Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

PATOGEN YANG DITULARKAN MAKANAN BERSIFAT


INFEKSIUS

Oleh:

Roby Julianda

NIM. 21012002

Semester 4 IKB Non Reg

UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Patogen................................................................... 5
B. Jenis-jenis Patogen.................................................................... 5
C. Cara Patogen Menyerang Tubuh.............................................. 10
D. Bakteri Escherichia Coli........................................................... 11
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keamaan Pangan.............. 14
F. Cara Melindungi Tubuh dari Patogen....................................... 16
G. Cara Mencegah Penyebaran Patogen........................................ 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal penting yang harus dijaga dengan baik


oleh setiap individu. Menjaga kebersihan tubuh termasuk salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. Secara umum, setiap hal
yang bersih memberikan kesan hal tersebut sehat dan aman. Misalnya,
bahan makanan yang dicuci hingga bersih menjadikannya lebih higienis
dan aman dikonsumsi. Selain itu, lingkungan sekitar dan tubuh kita
haruslah dibersihkan secara rutin agar bisa hidup dengan sehat, bebas dari
penyakit, dan pastinya nyaman.

Menjaga kebersihan tubuh, tidak hanya dengan mandi, cuci muka,


dan gosok gigi saja. Kita juga harus sering mencuci tangan sebelum makan
dan sesudah melakukan sesuatu. Menggunakan pakaian bersih dan
mengonsumsi makanan yang bersih juga termasuk dalam aktivitas
menjaga kebersihan untuk kesehatan tubuh.

Menjaga kebersihan tangan dan tubuh merupakan hal baik yang


bisa dilakukan untuk menghindari berbagai gangguan kesehatan akibat
infeksi. Salah satu penyebab infeksi yang paling banyak terjadi akibat
paparan patogen pada tubuh. Patogen dalam dunia medis adalah istilah
untuk kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Patogen bisa menyerang tubuh manusia dan menimbulkan penyakit


ketika sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Selain itu, masuknya
patogen ke dalam tubuh juga bisa berasal dari luka atau cedera, konsumsi
makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan kontak erat dengan
orang yang sedang sakit.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah:
1. Apa pengertian Patogen?
2. Apa saja jenis-jenis Patogen?
3. Bagaimana cara Patogen menyerang tubuh?
4. Apa itu bakteri Escherichia Coli?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi keamanan Pangan?
6. Bagaimana cara melindungi tubuh dari Patogen?
7. Bagaimana cara mencegah penyebaran Patogen?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1 Mengetahui pengertian Patogen
2 Mengetahui jenis-jenis Patogen
3 Mengetahui cara Patogen menyerang tubuh
4 Mengetahui bakteri Escherichia Coli
5 Mengetahui faktor yang mempengaruhi keamanan Pangan
6 Mengetahui cara melindungi tubuh dari Patogen
7 Mengetahui cara mencegah penyebaran Patogen

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Patogen

Patogen adalah istilah medis dari kuman, yaitu organisme kecil


penyebab infeksi. Jenis patogen pun bermacam-macam, mulai dari virus,
bakteri, hingga jamur, dan setiap jenisnya bisa menimbulkan penyakit
yang berbeda pada manusia. Patogen merupakan mikroorganisme yang
dapat menyebabkan infeksi pada manusia maupun hewan. Jenisnya pun
berbeda dengan mikroorganisme normal yang menumpang hidup di dalam
tubuh manusia, seperti probiotik di saluran cerna atau flora normal di
permukaan kulit dan vagina.

Meski termasuk sebagai kuman, probiotik dan flora normal ini tidak
menimbulkan penyakit, tetapi justru melindungi tubuh manusia dari
berbagai patogen pemicu infeksi dan penyakit. Patogen bisa menyerang
tubuh manusia dan menimbulkan penyakit ketika sistem kekebalan tubuh
sedang lemah. Selain itu, masuknya patogen ke dalam tubuh juga bisa
berasal dari luka atau cedera, konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi, dan kontak erat dengan orang yang sedang sakit.

B. Jenis-jenis Patogen

Tingkat keparahan infeksi dan penyakit akibat patogen tergantung


pada jenis patogen yang menyerang tubuh dan kekuatan daya tahan tubuh
seseorang untuk melawannya.

Secara umum, ada 6 jenis patogen yang bisa menimbulkan penyakit


atau infeksi pada manusia, yaitu:

5
1 Bakteri

Bakteri merupakan salah satu patogen yang dapat menimbulkan


infeksi. Bakteri ini bisa mengganggu kesehatan tubuh dengan cara
menghasilkan zat beracun atau toksin, merusak jaringan tubuh, serta
berkembang biak dan membunuh sel tubuh yang sehat.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah


pneumonia bakterial, tuberkulosis, kolera, diare, tifus atau demam
tifoid, serta leptospirosis. Pada kasus tertentu, bakteri juga bisa
menimbulkan infeksi yang parah, seperti meningitis dan sepsis.

Berdasarkan kemampuan menimbulkan penyakit bakteri ada dua


jenis yakni pathogen dan apatogen. Pathogen adalah bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit baik melalui invasi langsung atau mencemari
makanan. Sedangkan bakteri apatogen adalah tidak berpotensi
menimbulkan penyakit, bahkan ada yang menguntungkan bagi
manusia. Berdasarkan kebutuhab terhadap oksigen bakteri dibagi
menjadi tiga yakni aerob, anaerob, dan fakultatif anaerob. Aerob
mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup dan
dapat hidup baik dalam keadaan terdapat oksigen maupun tidak.

Berikut lima bakteri patogen penyebab keracunan makanan berikut.

 Salmonella sp.

Bakteri Salmonella sp terdapat pada makanan yang tidak matang


sempurna atau makanan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Misalnya pada daging sapi, daging unggas, serta telur yang belum
matang.
Gejala yang timbul ketika seseorang terinfeksi bakteri ini
diantaranya mual, demam, pusing, dan diare selama 2-7 hari.

6
Karena itu, penting untuk mengolah masakan hingga benar-benar
matang sempurna.

 Eschericia coli (E. coli)

E. coli merupakan sekelompok besar bakteri. Bakteri E. coli


biasanya menyebar melalui makanan yang tercemar limbah. Selain
itu, bakteri ini terdapat pada daging yang kurang matang, dan susu
yang tidak dipasteurisasi.

Untuk mencegahnya, hindari konsumsi minuman yang dijajakan di


pinggir jalan juga konsumsi susu nonpasteurisasi. Selain itu,
pastikan Anda memasak daging sampai matang.

 Clostridium perfringens

C. perfringens adalah jenis bakteri patogen yang sangat mudah dan


cepat berkembang. Bakteri ini biasanya menyerang bayi, anak-
anak, serta orang lanjut usia.

Penyakit ini biasanya terjadi dengan mengonsumsi makanan yang


sudah terkontaminasi bakteri dalam sejumlah besar. Bakteri ini
menghasilkan racun yang cukup untuk menyebabkan gejala dalam
bentuk kram perut dan diare.

 Listeria monocytogenes

Bakteri Listeria monocytogenes ditemukan pada makanan cepat


saji seperti burger, hotdog, daging mentah, susu yang tidak
dipasteurisasi, unggas, serta makanan laut. Mengonsumsi makanan
yang terkontaminasi bakteri listeria akan menyebabkan listeriosis
atau infeksi serius. Ini terutama bagi orang-orang yang berisiko
tinggi seperti bayi, anak-anak, dan wanita hamil.

7
 Staphylococcus aureus

Bakteri ini ditemukan pada makanan mentah yang tidak perlu


dimasak dan bersentuhan langsung dengan tangan. Beberapa di
antaranya adalah salad, sandwich, makaroni, susu yang tidak
dipasteurisasi.
Siapa saja dapat terinfeksi bakteri ini. Namun, kelompok orang
tertentu yang memiliki kondisi kronis berisiko lebih besar; seperti
penderita diabetes, kanker, penyakit pembuluh darah, eksim, dan
penyakit paru-paru.

Berbagai patogen penyebab penyakit dapat bersarang di mana saja,


terutama pada makanan. Karena itu, mencuci tangan dengan sabun
menjadi langkah pertama dan sangat penting untuk memutus rantai
penularan penyakit.

2 Virus

Virus juga termasuk salah satu patogen yang sering menyebabkan


infeksi dan berbagai penyakit pada tubuh manusia. Patogen ini hanya
bisa hidup di dalam sel-sel tubuh. Ketika virus masuk ke dalam sel
tubuh, patogen akan berkembang biak di dalam sel dan menyebabkan
kerusakan serta kematian sel tersebut.

Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, di


antaranya COVID-19 akibat virus Corona, cacar air akibat virus
Varicella zoster, hepatitis B dan hepatitis C, dan kanker serviks akibat
virus HPV.

3 Jamur

Berbeda dengan virus, jamur dan bakteri dapat hidup di luar tubuh
manusia. Jamur umumnya sering tumbuh dan mudah berkembang biak

8
di lingkungan yang lembap dan bersuhu hangat. Jamur bisa menyerang
berbagai bagian tubuh manusia, seperti kulit, mata, paru-paru, dan
saluran pencernaan.

Infeksi jamur biasanya jarang terjadi pada orang yang sehat.


Namun, jamur bisa menimbulkan penyakit dan lebih mudah
menyerang orang yang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti
imunodefisiensi, malnutrisi atau kurang gizi, diabetes, atau efek
samping obat-obatan, termasuk kemoterapi dan kortikosteroid.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi jamur adalah
kandidiasis, kurap, infeksi jamur vagina, dan meningitis.

4 Protozoa

Protozoa merupakan patogen yang dapat hidup bebas di air atau


hidup di dalam tubuh. Patogen ini dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui organisme lain, misalnya nyamuk.

Saat masuk ke dalam tubuh, protozoa akan berkembang biak dan


menginfeksi tubuh, sehingga menyebabkan penyakit. Penyakit yang
disebabkan oleh protozoa meliputi malaria, trikomoniasis,
toksoplasmosis, dan disentri.

5 Cacing

Cacing adalah patogen dengan ukuran yang paling besar. Patogen


ini dapat hidup di berbagai organ tubuh manusia, seperti saluran
pencernaan, kulit, paru-paru, dan otak. Beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh infeksi cacing patogen adalah ascariasis,
strongyloidiasis, dan sistiserkosis.

9
6 Kutu atau tungau

Kutu atau tungau merupakan parasit yang hidup di kulit manusia.


Kutu berkembang biak dengan bertelur dan memperoleh nutirisi
dengan cara menghisap darah dari inangnya. Jenis kutu yang sering
menimbulkan infeksi parasit pada manusia adalah kutu rambut, kutu
kemaluan, dan kudis.

C. Cara Patogen Menyerang Tubuh


Mikroorganisme patogen penyebab penyakit bisa masuk ke dalam tubuh
manusia melalui berbagai cara, di antaranya:
1 Kontak fisik.
Kontak fisik adalah cara yang paling sering menyebabkan seseorang
terinfeksi oleh kuman, virus, atau tungau. Kontak ini bisa terjadi ketika
seseorang menyentuh orang lain maupun hewan yang terinfeksi
patogen.
2 Kontaminasi makanan.
Patogen juga dapat masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman
yang Anda konsumsi. Kontaminasi makanan bisa terjadi melalui
makanan yang tidak dicuci dengan baik, dimasak kurang matang, atau
diolah dengan cara yang kurang bersih.
3 Darah dan cairan tubuh lainnya.
Jenis patogen tertentu, seperti plasmodium, dapat menginfeksi tubuh
dengan masuk melalui darah melalui gigitan nyamuk. Tak hanya itu,
patogen juga bisa masuk melalui darah atau cairan tubuh lain, seperti
cairan vagina dan air mani.

4 Udara.
Selain melalui kontak fisik dan kontaminasi makanan atau minuman,
Anda juga bisa terinfeksi patogen hanya dengan menghirup udara.
Pasalnya, proses penularan infeksi bakteri, virus, dan jamur dapat
terjadi melalui udara yang terkontaminasi patogen.

10
D. Bakteri Escherichia Coli
Bakteri Escherichia coli merupakan spesies dengan habitat alami
dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Escherichia coli
pertama kali diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil
pada tahun 1885. Bqkteri ini berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0
μm, termasuk gram negatif, dapat hidup soliter maupun berkelompok,
umumnya motil, tidak membentuk spora, serta fakultatif anaerob.

Struktur sel Escherichia coli dikelilingi oleh membran sel,


terdiri dari sitiplasma yang mengandung nukleoprotein. Mebran sel
Escherichia coli ditutupi oleh dinding sel berlapis kapsul. Flagela dan pili
Escherichia coli menjulur dari permukaan sel. Tiga struktur antigen utama
permukaan yang digunakan untuk membedakan serotipe golongan
Escherichia coli adalah dinding sel, kapsul dan flagela. Dinding sel
Escherichia coli berupa lipopolisakarida yang bersifat pirogen dan
menghasilkan endoksin serta diklasifikasikan sebagai antigen O.

Kapsul Escherichia coli berupa polisakarida yang dapat melindungi


membran luar dari fgositik dan sistem komplemen., diklasifikasikan
sebagai antigen K.Flagela Escherichia coli terdiri dari protein yang
bersifat antigen dan dikenal sebagai antigen H.Faktor virulensi
Escherichia coli juga disebabkan oleh ontoroksin, hemolisin, kolisin, 6
sidorophor, dan molekul pengikat besi.

Bakteri Escherichia coli dapat membentuk koloni pada saluran


pencernaan manusia maupun hewan dalam beberapa jam setelah kelahiran.
Faktor predisposisi pembentukan koloni ini adalah mikroflora dalam tubuh
masih sedikit, rendahnya kekebalan tubuh, faktor stress, pakan, dan infeksi
agen patogen lain. kebanyakan Escherichia coli memiliki virulensi yang
rendah dan bersifat oportunis. Dilaporkan bahwa Escherichia coli keluar
dari tubuh bersama tinja dalam jumlah besar serta mampu bertahan sampai

11
beberapa minggu. Kelangsungan hidup dan replikasi Escherichia coli di
lingkungan membentuk koliform. Sitoplasma membran sel Flagella DNA7
Escherichia coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan
biasa. Bakteri ini akan mati pada suhu 60̊C selama 30 menit.

Escherichia coli jika masuk kedalam saluran pencernaan dalam


jumlah banyak dapat menyebabkan kesehatan. Walaupun Escherichia coli
merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini
telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan
gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan.
Sehingga air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya
dan dapat menimbulkan penyakit infeksius.

Terdapat tiga jenis Escherichia coli, yaitu : Escherichia coli


enterotoksigeneik (enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)). Produksi
enterotoksin oleh Escherichia coli ditemukan sekitar tahun 1970 dari
strain-strain yang ada hubungannnya dengan penyakit diare. Penelitian
selanjutnya menerangkan strain-strain enterototoksigenik dari Escherichia
coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia.
Dua tipe Escherichia coli disebut sebagai toksin labil (labile toxin, LT)
dan toksin stabil (stabil toxin, ST).

Beberapa galur Eschericia coli menjadi penyebab infeksi pada


manusia, seperti infeksi saluran kemih, infeksi meningitis pada
neonatus, dan infeksi intestin (gastroenteritis). Sebagian besar penyakit
yang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli ditularkan melalui
makanan yang tidak dimasak kontak langsung dan biasanya terjadi di
tempat yang memiliki sanitasi dan lingkungan yang kurang bersih.

12
Menurut Radji (2009), Eschericia coli yang menyebabkan
infeksi intestin adalah sebagai berikut:
1 Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC)
Jenis ini merupakan penyebab utama diare pada bayi. EPEC memiliki
fimbria, toksin yang tahan terhadap panas, dan toksin yang tidak
tahan panas, serta menggnakan adhesin, yang dikenal dengan intimin,
untuk melekat pada sel mukosa usus. Infeksi EPEC mengakibatkan
diare berair yang biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi ada juga yang
menjadi kronis

2 Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC)


ETEC merupakan bakteri penyebab diare pada anak dan wisatawan
yang berpergianke daerah yang memilki sanitasi buruk. Oleh karena
itu, diare yang disebabkan oleh jenis bakteri ini sering dinamakan
diare wisatawan. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manuia
adalah fimbral adhesion yang melekat pada epitel usus sehingga
dapat menyebabkan diare tanpa demam.

3 Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC)


Mekanisme patogenik EIEC mirip dengan pathogenesis infeksi yang
disebabkan oleh shigella. EIEC masuk dan berkembang dalam epitel
sel-sel koloni sehingga menyebabkan kerusakan sel kolon. Gejala
diare biasanya ditandai dengan demam.

4 Enterohemoragik Escherichia coli (EHEC)


Jenis bakteri ini menghasilkan suatu toksin yang dikenal dengan
verotoksin. EHEC dapat menyebabkan kolotis berdarah dan sindrom
uremik hemolitik.

13
5 Enteroagregatif Escherichia coli (EAEC)
Bakteri ini menimbulkan diare akut dan kronis dan merupakan penyebab
utama diare pada masyarakat di negara berkembang. EAEC melekat
pada sel manusia dengan pola yang khas dan menyebabkan diare tidak
berdarah, tidak menginvasi, dan tidak menyebabkan inflamasi pada
mukosa intesin.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keamaan Pangan


Menurut Anwar (2004) pangan yang tidak aman menyebabkan
penyakit yang disebut dengna foodborne deseases yaitu gejala penyakit
yang timbul akibat mengonsumsi pangan yang mengandung bahan/
senyawa beracun atau organisme patogen. Peyakit-penyakit yang
ditimbulkan oleh pangan dapat dogolongkan ke dalam dua kelompok
utama yaitu infeksi dan intoksikasi. Istilah infeksi digunakan bila setelah
mengonsumsi pangan atau miuman yang mengandung bakteri patogen,
timbul gejala-gejala penyakit. Intoksikasi adalah keraunan yang
disebabkan karena mengonsumsi pangan yang mengandung senyawa
beracun.

Beberapa faktor yang menebabkan makanan menjadi tidak aman adalah:


1 Kontaminasi
Kontaminasi adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang
tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkkan ke
dalam empat macam yaitu: 1) Kontaminasi fisik seperti rambut, debu,
tanah, serangga, dan kotoran lainnya; 2) Kontaminasi kimia seperti
pupuk, pestisida, mercury, arsen, cyanida, dan sebaianya; 3)
Kontaminasi radioaktif seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radio
aktif, sinar cosmis, dan sebagainya.
Terjadinya kontaminasi dapat dibagi dalam tiga cara yaitu :

14
a. Kontaminasi langsung (direct contamination) yaitu adanya bahan
pencemar yang masuk ke dalam makanan secara langsung karena
ketidaktahuan atau kelalain baik disengaja maupun tidak disengaja.
Contohnya potongan rambut masuk ke dalam nasi, penggunaan zat
pewarna kain dan sebainya.
b. Kontaminasi silang (cross contamination) yaitu kontaminsai yang
terjadi secara tidak langsng sebagai akibat ketidaktahuan dalam
pengolahan makanan. Contohnya makanan entah bersentuhan
dengan makanan masak, makanan bersentuhan dengan pakaian
atau peralatan kotor, misalnya piring, mangkok, pisau atau talenan
c. Kontaminasi ulang (recontamination) yaitu kontaminasi yang
terjadi terhadap makan yang telah dimasak sempurna. Cotoh nasi
yang tercemar dengan debu atau lalat karena tidak dilindungi
dengan tutup.

2 Keracunan
Keracunan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya akibat mengonsumsi makann yang tidak
hygienis. Makanan yag menjadi penyebab keracunan umumnya telah
tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba, kimia dalam dosis yang
membahyakan. Kondisi tersebuyt dikarenakan pengolahan makann
yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan atau tidak
memperhatikan kaidah-kaidah hyiene dan sanitasi makanan.
Keracunan dapat terjadi karena:
a. Bahan makanan alami yaitu makann yang secara alam telah
mengandung racun seperti seeprti jamur beracun, ikan, buntel,
ketela hijau, umbi gadung atau umbi beracun lainnya
b. Infeksi mikroba yaitu bakteri pada makanan yang masuk ke dalam
tubuh dalam jumlah besar (infeksi) dan menimbulkan penyakit
seperti cholera, diare, disentri

15
c. Racun/ toksi mikroba yaitu racun atau toksin yang dihasilkan oleh
mikroba dalam makann yang termasuk ke dalam tubuh dalam
jumlah membahayakan (lethal dose)
d. Zat kimia yaitu bahan berbahaya dalam maknan yangmasuk ke
dalam tubuh dalam jumlah membahayakan
e. Alergi yaitu bahan allergen di dalam makanan yang dapat
menimbulkan reaksi sensitive kepada orang-orang yang rentan.

F. Cara Melindungi Tubuh dari Patogen


Untuk melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit akibat patogen,
dapat menerapkan beberapa tips berikut ini:

 Selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, terutama sebelum
dan sesudah makan, setelah membuang sampah, atau setelah
menggunakan  toilet.
 Hindari kontak fisik dengan orang lain dan gunakan masker ketika
berada di tempat umum atau sedang mengunjungi orang yang sakit.
 Selalu gunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berganti
pasangan seksual guna mencegah penularan penyakit menular seksual.
 Pastikan Anda memperoleh vaksin, misalnya vaksin COVID-19,
vaksin influenza, vaksin pneumonia, vaksin hepatitis B, dan vaksin
HPV.
 Tutup mulut ketika batuk dan bersin menggunakan tisu atau lipatan
siku.
 Perhatikan kebersihan tempat dan makanan yang Anda konsumsi.
 Gunakan alat pelindung diri, seperit sepatu bot, sarung tangan, masker,
dan pelindung wajah, untuk mencegah kontak terhadap air atau benda
yang telah terkontaminasi.

Selain dengan beberapa tips di atas, perlu juga menjaga imunitas tubuh
tetap kuat agar bisa melawan mikroorganisme patogen dengan lebih baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti

16
konsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, kurangi stres, dan
istirahat yang cukup.

Pada tahap awal, infeksi patogen umumnya tidak menimbulkan gejala.


Gejala infeksi biasanya baru muncul dalam waktu beberapa hari atau
minggu setelah patogen masuk ke dalam tubuh. Bahkan, jenis patogen
tertentu, seperti HIV, baru menimbulkan gejala setelah virus ini masuk ke
dalam tubuh dan menginfeksi tubuh dalam waktu bertahun-tahun.

Gejala infeksi yang muncul pun bisa sangat beragam, tergantung jenis
patogen penyebab infeksi, lokasi tubuh yang terinfeksi, dan daya tahan
tubuh. Gejala ini umunya bisa berupa demam, lemas, nyeri otot, sakit
kepala, mual, diare, batuk pilek, muncul ruam di kulit, atau sesak napas.

G. Cara Mencegah Penyebaran Patogen


Penyebaran patogen bisa dicegah dengan berbagai cara, seperti:
1. Rajin Mencuci Tangan
Cucilah tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalit atau
pembersih berbasis alkohol setidaknya 20 detik. Ini sangat penting
untuk menghentikan penyebaran penyakit melalui tangan. Lakukan
cuci tangan setelah beraktivitas di luar, menyentuh hewan, pergi ke
toilet, merawat orang sakit, dan bersin atau batuk.
2. Dapatkan vaksin yang direkomendasikan
Vaksin sangat efektif untuk mencegah penyakit infeksi. Vaksin akan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali patogen,
membasminya, serta mencegah infeksi di masa depan. Beberapa
vaksin umum yang perlu dan bisa didapatkan dengan mudah antara
lain vaksin hepatitis, vaksin flu, dan vaksin Covid-19.
3. Menjaga berbagai permukaan tetap bersih
Penularan penyakit bisa terjadi karena menyentuh permukaan benda
yang terkontaminasi patogen. Karena itu, Anda perlu rutin

17
membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang
pintu, pegangan tangga, meja makan, telepon, ponsel genggam, dan
lain-lain.
4. Diam di rumah saat sakit
Saat Anda sedang sakit, maka sebaiknya diamlah di rumah dan jangan
keluar. Mintalah izin untuk tidak bekerja atau sekolah, dan batasi
kontak dekat dengan orang lain. Ini diperlukan untuk mencegah
penyebaran patogen.
5. Menghindari gigitan serangga
Serangga juga dapat menjadi perantara penyebaran patogen. Maka
salah satu langkah penting untuk mencegah infeksi patogen adalah
dengan menghindari gigitan serangga. Anda dapat menggunakan
losion anti nyamuk, pakaian yang menutupi tubuh, serta memasang
kawat nyamuk atau kelambu di kamar tidur.
6. Mempraktikkan seks yang aman
Patogen dapat menjadi penyebab penyakit infeksi menular seksual
(IMS) yang berdampak parah bagi kesehatan. Untuk mencegahnya,
selalu praktikkan seks yang aman dan hindari seks bebas. Gunakan
kondom serta melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara
teratur, dapat mengurangi kemungkinan terjangkit IMS.
7. Konsumsi vitamin
Agar tidak mudah terinfeksi penyakit, perkuat imun tubuh dengan gaya
hidup sehat dan asupan makanan yang bergizi. Anda juga dapat
mengonsumsi vitamin untuk membantu meningkatkan imun tubuh.
8. Cuci semua bahan makanan
Sebelum memasak pastikan sudah mencuci bahan makanan dengan
bersih, untuk menghindari bakteri atau cacing yang terdapat pada
sayuran, buah dan daging yang ingin dimasak sehingga tidak
menyebabkan keracunan makanan.

18
9. Tidak saling bertukar barang dengan orang lain
Penyebaran penyakit juga dapat melalui barang-barang yang
digunakan bersama. Misalnya seperti peralatan makan, peralatan
mandi, atau benda-benda pribadi lainnya. Sebaiknya jangan saling
bertukar barang dengan orang lain untuk menghindari risiko penularan
penyakit akibat patogen.
10. Jauhi daerah yang sedang mengalami wabah penyakit
Sebaiknya urungkan niat Anda jika memiliki rencana untuk
berkunjung ke suatu lokasi yang ternyata sedang mengalami wabah
penyakit. Selain dapat turut terinfeksi, Anda bisa membawa patogen
dari lokasi wabah saat kembali ke daerah tempat tinggal Anda.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Patogen adalah mikroorganisme parasit yang dapat menyebabkan penyakit
pada inangnya seperti tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat
berbagai bakteri dan mikroba yang hidup dan melakukan proses simbiosis
mutualisme sehingga saling menguntungkan. Sebaliknya, jika patogen
yang masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh akan terserang berbagai
macam penyakit.
2. Perlunya menjaga imunitas tubuh tetap kuat agar bisa melawan
mikroorganisme patogen dengan lebih baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara rutin, kurangi stres, dan istirahat yang cukup.

20

Anda mungkin juga menyukai