manusia setiap warganya oleh karena itu OHCHR memberikan bantuan kepada
internasional hak asasi manusia di dunia. Office of the High Commissioner for
Human Rights juga membantu entitas lain seperti NGO, Universitas dan media
realisasi penuh, oleh semua orang, dari semua hak asasi manusia. Piagam
hak tersebut. Hak Asasi Manusia PBB dibentuk oleh Majelis Umum pada tahun
d. Memberikan bantuan teknis kepada Negara untuk kegiatan hak asasi manusia
e. Mengkoordinasikan program pendidikan hak asasi manusia dan informasi
publik PBB
manusia
Untuk menjalankan tugasnya sebagai salah satu lembaga naungan PBB yang
berfokus pada isu HAM tentu saja OHCHR memiliki beberapa program
diantaranya
yang dilaksanakan setiap 4,5 tahun sekali titik dalam up Rini setiap negara
melaporkan Apa saja kegiatan atau tindakan yang sudah mereka lakukan
untuk melindungi Masyarakat negaranya dari tindakan pelanggaran HAM
dan akan ada 40 negara yang di review. HR akan mereview hasil dari
sebanyak 75% dari rekombinasi yang telah dibuat Selain itu negara-negara
2. Spesial Prosedur
mengutus para spesial reporter yaitu seseorang atau kelompok yang terdiri
dari 5 ahli yang diutus oleh. Tugasnya di pare-pare ini adalah melakukan
HAM di dalamnya. Selain itu, Para reporter bertugas secara individu untuk
1
Human Right Council Booklite, hlm. 5
2
iIbid, hl. 8-9
internasional atau PBB Oleh karena itu seringkali Para reporter ini terlibat
melaporkan hasil dari kunjungan dan kegiatan yang telah mereka lakukan
setidaknya satu kali dalam setahun bukan hanya kepada OHCHR tetapi
3. Advisory Commite
kasus utama HAM secara global. tim ini terdiri dari 18 ahli yang dipilih
oleh a c h r yang mana tugas mereka adalah selama 3 tahun bisa dipilih
advisory committee ini dimulai pada 2008 dan dilaksanakan dua kali
dalam satu tahun tepatnya pada bulan Februari dan Agustus. komite sangat
korupsi, pemerintah lokal situasi pasca bencana dan pasca konflik teroris
4. Complaint prosedur
Dalam OHCHR divisi ini memiliki kerja yang fokus pada korban
3
Ibid, hlm. 11
4
Ibid, hlm. 13
mengancam keberadaan mereka sejak dibentuknya program ini pada 2007
5. Commission of Inquiry
dianggap memiliki masalah HAM yang sulit untuk diselesaikan komisi ini
prosedur yang mengutus para reporter di suatu negara yang sulit masuk
regulasi terhadap pihak yang bersangkutan bisa lebih efektif sehingga para
melarang CoI masuk dan akhirnya harus melakukan investigasi dari luar
Tengah hingga negara yang sedikit tertutup perihal itu HAM seperti Korea
Utara dari 2006 hingga 2014 sudah ada 12 komisi yang dibentuk.6
5
Ibid, hlm. 16
6
Ibid, hlm. 18
6. Forum
terjaga dan tidak tersakiti oleh hal-hal yang dapat merusak nilai-nilai
Setahun berlalu sejak ledakan itu, kasus investigasi internasional semacam itu
semakin menguat. Office of the High Commissioner for Human Rights memiliki
7
Ibid, hlm. 22
langkah apa yang perlu diambil untuk memastikan pemulihan yang efektif bagi
para korban.8
Orang-orang yang selamat dari ledakan dan keluarga para korban telah aktif
langkah yang diambil oleh otoritas Lebanon sejauh ini sepenuhnya tidak memadai
untuk mencapai akuntabilitas karena mereka bergantung pada proses cacat yang
8
OHCHR, tersedia di https://www.ohchr.org/EN/AboutUs/Pages/WhoWeAre.aspx ,
diakses pada 20 Oktober 2022
GENEVA (3 August 2022) – UN experts* called on the Human Rights
Council to launch an international investigation into the massive explosion
in Beirut two years ago that killed more than 200 people and decimated a
vast swath of the Lebanese capital city, saying victims must have justice
and accountability.
The explosion and its aftermath have brought into focus systemic
problems of negligent governance and widespread corruption, the experts
said. Human rights experts who recently visited Lebanon found that
responsibility for the explosion has yet to be established, affected areas
remain in ruins and reconstruction funds from the international community
have barely begun to reach beneficiaries.
Some countries have promised to assist people in Lebanon after the blast
but have not done enough to deliver justice and initiate an international
investigation, the experts said.
ENDS
*The experts: Mr. Michael Fakhri, Special Rapporteur on the right to food;
Mr. Olivier De Schutter, Special Rapporteur on extreme poverty and
human rights;
Mr. Morris Tidball-Binz, Special Rapporteur on extrajudicial, summary or
arbitrary executions; Mr. Obiora Okafor, Independent Expert on human
rights and international solidarity; Mr. David Boyd, Special Rapporteur on
human rights and the environment; Mr. Balakrishnan Rajagopal,Special
Rapporteur on the right to adequate housing.
The Special Rapporteurs, Independent Experts and Working Groups are part
of what is known as the Special Procedures of the Human Rights Council.
Special Procedures, the largest body of independent experts in the UN
Human Rights system, is the general name of the Council’s independent
fact-finding and monitoring mechanisms that address either specific
country situations or thematic issues in all parts of the world. Special
Procedures’ experts work on a voluntary basis; they are not UN staff and do
not receive a salary for their work. They are independent from any
government or organization and serve in their individual capacity.