Anda di halaman 1dari 11

TRANSFORMASI DIGITAL PERGURUAN TINGGI

DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nama: M. RUDI IRAWAN(201381)

Perguruan tinggi asal : UNISLA


BAB I

PENDAHULUAN

1. Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan industri digital,


teknologi kecerdasan buatan, dan big data, mengakibatkan perubahan lansekap
lapangan kerja. Perubahan yang cepat ini mengakibatkan ilmu yang didapat dari
perguruan tinggi kadang menjadi tidak relevan dengan kebutuhan industri.
Perguruan tinggi saat ini menghadapi tantangan yang unik untuk mempersiapkan
sumber daya manusia masa depan yang belum pasti.
Dunia pendidikan perlu bertransformasi menuju Pendidikan 4.0. Dalam
Pendidikan 4.0, transfer pengetahuan tidak menjadi prioritas. Proses pendidikan
lebih bertujuan untuk menumbuhkan sense of curiosity yang akan mendorong
mereka terus belajar mengembangkan pengetahuan serta keterampilan.

2. Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan industri digital,


teknologi kecerdasan buatan, dan big data, mengakibatkan perubahan lansekap
lapangan kerja. Perubahan yang cepat ini mengakibatkan ilmu yang didapat dari
perguruan tinggi kadang menjadi tidak relevan dengan kebutuhan industri.
Perguruan tinggi saat ini menghadapi tantangan yang unik untuk mempersiapkan
sumber daya manusia masa depan yang belum pasti

3. Apa itu transformasi digital perguruan tinggi.?


Apa itu blended learning dan filpped classroom.?

 4. Meningkatkan kenyamanan dalam suatu aktivitas

 Mengurangi ketergantungan dan kendala terkait lokasi


ajar mengembangkan pengetahuan serta keterampilan.

3. Salah satu metode blended learning yang banyak dikenal adalah flipped
classroom. Jika pada metode pembelajaran tradisional dosen mengajarkan materi
di kelas dan mahasiswa mengerjakan tugas di rumah, maka pada flipped
classroom, urutan pembelajaran ini dibalik. Mahasiswa mempelajari materi baru
secara mandiri dan mengerjakaan tugas di kelas dengan bimbingan dosen.

 Peran teknologi dalam pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk memiliki

kendali atas kecepatan, waktu, dan tempat belajar. Contohnya, jika terdapat materi
online berupa video, mahasiswa dapat melakukan pause atau rewind, sehingga

Meningkatkan ketersediaan informasi

 Memungkinkan komunikasi instan jarak jauh

 Mempercepat waktu pemrosesan suatu aktivitas


BAB II

TELAAH PUSTAKA

1. Pendidikan dan perkembangan teknologi menuntut perguruan tinggi untuk


meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan media digital. Terlebih di
masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini yang mengharuskan perguruan tinggi
beradaptasi di segala lini kegiatannya. Namun sering terjadi kegagapan dalam hal
ini sehingga pemanfaatan teknologi informasi dipandang hanya sebagai tren.
Misalnya, kadang perguruan tinggi terjebak membangun website seadanya atau
menyediakan Wi-Fi gratis untuk mahasiswa tanpa menyediakan konten khusus
yang relevan dengan pembelajaran.
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi informasi bukan sekadar prestise atau
standar minimal yang memang harus ada tanpa mempertimbangkan tujuannya.
Idealnya, perguruan tinggi benar-benar memahami problematika pendidikan saat
ini dan menghadirkan teknologi informasi sebagai solusi sehingga dapat
melakukan transformasi digital.
Transformasi digital dalam lingkup pendidikan tinggi bukan hanya berarti
membangun infrastruktur digital. Namun lebih dari itu, transformasi digital adalah
pembangunan sarana dan pengubahan mindset yang ditujukan untuk memenuhi
berkembangnya kebutuhan mahasiswa serta sivitas akademik lainnya dalam
membangun lingkungan pembelajaran yang saling terhubung.
Ini dilakukan dengan menggabungkan teknologi, layanan, dan sistem keamanan,
yang dapat menciptakan pengalaman belajar kolaboratif, interaktif, dan
dipersonalisasi. Transformasi digital adalah proses berkelanjutan yang
mengedepankan inovasi dalam mengembangkan lingkungan pembelajaran
tersebut.

2. Dunia pendidikan perlu bertransformasi menuju Pendidikan 4.0. Dalam


Pendidikan 4.0, transfer pengetahuan tidak menjadi prioritas. Proses pendidikan
lebih bertujuan untuk menumbuhkan sense of curiosity yang akan mendorong
mereka terus belmateri dapat dicerna sesuai dengan kemampuannya. Mahasiswa
yang dituntut untuk membuat pertanyaan mengenai materi tersebut juga akan
lebih terbantu untuk mengembangkan sikap kritis.
BAB III
METODE PENULISAN
Penulisan dilakukan mengikuti metode literatur

Karena penyampaian materi sudah dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri,


maka kelas menjadi ruang diskusi agar mahasiswa dapat menanyakan bagian dari
materi yang sulit mereka pahami. Dosen menjadi pembimbing mahasiswa secara
personal sesuai dengan kemampuan masing-masing mahasiswa. Tugas dapat
dikerjakan secara berkelompok di dalam kelas sehingga mahasiswa terkondisikan
untuk belajar berkolaborasi dan berkomunikasi.
Terdapat pula metode project based learning yang mengemas keseluruhan materi
dan tugas dalam proyek kelompok berdasarkan skenario ril di masyarakat. Metode
ini dapat dibantu penyampainnya lewat perangkat lunak, misalnya untuk
memberikan penjelasan skenario secara interaktif atau sebagai platform
pengumpulan tugas. Tujuannya adalah melatih problem solving mahasiswa secara
kreatif.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pendidikan dan perkembangan teknologi menuntut perguruan tinggi untuk


meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan media digital. Terlebih di
masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini yang mengharuskan perguruan tinggi
beradaptasi di segala lini kegiatannya. Namun sering terjadi kegagapan dalam hal
ini sehingga pemanfaatan teknologi informasi dipandang hanya sebagai tren.
Misalnya, kadang perguruan tinggi terjebak membangun website seadanya atau
menyediakan Wi-Fi gratis untuk mahasiswa tanpa menyediakan konten khusus
yang relevan dengan pembelajaran.
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi informasi bukan sekadar prestise atau
standar minimal yang memang harus ada tanpa mempertimbangkan tujuannya.
Idealnya, perguruan tinggi benar-benar memahami problematika pendidikan saat
ini dan menghadirkan teknologi informasi sebagai solusi sehingga dapat
melakukan transformasi digital.
Transformasi digital dalam lingkup pendidikan tinggi bukan hanya berarti
membangun infrastruktur digital. Namun lebih dari itu, transformasi digital adalah
pembangunan sarana dan pengubahan mindset yang ditujukan untuk memenuhi
berkembangnya kebutuhan mahasiswa serta sivitas akademik lainnya dalam
membangun lingkungan pembelajaran yang saling terhubung.
Ini dilakukan dengan menggabungkan teknologi, layanan, dan sistem keamanan,
yang dapat menciptakan pengalaman belajar kolaboratif, interaktif, dan
dipersonalisasi. Transformasi digital adalah proses berkelanjutan yang
mengedepankan inovasi dalam mengembangkan lingkungan pembelajaran
tersebut.
. Jika berbicara tentang transformasi digital untuk perguruan tinggi, arahan yang
diperlukan adalah tujuan pendidikan tinggi saat ini. Jika hal tersebut telah jelas,
barulah teknologi informasi dimasukkan ke dalam mindset atau paradigma
pendidikan.
Tanpa arahan yang jelas, penggunaan teknologi tidak akan optimal. Benturan
dengan sistem atau prosedur akademik atau administrasi yang ada tidak bisa
dihidari. Hasilnya potensi teknologi tidak bisa dikeluarkan sesuai harapan.
Pengguna, dalam hal ini sivitas akademik perguruan tinggi, menjadi antipati
dengan inovasi teknologi yang diterapkan. Mereka akan lebih memilih metode
konvensional karena teknologi dianggap ‘mubazir’ dan ‘gagal’ memenuhi
kebutuhan.
Contohnya, perguruan tinggi membuat website e-learning untuk mahasiswa dan
konten-kontennya telah disediakan sesuai kurikulum. Jika dosen tidak
berpedoman pada materi di dalam e-learning tersebut dan tetap memberikan tugas,
materi ajar, atau ujian hanya bersumber pada buku referensi yang telah ia gunakan
sejak lama, maka mahasiswa tidak merasa perlu untuk mengakses e-learning.
Dalam kasus lain, pegawai tata usaha kampus diberikan software sistem
administrasi kampus. Jika sistem birokrasi tidak disesuaikan dengan penggunaan
software tersebut, misalkan selalu mengharuskan tanda tangan fisik untuk
pengesahan dokumen, maka manfaat pengurangan lama proses birokrasi dan
penghematan penggunaan kertas akan kurang terasa.
Karenanya, permasalahan yang ingin diselesaikan dengan teknologi informasi
perlu dipahami terlebih dulu. Dengan kata lain, kita perlu memahami tantangan
pendidikan tinggi saat ini dan membangun mindset yang tepat untuk menghadapi
tantangan tersebut melalui pemanfaatan teknologi.

Tuntutan Pendidikan 4.0


Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan industri digital,
teknologi kecerdasan buatan, dan big data, mengakibatkan perubahan lansekap
lapangan kerja. Perubahan yang cepat ini mengakibatkan ilmu yang didapat dari
perguruan tinggi kadang menjadi tidak relevan dengan kebutuhan industri.
Perguruan tinggi saat ini menghadapi tantangan yang unik untuk mempersiapkan
sumber daya manusia masa depan yang belum pasti.
Seperti yang dikatakan oleh Richard Riley, Menteri Pendidikan Amerika Serikat
pada era Bill Clinton, bahwa kita akan menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi
bidang kerja yang belum tercipta, dengan menggunakan teknologi yang belum
ditemukan, untuk merumuskan solusi dari masalah yang belum diketahui.
Dunia pendidikan perlu bertransformasi menuju Pendidikan 4.0. Dalam
Pendidikan 4.0, transfer pengetahuan tidak menjadi prioritas. Proses pendidikan
lebih bertujuan untuk menumbuhkan sense of curiosity yang akan mendorong
mereka terus belajar mengembangkan pengetahuan serta keterampilan.

Soft skill menjadi lebih relevan. The Economist memaparkan bahwa terdapat 10
soft skill utama yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Namun ada 4 yang
dapat diprioritaskan sebagai output dalam Pendidikan 4.0 yaitu: kolaborasi,
komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif.
Dengan demikian, transformasi digital perlu difokuskan untuk mengakomodir
transformasi pendidikan ini. Tools dan aplikasi digital tidak diletakkan begitu saja
di atas sistem pendidikan tradisional, tapi dipergunakan untuk membantu
membangun pendekatan pendidikan baru.

Blended Learning dan Flipped Classroom


Salah satu kesalahan dalam melakukan transformasi digital di bidang pendidikan
adalah tidak menerapkan blended learning. Blended learning ini adalah
pendekatan pendidikan yang menggabungkan pembelajaran online dengan
pembelajaran tradisional. Jadi tidak hanya mengandalkan materi yang tersedia
secara digital dan teknologi komunikasi jarak jauh, blended learning juga
menekankan pentingnya bimbingan dosen di ruang kelas.
Salah satu metode blended learning yang banyak dikenal adalah flipped
classroom. Jika pada metode pembelajaran tradisional dosen mengajarkan materi
di kelas dan mahasiswa mengerjakan tugas di rumah, maka pada flipped
classroom, urutan pembelajaran ini dibalik. Mahasiswa mempelajari materi baru
secara mandiri dan mengerjakaan tugas di kelas dengan bimbingan dosen.
Peran teknologi dalam pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk memiliki
kendali atas kecepatan, waktu, dan tempat belajar. Contohnya, jika terdapat materi
online berupa video, mahasiswa dapat melakukan pause atau rewind, sehingga
materi dapat dicerna sesuai dengan kemampuannya. Mahasiswa yang dituntut
untuk membuat pertanyaan mengenai materi tersebut juga akan lebih terbantu
untuk mengembangkan sikap kritis.
Karena penyampaian materi sudah dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri,
maka kelas menjadi ruang diskusi agar mahasiswa dapat menanyakan bagian dari
materi yang sulit mereka pahami. Dosen menjadi pembimbing mahasiswa secara
personal sesuai dengan kemampuan masing-masing mahasiswa. Tugas dapat
dikerjakan secara berkelompok di dalam kelas sehingga mahasiswa terkondisikan
untuk belajar berkolaborasi dan berkomunikasi.
Terdapat pula metode project based learning yang mengemas keseluruhan materi
dan tugas dalam proyek kelompok berdasarkan skenario ril di masyarakat. Metode
ini dapat dibantu penyampainnya lewat perangkat lunak, misalnya untuk
memberikan penjelasan skenario secara interaktif atau sebagai platform
pengumpulan tugas. Tujuannya adalah melatih problem solving mahasiswa secara
kreatif.

Tahapan Menuju Sistem Terintegrasi


Pendidikan 4.0 dengan penerapan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
mungkin masih terlalu jauh bagi banyak perguruan tinggi. Namun hal tersebut
perlu dijadikan sebagai gambaran ideal penggunaan teknologi dalam pendidikan
dan suatu saat kita perlu mencapainya. Pendidikan 4.0 menjadi tujuan dari strategi
besar yang perlu dibuat sebelum melakukan transformasi digital. Hal-hal lain
seperti sistem informasi perguruan tinggi dan infrastruktur dikembangkan sebagai
pendukung dari sistem pendidikan yang dituju tersebut.
Kunci transformasi digital ada pada kepemimpinan dalam perguruan tinggi yang
memiliki visi serta strategi. Untuk membantu mengembangkan strategi
transformasi digital di perguruan tinggi, tahapan-tahapan berikut ini dapat diikuti:
1. Hubungkan setiap elemen perguruan tinggi untuk mendukung perkembangan
teknologi digital. Buat kerjasama strategis dan bangun ekosistem yang
menghubungkan sivitas akademik, proses-proses, dan perangkat infrastruktur
untuk mengembangkan jaringan komunikasi yang mumpuni, berperforma tinggi,
dan aman.
2. Implementasikan perangkat analitik untuk melakukan otomasi dan mengawasi
penggunaan sumber daya, baik infrastruktur maupun keuangan. Gunakan data
nyata yang real-time untuk membuat inisiatif strategis yang dapat meningkatkan
performa, menyediakan upgrade sistem, dan membuat keputusan terkait
infrastruktur.
3. Kembangkan secara bertahap model-model bisnis baru dalam perguruan tinggi
selain menyediakan perkuliahan. Model bisnis freemium dan layanan-layanan on-
demand lebih terjangkau, lebih fleksibel, dan lebih mudah dikelola daripada
model bisnis tradisional. Model bisnis baru ini juga bisa jadi pendukung untuk
model bisnis utama dalam perguruan tinggi.
4. Satukan semua layanan dalam satu platform yang sederhana. Baik platform
custom yang dibangun secara lokal di lingkungan kampus ataupun platform pihak
ketiga yang disediakan lewat layanan cloud computing, tujuan utama dari strategi
transformasi digital ini adalah untuk menyediakan platform tunggal sebagai
fondasi dari infrasturktur jaringan dan komunikasi.
5. Hubungkan setiap elemen perguruan tinggi untuk mendukung perkembangan
teknologi digital. Buat kerjasama strategis dan bangun ekosistem yang
menghubungkan sivitas akademik, proses-proses, dan perangkat infrastruktur
untuk mengembangkan jaringan komunikasi yang mumpuni, berperforma tinggi,
dan aman.
6. Implementasikan perangkat analitik untuk melakukan otomasi dan mengawasi
penggunaan sumber daya, baik infrastruktur maupun keuangan. Gunakan data
nyata yang real-time untuk membuat inisiatif strategis yang dapat meningkatkan
performa, menyediakan upgrade sistem, dan membuat keputusan terkait
infrastruktur.
7. Kembangkan secara bertahap model-model bisnis baru dalam perguruan tinggi
selain menyediakan perkuliahan. Model bisnis freemium dan layanan-layanan on-
demand lebih terjangkau, lebih fleksibel, dan lebih mudah dikelola daripada
model bisnis tradisional. Model bisnis baru ini juga bisa jadi pendukung untuk
model bisnis utama dalam perguruan tinggi.
8. Satukan semua layanan dalam satu platform yang sederhana. Baik platform
custom yang dibangun secara lokal di lingkungan kampus ataupun platform pihak
ketiga yang disediakan lewat layanan cloud computing, tujuan utama dari strategi
transformasi digital ini adalah untuk menyediakan platform tunggal sebagai
fondasi dari infrasturktur jaringan dan komunikasi.

2. Salah satu metode blended learning yang banyak dikenal adalah flipped
classroom (bentuk pembelajaran blended melalui interaksi tatap muka dan
virtual/online yang menggabungkan pembelajaran sinkron synchronous dengan
pembelajaran mandiri yang askinkron asynchronous). Peserta didik berinteraksi
dengan seorang pengajar dan teman sekelas serta menerima umpan balik pada saat
yang sama. Sedangkan, pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang sifatnya
lebih mandiri. Konten biasanya diakses melalui beberapa bentuk media pada
platform digital. Peserta didik dapat memilih kapan mereka belajar dan juga
mereka dapat mengajukan pertanyaan di kolom komentar, serta berbagi ide atau
pemahaman mereka tentang sebuah materi dengan penngajar atau teman sekelas.
Sedangkan, umpan balik akan diterima mereka tidak pada saat yang sama Jika
pada metode pembelajaran tradisional dosen mengajarkan materi di kelas dan
mahasiswa mengerjakan tugas di rumah, maka pada flipped classroom, urutan
pembelajaran ini dibalik. Mahasiswa mempelajari materi baru secara mandiri dan
mengerjakaan tugas di kelas dengan bimbingan dosen.
Peran teknologi dalam pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk memiliki
kendali atas kecepatan, waktu, dan tempat belajar. Contohnya, jika terdapat materi
online berupa video, mahasiswa dapat melakukan pause atau rewind, sehingga
materi dapat dicerna sesuai dengan kemampuannya. Mahasiswa yang dituntut
untuk membuat pertanyaan mengenai materi tersebut juga akan lebih terbantu
untuk mengembangkan sikap kritis.
Karena penyampaian materi sudah dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri,
maka kelas menjadi ruang diskusi agar mahasiswa dapat menanyakan bagian dari
materi yang sulit mereka pahami. Dosen menjadi pembimbing mahasiswa secara
personal sesuai dengan kemampuan masing-masing mahasiswa. Tugas dapat
dikerjakan secara berkelompok di dalam kelas sehingga mahasiswa terkondisikan
untuk belajar berkolaborasi dan berkomunikasi.
Terdapat pula metode project based learning yang mengemas keseluruhan materi
dan tugas dalam proyek kelompok berdasarkan skenario ril di masyarakat. Metode
ini dapat dibantu penyampainnya lewat perangkat lunak, misalnya untuk
memberikan penjelasan skenario secara interaktif atau sebagai platform
pengumpulan tugas. Tujuannya adalah melatih problem solving mahasiswa secara
kreatif.

3. Transformasi digital adalah proses panjang yang memerlukan perencanaan


matang serta visi kepemimpinan yang memahami kebutuhan dunia yang berubah
dengan cepat. Perguruan tinggi sebagai institusi keilmuan diharapkan dapat
berada di garda terdepan dalam transformasi ini untuk mendorong transformasi
digital di berbagai bidang di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://suteki.co.id

https://www.usd.ac.id/

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama: M.RUDI IRAWAN


2. Tempat dan tanggal lahir: LAMONGAN, 11/04/2002
3. –
4. 085843891934

Anda mungkin juga menyukai