Anda di halaman 1dari 65

KINERJA JABATAN FUNGSIONAL

PERENCANA (JFP)

Pembinaan Jabatan Fungsional Perencana di Lingkungan ASN Propinsi Banten


Kawasan P3B, 2 Maret 2023

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Dinamika Kebijakan Jabatan Fungsional Perencana
Direvisi
menjadi
UU ASN: Peningkatan Profesionalitas Aparatur Sipil Negara
Permen
PANRB
1/2023

Peningkatan Efektivitas
Penguatan Profesionalitas Manajemen PNS Penguatan Pembinaan Permen
Jabatan Fungsional di (PP No.17/2020 perubahan atas Jabatan Fungsional PANRB
dalam Sistem ASN PP No.11 Tahun 2017 tentang di dalam PNS 7/2022
Manajemen PNS)
(UU No. 5/2014) (PermenPANRB Sistem Kerja
Integrasi SKP dan No. 13/2019)
Penilaian Angka Kredit
Pembentukan JFP
(PP No. 30 Tahun 2019 Direvisi
(SK Menpan No. 16/2001)
PermenPANRB No. 8/2021) menjadi
PermenPAN
RB 6/2022
PERUBAHAN PARADIGMA DAN PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PP No.17/2017

Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan


Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Pendekatan Penganggaran Berbasis
Spasial (THIS) dalam Perencanaan
Penganggaran Pembangunan Nasional Program (Money Follows Program)
Pembangunan Nasional.

PERAN PERENCANA (Utamanya Jenjang Ahli Utama) SEBAGAI KACAP:UKSolaborator,


B I N D I K L AA
TR E N KCEoach,
nalis, TERA
M E N dan I Advisory
N PPN/BAPPENAS
2
SKP 2022

2022 2023

1. PermenPAN 6/2022 tentang 1. Permen PANRB 1/2023


Pengelolaan Kinerja Pegawai tentang Jabatan Fungsional
Aparatur Sipil Negara

2. PermenPAN 7/2022 tentang


Sistem Kerja Pada Instansi
Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Birokrasi

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Perubahan Tata Kelola JF (PermenPANRB 1/2023)

SURAT KAPUSBINDIKLATREN,
1 FEBRUARI 2023

1. Penilaian Kinerja JF tahun 2022


menggunakan SKP PermenPANRB
6/2022 dan Lampiran SK (Dupak)
PermenPAN 8/2021;
2. Untuk penilaian di tim Penilai
Pusat, DUPAK tahun 2022
diberikan batas akhir 30 Juni
2023 dan pengumpulan DUPAK
diberikan batas akhir 10 April
2023;

4
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Daftar Isi Pedoman dan Kerangka Paparan

BAB I:
BAB IV:
Pedoman Umum (landasan hukum,
Ketentuan Bagi Perencana PNS
tujuan, ruang lingkup)

BAB II:
BAB V:
Tugas Jabatan, SKHK: Standar
Pedoman Penulisan Policy Paper
Kelengkapan dan Standar Kualitas,
Uraian/Butir Kegiatan Unsur
Perencanaan, Unsur Pengembangan
Profesi, Unsur Penunjang BAB VI:
Penutup

BAB III:
Sistem Manajemen Kinerja Perencana LAMPIRAN:
(Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian, 1. Contoh Policy Paper dan Policy Brief;
dan Tindak Lanjut) 2. Manual lengkap SiKeren;
3. Contoh Dokumen yang dapat AK;
4. Kumpulan Pertanyaan dan Jawaban

5
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab I

PEDOMAN UMUM

6
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kebijakan Umum dan Petunjuk Teknis
PETUNJUK TEKNIS:

Pedoman Juknis
Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Perencana (Pasal 54 ayat 2); Penilaian Kinerja
Perencana
(Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2022)

KEBIJAKAN
UMUM: Petunjuk Teknis Penyusunan Formasi (Pasal 44 ayat 2);

PermenPANRB
No. 4 Tahun 2020 Petunjuk Teknis Pengangkatan, Kenaikan Pangkat/Jabatan, Pemberhentian
Tentang Jabatan dan Pengangkatan Kembali ke dalam JF Perencana (Pasal 54 ayat 2);
Fungsional
Perencana Petunjuk Teknis Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Perencana
(Pasal 46 ayat 3);

Petunjuk Teknis Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Perencana


(Pasal 47 ayat 6 & Pasal 55 Ayat 7).

7
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ruang Lingkup Pengaturan Pedoman Penilaian Kinerja Perencana
(Permen PPN/Bappenas No.1/2022)

CASCADING PERENCANAAN PELAKSANAAN PENILAIAN PENETAPAN TINDAK LANJUT

K
I RENSTRA FORMULIR SKP:
Penilaian Kinerja
N RKT ▪ Indikator PK
PK ▪ Rencana Kinerja Utama
E ▪ Aspek IKI Penilaian Perilaku Kerja Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja
R ▪ IKI
Matriks Pembinaan Tidak diatur dalam Permen PPN/
J Pembagian ▪ Target IKI
Teknis, Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
A Peran-Hasil Rencana Kinerja Tambahan Pemantauan,
Coaching,
Konseling
A Permen PPN/Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
N LAMPIRAN SKP: Pedoman bagi : (3) Sekretariat Tim Penilai; dan (4) Pengelola Kepegawaian
G ▪ Rencana Kinerja Utama
K ▪ Uraian Kegiatan/Tugas Penilaian Angka Kredit
A ▪ Keluaran Kegiatan
▪ Perkiraan Angka Kredit Unsur Perencanaan BAPAK
Pembangunan Proses Kenaikan
K PAK Pangkat/Golongan
Unsur Pengembangan
R
Profesi
E
Permen PPN/Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
D Unsur Penunjang
Proses Kenaikan
Pedoman bagi : (1) Perencana dan (2) Anggota Tim Penilai
I SK Jabatan
T Aplikasi SIKEREN

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Bab II

TUGAS JABATAN DAN URAIAN/BUTIR KEGIATAN

9
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Tugas Jabatan dan Uraian/Butir Kegiatan
TABEL RINGKASAN PETA PENGGUNAAN STANDAR KELENGKAPAN DAN STANDAR KUALITAS
UNTUK MENILAI SETIAP URAIAN/BUTIR KEGIATAN

Beberapa butir kegiatan yang


Satu butir kegiatan yang relevan dipilih
Tugas Jabatan relevan dipilih dan secara substansi
menggambarkan proses
dan secara substansi outputnya terkait
menggambarkan dokumen atau bagian
Fungsional dihasilkannya dokumen atau bagian
dari dokumen keluaran (output)
NO. SUB-UNSUR dari dokumen keluaran (output)
Perencana meliputi kinerja utama
kinerja utama
menyiapkan, mengkaji, STANDAR KELENGKAPAN STANDAR KUALITAS
merumuskan kebijakan
AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA
dan menyusun rencana
Identifikasi Masalah/Isu Strategis A1, A2, A3, A4, A5,
pembangunan pada 1.
A6, A7, A8
A9, A10, A13 A11 A12
instansi pemerintah Penyusunan Kebijakan Rencana
B14, B15, B16,
secara teratur dan 2.
Pembangunan
B17, B18, B19,
B20, B21, B22,
B24, B25, B26, B27
B23, B28, B29
sistematis, termasuk B30
memantau dan Adopsi dan Legitimasi Rencana
mengevaluasi 3. Pembangunan C32 C31 C33, C34
pelaksanaan rencana
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
pembangunan. 4. D35 D36 D37 D38
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
5. E39, E40 E41 E42

10
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Butir Kegiatan Perencana Ahli Pertama/Ahli Muda
(PENILAIAN BY PROCESS)

STANDAR KELENGKAPAN
BUTIR NO. A3: URAIAN/BUTIR KEGIATAN: Untuk menyatakan “YA” dan memberikan angka kredit, digunakan ketentuan dan kriteria
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI DATA SEKUNDER – sebagai berikut:
ANGKA KREDIT 0,12 – PERENCANA AHLI PERTAMA 1. Terdapat jenis data sekunder yang diidentifikasi yang dapat bersumber dari buku, jurnal,
laporan kajian, dokumen dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya dan
digunakan dalam rangka mendukung penulisan dokumen perencanaan.
DESKRIPSI: 2. Terdapat metode, norma dan kaidah pengumpulan data serta penulisan laporan
• Pengumpulan data, fakta, dan informasi yang pengumpulan data sekunder yang mengikuti ketentuan dan kelaziman dalam penulisan
bersumber dari buku, jurnal, laporan kajian, dokumen karya ilmiah.
dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya.
CONTOH:
• Metode, norma, dan kaidah pengumpulan data dan Sdr. Annisa Diara, S.E., pangkat Penata Muda, golongan III/A, jabatan Perencana Ahli Pertama
penulisan laporan pengumpulan data sekunder, di Kementerian Sosial. Sdr. Annisa Diara ditugaskan untuk mengumpulkan data sekunder
mengikuti ketentuan dan kelaziman dalam penulisan mengenai pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan hasilnya di tingkat nasional
karya ilmiah. maupun provinsi melalui publikasi BPS, laporan kinerja Kementerian/Lembaga dan media
cetak lainnya. Sdr. Annisa Diara menginventarisasi dan mengidentifikasi beberapa data
sekunder terkait dan menyampaikan keterkaitan dan dukungan antara data sekunder yang
BUKTI FISIK: dipilih dengan tujuan penyusunan dokumen rencana strategi di Kementerian Sosial.
Laporan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Data Sekunder.
Hasil pengumpulan data sekunder dituangkan dan Apabila laporan atau bagian dari laporan yang dibuat tersebut, dinilai relevan sebagai bagian
dari keluaran (output) kinerja dan dinyatakan lengkap, Sdr. Annisa Diara mendapatkan Angka
merupakan bagian dari dokumen kebijakan publik atau
kredit sebesar 0,12 (nol koma dua belas).
rencana pembangunan.

11
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK JF Muda

12
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Butir Kegiatan Perencana Ahli Madya/Ahli Utama
(PENILAIAN BY OUTPUT)

BUTIR NO. B.20:


URAIAN/BUTIR KEGIATAN: MENYUSUN PERENCANAAN KEBIJAKAN/PROGRAM STRATEGIS JANGKA MENENGAH
– ANGKA KREDIT 4,05 – PERENCANA AHLI MADYA

DESKRIPSI: BUKTI FISIK:


Kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan/ Program Strategis Jangka Dokumen Rencana Kebijakan/Program Strategis Jangka Menengah
Menengah berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan: yang memuat data-data pendukung seperti berikut:
1. Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Menengah; atau 1. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis dalam pembangunan;
2. Menyusun Perencanaan Program Strategis Jangka Menengah. 2. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan;
Kebijakan/program strategis jangka menengah dimaksud berjangka 3. hasil sebuah proses penyusunan perkiraan dan penentuan
waktu 3 – 5 tahun, meliputi penjelasan tentang: anggaran yang diperlukan;
1. Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam kurun waktu 4. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
tersebut; pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
2. Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam rencana kebijakan strategis jangka menengah.
Perencanaan kebijakan/program strategis jangka menengah untuk
STANDAR KUALITAS:
mendapatkan pilihan paling optimal;
Menggunakan Lembar Penilaian 4A
3. Menyusun perkiraan dan menentukan anggaran dalam Perencanaan
kebijakan/program strategis jangka menengah; dan, CONTOH:
4. Menulis saran tindak lanjut dalam Perencanaan kebijakan/ program Contoh dan Ilustrasi Perencana dalam menghasilkan Keluaran (Output)
strategis jangka menengah untuk periode selanjutnya. Kinerja yang terkait dengan uraian/butir kegiatan No. B.20 ini

13
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK JF Madya

14
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Lembar Penilaian 4A
Salah satu lembar penilaian kualitas keluaran (output) kinerja
Perencana Ahli Madya/Ahli Utama
Bobot
No Komponen Penilaian
Komponen (%)
1 Identifikasi Masalah 10%
2 Metode yang relevan 15%
3 Pembahasan dan analisis masalah 25%
4 Kesimpulan 10%
5 Rekomendasi Kebijakan 15%
6 Manfaat untuk/relevansi dengan perencanaan 20%
pembangunan
7 Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) 5%
Total 100%

15
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Uraian/Butir Kegiatan B. 20

Sdr. Iman Muliana S.T., M.Si, pangkat Pembina Tingkat 1, golongan IV/B, jabatan Perencana Ahli Madya di
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sdr. Iman Muliana
ditugaskan untuk membuat Dokumen Rencana Kebijakan Strategis Jangka Menengah mengenai peningkatan
produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) nasional. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr.
Iman Muliana membutuhkan data pendukung seperti merumuskan tujuan realistis Perencanaan kebijakan strategis
jangka menengah UKM 5 Tahun ke depan. Selanjutnya Sdr. Iman Muliana mengkaji rencana kebijakan strategis
jangka menengah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM)
nasional untuk 5 tahun mendatang, antara lain mendorong pengembangan UKM substitusi impor untuk pasar
domestik (captive market), mendorong UKM berorientasi ekspor, serta mendorong UKM tanpa memedulikan
orientasinya (ekspor atau substitusi impor).

Kemudian Sdr. Iman Muliana menyusun perkiraan anggaran yang dibutuhkan, serta menyusun saran tindak lanjut
dalam rencana kebijakan produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) nasional tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria menggunakan lembar penilaia 4A dan Tim Penilai
memberikan angka nilai 85 untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar
85% x 4,05 = 3,44 (tiga koma empat puluh empat).

16
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KLAIM ANGKA KREDIT UNSUR PERENCANAAN
KEGIATAN
Menyusun dokumen/laporan penugasan, contoh: masukan dalam penyusunan renstra, RPJP, RPJM, RKP. Berupa laporan individu yang berisi bagian
tanggungjawab Perencana tersebut terhadap tupoksi organisasi. Misalnya dalam bentuk laporan perorangan terkait masukan substansi/muatan kebijakan
kehutanan yang mendukung prioritas tertentu sebagai bagian dari narasi/matriks RKP
BUKTI FISIK
Surat Penugasan/disposisi dari Atasan minimal eselon II (kecuali sudah menyusun SKP dan Lampiran SKP berdasarkan Permenpan 8/2021).
Laporan dari tiap unsur kegiatan yang dilakukan. (dalam bentuk tulisan maupun paparan terstruktur)
KETENTUAN UMUM
• Uraian kegiatan telah ditetapkan pelaksana tugas sesuai jenjang jabatannya.
• Penentuan jenjang jabatan ditentukan kompetensi dari setiap jenjang jabatan untuk melaksankan tugas jabatan.
• Unit kerja yang tidak terdapat Perencana yang berdasarkan kualifikasi dan sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan uraian kegiatan
unsur Perencanaan pembangunan, maka Perencana yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
• Perencana yang melaksanakan tugas perencanaan satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan 80% dari Angka
Kredit setiap uraian kegiatan.
• Perencana yang melaksanakan tugas perencanaan satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan
angka kredit setiap butir kegiatan yang dilakukan.

Untuk JFP Ahli Pertama dan Muda, pengumpulan output kegiatan perencanaan disusun by process, sedangkan untuk JFP Ahli Madya dan Utama disusun
by output begitu juga dengan cara penilaiannya.
17
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan

Unsur Pengembangan
Penunjang
Perencanaan Profesi

Pertama & Madya & Output Kinerja


Kerja Tim Data Sekunder
Muda Utama (ppt)

18
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab III

SISTEM MANAJEMEN KINERJA PERENCANA

19
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Cascading Kinerja Organisasi

Perjanjian Kinerja Organisasi


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja
Utama

Matriks Pembagian Peran Hasil


SKP Pimpinan Organisasi/Unit Kerja
Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Kinerja • Individu
Utama • Ketua Tim
• Anggota Tim

20
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kinerja Organisasi
NO. SUB-UNSUR CONTOH KELUARAN (OUTPUT) KINERJA ORGANISASI/UNIT KERJA ANTARA LAIN:
• Hasil Background Study
• Grand-Design
• Rencana Induk, Peta Jalan atau Rencana Aksi
Identifikasi Masalah/
1. • Hasil Kajian Pengembangan kebijakan dan Program
Isu Strategis
• Hasil Kajian Evaluasi Kinerja Program
• Hasil Kajian Perencanaan Proyek Prioritas Nasional/ Strategis/Major Project
• Hasil Kajian dan Telaah Isu Strategis lainnya
• RPJPN/D dan sesuai bidang
• RPJMN/D dan sesuai bidang
• RKP/D dan sesuai bidang
Penyusunan Kebijakan • Renstra Lembaga/unit kerja
2.
Rencana Pembangunan • Rencana Kerja Tahunan
• Rencana Kebutuhan Pendanaan Program (RKA-KL-DIPA)
• Analisis Penganggaran dan Pembiayaan DAK
• Rumusan Kebijakan dan Rencana Program, Rencana Kegiatan, dan Rencana Anggaran lainnya
• Laporan Musrenbang pada berbagai tingkatan
• Laporan Rakor Teknis sesuai bidang
Adopsi dan Legitimasi
3. • Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Rencana Pembangunan
• Laporan Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran dengan Mitra Legislatif
• Laporan Forum Musyawarah dan Konsultasi Publik lainnya
• Laporan Pengendalan Pelaksanaan Program (Periodik)
Pelaksanaan Rencana
4. • Laporan Pemantauan Pelaksanaan Rencana (Periodik)
Pembangunan
• Laporan Pengendalian dan Pemantauan lainnya
• Laporan kinerja (LAKIP)
• Midterm Review Renstra
Evaluasi Pelaksanaan
5. • Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
• Laporan Evaluasi RPJMN/D atau sesuai bidang
• Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana lainnya PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Proses Cascading dari Kinerja Organisasi
menjadi Kinerja Individu

DIALOG KINERJA MATRIKS PEMBAGIAN KINERJA INDIVIDU


PERAN-HASIL
Pembagian Peran dan Dirumuskan menjadi
Tanggung Jawab bagi setiap individu Kinerja Utama di dalam:
Kepada Seluruh pegawai 1. SKP
Pegawai 2. Lampiran SKP

22
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Matriks Pembagian Peran Hasil

Penuangan Kinerja Individu ke Dalam SKP dan lampiran SKP • Individu


(Perencana Ahli Pertama dan Muda) • Ketua Tim
• Anggota Tim

SKP Perencana Ahli Pertama / Ahli Muda


Kinerja Organisasi
Indikator Kinerja
dan SKP Pimpinan Kinerja Utama Target Kinerja
Individu
yang diintervensi

Lampiran SKP Perencana Ahli Pertama/Ahli Muda


Uraian/butir kegiatan yang Perkiraan Perolehan angka kredit
Kinerja Utama
relevan dan terkait
Keluaran (ouput) Kinerja - Uraian/Butir Kegiatan 1 - Angka kredit 1
Utama 1 - Uraian/Butir Kegiatan 2 - Angka kredit 2
- Uraian/Butir Kegiatan 3 - Angka kredit 3
Jumlah Perolehan angka kedit untuk keluaran kinerja 1
Keluaran (ouput) Kinerja - Uraian/Butir Kegiatan 1 - Angka kredit 1
Utama 2 - Uraian/Butir Kegiatan 2 - Angka kredit 2
- Uraian/Butir Kegiatan 3 - Angka kredit 3
Jumlah Perolehan angka kedit untuk keluaran kinerja 2

23
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Matriks Pembagian Peran Hasil

Penuangan Kinerja Individu ke Dalam SKP dan lampiran SKP • Individu


(Perencana Ahli Madya dan Utama) • Ketua Tim
• Anggota Tim

SKP Perencana Ahli Madya/Ahli Utama


Kinerja Organisasi Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Kinerja
dan SKP Pimpinan Individu
yang diintervensi

Kinerja Utama

24
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Perencanaan
Kinerja
Alur Logis mulai dari kinerja
organisasi, kinerja individu,
matriks pembagian peran
hasil, dan penuangannya ke
dalam SKP dan Lampiran SKP

25
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Mekanisme Perencanaan Kinerja Jabatan Fungsional
November – Desember Tahun Y Verifikasi pelaksanaan tugas jabatan
yang dapat meng-cascade/mengintervensi
PROSES CASCADING: kinerja dan tujuan organisasi/unit kerja
1. Renstra Verifikasi
Tim Pengelola
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kinerja Tim Pengelola Kinerja terdiri atas unsur:
3. Perjanjian Kinerja (PK) (1) organisasi; (2) kepegawaian; dan
(3) inspektorat bidang kinerja kelembagaan

DIALOG KINERJA:
Matriks Pembagian Peran-Hasil FORMULIR SKP
Januari-Februari Tahun Y+1 KINERJA UTAMA KINERJA TAMBAHAN

Sasaran Kinerja Kinerja JF dapat meng-cascade kinerja Kinerja JF dapat meng-cascade kinerja
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) organisasi/unit kerja dan lintas unit
Pegawai (SKP) organisasi/unit kerja dan lintas unit kerja, dan kerja, namun TIDAK SESUAI dengan
Jabatan
Jabatan Fungsional (Fungsional SESUAI dengan pelaksanaan tugas jabatan pelaksanaan tugas jabatan
Atasan Langsung Perencana)

Unsur
Unsur
Pengembangan
Penunjang
Profesi
Uraian Kegiatan/
LAMPIRAN SKP Verifikasi
Tugas Jabatan
Fungsional Tim Penilai
KINERJA UTAMA Angka Verifikasi Memastikan pilihan
(Unsur Kegiatan
Perencanaan Kredit uraian kegiatan/tugas, relevan
Pembangunan) Uraian Kegiatan/Tugas dan besaran AK dengan Kinerja Utama JF dan
PUSBINDIKLATREN K E M E N T Epelaksanaan
R I A N P P N /tugas
B A P Pjabatan
ENAS
Pelaksanaan
Kinerja
(BY PROCESS)

27
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Pelaksanaan
Kinerja
(BY OUTPUT)

28
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penyelarasan Pola Kerja dan Standar Dokumen Penilaian AK

1. Menghadiri rapat
1. Dokumen/Laporan/
2. Memimpin rapat Telaah/Kajian
Penilaian AK
3. Membuat sambutan berbasis IMRAD Narasi/Word

4. Membuat paparan 2. Makalah Kebijakan PPT Plus

5. Membuat Laporan 3. Sertifikat

6. Kunjungan lapangan
STANDAR
7. Perjalanan Dinas
DOKUMEN
PENILAIAN AK

POLA KERJA
SAAT INI

29
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Struktur Dokumen Angka Kredit
(BUTIR PERENCANAAN)

STRUKTUR
STRUKTUR SUB UNSUR: (1) IDENTIFIKASI SUB UNSUR IDENTIFIKASI SUB UNSUR ADOPSI DAN SUB UNSUR PELAKSANAAN
PENULIS PAPER
PAPER MASALAH, (2) PENY. KEBIJAKAN, MASALAH/ ISU STRATEGIS DAN LEGITIMASI RENCANA RENCANA PEMBANGUNAN DAN
(IMRAD) (3) ADOPSI, (4) PELAKSANAAN & EVALUASI PELAKSANAAN
(IMRAD*) PENYUSUNAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
(5) EVALUASI RENCANA RENCANA PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN

I
No. JFP Pertama & Muda Bobot JFP Madya & Bobot JFP Madya & Bobot
JFP Madya & Utama N N
No Komponen Utama Komponen Utama Kompone
(4A) o o
(%) (4B) (%) (4C) n (%)
1. Pendahuluan/latar
1 Identifikasi masalah 10% 1 Latar Belakang 15% 1 Pendahuluan 20%
belakang/penjelasan

M
Metode yang Analisis dan 2 Pembahasan 40%
urgensi 2 15% 2 30%
relevan Pembahasan 3 Penutup 30%
2. Kerangka pemikiran atau
Pembahasan dan 3 Pilihan Kebijakan 25% 4 Teknis Penulisan 10%
kerangka logis 3 25%
analisis masalah Rekomendasi Total 100%
4 20%

R
3. Metodologi 4 Kesimpulan 10% Kebijakan
Rekomendasi 5 Koherensi Laporan 10%
5 15%
4. Analisis dan hasil kebijakan Total 100%
analisisnya 6 Manfaat

A 5. Kesimpulan atau
rekomendasi kebijakan
untuk/relevansi
dengan Perencanaan
pembangunan
20%

Sistematika

D 7 penulisan [format,
logika, bahasa]
Total
5%

100%

30
*Introduction, Method, Result, and Discussion PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penilaian Kinerja
Penjelasan Penilaian Output Kinerja di dalam SKP dinilai atasan langsung sesuai ketentuan yang berlaku
(PermenPANRB 6/2022, sementara ini masih menggunakan PermenPANRB 8/2021).

PENILAIAN ANGKA KREDIT:

1. Pengusulan Angka Kredit Perencana 9. Target Angka Kredit Perencana Ahli Utama
2. Perencana yang melaksanakan tugas satu tingkat di 10. Target Angka Kredit Pemeliharaan
atas atau di bawah jenjang jabatannya 11. Kelebihan Perolehan Angka Kredit
3. Perencana yang melaksanakan tugas berkelompok 12. Ilustrasi Penilaian Angka Kredit Tahunan
4. Dokumen unsur perencanaan yang dinilai by process Tambahan
5. Dokumen unsur perencanaan yang dinilai by output 13. Ilustrasi Penetapan PAK di Lingkungan Instansi
6. Penilaian Angka Kredit Tahunan Daerah
7. Penilaian Angka Kredit Tahunan bagi PNS yang 14. Ilustrasi Penetapan PAK di Kabupaten/Kota
diangkat Pertama sebagai Perencana Ahli Pertama 15. Ilustrasi Tata Kerja Tim Penilai
8. AK minimal dan AK maksimal pada setiap jenjang 16. Pedoman Penggunaan Aplikasi SiKeren
jabatan

31
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Tindak Lanjut Pasca-Penilaian Angka Kredit

1. Persyaratan unsur pengembangan profesi untuk


kenaikan jabatan;
2. Persyaratan unsur penunjang untuk kenaikan pangkat;
3. Ketentuan dan Prosedur Sekretariat Tim Penilai Angka
Kredit (penuangan hasil penilaian ke dalam BAPAK);
4. Ketentuan dan Prosedur Pejabat yang Berwenang
(penuangan BAPAK ke dalam PAK);
5. Ketentuan dan Prosedur Pejabat Pembina
Kepegawaian (penuangan PAK ke dalam SK).

32
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Aplikasi Penilaian AK Sikeren

1. Pembuatan Akun

2. Upload Dokumen Kinerja dan Mengirim ke Admin

3. Admin Verifikasi Berkas Penilaian

4. Tim Penilai Melakukan Penilaian

5. Admin Menerima Berkas Penilaian dari Tim Penilai

33
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab V

PEDOMAN PENULISAN POLICY PAPER

42
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kemampuan Perencana yang Ditampilkan
dalam Makalah Kebijakan

Perencana dalam mendukung kinerja Kualifikasi sebagai


Jenjang Jabatan Policy Analyst dan Strategic Advisor
organisasi/unit kerja perencanaan pembangunan
diharapkan dapat memiliki peran sebagai
DIRECTIVE:
perumus kebijakan (policy analyst) dan sebagai Perencana Ahli
Wisdom (kearifan), Subjektif, Analisis Kualitatif,
penasehat pimpinan dalam proses pengambilan Utama
Contextual Knowledge, Jangka Panjang
keputusan (strategic advisor).
Kualifikasi yang perlu ditampilkan melalui STRATEGIC:
sebuah makalah kebijakan, terutama adalah Perencana Ahli
Holistik, Integratif, Knowledge-based, Analisis
Madya
kemampuan dalam berpikir strategis, analisis Kuantitatif/ Kualitatif, Jangka Menengah
masalah, ketepatan dalam memilih dan
menentukan metodologi dan merumuskan TACTICAL:
Perencana
rekomendasi kebijakan. Informasi, Analisis Kuantitatif, Operasional,
Ahli Muda
Jangka Pendek
Kualifikasi dalam menulis makalah kebijakan
pada setiap jenjang jabatan perencana dapat Perencana OPERATIONAL:
digambarkan dalam kualifikasi sebagai berikut: Ahli Pertama Data, Kuantitatif, Level Kegiatan, Operasional.

43
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kemampuan Perencana yang Ditampilkan
dalam Makalah Kebijakan
Kualifikasi pada level tertinggi pada masing-masing peran tersebut adalah:

Sebagai Policy Analyst Sebagai Strategic Advisor

1. kemampuan berpikir strategis; 1. problem solver;


2. merumuskan isu strategis-penting-aktual; 2. mampu melihat
3. menganalisis secara lebih mendalam, memberikan dasar case (isu strategis)
teoretis (namun tidak terlalu akademis), dan yang sesuai dengan
menggunakan metode analisis yang tepat terhadap
kebutuhan;
rumusan masalah; dan
3. membangun
4. memberikan argumentasi dalam memilih opsi-opsi
kebijakan dalam rangka merumuskan rekomendasi alternatif
kebijakan yang konkret dan praktis kepada pimpinan, kebijakan;
untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

44
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Makalah Kebijakan pada Siklus Perumusan Kebijakan
dan Perencanaan Pembangunan
Proses analisis kebijakan yang menghasilkan makalah kebijakan pada dasarnya dapat dilakukan pada setiap tahap
perumusan kebijakan atau pada setiap tahap perencanaan pembangunan.

Siklus Kebijakan Perencanaan Pembangunan

FORM. PENILAIAN

FORM. PENILAIAN

FORM. PENILAIAN

Sumber: Tim Penyusun 26


PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS | 2022
PermenPANRB, 2019

45
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Makalah Kebijakan pada Siklus Perumusan Kebijakan
dan Perencanaan Pembangunan

• Policy Analysis "equivalent to strategic Dengan demikian makalah kebijakan


planning … that is the process of deciding on dapat dihasilkan pada tahap
the objectives of an organization, on changes identifikasi perumusan kebijakan,
in these objectives, and on the resources used perumusan kebijakan, pelaksanaan
to attain these objectives.” kebijakan atau evaluasi kebijakan;
Wildavsky (2001) atau tahap kajian/studi/penelitian
kebijakan untuk bahan penyusunan
• Policy analysis as "an approach and rencana, penyusunan rencana, adopsi
methodology for design and identification of dan legitimasi, pengendalian dan
preferable alternatives in respect to complex pemantauan atau evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan;
policy issues. It provides heuristic aid to better
atau tahap penyusunan karya ilmiah,
policy making, without any presumptions to publikasi atau seminar dan media lain
provide optimization algorithms, and is based dalam rangka studi kebijakan dan
on system analysis and behavioral sciences.” perencanaan pembangunan.
Dror (1983)

46
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Struktur, Elemen, dan Tahapan Penulisan
Makalah Kebijakan
Menurut Young, Eoin, dan Lisa Quinn (2003) dan Makalah kebijakan (policy paper) pada komponen
Arnaldo Pellini (2012) struktur dan elemen makalah huruf c sekurang-kurangnya memiliki 4 elemen,
kebijakan adalah sebagai berikut: yaitu: (1) pendahuluan atau latar belakang, (2)
a. REKOMENDASI KEBIJAKAN (Policy Notes: 1 page) analisis dan pembahasan masalah; (3) pilihan
b. RINGKASAN EKSEKUTIF (Policy Brief: 3-4 pages) kebijakan; dan (4) kesimpulan dan rekomendasi
kebijakan. Jumlah halaman berkisar 25 – 30
c. MAKALAH KEBIJAKAN (Policy Paper: 25 pages)
halaman di luar Daftar Pustaka (Bibliography).
(1) Pendahuluan atau Latar Belakang
(2) Analisis dan Pembahasan Masalah
(3) Pilihan Kebijakan
(4) Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
d. CATATAN AKHIR (apabila diperlukan)
e. DAFTAR PUSTAKA
f. APPENDIXES

47
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kriteria Penilaian Makalah Kebijakan

Bobot penilaian pada setiap komponen makalah kebijakan ditentukan sebagai berikut:

15% 25% 10%


Pendahuluan atau Pilihan Koherensi
Latar Belakang Kebijakan Makalah

30% 20%
Analisis dan Kesimpulan dan
Pembahasan Rekomendasi
Masalah Kebijakan

48
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penggunaan Penulisan Policy Paper/Policy Brief bagi Perencana

▪ SEBAGAI BUKTI FISIK BUTIR KEGIATAN UNSUR PERENCANAAN ▪ SEBAGAI HASIL KERJA MINIMAL (HKM) SEBAGAI SYARAT
PEMBANGUNAN: UNTUK KENAIKAN JENJANG JABATAN PERENCANA:
✓ Media Publikasi level Instansi sebagai syarat kenaikan jenjang
✓ Sub-unsur identifikasi masalah/isu strategis:
jabatan ke Perencana Ahli Madya;
A.10. Melakukan Riset Kebijakan Untuk Menghasilkan Dokumen Bahan
Perencanaan Pembangunan (Perencana Ahli Muda; AK: 1,00) --> ✓ Media Publikasi level nasional/internasional sebagai syarat
Policy Paper kenaikan jenjang jabatan ke Perencana Ahli Utama
A.11. Menyusun Rekomendasi Kebijakan Strategis (Perencana Ahli ✓ Tidak memiliki angka kredit
Madya; AK Maksimal: 2,55) → Policy Brief
✓ Tidak perlu dipublikasikan

▪ SEBAGAI BUKTI FISIK BUTIR KEGIATAN UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI: ▪ SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN DI DALAM
UJI KOMPETENSI CALON PERENCANA AHLI UTAMA
B.2.b. Pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Perencanaan
Pembangunan (Semua Jenjang; Tidak dipublikasikan; Makalah; AK
Maksimal: 4,00)
B.3.b. Pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Perencanaan
Pembangunan (Semua Jenjang; Dipublikasikan; Makalah; AK
Maksimal: 4,00)
B.4.b. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan atau usulan
ilmiah dalam pertemuan ilmiah di bidang perencaan pembangunan
(Semua Jenjang; Makalah dalam seminar; AK Maksimal: 3,50)
B.5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan,gagasan dan atau ulasan
ilmiah dalam pertemuan ilmiah (Semua Jenjang, Makalah dalam
pertemuan ilmiah; AK Maksimal: 2,50)

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS 49


Ketentuan Lain Tentang Publikasi Makalah Kebijakan

Makalah Kebijakan sebagai Makalah Kebijakan sebagai


Makalah Kebijakan sebagai
HKM untuk kenaikan jenjang HKM untuk kenaikan jenjang
Unsur Pengembangan Profesi
dari Ahli Muda ke Ahli Madya dari Ahli Madya ke Ahli Utama
1) Diterbitkan oleh Jurnal Internasional 1) Media/Jurnal harus memiliki ISSN 1) Media/Jurnal harus memiliki ISSN
terindeks (cetak atau online) (cetak atau online)
Akreditasi Internasional (Minimal 2) Di-review minimal 1 orang reviewer 2) Jurnal/media publikasi yang sudah
salah satu dari Scopus, WoS, 3) Waktu publikasi adalah tanggal pada diakreditasi Nasional (minimal SINTA
Thompson, Dimensions, DOAJ, saat makalah diterbitkan atau sudah 4) dan/atau Akreditasi Internasional
EBSCO, Copernicus, atau Indeks yang dinyatakan layak terbit (accepted) (minimal salah satu dari Scopus,
bereputasi Internasional lainnya) dengan keterangan tertulis dari WoS, Thompson, Dimensions, DOAJ,
2) Diterbitkan Nasional penanggung jawab penerbitan EBSCO, Copernicus, atau Indeks yang
bereputasi Internasional lainnya)
Media/Jurnal harus memiliki ISSN 4) Atau ketentuan untuk HKM Madya ke
(cetak atau online) dan Jurnal/media Utama 3) Waktu publikasi adalah tanggal pada
publikasi yang sudah diakreditasi saat makalah diterbitkan atau sudah
Nasional (SINTA) dinyatakan layak terbit (accepted)
dengan keterangan tertulis dari
3) Diterbitkan oleh Jurnal Internasional penanggung jawab penerbitan
yang diakui Organisasi Profesi /
Instansi Pembina

50
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Tentang Plagiasi Makalah Kebijakan

• Plagiat adalah pengambilan karangan, pendapat,


pemikiran atau karya dari orang lain dan
menjadikannya seolah seperti karangan, pendapat,
pemikiran atau karya sendiri. Plagiat termasuk
pengambilan terhadap karangan, pendapat, pemikiran
dan karya sendiri yang telah dipublikasikan.
• Tindakan plagiat termasuk pelanggaran berat yang
dilakukan oleh Perencana.
• Sekretariat Tim Penilai atau Pengelola Kepegawaian
dapat menetapkan sistem pengecekan plagiat atau
sistem pelaporan serta pengaturan tentang batasan
serta sanksi atas tindakan plagiat.

51
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENUTUP

52
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

INSTANSI PEMBINA: INSTANSI PENGGUNA:


▪ Sosialisasi, edukasi, dan advokasi Regulasi ▪ Atasan Langsung sebagai Penilai SKP
Terkait JFP; (Pejabat Penilai)
▪ Fasilitasi Pengelolaan dan Pengembangan ▪ Atasan Langsung sebagai Coach dan
JFP Nasional Councelor terkait tugas jabatan perencana
pembangunan
▪ Peningkatan peran PAU sebagai Ahli dan
Mitra JPT dalam melaksanakan fungsi
Think-tank, Adviser Perumusan Kebijakan
Nasional dan Enabler Pembangunan

PENGELOLA KEPEGAWAIAN/SDM/ORGANISASI:
▪ Administrasi dan data-base perencana
▪ Penyiapan Pedoman Penilaian SKP dan Angka Kredit
▪ Mekanisme Kerja dan Hubungan JPT dengan JFP (Kedudukan JFP di
dalam struktur organisasi)
▪ Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja dan Peta jabatan (formasi)
▪ Persiapan Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit (Membantu JPT
dalam menilai SKP khusus untuk unsur perencanaan)
53
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PERMENPAN RB NO. 7 Tahun 2022 Tentang Sistem Kerja Pada Instansi
Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Permasalahan Jabatan Fungsional Saat Ini
Pasca Kebijakan Penyetaraan Jabatan

Pejabat Fungsional Instansi Pengguna Instansi Pembina


1. Dualisme Penilaian Kinerja yaitu Penilaian AK dan SKP Kecenderungan Pegawai lebih Proses Verifikasi bukti bukti kegiatan berdasarkan
2. Bukti dari penyelesaian butir kegiatan banyak dan bersifat mengejar Target AK tanpa format yang detail, memakan waktu dan
administratif sehingga menyita waktu
memperhatikan kinerja Organisasi membutuhkan SDM yang banyak apalagi pasca
3. Tidak semua butir keg. mencerminkan ekspektasi pimpinan dan
dan Ekspektasi Pimpinan penyetaraan, sehingga hasil penetapan AK (DUPAK)
sifatnya berbasis keg., sehingga ada hasil kerja yang tidak dapat
JF cenderung keluar dalam waktu yang lama
dinilaikan menjadi AK, walaupun berkontribusi pada pencapaian
kinerja organisasi atau memenuhi ekspektasi pimpinan;
4. Antar JF terdapat perbedaan nilai AK untuk butir keg. yang sama

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Reformulasi Jabatan Fungsional Perencana
2001-2022

Konsep Baru JFP


Aturan Dasar yang harus dipahami oleh Para Perencana

PERMENPAN-RB 04 Tahun 2020


Jabatan Fungsional Perencana

PERMENPAN RB No. 6 TAHUN 2022


Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara

PERMENPAN RB No. 7 TAHUN 2022


Sistem Kerja
Disesuaikan paling lama 1 tahun sejak diundangkan

PERMEN PPN/Kepala BAPPENAS No. 1 Tahun 2022


KEPMENPAN No. 16 Tahun 2001 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja JFP

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


PERMENPAN 6/2022
(Perubahan dengan PERMENPAN RB 8 Tahun 2021)

Kinerja Mekanisme Kerja


Pengelolaan Kinerja ASN Mekansime Kerja Agile
Kebijakan pengelolaan kinerja juga Memasukkan mekanisme kerja agile yang
berlaku untuk PPPK. Pada prinsipnya mendukung kebutuhan organisasi yang lincah
Pengelolaan kinerja pegawai antara dan dinamis dalam menghadapi perubahan
PNS dan PPPK adalah sama dunia yang semakin cepat.

Perilaku Kerja SKP dan Angka Kredit

Core Values Ber-Akhlak Memisahkan antara SKP dan Angka Kredit


Memasukkan Core Values BerAkhlak Predefined task tidak lagi menjadi acuan utama
dan panduan perilakunya sebagai dalam menentukan kinerja pegawai. Klarifikasi
perilaku kerja yang akan ekspektasi dan dialog kinerja diharapkan lebih
mempengaruhi predikat kinerja ASN. sering dilakukan oleh pimpinan dan pegawai.

PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS


Kinerja Organisasi & Kinerja Pegawai

Pemahaman Sistem Managemen Kinerja


Pegawai perlu memahami bahwa
Indikator Kinerja Individu (IKI) kinerja individu dikelola dalam suatu
Pegawai perlu memahami bagaimana proses yang sistematis dan memiliki
menyusun indikator kinerja/ukuran tujuan akhir untuk mengembangkan
keberhasilan kinerja individu yang kinerja pegawai (bukan hanya
SMART (Spesific, measurable, achievable, menilai) yang nantinya akan
relevant and time-based) mempengaruhi majunya
KINERJA ORGANISASI

Dialog Kinerja
Dialog Kinerja
Penerapan dialog kinerja
antara pimpinan dan
pegawai Sebagai Wujud
Keterlibatan Pimpinan
Leadership
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Jalan Proklamasi 70, Jakarta Pusat 10320 pusbindiklatren.bappenas.go.id

021-31928280, 31928285 Pusbindiklatren Bappenas


PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN PERENCANA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ pusbindiklatren@bappenas.go.id @pusbindiklatren
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Perbedaan Angka Kredit Kumulatif untuk naik pangkat/jabatan
AK berakumulasi terus setiap AK berakumulasi pada
kenaikan pangkat/jabatan jenjang jabatan yang sama
Aturan Lama
JENJANG PANGKAT, GOLONGAN RUANG (KONVENSIONAL) Aturan baru (INTEGRASI)
pangkat jabatan
• PENATA MUDA, Golongan Ruang III/A 100 50
50
• PENATA MUDA TK. I, Golongan Ruang III/B 150 50
Pertama 100
50
• PENATA, Golongan Ruang III/C 200 100
100
• PENATA TK. I, Golongan Ruang III/D 300 100
Muda 200
100
• PEMBINA, Golongan Ruang IV/A 400 150
150
• PEMBINA TK. I, Golongan Ruang IV/B 550 150
150
Madya • PEMBINA UTAMA MUDA, Golongan Ruang IV/C 700 150 450
150
• PEMBINA UTAMA MADYA, Golongan Ruang IV/D 850 200
200
• PEMBINA UTAMA, Golongan Ruang IV/E 1.050 * 25 per tahun
Utama 60 16
P U S B I N D IPKULSABTI RNEDNI KKL EAMT R
EENN
T E KR EI A
M NE NPTPENR /I A
B
*AN P Pangkat
AK PP PE N
N /ABSPuncak
A |P P2E0N2A2 S
Target Angka Kredit per Tahun

MINIMAL 12,5 25 37,5 50

Perencana Ahli Perencana Ahli Perencana Ahli Perencana Ahli


Pertama Muda Madya Utama

MAKSIMAL 18,75 37,5 56,25 75

61
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan

• Dokumen/ laporan Perencana Ahli Pertama dan Perencana Ahli Muda , terdiri dari:
a. dokumen/ laporan secara teknis – substantif, merupakan keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana
yang disusun dalam rangka melaksanakan proses atau tahap-tahap perumusan kebijakan dan Perencanaan
pembangunan;
b. dokumen/ laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a disusun secara sistematis sebagai sebuah dokumen yang
sekurang-kurangnya memuat:
⁻ pendahuluan/latar belakang/penjelasan urgensi;
⁻ kerangka pemikiran atau kerangka logis;
⁻ metodologi;
⁻ analisis dan hasil analisisnya; dan
⁻ kesimpulan atau rekomendasi kebijakan;

• Dokumen/ laporan sebagai keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana harus disusun secara logis,
sistematis, dan lengkap.
• jumlah Angka Kredit dari satu dokumen/ laporan dihitung berdasarkan hasil penjumlahan Angka Kredit dari beberapa uraian
kegiatan Perencanaan Pembangunan; dan
• apabila satu dokumen/ laporan yang hanya memuat 1 (satu) uraian kegiatan dianggap tidak logis sebagai suatu dokumen
kebijakan atau dokumen rencana, maka dokumen tersebut tidak dapat memperoleh Angka Kredit.

62
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentua nU
Ketentuan nsur Perencanaan
Unsur Perenca na a n
• Dokumen/laporan Perencana Ahli Madya dan Perencana Ahli Utama, terdiri dari :
dokumen/laporan yang merupakan hasil akhir dari rangkaian keseluruhan siklus Perencanaan pembangunan atau hasil akhir dari
tahap:
⁻ identifikasi masalah/isu strategis/set agenda;
⁻ kegiatan perumusan kebijakan/penyusunan rencana pembangunan dan penganggaran;
⁻ adopsi/legitimasi rencana pembangunan;
⁻ pengendalian/pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan; dan
⁻ evaluasi pelaksanaan kebijakan/rencana pembangunan.
• Hasil kerja/ keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana Ahli Madya dan Perencana Ahli Utama dapat berupa namun
tidak terbatas, pada:
a. hasil kajian;
b. makalah kebijakan (policy paper);
c. rekomendasi kebijakan berupa:
d. policy brief atau policy note;
e. background study;
f. dokumen rencana pembangunan;
g. dokumen anggaran;
h. hasil telaahan proses adopsi dan legitimasi;
i. dokumen hasil pengendalian dan pemantauan;
j. laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan; atau
k. bahan pendukung lain yang diperlukan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan atau pengendalian, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;

63
17
P U S B I N D IPKULSABTI RNEDNI KKL EAMT R
ENEN
T E KR EI A
M NE NPTPENR /I A
BAN P PP PE N
N /ABSA |P P2E0N2A2 S
Ketentuan Output Kinerja dalam Bentuk PowerPoint

Dokumen/laporan/kajian/telaah/makalah kebijakan (yang tidak dipublikasikan)


dapat berbentuk PPT (PowerPoint), namun sekurang-kurangnya harus memuat:

• Pendahuluan/latar belakang/penjelasan urgensi;


• Kerangka pemikiran atau kerangka logis;
• Metodologi;
• Analisis dan hasil analisisnya; serta
• Kesimpulan atau rekomendasi kebijakan.

64
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan (Kerja Tim)

• Penugasan terhadap Perencana untuk melakukan kegiatan Perencanaan dapat dilaksanakan


secara berkelompok atau tim dengan jumlah anggota tim sebanyak-banyaknya 4 (empat)
orang.
• Setiap atasan langsung di dalam penugasan tertulis harus membedakan pembagian tugas
setiap anggota tim dimaksudkan untuk menghindari adanya anggota tim yang tidak
berkontribusi di dalam menyelesaikan penugasan.
• Anggota tim yang memiliki jenjang jabatan yang sama, mendapatakan nilai Angka Kredit yang
sama.
• Anggota tim yang memiliki jenjang jabatan berbeda, mendapatkan nilai Angka Kredit sesuai
dengan jenjang jabatannya.
• Perolehan Angka Kredit disebabkan adanya perbedaan jenjang jabatan yang mempunyai
variasi jumlah Angka Kredit sebesar 0% (nol persen), 80% (delapan puluh persen), atau 100%
(seratus persen) dari jumlah Angka Kredit yang seharusnya.

65
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan (Data Sekunder)

• Penyusunan Tabel, dengan ketentuan:


a. Jika laporan mencantumkan beberapa tabel dengan maksud dan format yang
hampir sama, maka yang dinilai hanya tabel pertama saja.
b. Jika laporan mencantumkan beberapa tabel dengan maksud dan format yang
berbeda, maka semua tabel dapat dinilai.
c. Data dalam bentuk tabel harus disertai keterangan singkat dalam bentuk narasi
untuk memberikan pemahaman kepada tim penilai sehingga dapat diklaim
angka kreditnya.

66
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Pengembangan Profesi

• Perencana yang memperoleh gelar dari double-degree program akan memiliki dua gelar. Gelar
pertama memperoleh angka kredit dari unsur pengembangan profesi dan gelar kedua angka kredit
dari unsur penunjang kegiatan perencanaan pembangunan.

Bagi Perencana yang akan naik ke jenjang jabatan Ahli Madya dan Ahli Utama, wajib melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi, dengan Angka Kredit pengembangan profesi yang disyaratkan sebagai
berikut:
a. 6 (enam) bagi Perencana Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana
Ahli Madya; dan
b. 12 (dua belas) bagi Perencana Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi
Perencana Ahli Utama.

Perencana menyampaikan Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan (SPMK) Unsur Pengembangan


Profesi.

67
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Pengembangan Profesi

▪ DOKUMEN/LAPORAN YANG DINILAI BERASAL DARI UNSUR:


Pengembangan Profesi:
✓ Memperoleh gelar pendidikan formal 25% AKK kenaikan pangkat;
✓ Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Perencanaan Pembangunan;
✓ Penerjemahan/Saduran Buku dan Bahan lain di bidang Perencanaan
Pembangunan;
✓ Pembuatan Pedoman/Juklak/Juknis di Bidang Perencanaan Pembangunan;
✓ Pengembangan Kompetensi :
❑ pelatihan fungsional;
❑ seminar;
❑ Pelatihan teknis/magang; dan
❑ kegiatan lain yang mendukung pengembangan profesi.

68
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK Peng. Profesi
Menulis Policy Paper Mengikuti pelatihan

SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Nomor: 00023895/DIKLAT TEKNIS/4043/004/LAN-BNPB/2021

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana berdasarkan Paragraf 11 Pasal 281 Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor
4 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
392/K.I/PDP.09/2016 tentang Instansi Pengakreditasi Diklat Teknis Penanggulangan Bencana, Sertifikat Nomor : 571/K.I/PDP.09 tanggal 8 Desember 2016
dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya menyatakan bahwa:

Nama : Wignyo Adiyoso, S.Sos., MA., Ph.D.


NIP / NIK : 196905072001121001
Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 7-05-1969
Pangkat / Golongan : Pembina Tingkat I / IV B
Jabatan : Perencana Ahli Madya
Instansi / Organisasi : Pusbindiklatren Bappenas

LULUS, BAIK SEKALI


Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanggulangan Bencana, Pelatihan Training of Facilitators (ToF) Perencanaan Kontinjensi melalui E-Learning oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tanggal 24 s.d. 31 Mei 2021 dengan waktu 50 jam
pelatihan.

Bogor, 14 Juni 2021


KEPALA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA

Berton Suar Pelita Panjaitan, S.K.M., M.H.M., Ph.D


NIP. 19691005 199312 1 002

69
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Klaim Angka Kredit Kegiatan Penunjang

1. Kegiatan
a. pengajar/pelatih di bidang Perencanaan Pembangunan; b. keanggotan dalam tim penilai/tim uji kompetensi; c. perolehan
penghargaan tanda jasa di bidang Perencanaan Pembangunan; d. tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Perencana; atau e. perolehan gelar/ijazah kesarjanaan lainnya.

2. Bukti Fisik
1. Surat Penugasan dari Atasan/Disposisi
2. Fotokopi surat undangan (untuk kegiatan rapat/seminar/mengajar)
3. Bukti kehadiran
4. Sertifikat (jika ada)

3. KetentuanUmum
1. Kegiatan Mengikuti Seminar sebagai:
❑ peserta, dihitung max 2 kali per tahun
❑ narasumber, pembicara, moderator, dihitung tidak terbatas pelaksanaannya
❑ narasumber, pembicara, dibuktikan dengan surat tugas, surat undangan, surat tugas sebagai
narasumber/pembicara/moderator, bukti hadir, materi
2. Kegiatan Mengajar
❑ kegiatan mengajar pada diklat PNS bidang perencanaan pembangunan
❑ kegiatan mengajar sebagai dosen reguler tidak dihitung sebagai AK
70
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Kegiatan Penunjang

▪ DOKUMEN/LAPORAN YANG DINILAI BERASAL DARI UNSUR:


Penunjang Kegiatan Perencanaan Pembangunan:
✓ Pengajar/Pelatih (0,40)
✓ Anggota Tim Penilai (0,04 per satu orang yang dinilai);
✓ Penghargaan;
✓ Memperoleh kesarjanaan lainnya;
✓ Pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas.

71
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK Penunjang

Menjadi Narsumber Menjadi Tim Penilai

72
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penetapan Angka Kredit pada PAK Kenaikan Jabatan
yang Bersamaan dengan PAK Kenaikan Pangkat

Bab III Bagian 3: Penetapan angka kredit tahunan dan Kelebihan angka kredit:
Persyaratan akumulasi angka kredit untuk kenaikan jabatan menjadi perencana ahli madya sekurang-kurangnya
200. Karena Sdr. Bastian Wicaksono sudah memiliki angka kredit kumulatif sebanyak 225, maka Kepegawaian dapat
mengusulkan kepada pejabat yang berwenang untuk diproses kenaikan Jabatannya, dengan memperhatikan syarat
kenaikan jabatan lainnya.
Kelebihan angka kredit sebesar 18,5 tidak dapat digunakan lagi untuk penambahan angka kredit pada penilaian
angka kredit tahunan tahun berikutnya dalam jabatan yang baru.
Angka kredit kumulatif sebanyak 225 dan kelebihan angka kredit sebanyak 18,5 masih tetap tercantum pada PAK
dan SK kenaikan jabatan, selanjutnya akan di-nol-kan pada SK kenaikan pangkat.

Bab III, bagian 4, huruf d untuk kepegawaian ilustrasi Contoh No. 3.


Angka kredit kumulatif Sdr. Oka Saputra setelah naik jabatan satu tingkat lebih tinggi yaitu ke dalam JFP Ahli Madya
kemudian naik pangkat pembina, golongan IV/a, akan kembali menjadi 0 (nol) pada PAK awal pengumpulan angka
kredit di jenjang jabatan Ahli Madya. Angka Kredit kembali menjadi 0 (nol) ketika dikeluarkan SK Kenaikan Pangkat.

73
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Anda mungkin juga menyukai