Karakteristik
Mata pelajaran ini memiliki komponen pengetahuan (fakta, konsep, prosedural dan mitakognitif), keterampilan, dan sikap
meliputi: ketelitian, ketekunan, integritas, percaya didi, dan selalu taat mengikuti standar prosedur yang sudah ditetapkan.
Komponen tersebut dikembangkan agar kompoten dibidang produksi/penangkaran benih tanaman secara menyeluruh dengan
mengikuti prinsip genetis dan prinsip agronomis yang meliputi : teknik penanaman, persemaian, mengelola pertamanan, seleksi
(ROUGING) pemurnian, penyerbukan (polinasi), panen dan penangaan pasca panen calon benih, mengolah benih, pengujian
benih, perbanyakan benih secara vegetative, mendistribusikan/ mengedarkan/ memasarkan benih
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik akan memiliki kompetensi (hard skills dan soft skills) agribisnis perbenihan tanaman yang
meliputi produksi/penangkaran benih, Teknik penanaman, pengelolaan pertanaman, seleksi (roguing) pemurnian, penyerbukan
(polinasi), perbanyakan bibit secara vegetative, pemanenan dan penanganan pasca panen, pengolahan benih, pengujian benih,
penjaminan mutu benih sesuai kewenangan yang dimiliki, pengelolaan limbah, dan distribusi/pemasaran benih
Capaian Kriteria Pencapaian Tujuan Alur Tujuan
ELEMEN Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran (EVIDEN) Pembelajaran (ATP)
1. Teknik Pada akhir fase F, 1.1. Peserta didik mampu 1.1.1 Melakukan pesemaian TAHAP I : PENANAMAN
penanaman peserta didik mampu melakukan persemaian, tanaman secara @ 72 JP (4 minggu)
melakukan secara konvensional konvensional
(kompetensi)persemaian dan/atau alat mekanis 1.1.2 Melakukan pesemaian 1.1 Peserta didik mampu
, penyiapan lahan/ modern dengan secara modern melakukan persemaian,
media, dan penanaman menerapkan prinsif 1.1.3 Menerapkan prinsif genetis secara konvensional
secara konvensional genetis maupun prinsif agronomis sesuai potensi dan/atau alat mekanis
dan/atau dengan alat agronomis tanaman daerah modern dengan
mekanis modern sesuai potensi daerah 1.1.4 Menerapkan prinsif menerapkan prinsif
(Konten) dengan 1.2. Peserta didik mampu agronomis sesuai potensi genetis maupun prinsif
menerapkan prinsif melalukan penyiapan daerah. agronomis tanaman
genetis maupun prinsif lahan / media secara sesuai potensi daerah
agronomis tanaman konvensional dan/atau 1.2. 1 Melalukan penyiapan lahan 1.2 Peserta didik mampu
sesuai potensi daerah alat mekanis modern secara konvensional melalukan penyiapan
dengan menerapkan dengan menerapkan prinsif lahan secara
prinsif agronomis agronomis tanaman sesuai konvensional dan/atau
tanaman sesuai potensi potensi daerah alat mekanis modern
daerah 1.2.2 Melalukan penyiapan lahan dengan menerapkan
secara alat mekanis prinsif agronomis
modern dengan tanaman sesuai potensi
menerapkan prinsif daerah
1.3. Peserta didik mampu agronomis tanaman sesuai 1.3 Peserta didik mampu
melakukan penanaman potensi daerah melakukan penanaman
secara konvensional secara konvensional
dan/atau dengan alat 1.3.1 Melakukan penanaman dan/atau dengan alat
mekanis modern dengan secara konvensional mekanis modern dengan
menerapkan prinsif dengan menerapkan prinsif menerapkan prinsif
agronomis tanaman agronomis tanaman sesuai agronomis tanaman
sesuai potensi daerah potensi daerah sesuai potensi daerah
2. Pengelolaan Pada akhir fase F, 2.1. Peserta didik mampu 2.1.1 Melakukan pengelolaan air TAHAPAN 2.PENGELOAAN
pertanaman peserta didik mampu melakukan pengelolaan irigasi tanaman secara PERTANAMAN
melakukan pengelolaan pertanaman secara konvensional sesuai potensi
pertanaman secara konvensional yang meliputi daerah 2.1. Peserta didik mampu
konvensional dan/atau pengelolaan air irigasi, melakukan pengelolaan
dengan alat mekanis pemupukan, pengendalian 2.1.2 Melakukan pengelolaan pertanaman secara
modern yang meliputi Organisme Penganggu pemupukan tanaman konvensional yang
pengelolaan air irigasi, Tanaman (OPT) terpadu, secara konvensional sesuai meliputi pengelolaan air
pemupukan, penyerbukan (polinasi) potensi daerah irigasi, pemupukan,
pengendalian baik selfing (Serumah) pengendalian Organisme
Organisme Penganggu maupun crossing(silang), 2.1.3 Melakukan pengelolaan Penganggu Tanaman
Tanaman (OPT) dan/atau pemangkasan pengendalian OPT terpadu (OPT) terpadu,
terpadu, penyerbukan tanaman sesuai potensi secara konvensional sesuai penyerbukan (polinasi)
(polinasi) baik selfing daerah potensi daerah baik selfing (Serumah)
(Serumah) maupun maupun crossing(silang),
crossing(silang), 2.1.4 Melakukan pengelolaan dan/atau pemangkasan
dan/atau pemangkasan penyerbukan (polinasi) baik tanaman sesuai potensi
tanaman sesuai potensi selfing (serumah) maupun daerah
daerah crossing) (silang) secara
konvensional sesuai potensi 2.2 Peserta didik mampu
daerah melakukan pengelolaan
pertanaman secara alat
2.1.5 Melakukan pemangkasan mekanis modern yang
tanaman secara meliputi pengelolaan air
konvensional sesuai potensi irigasi, pemupukan,
daerah pengendalian Organisme
Penganggu Tanaman
2.2.1 Melakukan pengelolaan air (OPT) terpadu,
irigasi tanaman dengan alat penyerbukan (polinasi)
2.2. Peserta didik mampu mekanis modern sesuai baik selfing (Serumah)
melakukan pengelolaan maupun crossing(silang),
potensi daerah
pertanaman secara alat dan/atau pemangkasan
mekanis modern yang tanaman sesuai potensi
2.2.2 Melakukan pengelolaan
meliputi pengelolaan air daerah.
irigasi, pemupukan, pemupukan tanaman
pengendalian Organisme dengan alat mekanis
Penganggu Tanaman (OPT) modern sesuai potensi
terpadu, penyerbukan daerah
(polinasi) baik selfing
(Serumah) maupun 2.2.3 Melakukan pengelolaan
crossing(silang), dan/atau pengendalian OPT terpadu
pemangkasan tanaman dengan alat mekanis
sesuai potensi daerah modern sesuai potensi
daerah
3. Pemanenan Pada akhir fase F, 3.1. Peserta didik mampu 3.1.1 Melakukan pemanenan TAHAP 4 : PANEN DAN
dan peserta didik mampu melakukan pemanenan calon benih secara PASCA PANEN
penanganan melakukan pemanenan dan penanganan pasca konvensional sesuai potensi @ 54 JP ( 3 minggu )
pasca panen dan penanganan pasca panen calon benih secara daerah
calon benih panen calon benih konvensional yang 3.1 Peserta didik mampu
secara konvensional meliputi Teknik panen, 3.1.2 Melakukan pemanenan melakukan pemanenan
dan/atau dengan alat ekstraksi biji calon benih, calon benih dengan alat dan penanganan pasca
mekanis modern yang pengeringan, sortasi, dan mekanis modern sesuai panen calon benih
meliputi Teknik panen, grading untuk komoditas potensi daerah secara konvensional
ekstraksi biji calon sesuai potensi daerah yang meliputi Teknik
benih, pengeringan, 3.1.3 Melakukan penanganan panen, ekstraksi biji
sortasi, dan grading pasca panen calon benih calon benih,
untuk komoditas sesuai secara konvensional sesuai pengeringan, sortasi,
potensi daerah potensi daerah dan grading untuk
komoditas sesuai
3.1.4 Melakukan penanganan potensi daerah
pasca panen calon benih
dengan alat mekanis
modern sesuai potensi 3.2 Peserta didik mampu
daerah melakukan pemanenan
dan penanganan pasca
3.1.5 Menerapkan Teknik panen panen calon benih
dengan alat mekanis
3.1.6 Melakukan ekstraksi biji modern yang meliputi
calon benih Teknik panen, ekstraksi
biji calon benih,
3.1.7 Melakukan pengeringan biji
pengeringan, sortasi, dan
calon benih
grading untuk komoditas
3.1.8 Melakukan sortasi dan sesuai potensi daerah
grading untuk komoditas
sesuai potensi daerah
3.2. Peserta didik mampu 3.2.1 Melakukan pemanenan
melakukan pemanenan calon benih dengan alat 5.1 Peserta didik mampu
dan penanganan pasca mekanis modern sesuai melakukan pengelolaan
panen calon benih potensi daerah limbah hasil pertanian
dengan alat mekanis mulai dari pembuatan
modern yang meliputi 3.2.3 Melakukan penanganan pupk hijau, pembuatan
Teknik panen, ekstraksi pasca panen calon benih kompos dengan berbagai
biji calon benih, dengan alat mekanis modern metode dan/atau produk
pengeringan, sortasi, dan sesuai potensi daerah sampingan lainnya sesuai
grading untuk komoditas perkembangan teknologi
sesuai potensi daerah 3.2.5 Menerapkan Teknik panen
dengan alat mekanis modern
sesuai potensi daerah
5. Pengolahan Pada akhir fase F, 5.1. Peserta didik mampu 5.1.1 Melakukan pembuatan TAHAPAN : PENGELOLAAN
limbah hasil peserta didik mampu melakukan pengelolaan pupuk hijau dengan LIMBAH HASIL PERTANIAN
pertanian melakukan pengelolaan limbah hasil pertanian berbagai metode,dan/atau 5.1. Melakukan pembuatan
limbah hasil pertanian mulai dari pembuatan produk sampingan lainnya pupuk hijau dengan
mulai dari pembuatan pupk hijau, pembuatan berbagai
pupk hijau, pembuatan kompos dengan berbagai 5.1.2 Melakukan pembuatan metode,dan/atau
kompos dengan metode dan/atau produk kompos dengan berbagai produk sampingan
berbagai metode sampingan lainnya sesuai metode,dan/atau produk lainnya
dan/atau produk perkembangan teknologi sampingan lainnya 5.2. Melakukan pembuatan
sampingan lainnya kompos dengan berbagai
sesuai perkembangan metode,dan/atau
teknologi produk sampingan
lainny
6. Produksi Pada akhir fase F, 6.1. Melakukan produksi/ 6.1.1. Peserta didik melakukan TAHAP 3. PRODUKSI
penangkaran peserta didik mampu penangkaran benih mulai produksi benih/ BENIH
benih melakukan dari produksi benih penangkaran benih inbrida @ 72 JP ( 4 minggu )
produksi/penangkaran inbrid, hibrida, sesuai potensi daerah 6.1.Melakukan produksi/
benih mulai dari pengolahan benih sumber 6.1.2. Peserta didik melakukan penangkaran benih
produksi benih inbrida, hingga sertifikasi benih produksi benih/ mulai dari produksi
hibrida, pengolahan tanaman sesuai potensi penangkaran benih hibrida benih inbrid, hibrida,
benih sumber hingga daerah sesuai potensi daerah pengolahan benih
sertifikasi benih 6.1.3. Peserta didik melakukan sumber hingga
tanaman sesuai potensi pengolahan benih sumber sertifikasi benih
daerah sesuai potensi daerah tanaman sesuai potensi
daerah
6.1.4. Peserta didik melakukan
sertifikasi sesuai potensi 5. 1 Peserta didik mampu
daerah melakukan pengelolaan
limbah hasil pertanian
mulai dari pembuatan
pupk hijau, pembuatan
kompos dengan berbagai
metode dan/atau
produk sampingan
lainnya sesuai
perkembangan teknologi
7. Perbanyakan Pada akhir fase F, 7.1 Melakukan perbanyakan 7.1.1 Peserta didik mampu Tahap 2 : Melakukan
benih secara peserta didik mampu benih secara vegetative memahami konsep perbanyakan perbanyakan benih secara
vegetative melakukan secara konvensional benih secara konvensional vegetative
perbanyakan benih 7.2 Melakukan perbanyakan 7.1.2 Peserta didik mampu
secara vegetative benih secara vegetative melakukan penyiapan sumber @ 72 JP ( 4 minggu )
dengan metode seperti secara modern bahan perbanyakan (pohon induk) 7.1 Melakukan perbanyakan
stek, cangkok, 7.1.3 Peserta didik mampu benih secara vegetative
sambung, okulasi, dan/ melakukan perbanyakan benih secara konvensional
atau kultur jaringan ( in secara stek 7.2 Melakukan perbanyakan
vitro ) 7.1.4 Peserta didik mampu benih secara vegetative
melakukan perbanyakan secara secara modern
cangkok
7.1.5 Peserta didik mampu 5.1 Peserta didik mampu
melakukan perbanyakan secara melakukan pengelolaan
sambung limbah hasil pertanian
7.1.6 Peserta didik mampu mulai dari pembuatan
melakukan perbanyakan secara pupk hijau, pembuatan
okulasi kompos dengan berbagai
7.2.1 Peserta didik mampu metode dan/atau produk
memahami konsep perbanyakan sampingan lainnya sesuai
benih secara modern perkembangan teknologi
7.2.2 Peserta didik mampu
mengidentifikasi peralatan
dalamperbanyakan kultur
jaringan
7.2.3 Peserta didik mampu
mengidentifikasi komponen media
kultur jaringan
7.2.4 Peserta didik mampu
membuat larutan stok
7.2.5 Peserta didik mampu
membuat media tanam kultur
jaringan tanaman
7.2.6 Peserta didik mampu
melakukan sterilisasi
7.2.7 Peserta didik mampu
melakukan inisiasi
7.2.8 Peserta didik mampu
melakukan pemeliharaan di ruang
inkubasi
7.2.9 Peserta didik mampu
melakukan aklimatisasi
8. Pengujian Pada akhir fase F, 8.1 Melakukan pengujian Proyek : Produksi Benih TAHAPAN : PENGUJIAN
mutu benih peserta didik mampu mutu benih standar Semangka MUTU B ENIH
melakukan pengujian tanaman Tahap 3 : 8.1. Melakukan pengujian
benih mulai dari 8.2 Melakukan pengujian mutu 8.1.1 Peserta didik mampu mutu benih standar
pengambilan contoh, khusus benih tanaman memahami konsep tanaman
pengujian standar pengujian mutu benih 8.2. Melakukan pengujian
( kadar air, kemurnian 8.1. 2 Peserta didik mampu mutu khusus benih
fisik, dan daya memahami kelas benih tanaman
kecambah benih ), 8.1.3 Peserta didik mampu
dan / atau pengujian mengidentifikasi peralatan
khusus ( uji hibriditas, dalam pengujian mutu
uji viabilitas biokimia, benih
penetapan bobot 1000 8.1.4 Peserta didik mampu
butir, uji Kesehatan melakukan pengambilan
benih ) dengan berbagai contoh benih
metode tanaman 8.1.5 Peserta didik mampu
pangan, dan / atau melakukan penetapan
hortikultura, dan / kadar air benih tanaman
atau perkebunan 8.1.7 Peserta didik mampu
melakukan pengujian
kemurnian fisik benih
tanaman
8.1.8 Peserta didik mampu
melakukan pengujian daya
kecamabah benih tanaman
8.2.1 Peserta didik mampu
melakukan uji hibriditas
8.2.2 Peserta didik mampu
melakukan uji viabbilitas
biokimia)
8.2.3 Peserta didik mampu
melakukan penetapan
bobot 1000 butir benih
8.2.4 Peserta didik mampu
melakukan uji Kesehatan
benih
9. Pendistribusi Pada akhir fase F, 9.1 Memahami pendistribusian 9.1.1 Peserta didik mampu TAHAP 5 :
an dan peserta didik mampu dan pemasaran benih menjelaskan PENDISTRIBUSIAN DAN
pemasaran melakukan 9.2 Melakukan pendistribusian pendistribusian dan PEMASARAN BENIH
benih pendistribusian dan dan pemasaran benih pemasaran benih. @ 36 JP ( 2 minggu )
pemasaran benih mulai mulai dari analisis peluang 9.1.2 Peserta didik mampu
dari analisis peluang pasar, Teknik pemasaran, menjelaskan analisis 9.1 Memahami
pasar, Teknik pengadministrasian hasil, peluang pasar pendistribusian dan
pemasaran, pemasaran benih
hingga pemasaran secara 9.1.3 Peserta didik mampu
pengadministrasian
konvensional maupun menjelaskan teknik
hasil, hingga 9.2 Melakukan
pemasaran secara digital. pemasaran. pendistribusian dan
konvensional maupun 9.1.4 Peserta didik mampu pemasaran benih mulai
digital. menjelaskan dari analisis peluang
pengadministrasian hasil pasar, Teknik
penjualan pemasaran,
9.1.5 Peserta didik mampu pengadministrasian
menjelaskan pemasaran hasil, hingga pemasaran
konvensional dan secara konvensional
pemasaran digital. maupun digital.