Anda di halaman 1dari 5

Manusia hidup tak pernah lepas dari interaksinya dengan makhluk hidup lain, khususnya

mikroorganisme. Setiap jenis mikroorganisme, baik kapang, khamir, maupun bakteri, selalu
berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mengingat hal tersebut, diperlukan
pengetahuan mengenai sifat dan jenis mikroorganisme yang ada. Untuk mempermudah dalam
mempelajari sifat dan jenis suatu mikroorganisme, harus diperoleh sebuah biakan murni atau pure
culture dari mikroorganisme tersebut. Biakan murni atau pure culture adalah kultur yang
mengandung hanya sebuah spesies tunggal dari organisme.  Biakan murni dapat diperoleh dengan
cara melakukan isolasi mikroorganisme (Black, 2008). Isolasi mikroorganisme adalah suatu cara
untuk memisahkan mikroorganisme dari lingkungannya sehingga diperoleh biakan yang tidak
tercampur dengan jenis yang lain (Gandjar dkk., 1992).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikrooganisme sehingga biakan
murni terbebas dari kontaminan.  Kontaminan adalah organisme yang tidak diinginkan ada bersama
biakan murni (Madigan dkk., 2011. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam isolasi mikroorganisme
tersebut misalnya prosedur teknik aseptik, jenis medium yang digunakan, teknik isolasi, teknik
pemilihan sumber biakan (koloni), dan penyimpanan pasca isolasi mikroorganisme (Harley &
Prescott, 2002; Madigan dkk., 2011).

Sementara itu, jenis medium yang cocok digunakan untuk memperoleh biakan murni adalah
medium padat, khususnya medium padat dalam cawan petri. Medium padat dapat menghentikan
pergerakan sel-sel, kemudian mengizinkan sel-sel mikroba untuk tumbuh dan membentuk massa
yang tampak sebagai sebuah entitas tersendiri yang disebut koloni (Madigan dkk, 2011). Koloni
merepresentasikan perbanyakan dari sebuah organisme tunggal (Cappucino & Sherman, 2002:).

Teknik Isolasi Mikroorganisme


Teknik isolasi untuk memperoleh biakan murni ada beberapa cara tergantung substratnya. Isolasi
mikroba dari substrat cair dapat menggunakan cara sebar (spread method) dan cara tuang (pour-
plate method).  Isolasi mikroba dari substrat padat dapat menggunakan cara tabur (spread method)
dan cara suspensi (Gambar 1). Hal yang perlu diperhatikan pula adalah dalam memilih sumber
biakan, seperti memilih koloni yang representatif untuk diambil menjadi biakan murni.  Koloni yang
berada di bagian tengah dari sampel biasanya kurang terkontaminasi dibandingkan koloni yang
berada di bagian pinggir (Harley & Prescott, 2002). Selain itu, koloni yang dipilih adalah yang benar-
benar telah terpisah dengan koloni lain  (Madigan dkk., 2011). Setelah melakukan isolasi, diperlukan
upaya untuk menjaga agar biakan tersebut tetap baik, misalnya dengan disimpan di pendingin atau
alat pengering (Harley & Prescott, 2002:).

Biakan murni dapat berupa bakteri atau jamur. Bakteri merupakan organisme uniseluler, relatif
berbentuk sederhana, tidak mempunyai membran inti (prokariot), dan komponen utama penyusun
dinding selnya adalah peptidoglikan.  Sementara itu, jamur adalah organisme yang telah memiliki
membran inti, merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dan komponen utama penyusun
dinding sel umumnya adalah kitin (Tortora dkk., 2010).

Jamur dapat dibedakan menjadi bentuk khamir, kapang, dan cendawan. Jamur dalam bentuk
uniseluler disebut khamir, merupakan bentuk mikroorganisme berbentuk oval dan ukurannya lebih
besar dari bakteri.  Kapang merupakan bentuk jamur yang terlihat seperti serabut-serabut benang
yang disebut miselia.  Miselia terdiri dari filamen-filamen (hifa) panjang yang bercabang dan saling
menjalin.  Cendawan adalah jamur multiseluler besar yang bentuknya menyerupai tumbuhan
(Tortora dkk., 2010).

Mikroorganisme hidup menempati habitat yang sangat beragam. Habitat atau substrat merupakan
lingkungan atau tempat tinggal suatu komunitas mikroorganisme di dalam suatu ekosistem
(Madigan dkk., 2011). Mikroorganisme dapat tumbuh dan bertempat tinggal bersama-sama di
samudera, danau, tanah, jaringan yang hidup dan jaringan yang mati (Black, 2008). Selain itu, ada
juga mikroorganisme yang dapat hidup di habitat yang ekstrem, seperti hidup di kondisi suhu dan
salinitas yang sangat tinggi (Tortora dkk., 2010).  Jika dilihat dari bentuk substratnya,
mikroorganisme dapat ditemukan pada substrat yang padat dan yang cair.  Untuk memudahkan
dalam mempelajarinya, diperlukan suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari substrat atau
habitatnya yang disebut isolasi mikroorganisme. Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk
mengisolasi mikroorganisme berdasarkan substratnya (Gandjar dkk., 1992).

Jika akan melakukan isolasi mikroorganisme dari substrat cair dapat dilakukan dengan metode
sebar dan metode tuang (Gambar 2). Metode sebar dilakukan dengan cara mengambil sejumlah
kecil cairan yang mengandung campuran mikroba dan meletakannya di medium padat, kemudian
cairan diratakan pada permukaan medium dengan menggunakan spatel bentuk L atau spatel
drygalski. Metode tuang dilakukan dengan cara mecairkan medium dan memasukkan beberapa ose
bahan cair yang akan diperiksa ke dalam medium yang telah dicairkan tadi, kemudian medium yang
sudah diinokulasi di tuang ke cawan petri yang steril dan digoyang-goyang hingga merata. Setelah
terbentuk koloni, biakan murni dapat dibuat dengan cara mengambil beberapa ose dari koloni
tersebut dan dipindahkan ke medium steril yang lain (Gandjar dkk., 1992; Harley & Prescott, 2002).

Metode untuk isolasi mikroorganisme dari substrat padat dapat dilakukan dengan cara tabur dan
suspensi.  Metode tabur dilakukan dengan cara menaburkan serbuk padat yang akan diperiksa di
atas permukaan medium dalam cawan petri, kemudian diratakan dengan menggunakan spatel
drygalski. Metode suspensi dilakukan dengan cara meyuspensikan bahan padat pada akuades dan
diambil beberapa ose dari suspensi tadi untuk dimasukkan ke medium yang telah dicairkan,
kemudian medium dituang ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan hingga mengeras. Setelah
terbentuk koloni, biakan murni dapat dibuat dengan cara mengambil beberapa ose dari koloni yang
representatif dan dipindahkan ke medium steril yang lain (Gandjar dkk., 1992). 

Untuk dapat memindahkan suatu biakan atau beberapa ose koloni ke dalam medium steril yang lain,
diperlukan suatu teknik transfer biakan.  Ada dua cara metode pemindahan biakan, yaitu metode
zig-zag (streak) dan metode penempatan pada sebuah titik atau tanam (stab). Metode zig-zag biasa
digunakan untuk memindahkan biakan khamir dan bakteri. Cara memindahkannya yaitu dengan
menggoreskan ujung jarum loop yang telah mengandung khamir/bakteri secara zig-zag di atas
permukaan medium miring mulai dari ujung bagian bawah sampai bagian atas. Metode stab
digunakan untuk memindahkan biakan kapang.  Biakan kapang diambil sedikit dengan
menggunakan jarum needle atau jarum tanam tajam, kemudian jarum diletakkan di atas permukaan
medium miring kira-kira pada jarak 1/3 dari panjang permukaan medium (Gandjar dkk., 1992).

Teknik Kerja Aseptik


Teknik aseptik merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
terjadinya kontaminasi (Harley & Prescott, 2002).  Salah satu teknik aseptik yang dilakukan adalah
dengan melakukan pekerjaan selalu dekat dengan api. Ketika sedang melakukan pembukaan pada
cawan petri atau tabung medium, diusahakan untuk selalu melewatkannya kepada  api pada bagian
dari benda yang dibuka, sehingga kontaminasi mikroba dari udara dapat dihindari (Madigan dkk.,
2011).

Desinfektan adalah suatu bahan kimia, biasanya berbentuk larutan, yang mempunyai sifat mampu
membunuh sel vegetatif mikroorganisme, tetapi tidak membunuh endospora.  Salah satu contoh
desinfektan adalah hidrogen peroksida atau H 2O2.  Hidrogen peroksida adalah salah satu
desinfektan yang biasa digunakan untuk mensterilkan biji-bijian. Setelah disteril dengan bahan
tersebut, biji harus disteril dengan akuades steril (Gandjar dkk., 1992).

Hidrogen peroksida dapat berperan sebagai antiseptik (3% dari larutan) dan sanitizer (Madigan dkk.,
2011). Hidrogen peroksida dapat berbahaya bagi mikroorganisme karena aksi langsung dan tidak
langsung dari oksigen.  Oksigen membentuk hidroksil radikal bebas (.OH), mirip radikal superoksida
yang sangat toksik dan reaktif bagi sel. Meskipun kebanyakan sel mikroba dapat memproduksi
enzim katalase untuk menginaktivasi metabolisme hidrogen peroksida, sel mikroba tetap tidak
mampu menetralisir hidrogen peroksida yang masuk ke sel selama disinfeksi dan antisepsis
dilakukan (Talaro & Talaro, 2002).

Anda mungkin juga menyukai