. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung pada
kemampuan dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.
5. Pelanggan. Perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik
pelanggan, perusahaan harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan
harga yang pantas. Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan
cukup berkualitas sehingga pelanggan puas. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan
barang atau jasa yang berkualitas dengan harga pantas, pelanggan akan beralih
keperusahaan pesaing. Perusahaan juga telah menjaga kualitas dan harga dari produk
mereka sedemikian rupa sehingga dapat diterima pelanggan.
Kemampuan dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan salah satu
cara agar bisnis dapat dikelola secara berkelanjutan. Meskipun demikian, faktor yang sangat
penting dalam mengelola bisnis adalah memperoleh keuntungan bisnis. Keuntungan
mempunyai pengertian yang sangat luas dan berbeda bagi setiap individu atau kelompok
yang memiliki bisnis. Hal ini menyangkut perbedaan keyakinan normatif, sikap, perilaku,
dan persepsi pelaku bisnis atas pengelolaannya.
Keuntungan dalam teminologi bisnis adalah laba (nominal) yang diperoleh. Keuntungan
dalam hal ini berbeda dari pendapatan bisnis. Keuntungan bisnis diperoleh dari hasil operasi
perusahaan selama periode tertentu (penjualan dikurangi biaya-biaya untuk menghasilkan
dan memasarkan produk ditambah pajak). Keuntungan itu akan dipakai oleh bisnis dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis. Efisiensi dan efektifitas merupakan
faktor kunci bisnis untuk meraih kesempatan dan peluang yang besar dalam persaingan.
Dari gambaran dampak krisis ekonomi terhadap kegiatan bisnis tersebut, dapat kita pahami
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim bisnis adalah situasi ekonomi, baik nasional
maupun global. Dengan kata lain kegiatan bisnis sangat dipengaruhi oleh faktor kestabilan
ekonomi. Secara singkat faktor utama yang mempengaruhi iklim bisnis adalah:
1. Investasi, artinya adanya penanaman modal untuk menciptakan modal yang baru atau
adanya pembangunan suatu sarana produktif, karena dengan pembangunan sarana
produktif ini akan memacu pergerakan sektor lain yang terkait baik suplai utuk
menjalankan sarana tersebut, maupun suplai yang dilakukan oleh sarana tersebut
sebagai bentuk outputnya yang akan dapat dimanfaatkan untuk sektor lain. Situasi ini
akan menciptakan saling ketergantungan antara satu sektor dengan sektor yang lain
atau inter-industry relationship.
2. Pemerintah, kita ketahui bahwa dalam kegiatan ekonomi intervensi pemerintah sangat
diperlukan, dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengelola sistem ekonomi
melalui penerapan berbagai peraturan dan perundang-undangan. Peraturan dan
perundang-undangan yang paling erat dan langsung berpengaruh terhadap kegiatan
bisnis adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan Fiskal dan Moneter.
Selain itu, pemahaman dan kesadaran akan lingkungan harus dimiliki setiap pengusaha.
Kenapa? Karena pemahaman yang kurang tentang hal ini berpotensi melahirkan kegagalan
bisnis dan tidak mampu bertahan lama di pasar. Sebaliknya, pemahaman tentang hal ini
berpotensi mendatangkan banyak manfaat, yaitu:
1. Membantu Mengidentifikasi Peluang Bisnis. Perlu diketahui bersama bahwa tidak
seluruh perusahaan memiliki arti dan sifat yang negatif. Suatu perubahan bahkan bisa
menjadi faktor utama keberhasilan jika bisa dipahami dan dievaluasi secara baik. Untuk
itu, sebagai pemilik bisnis Anda harus bisa mengidentifikasi perubahan apa saja yang
bisa dimanfaatkan dan juga memanfaatkannya sebagai suatu alat dalam menyelesaikan
permasalahan bisnis yang ada. Selain itu, pengusaha yang mampu memahami dan juga
mampu memindai peluang pada lingkungan bisnis juga bisa lebih cepat dalam
mendapatkan manfaat yang maksimal. Sehingga, bisa jauh beberapa langkah di depan
kompetitornya.
2. Memanfaatkan sumber daya dengan baik. Jika perusahaan mampu melakukan
pemindaian yang cermat atas lingkungan perusahannya, maka perusahaan akan
terbantu dalam hal memanfaatkan sumber daya yang diperlukan untuk bisnis. selain
itu, hal tersebut akan membantu perusahaan untuk melacak ataupun memantau sumber
daya untuk kemudian diubah menjadi produk barang dan jasa.
3. Menghadapi Perubahan. Perusahaan harus menyadari sepenuhnya atas perubahan
yang terjadi di lingkungan perusahaan, apakah itu perubahan dalam hal persyaratan
pelanggan, trend, kebijakan baru dari pemerintah, atau perubahan teknologi. Jika
perusahaan bisa menyadari adanya perubahan tersebut, maka akan membantu
perusahaan dalam memberikan respon yang tepat dalam menangani perubahan.
4. Bantuan dalam Perencanaan. Perencanaan yang dilakukan dengan benar adalah
perencanaan yang berlaku dalam jangka pendek, jangka menengah atau jangka
panjang. Ketika ada masalah atau peluang dalam lingkungan perusahaan, maka sebagai
pemilik bisnis Anda bisa menentukan rencana yang tepat untuk mengatasinya dan
memecahkan masalah tersebut atau mengubahnya menjadi peluang bisnis. Setelah itu,
Anda bisa menggabungkan rencana yang tepat untuk menghindari adanya perubahan
di masa depan.
5. Membantu Bisnis Meningkatkan Performanya. Perusahaan yang mampu
memperhatikan lingkungan bisnis dengan baik bisa berkembang dengan meningkatkan
performanya sesuai perubahan yang terjadi. Dengan beradaptasi dengan kekuatan
eksternal, maka akan membantu perusahaan dalam meningkatkan performanya dan
bertahan lama di pasar.
6. Mengidentifikasi Ancaman Dan Sinyal Peringatan Dini. Pebisnis yang mampu memindai
dan juga memahami lingkungan bisnis secara tepat waktu akan lebih mudah dalam
mengatasi kendala atau kebijakan yang negatif. Adanya penerapan waktu dari dalam
lingkungan perusahaan serta informasi yang dihimpun secara kualitatif juga bisa
dijadikan sebagai suatu sinyal peringatan yang mampu membantu perusahaan dalam
melakukan perubahan.
7. Bermanfaat Dalam Mendeteksi Dan Merakit Sumber Daya. Setiap pengusaha tentunya
harus memasok barang produksinya ke pasar sesuai dengan permintaan yang Anda.
Untuk memasok output tersebut, maka pengusaha memerlukan input, bahan baku, dll.
Untuk itu, pengusaha bisa memperoleh bahan baku dan sumber lainnya dengan cara
meningkatkan output yang diminta berdasarkan dengan keadaan masing-masing
lingkungannya. Perusahaan bisa memilih sumber daya sesuai nilai ketersediaan di
lingkungan dan permintaan outputnya.
8. Lingkungan Bisnis Membantu Beradaptasi dengan Perubahan yang Cepat. Perubahan
yang tengah terjadi secara cepat dalam berbagai aspek akan berdampak besar pada
bisnis. Untuk itu, perusahaan harus mengerti adanya perubahan sesegera mungkin.
Dengan memahami lingkungan bisnis, maka akan membantu pengusaha dalam
memindai dan memahami perubahan yang tengah terjadi. Sebagai pengusaha, Anda
juga dituntut untuk membuat perubahan di lingkungan internal perusahaan agar bisa
disesuaikan dengan lingkungan eksternal. Dengan begitu, proses pemindaian
lingkungan akan membantu mengatasi perubahan secara cepat.
9. Lingkungan Bisnis Membantu Perencanaan dan Penetapan Kebijakan. Setiap rencana
dan kebijakan, serta peraturan dalam suatu perusahaan bisa disusun dengan
memperhatikan lingkungan perusahaan, karena seluruh rencana dan kebijakan
tersebut memang harus diterapkan dengan berdasarkan faktor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Prawirosentono, Suryadi, Pengantar Bisnis Modern, Studi Kasus Indonesia dan Analisis
kualitatif, 2002, Bumi Aksara, Jakarta
2. Swasta, Basu, 2002, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta, Penerbit Liberty
3. Ricky, Griffin, Ronald, dan Ebert, Bisnis, 2002, Sixth Edition Prentice Hall, New Jersey
4. Sigit, Suhardi, Pengantar Ekonomin Perusahaan Praktir, 1982, Penerbit Liberty
Yogyakarta
5. Alma, Buchari, Pengantar Bismis, 2008, Penerbit alfabeta Bandung
6. Fuad,M, Pengantar Bismis, 2009, Penerbit Gramedia Jakarta
7. Gitossudarmo, Indriyo, Pengantar Bismis, 1999, Penerbit BPFE Yogyakarta