Anda di halaman 1dari 30

PEMBELAJARAN DARING IPS MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN

KEBERAGAMAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS IV SDN


CIPASANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

TRI HAMELIA PUTRI


NIM 17060118
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
CIMAHI
2020
A. Judul

Pembelajaran Daring IPS materi Kenampakan Alam dan

Keberagaman Lingkungan untuk Siswa Kelas IV SDN Cipasang

Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual

B. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakikatnya bukan sekedar proses untuk mengetahui tapi

belajar juga adalah proses membekali seseorang untuk menjadi manusia

seutuhnya. Belajar dapat dilakukan pada lembaga sekolah formal seperti

SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah

Menengah Atas) dan Perguruan tinggi namun pada masa pandemi covid

19 ini banyak sekali dampak yang dirasakan termasuk didalam bidang

pendidikan. Salah satu dampaknya yaitu lembaga pendidikan dunia hars

ditutup, mengikuti intruksi pemerintah di negara masing-masing sehingga

mempengaruhi sistem akademik. Setiap negara harus memiliki alternatif

baru untuk melaksanakan pembelajaran, dan kelas virtual / pembelajaran

daring adalah jalan ke depan yang paling mungkin dilakukan (Arora &

Srinivasan 2020). Negara Indoneia juga tidak berbeda dengan negara lain,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tegas

memberlakukan pembelajaran daring (Irawan, 2020; Katili, 2020;

Kemendikbud, 2020; Makdori, 2020; Putsanra, 2020; N.Wahyudi, 2020).

Namun hal tersebut tidak langsung berjalan secara efektif, bahkan tidak

jarang pembelajaran daring ini membuat anak merasa bosan dan tidak ada

motivasi dalam belajar.


Banyak sekali media pembelajaran yang saat ini digunakan untuk

berlangsungnya pembelajaran daring seperti via whats up, zoom meeting,

google classroom, google meet dan lain-lain. Tapi disisi lain kenyataan

dilapangannya penggunaan media tersebut kurang efektif karena

pembelajaran masih bersifat konvensional. Pembelajaran hanya berpusat

pada guru dan metode yang digunakannya seperti ceramah sehingga

pembelajaran monoton.

Pembelajaran IPS sendiri hakikatnya merupakan suatu ilmu

pengetahuan yang mencakup beberapa disiplin ilmu dan memiliki ruang

lingkup cukup luas. Menurut Susanto Ahmad, dalam Sari Mahdalena dkk

(2020) hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial adalah “untuk mengembangkan

konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada

dilingkungan siswa sehingga dengan memberikan pendidikan IPS

diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung

jawab terhadap bangsa dan negaranya”. Dari teori tersebut dapat kita

cermati bahwa pembelajaran IPS memerlukan proses pembelajaran yang

lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran daring dapat dilakukan menggunakan model, pendekatan,

strategi, metode ataupun media pembelajaran yang tepat.

Maka dari itu penelitian ini memfukoskan penggunaaan model

pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPS pada materi

kenampakan alam dan keanekaragaman lingkungan. Diharapkan


pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana skenario dan implementasi pembelajaran daring IPS materi

kenampakan alam dan keberagaman lingkungan kelas IV SDN

Cipasang menggunakan model pembelajaran kontekstual ?

2. Bagaimana respon siswa kelas IV terhadap pembelajaran daring IPS

materi kenampakan alam dan keberagaman lingkungan menggunakan

model pembelajaran kontekstual ?

3. Kesulitan- kesulitan apa yag dialami siswa kelas IV SDN Cipasang

pada saat mengikuti pembelajaran daring IPS materi kenampakan

alam dan keberagaman lingkungan menggunakan model pembelajaran

kontekstual ?

4. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru pada saat

mengimplementasikan pembelajaran daring IPS materi kenampakan

alam dan keberagaman lingkungan menggunakan model pembelajaran

kontekstual ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, permasalahan dalam penellitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Skenario dan implementasi pembelajaran daring IPS materi

kenampakan alam dan keberagaman lingkungan kelas IV SDN

Cipasang menggunakan model pembelajaran kontekstual.


2. Respon siswa kelas IV terhadap pembelajaran daring IPS materi

kenampakan alam dan keberagaman lingkungan menggunakan model

pembelajaran kontekstual.

3. Kesulitan- kesulitan yang dialami siswa kelas IV SDN Cipasang

pada saat mengikuti pembelajaran daring IPS materi kenampakan

alam dan keberagaman lingkungan menggunakan model pembelajaran

kontekstual.

4. Kendala-kendala yang dihadapi guru pada saat mengimplementasikan

pembelajaran daring IPS materi kenampakan alam dan keberagaman

lingkungan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

1. Bagi Guru

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran

daring.

b. Memperluas ilmu pengetahuan guru dalam menggunakan model

pembelajaran kontekstual.

2. Bagi Siswa

a. Siswa memiliki antusias dalam melakukan pembelajaran daring.

b. Meningkatkan pencapaikan hasil belajar melalui pembelajaran

daring.

3. Bagi pembelajaran IPS SD pada umumnya

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan yang bermanfaat.


b. Sebagai bacaan yang bisa dijadikan sebagai sumber atau referensi

penelitian berikutnya.

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran daring merupakan salah satu alternatif pembelajaran

yang bisa dilakukan saat pembelajaran tatap muka tidak bisa atau tidak

mungkin dilaksanakan pada situasi tertentu seperti pada masa wabah

covid 19 yang sedang terjadi di dunia.

2. IPS (Ilmu Pengethuan Sosial ) dalam penelitian ini yaitu pembelajaran

yang terkait dengan keadaan lingkungan masyarakat dari berbagai

aspek kehidupan mulai dari bidang sosial, budya, ekonomi dan

geografis. Ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu yang tidak asing

lagi bagi manusia karena pada firtahnya manusia dilahirkan sebagai

mahluk sosial artinya selalu memerlukan orang lain dalam

keberlangsungan hidupnya. Pada penelitian ini IPS akan berhubungan

dengan materi kenampakan alam dan keberagaman lingkungan.

3. Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk memberikan pengetahuan

dan kemampuan kepada peserta didik untuk mengenal gejala dan

masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai

aspek kehidupan atau satu perpaduan seperti kenampakan alam,

sumber daya alam, potensi alam, dan lain sebagainya. Untuk itu,

tidaklah mudah mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran

peserta didik tanpa adanya krestifitas dan inovasi kegiatan

pembelajaran dari guru.


4. Kenampakan Alam dan Keberagaman lingkungan adalah semua hasil

peristiwa yang tampak dipermukaan bumi. Kenampakan alam dibagi

menjadi dua bagian yaitu :

a. Kenampakan alam daratan

b. Kenampakan alam perairan

Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kompetensi dasar

mendeskripsikan kenampakan alam dilingkungan kabupaten/kota dan

provinsi serta hubungannya dengan keberagaman sosial dan budaya

dengan indikator :

a. Siswa mampu menjelaskan definisi kenampakan alam.

b. Siswa mampu memahami kenampakan alam berdasarkan bentuk

permukaan bumi.

c. Siswa mampu memahami keberagaman lingkungan dan

karakteristiknya.

5. Model kontekstual dalam penelitian ini merupakan model

pembelajaran yang menghubungkan materi kenampakan alam dan

keberagaman lingkungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Sehingga pembelajaran akan menghubungkan pengalaman yang

pernah siswa alami dan pengetahuan lebih bermakna.

G. Kajian Teoritis

1. Pembelajaran Daring

a. Pengertian pembelajaran daring menurut para ahli


1) Isman (2016) dalam Pohan, Efendi (2020) mengemukakan

bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang

memanfaatkan jaringan internet dalam prosesnya.

2) Meidawati, dkk (2019) dalam Pohan, Efendi (2020)

Pembelajaran daring yaitu pendidikan formal yang

diselenggarakan oleh sekolah dengan menggunakan sistem

telekomunikasi interaktif sebagai penghubung murid dengan

guru karena lokasinya yang terpisah. Pembelajaran daring ini

bersifat fleksibel karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan

saja.

3) Bilfaqih & Qomarudin, (2015: 1) dalam Yanti (2020)

pembelajaran daring yaitu program penyelenggaraan kelas

belajar untuk menjangkau kelompok yang masif dan luas

melalui jaringan internet. Pembelajaran dapat dilakukan secara

masif dengan jumlah peserta yang tidak terbatas, bisa

dilakukan secara gratis maupun berbayar.

4) Pohan, Efendi (2020) Pembelajaran daring merupakan

pembelajaran yang berlangsung dalam jaringan dimana

pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung

dengan menggunakan media komunikasi alternatif karena tidak ada


tatap muka secara langsung didalamnya. Sehingga pembelajaran

tidak terbatas karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

b. Langkah-langkah pembelajaran daring

Alur belajar menurut Chaeruman dibagi kedalam empat siklus, alur

belajar ini disingkat dengan PEDATI (PElajari- DAlami-

Terapkan- evaluasI). PEDATI dapat digambarkan sebagai berikut

(Chaeruman, 2017):

1) Pelajari artinya mempelajari materi, seperti membaca melalui

teks, melihat/memperhatikan melalui visual, mendengarkan

melalui audio, menonton melalui video dan atau animasi,

mencoba dan mempraktekan melalui simulasi dan games, dan

lain-lain. Semua itu, harus disediakan dalam aneka ragam jenis

dan bentuk media digital. Media digital inilah yang disebut

dengan obyek belajar (learning object). Contoh aneka jenis dan

bentuk media digital sebagai berikut:

Tabel 1.1

Aktivitas Media Format Media

Membaca Teks Doc, pdf, html, epub, dll.

Melihat Visual Jpeg, png, ppt, gif, dll.

Mendengar Audio Mp3, mp4, wav, wma,

midi, dll
Mendengar Video, Dat, flv, mp3, mp4,

dan melihat animasi wmv, swf, 3gp, dll.

Mencoba dan Simulasi dan Swf, mp3, mp4, wmv,

mempraktekan games dll.

1) Evaluasi dengan mengerjakan asesmen dalam tes bentuk tes

obyektif seperti pilihan ganda, benar/salah, mencocokan,

jawaban pendek dan lainlain.

c. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran daring

Kelebihan pembelajaran daring menurut Pohan, Efendi (2020)

yaitu :

1) Merupakan pembelajaran interaktif yang digunakan oleh

hampir semua negara didunia pada masa pandemi covid 19.

2) Pembelajaran sangat fleksibel artinya dapat dilakukan dimana

saja dan kapan saja.

3) Ruang lingkup Informasi yang didapat mencakup ruang

lingkup yang makro.

4) Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dapat

sekaligus melatih dan meningkatkan keterampilan guru atau

murid dalam menggunakan teknologi.

Sedangkan kekurangan pembelajaran daring menurut Pohan,

Efendi (2020) yaitu sebagai berikut :


1) Pelaksanaan pembelajaran daring yang dipicu karena virus

wabah corona hakikatnya antara efektif dan terpaksa karena

banyak sekali permasalahan yang terjadi karena pembelajaran

daring ini.

2) Adanya permasalahan infrastruktur khususnya didaerah 3T

(terdepan, terluar, tertinggal). Contoh permasalahan yang

dimaksud adalah seperti permasalahan ketersediaan listrik dan

akses internet pada satuan pendidikan.

3) Adanya guru-guru yang belum mahir menggunakan e-learning,

edmodo, zoom, google meet dan lainnya.

4) Secara finansial siswa-siswi di Indonesia tidak memiliki

ekonomi yang sama baik. Contohnya tidak semua siswa

mampu membeli alat belajar oneline seperti smart phoone, note

book atau laptop.

5) Siswa mengalami tekanan dalam pembelajaran daring.

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial menurut para ahli :

1) Sardijo dkk, (2008:1.26) dalam Arif (2018) Ilmu pengetahuan

sosial adalah ilmu yang mempelajari, menelaah, menganalisis

gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari

berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.


2) Rasimin, (2012 :37) dalam Arif (2018) Ilmu pengetahuan sosial

merupakan segala peristiwa yang dialami manusia di

masyarakat yang telah membentuk ilmu pengetahuan.

3) Sedangkan menurut Udin dalam Ahmadi dalam Suflemi.

W. B (2019) social studies Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

ilmuilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan

dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Dengan

begitu, dapat disimpulkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah

ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi

penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi

kelompok belajar lainnya, yang sederajat. Materi dari berbagai

disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi,

Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu

Hukum dan ilmu -ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku

bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di

sekolah dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) adalah bidang studi yang merupakan panduan (fusi)

dari sejumlah mata pelajaran sosial

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu

pengatahuan sosial merupakan terkait dengan segala hal yang

berhubungan kegiatan hidup manusia dan mencakup beberapa

disiplin ilmu pengetahuan yang terbentuk dalam masyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran IPS di SD


Menurut Suflemi. W. B (2019) Pendidikan IPS bertujuan

“membina peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang

memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang

berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”.

Untuk merealisasikan tujuanini maka proses pembelajaran IPS

tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif),

dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga

aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari

kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan

persaingan.Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan

dikembangkan kemampuan mental intelektualnya menjadi warga

negara yang berketerampilan dan berkepedulian social serta

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan

arah yang hendaknya dipertimbangkan ketika mengembangkan

materi pembelajaran. Lima kriteria dalam mengembangkan

materi pembelajaran yaitu Pembelajaran IPS di SD hendaknya:

1) Mengembangkan kemampuan memahami berbagai fenomena

sosial yang akan berguna dalam proses pengambilan keputusan.

2) Mengembangkan kemampuan komunikasi social yakni

keterampilan menangkap berbagai fenomena social.

3) Mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan masalah

social.
4) Mengembangkan kemampuan sikap peka, tanggap, dan adaftif

tetapi tetap kritis yaitu mampu menggunakan logika dan

fakta dalam mengambil kesimpulan/keputusan. (mencari

sebab, memprediksi, menganalisis, melihat keterpaduan

berbagai fenomena serta menganalisis secara logis dan

sistematis).

5) Mengembangkan kemampuan menganalisis masalah social secara

terpadu.

Adapun fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu: Membekali

peserta didik dengan pengetahuan social yang berguna yang dapat

diterapkan Sehari-hari,Mengembankan keterampilan terutama

keterampilan social, keterampilan intelektual, mengembangkan

kepedulian sosial.

3. Kenampakan Alam

a. Pengertian kenampakan alam

Kenampakan alam merupakan semua bentuk permukaan bumi

yang diakibatkan proses alami peristiwa alam. Peristiwa ini

menyebabkan bumi membentuk cekongan atau tonjolan . Adapun

bentuk-bentuk kenampakan alam wilayah daratan adalah sebagai

berikut :

1) Dataran rendah merupakan tanah datar dengan ketinggian

antara 0-200 m di atas permukaan air laut. Contoh dataran


rendah di Indonesia yaitu Solo dan dataran rendah pantai Utara

Jawa.

2) Dataran tinggi (plato) yaitu tanah datar dengan ketinggian 300-

600 m di atas permukaan air laut yang dikelilingi oleh dataran

rendah. Contoh dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah).

3) Gunung yaitu bentuk muka bumi yang menonjol tinggi keatas.

Memiliki ketinggian lebih dari 600 m. Bagian-bagian gunung

terdiri atas puncak gunung, lereng gunung, dan kaki gunung.

4) Pegunungan yaitu daerah yang terdiri atas bukit-bukit dan

gunung-gunung sehingga kelihatan seperti suatu rangkaian.

Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 700 m di atas

permukaan laut. Beberapa contoh pegunungan antara lain

pegunungan Seribu (Jawa Tengah).

5) Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Tanjung

yang luas disebut semenanjung, tanjung banyak dimanfaatkan

untuk membangun pelabuhan.

Sedangkan kenampakan alam wilayah perairan antara lain :

1) Rawa merupakan dataran rendah yang digenangi air, rawa baik

untuk perikanan dan hutan bakau, misalnya di sepanjang pantai

timur Sumatera.

2) Danau: merupakan suatu cekungan di darat yang sangat luas

dan berisi air yang dikelilingi oleh daratan. Danau ada 2 yaitu:

danau alami karena proses alam dan danau buatan manusia.


Danau banyak dimanfaatkan untuk pariwisata dan PLTA

(pembangkit listrik tenaga air). Contoh: Waduk Jati Luhur di

Jawa Barat.

3) Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang

mengalir secara terus menerus dari hulu-hilir. Sungai banyak

dimanfaatkan untuk irigasi dan transportasi.

4) Teluk merupakan laut yang menjorok ke darat, misalnya teluk

Cenderawasih, teluk Banten.

5) Selat merupakan laut sempit yang berada di dua pulau,

misalnya Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera.

b. Keadaan Penduduk di Suatu Wilayah

Kondisi lingkungan sangat erat kaitanya dengan keadaan penduduk

karena wilayah adalah tempat persebaran penduduk yang terkait

dengan kegitan penduduk diberbagai bidang kehidupan seperti

bidang sosial , ekonomi. Politik dan budaya. Keadaan penduduk di

daerah dataran rendah berbeda dengan keadaan penduduk di

pegunungan dan pantai.

1) Keadaan penduduk wilayah dataran rendah

Penduduk di dataran rendah yang subur sebagian besar bermata

pencaharian sebagai petani. Hasil utama kegiatan pertanian

adalah padi dan palawija. Persebaran penduduknya merata dan

cukup padat karena jumlah penduduknya relatif banyak.


Perpindahan penduduk lebih mudah karena fasilitas penunjang

yang relatif memadai.

2) Keadaan penduduk wilayah pantai

Penduduk di wilayah pantai sebagian besar bermata

pencaharian sebagai nelayan. Tempat persebatan penduduk

berada pada sepanjang garis pantai dengan tipe rumah dengan

atap seng.

3) Keadaan penduduk wilayah pegunungan

Penduduk di wilayah ini sebagian besar adalah petani dilahan

miring dengan hasil tani berupa ubi jalar, singkong, teh dan

jagung. Persebaran penduduknya tidak begitu merata karena

disebabkan oleh daratan yang naik turun.

4. Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian pembelajaran kontekstual menurut beberapa ahli yaitu :

1) Kunandar (2009) Pendekatan kontekstual merupakan konsep

belajar yang beranggapan bahwa belajar anak akan lebih baik

jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan

lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “ mengalami” sendiri

apa yang dipelajarinya, dan bukan sekedar “mengetahui” .

2) Wina Sanjaya (2009) menjelaskan bahwa satu strategi

pembelajarn yang melibatkan langsung siswa dalam

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya


dengan kehidupan nyata dilingkungan sehingga mendorong

siswa untuk mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.

3) Kokom Komalasari (2011) mengemukakan bahwa

pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar dan

mengajar yang membantu guru untuk menghubungkan materi

yang diajarkan dengan situasi dan kondisi yang ada

dikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk

menerpkannya dalam kehidupan keluarga, warga negara dan

pekerja.

Dari pengertian beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran kontekstual merupakan satu pembelajaran

menggunakan cara menghubugkan materi ajar dengan segala

sesuatu yang ada kehidupan nyata, sehingga pengetahuan yang

dibangun oleh siswa karena mereka langsung mengalami sendiri

pengetahuan tersebut.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Dalam suatu model pembelajaran terdapat cirinya masing-

masing yang dapat membedakan model satu dengan yang lainnya.

Ciri tersebut yaitu berupa sintaks atau langkah-langkah model

pembelajaran. Begitupun dengan model pembelajaran kontekstual.

Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran kontekstual

Menurut Trianto (2007) pembelajaran kontekstual memiliki

beberapa komponen yaitu sebagai berikut :


1) Kontruktivisme artinya sisa harus bisa membangun

pengetahuan nya sendiri yang dilakukan secara pelan tapi pasti,

sehingga pelajaran dapat betul dipahami oleh siswa.

2) Pemodelan artinya pada pembelajaran harus ada contoh

bagaimana gambaran materi yang akan dipelajari. Contoh

pemodelan dapat dilakukan dengan media belajar seperti

gamabar atau video. Tahapan ini akan mendorong siswa untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai pembelajaran tersebut.

3) Menemukan yaitu menekankan pada penemuan pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh siswa yang akan dibentuk

sendiri melalui identifikasi permasalahan, pengumpulan data

serta informasi, melakukan sebuah analisis serta memberikan

kesimpulan memaparkan sebuah solusi.

4) Bertanya yaitu penerapan pembelajaran kontekstual selama

penelitian, siswa telah mampu mencapai pada tahapan ini,

siswa membuat pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan

siswa dari gambar yang telah disajikan atau ditampilkan dalam

LKS.

5) Masyarakat Belajar dalam pembelajaran kontekstual

ditekankan pada diskusi dalam kelompok belajar sehingga

siswa terbiasa untuk bekerja sama dengan orang lain.

Kemampuan bekerja sama dengan orang lain ini sangat penting


untuk membuat siswa saling berdiskusi dalam memberikan

pemecahan masalah mereka sendiri dalam lingkup kelompok.

6) Refleksi menurut Wartono (2010) merupakan suatu cara

berfikirdari siswa dari respon yang baru dipelajari atau

pengetahuan lama yang sudah dimiliki oleh siswa. Selama

penerapan pembelajaran guru mendorong sisa untuk

menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari hari ini.

7) Penilaian yang sebenarnya menurut Salma (2013) fokus

penilaian yang dilakukan yaitu siswa dapat menyelesaikan

berbagai tugas yang diberikan guru secara relevan dan sesuai

proses maupun hasil yang diperoleh selama penerapan

pembelajaran kontekstual, siswa telah mengerjakanseiap

komponen yang ada dalam LKS .

c. Adapun kelebihan pembelajaran kontekstual menurut Anisa

(2009)yaitu :

1) Pembelajaran memiliki ciri bermakna artinya pengetahuan

siswa memahami materi dengan melakukan kegiatan

pembelajaran. Sehingga peran siswa lebih produktif dalam

proses pembelajaran.

2) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam memperdalam

materi yang sedang dipelajari.

3) Menuntut siswa agar belajar bekerja sama.


4) Mengajak siswa untuk bisa menarik kesimpulan sendiri dari

kegiatan pembelajaran.

d. Sedangkan kekurangan dalam pembelajaran kontekstual menurut

Dzaki (2009) yaitu :

1) Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran tidak akan

mendapatkan pengetahuan karena siswa tidak mengalami

sendiri secara langsung

2) Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajaran.

3) Guru lebih berperan sebagai pembimbing karena pembelajaran

kontekstual lebih kepada siswa sehingga guru tidak berperan

sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

4) Karena belajar secara berkelompok maka tidak jarang ada

siswa yang susah untuk menyesuaikan dengan kelompoknya.

5) Ada beberpa siswa yang tidak suka belajar secara

berkelompok.

H. Metode dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan upaya yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki

kualitas pembelajaran IPS materi kenampakan alam dan keragaman

lingkungan kelas IV menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Prosedur penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan studi kasus dengan cara menganalisis data

dilapangan untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan sekolah

mencakup karakteristik siswa, konsep belajar dan analisis tugas.

Tahapan ini berguna untuk mengefektifkan dan mempermudah proses

penelitian. Tahapan perencanaan meliputi tahapan :

a. Membuat surat perijinan untuk melakukan penelitian.

b. Merumusakan dan mengidentifikasi masalah.

c. Observasi lingkungan sekolah.

d. Penentuan kebutuhan data, sumber data dan pengadaan

administrasi perencanaan dan dilanjutkan pengambilan data.

e. Jadwal pengumpulan data.

Setelah pengumulan data maka sebagai tahapan persiapan

berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan disesuaikan

dengan data kondisi lingkungan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukaan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan waktu untuk melaksanakan pembelajaran secara

daring.

b. Memberikan apresepsi pada awal pembelajaran melaui video yang

dikirim via whats up.

c. Melakukan pembelajaran daring via whats up.

d. Melaksanakan RPP yang telah dibuat pada tahap persiapan.


3. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini dilakukan penilaian sudah sejauhmanakah

pemanaham siswa tentang kenampakan alam setelah diadakanya

pembelajaran daring. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan berbagai

macam test bsa tes lisan atau tulisan. Pada penelitian ini ditekankan

pada tes lisan yang dilakukan diakhir pembelajaran dan tes tulis berupa

pengerjaan LKS yang dikerjakan secara berkelompok oleh siswa.

I. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di s SDN Cipasang yang

berada di Dusun Cipasang Rt 04/ Rw 05 Desa Cipasang Kecamatan

Cibugel Kabupaten Sumedang dengan 3 orang siswa laki-laki dan 7

perempuan. Seperti yang tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 1.1

No Nama Siswa Jenis


Kelamin

1 Andini Juningsih P

2 Julianti Puspita P

3 Kadila Nurcahya P

4 Kirana Akbar Maulana L

5 Marsella Fitriani P

6 Muhammad Mursidik L

7 Shinta Sabila Rahayu P

8 Warli Sazidin L
9 Windi Merlina P

10 Siti Rohmah P

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan siswa memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Tidak memiliki motivasi untuk melakukan diskusi atau mengajukan

pertanyaan dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran jarak jauh membuat siswa lebih santai menanggapi

pembelajaran.

J. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa :

a. Test tertulis untuk mengukur sejauh pengetahuan siswa tentang IPS

materi kenampakan alam dan keragaman lingkungan.

b. Wawancara untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa

dalam memahami pembelajaran IPS materi penampakan alam dan

keanearagaman lingkungan kelas IV SDN Cipasang.

c. Angket / skala sikap untuk mengukur respon guru dan siswa instrumen

tersebut kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing agar

memiliki validitas isi. Sedangkan agar memiliki validitas empiris maka

instrumen tersebut diujicobakan untuk mengetahui validitas,

rehabilitas, daya pembeda dan indeks kesukarannya.

1) Validitas
Untuk menguji kevaliditasan instrumen dapat dilakukan

dengan tehnik analisis validitas instrumen ahli dan pegunaan RPP,

model, bahan ajar dan mediadidasarkan kepada categorial

judgement yaitu validator diberikan pertanyaan kemudin

memberikan penilaian terhadap masing-masing pertanyaan

tersebut. Rumus untuk nalisis tingkat validitas secara deskriptif

adalah sebagai berikut :

Va = Tse x 100 %
TSh

Vp = Tse x 100 %
TSh

Keterangan :

Va : Validitas dari ahli

TSe : Total skor empiris ( hasil validasi dari validator)

TSh : Total skor maksimal yang diharapkan.

Setelah nilai masig-masing uji validitas diketahui, peneliti

kemudian melakukan perhitungan validitas gabungan hasil analisis

ke dalam rumus sebagai berikut :

V = Va + Vp =.......%
2
Adapun kriteria validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

85,01 % - 100,00 % : sangat valid, dapat digunakan tanpa

perbaikan

70,01 % - 80,00 % : Cukup valid, tidak bisa digunakan namun

perlu perbaikan kecil.


50,01 % - 70,00 % : Kurang valid, perlu perbaikan besar.

0,01 % -50,00 % : Tidak valid , tidak bisa digunakan.

2) Reabilitas

Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan varians

terbesar dan varians terkecil dengan menggunakan tabel.

F Hitung = Varians besar


Varians kecil

3) Daya pembeda

Jika berdistribusi normal dan homogen digunakan rumus :

t = x1 – x2
2√1 + 1
n1 n2
Apabila data ditemukan berdistribusi normal dan tidak homogen,
maka pengujian data menggunakan rumus :
T = x1-x2
2√s2+ s2
N1 n2
K. Prosedur Pengolahan Data

Seluruh data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan

SPSS dan microscrof excel untuk mengetahui deskripsi pembelajaran

daring IPS materi kenampakan alam dan keragaman lingkungan kelas IV

serta deskripsi implementasi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual.

L. Jadwal Penelitian

Tabel 1.2

Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6

1. Penyusunan Proposal v

2. Penyusunan Skenario v
pembelajaran dan
instrumen penelitian
3. Uji coba instrumen v
penelitian
4. Penelitian di lapangan v v

5. Pengolahan data v

6. Penulisan Bab I-III v

7. Penulisan Bab IV-V v


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elin dkk. (2019). Keterlaksanaan Pembelajaran Saintifik Berbasis

Kontekstual Pada Materi Zat Adiktif. E-Juornal Pensa. Vol.7-No.02,Hal 68-

93.https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/

27725/25370

Anisa (2009). Kelebihan dan KelemahanPembelajaran CTL.(Online Mei 2014)

Tersedia:http://ww.sekoladdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-

pembelajaran.html.

Arif, Muhammad. (2018). Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kenampakan

Alam dan Keberagaman Sosial Budaya Melalui Metode Make A Match

Pada Siswa Kelas IV Mifalahul Mukminin 02 Kec Pabelan Kab Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi pada IAIN Salatiga:tidak diterbitkan.

Chaeruman, U. A. (2017). Pengembangan Model Desain Sistem Pembelajaran

Blended . Disertasi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Dzaki (2009). Contextual Teaching and Learning. (Oneline: Maret 2014)

Tersedia: http://arrumsundari.wordpress.com/2012/11/19/contextual-

teching-and-learning/

Elihami, Esindar. (2020). Pengaruh Pembelajaran Contextual Learning Terhadap

Hasil Belajar PKn Murid Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.  -ummaspul.e-journal.id Oneline.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama.


Mahdalena, Sari dkk. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Penerapan Model Penelitian Cooperative Script Pada Materi Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Kelas VA Siswa Sekolah Dasar Negeri 010 Sungai

Beringin.STAI Auliaurrasyidin Tembilahan: Jurnal Pendidikan Asatiza.

Vol.1-No.1 Januari-April 2020.

Pohan, Albert Efendi. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan

Ilmiah. Jawa Tengah: CV Sarnu Untung.

Rumengan, Irma Marciana. (2019). Pembelajaran Daring Pendidikan dan

Pelatihan Aparatur Sipil Negara Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Papua Barat: Jurnal Tehnik Informatika. Vol.14-No.3 Juli-

Septembar

Salma, Prawiradilaga. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta :Prenada

Media

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sulfemi, W. B. & Mayasari, N. (2019). Peranan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan. 20 (1). 53-

68.DOI:https://doi.org/10.33830/jp.v20i1.235.2019

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung.(2019). Model Pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur

Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic : Jurnal


Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. 7

( 2) . 73-84

Wartono. 2010. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Jakarta : Depdiknas

Yanti, Minarti Tirta. (2020). Pemanfaatan Potral Rumah Belajar Kemendikbud

Sebagai Model Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan

Dasar. Vol.1-No.5

Anda mungkin juga menyukai