Anda di halaman 1dari 61

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA


DIABETES MELITUS TIPE 2

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

MELISA GISELLA
NIM : 182110104

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
TAHUN 2021
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN GIZI

Tugas Akhir, Juni 2021


Melisa Gisella

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Pada


Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Vi + 43 halaman, 7 tabel, 1 lampiran

ABSTRAK
Penyandang diabetes melitus perlu penekanan pentingya kepatuhan diet
meliputi keteraturan jadwal, jenis, dan jumlah makanan. Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan diet terbagi 2 yaitu internal meliputi pengetahuan dan
sikap dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan.
Ketidakpatuhan penderita dalam melaksanakan diet dapat menyebabkan komplikasi
dan kematian dini pada penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada
penderita diabtes melitus.

Metode penelitian ini adalah studi literatur dengan berbagai referensi, yaitu
artikel atau jurnal penelitian, buku, dan data-data yang mendukung dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepattuhan diet pada penderita DM tipe 2 yang
diterbitkan dari tahun 2011-2020. Pencarian dilakukan menggunakan mesin pencari
google scholar dan portal garuda di internet dengan kata kunci yang terkait, seperti
: Diabetes Melitus Tipe 2, kepatuhan diet, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga,
dukungan tenaga kesehatan.

Hasil dari studi literatur berdasarkan jurnal yang dirujuk didapat bahwa
sebagian besar pengetahuan dan sikap responden berada dalam kategori kurang,
dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan pada penderita diabetes melitus
memiliki kategori baik, sedangkan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus
sebagian besar dengan kategori tidak patuh.

Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi


tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita DM
sehingga dapat menjalankan diet dengan baik.

Kata kunci : Diabetes Melitus, Diet, Kepatuhan


KEMENKES PADANG HEALTH POLITECHNIC
DEPARTMENT OF NUTRITION

Final Project, June 2021


Melisa Gisella

Overview of Factors Affecting Diet Compliance in Patients with Diabetes


Mellitus Type 2

Vi + 43 pages, 7 tables, 1 attachment

ABSTRACT
People with diabetes mellitus need to emphasize the importance of dietary
compliance including regularity of schedule, type, and amount of food. Factors that
affect dietary compliance are divided into 2, namely internal including knowledge
and attitudes and external including family support and support from health
workers. The patient's non-compliance in carrying out the diet can cause
complications and premature death in people with diabetes mellitus. The purpose of
this study was to describe the factors that influence dietary compliance in patients
with diabetes mellitus.

This research method is a literature study with various references, namely


research articles or journals, books and supporting data with factors that affect
dietary compliance in type 2 diabetes mellitus sufferers published from 2011-2020.
The search was carried out using the Google Scholar search engine and the Garuda
portal on the internet with related keywords, such as: Type 2 Diabetes Mellitus,
dietary adherence, knowledge, attitude, family support, health worker support.

The results of the literature study based on the journals referred to, it was
found that most of the respondents' knowledge and attitudes were in the poor
category, family support and support from health workers in people with diabetes
mellitus were in the good category, while dietary compliance in patients with
diabetes mellitus was mostly in the non-adherent category

It is recommended that the public pay attention to the factors that cause a
person's adherence to a diet, so that they can run a diet well.

Key words: Diabetes Melitus, Diet, Compliance


BIODATA PENULIS

IDENTITAS

Nama : Melisa Gisella


NIM : 182110104
Tempat / Tanggal Lahir : Koto Baru, 10 september 1999
Anak Ke : 1 (pertama)
Jumlah Saudara : 2 Bersaudara
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Koto Baru, Dharmasraya
Email : melisagisella85@gmail.com

NAMA ORANG TUA


Ayah : Jendri Eka Putra
Ibu : Reni Juwita

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Pendidikan Tamat Tahun


1. SD N 01 Koto Baru 2012
2. MTsN Koto Baru 2015
3. SMAN 01 Koto Baru 2018
4. Poltekkes Kemenkes RI Padang 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet

Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”. Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Jurusan Gizi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala

bimbingan, pengarahan dan tuntunan dari Ibu Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes

selaku pembimbing utama dan Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku pembimbing

pendamping Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga penulis ajukan kepada :

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang.

2. Ibu Kasmiyetti, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang.

3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma III Juruan Gizi

Politeknik Kementrian Kesehatan Padang.

4. Ibu Dr. Eva Yuniritha, M.Biomed dan Bapak Edmon, SKM, M.Kes selaku

penguji pada tugas akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen sebagai Pengajar di Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Padang yang telah memberikan ilmu sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

i
6. Terutama kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu

memberikan semangat, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

7. Teman-teman Gizi Angkatan 2018.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam perkuliahan dan proses

penulisan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis masih ada kekurangan baik dalam isi

maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis selalu terbuka untuk menerima kritikan

dan saran yang membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

manfaat kepada para pembaca dan terutama bagi penulis sendiri.Aamiiin.

Padang, Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
BIODATA
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

A. Tinjauan Teoritis ...................................................................................... 6

1. Diabetes Melitus ....................................................................................... 6

a. Pengertian Diabetes Melitus ................................................................. 6

b. Klasifikasi Diabetes Melitus................................................................. 6

c. Patogenesis Diabetes Melitus ............................................................... 7

d. Penatalaksanaan Diabetes Melitus ........................................................ 8

e. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................... 9

f. Diagnosis Diabetes Melitus .................................................................. 10

2. Diet Diabetes Melitus ............................................................................... 11

3. Kepatuhan Diet Diabetes Melitus ............................................................. 14

iii
a. Definisi Kepatuhan Diet ....................................................................... 14

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet ............................ 15

B. Kerangka Teori ........................................................................................ 19

C. Kerangka Konsep ..................................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 20

A. Desain Penelitian ...................................................................................... 20

B. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................... 20

C. Tahapan Systematic Review ..................................................................... 21

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 26

A. Hasil......................................................................................................... 26

1. Hasil Penelusuran Jurnal ........................................................................... 26

2. Telaah Sistematis ...................................................................................... 27

3. Hasil Telaah jurnal ................................................................................... 32

B. Pembahasan ............................................................................................. 36

BAB V. PENUTUP............................................................................................. 43

A. Kesimpulan .............................................................................................. 43

B. Saran ........................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kadar Tes Laboratorium Darah ............................................................... 11

Tabel 2 Telaah Sistematis .................................................................................... 27

Tabel 3 Distribusi Frekuensi responden dengan kriteria pengetahuan ................... 32

Tabel 4 Distribusi Frekuensi responden dengan kriteria sikap .............................. 33

Tabel 5 Distribusi Frekuensi responden dengan kriteria dukungan keluarga ......... 33

Tabel 6 Distribusi Frekuensi responden dengan kriteria dukungan nakes.............. 34

Tabel 7 Distribusi Frekuensi responden dengan kriteria kepatuhan diet ................ 35

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Lembar Konsultasi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan ciri-ciri adanya

hiperglikemia akibat adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(PERKENI, 2015). Insulin adalah hormon penting yang di produksi di kelenjer

pankreas tubuh, dan mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh

dimana glukosa dirubah menjadi energi. Ketidakmampuan sel untuk merespon

insulin menyebabkan tingginya kadar glukosa darah atau hiperglikemia yang

merupakan ciri khas diabetes (IDF, 2017).

Data World Health Organization (WHO), menjelaskan bahwa penyakit

Diabetes Melitus merupakan penyakit mematikan ke-6 di dunia dengan angka 1,6

juta orang tiap tahunnya (WHO, 2017). Kejadian Diabetes Melitus di dunia pada

tahun 2019 sebanyak 463 juta orang pada usia 20-79 tahun yaitu setara dengan

prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama (IDF, 2019).

Prevalensi penyakit Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun 2018 berdasarkan

pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% menjadi 8,5% (RISKESDAS,2018).

Prevalensi Diabetes Melitus secara nasional berdasarkan diagnosis dokter

pada penduduk umur > 15 tahun sebesar 2,0%. Prevalensi Diabetes Melitus pada

perempuan (1,8%) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (1,2%)

(RISKESDAS,2018). Prevalensi Diabetes Melitus di Sumatra barat sebanyak

1,6% pada tahun 2018, dimana Sumatra Barat berada di urutan ke 21 dari 34

provinsi di Indonesia (Kementrian kesehatan RI, 2018).

1
2

Terdapat 4 penatalaksanaan Diabetes Melitus meliputi edukasi, terapi

nutris medis, jasmani, dan terapi farmakologis. Terapi gizi merupakan komponen

utama keberhasilan penatalaksanaan Diabetes Melitus. Penyandang Diabetes

Melitus perlu penekanan pentingya kepatuhan diet meliputi keteraturan jadwal,

jenis, dan jumlah makanan (PERKENI, 2015). Kepatuhan diet pada pasien

Diabetes Melitus sangat penting karena dapat menstabilkan dan mengelola kadar

glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus (Ropika & Rahma, 2018).

Sedangkan ketidakpatuhan pasien dalam melaksanakan diet dapat menyebabkan

komplikasi dan kematian dini pada penderita Diabetes Melitus (Kementrian

Kesehatan RI, 2020).

Patuh tidaknya seorang diabetisi pada diet yang dianjurkan disebabkan

oleh berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku terhadap kepatuhan

program pengobatan adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat

pengetahuan, motivasi diri, persepsi, sikap, dan dukungan keluarga (Notoatmodjo,

2010). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet terbagi 2 yaitu internal meliputi

pengetahuan dan sikap dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan

tenaga kesehatan. (Fauzia et al., 2017)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada penderita Diabetes Melitus

bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan diet

(p=0,002). Semakin banyak informasi maka akan banyak pengetahuan yang

diperoleh dan bisa bersikap positif terhadap kepatuhan diet Diabetes Melitus

(Yulisetyaningrum et al., 2018). Disamping pengetahuan, sikap juga merupakan

faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankankan diet. Sikap

responden yang tidak baik ditunjukkan dengan sikap responden yang tidak
3

mendukung dengan diet diabetes melitus. Hasil penelitian H. Jaya, dkk (2019) ada

hubungan yang bermakna (p=0,001) antara sikap dengan kepatuhan diet diabetes

melitus.

Dukungan keluarga bagi penderita diabetes melitus dalam menjalani

dietnya bertindak sebagai pemberi semangat dan pemberi motivasi agar pasien

mau menjalankan diet secara teratur. Menurut penelitian Sari, dkk (2020) ada

hubungan signifikan (p=0,000) antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet

pada pasien diabetes melitus. Disamping dukungan keluarga, dukungan tenaga

kesehatan diketahui mempunyai hubungan yang kuat dan positif dengan perilaku

penderita sehingga akan membentuk perilaku yang patuh diit secara rutin.

Berdasarkan penelitian Sartika (2019) ada pengaruh langsung dukungan tenaga

kesehatan terhadap kepatuhan diet.

Berdasarkan uraian sebelumnya dan teori teori yang ada, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan penelusuran studi literatur tentang

“Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Pada Penderita

Diabetes Melitus tipe 2 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan rumusan masalah dari

penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diet pada penderita diabetes militus tipe 2 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita Diabetes Militus tipe 2


4

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran pengetahuan pada penderita Diabetes Melitus tipe 2

dalam menjalankan terapi diet.

b. Diketahui gambaran sikap pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 dalam

menjalankan terapi diet.

c. Diketahui gambaran dukungan keluarga pada penderita Diabetes Melitus

tipe 2 dalam menjalankan terapi diet.

d. Diketahui gambaran dukungan tenaga kesehatan pada penderita Diabetes

Melitus tipe 2 dalam menjalankan terapi diet.

e. Diketahui gambaran kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe

2 dalam menjalankan terapi diet

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengembangan kemampuan peneliti

dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta menambah

pengetahuan tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet

pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.

2. Bagi Penderita Diabetes Melitus

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pentingnya mengetahui dan memahami faktor faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diet agar dapat menjalankan diet dengan baik untuk menjaga kadar

glukosa darah.

3. Bagi Institusi Pendidikan Jurusan Gizi


5

Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan dan informasi serta

referensi dibidang gizi klinik dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan tingkat

pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap

kepatuhan diet penderita Diabetes Melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan

metode studi literatur dengan sumber data berupa artikel asli yang dipublikasikan

melalui basis data elektronik. Penelusuran artikel ini dilakukan melalui google

schoolar dan portal garuda. Artikel yang ditelusuri dibatasi 10 tahun terakhir yaitu

mulai tahun 2011 sampai 2020.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis

1. Diabetes Melitus

a. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan ciri-ciri adanya

hiperglikemia akibat adanya kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau keduanya

(PERKENI, 2015). Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi

akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun

atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel

beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin

dependent diabetes mellitus (Fatimah, 2015).

b. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi etiologis DM yaitu

(DepkesRI, 2008) :

1) Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai

oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta

pankreas (kelenjer ludah perut) karena suatu sebab tertentu yang

menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali sehingga pennderita

sangat memerlukan tambahan insulin dari luar.

2) Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai

oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel

beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).

3) Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang

ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel

6
7

beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia,infeksi, sebab imunologi yang

jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.

4) Diabetes Melitus tipe Gestasional adalah penyakit gangguan metabolik

yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada wanita

hamil, biasanya terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah

melahirkan kadar gula darah kembali normal.

c. Patogenesis Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya

kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi

melalui jalan, yaitu (Ermawati,2015) :

1) Rusaknya sel sel B pankreas karena pengaruh dari luar (Virus, zat

kimia,dll)

2) Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjer pankreas

3) Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah,

2015).

Diabetes Melitus tipe 2 terjadi oleh karena kerusakan molekul insulin atau

gangguan reseptor insulin yang mengakibatkan kegagalan fungsi insulin untuk

mengubah glukosa menjadi energi. Pada dasarnya pada diabetes tipe 2 jumlah

insulin dalam tubuh adalah normal bahkan jumlahnya bisa meningkat, namun

karena jumlah reseptor insulin pada permukaan sel berkurang menyebabkan

glukosa yang masuk kedalam sel lebih sedikit. Hal tersebut akan terjadi

kekurangan jumlah glukosa dan kadar glukosa menjadi tinggi didalam pembuluh

darah (Ermawati,2015)
8

d. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi

nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis

dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. (PERKENI, 2015).

1) Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu sebagai bagian dari

upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari

pengelolaan DM secara holistik.

2) Terapi Nutrisi Medis

Terapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes

secara total. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh

dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien

serta keluarga). Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai

pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori,

terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi

insulin atau terapi insulin itu sendiri.

3) Jasmani

Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM Tipe 2

apabila tidak disertai adanya nefropati. Latihan jasmani selain untuk

menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

4) Terapi Farmakologis
9

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan

bentuk suntikan.

e. Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi

akut dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua

kategori, yaitu :

1) Komplikasi Akut

a) Hipoglikemia, adalah kadarglukosa darah seseorang di bawahnilai normal

(< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1

yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah yang terlalu

rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga

tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.

b) Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba,

dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara

lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan

kemolaktoasidosis.

2) Komplikasi Kronis

a) Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum

berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah

pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal

jantung kongetif, dan stroke.


10

b) Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi

pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan),

neuropati, dan amputasi (Fatimah, 2015).

f. Diagnosis Diabetes Melitus

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya DM

perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:

1) Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

2) Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi

ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. (PERKENI, 2015).

Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah

sewaktu >200 mg/dL, glukosa darah puasa > 126 mg/dL cukup untuk

menegakkan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa

lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang kurangnya

diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM

pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.

Konfirmasi tidak diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan

dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun

cepat (Fatimah,2015).
11

Tabel 1. Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis Diabetes Melitus

Glukosa Glukosa plasma


HbA1c(%) darah puasa 2 jam setelah
(mg/dL) TTGO (mg/dL)
Diabetes ≥ 6,5 ≥126mg/dL ≥200 mg/dL

Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199


Normal <5,7 <100 <140

Sumber : (PERKENI, 2015)

2. Diet Diabetes Melitus

Diet yaitu pemberian makanan yang ditentukan jumlah dan macam zat

gizinya sesuai kebutuhan seseorang yang bertujuan untuk mepertahankan jaringan

yang masih baik dan penyembuhan penyakit tertentu (Almatsier, 2006). Prinsip

pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan

untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan

kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang DM

perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis

dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun

glukosa darah atau insulin (PERKENI, 2015).

a. Jadwal

Jadwal dan frekuensi makan diatur dengan baik yaitu setiap 3 jam sekali

baik antara waktu makan utama dan selingan dengan frekuensi 6 kali dalam

sehari (Wiardani & Moviana, 2015).

b. Jumlah

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

penyandang DM, antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori

basal yang besarnya 25-30 kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut


12

ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu: jenis

kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dan lain-lain. Beberapa cara

perhitungan berat badan ideal adalah sebagai berikut:

1) Perhitungan berat badan ideal (BBI) menggunakan rumus Broca yang

dimodifikasi :

BBI = 90% x (TB dalam cm – 100 x 1 kg )

Bagi pria dengan tingi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm

rumus dimodifikasi menjadi :

Berat badan idel (BBI) = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

2) Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus :

IMT = BB(kg) / TB (m2) (PERKENI, 2015).

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :

a) Jenis kelamin

Kebutuhan kalori basal perhari untuk perempuan sebesar 25 kal/kgBB

sedangkan untuk pria sebesar 30 kal/kgBB

b) Umur

Pasien usia diatas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk setiap

dekade antara 40 dan 59 tahun. Pasien usia diantara 60 dan 69 tahun,

dikurangi 10%. Pasien diatas usia 70 tahun dikurangi 20%

c) Aktifitas fisik / pekerjaan

Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik.

Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada keadaan

istirahat, 20% pada pasien dengan aktifitas ringan seperti pegawai kantor,
13

pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga., 30% dengan aktifitas

sedang seperti mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, 40% dengan

aktifitas berat seperti petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari,

atlit. Dan dengan aktifitas sangat berat seperti tukang becak dan tukang

gali kebutuhan di tambah 50% dari basal.

d) Stres Metabolik

Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolik (sepsis,

operasi, trauma).

e) Berat Badan

Penyandang DM yang gemuk, kebutuhan kalori dikurangi sekitar 20- 30%

tergantung kepada tingkat kegemukan. Penyandang DM kurus, kebutuhan

kalori ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk

meningkatkan BB. Jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200

kal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kal perhari untuk pria.

(PERKENI, 2015)

c. Jenis

1) Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.

Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. Pembatasan karbohidrat

total<130 g/hari tidak dianjurkan.

2) Lemak

Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori dan tidak

diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. Bahan makanan yang


14

perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak

trans antara lain : daging berlemak dan susu fullcream.

3) Protein

Kebutuhan protein sebesar 10-20% total asupan energi. Sumber protein

yang baik adalah ikan,udang,cumi,daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,

produk susu rendah lemak, kacang kacangan, tahu dan tempe.

4) Natrium

Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat

yaitu < 2300 mg perhari. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,

vetsin , soda dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium

nitrit.

5) Serat

Penyandang DM dianjurkan mengkonsumsi serat dari kacang kacangan,

buah dan sayuran serta karbohidrat yang tinggi serat. Anjuran konsumsi

serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber bahan

makanan. (PERKENI, 2015)

3. Kepatuhan Diet Diabetes Melitus

a. Definisi Kepatuhan Diet

Kepatuhan adalah kerelaan individu untuk melakukan sesuatu yang

diharapkan atau diminta oleh pemegang otoritas atau kekuasaan yang ditandai

dengan tunduk dengan kerelaan, mengalah, membuat suatu keinginan konformitas

dengan harapan atau kemauan orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri

(Saifunurmazah, 2013). Sedangkan diet dapat diartiakan yaitu pengaturan makan

(PERKENI, 2015). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet merupakan


15

tindakan seseorang yang aktif untuk berpartisipasi dalam mengikui aturan diet

sehingga penyakit yang diderita bisa terkontrol dengan baik. Kepatuhan diet

pasien DM sangat berperan penting untuk menstabilkan kadar glukosa darah,

sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat

mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam

mengikuti jadwal diet. Pasien yang tidak patuh dalam menjalankan terapi diet

menyebabkan kadar glukosa yang tidak terkendali (Ropika & Rahma, 2018).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Diabetes Melitus

Salah satu wujud kepatuhan pasien adalah dengan cara mengikuti anjuran

diet yang disarankan oleh ahli gizi. Ahli gizi rumah sakit memberikan

rekomendasi atau saran terkait dengan diet yang dianjurkan sesuai dengan

penyakit yang diderita pasien (Ilmah & Rochmah, 2015). Patuh tidaknya seorang

diabetisi pada diet yang dianjurkan tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang

mempengaruhi perubahan perilaku terhadap kepatuhan program pengobatan

adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, motivasi

diri,persepsi, sikap dan dukungan keluarga (Notoatmodjo,2010). Faktor yang

mempengaruhi kepatuhan terbagi 2 yaitu internal meliputi pengetahuan dan sikap

dan eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan (Fauzia

et al., 2017).

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaan ini melalui

pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Namun sebagian besar pengetahuan didapat melalui


16

penglihatan dan pendengaran (Setyaningrum et al., 2019) Berdasarkan

penelitian terdahulu yang dilakukan di RSUD RA Kartini Jepara bahwa

ada hubungan antara pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan diet

(Yulisetyaningrum et al., 2018).

2) Sikap

Faktor sikap pasien sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dan terkait

kepatuhan diet yang merupakan suatu bentuk terapi utama pada DM ,

maka setiap penderita semestinya mempunyai sikap yang poitif

(mendukung) terhadap kepatuhan diet agar tidak terjadi komplikasi

(Eriyani & Yuliana, 2018). Semakin baik sikap individu, maka semakin

baik pula ketaatan dalam melaksanan program kesehatan (Ilmah &

Rochmah, 2015).

3) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangat berperan terhadap kepatuhan yaitu pada

penderita yang didukung oleh keluarga akan memiliki percaya diri dan

motivasi untuk sembuh. Seseorang dengan dukungan yang tinggi

memungkinkan lebih berhasil menghadapi dan menjalankan program diet

dibandingkan dengan yang tidak memiliki dukungan (Ilmah & Rochmah,

2015).

4) Dukungan tenaga kesehatan

Dukungan tenaga kesehatan sangat berperan dalam meningkatkan

kepatuhan, misalnya dengan adanya komunikasi. Hal ini sesuai dengan

teori yang ada, dimana petugas kesehatan adalah orang pertama yang

mengetahui keadaan kesehatan penderita sehingga mereka memiliki peran


17

yang besar dalam menyampaikan informasi terkait kesehatan untuk

kesembuhan penderita (Hestiana, 2017).

5) Usia

Seorang pasien penderita Diabetes Melitus yang telah mempunyai usia >

35 tahun cenderung tidak mudah untuk menerima perkembangan atau

informasi baru yang menunjang derajat kesehatannya karena proses

berfikir yang dimilikinya mengalami penurunan dalam mengingat dan

menerima suatu hal yang baru (Indah D, 2011).

6) Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin dalam melakukan pengelolaan diet tidak menjadi

suatu masalah. Karena responden yang berjenis kelamin perempuan

maupun laki laki sangat penting melakukan pengelolaan diet agar dapat

mencegah timbulnya komplikasi. Ketidakbermaknaan antara jenis kelamin

dengan kepatuhan diet dapat disebabkan karena jenis kelamin bukan

merupkan suatu faktor langsung dengan perilaku kepatuhan sesuai yang

diungkapkan dalam teori Health Belief Model atau model kepercayaan

kesehatan (Hestiana, 2017).

7) Tingkat pendidikan

Seorang pasien Diabetes Melitus yang memiliki latar pendidikan yang

kurang atau dalam tingkatan dasar, cenderung tidak dapat menerima

perkembangan baru terutama yang menunjang derajat kesehatanya. Hal ini

karena pendidikan dasar merupakan tingkatan pendidikan untuk sekedar

mengenalkan ilmu baru kepada seseorang tanpa adanya proses nalar dan

pertimbangan akan suatu ilmu (Indah D, 2011).


18

8) Motivasi diri

Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan tertentu guna mencapai

suatu tujuan. Pada dasarnya motivasi merupakan interaksi seseorang

dengan situasi yang dihadapinya. Di dalam diri seseorang terdapat

kebutuhan atau keinginan terhadap objek di luar seseorang tersebut. Oleh

sebab itu motivasi adalah suatu alasan seseorang untuk bertindak dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2010). Responden

yang memiliki motivasi diri baik cenderung cenderung lebih patuh

menjalankan diet DM. Sedangkan responden yang memiliki motivasi diri

tidak baik akan cenderung tidak patuh dalam menjalankan diet DM (Risti

& Isnaeni, 2017).

9) Persepsi

Persepsi adalah proses seseorang mengorganisasikan dan

menginterpretasikan hal yang dirasakan dengan tujuan memberi makna

terhadap lingkungannya, persepsi yang dimiliki dapat mempengaruhi

tindakan seseorang, termasuk tindakan dalam perilaku kesehatan dan

kepatuhan menjalankan diet (Notoatmodjo, 2010).


19

B. Kerangka Teori

Faktor yang
mempengaruhi
kepatuhan
:
Faktor internal:
 usia -pengetahuan
 jenis kelamin -sikap
 tingkat Faktor yang
pendidikan mempengaruhi Kepatuhan
 pengetahuan kepatuhan diet diet DM
Faktor eksternal:
 motivasi diri diet -Dukungan
 persepsi keluarga
 sikap -Dukungan tenaga
 dukungan Kesehatan
keluarga

Sumber : Modifikasi dari : (Notoatmodjo,2010) ; (Fauzia et al., 2017).

C. Kerangka Konsep

pengetahuan

Sikap
Kepatuhan Diet

Diabetes Melitus
Dukungan
keluarga

Dukungan
tenaga kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penulisan ilmiah studi

literatur dengan mencari referensi teori dan jurnal yang berhubungan dengan

tujuan penulisan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap kepatuhan diet penderita

Diabetes Melitus tipe 2.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui penelusuran studi literatur. Waktu

penelitian dimulai dari pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan laporan yang dilaksanakan dari bulan September 2020 sampai bulan

Juni 2021.

20
21

C. Tahapan Literatur Review

Dalam melakukan literatur review terdapat 8 tahapan yang dilakukan seperti

skema dibawah ini

2.Mencari
1.Menyusun 3.Mencari bukti penelitian
contoh SR yang
pertanyaan yang relevan dengan
dekat dengan
penelitian strategi yang sistematis
topik

6. Ekstraksi data dan 5. Melakukan telaah


sintesis bukti kritis atas bukti 4. Melakukan
penelitian yang penelitian yang pengelolaan proses
terkumpul dikumpulkan pencarian

7. Menyusun 8. Menyusun laporan


jawaban atas hasil systematic
pertanyaan review
penelitian

Tahapan 1. Menyusun Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dibuat berdasarkan kebutuhan topik yang dipilih.

Berikut adalah pertanyaan penelitian dalam penelitian ini :

a) Bagaimana gambaran pengetahuan pada penderita diabetes melitus

tipe 2 terhadap kepatuhan diet ?

b) Bagaimana gambaran sikap pada penderita diabetes melitus tipe 2

terhadap kepatuhan diet ?

c) Bagaimana gambaran dukungan keluarga pada penderita diabetes

melitus tipe 2 terhadap kepatuhan diet ?

d) Bagaimana gambaran dukungan tenaga kesehatan pada penderita

diabetes melitus tipe 2 terhadap kepatuhan diet ?


22

e) Bagaimana gambaran kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus

tipe 2?

Tahapan 2. Mencari Contoh Systematic Review yang Dekat dengan Topik

Database yang digunakan berasal dari berbagai referensi, seperti jurnal

penelitian, review jurnal, article, annual report, dan buku yang ditelusuri melalui

penelusuran google scholar (https://scholar.google.com/) dan portal garuda

(https://garuda.ristekdikti.go.id).

Tahapan 3. Mencari Bukti Penelitian yang Relevan dengan Strategi yang

Sistematis

Kata kunci yang digunakan : Diabetes Melitus Tipe 2”, “kepatuhan diet”,

“pengetahuan”, ”sikap”, “dukungan keluarga”, “dukungan tenaga kesehatan”.Di

dalam tahapan ini dilakukan juga penetapan kriteria untuk memutuskan apakah

data yang ditemukan layak digunakan dalam penelitian Studi Literatur atau tidak.

Kriteria yang digunakan dalam penyaringan artikel antara lain studi yang

membahas tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet

pada penderita diabetes melitus. Tahun penelitian dari tahun 2011 sampai 2020.

Tahapan 4. Melakukan Pengelolaan Proses Pencarian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari jurnal penelitian. Topik yang diambil untuk studi literatur ini

yaitu “Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”. Pencarian menggunakan mesin pencarian

yaitu Google Scholar dan Portal Garuda. Kata kunci yang digunakan dalam

pencarian sumber antara lain “Diabetes Melitus Tipe 2”, “kepatuhan diet”,

“pengetahuan”, ”sikap”, “dukungan keluarga”, “dukungan tenaga kesehatan”.


23

Berdasarkan pencarian menggunkan keywords diatas, maka diperoleh 47 hasil

pencarian awal melalui Google Scholar dan melalui Portal Garuda diperoleh 10

hasil. Setelah dilakukan peninjauan terhadap hasil pencarian Google Scholar

maka dilakukan pengurangan berdasarkan jurnal yang tidak relevan berjumlah 27

jurnal penelitian dan 13 penelitian yang tidak dapat diakses full Text PDF-nya.

Hasil pencarian dari Portal Garuda setelah dilakukan peninjauan kembali

diperoleh 10 jurnal penelitian sedangkan 2 jurnal penelitian lainnya tidak dapat

diakses Full Text PDF-nya. Kriteria yang digunakan dalam penyaringan artikel

antara lain studi yang dilakukan membahas tentang pengetahuan, sikap, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan dengan kepatuhan diet pada penderita

Diabetes Melitus mulai tahun 2011 sampai 2020.


24

Bagan Rangkuman pencarian Sumber

Hasil pencarian melalui Google Hasil pencarian melalui Portal


Schoolar (n= 47) Garuda (n= 10)

Total artikel yang didapatkan


(n=57)

Pengurangan berdasarkan Full Text dan jurnal yang


tidak relevan: (n=42).

Artikel yang digunakan sebagai


sumber studi literatur (n= 15)

Tahapan 5. Melakukan Telaah Kritis Atas Bukti Penelitian yang

Dikumpulkan

Berdasarkan pencarian menggunakan keywords diatas, maka diperoleh 47

hasil pencarian awal melalui Google Scholar dan melalui Portal Garuda diperoleh

10 jurnal penelitian. Setelah dilakukan peninjauan terhadap hasil pencarian

Google Scholar maka dilakukan pengurangan berdasarkan jurnal penelitian

berdasarkan judul yang tidak relevan dan yang tidak dapat diakses Full Text PDF-

nya berjumlah 42 jurnal penelitian. Jadi, jurnal penelitian yang akan dijadikan

sebagai studi literatur sebanyak 15 jurnal penelitian.

Tahapan 6. Ekstraksi Data dan Sintesis Bukti Penelitian yang Terkumpul


25

Ekstraksi data adalah mengambil informasi dari artikel ke tabel

rangkuman data ekstraksi. Proses ekstraksi data dicari manual pada teks kemudian

hasilnya dirangkum dengan tabel.

Tahapan 7. Menyusun Jawaban Atas Pertanyaan Penelitian

Memaparkan setiap variabel berdasarkan pertanyaan sesuai kebutuhan

topik yang dipilih serta menjabarkan apa yang sudah diketahui tentang topik yang

dipilih secara sistematis sehingga menjawab pertanyaan penelitian.

Tahapan 8. Menyusun Laporan Hasil Literatur Review

Menyimpulkan dan menyusun hasil penelitian yang dikumpulkan dan

diperhatikan mana yang paling relevan dengan tujuan penelitian dalam bentuk

laporan hasil literatur review.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Penelusuran Jurnal
Berdasarkan 15 studi penelitian yang diperoleh terkait faktor pengetahuan,

sikap, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan pada penderita

Diabetes Melitus, 2 studi dilakukan pada tahun 2013, 2 studi dilakukan pada tahun

2016, 2 studi dilakukan pada tahun 2017, 2 studi dilakukan pada tahun 2018, 6

studi dilakukan pada tahun 2019, dan 1 studi dilakukan pada tahun 2020. Lokasi

penelitian yang dilakukan pada 15 studi penelitian antara lain yaitu 5 studi

dilakukan di Rumah Sakit, 10 studi penelitian dilakukan di puskesmas.

Desain penelitian yang digunakan dari 16 studi penelitian yang diperoleh

antara lain Penelitian Deskriptif, Deskriptif Analitik dan Cross Sectional. Dengan

rincian 2 studi menggunakan desain penelitian deskriptif, 1 studi menggunakan

desain penelitian Deskriptif Analitik dan 12 studi menggunakan desain penelitian

Cross-Sectional. Variabel yang akan diteliti dari 15 studi penelitian tersebut

diantaranya yaitu pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan tenaga

kesehatan terhadap kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus.

26
27

2. Telaah Sistematis
Setelah dilakukan peninjauan terhadap hasil pencarian terhadap jurnal penelitian terkait dengan topik penelitian, maka didapat jurnal yang

di review sebanyak 15 jurnal yang dibuat dalam telaah sistematis sebagai berikut :

Tabel 2. Telaah Sistematis


No Peneliti Judul Populasi sampel Desain Cara
(publish) penelitian pengumpulan
1 Phitri & Hubungan Antara Pengetahuan Populasi : semua Cross Sectional Pengambilan sampel
Widiyaningsih, Dan Sikap Penderita DM Dengan penderita diabetes : purposive sampling
2013 (Jurnal Kepatuhan Diet DM Di RSUD melitus di RSUD AM Pengambilan data:
keperawatan AM Parikesit Kalimantan Parikesit Kalimantan kuisioner
medikal bedah) Timur Timur
sampel : 54 responden
2 Senuk dkk, 2013 Hubugan pengetahuan dan Populasi : semua Cross Sectional Pengambilan
(Jurnal dukungan keluarga dengan penderita DM sampel:
keperawatan kepatuhan diet diabetes melitus sampel : 69 orang purposive sampling
vol.1 no.1 ) di poliklinik RSUD kota Tidore pengambilan data :
Kepulauan Provinsi maluku menggunakan
Utara instrumen kuisioner
3 Sonyo dkk,2016 Gambaran pengetahuan dan Populasi : semua pasien Deskriptif Pengambilan
(jurnal care vol4) sikap penaturan makan diabetes melitus di wilayah Sampel: simple
penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Kendal random sampling
kerja puskesmas kendal 02 02) Pengambilan data:
Sampel : 40 responden kuisioner
4 Okatiranti dan Gambaran pengetahuan,sikap Populasi: 698 penderita Deskriptif Pengambilan
Hardiyanti, 2016 dan kepercayaan terhadap diet DM tipe 2 Sampel :purposive
28

No Peneliti Judul Populasi sampel Desain Cara


(publish) penelitian pengumpulan
penderita DM di RSUD kota Sampel : 59 orang sampling
Bandung Pengambilan data:
kuisioner
5 Kartika dkk,2017 Hubungan Dukungan Keluarga Sampel: pasien DM cross sectional Pengambilan
Terhadap Kepatuhan Diet tipe 2 yang berjumlah sampel: dengan
Pasien Diabetes Mellitus 27 orang teknik accidental
Tipe 2 Di Wilayah Kerja sampling.
Puskesmas Gamping 1 Pengambilan data:
Dukungan keluarga
diukur menggunakan
kuesioner dukungan
keluarga, sedangkan
kepatuhan diit 3j
diukur menggunakan
recall 24 jam untuk
jadwal dan jenis,
Food Frekuensi
Quesioner untuk Jenis
6 Isnaini & Saputra, Pengetahuan dan Motivasi Populasi : Pasien DM Deskriptif Analitik Pengampilan
M, H, 2017 (Jurnal meningkatkan kepatuhan diet tipe 2 di puskesmas 1 Sampel : total
MediSains) pasien diabetes melitus tipe 2 Cilongok sampling
Sampel : 40 orang Pengambilan data:
kuisioner
7 Kartini dkk.,2018 Kepatuhan Diet Pasien Dm Populasi: pasien DM Cross Sectional Pengambilan sampel :
(Media Gizi Berdasarkan Tingkat yang berkunjung pada melalui wawancara
Pangan) Pengetahuan Dan Dukungan bulan Desember 2016 Pengumpulan data:
29

No Peneliti Judul Populasi sampel Desain Cara


(publish) penelitian pengumpulan
Keluarga Di Wilayah Puskesmas yaitu 58 Orang interview langsung
Sudiang Sampel: yang terpilih kepada responden
Raya sebanyak 48 orang
8 Lestari et al., Kepatuhan Diet pada klien DM Populasi : seluruh Cross sectional Pengambilan
2018 tipe 2 Ditinjau dari Dukungan penderita DM sebanyak Sampel :purposive
(Jurnal Ilmiah Keluarga di Puskesmas 270 responden sampling
Kep Vol 2. No 1) Cipondoh Tangerang Sampel : 114 responden Pengambilan data:
kuisioner
9 Simbolon dkk, Faktor-faktor yang Populasi: seluruh Cross Sectional Pengambilan sampel
2019 (Jurnal berhubungan dengan penderita diabetes : metode non-
Kesehatan Kepatuhan Diet pada Penderita melitus tipe 2 dengan random sampling
Komunitas) Diabetes Melitus rentang usia 25- 65 dengan teknik
Tipe 2 di Puskesmas tahun yang sedang purposive
Kecamatan Pasar Minggu rawat jalan Sampling
Tahun 2018 Sampel : 130 orang. Pengambilan data:
pengisian
kuesioner, form
food recall 1x24
jam dan semi-
quantitative food
frequency
questionnaire
(SFFQ)
10 Masithoh, 2019 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Populasi : pasien DM Cross Sectional Pengambilan
(Jurnal Ilmu Dan Status Ekonomi yang sedang berobat di sampel : accidental
Keperawatan Dan Dengan Perilaku Diit Pada Poli rawat jalan sampling,
30

No Peneliti Judul Populasi sampel Desain Cara


(publish) penelitian pengumpulan
Kebidanan) Pasien Dm Rawat Jalan Di RSI penyakit dalam Pengambilan data:
Jepara RSI Sultan Hadlirin digunakan dalam
Jepara yaitu sebanyak penelitian ini
398 orang. adalah
Sampel : 80 pasien kuesioner.
penderita DM
11 Kasumayanti & Hubungan Motivasi Diri Dan Populasi: semua Cross Sectional Pengambilan sampel:
Rahayu, 2019 Dukungan Tenaga Kesehatan penderita DM tipe 2 di Pusposive sampling
(Jurnal Universitas Dengan Kepatuhan Diet Wilayah Kerja Pengambilan
Pahlawan) Penderita Dm Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Bangkinang data:mengunakan
Kerja Uptd Puskesmas Kota yaitu sebanyak 617 kuisioner
Bangkinang Kota Tahun 2019 orang.
Sampel : 86 orang
12 Rohani & Ardenny, Analisis faktor yang Populasi : seluruh Cross sectional Pengambilan
2019 (jurnal berhubungan dengan penderita DM di data: kuisioner
proteksi kesehatan) kepatuhan diet penderita puskesmas Harapan Jaya
diabetes melitus Sampel: 100 orang
13 Jaya dkk, 2019 Hubungan Pengetahuan, Populasi : Populasi Cross Sectional Pengambilan
(Jurnal Media Motivasi, Dan Sikap Dengan dalam penelitian ini sampel: non
keperawatan Kepatuhan Diet Pada Penderita adalah semua random sampling
Vol.10 no.02) Dm Tipe 2 pasien penderita DM dengan metode
Di Wilayah Kerja Puskesmas yang berobat di purposive sampling
Sudiang Raya Kota Makassar. Puskesmas pengambilan data :
Sudiang Raya Kota menggunakan
Makassar dengan instumen kuisioner
jumlah populasi
31

No Peneliti Judul Populasi sampel Desain Cara


(publish) penelitian pengumpulan
penderita DM sebanyak
71 orang
sampel: 51 orang
14 Keumalahayati,S Hubungan Pengetahuan Dan Populasi : seluruh pasien Cross-Sectional Pengambilan sampel
2019 Sikap Terhadap Kepatuhan Diet diabetes mellitus di ruang : accidental
( Jurnal Gizi Dan Diabetes Mellitus Pada Pasien rawat jalan Rumah Sakit sampling
Kesehatan) Rawat Jalan Di RSU Kota Umum Kota Langsa Pengambilan data:
Langsa pada wawancara dan
saat peneliti melakukan observasi
penelitian menggunakan
sampel : 43 orang kuesioner
15 Ernawati dkk, Faktor Faktor Yang Sampel : semua pasien Cross Sectional Pengambilan data:
2020 Mempengaruhi Tingkat yang hadir saat dikumpulkan melalui
( Journal of Kepatuhan Diet Pada Pasien pemeriksaan wawancara
bionursing) laboratorium pada bulan menggunakan form
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Juni 2019, didapatkan food recall 2 x 24
Kecamatan Sumbang jumlah 32 jam dan
Banyumas orang pasien DM. menggunakan
kuisioner
32

3. Hasil Telaah Jurnal


a. Gambaran Pengetahuan Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
Gambaran pengetahuan responden dikelompokkan menjadi 2 kategori

yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian yang

dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel.3 Distribusi frekuensi responden dengan kriteria pengetahuan


Pengetahuan
Literatur Baik kurang Total
No
n % n % n %
1 Senuk,dkk (2013) 20 29 49 71 69 100
2 Sonyo,dkk (2016) 6 15 34 85 40 100
3 Isnaini & Saputra, 24 60 16 40 40 100
M, H (2017).
4 Kartini, dkk 38 79.2 10 20.8 48 100
(2018)
5 Keumalahayati, S 16 37.2 27 62.8 43 100
(2019)
6 Simbolon,dkk 91 70 39 30 130 100
(2019)
7 Jaya, dkk (2019) 28 54.9 23 45.1 51 100
8 Masithoh (2019) 35 43.8 45 56.2 80 100
9 Rohani 45 45% 55 55% 100 100
&Ardenny (2019)
Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang pengetahuan responden

terhadap kepatuhan diet pada tabel 3 terlihat 5 dari 9 penelitian menyatakan

pengetahuan responden berada pada kategori kurang yaitu penelitian

Keumalahayati,S (62.8%), Sonyo dkk (85%), Masithoh (56.2%), Senuk dkk

(71%), Rohani & Ardenny (55%) Jadi dapat dikatakan bahwa lebih dari separoh

peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa pengetahuan responden berada

pada kategori kurang.

b. Gambaran Sikap Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2


33

Gambaran sikap responden dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu baik

dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian yang dapat

dilihat pada tabel 4

Tabe.4 Distribusi frekuensi responden dengan kriteria sikap


Sikap
Literatur Baik kurang Total
No
n % n % n %
1 Phitri & 24 44.4 30 55.6 54 100
Widiyaningsih
(2013)
2 Okatiranti & 35 59.32 24 40.67 59 100
Hardiyanti (2016)
3 Sonyo, 13 32.5 27 67.5 40 100
dkk (2016)
4 Keumalahayati, S 13 30.2 30 69.8 43 100
(2019)
5 Jaya, dkk (2019) 28 54.9 23 45.1 51 100
. Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang sikap responden terhadap

kepatuhan diet pada tabel 4 terlihat 3 dari 5 penelitian menyatakan sikap

responden berada pada kategori kurang yaitu penelitian Keumalahayati,S (69.8%),

Phitri & Widyaningsih (55.6%), Sonyo dkk (67.5%). Jadi dapat dikatakan bahwa

lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa sikap responden

berada pada kategori kurang.

c. Gambaran Dukungan Keluarga Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2


Gambaran dukungan keluarga pada responden dikelompokkan menjadi 2

kategori yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada beberapa

penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5

Tabel.5 Distribusi frekuensi responden dengan kriteria dukungan keluarga


Dukungan Keluarga
Literatur Baik Kurang Total
No
n % n % n %
1 Senuk, dkk 61 88.4 8 11.6 69 100
(2013)
34

Dukungan Keluarga
Literatur Baik Kurang Total
No
n % n % n %
2 Kartika,dkk 21 77.78 6 22.2227 100
(2017)
3 Lestari, dkk 66 57.9 48 42.1 114 100
(2018)
4 Simbolon,dkk 71 54.6 59 45.4 130 100
(2019)
5 Ernawati, dkk 21 65.63 11 34.37 32 100
(2020)
Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang dukungan keluarga

responden terhadap kepatuhan diet pada tabel 5 terlihat semua peneliti

menyatakan dukungan keluarga responden berada dalam kategori baik yaitu

penelitian Ernawati dkk (65.63%), Kartika dkk (77.78%), Simbolon dkk (54.6%),

Lestari dkk (57.9%), Senuk dkk (88.4%).

d. Gambaran Dukungan Tenaga Kesehatan Pada Penderita Diabetes Melitus


tipe 2
Gambaran dukungan tenaga kesehatan pada responden dikelompokkan

menjadi 2 kategori yaitu baik dan kurang. Pada studi literatur merujuk pada

beberapa penelitian yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel.6 Distribusi frekuensi responden dengan kriteria dukungan tenaga


kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan
No Literatur Baik kurang Total
n % n % n %
1 Simbolon,dkk 65 50 65 50 130 100
(2019)
2 Kasumayanti & 56 65,1 30 34.9 86 100
Rahayu (2019)
3 Rohani&Ardenny 50 50 50 50 100 100
(2019)
4 Ernawati, dkk 29 90.62 3 9.38 32 100
(2020)
Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang dukungan tenaga kesehatan

terhadap kepatuhan diet pada tabel 6 terlihat 2 dari 4 penelitian yaitu penelitian
35

Ermawati dkk (90.62%), Kasumayanti & Rahayu (65.1%) menyatakan dukungan

tenaga kesehatan berada dalam kategori baik. Dilihat dari jumlah penelitian dan

presentasi dari responden dapat dikatakan bahwa tenaga kesehatan sudah

memberikan dukungan yang baik terhadap penderita diabetes melitus.

e. Gambaran Kepatuhan Diet Diabetes Melitus pada penderita Diabetes


Melitus tipe 2
Gambaran kepatuhan diet responden dikelompokkan menjadi 2 kategori

yaitu patuh dan tidak patuh. Pada studi literatur merujuk pada beberapa penelitian

yang dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel.7 Distribusi frekuensi responden dengan kriteria kepatuhan diet


Kepatuhan diet
No Literatur Patuh Tidak patuh Total
n % n % n %
1 Senuk, dkk 37 53.6 32 46.4 69 100
(2013)
2 Phitri & 23 42.6 31 57.4 54 100
Widiyaningsih
(2013)
3 Isnaini & Saputra, 21 52.5 19 47.5 40 100
M, H (2017)
4 Kartini, dkk 4 8.3 44 91.7 48 100
(2018)
5 Keumalahayati, S 25 58.1 18 41.9 43 100
(2019)
6 Simbolon,dkk 18 13.8 112 86.2 130 100
(2019)
7 Kasumayanti & 39 45.3 47 54.7 86 100
Rahayu (2019)
8 Masithoh (2019) 23 28.8 57 71.2 80 100
9 Jaya, dkk (2019) 41 80.4 10 19.6 51 100
10 Ernawati, dkk 15 46.88 17 53.12 32 100
(2020)
Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang kepatuahan diet responden

pada tabel 7 terlihat 6 dari 10 penelitian menyatakan kepatuhan diet responden

berada pada kategori tidak patuh yaitu penelitian Ernawati dkk (53.12%),

Simbolon dkk (86.2%), Kasumayanti & Rahayu (54.7%), Masithoh (71.2%),


36

Kartini dkk (91.7%), Phitri & Widyaningsih (57.4%). Jadi dapat dikatakan bahwa

lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa kepatuhan diet

responden berada pada kategori tidak patuh..

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2

Pengetahuan merupakan dasar dalam melakukan suatu tindakan. Setiap

orang yang akan melakukan tindakan biasanya didahului dengan tahu selanjutnya

mempunyai keinginan untuk melakukan tindakan berdasarkan pengetahuan yang

didapat. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih baik daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Alvionita et al.,2019)

Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang pengetahuan responden

terhadap kepatuhan diet pada tabel 3 terlihat 5 dari 9 penelitian menyatakan

pengetahuan responden berada pada kategori kurang yaitu penelitian

Keumalahayati,S (62.8%), Sonyo dkk (85%), Masithoh (56.2%), Senuk dkk

(71%), Rohani & Ardenny (55%), maka didapatkan rata-rata sebesar 66% tingkat

pengetahuan responden berada dalam kategori kurang. Jadi dapat dikatakan

bahwa lebih dari separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa

penegtahuan responden berada pada kategori kurang.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah, D (2011)

yaitu ditunjukkan dengan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separuh

responden mempunyai pengetahuan kurang tentang diet diabetes melitus sebesar

55%. Pada penelitian ini peneliti menyebutkan umur juga ada kaitannya dengan

kepatuhan diet, karna semakin bertambah umur maka akan kesulitan dalam
37

menerima informasi seputar kesehatan yang pada akhirnya akan menurunkan

pengetahuan responden itu sendiri..

Berdasarkan penelitian Keumalahayati,S (2019) pengetahuan yang kurang

disebabkan karena responden yang belum mengerti tanda kadar gula darah

dibawah normal yaitu lemas, pucat, gemetar, merasa lapar, jantung berdebar-debar

dan keringat berlebih. Responden menganggap bahwa kadar gula tinggi

merupakan kelebihan gula dalam tubuh yang disebabkan oleh sering

mengkonsumsi makanan yang manis. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Sonyo, dkk (2016) pengetahuan yang kurang disebabkan kurang pengetahuan

tentang pengaturan makan pada penderita DM tipe 2.

Pengetahuan cukup disebabkan oleh banyak faktor. Dalam hal ini sejalan

dengan faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan yaitu informasi/media

massa. Penderita DM yang sering mendapatkan informasi akan lebih paham

tentang penyakit yang dideritanya, khusus dalam hal terkait diet yang tepat

(Novitasari et al., 2015).

Menurut Delima et al.,(2015) pengetahuan yang lebih luas memungkinkan

penderita dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman dan mudah mengerti

tentang anjuran petugas kesehatan, sehingga akan dapat mengurangi kecemasan

dan akan membantu penderita tersebut dalam membuat keputusan mengenai

masalah kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan responden didapatkan melalui

berbagai sumber, seperti media cetak, media massa, informasi dari tenaga

kesehatan, dan pengalaman responden..

2. Sikap Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2


38

Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang sikap responden terhadap

kepatuhan diet pada tabel 4 terlihat 3 dari 5 penelitian menyatakan sikap

responden berada pada kategori kurang yaitu penelitian Keumalahayati,S (69.8%),

Phitri & Widyaningsih (55.6%), Sonyo dkk (67.5%), maka didapatkan rata-rata

sebesar 64,3% sikap responden berada dalam kategori kurang Jadi dapat

dikatakan bahwa lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa

sikap responden berada pada kategori kurang.

Menurut Keumalahayati,S (2019) Faktor sikap pasien sangat dipengaruhi

oleh pengetahuan, dan terkait kepatuhan diet yang merupakan suatu bentuk terapi

penting pada DM, maka setiap penderita semestinya mempunyai sikap yang baik

terhadap kepatuhan diet agar tidak terjadi komplikasi. Pengetahuan gizi yang

rendah dapat mengakibatkan sikap acuh tak acuh terhadap pengggunaan bahan

makanan tertentu. Sedangkan Menurut Phitri & Widyaningsih Sikap responden

yang tidak baik ditunjukkan dengan sikap responden yang tidak mendukung

dengan diet diabetes mellitus.

Ada beberapa indikator untuk sikap kesehatan yaitu sikap terhadap sakit

dan penyakit yang diderita, sikap terhadap cara pemeliharaan dan cara hidup

sehat, dan sikap terhadap kesehatan lingkungan. Seseorang dengan sikap baik

terhadap penyakit diabetes melitus, maka akan mampu menerapkan sikap tersebut

dalam bentuk praktik pencegahan dan penanganan penyakit diabetes melitus

(Masithoh, 2019).

3. Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2
39

Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang dukungan keluarga

responden terhadap kepatuhan diet pada tabel 5 terlihat semua penelitian

menyatakan dukungan keluarga responden berada dalam kategori baik yaitu

penelitian Ernawati dkk (65.63%), Kartika dkk (77.78%), Simbolon dkk (54.6%),

Lestari dkk (57.9%), Senuk dkk (88.4%), maka didapatkan rata-rata sebesar

68,86%% dukungan keluarga responden berada dalam kategori baik. Kendala

yang sering dialami dalam pengaturan diet diabetes melitus adalah kejenuhan

pasien dalam mengikuti terapi diet oleh sebab itu pentingnya dukungan keluarga

agar pasien bisa mencapai keberhasilan untuk patuh dalam menjalani diet diabetes

melitus.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugandi, dkk

(2018) dapat diketahui bahwa sebagian besar responden anggota keluarganya

mendukung yaitu sebesar 53,2%. Pada penelitian ini didapat persentase tertinggi

dukungan keluarga baik sebesar 88.4%.

Dukungan yang diberikan keluarga sangat membantu penderita DM untuk

meningkatkan keyakinan dari dalam dirinya untuk mengelola penyakitnya dengan

baik. Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman sehingga

akan meningkatkan keinginan penderita untuk sembuh. Rasa nyaman dan aman

yang timbul karena adanya dukungan baik emosional, penghargaan, instrumental

maupun informasional dari keluarga. (Hisni et al., 2014)

4. Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang dukungan tenaga kesehatan

terhadap kepatuhan diet pada tabel 6 terlihat 2 dari 4 penelitian yaitu penelitian
40

Ermawati dkk (90.62%), Kasumayanti & Rahayu (65.1%) dengan kategori baik,

maka didapatkan rata-rata sebesar 77,86% dukungan tenaga kesehatan berada

dalam kategori baik. Dari 4 penelitian yang menjadi rujukan didapatkan

persentase tertinggi dukungan tenaga kesehatan dalam kategori baik sebesar

90.62%.

Dukungan yang diberikan tenaga kesehatan bisa berupa instruksi tentang

bagaimana diet yang benar pada penderita DM. Pemahaman penderita tentang

instruksi diet akan mempengaruhi tingkat kepatuhan penderita DM begitu juga

sebaliknya, jika penderita tidak paham akan instruksi tenaga kesehatan maka

penderita akan tidak mematuhi anjuran diet tersebut (Rohani & Ardenny, 2019).

Pada pengelolaan DM tenaga kesehatan berperan sebagai komunikator dan

penderita sebagai penerima pesan. Komunikasi tenaga kesehatan berupa

komunikasi yang efektif cara penyampaian pesan kepada penderita DM supaya

paham, kemudahan pesan yang diterima oleh penderita dan instruksi dengan

bahasa yang sederhana sehingga penderita DM hafal (Ilmah dan Rochmah, 2015).

Menurut Kasumayanti & Rahayu (2019) menunjukkan bahwa responden

yang tidak patuh dengan diet walaupun sudah mendapatkan dukungan tenaga

kesehatan yang baik disebabkan karena kurangnya keyakinan dalam diri penderita

dengan pengaturan makan dirumah dan kebiasaan makan dikeluarga yang tidak

sesuai dengan diet yang dianjurkan. Selain dukungan dari tenaga kesehatan faktor

dari dalam diri responden juga sangat berpengaruh dalam menjalankan diet

dengan baik.

5. Kepatuhan diet Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2


41

Kepatuhan terhadap terapi diet sangat penting karena terapi diet

merupakan salah satu pilar dari penatalaksanaan diabetes melitus. Kepatuhan diet

DM dibagi menjadi 2 kategori yaitu patuh dan tidak patuh.

Berdasarkan penelusuran terkait jurnal tentang kepatuhan diet responden

pada tabel 7 terlihat 6 dari 10 penelitian menyatakan kepatuhan diet responden

berada pada kategori tidak patuh yaitu penelitian Ernawati dkk (53.12%),

Simbolon dkk (86.2%), Kasumayanti & Rahayu (54.7%), Masithoh (71.2%),

Kartini dkk (91.7%), Phitri & Widyaningsih (57.4%), maka didapatkan rata-rata

sebesar 69,05% responden berada dalam kategori tidak patuh. Jadi dapat

dikatakan bahwa lebih separoh peneliti yang menjadi rujukan menyatakan bahwa

kepatuhan diet responden berada pada kategori tidak patuh. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Prabowo, dkk (2014) mengenai “Hubungan Pendidikan

dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Menjalani Diet pada Penderita DM di

wilayah Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar” yang

menunjukkan bahwa sebagian besar (56.3%) pasien tidak patuh dalam menjalani

dietnya.

Ketidakpatuhan penderita DM tipe 2 dikarenakan kesulitan menjalani diet

DM berdasarkan 3j (jenis makanan, jumlah, dan jadwal makan). Makanan yang

serba dibatasi, takaran yang harus tepat dan waktu makan yang harus diikuti ini

membuat penderita bosan dan jenuh. Salah satu yang menyulitkan yaitu pemilihan

jenis makanan, yang biasanya tidak ada batasan mengkonsumsi makanan yang

disukai seperti goreng-gorengan, makananan atau minuman manis dan sekarang

harus adanya batasan mengkonsumsi makanan tersebut. Sehingga penderita sering

melanggar aturan diet (Kasumayanti & Rahayu, 2019).


42

Kepatuhan penderita menjalankan diet karena adanya kepercayaan bahwa

pengaturan makan atau diet dapat mengontrol gula darah. Apabila gula darah

terkontrol dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya keparahan penyakit

atau kecatatan yang diakibatkan oleh penyakitnya dengan menghindari makanan

pantangan bagi penderita diabetes. (Kasumayanti & Rahayu, 2019)


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan responden berada dalam kategori kurang.

2. Sikap responden berada dalam kategori kurang.

3. Dukungan keluarga responden berada dalam kategori baik.

4. Dukungan tenaga kesehatan berada dalam kategori baik.

5. Tingkat kepatuhan diet responden berada dalam kategori tidak patuh..

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah lebih banyak

referensi dan menjelaskan lebih rinci penyebab kurangnya tingkat

pengetahuan dan sikap penderita diabetes melitus terhadap kepatuhan diet.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita

DM sehingga dapat menjalankan diet dengan baik.

3. Bagi institusi pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

bacaan atau informasi di kalangan mahasiswa dan sebagai bahan masukan

untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahua

43
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Alvionita, O. I., Perwiraningtyas, P., & Maemunah, N. (2019). Hubungan


Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Nursing News:
Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4(2).

Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329.

Delima, N., Lisnawaty, L., & Fithria, F. (2020). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Rsud Kota Kendari Tahun 2018. Jurnal Gizi Dan Kesehatan 1(1), 20–
25. http://ojs.uho.ac.id/index.php/gikes/article/view/12259

Eriyani, T., & Yuliana, Y. (2018). Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang
Diet DM di Poli Dalam Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Holistik Jurnal
Kesehatan,12(1),50–54.

Ermawati, T. (2015). Periodontitis dan Diabetes Melitus.Stomatognatic-Jurnal


Kedokteran Gigi, 9(3), 152-154.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas


Lampung. https://doi.org/10.2337/dc12-0698

Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. (2017). Gambaran Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus Surabaya.
Jurnal Keperawatan Surabaya.

Hestiana, D. W. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan


Dalam Pengelolaan Diet Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Kota Semarang. Journal of Health Education, 25(1), 57–60.

Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya.

IDF. (2017). Diabetes Atlas. Intenasional Diabetes Federation.

IDF. (2019). Diabetes Atlas. Intenasional Diabetes Federation.

Ilmah, F., & Rochmah, T. N. (2015). Kepatuhan Pasien Rawat Inap Diet Diabetes
Mellitus Berdasarkan Teori Kepatuhan Niven. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 3(1), 60
Indah D, P. (2011). Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus
Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus.
Jurnal Keperawatan & Kebidanan, 47–53.

Isnaini, N., & Saputra, M, H, A. (2017). Pengetahuan dan Motivasi Meningkatkan


Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Medisains : Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 15(3), 136–141.

Jaya, H. N., Muhasidah, M., & Rahmiyanti, R. (2019). Hubungan Pengetahuan,


Motivasi, Dan Sikap Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Dm Tipe 2
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya Kota Makassar. Media
Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 10(2), 62.

Kartika, K., Suryani, I., & Sari, T. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gamping 1. Jurnal Nutrisia, 19(1), 17–24.
https://doi.org/10.29238/jnutri.v19i1.42

Kartini, T. D., Amir, A., & Sabir, M. (2018). Kepatuhan Diet Pasien DM
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Di Wilayah
Puskesmas Sudiang Raya. Media Gizi Pangan, 25(1), 55.
https://doi.org/10.32382/mgp.v25i1.60
Kasumayanti, E., & Rahayu, B. (2019). Hubungan Motivasi Diri Dan Dukungan
Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Diet Penderita Dm Tipe 2 Di
Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019. 3(23), 39–
49.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. In Kementerian
Kesehatan RI. www.kemkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Infodatin Diabetes Melitus.

Keumalahayati, Supriyanti, K. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap


terhadap perilaku safety riding ojek. 1(1), 113–121.
Lestari, D. D., Winahyu, karina megasari, & Anwar, S. (2018). Kepatuhan Diet
pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari Dukungan Keluarga di
Puskesmas Cipondoh Tangerang. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia.
Masithoh, A. R. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Status Ekonomi
Dengan Perilaku Diit Pada Pasien Dm Rawat Jalan Di Rsi Jepara. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 116.
https://doi.org/10.26751/jikk.v10i1.649
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novitasari, R., Sudaryanto, A., & Nur, W. D. (2015). Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Diit Diabetes Mellitus (DM)
Pada Lanjut Usia (Lansia) Di Kelurahan Gayam Kecamatan Sukoharjo.
Dm. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/35724

Okatiranti, & Hardiyanti, N. (2016). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan


Kepercayaan terhadap Diet Penderita DM di RSUD Kota Bandung. Jurnal
Ilmu Keperawatan, IV(1), 43–49.
PERKENI. (2015). Konsesus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe2 Di Indonesia 2015. In PERKENI.

Phitri, H. E., & Widiyaningsih. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di
Rsud Am . Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah.
Prabowo A, dkk. (2014). Hubungan Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Menjalani Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah
Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar.
Naskah Publikasi. Jurusan Keperawatan STIKES PKU

Risti, K. N., & Isnaeni, F. N. (2017). Hubungan Motivasi Diri dan Pengetahuan
Gizi terhadap Kepatuhan Diet DM pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, 10(2), 94.

RISKESDAS.(2018).Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Rohani, R., & Ardenny, A. (2019). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Proteksi Kesehatan,
7(2), 61–67. https://doi.org/10.36929/jpk.v7i2.132
Ropika, N., & Rahma, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud
Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. New England Journal of
Medicine, 372(2), 2499–2508.

Saifunurmazah, D. (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Dalam


Menjalani Terapi Olahraga dan Diet. Kepatuhan Penderita Diabetes
Mellitus Dalam Menjalani Terapi Olahraga Dan Diet, 8.

Sari, N., Agusthia, M., & Rachmawaty M Noer. (2020). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancur Kabupaten Lingga Tahun 2020. Jurnal Health
Sains, 1(4), 217–223. https://doi.org/10.46799/jhs.v1i4.39

Sartika. (2019). Pengaruh Dukungan Tenaga Kesehatan, Pengetahuan Dan


Motivasi Terhadap Perilaku Kepatuhan Diit Penderita Diabetes Mellitus
Di Puskesmas Cirimekar Tahun 2019. 14–26.

Senuk, A., Supit, W., & Onibala, F. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus
Di Poliklinik Rsud Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Jurnal
Keperawatan UNSRAT.

Setyaningrum, Y. D., Februyani, N., Basith, A., Farmasi, P. S., Nahdlatul, U., &
Sunan, U. (n.d.). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii
Terhadap Kepatuhan Diet Di Puskesmas

Simbolon, Y. I., Triyanti, T., & Sartika, R. A. D. (2019). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Komunitas. https://doi.org/10.25311/keskom.vol5.iss3.336
Sonyo, S. H., Hidayati, T., & Sari, N. K. (2016). 38 Jurnal Care Vol. 4, No.3,
Tahun 2016. 4(3), 38–49.
Vinti, D. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Kepatuhan Diet Dengan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Poliklinik Khusus
Penyakit Dalam Rsup Dr.M.Djamil Padang Tahun 2015. Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Padang, 1–107.

Wiardani, N. K., & Moviana, Y. (2015). Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan


Diet Dengan Kadar Glukosa Dan Kolesterol Darah Pada Penderita DM
Tipe 2 Di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Ilmu Gizi.

World Health Organization (WHO). 2017

Yulia, S. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam


menjalankan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Kesehatan
Masyarakat.

Yulisetyaningrum, Mardiana, S. S., & Susanti, D. (2018). Hubungan tingkat


pendidikan dan pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan diet
pasien diabetes mellitus di RSUD R.A Kartini Jepara. Indonesia Jurnal
Perawat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai