Makalah Patologi Fetomaternal 1 PDF Free
Makalah Patologi Fetomaternal 1 PDF Free
“Serviks Inkompeten”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar
Fetomaternal
Disusun Oleh:
1. RENI HIDAYAH
2. INDANA RIZA MAHARANI
3. BRILLIAN ANGGRAINI ASHIL
4. DEVI AMALIA
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi secara dini pada kehamilan yang bukan disebabkan oleh proses persalinan,
melainkan akibat lemahnya struktur serviks. Hal ini disebut Serviks inkompeten .
Lemahnya struktur serviks ini bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, yang mana
terbanyak akibat cedera (injury) sebelumnya pada serviks atau karena kelainan
bawaan.
kadang2 sampai membuka lengkap. Akibat terbuka maka selaput ketuban akan
menonjol dan bahkan pecah jauh sebelum bayi bisa hidup di dunia luar
(prematur).
DES (dietilstilbestrol) , dan kelainan anatomi leher rahim. Penyebab lain termasuk
minimal saat terjadi dilatasi leher rahim antara 16 dan 28 minggu kehamilan.
USG. Setelah didiagnosis, kondisi ini dapat diobati melalui prosedur pembedahan
yang disebut cerclage (jahitan menutup leher rahim). Satu atau lebih jahitan
ditempatkan di sekitar atau melalui leher rahim agar tetap tertutup rapat.
Hal ini biasanya dilakukan setelah minggu kedua belas kehamilan, tetapi
tidak dilakukan jika ada pecahnya ketuban atau infeksi. Setelah operasi, sang ibu
dipantau dengan hati-hati untuk memeriksa infeksi dan kontraksi, yang kadang-
kadang disebabkan oleh prosedur ini. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien
dapat tetap aktif. Cerclage biasanya dibuka sebelum melahirkan sehingga pasien
dapat melahirkan normal. Dalam beberapa kasus, cerclage dapat dibiarkan pada
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan inkompetensi
serviks
1.3.2. Tujuan Khusus
1 Mampu menjelaskan pengertian dari inkompetensi serviks
2 Mampu menjelaskan diagnosis inkompetensi serviks
3 Mampu menjelaskan etiologi dari inkompetensi serviks
4 Mampu menjelaskan penanganan dari inkompetensi serviks
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
kedua yang berulang disebabkan oleh faktor intrinsik atau diperoleh kelemahan
pada integritas jaringan serviks dimana leher rahim mengalami penipisan dan
dilatasi sebelum waktunya tanpa rasa sakit, dengan prolaps dan ballooning
membrane ke dalam vagina, diikuti oleh pengeluaran janin belum matang. Serviks
agak spesifik. Keadaan ini ditandai oleh dilatasi serviks tanpa nyeri dalam
trimester kedua atau awal trimester tiga kehamilan, yang disertai dengan prolapsus
vagina; peristiwa ini kemudian diikuti oleh pecahnya ketuban yang selanjutnya
ekspulsi janin imatur, sehingga kemungkinan besar janin tidak akan meninggal.
Tanpa tindakan yang efektif , rangkaian peristiwa yang sama cenderung berulang
dapat dibuat bila seorang wanita pernah mangalami rupture spontan membrane
amnion dan dilatasi serviks yang jelas tanpa rasa nyeri yang lazim terjadi pada
persalinan.
2.2. Diagnosis
belum berhasil baik. Sejumlah metode yang telah dikemukakan untuk membuat
diagnosis pada wanita yang tidak hamil, yaitu biasanya melalui pemeriksaan
untuk menemukan ostium internum servisis yang berdilatasi lebih lebar daripada
tanpa adanya tahanan alat dilator serviks dengan ukuran khusus dengan ke dalam
menjadi permasalahan yang sulit dan hanya merupakan diagnosis klinik yang
secara teliti, yang mencakup dilatasi serviks tanpa nyeri dan rupture spontan
memrbran amnion.
2.3. Etiologi
Etiologi sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Diduga 3 faktor yang memegang
yang tidak pernah mengalami trauma pada serviks jarang menderita kelainan
ini.
b. Faktor akuisita
Akibat trauma sebelumnya pada serviks uteri yang mencapai ostium uteri
c. Faktor fisiologik
Hal ini ditandai dengan pembukaan serviks normal akibat kontraksi uterus yang
abnormal.
Dikemukakan bahwa ibu-ibu hamil yang menggunakan dietilstilbestrol akan
berakibat janin perempuan yang dikandungnya mempunyai resiko tinggi untuk menderita
inkompetensi serviks.
Meskipun penyebab Serviks inkompeten masih meragukan, namun trauma
sebelumnya pada serviks, khususnya tindakan dilatasi dan kuretase, konisasi, kauterisasi
ataupun amputasi, tampaknya menjadi factor penyebab pada banyak kasus. Pada kasus-
sebelum minggu ke-16 kehamilan, karena hasil konsepsi sebelum waktu tersebut belum
cukup besar untuk menimbulkan pendataran dan dilatasi pada serviks kecuali bila terjadi
kontraksi uterus yang nyeri. Abortus karena serviks inkompeten merupakan keadaan
yang sama sekali berbeda dengan abortus spontan dalam trimester pertama, karena
keadaan ini terjadi akibat berbagai macam factor, terlihat dengan gambaran klinik yang
berlainan dan memerlukan penanganan berbeda. Meskipun abortus spontan pada
2.4. Penanganan
Pembedahan terdiri atas tindakan untuk memperkuat serviks yang lemah dengan
jahitan semacam jahitan tali kantong (pursestring suture). Pembedahan ini paling
baik bila dilakukan sesudah trimester pertama, tetapi kalau mungkin sebelum
mancapai dilatasi serviks selebar 4cm. Perdarahan, kontraksi uterus atau rupture
1. Pemeriksaan prabedah
abortus dini yang disebabkan oleh faktor-faktor lain telah selesai terjadi. Tidak
prosedur ini tidak boleh dilakukan setelah kehamilan berusia 28 minggu dan
janin yang penting dan untuk memastikan bahwa janin yang masih hidup
memperlihatkan hasil negative. Infeksi serviks yang jelas harus diobati, dan
streptokokus grup B; bila hasil kultur positif, baik suami ataupun istri harus
dilakukan dengan sering (sebaiknya seminggu 1x) untuk menilai pendataran dan
dilatasi serviks. Celakanya, pendataran atau penipisan dan dilatasi serviks tetap
ceclage untuk menguatkan serviks akibat infeksi, ataupun pecahnya ketuban yang
2. Prosedur Cerclage
Ada dua tipe utama yang digunakan paling mutakhir dalam kehamilan.
adalah operasi Shirodkar yang lebih rumit (1955). Selama penjahitan pada
prosedur McDonald akan terjadi lebih sedkit trauma dan hilangnya darah bila
rumit. Angka keberhasilan akan lebih tinggi kalau dilatasi serviks baru sedikit dan
prolapsus membrane amnion minimal atau belum terdapat. Keadaan ini paling
infeksi jauh lebih jarang terjadi kalau prosedur cerclage dilakukan pada kehamilan
maka peristiwa ketuban pecah dini, korioamnionitis dan infeksi intrauterine akan
terjadi dengan insiden yang tinggi. Tidak ada bukti bahwa penggunaan antibiotic
kcurigaan akan adanya infeksi (febris, nyeri tekan uterus, takikardi fetal atau
antibiotuk dilakukan. Bila terjadi infeksi secara klinis, jahitan penguat harus
Kita belum menemukan bukti kuat bahwa terapi profilaksis antibiotic yang
cerlage harus segera dilepas karena bila tidak akan menimbulkan gejala sisa yang
berat. Ruptura serviks atau uterus dapat disbabkan oleh kontraksi uterus yang kuat
dengan jahitan yang terpasang di tempatnya. Jika ketuban pecah tanpa adanya
proses persalinan, kemungkinan infeksi serius pada janin atau ibu akan meningkat
tertutup oleh lapisan muksa, dan seksio sesarea dapat dilakukan pada kehamilan
ang dilakukan seinggi istmus uteri di anjrkan pada sebagian kasus. Prosedur
keduanya. Kami tidak banyak berpengalaman dengan operasi ini. Yang jelas,
potensi terjadinya trauma atau komplikasi lain jauh lebih besar pada prosedur ini
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Serviks inkompeten didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan trimester kedua
yang berulang disebabkan oleh faktor intrinsik atau diperoleh kelemahan pada integritas
jaringan serviks dimana leher rahim mengalami penipisan dan dilatasi sebelum waktunya
tanpa rasa sakit, dengan prolaps dan ballooning membrane ke dalam vagina, diikuti oleh
Pembedahan terdoro atas tindakan untuk memperkuat serviks yang lemah dengan
jahitan semacam jahitan tali kantong (pursestring suture). Pembedahan ini paling
baik bila dilakukan sesudah trimester pertama, tetapi kalau mungkin sebelum
mancapai dilatasi serviks selebar 4cm. Perdarahan, kontraksi uterus atau rupture
3.2 Saran
penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami
dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat
digunakan sebaik-baiknya.
ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua
763.