TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh :
MELISA GISELLA
NIM : 182110104
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
TAHUN 2021
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN GIZI
ABSTRAK
Penyandang diabetes melitus perlu penekanan pentingya kepatuhan diet
meliputi keteraturan jadwal, jenis, dan jumlah makanan. Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan diet terbagi 2 yaitu internal meliputi pengetahuan dan
sikap dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan.
Ketidakpatuhan penderita dalam melaksanakan diet dapat menyebabkan komplikasi
dan kematian dini pada penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada
penderita diabtes melitus.
Metode penelitian ini adalah studi literatur dengan berbagai referensi, yaitu
artikel atau jurnal penelitian, buku, dan data-data yang mendukung dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepattuhan diet pada penderita DM tipe 2 yang
diterbitkan dari tahun 2011-2020. Pencarian dilakukan menggunakan mesin pencari
google scholar dan portal garuda di internet dengan kata kunci yang terkait, seperti
: Diabetes Melitus Tipe 2, kepatuhan diet, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga,
dukungan tenaga kesehatan.
Hasil dari studi literatur berdasarkan jurnal yang dirujuk didapat bahwa
sebagian besar pengetahuan dan sikap responden berada dalam kategori kurang,
dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan pada penderita diabetes melitus
memiliki kategori baik, sedangkan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus
sebagian besar dengan kategori tidak patuh.
ABSTRACT
People with diabetes mellitus need to emphasize the importance of dietary
compliance including regularity of schedule, type, and amount of food. Factors that
affect dietary compliance are divided into 2, namely internal including knowledge
and attitudes and external including family support and support from health
workers. The patient's non-compliance in carrying out the diet can cause
complications and premature death in people with diabetes mellitus. The purpose of
this study was to describe the factors that influence dietary compliance in patients
with diabetes mellitus.
The results of the literature study based on the journals referred to, it was
found that most of the respondents' knowledge and attitudes were in the poor
category, family support and support from health workers in people with diabetes
mellitus were in the good category, while dietary compliance in patients with
diabetes mellitus was mostly in the non-adherent category
It is recommended that the public pay attention to the factors that cause a
person's adherence to a diet, so that they can run a diet well.
IDENTITAS
RIWAYAT PENDIDIKAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”. Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala
bimbingan, pengarahan dan tuntunan dari Ibu Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes
selaku pembimbing utama dan Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku pembimbing
pendamping Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga penulis ajukan kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma III Juruan Gizi
4. Ibu Dr. Eva Yuniritha, M.Biomed dan Bapak Edmon, SKM, M.Kes selaku
i
6. Terutama kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu
ini.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam perkuliahan dan proses
penulisan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis masih ada kekurangan baik dalam isi
maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis selalu terbuka untuk menerima kritikan
dan saran yang membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
BIODATA
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4
iii
a. Definisi Kepatuhan Diet ....................................................................... 14
A. Hasil......................................................................................................... 26
B. Pembahasan ............................................................................................. 36
BAB V. PENUTUP............................................................................................. 43
A. Kesimpulan .............................................................................................. 43
B. Saran ........................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kadar Tes Laboratorium Darah ............................................................... 11
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Lembar Konsultasi
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hiperglikemia akibat adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya
pankreas tubuh, dan mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh
Diabetes Melitus merupakan penyakit mematikan ke-6 di dunia dengan angka 1,6
juta orang tiap tahunnya (WHO, 2017). Kejadian Diabetes Melitus di dunia pada
tahun 2019 sebanyak 463 juta orang pada usia 20-79 tahun yaitu setara dengan
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama (IDF, 2019).
pada penduduk umur > 15 tahun sebesar 2,0%. Prevalensi Diabetes Melitus pada
1,6% pada tahun 2018, dimana Sumatra Barat berada di urutan ke 21 dari 34
1
2
nutris medis, jasmani, dan terapi farmakologis. Terapi gizi merupakan komponen
jenis, dan jumlah makanan (PERKENI, 2015). Kepatuhan diet pada pasien
Diabetes Melitus sangat penting karena dapat menstabilkan dan mengelola kadar
glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus (Ropika & Rahma, 2018).
2010). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet terbagi 2 yaitu internal meliputi
pengetahuan dan sikap dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan diet
diperoleh dan bisa bersikap positif terhadap kepatuhan diet Diabetes Melitus
responden yang tidak baik ditunjukkan dengan sikap responden yang tidak
3
mendukung dengan diet diabetes melitus. Hasil penelitian H. Jaya, dkk (2019) ada
hubungan yang bermakna (p=0,001) antara sikap dengan kepatuhan diet diabetes
melitus.
dietnya bertindak sebagai pemberi semangat dan pemberi motivasi agar pasien
mau menjalankan diet secara teratur. Menurut penelitian Sari, dkk (2020) ada
kesehatan diketahui mempunyai hubungan yang kuat dan positif dengan perilaku
penderita sehingga akan membentuk perilaku yang patuh diit secara rutin.
Berdasarkan uraian sebelumnya dan teori teori yang ada, maka peneliti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
kepatuhan diet agar dapat menjalankan diet dengan baik untuk menjaga kadar
glukosa darah.
referensi dibidang gizi klinik dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian
selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
metode studi literatur dengan sumber data berupa artikel asli yang dipublikasikan
melalui basis data elektronik. Penelusuran artikel ini dilakukan melalui google
schoolar dan portal garuda. Artikel yang ditelusuri dibatasi 10 tahun terakhir yaitu
1. Diabetes Melitus
hiperglikemia akibat adanya kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau keduanya
akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun
atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel
beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin
(DepkesRI, 2008) :
oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta
oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel
6
7
yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada wanita
hamil, biasanya terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah
kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi
1) Rusaknya sel sel B pankreas karena pengaruh dari luar (Virus, zat
kimia,dll)
2015).
Diabetes Melitus tipe 2 terjadi oleh karena kerusakan molekul insulin atau
mengubah glukosa menjadi energi. Pada dasarnya pada diabetes tipe 2 jumlah
insulin dalam tubuh adalah normal bahkan jumlahnya bisa meningkat, namun
glukosa yang masuk kedalam sel lebih sedikit. Hal tersebut akan terjadi
kekurangan jumlah glukosa dan kadar glukosa menjadi tinggi didalam pembuluh
darah (Ermawati,2015)
8
dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. (PERKENI, 2015).
1) Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu sebagai bagian dari
dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien
3) Jasmani
4) Terapi Farmakologis
9
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
akut dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :
1) Komplikasi Akut
yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah yang terlalu
kemolaktoasidosis.
2) Komplikasi Kronis
2) Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. (PERKENI, 2015).
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu >200 mg/dL, glukosa darah puasa > 126 mg/dL cukup untuk
lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang kurangnya
pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.
cepat (Fatimah,2015).
11
Diet yaitu pemberian makanan yang ditentukan jumlah dan macam zat
yang masih baik dan penyembuhan penyakit tertentu (Almatsier, 2006). Prinsip
untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis
dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun
a. Jadwal
Jadwal dan frekuensi makan diatur dengan baik yaitu setiap 3 jam sekali
baik antara waktu makan utama dan selingan dengan frekuensi 6 kali dalam
b. Jumlah
dimodifikasi :
Bagi pria dengan tingi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm
a) Jenis kelamin
b) Umur
istirahat, 20% pada pasien dengan aktifitas ringan seperti pegawai kantor,
13
pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga., 30% dengan aktifitas
sedang seperti mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, 40% dengan
aktifitas berat seperti petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari,
atlit. Dan dengan aktifitas sangat berat seperti tukang becak dan tukang
d) Stres Metabolik
operasi, trauma).
e) Berat Badan
kal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kal perhari untuk pria.
(PERKENI, 2015)
c. Jenis
1) Karbohidrat
2) Lemak
perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak
3) Protein
4) Natrium
yaitu < 2300 mg perhari. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin , soda dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium
nitrit.
5) Serat
buah dan sayuran serta karbohidrat yang tinggi serat. Anjuran konsumsi
serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber bahan
diharapkan atau diminta oleh pemegang otoritas atau kekuasaan yang ditandai
dengan harapan atau kemauan orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri
tindakan seseorang yang aktif untuk berpartisipasi dalam mengikui aturan diet
sehingga penyakit yang diderita bisa terkontrol dengan baik. Kepatuhan diet
sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat
mengikuti jadwal diet. Pasien yang tidak patuh dalam menjalankan terapi diet
menyebabkan kadar glukosa yang tidak terkendali (Ropika & Rahma, 2018).
Salah satu wujud kepatuhan pasien adalah dengan cara mengikuti anjuran
diet yang disarankan oleh ahli gizi. Ahli gizi rumah sakit memberikan
rekomendasi atau saran terkait dengan diet yang dianjurkan sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien (Ilmah & Rochmah, 2015). Patuh tidaknya seorang
diabetisi pada diet yang dianjurkan tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang
dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan (Fauzia
et al., 2017).
1) Pengetahuan
2) Sikap
(Eriyani & Yuliana, 2018). Semakin baik sikap individu, maka semakin
Rochmah, 2015).
3) Dukungan keluarga
penderita yang didukung oleh keluarga akan memiliki percaya diri dan
2015).
teori yang ada, dimana petugas kesehatan adalah orang pertama yang
5) Usia
Seorang pasien penderita Diabetes Melitus yang telah mempunyai usia >
6) Jenis kelamin
maupun laki laki sangat penting melakukan pengelolaan diet agar dapat
7) Tingkat pendidikan
mengenalkan ilmu baru kepada seseorang tanpa adanya proses nalar dan
8) Motivasi diri
sebab itu motivasi adalah suatu alasan seseorang untuk bertindak dalam
tidak baik akan cenderung tidak patuh dalam menjalankan diet DM (Risti
9) Persepsi
B. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
kepatuhan
:
Faktor internal:
usia -pengetahuan
jenis kelamin -sikap
tingkat Faktor yang
pendidikan mempengaruhi Kepatuhan
pengetahuan kepatuhan diet diet DM
Faktor eksternal:
motivasi diri diet -Dukungan
persepsi keluarga
sikap -Dukungan tenaga
dukungan Kesehatan
keluarga
C. Kerangka Konsep
pengetahuan
Sikap
Kepatuhan Diet
Diabetes Melitus
Dukungan
keluarga
Dukungan
tenaga kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
literatur dengan mencari referensi teori dan jurnal yang berhubungan dengan
pembuatan laporan yang dilaksanakan dari bulan September 2020 sampai bulan
Juni 2021.
20
21
2.Mencari
1.Menyusun 3.Mencari bukti penelitian
contoh SR yang
pertanyaan yang relevan dengan
dekat dengan
penelitian strategi yang sistematis
topik
tipe 2?
penelitian, review jurnal, article, annual report, dan buku yang ditelusuri melalui
(https://garuda.ristekdikti.go.id).
Sistematis
Kata kunci yang digunakan : Diabetes Melitus Tipe 2”, “kepatuhan diet”,
dalam tahapan ini dilakukan juga penetapan kriteria untuk memutuskan apakah
data yang ditemukan layak digunakan dalam penelitian Studi Literatur atau tidak.
Kriteria yang digunakan dalam penyaringan artikel antara lain studi yang
pada penderita diabetes melitus. Tahun penelitian dari tahun 2011 sampai 2020.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari jurnal penelitian. Topik yang diambil untuk studi literatur ini
yaitu Google Scholar dan Portal Garuda. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian sumber antara lain “Diabetes Melitus Tipe 2”, “kepatuhan diet”,
pencarian awal melalui Google Scholar dan melalui Portal Garuda diperoleh 10
jurnal penelitian dan 13 penelitian yang tidak dapat diakses full Text PDF-nya.
diakses Full Text PDF-nya. Kriteria yang digunakan dalam penyaringan artikel
antara lain studi yang dilakukan membahas tentang pengetahuan, sikap, dukungan
keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan dengan kepatuhan diet pada penderita
Dikumpulkan
hasil pencarian awal melalui Google Scholar dan melalui Portal Garuda diperoleh
berdasarkan judul yang tidak relevan dan yang tidak dapat diakses Full Text PDF-
nya berjumlah 42 jurnal penelitian. Jadi, jurnal penelitian yang akan dijadikan
rangkuman data ekstraksi. Proses ekstraksi data dicari manual pada teks kemudian
topik yang dipilih serta menjabarkan apa yang sudah diketahui tentang topik yang
diperhatikan mana yang paling relevan dengan tujuan penelitian dalam bentuk
A. Hasil
1. Hasil Penelusuran Jurnal
Berdasarkan 15 studi penelitian yang diperoleh terkait faktor pengetahuan,
Diabetes Melitus, 2 studi dilakukan pada tahun 2013, 2 studi dilakukan pada tahun
2016, 2 studi dilakukan pada tahun 2017, 2 studi dilakukan pada tahun 2018, 6
studi dilakukan pada tahun 2019, dan 1 studi dilakukan pada tahun 2020. Lokasi
penelitian yang dilakukan pada 15 studi penelitian antara lain yaitu 5 studi
antara lain Penelitian Deskriptif, Deskriptif Analitik dan Cross Sectional. Dengan
26
27
2. Telaah Sistematis
Setelah dilakukan peninjauan terhadap hasil pencarian terhadap jurnal penelitian terkait dengan topik penelitian, maka didapat jurnal yang
di review sebanyak 15 jurnal yang dibuat dalam telaah sistematis sebagai berikut :
yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian yang
(71%), Rohani & Ardenny (55%) Jadi dapat dikatakan bahwa lebih dari separoh
dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian yang dapat
Phitri & Widyaningsih (55.6%), Sonyo dkk (67.5%). Jadi dapat dikatakan bahwa
lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa sikap responden
kategori yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa
Dukungan Keluarga
Literatur Baik Kurang Total
No
n % n % n %
2 Kartika,dkk 21 77.78 6 22.2227 100
(2017)
3 Lestari, dkk 66 57.9 48 42.1 114 100
(2018)
4 Simbolon,dkk 71 54.6 59 45.4 130 100
(2019)
5 Ernawati, dkk 21 65.63 11 34.37 32 100
(2020)
Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang dukungan keluarga
penelitian Ernawati dkk (65.63%), Kartika dkk (77.78%), Simbolon dkk (54.6%),
menjadi 2 kategori yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada
terhadap kepatuhan diet pada tabel 6 terlihat 2 dari 4 penelitian yaitu penelitian
35
tenaga kesehatan berada dalam kategori baik. Dilihat dari jumlah penelitian dan
yaitu patuh dan tidak patuh. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian
berada pada kategori tidak patuh yaitu penelitian Ernawati dkk (53.12%),
Kartini dkk (91.7%), Phitri & Widyaningsih (57.4%). Jadi dapat dikatakan bahwa
lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa kepatuhan diet
B. Pembahasan
Tipe 2
orang yang akan melakukan tindakan biasanya didahului dengan tahu selanjutnya
didapat. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih baik daripada perilaku
(71%), Rohani & Ardenny (55%), maka didapatkan rata-rata sebesar 66% tingkat
bahwa lebih dari separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah, D (2011)
yaitu ditunjukkan dengan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separuh
55%. Pada penelitian ini peneliti menyebutkan umur juga ada kaitannya dengan
kepatuhan diet, karna semakin bertambah umur maka akan kesulitan dalam
37
disebabkan karena responden yang belum mengerti tanda kadar gula darah
dibawah normal yaitu lemas, pucat, gemetar, merasa lapar, jantung berdebar-debar
Pengetahuan cukup disebabkan oleh banyak faktor. Dalam hal ini sejalan
tentang penyakit yang dideritanya, khusus dalam hal terkait diet yang tepat
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman dan mudah mengerti
berbagai sumber, seperti media cetak, media massa, informasi dari tenaga
Phitri & Widyaningsih (55.6%), Sonyo dkk (67.5%), maka didapatkan rata-rata
sebesar 64,3% sikap responden berada dalam kategori kurang Jadi dapat
dikatakan bahwa lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa
oleh pengetahuan, dan terkait kepatuhan diet yang merupakan suatu bentuk terapi
penting pada DM, maka setiap penderita semestinya mempunyai sikap yang baik
terhadap kepatuhan diet agar tidak terjadi komplikasi. Pengetahuan gizi yang
rendah dapat mengakibatkan sikap acuh tak acuh terhadap pengggunaan bahan
yang tidak baik ditunjukkan dengan sikap responden yang tidak mendukung
Ada beberapa indikator untuk sikap kesehatan yaitu sikap terhadap sakit
dan penyakit yang diderita, sikap terhadap cara pemeliharaan dan cara hidup
sehat, dan sikap terhadap kesehatan lingkungan. Seseorang dengan sikap baik
terhadap penyakit diabetes melitus, maka akan mampu menerapkan sikap tersebut
(Masithoh, 2019).
Melitus Tipe 2
39
penelitian Ernawati dkk (65.63%), Kartika dkk (77.78%), Simbolon dkk (54.6%),
Lestari dkk (57.9%), Senuk dkk (88.4%), maka didapatkan rata-rata sebesar
yang sering dialami dalam pengaturan diet diabetes melitus adalah kejenuhan
pasien dalam mengikuti terapi diet oleh sebab itu pentingnya dukungan keluarga
agar pasien bisa mencapai keberhasilan untuk patuh dalam menjalani diet diabetes
melitus.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugandi, dkk
mendukung yaitu sebesar 53,2%. Pada penelitian ini didapat persentase tertinggi
baik. Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman sehingga
akan meningkatkan keinginan penderita untuk sembuh. Rasa nyaman dan aman
terhadap kepatuhan diet pada tabel 6 terlihat 2 dari 4 penelitian yaitu penelitian
40
Ermawati dkk (90.62%), Kasumayanti & Rahayu (65.1%) dengan kategori baik,
90.62%.
bagaimana diet yang benar pada penderita DM. Pemahaman penderita tentang
sebaliknya, jika penderita tidak paham akan instruksi tenaga kesehatan maka
penderita akan tidak mematuhi anjuran diet tersebut (Rohani & Ardenny, 2019).
paham, kemudahan pesan yang diterima oleh penderita dan instruksi dengan
bahasa yang sederhana sehingga penderita DM hafal (Ilmah dan Rochmah, 2015).
yang tidak patuh dengan diet walaupun sudah mendapatkan dukungan tenaga
kesehatan yang baik disebabkan karena kurangnya keyakinan dalam diri penderita
dengan pengaturan makan dirumah dan kebiasaan makan dikeluarga yang tidak
sesuai dengan diet yang dianjurkan. Selain dukungan dari tenaga kesehatan faktor
dari dalam diri responden juga sangat berpengaruh dalam menjalankan diet
dengan baik.
merupakan salah satu pilar dari penatalaksanaan diabetes melitus. Kepatuhan diet
berada pada kategori tidak patuh yaitu penelitian Ernawati dkk (53.12%),
Kartini dkk (91.7%), Phitri & Widyaningsih (57.4%), maka didapatkan rata-rata
sebesar 69,05% responden berada dalam kategori tidak patuh. Jadi dapat
dikatakan bahwa lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa
kepatuhan diet responden berada pada kategori tidak patuh. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar (56.3%) pasien tidak patuh dalam menjalani
dietnya.
serba dibatasi, takaran yang harus tepat dan waktu makan yang harus diikuti ini
membuat penderita bosan dan jenuh. Salah satu yang menyulitkan yaitu pemilihan
jenis makanan, yang biasanya tidak ada batasan mengkonsumsi makanan yang
pengaturan makan atau diet dapat mengontrol gula darah. Apabila gula darah
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Bagi Masyarakat
pengetahua
43
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329.
Delima, N., Lisnawaty, L., & Fithria, F. (2020). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Rsud Kota Kendari Tahun 2018. Jurnal Gizi Dan Kesehatan 1(1), 20–
25. http://ojs.uho.ac.id/index.php/gikes/article/view/12259
Eriyani, T., & Yuliana, Y. (2018). Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang
Diet DM di Poli Dalam Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Holistik Jurnal
Kesehatan,12(1),50–54.
Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. (2017). Gambaran Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus Surabaya.
Jurnal Keperawatan Surabaya.
Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya.
Ilmah, F., & Rochmah, T. N. (2015). Kepatuhan Pasien Rawat Inap Diet Diabetes
Mellitus Berdasarkan Teori Kepatuhan Niven. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 3(1), 60
Indah D, P. (2011). Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus
Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus.
Jurnal Keperawatan & Kebidanan, 47–53.
Kartika, K., Suryani, I., & Sari, T. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gamping 1. Jurnal Nutrisia, 19(1), 17–24.
https://doi.org/10.29238/jnutri.v19i1.42
Kartini, T. D., Amir, A., & Sabir, M. (2018). Kepatuhan Diet Pasien DM
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Di Wilayah
Puskesmas Sudiang Raya. Media Gizi Pangan, 25(1), 55.
https://doi.org/10.32382/mgp.v25i1.60
Kasumayanti, E., & Rahayu, B. (2019). Hubungan Motivasi Diri Dan Dukungan
Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Diet Penderita Dm Tipe 2 Di
Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019. 3(23), 39–
49.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. In Kementerian
Kesehatan RI. www.kemkes.go.id
Phitri, H. E., & Widiyaningsih. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di
Rsud Am . Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah.
Prabowo A, dkk. (2014). Hubungan Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Menjalani Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah
Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar.
Naskah Publikasi. Jurusan Keperawatan STIKES PKU
Risti, K. N., & Isnaeni, F. N. (2017). Hubungan Motivasi Diri dan Pengetahuan
Gizi terhadap Kepatuhan Diet DM pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, 10(2), 94.
Rohani, R., & Ardenny, A. (2019). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Proteksi Kesehatan,
7(2), 61–67. https://doi.org/10.36929/jpk.v7i2.132
Ropika, N., & Rahma, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud
Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. New England Journal of
Medicine, 372(2), 2499–2508.
Sari, N., Agusthia, M., & Rachmawaty M Noer. (2020). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancur Kabupaten Lingga Tahun 2020. Jurnal Health
Sains, 1(4), 217–223. https://doi.org/10.46799/jhs.v1i4.39
Senuk, A., Supit, W., & Onibala, F. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus
Di Poliklinik Rsud Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Jurnal
Keperawatan UNSRAT.
Setyaningrum, Y. D., Februyani, N., Basith, A., Farmasi, P. S., Nahdlatul, U., &
Sunan, U. (n.d.). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii
Terhadap Kepatuhan Diet Di Puskesmas