Zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan disebut fluida. Fluida disebut juga zat alir, yaitu zat cair dan
gas.
Pembahasan fluida dibagi menjadi 2 yaitu fluida statis (diam), yaitu fluida dalam
keadaan diam dan fluida dinamis (bergerak) yaitu fluida dalam keadaan bergerak.
Dalam fluida statis kita akan membahas beberapa hal yaitu, konsep tekanan dan
tekanan hidrostatis serta hukum pokok hidrostatis, Hukum Pascal, Hukum
Archimedes, tegangan permukaan, dan kapilaritas.
Tekanan dan Tekanan hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya F bekerja
secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A, maka tekanan
pada permukaan itu dirumuskan:
P =F/A
dengan:
P = tekanan (N/m2)
A = luas (m2)
F = gaya (N)
Tekanan yang berlaku pada zat cair adalah tekanan hidrostatik, yang dipengaruhi
kedalamannya. Hal ini dapat dirasakan oleh perenang atau penyelam yang merasakan
adanya tekanan seluruh badan, karena fluida memberikan tekanan ke segala arah.
Besar tekanan hidrostatis juga ditentukan oleh gaya gravitasi bumi dan jenis zat
cairnya sehingga dirumuskan sebagai berikut:
Ph =ρ .g.h
dengan:
P = tekanan hidrostatik (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
Apabila tekanan udara luar (tekanan barometer) diperhitungkan, maka persamaan
yang dihasilkan adalah:
Pt = P0 + ρgh .......................................................... (7.3)
dengan:
P0 = tekanan udara luar (N/m2)
Pt = tekanan total (N/m2)
III.Metode Pembelajaran : percobaan sederhana, diskusi dan informasi
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Percobaan sederhana
Penugasan kelompok
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
TUJUAN PERCOBAAN:
1. Untuk menganalisa konsep tekanan hidrostatis.
2. Untuk membuat formulasi konsep tekanan
hidrostatis.
ALAT DAN BAHAN:
1. Botol air mineral plastik
2. Penggaris
3. Lak ban hitam
4. Paku
5. Air
6. Gunting
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Buatlah lubang pada botol plastik dengan menggunakan paku secara vertikal
dengan ketinggian berbeda-beda sebanyak 3 lubang.
2. Ukurlah tinggi lubang pertama sampai lubang ketiga,catatlah dalam tabel
pengamtan
3. Tutuplah lubang tersebut dengan menggunakan lak ban hitam.
4. Isilah air ke dalam botol sampai melewati lubang yang paling atas lalu tutup
botolnya.
5. Ukurlah tinggi air mula-mula, kemudian catat di tabel pengamatan.
6. Buka lubang paling atas kemudian buka tutup botol, dan catat jarak pancuran
air dalam tabel pengamatan.
7. Tutup kembali lubang paling atas dengan lak ban, kemudian isikan air dalam
botol setinggi semula.
8. Ulangi langkah 6 untuk lubang ke 2 (tengah).
9. Ulangi langkah 7 untuk lubang ke 2 (tengah).
10. Ulangi langkah 6 untuk lubang ke 3 (bawah).
11. Ulangi langkah 7 untuk lubang ke 3 (bawah).
12. Bagaimana hubungan antara kedalaman lubang, jarak pancuran, dan tekanan
air.
13. Buatlah formulasi tekanan hidrostatis dari hasil percobaan.
14. Buatlah kesimpulan tentang konsep tekanan hidrostatis.
Zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan disebut fluida. Fluida disebut juga zat alir, yaitu zat cair dan
gas.
Pembahasan fluida dibagi menjadi 2 yaitu fluida statis (diam), yaitu fluida dalam
keadaan diam dan fluida dinamis (bergerak) yaitu fluida dalam keadaan bergerak.
Dalam fluida statis kita akan membahas beberapa hal yaitu, konsep tekanan dan
tekanan hidrostatis serta hukum pokok hidrostatis, Hukum Pascal, Hukum
Archimedes, tegangan permukaan, dan kapilaritas.
Tekanan dan Tekanan hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya F bekerja
secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A, maka tekanan
pada permukaan itu dirumuskan:
P =F/A
dengan:
P = tekanan (N/m2)
A = luas (m2)
F = gaya (N)
Tekanan yang berlaku pada zat cair adalah tekanan hidrostatik, yang dipengaruhi
kedalamannya. Hal ini dapat dirasakan oleh perenang atau penyelam yang merasakan
adanya tekanan seluruh badan, karena fluida memberikan tekanan ke segala arah.
Besar tekanan hidrostatis juga ditentukan oleh gaya gravitasi bumi dan jenis zat
cairnya sehingga dirumuskan sebagai berikut:
Ph =ρ .g.h
dengan:
P = tekanan hidrostatik (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
Apabila tekanan udara luar (tekanan barometer) diperhitungkan, maka persamaan
yang dihasilkan adalah:
Pt = P0 + ρgh .......................................................... (7.3)
dengan:
P0 = tekanan udara luar (N/m2)
Pt = tekanan total (N/m2)
Hukum Pokok Hidrostatika
Berbunyi: Tekanan hidrostatis di semua titik yang terletak di suatu bidang
datar yang sama dalam satu zat cair besarnya sama.
Hidrostatika dimanfaatkan antara lain dalam mendesain bendungan, yaitu semakin ke
bawah semakin tebal; serta dalam pemasangan infus, ketinggian diatur sedemikian
rupa sehingga tekanan zat cair pada infus lebih besar daripada tekanan darah dalam
tubuh.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
8. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
SOAL LATIHAN
1. Suatu kaleng minuman soda berbentuk tabung dengan luas 3x10-3 m2. Di
dalam kaleng tersebut tekanannya 0,7 atm lebih besar dari tekanan udara.
Hitung gaya tekan yang dialami salah satu alas tabung.
2. Hitung tekanan total pada kedalaman 8 m di bawah permukaan air. Jika
tekanan udara pada permukaan air 1 atm massa jenis air 1000 kg/m3.
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor Bobot Total
skor
1. Diketahui: A = 3x10-3 m2 2 30 30
P = 0,7 atm 2
= 0,7x105 Pa 2
= 7x104 Pa 2
Ditanya: F = .....? 2
Jawab: F = P.A 5
F = 7x10 .3x10
4 -3
10
F = 210 N 5
2. Diketahui: h = 8 m 2 70 70
ρair= 1000 kg/m3 2
PO= 1 atm 2
= 105 Pa 2
g= 10 m/s2 2
Ditanya: Ptotal = ......? 2
Ptotal = Po + Ph 5
Ph = ρair.g.h 5
= 1000.10.8 32
= 80000 Pa
= 8x104 Pa
= 0,8x105 Pa
Ptotal = 105 + 0,8x105 8
= 1,8x105 Pa 8
Jumlah nilai 100 100 100
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
dengan:
F1 = gaya yang dikerjakan pada pengisap 1 (N)
F2 = gaya yang dikerjakan pada pengisap 2 (N)
A1 = luas pengisap 1 (m2)
A2 = luas pengisap 2 (m2)
VI.Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
SOAL LATIHAN:
1. Pipa U mempunyai penampang besar A1 = 200 cm2 dan penampang kecil A2
= 5 cm2. Jika gaya 250 N diberikan pada pengisap kecil, berapakah gaya yang
bekerja pada pipa besar?
2. Sebuah alat pengangkat mobil (dongkrak hidrolik) terdiri dari 2 tabung yang
saling berhubungan dan mempunyai diameter yang berbeda. Pada tabung
besar dengan diameter 30 cm diletakkan sebuah mobil dan pada tabung kecil
dengan diameter 5 cm akan diberikan gaya untuk mengangkat mobil yang
massanya 3 ton. Berapakah besar gaya yang harus diberikan agar mobil
terangkat?(g=10 m/s2)
F 1 mmobil
= g 10
d 21 2
d2
2 8
d1 6
F1 = 2 mmobil.g
d2
52
F1 = 2 .3000.10
30
F1 = 833,33 N
Jumlah nilai 100 100 100
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu memahami Hukum Archimedes.
2. Siswa diharapkan mampu memformulasikan Hukum Archimedes dalam
persamaan matematis..
3. Siswa diharapkan mampu menjelaskan keadaan benda apabila dimasukkan ke
dalam zat cair dengan menerapkan Hukum Archimedes.
4. Siswa diharapkan mampu menerapkan Hukum Pascal dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari dengan menerapkan formulasi Hukum Archimedes.
II.Materi Ajar
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh
benda apabila berada dalam fluida.Benda-benda yang dimasukkan pada fluida
seakan-akan mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar fluida.
Misalnya, batu terasa lebih ringan ketika berada di dalam air dibandingkan ketika
berada di udara. Berat di dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya
yang arahnya ke atas. Hal ini menyebabkan berat batu akan berkurang, sehingga batu
terasa lebih ringan. Berdasarkan peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa berat
benda di dalam air besarnya:
wair = wud – FA
dengan:
wair = berat benda di dalam air (N)
wud = berat benda di udara (N)
FA = gaya tekan ke atas (N)
Dengan demikian, gaya tekan ke atas pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes
(287 - 212 SM), yang dikenal dengan Hukum Archimedes, yang berbunyi:
“Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya di dalam fluida mengalami
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan”.
Dirumuskan: FA = ρgV
dengan:
FA = gaya ke atas atau Archimedes (N)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga
kemungkinan yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang, atau terapung.
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
10. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
SOAL LATIHAN
1. Apakah gaya ke atas dari suatu benda tergantung pada beratnya?
2. Mana yang lebih mudah terapung di air tawar atau di air laut?
3. Sepotong tembaga yang volumenya 200 cm3 dan berada di dalam minyak
yang massa jenisnya 0,8 g/cm3. Berapakah gaya ke atas yang dialami tembaga
tersebut?
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor Bobot Total
skor
1. Gaya ke atas hanya bergantung pada 15 15 15
volume benda bukan pada berat benda
2. Massa jenis air laut lebih besar daripada 25 25 25
massa jenis air tawar, sehingga gaya ke
atas yang diberikan air laut lebih besar.
Akibatnya orang lebih mudah terapung di
air laut.
3. Diketahui: V = 200 cm3 2 60 60
= 2x10 m -4 3
6
ρ minyak = 0,8 g/cm3 2
= 800 kg/m 3
6
g=10 m/s2 2
Ditanya: FA = ...? 2
Jawab: FA = ρ minyak.g.V 5
= 800.10.2x10 -4
35
= 16000x10-4 N
= 1,6 N
Jumlah nilai 100 100 100
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu menguasai konsep tegangan permukaan.
2. Siswa diharapkan mampu menguasai konsep viskositas.
3. Siswa diharapkan mampu memahami Hukum Stokes.
4. Siswa diharapkan mampu memformulasikan Hukum Stokes.
II.Materi Ajar
Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan (γ) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada
permukaan zat cair persatuan panjang (l)
g = F / 2.l
g = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya tegang pada permukaan zat cair (N)
l = panjang permukaan sentuh (m)
Viskositas
Semakin kental zat cair, maka semakin sulit suatu benda untuk bergerak.
Dengan demikian, dapat dikatakan semakin kental zat cair, makin besar pula
gaya gesekan dalam zat cair tersebut. Ukuran kekentalan zat cair atau gesekan
dalam zat cair disebut viskositas.
Gaya gesek dalam zat cair tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan
relatif benda terhadap zat cair, serta ukuran dan bentuk geometris benda. Dan
bahasan di atas merupakan Hukum Stokes.
Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r, gaya gesek (gaya Stokes)
zat cair dirumuskan:
F = 6.π.r.v
Dengan:
F = gaya gesek Stokes (N)
= koefisien viskositas (Ns/m2)
r = jari-jari bola (m)
v = kecepatan bola (m/s)
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
12. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
Sumbawa Besar, Januari 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Diklat
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu memahami konsep kontinuitas.
2. Siswa diharapkan mampu memformulasikan konsep kontinuitas secara
matematis.
3. Siswa diharapkan mampu menerapkan persamaan kontinuitas dalam
menyelesaikan masalah fisika sehari-hari.
II.Materi Ajar
Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa pada fluida tak kompresibel dan tunak,
kecepatan aliran fluida berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Pada pipa
yang luas penampangnya kecil, maka alirannya besar.
Hasil kali A.v adalah debit, yaitu banyaknya fluida yang mengalir melalui suatu
penampang tiap satuan waktu, dirumuskan:
Q = A.v atau Q =A.v.t/t
karena v.t = x dan A.x = V, maka:
Q =V/t
dengan:
Q = debit (m3/s); V = volume fluida (m3); t = waktu (s)
III.Metode Pembelajaran : diskusi dan informasi
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
14. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
SOAL LATIHAN:
1. Sebuah tempat air yang berbentuk silinder berjari-jari 50 cm dan mempunyai
tinggi 120 cm, mengalami kebocoran pada dasarnya sehingga volumenya
berkurang 4x10-3 m3 untuk setiap detiknya. Jika lubang kebocoran tersebut
mempunyai luas 10-3 m2, berapakah kecepatan air saat melewati lubang
kebocoran?
2. Dari PDAM, sebuah rumah mendapat suplai air sebanyak 5 liter per
menitnya. Jika air yang keluar melalui kran berdiameter 1 cm ditampung,
berpakah banyaknya air yang tertampung setelah 5 menit?
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan konsep Hukum Bernoulli
2. Siswa diharapkan mampu membuat rumusan persamaan Hukum Bernoulli
3. Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan Hukum Bernoulli dalam kehidupan
sehari-hari
4. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah fisika sehari-hari yang tekait
dengan menerapkan Hukum Bernoulli
II.Materi Ajar
Hukum Bernoulli membahas mengenai hubungan antara kecepatan aliran
fluida, ketinggian, dan tekanan dengan menggunakan konsep usaha dan energi.
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa semakin besar kecepatan fluida maka akan
semakin kecil tekanan yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya semakin kecil
kecepatan fluida maka akan semakin besar tekanannya.
Dirumuskan dengan: P + ½ ρv2 + ρgh = konstan
Penerapan Hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari sbb:
Teori Torricelli: untuk menentukan kecepatan zat cair keluar dari lubang pada
dinding tabung.
Venturimeter: alat untuk mengukur kecepatan zat cair dalam pipa
Tabung Pitot: alat untuk mengukur kecepatan gas
Alat penyemprot
Gaya angkat pesawat terbang
VI.Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
SOAL LATIHAN:
1. Jelaskan prinsip kerja alat penyemprot parfum!
2. Sebuah botol dengan diameter tabung yang berbeda, diameter tabung besar
dan kecil masing-masing 5 cm dan 3 cm. Jika tekanan di tabung besar 16x104
Pa dan kecepatannya 3 m/s, hitunglah kecepatan dan tekanan di tabung kecil.
3. KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor Bobot Total
skor
1. Pada waktu tombol penyemprot parfum tertekan 20 20 20
ke bawah, balon karet berisi udara akan tertekan
dan akan meniupkan udara ke arah lubang atas
melalui sebuah sedotan kecil yang memanjang
ke bawah. Semburan udara yang bergerak cepat
akan menurunkan tekanan di bagian atas lubang
sedotan. Tekanan udara di dalam botol akan
menekan cairan naik ke atas melalui sedotan
kecil. Cairan parfum yang naik ke atas akan
ditiup oleh semburan udara sehingga akan
terlihat seperti kabut halus.
2. Diketahui: P1 = 16x104 Pa 2 80 80
D1= 5 cm h1=h2=0 2
D2= 3 cm 2
v1= 3 m/s 2
Ditanya: a. v2 = ...? 2
b.P2= ...? 2
Jawab: a. A1.v1=A2.v2 5
A1 5
v2 = v1
A2
5
2
d 1
v2 = 2
v1
d 2 5
2
5 5
v2 = 2 3
3
v2 = 8,33 m/s 10
b.tekanan P2 8
1 2 2 1 10
P1+ ρ v 1 + ρg h1=P2+ ρ v 2 + ρg h2 10
2 2
1 2 2 5
P2= P1 + ρ(v 1−v 2 )
2
1
P2= 16x104 + 1000 ¿)
2
P2= 13x104 Pa
Jumlah nilai 100 100 100
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan tentang konsep gas ideal terutama
tentang sifat-sifatnya
2. Siswa diharapkan mampu menjelaskan tentang hukum-hukum gas ideal
(Hukum Boyle-Gay Lussac)
3. Siswa diharapkan mampu membuat rumusan matematis Hukum Boyle-Gay
Lussac
II.Materi Ajar
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
VI.Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
I.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan tentang keadaan gas karena perubahan
suhu, tekanan, dan volume.
2. Siswa diharapkan mampu merumuskan persamaan matematis tentang
keadaan gas karena perubahan suhu, tekanan, dan volume.
3. Siswa diharapkan mampu menggambarkan diagram P-V untuk perubahan
keadaan gas.
II.Materi Ajar
Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu
proses isotermal, isobarik, isokhorik, dan adiabatik.
a. Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu konstan.
b. Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan
konstan.
c. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume
konstan.
d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses keadaan sistem tanpa adanya pertukaran kalor
antara sistem dengan lingkungan
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
VI.Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian
ΔS = Q/T
dengan:
ΔS = perubahan entropi ( J/K)
Q = kalor ( J)
T = suhu (K)
2) Mesin pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan
dengan mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir
bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada
sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).
Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien daya guna
merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah
Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W.
Q2
Kp=
W
Dengan: Kp = koefisien daya guna
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)
W = usaha yang diperlukan (J)
IV.Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
Memotivasi siswa diawal pembelajaran
Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
VI.Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Penugasan
Proses :
· Keseriusan dalam belajar
· Inisiatif individu
· Kemampuan siswa dalam berdiskusi
b. Bentuk Instrumen:
Uraian