PERENCANA (JFP)
Peningkatan Efektivitas
Penguatan Profesionalitas Manajemen PNS Penguatan Pembinaan Permen
Jabatan Fungsional di (PP No.17/2020 perubahan atas Jabatan Fungsional PANRB
dalam Sistem ASN PP No.11 Tahun 2017 tentang di dalam PNS 7/2022
Manajemen PNS)
(UU No. 5/2014) (PermenPANRB Sistem Kerja
Integrasi SKP dan No. 13/2019)
Penilaian Angka Kredit
Pembentukan JFP
(PP No. 30 Tahun 2019 Direvisi
(SK Menpan No. 16/2001)
PermenPANRB No. 8/2021) menjadi
PermenPAN
RB 6/2022
PERUBAHAN PARADIGMA DAN PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PP No.17/2017
2022 2023
SURAT KAPUSBINDIKLATREN,
1 FEBRUARI 2023
4
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Daftar Isi Pedoman dan Kerangka Paparan
BAB I:
BAB IV:
Pedoman Umum (landasan hukum,
Ketentuan Bagi Perencana PNS
tujuan, ruang lingkup)
BAB II:
BAB V:
Tugas Jabatan, SKHK: Standar
Pedoman Penulisan Policy Paper
Kelengkapan dan Standar Kualitas,
Uraian/Butir Kegiatan Unsur
Perencanaan, Unsur Pengembangan
Profesi, Unsur Penunjang BAB VI:
Penutup
BAB III:
Sistem Manajemen Kinerja Perencana LAMPIRAN:
(Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian, 1. Contoh Policy Paper dan Policy Brief;
dan Tindak Lanjut) 2. Manual lengkap SiKeren;
3. Contoh Dokumen yang dapat AK;
4. Kumpulan Pertanyaan dan Jawaban
5
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab I
PEDOMAN UMUM
6
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kebijakan Umum dan Petunjuk Teknis
PETUNJUK TEKNIS:
Pedoman Juknis
Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Perencana (Pasal 54 ayat 2); Penilaian Kinerja
Perencana
(Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2022)
KEBIJAKAN
UMUM: Petunjuk Teknis Penyusunan Formasi (Pasal 44 ayat 2);
PermenPANRB
No. 4 Tahun 2020 Petunjuk Teknis Pengangkatan, Kenaikan Pangkat/Jabatan, Pemberhentian
Tentang Jabatan dan Pengangkatan Kembali ke dalam JF Perencana (Pasal 54 ayat 2);
Fungsional
Perencana Petunjuk Teknis Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Perencana
(Pasal 46 ayat 3);
7
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ruang Lingkup Pengaturan Pedoman Penilaian Kinerja Perencana
(Permen PPN/Bappenas No.1/2022)
K
I RENSTRA FORMULIR SKP:
Penilaian Kinerja
N RKT ▪ Indikator PK
PK ▪ Rencana Kinerja Utama
E ▪ Aspek IKI Penilaian Perilaku Kerja Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja
R ▪ IKI
Matriks Pembinaan Tidak diatur dalam Permen PPN/
J Pembagian ▪ Target IKI
Teknis, Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
A Peran-Hasil Rencana Kinerja Tambahan Pemantauan,
Coaching,
Konseling
A Permen PPN/Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
N LAMPIRAN SKP: Pedoman bagi : (3) Sekretariat Tim Penilai; dan (4) Pengelola Kepegawaian
G ▪ Rencana Kinerja Utama
K ▪ Uraian Kegiatan/Tugas Penilaian Angka Kredit
A ▪ Keluaran Kegiatan
▪ Perkiraan Angka Kredit Unsur Perencanaan BAPAK
Pembangunan Proses Kenaikan
K PAK Pangkat/Golongan
Unsur Pengembangan
R
Profesi
E
Permen PPN/Ka Bappenas No. 1 Tahun 2022
D Unsur Penunjang
Proses Kenaikan
Pedoman bagi : (1) Perencana dan (2) Anggota Tim Penilai
I SK Jabatan
T Aplikasi SIKEREN
9
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Tugas Jabatan dan Uraian/Butir Kegiatan
TABEL RINGKASAN PETA PENGGUNAAN STANDAR KELENGKAPAN DAN STANDAR KUALITAS
UNTUK MENILAI SETIAP URAIAN/BUTIR KEGIATAN
10
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Butir Kegiatan Perencana Ahli Pertama/Ahli Muda
(PENILAIAN BY PROCESS)
STANDAR KELENGKAPAN
BUTIR NO. A3: URAIAN/BUTIR KEGIATAN: Untuk menyatakan “YA” dan memberikan angka kredit, digunakan ketentuan dan kriteria
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI DATA SEKUNDER – sebagai berikut:
ANGKA KREDIT 0,12 – PERENCANA AHLI PERTAMA 1. Terdapat jenis data sekunder yang diidentifikasi yang dapat bersumber dari buku, jurnal,
laporan kajian, dokumen dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya dan
digunakan dalam rangka mendukung penulisan dokumen perencanaan.
DESKRIPSI: 2. Terdapat metode, norma dan kaidah pengumpulan data serta penulisan laporan
• Pengumpulan data, fakta, dan informasi yang pengumpulan data sekunder yang mengikuti ketentuan dan kelaziman dalam penulisan
bersumber dari buku, jurnal, laporan kajian, dokumen karya ilmiah.
dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya.
CONTOH:
• Metode, norma, dan kaidah pengumpulan data dan Sdr. Annisa Diara, S.E., pangkat Penata Muda, golongan III/A, jabatan Perencana Ahli Pertama
penulisan laporan pengumpulan data sekunder, di Kementerian Sosial. Sdr. Annisa Diara ditugaskan untuk mengumpulkan data sekunder
mengikuti ketentuan dan kelaziman dalam penulisan mengenai pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan hasilnya di tingkat nasional
karya ilmiah. maupun provinsi melalui publikasi BPS, laporan kinerja Kementerian/Lembaga dan media
cetak lainnya. Sdr. Annisa Diara menginventarisasi dan mengidentifikasi beberapa data
sekunder terkait dan menyampaikan keterkaitan dan dukungan antara data sekunder yang
BUKTI FISIK: dipilih dengan tujuan penyusunan dokumen rencana strategi di Kementerian Sosial.
Laporan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Data Sekunder.
Hasil pengumpulan data sekunder dituangkan dan Apabila laporan atau bagian dari laporan yang dibuat tersebut, dinilai relevan sebagai bagian
dari keluaran (output) kinerja dan dinyatakan lengkap, Sdr. Annisa Diara mendapatkan Angka
merupakan bagian dari dokumen kebijakan publik atau
kredit sebesar 0,12 (nol koma dua belas).
rencana pembangunan.
11
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK JF Muda
12
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Butir Kegiatan Perencana Ahli Madya/Ahli Utama
(PENILAIAN BY OUTPUT)
13
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK JF Madya
14
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Lembar Penilaian 4A
Salah satu lembar penilaian kualitas keluaran (output) kinerja
Perencana Ahli Madya/Ahli Utama
Bobot
No Komponen Penilaian
Komponen (%)
1 Identifikasi Masalah 10%
2 Metode yang relevan 15%
3 Pembahasan dan analisis masalah 25%
4 Kesimpulan 10%
5 Rekomendasi Kebijakan 15%
6 Manfaat untuk/relevansi dengan perencanaan 20%
pembangunan
7 Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) 5%
Total 100%
15
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh Uraian/Butir Kegiatan B. 20
Sdr. Iman Muliana S.T., M.Si, pangkat Pembina Tingkat 1, golongan IV/B, jabatan Perencana Ahli Madya di
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sdr. Iman Muliana
ditugaskan untuk membuat Dokumen Rencana Kebijakan Strategis Jangka Menengah mengenai peningkatan
produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) nasional. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr.
Iman Muliana membutuhkan data pendukung seperti merumuskan tujuan realistis Perencanaan kebijakan strategis
jangka menengah UKM 5 Tahun ke depan. Selanjutnya Sdr. Iman Muliana mengkaji rencana kebijakan strategis
jangka menengah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM)
nasional untuk 5 tahun mendatang, antara lain mendorong pengembangan UKM substitusi impor untuk pasar
domestik (captive market), mendorong UKM berorientasi ekspor, serta mendorong UKM tanpa memedulikan
orientasinya (ekspor atau substitusi impor).
Kemudian Sdr. Iman Muliana menyusun perkiraan anggaran yang dibutuhkan, serta menyusun saran tindak lanjut
dalam rencana kebijakan produktivitas dan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) nasional tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria menggunakan lembar penilaia 4A dan Tim Penilai
memberikan angka nilai 85 untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar
85% x 4,05 = 3,44 (tiga koma empat puluh empat).
16
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KLAIM ANGKA KREDIT UNSUR PERENCANAAN
KEGIATAN
Menyusun dokumen/laporan penugasan, contoh: masukan dalam penyusunan renstra, RPJP, RPJM, RKP. Berupa laporan individu yang berisi bagian
tanggungjawab Perencana tersebut terhadap tupoksi organisasi. Misalnya dalam bentuk laporan perorangan terkait masukan substansi/muatan kebijakan
kehutanan yang mendukung prioritas tertentu sebagai bagian dari narasi/matriks RKP
BUKTI FISIK
Surat Penugasan/disposisi dari Atasan minimal eselon II (kecuali sudah menyusun SKP dan Lampiran SKP berdasarkan Permenpan 8/2021).
Laporan dari tiap unsur kegiatan yang dilakukan. (dalam bentuk tulisan maupun paparan terstruktur)
KETENTUAN UMUM
• Uraian kegiatan telah ditetapkan pelaksana tugas sesuai jenjang jabatannya.
• Penentuan jenjang jabatan ditentukan kompetensi dari setiap jenjang jabatan untuk melaksankan tugas jabatan.
• Unit kerja yang tidak terdapat Perencana yang berdasarkan kualifikasi dan sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan uraian kegiatan
unsur Perencanaan pembangunan, maka Perencana yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
• Perencana yang melaksanakan tugas perencanaan satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan 80% dari Angka
Kredit setiap uraian kegiatan.
• Perencana yang melaksanakan tugas perencanaan satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan
angka kredit setiap butir kegiatan yang dilakukan.
Untuk JFP Ahli Pertama dan Muda, pengumpulan output kegiatan perencanaan disusun by process, sedangkan untuk JFP Ahli Madya dan Utama disusun
by output begitu juga dengan cara penilaiannya.
17
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan
Unsur Pengembangan
Penunjang
Perencanaan Profesi
18
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab III
19
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Cascading Kinerja Organisasi
20
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kinerja Organisasi
NO. SUB-UNSUR CONTOH KELUARAN (OUTPUT) KINERJA ORGANISASI/UNIT KERJA ANTARA LAIN:
• Hasil Background Study
• Grand-Design
• Rencana Induk, Peta Jalan atau Rencana Aksi
Identifikasi Masalah/
1. • Hasil Kajian Pengembangan kebijakan dan Program
Isu Strategis
• Hasil Kajian Evaluasi Kinerja Program
• Hasil Kajian Perencanaan Proyek Prioritas Nasional/ Strategis/Major Project
• Hasil Kajian dan Telaah Isu Strategis lainnya
• RPJPN/D dan sesuai bidang
• RPJMN/D dan sesuai bidang
• RKP/D dan sesuai bidang
Penyusunan Kebijakan • Renstra Lembaga/unit kerja
2.
Rencana Pembangunan • Rencana Kerja Tahunan
• Rencana Kebutuhan Pendanaan Program (RKA-KL-DIPA)
• Analisis Penganggaran dan Pembiayaan DAK
• Rumusan Kebijakan dan Rencana Program, Rencana Kegiatan, dan Rencana Anggaran lainnya
• Laporan Musrenbang pada berbagai tingkatan
• Laporan Rakor Teknis sesuai bidang
Adopsi dan Legitimasi
3. • Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Rencana Pembangunan
• Laporan Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran dengan Mitra Legislatif
• Laporan Forum Musyawarah dan Konsultasi Publik lainnya
• Laporan Pengendalan Pelaksanaan Program (Periodik)
Pelaksanaan Rencana
4. • Laporan Pemantauan Pelaksanaan Rencana (Periodik)
Pembangunan
• Laporan Pengendalian dan Pemantauan lainnya
• Laporan kinerja (LAKIP)
• Midterm Review Renstra
Evaluasi Pelaksanaan
5. • Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
• Laporan Evaluasi RPJMN/D atau sesuai bidang
• Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana lainnya PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Proses Cascading dari Kinerja Organisasi
menjadi Kinerja Individu
22
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Matriks Pembagian Peran Hasil
23
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Matriks Pembagian Peran Hasil
Kinerja Utama
24
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Perencanaan
Kinerja
Alur Logis mulai dari kinerja
organisasi, kinerja individu,
matriks pembagian peran
hasil, dan penuangannya ke
dalam SKP dan Lampiran SKP
25
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Mekanisme Perencanaan Kinerja Jabatan Fungsional
November – Desember Tahun Y Verifikasi pelaksanaan tugas jabatan
yang dapat meng-cascade/mengintervensi
PROSES CASCADING: kinerja dan tujuan organisasi/unit kerja
1. Renstra Verifikasi
Tim Pengelola
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kinerja Tim Pengelola Kinerja terdiri atas unsur:
3. Perjanjian Kinerja (PK) (1) organisasi; (2) kepegawaian; dan
(3) inspektorat bidang kinerja kelembagaan
DIALOG KINERJA:
Matriks Pembagian Peran-Hasil FORMULIR SKP
Januari-Februari Tahun Y+1 KINERJA UTAMA KINERJA TAMBAHAN
Sasaran Kinerja Kinerja JF dapat meng-cascade kinerja Kinerja JF dapat meng-cascade kinerja
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) organisasi/unit kerja dan lintas unit
Pegawai (SKP) organisasi/unit kerja dan lintas unit kerja, dan kerja, namun TIDAK SESUAI dengan
Jabatan
Jabatan Fungsional (Fungsional SESUAI dengan pelaksanaan tugas jabatan pelaksanaan tugas jabatan
Atasan Langsung Perencana)
Unsur
Unsur
Pengembangan
Penunjang
Profesi
Uraian Kegiatan/
LAMPIRAN SKP Verifikasi
Tugas Jabatan
Fungsional Tim Penilai
KINERJA UTAMA Angka Verifikasi Memastikan pilihan
(Unsur Kegiatan
Perencanaan Kredit uraian kegiatan/tugas, relevan
Pembangunan) Uraian Kegiatan/Tugas dan besaran AK dengan Kinerja Utama JF dan
PUSBINDIKLATREN K E M E N T Epelaksanaan
R I A N P P N /tugas
B A P Pjabatan
ENAS
Pelaksanaan
Kinerja
(BY PROCESS)
27
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Pelaksanaan
Kinerja
(BY OUTPUT)
28
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penyelarasan Pola Kerja dan Standar Dokumen Penilaian AK
1. Menghadiri rapat
1. Dokumen/Laporan/
2. Memimpin rapat Telaah/Kajian
Penilaian AK
3. Membuat sambutan berbasis IMRAD Narasi/Word
6. Kunjungan lapangan
STANDAR
7. Perjalanan Dinas
DOKUMEN
PENILAIAN AK
POLA KERJA
SAAT INI
29
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Struktur Dokumen Angka Kredit
(BUTIR PERENCANAAN)
STRUKTUR
STRUKTUR SUB UNSUR: (1) IDENTIFIKASI SUB UNSUR IDENTIFIKASI SUB UNSUR ADOPSI DAN SUB UNSUR PELAKSANAAN
PENULIS PAPER
PAPER MASALAH, (2) PENY. KEBIJAKAN, MASALAH/ ISU STRATEGIS DAN LEGITIMASI RENCANA RENCANA PEMBANGUNAN DAN
(IMRAD) (3) ADOPSI, (4) PELAKSANAAN & EVALUASI PELAKSANAAN
(IMRAD*) PENYUSUNAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
(5) EVALUASI RENCANA RENCANA PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN
I
No. JFP Pertama & Muda Bobot JFP Madya & Bobot JFP Madya & Bobot
JFP Madya & Utama N N
No Komponen Utama Komponen Utama Kompone
(4A) o o
(%) (4B) (%) (4C) n (%)
1. Pendahuluan/latar
1 Identifikasi masalah 10% 1 Latar Belakang 15% 1 Pendahuluan 20%
belakang/penjelasan
M
Metode yang Analisis dan 2 Pembahasan 40%
urgensi 2 15% 2 30%
relevan Pembahasan 3 Penutup 30%
2. Kerangka pemikiran atau
Pembahasan dan 3 Pilihan Kebijakan 25% 4 Teknis Penulisan 10%
kerangka logis 3 25%
analisis masalah Rekomendasi Total 100%
4 20%
R
3. Metodologi 4 Kesimpulan 10% Kebijakan
Rekomendasi 5 Koherensi Laporan 10%
5 15%
4. Analisis dan hasil kebijakan Total 100%
analisisnya 6 Manfaat
A 5. Kesimpulan atau
rekomendasi kebijakan
untuk/relevansi
dengan Perencanaan
pembangunan
20%
Sistematika
D 7 penulisan [format,
logika, bahasa]
Total
5%
100%
30
*Introduction, Method, Result, and Discussion PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penilaian Kinerja
Penjelasan Penilaian Output Kinerja di dalam SKP dinilai atasan langsung sesuai ketentuan yang berlaku
(PermenPANRB 6/2022, sementara ini masih menggunakan PermenPANRB 8/2021).
1. Pengusulan Angka Kredit Perencana 9. Target Angka Kredit Perencana Ahli Utama
2. Perencana yang melaksanakan tugas satu tingkat di 10. Target Angka Kredit Pemeliharaan
atas atau di bawah jenjang jabatannya 11. Kelebihan Perolehan Angka Kredit
3. Perencana yang melaksanakan tugas berkelompok 12. Ilustrasi Penilaian Angka Kredit Tahunan
4. Dokumen unsur perencanaan yang dinilai by process Tambahan
5. Dokumen unsur perencanaan yang dinilai by output 13. Ilustrasi Penetapan PAK di Lingkungan Instansi
6. Penilaian Angka Kredit Tahunan Daerah
7. Penilaian Angka Kredit Tahunan bagi PNS yang 14. Ilustrasi Penetapan PAK di Kabupaten/Kota
diangkat Pertama sebagai Perencana Ahli Pertama 15. Ilustrasi Tata Kerja Tim Penilai
8. AK minimal dan AK maksimal pada setiap jenjang 16. Pedoman Penggunaan Aplikasi SiKeren
jabatan
31
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Tindak Lanjut Pasca-Penilaian Angka Kredit
32
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Aplikasi Penilaian AK Sikeren
1. Pembuatan Akun
33
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Bab V
42
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kemampuan Perencana yang Ditampilkan
dalam Makalah Kebijakan
43
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kemampuan Perencana yang Ditampilkan
dalam Makalah Kebijakan
Kualifikasi pada level tertinggi pada masing-masing peran tersebut adalah:
44
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Makalah Kebijakan pada Siklus Perumusan Kebijakan
dan Perencanaan Pembangunan
Proses analisis kebijakan yang menghasilkan makalah kebijakan pada dasarnya dapat dilakukan pada setiap tahap
perumusan kebijakan atau pada setiap tahap perencanaan pembangunan.
FORM. PENILAIAN
FORM. PENILAIAN
FORM. PENILAIAN
45
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Makalah Kebijakan pada Siklus Perumusan Kebijakan
dan Perencanaan Pembangunan
46
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Struktur, Elemen, dan Tahapan Penulisan
Makalah Kebijakan
Menurut Young, Eoin, dan Lisa Quinn (2003) dan Makalah kebijakan (policy paper) pada komponen
Arnaldo Pellini (2012) struktur dan elemen makalah huruf c sekurang-kurangnya memiliki 4 elemen,
kebijakan adalah sebagai berikut: yaitu: (1) pendahuluan atau latar belakang, (2)
a. REKOMENDASI KEBIJAKAN (Policy Notes: 1 page) analisis dan pembahasan masalah; (3) pilihan
b. RINGKASAN EKSEKUTIF (Policy Brief: 3-4 pages) kebijakan; dan (4) kesimpulan dan rekomendasi
kebijakan. Jumlah halaman berkisar 25 – 30
c. MAKALAH KEBIJAKAN (Policy Paper: 25 pages)
halaman di luar Daftar Pustaka (Bibliography).
(1) Pendahuluan atau Latar Belakang
(2) Analisis dan Pembahasan Masalah
(3) Pilihan Kebijakan
(4) Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
d. CATATAN AKHIR (apabila diperlukan)
e. DAFTAR PUSTAKA
f. APPENDIXES
47
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kriteria Penilaian Makalah Kebijakan
Bobot penilaian pada setiap komponen makalah kebijakan ditentukan sebagai berikut:
30% 20%
Analisis dan Kesimpulan dan
Pembahasan Rekomendasi
Masalah Kebijakan
48
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penggunaan Penulisan Policy Paper/Policy Brief bagi Perencana
▪ SEBAGAI BUKTI FISIK BUTIR KEGIATAN UNSUR PERENCANAAN ▪ SEBAGAI HASIL KERJA MINIMAL (HKM) SEBAGAI SYARAT
PEMBANGUNAN: UNTUK KENAIKAN JENJANG JABATAN PERENCANA:
✓ Media Publikasi level Instansi sebagai syarat kenaikan jenjang
✓ Sub-unsur identifikasi masalah/isu strategis:
jabatan ke Perencana Ahli Madya;
A.10. Melakukan Riset Kebijakan Untuk Menghasilkan Dokumen Bahan
Perencanaan Pembangunan (Perencana Ahli Muda; AK: 1,00) --> ✓ Media Publikasi level nasional/internasional sebagai syarat
Policy Paper kenaikan jenjang jabatan ke Perencana Ahli Utama
A.11. Menyusun Rekomendasi Kebijakan Strategis (Perencana Ahli ✓ Tidak memiliki angka kredit
Madya; AK Maksimal: 2,55) → Policy Brief
✓ Tidak perlu dipublikasikan
▪ SEBAGAI BUKTI FISIK BUTIR KEGIATAN UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI: ▪ SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN DI DALAM
UJI KOMPETENSI CALON PERENCANA AHLI UTAMA
B.2.b. Pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Perencanaan
Pembangunan (Semua Jenjang; Tidak dipublikasikan; Makalah; AK
Maksimal: 4,00)
B.3.b. Pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Perencanaan
Pembangunan (Semua Jenjang; Dipublikasikan; Makalah; AK
Maksimal: 4,00)
B.4.b. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan atau usulan
ilmiah dalam pertemuan ilmiah di bidang perencaan pembangunan
(Semua Jenjang; Makalah dalam seminar; AK Maksimal: 3,50)
B.5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan,gagasan dan atau ulasan
ilmiah dalam pertemuan ilmiah (Semua Jenjang, Makalah dalam
pertemuan ilmiah; AK Maksimal: 2,50)
50
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Tentang Plagiasi Makalah Kebijakan
51
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENUTUP
52
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
PENGELOLA KEPEGAWAIAN/SDM/ORGANISASI:
▪ Administrasi dan data-base perencana
▪ Penyiapan Pedoman Penilaian SKP dan Angka Kredit
▪ Mekanisme Kerja dan Hubungan JPT dengan JFP (Kedudukan JFP di
dalam struktur organisasi)
▪ Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja dan Peta jabatan (formasi)
▪ Persiapan Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit (Membantu JPT
dalam menilai SKP khusus untuk unsur perencanaan)
53
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PERMENPAN RB NO. 7 Tahun 2022 Tentang Sistem Kerja Pada Instansi
Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi
Dialog Kinerja
Dialog Kinerja
Penerapan dialog kinerja
antara pimpinan dan
pegawai Sebagai Wujud
Keterlibatan Pimpinan
Leadership
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Jalan Proklamasi 70, Jakarta Pusat 10320 pusbindiklatren.bappenas.go.id
61
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan
• Dokumen/ laporan Perencana Ahli Pertama dan Perencana Ahli Muda , terdiri dari:
a. dokumen/ laporan secara teknis – substantif, merupakan keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana
yang disusun dalam rangka melaksanakan proses atau tahap-tahap perumusan kebijakan dan Perencanaan
pembangunan;
b. dokumen/ laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a disusun secara sistematis sebagai sebuah dokumen yang
sekurang-kurangnya memuat:
⁻ pendahuluan/latar belakang/penjelasan urgensi;
⁻ kerangka pemikiran atau kerangka logis;
⁻ metodologi;
⁻ analisis dan hasil analisisnya; dan
⁻ kesimpulan atau rekomendasi kebijakan;
• Dokumen/ laporan sebagai keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana harus disusun secara logis,
sistematis, dan lengkap.
• jumlah Angka Kredit dari satu dokumen/ laporan dihitung berdasarkan hasil penjumlahan Angka Kredit dari beberapa uraian
kegiatan Perencanaan Pembangunan; dan
• apabila satu dokumen/ laporan yang hanya memuat 1 (satu) uraian kegiatan dianggap tidak logis sebagai suatu dokumen
kebijakan atau dokumen rencana, maka dokumen tersebut tidak dapat memperoleh Angka Kredit.
62
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentua nU
Ketentuan nsur Perencanaan
Unsur Perenca na a n
• Dokumen/laporan Perencana Ahli Madya dan Perencana Ahli Utama, terdiri dari :
dokumen/laporan yang merupakan hasil akhir dari rangkaian keseluruhan siklus Perencanaan pembangunan atau hasil akhir dari
tahap:
⁻ identifikasi masalah/isu strategis/set agenda;
⁻ kegiatan perumusan kebijakan/penyusunan rencana pembangunan dan penganggaran;
⁻ adopsi/legitimasi rencana pembangunan;
⁻ pengendalian/pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan; dan
⁻ evaluasi pelaksanaan kebijakan/rencana pembangunan.
• Hasil kerja/ keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perencana Ahli Madya dan Perencana Ahli Utama dapat berupa namun
tidak terbatas, pada:
a. hasil kajian;
b. makalah kebijakan (policy paper);
c. rekomendasi kebijakan berupa:
d. policy brief atau policy note;
e. background study;
f. dokumen rencana pembangunan;
g. dokumen anggaran;
h. hasil telaahan proses adopsi dan legitimasi;
i. dokumen hasil pengendalian dan pemantauan;
j. laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan; atau
k. bahan pendukung lain yang diperlukan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan atau pengendalian, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;
63
17
P U S B I N D IPKULSABTI RNEDNI KKL EAMT R
ENEN
T E KR EI A
M NE NPTPENR /I A
BAN P PP PE N
N /ABSA |P P2E0N2A2 S
Ketentuan Output Kinerja dalam Bentuk PowerPoint
64
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan (Kerja Tim)
65
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Perencanaan (Data Sekunder)
66
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Pengembangan Profesi
• Perencana yang memperoleh gelar dari double-degree program akan memiliki dua gelar. Gelar
pertama memperoleh angka kredit dari unsur pengembangan profesi dan gelar kedua angka kredit
dari unsur penunjang kegiatan perencanaan pembangunan.
Bagi Perencana yang akan naik ke jenjang jabatan Ahli Madya dan Ahli Utama, wajib melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi, dengan Angka Kredit pengembangan profesi yang disyaratkan sebagai
berikut:
a. 6 (enam) bagi Perencana Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana
Ahli Madya; dan
b. 12 (dua belas) bagi Perencana Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi
Perencana Ahli Utama.
67
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Pengembangan Profesi
68
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK Peng. Profesi
Menulis Policy Paper Mengikuti pelatihan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana berdasarkan Paragraf 11 Pasal 281 Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor
4 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
392/K.I/PDP.09/2016 tentang Instansi Pengakreditasi Diklat Teknis Penanggulangan Bencana, Sertifikat Nomor : 571/K.I/PDP.09 tanggal 8 Desember 2016
dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya menyatakan bahwa:
69
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Klaim Angka Kredit Kegiatan Penunjang
1. Kegiatan
a. pengajar/pelatih di bidang Perencanaan Pembangunan; b. keanggotan dalam tim penilai/tim uji kompetensi; c. perolehan
penghargaan tanda jasa di bidang Perencanaan Pembangunan; d. tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Perencana; atau e. perolehan gelar/ijazah kesarjanaan lainnya.
2. Bukti Fisik
1. Surat Penugasan dari Atasan/Disposisi
2. Fotokopi surat undangan (untuk kegiatan rapat/seminar/mengajar)
3. Bukti kehadiran
4. Sertifikat (jika ada)
3. KetentuanUmum
1. Kegiatan Mengikuti Seminar sebagai:
❑ peserta, dihitung max 2 kali per tahun
❑ narasumber, pembicara, moderator, dihitung tidak terbatas pelaksanaannya
❑ narasumber, pembicara, dibuktikan dengan surat tugas, surat undangan, surat tugas sebagai
narasumber/pembicara/moderator, bukti hadir, materi
2. Kegiatan Mengajar
❑ kegiatan mengajar pada diklat PNS bidang perencanaan pembangunan
❑ kegiatan mengajar sebagai dosen reguler tidak dihitung sebagai AK
70
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Ketentuan Unsur Kegiatan Penunjang
71
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Contoh DUPAK Penunjang
72
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Penetapan Angka Kredit pada PAK Kenaikan Jabatan
yang Bersamaan dengan PAK Kenaikan Pangkat
Bab III Bagian 3: Penetapan angka kredit tahunan dan Kelebihan angka kredit:
Persyaratan akumulasi angka kredit untuk kenaikan jabatan menjadi perencana ahli madya sekurang-kurangnya
200. Karena Sdr. Bastian Wicaksono sudah memiliki angka kredit kumulatif sebanyak 225, maka Kepegawaian dapat
mengusulkan kepada pejabat yang berwenang untuk diproses kenaikan Jabatannya, dengan memperhatikan syarat
kenaikan jabatan lainnya.
Kelebihan angka kredit sebesar 18,5 tidak dapat digunakan lagi untuk penambahan angka kredit pada penilaian
angka kredit tahunan tahun berikutnya dalam jabatan yang baru.
Angka kredit kumulatif sebanyak 225 dan kelebihan angka kredit sebanyak 18,5 masih tetap tercantum pada PAK
dan SK kenaikan jabatan, selanjutnya akan di-nol-kan pada SK kenaikan pangkat.
73
PUSBINDIKLATREN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS