Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN

PERGURUAN TINGGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLI TEKNIK KESEHATAN


BAKTI SUMBA
2023
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
proposal permohonan bantuan perguruan tinggi kesehatan (Program Studi DIII
Farmasi). Proposal ini dipersiapkan dalam rangka membantu pemenuhan kebutuhan
sarana pendidikan baik dalam KBM di kelas dan praktek laboratorium. Praktek
laboratorium secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi
dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya di masyarakat dalam melaksanakan peran
dan keahliannya pada bidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Oleh karena itu setelah mengikuti KBM dan menyelesaikan
materi praktikum yang diselenggarakan, mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam
menjalankan tanggung jawab profesi tenaga teknis kefarmasian berdasarkan standart
dan kode etik dalam menciptakan pelayanan farmasi yang bermanfaat di
masyarakat.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih banyak
kekurangannya dan jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang konstruktif
sangat penyusun butuhkan demi perbaikan kegiatan KBM yang ideal. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat demi kemajuan pelaksanaan kegiatan KBM di prodi D-III
Farmasi Poltekkes Bakti Sumba.

Tambolaka, Februari 2023

Penyusun

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 2


A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Yayasan Bakti Sumba merupakan Yayasan yang bergerak dibidang

Pendidikan kesehatan sejak tahun 2015. Pada tahun 2022 Yayasan Bakti Sumba

menyelenggarakan Pendidikan Kesehatan Vokasi pertama di Sumba Barat Daya

dengan mendirikan Politeknik Kesehatan Bakti Sumba. Program studi D-III

Farmasi merupakan salah satu program jurusan kesehatan yang diselenggarakan

oleh Yayasan Bakti Sumba tahun 2022 berdasarkan Izin Pendirian : SK

MENDIKBUDRISTEK NOMOR : 22/D/OT/2022.

A. Visi dan Misi

➢ Visi

Menjadi pusat Pendidikan vokasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi terapan yang unggul di bidang kesehatan berbasis kearifan local

tahun 2023.

➢ Misi

1. Menyelenggarakan tridarma Pendidikan berbasis SN-DIKTI.

2. Menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu, komprehensif, dan

progresif di bidang Pendidikan vokasi kesehatan.

3. Menyelenggarakan Pendidikan yang menghasilkan sumber daya

manusia yang dengan kebutuhan pembangunan sesuai dengan standar

4. Menyelengarakan penelitian yang menghasilkan produk sesuai dengan

kebutuhan prioritas pembangunan.

5. Menyelengarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat.

B. Tujuan Prodi Farmasi

1. Mewujudkan lulusan ahli madya farmasi yang beriman, bertakwa, berbudi

pekerti luhur, dan berdaya saing nasional dibidang kefarmasian.

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 3


2. Terselengaranya Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

yang mutu dan berdaya saing di program studi D-III farmasi dalam

menghasilkan sumber daya manusia yang berbudi luhur dan berkompeten.

3. Dihasilkannya ahli madya di bidang Farmasi bahan alam, farmasi rumah

sakit, dan perapotikan yang unggul selaras dengan perkembangan IPTEK,

sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.

4. Menghasilkan produk – produk penelitian dan pengabdian masyarakat yang

inovatif untuk pengembangan keilmuan dibidang farmasi terutama

diapotek, rumah sakit dan industri obat tradisional.

5. Terciptanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak baik

pemerintah maupun swasta dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknis dalam bidang kefarmasian.

C. Tantangan Jurusan

1. Prodi D-III Farmasi merupakan satu – satunya jurusan farmasi yang

terdapat di pulau Sumba.

2. Menjadi prodi unggulan serta memiliki daya minat yang tinggi oleh

masyarakat, untuk melibatkan anaknya dalam menimba ilmu ke jenjang

perguruan tinggi.

3. Harus tersedianya laboratorium yang relative banyak beserta kelengkapan

yang dibutuhkan dalam praktikum.

4. Dihadapkan pada kompetensi lulusan dengan topangan alat dan bahan yang

relative mahal dan di datangkan dari tempat di luar provinsi Nusa Tenggara

Timur.

5. Kebutuhan dosen pengajar dengan Pendidikan minimal S2 Farmasi agar

dapat memenuhi akumulasi dan peraturan perundang – undangan.

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 4


B. URAIAN

1. Akademik dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan pada program studi

(PRODI) D-III farmasi merupakan aktivitas KBM yang mengutamakan

pembinaan skil. Model rencana studi akademik mahasiswa yaitu bersistematis

paketan. Mahasiswa memiliki kewajiban menyelesaikan sekurang – kurangnya

sebesar 103 sks, memiliki maksimal 2 mata kuliah yang mendapat hasil 2,00

(C), lulus semua mata kuliah umum (MKDU), dipersilahkan penyusunan tugas

akhir (KTI). Kegiatan KBM dibagi dalam dua model diantaranya KBM di kelas

atau disebut dengan tatap muka (TM), dan kegiatan di laboratorium

(Praktikum). Mata kuliah yang diselenggarakan adalah mata kuliah yang

mengacu pada kurukulum inti dan blue print UKTTK 2022 oleh Assosiasi

Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI). Mata kuliah tersebut

bermuara pada kecakapan mahasiswa dalam melakukan asuhan sedian dan

perbekalan farmasi pada lingkungan pekerjaan secara ideal.

Mata kuliah praktik dan tiori berkorelasi pada keterampilan mahasiswa

dalam mengoperasikan serta melakukan identifikasi alat dan bahan

berdasarkan kajian mata kuliah yang telah disusun dalam RPS oleh dosen

pengampuh mata kuliah. Metode – metode yang digunakan dalam pengajaran

masih berdasarkan pada pola – pola sederhana berdasarkan kelengkapan dan

ketersedian bahan yang diberikan oleh Yayasan Bakti Sumba yang sangat

terbatas.

Aktivitas kuliah tatap muka dan Praktikum dimulai pada siang hari pada

pukul 13.00 Wita (waktu setempat), setelah selesainya proses KBM siswa

SMK Kesehatan Bakti Sumba. Saat ini ruang kelas kepemilikan Prodi D-III

Farmasi berjumlah 1 kelas, kelas tersebut berukuran cukup besar dan mampu

menampung sebanyak 30-50 mahasiswa. Kursi dan meja yang dipakai

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 5


merupakan kursi meja berbahan kayu dengan susunan 1 meja diisikan dengan

2 kuris atau 1 meja digunakan oleh 2 mahasiswa dan kelas sudah dilengkapi

dengan proyektor sebagai alat bantu ajar. Untuk kegiatan praktikum terdapat 1

ruangan laboratorium farmasetika. Saat ini semua kegiatan praktikum

dilakukan pada laboratorium tersebut. Adapun kelengkapan dalam

laboratorium tersebut masih sangat minim sehingga praktikum masih sangat

jauh dari ideal.

2. Permasalahan

Masalah merupakan titik dasar acuan prodi D-III Farmasi sebagai

sumber mencari alternative jalan keluar demi menciptakan anak daerah

memenuhi kapasitas diri sebagai tenaga teknis kefarmasian yang handal dan

mampu menjawab kebutuhan daerah untuk melakukan asuhan kesehatan

dalam bidang pelayanan obat yang baik dan benar sesuai dengan perundang –

undangan yang berlaku. Adapun permasalahan yang dihadapi sebagai berikut

a. Terbatasnya ruang kelas yang tidak memungkinkan proses KBM

dilakukan pada pagi hari.

b. Kurangnya sarana laboratorium beserta alat – alatnya sehingga tidak

memungkinkan melakukan proses perkenalan alat – alat kefarmasian yang

menopang pengetahuan lulusan tenaga teknis kefarmasian yang ideal.

c. Belum tersedianya alat – alat yang mendukung praktikum sehingga kurang

terciptanya ptaktikum yang real sehingga pengajar harus memilih metode

alternatif sebagai bahan kajian penentu capaian mata kuliah.

d. Kurangnya bantuan beasiswa kurang mampu dan berprestasi sehingga

terdapat mahasiswa yang mogok akibat peraturan yang diberlakukan

sebagai pondasi kekuatan Yayasan Bakti Sumba.

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 6


e. Kurang terdapat alat – alat yang mendukung kenyaman kelas baik di

musim kemarau panjang yang mengakibatkan suasana kelas menjadi

sangat panas sehingga mempengaruhi daya tangkap dan pemehaman

materi oleh mahasiswa.

3. Sarana Laboratorium dan Output

Pengajuan kebutuhan sarana – prasarana kepada Bapak/Ibu Pimpinan

Lembaga Kementrian Kesehatan RI merupakan langkah bijak yang harus

ditempuh demi terlaksananya kegiatan KBM yang baik dan ideal, berdasarkan

fungsi dan kegunaan alat bahan demi terciptanya kegiatan perkuliahan

Pendidikan vokasi D-III Farmasi baik. Adapun dapat dimanfaatkan menjadi

pusat penelitian yang dapat mengidentifikasi khasiat – khasiat tanaman obat

yang berasal dari Pulau Sumba dan menciptakan obat alternatif berbentuk

produk obat tradisional yang aman, nyaman dan mudah dijangkau di tengah

masyarakat Pulau Sumba.

a. Laboratorium farmakognosi dan fitokimia. Laboratorium tersebut adalah

jati diri prodi D-III Farmasi Poltekkes Bakti Sumba. Laboratorium

tersebut sangat kami butuhkan agar mahasiswa dan dosen dapat

meningkatkan kapasitas SDM dengan melakukan identifikasi, dan

penelitian tanaman obat sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

Sumba sebagai obat alternatif dalam menangulangi suatu penyakit.

Adapun alat – alat yang terdapat pada laboratorium farmakognosi dan

fitokimia sebagai berikut :

- Penghancur/mol, berfungsi sebagai penggiling dan penghalus

simplisia tanaman

- Botol maserasi, berfungsi sebagai alat ekstraksi perendaman

simplisia menjadi ekstrak cair

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 7


- Destilasi, berfungsi sebagai alat ekstraksi bahan obat tertentu

dengan metode pemanasan.

- Sokletasi, berfungsi sebagai alat ekstraksi bahan tanaman tertentu.

- Refluks, berfungsi sebagai alat ekstraksi bahan tanaman tahan

panas.

- Corong pisah, berfungsi sebagai alat pemisah campuran berkhasiat

dan pelarut yang digunakan

- Evaporator, berfungsi sebagai pemisahan atau pengeringan ekstrak

dengan memisahkan pelarut dengan ekstrak kental suatu bahan

obat.

- Perangkat KLT, berfungsi sebagai alat uji kandungan suatu

tanaman uji

- Alat pengukur (UV) Panjang Rf, berfungsi sebagai tempat amati

hasil elusidasi senyawa berdasarkan Panjang gelombang.

- Erlenmeyer, Gelas ukur, Labu ukur, dan batang pengaduk dll,

sebagai sarana pendukung tempat pengukuran dan penyimpanan

hasil ekstraksi.

b. Laboratorium mikrobiologi dan parasitologi. Laboratorium tersebut

adalah jati diri prodi D-III Farmasi Poltekkes Bakti Sumba. Laboratorium

tersebut sangat kami butuhkan agar mahasiswa dan dosen dapat

meningkatkan kapasitas SDM dengan melakukan identifikasi, dan

penelitian pertumbuhan mikrobiologi sekaligus menjadi pusat

pembelajaran perkembangan dan pembiakan mikroorganisme yang

dibutuhkan dalam kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat di gunakan

sebagai sarana sterilitas yang bermanfaat bagi masyarakat Sumba. Adapun

alat – alat yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi sebagai berikut :

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 8


- Autoclav, sebagai alat sterilisasi basah yang dapat mematikan

mikroorganisme

- Oven, sebagai alat sterilisasi kering dan sebagai pengeringan

simplisia dengan suhu terukur.

- Laminar air Flow (LAF), sebagai alat sterilisasi ruangan dengan

menggunakan sinar UV untuk mematikan bakteri.

- Lemari pendingin sebagai alat penyimpanan media dan biakan

bakteri sehingga memutus perkembangbiakan bakteri

- Lemari biakan, sebagai tempat uji coba luas area suatu bakteri

dapat tumbuh

- Cawan petri, tabung bakteri, media, dll, sebagai alat dan bahan

pendukung perlakuan yang dilakukan.

4. Rincian Permohonan Bantuan untuk Prodi D-III Farmasi Poltekkes Bakti

Sumba

Kebutuhan pada prodi D-III farmasi Poli Teknik Kesehatan Bakti

sumba sangatlah kompleks. Oleh sebab itu sangat dibutuhkahkan campur

tangan Pimpinan Lembaga Kementrian Kesehatan RI melalui komisi IX DPR

RI. Rincian permohonan sebagai berikut :

Jenis
No Nama item Jumlah Harga
permohonan
10
Beasiswa
1 - Mahasiswa/Sem Rp. 35.000.000
kuliah
ester
Laboratorum
Laboratorum Ukuran 6 cm x 8
2 farmakognosi dan Rp. 230.000.000
1 cm
fitokimia
Maserasi 10 unit Rp. 400.000
Destilasi komplit 2 unit Rp. 5.000.000
Refluks 500 ml
2 unit Rp. 3.000.000
komplit
Sokletasi 500 ml
2 unit Rp. 6.000.000
komplit
Rotary Evaporator
1 unit Rp. 34.200.000
komplit
Lemari asam 1 unit Rp. 19.400.000
Corong pisah 5 unit Rp. 3.000.000

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 9


Alat kromotografi
lapis tipis 1 unit Rp. 3.000.000
(Cember 20x20)
Mol/giling halus
1 unit Rp. 8.000.000
tanaman
Laboratorum
Laboratorum Ukuran 6 cm x 8
2 farmakognosi dan Rp. 230.000.000
1 cm
fitokimia
Autoclave 1 unit Rp. 2.600.000
Laminar Air Flow
1 unit Rp. 43.000.000
(LAF)
Oven 1 unit Rp. 10.000.000
Lemari pendingin
1 unit Rp. 6.800.000
(Kulkas)
Lemari biakan
1 unit Rp. 15.000.000
bakteri
Mikroskop
1 unit Rp. 11.000.000
Binokuler
Mikroskop
3 unit Rp. 10.000.000
monokuler
Sarana
Kipas angin
4 pendingin 6 unit Rp. 3.000.000
tembok
ruangan
AC 4 unit Rp. 15.000.000
Tabel 4.1 Permohonan Bantuan untuk Prodi D-III Farmasi Poltekkes Bakti

Sumba

Penutup
Demikian proposal permohonan bantuan Prodi D-III Farmasi Politeknik Kesehatan
Bakti Sumba kami ajukan, besar harapan kami agar proposal ini dapat menjadi dasar
pertimbangan baik dalam rangka peningkatan kualitas ilmu pengetahuan serta skil
produktifitas produk laboratorium yang diampuh pada prodi D-III Farmasi Poltekkes
bakti Sumba. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/ibu pimpinan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia kami ucapkan limpah terima kasih.

Mengetahui,

Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 10


Politeknik Kesehatan Bakti Sumba 11

Anda mungkin juga menyukai