H. Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) : Pasal 1 1. Uraian Umum 1.1 Cakupan Pekerjaan
H. Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) : Pasal 1 1. Uraian Umum 1.1 Cakupan Pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DUA LANTAI
TAHUN 2020
PASAL 1
1. URAIAN UMUM
1.1 Cakupan Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana adalah :
a. Lantai 1 pembangunan ruang tamu,ruang tidur,dan KM/ WC serta ruangan
lainnya sesuai dengan gambar kerja.
b. Lantai 2 pembangunan ruang keluarga,ruang tidur,dan KM/ WC serta ruangan
lainnya sesuai dengan gambar kerja.
1.2 Lingkup dan jenis pekerjaan untuk pekerjaan pembangunan ini meliputi :
a. Lokasi pekerjaan Solo
b. Konstruksi pembangunan tersebut secara garis besar adalah :
1. Pondasi : Pondasi footplat dan Pasangan Batu Belah
2. Kerangka : Beton Kolom 25/25 dan 15/15
3. Dinding : Pasangan ½ Bata 1 SP : 2 PP
4. Kusen : Kayu Jati 6/12 dan Alluminium
5. Lantai : Keramik 40/40, 60/60,20/20 dan dinding 20/ 20.
6. Atap : Genteng Plentong
7. Nok/ jurai : Baja Ringan
8. Kuda -kuda : Baja Ringan
9. Gording : Baja Ringan
10. Murplat : Baja Ringan
11. Penutup atap : Genteng Plentong
12. Rangka plafond : Kayu
13. Daun pintu : Pintu Kayu Jati Dan Alluminium
14. Daun jendela : Jendela Kaca Kayu Jati dan Alluminium
15. Finishing : Cat tembok, Plafond, dan Plitur Kayu
b. Perbedaan Ukuran
Bila terdapat perbedaan ukuran dan ketidak sesuaian antara :
1) Gambar-gambar, maka yang menentukan adalan ukuran pada gambar skala
yang lebih besar.
2) Gambar dan Bestek, maka yang berlaku adalah bestek, petunjuk dan
penjelasan Pengawas Lapangan/ Pengelola Teknis Proyek.
3) Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum/ sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa Pelaksana.
4) Penetapan ukuran dan sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
5) Bila terdapat perbedaan antara RKS dan bestek tidak disebut, maka
RKSlah yang menentukan.
6) Bila terdapat perbedaan pendapat antara Pelaksana dan Pengawas
Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan menjumpai kesulitan yang sult
untuk dipecahkan maka perlu diadakan Rapat Evaluasi serta dibuatkan
Berita Acara Evaluasi untuk mencari pemecahan masalahnya. Meskipun
demikian hal-hal tersebut harus diberitahukan kepada Direksi Pengawas
Lapangan untuk diperbaiki dan dimintakan persetujuan sebelum
memulainya.
PASAL 2
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Lingkup Pekerjaan
a. Memasang papan nama proyek
b. Melakukan pembersihan dan penataan antara lain penutupan lubang,
pembersihan bekas bongkaran, penimbunan daerah-daerah yang rendah,
pemindahan batu dan sebagainya yang akan memperlancar pelaksanaan
pekerjaan.
2.2 Persyaratan Umum
a. Tempat pekerjaan diserahkan pada Pelaksana dalam keadaan seperti waktu
pemberian penjelasan pekerjaan.
b. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan
oleh pelaksanaan pembangunan ini, menjadi tanggung jawab Pelaksana dan
wajib memperbaiki sampai baik/ seperti semula.
c. Keselamatan Kerja
Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan
yang dutentukan dalam Peraturan Perburuhan atau Persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2.3 Persyaratan Pekerjaan
a. Sarana Kerja untuk Pelaksanaan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus menyediakan :
1) Tenaga kerja/ Tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2) Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat-alat
pengangkut, dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3) Bahan-bahan bengunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
4) Cara pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Gambar Kerja.
3. PEKERJAAN TANAH
3.1 Lingkup Pekerjaan
a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu antara lain :
1) Pembuatan segala macam pondasi
2) Pembuatan saluran-saluran tertutup dengan perlengkapannya
3) Pengangkutan tanah galian ke tempat penimbunan yang telah ditentukan
4) Semua pekerjaan tanah yang tercantum dalam Gambar Kerja
b. Pekerjaan Urugan yang meliputi antara lain :
1) Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan & perataan
kembali, baik tanah maupun dengan pasir, sampai dengan mencapai peil
yang ditentukan.
2) Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainnya.
3) Urugan pasir untuk lantai kerja pondasi, di bawah lantai ubin dan lainnya
yang membutuhkan urugan pasir.
4) Dan lain-lain sesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.
PASAL 4
4. PEKERJAAN PONDASI
4.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi adalah :
a. Pasangan batu kosong (anstamping)
b. Pembuatan pondasi dari batu kali/ batu belah
4.2 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pondasi pada umumnya
1) Semua pekerjaan pondasi batu kali/ batu belah dikerjakan apabila galian
tanah telah diperiksa ukuran dan kedalamannya & disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
2) Dasar galian diurug dengan pasir pasang dipadatkan sampai benar-benar
padat dan mencapai peil yang telah ditentukan.
3) Jika pasangan pondasi batu belah/ batu kali terpaksa dihentikan, maka
ujung penghentian pondasi harus dibuat bergerigi agar penyambungan
berikutnya terjadi kaitan yang kokoh dan sempurna. Di dalam pondasi
sama sekali tidak boleh terjadi rongga udara/ celah-celah.
b. Pondasi batu belah/ batu kali
1) Sebelum pondasi dipasang, tanah galian harus diurug dengan pasir dan
disiram air, dipasang anstamping kemudian baru dipasang pondasi batu
belah.
2) Pekerjaan anstamping pondasi dibuat dari batu belah/ batu kali, celah-celah
antara pasangan diisi dengan pasir pasang dan disiram air sehingga padat.
3) Adukan pondasi yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Psr.
4) Penampang batu kali maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan.
5) Adukan harus membungkus batu-batu pondasi hingga tidak ada bagian
yang keropos.
6) Untuk keperluan penempatan kolom-kolom, balok-balok beton dan
sebagainya harus dipersiapkan stek tulangan.
7) Pondasi batu belah tersebut bila sudah selesai harus diberaben dengan
adukan 1 Pc : 3 Psr.
8) Sebelum alur pondasi diurug supaya ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengelola Teknis Proyek/ Pengawas Lapangan.
9) Alur pondasi diurug dengan pasir urug untuk bagian dalam bangunan.
Dipadatkan dengan cara ditumbuk dan dialiri sampai benar-banar padat
dan mencapai peil yang telah ditentukan.
PASAL 5
3) Masa Pelaksanaan
Sebelum pengecoran dilaksanakan, Pelaksana harus meminta ijin kepada
pengendali kegiatan atau direksi sehingga harus dilakukan pemeriksaan
pemasangan tulangan beton, cetakan beton harus bersih dari segala kotoran
termasuk besi-besi/ kawat-kawat. Selama masa pelaksanaan, mutu beton
harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.
4) Pemeriksaan
Apabila hasil pemeriksaan seperti tersebut di atas dirasa masih meragukan,
maka akan dilakukan pemeriksaan setempat dengan menggunakan
“concrete gun” atau bila perlu “core drilling” untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang ada.
5) Biaya
Semua biaya pengujian baik di laboratorium maupun di lapangan
berkenaan dengan pekerjaan beton ini menjadi tanggung jawab pelaksana.
6. PEKERJAAN BESI
6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan besi adalah :
a. Railing untuk balkon
b. Railing unutk tangga
PASAL 7
PASAL 8
8. PEKERJAAN PLESTERAN
8.1 Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran semua bidang-bidang rollag batu bata di dalam dan di luar bangunan
b. Plesteran semua dinding tembok bagian dalam dan bagian luar bangunan
c. Plesteran semua pekerjaan beton yang nampak
d. Pekerjaan acian diseluruh bagian yang telah selesai diplester
PASAL 10
PASAL 11
PASAL 13
PASAL 15
PASAL 16
i) Finishing/ pengecatan
Semua peralatan harus dilindungi dari karat dan peralatan-peralatan yang
memerlukan pengecatan harus dicat sesuai dengan situasi setempat.
j) Pengujian
Saluran instalasi setelah selesai harus diuji, untuk menentukan apakah
kerjanya sempurna, dalam segala hal memenuhi syarat-syarat dan
peraturan-peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan oleh PLN
setempat atas biaya Pelaksana.
k) Daftar material
Fixtures lampu XL 8 watt dan 12 watt serta lampu pijar
Tegangan listrik 220 volt
Kabel yang dipakai adalah merk PRIMA atau ETERNA
Secara prinsip semua komponen dalam keadaan baru dan tanpa cacat, serta
baik menurut penelitian/ penilaian ahli/ Pengawas Lapangan/ Pengelola Teknis
Proyek.
8) Koordinasi
Pelaksana listrik harus mengkoordinir pekerjaannya dengan pekerjaan dan
pelaksanaan dari kontraktor-kontraktor lain dalam proyek ini.Pekerjaan harus
dikoordinir sebelum pemasangan yang sebenarnya atas petunjuk ahli/
Pengawas Lapangan/ Pengelola Teknis Proyek.Pelaksana harus memudahkan
pekerjaannya untuk menghindari gangguan dan konflik, yang semuanya tidak
diharapkan terjadi.
PASAL 17
e. Batu bata
1) Batu bata kualitas baik, prmbakaran matang warna merah merata dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
2) Pada penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum pecah
5%.
3) Bata yang dipergunakan harus dari satu ukuran atau sekualitas, perbedaan
satu sama lain tidak boleh lebih dar 3 cm.
4) Bata merah harus bata biasa dar tanah liat melalui proses pembakaran,
dapat digunakan produksi lokal dengan ukuran nominal 5.5 cm x 11 cm x
22 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Bata merah yang
dipakai harus berkualitas No. 1 berwarna merah tua yang merata tanpa cat
atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya
tekan ultimate 30 kg/m1.
f. Keramik
Keramik kualitas baik lepas dari cacat-cacat seperti retak, tidak rata. Warna
dan corak merk keramik yang akan ditentukan pemakaiannya ditentukan oleh
Direksi/ Unsur Teknis.
g. Kayu
Semua kayu yang dipergunakan harus berkualitas baik, kering udara, tidak
cacat dan lurus. Kayu jenis dari kalimantan harus diawetkan dengan teer dan
residu lainnya dan semua jayu memenuhi persyaratan NI.5-PKKI 1971.
h. Besi beton
Besi beton dan bendrat harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan.
i. Genteng
Genteng dan kerpus yang digunakan harus kualitas baik kering udara, tidak
cacat. Untuk genting kerpus harus sekualitas dan berukuran sama dengan jenis
gentengnya. Gentengnya menggunakan genteng press eks Kebumen.
j. Bahan sanitasi
Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini bersifat fabriakasi harus
sekualitas, seperti kloset, kran, besi/ baja/ PVC. Dimensi yang dipakai sesuai
dengan yang ada dan beredar di perdagangan umum/ pasaran. Toleransi sesuai
dengan SII (Standard Industri Indonesia).
k. Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca bening dan kaca es polos tebal 5 mm dan
tempered glass 12 mm.
l. Lain-lain
1) Semua bahan-bahan dan perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini, sebelum dipergunakan harus telah diperiksa dan
diluluskan oleh Direksi.
2) Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut
akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segala resiko
Pelaksana.
3) Apabila diperlukan pemeriksaan di laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Pelaksana.
PASAL 18
PASAL 20
20. UKURAN-UKURAN
20.1 Ukuran satuan disini semuanya dinyatakan dalam cm.
20.2 Ukuran-ukuran tersebut dalam pasal ini dimaksudkan sebagai garis besar
pelaksanaan dan pegangan Pelaksana.
20.3 Pelaksana wajib meneliti situasi tapak, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Untuk pembuatan komponen
pekerjaan yang baru, Pelaksana diharuskan mengecek atau mengukur terlebih
dahulu di lapangan.
20.4 Kelalaian atau kekurang telitian Pelaksana dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
PASAL 21
21. PENUTUP
21.1 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS maupun DI GAMBAR KERJA,
akan dicantumkan dalam Berita Acara Penunjukan oleh konsultan perencana.
21.2 Hal-hal yang timbul kemudian dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan Pelaksana
dan bila diperlukan akan dibicarakan untuk mendapatkan penyelesaiannya
bersama antara Konsultan Pengawas dan Direksi dalam rapat Evaluasi Berkala.