E DENGAN
KOTA BEKASI
Disusun oleh :
HANY FITRIANA
190413002
TA. 2021/2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
KOTA BEKASI
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pkk homecare sebagai upaya
lanjutan dari kegiatan pkk komunitas, yang dilaksanakan dari tanggal 21 Februari s.d. 19
Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan asuhan homecare yang merupakan
salah satu matakuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan serta pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen pembimbing, rekan-rekan sejawat, dan
seluruh masyarakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, dan semoga kebaikan semua pihak yang telah
membantu menyusun laporan ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Tujuan Kegiatan.............................................................................................................7
C. Manfaat Kegiatan...........................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................9
A. Homecare........................................................................................................................9
B. Gizi.................................................................................................................................13
C. Stimulasi Tumbuh Kembang..........................................................................................15
D. Pemeriksaan SADARI....................................................................................................18
BAB III ASUHAN KASUS.......................................................................................................21
A. Profil Keluarga...............................................................................................................21
B. Pengkajian......................................................................................................................22
C. Analisa Data...................................................................................................................33
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................35
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................40
A. Kesimpulan.....................................................................................................................40
B. Saran...............................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................42
LAMPIRAN...............................................................................................................................45
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada
jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan
kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh. Distribusi lemak dapat
meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif
(WHO, 2020).
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas. Overweight dan
obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang
dapat mengganggu kesehatan. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2020, 42 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight atau obesitas.
Overweight dan obesitas sekarang meningkat di negara- negara berpenghasilan rendah
dan menengah, terutama di perkotaan. Di negara- negara berkembang peningkatan
overweight dan obesitas sudah lebih dari 30% lebih tinggi dari negara-negara maju
(World Health Organization, 2020).
Obesitas dapat terjadi pada semua usia, namun yang tersering terjadi pada tahun
pertama kehidupan, usia 5-6 tahun dan pada masa remaja (Yussac, et al., 2018).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021 didapatkan prevalensi obesitas
pada bayi balita di tahun 2019, 2020 dan 2021 berdasarkan berat badan menurut tinggi
badan lebih dari Z score 2 menggunakan baku antropometri bayi balita WHO 2017
berturut-turut 12,2%, 14,0%, dan 11,9%, serta anak berusia 5-12, 13-15, dan 16-18
tahun berturut-turut 8,8%, 2,5%, dan 1,6% berdasarkan indeks massa tubuh menurut
umur lebih dari Z score 2 menggunakan baku antropometri WHO 2018 untuk anak
berumur 5-18 tahun (RISKESDAS, 2021).
Obesitas pada anak merupakan masalah yang sangat kompleks, yang antara lain
berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, perubahan pola
makan menjadi makanan cepat saji yang memiliki kandungan kalori dan lemak yang
tinggi, waktu yang dihabiskan untuk makan, waktu pertama kali anak mendapat asupan
berupa makanan padat, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, hormonal dan
lingkungan (Yussac, et al., 2018).
Sebagian besar keluarga memperkenalkan makanan padat kepada bayi sekitar usia 3-5
bulan, terutama jika bayi dianggap sudah mulai rewel. Pengenalan makanan padat
sebelum 6 bulan dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan adipositas, baik pada
masa bayi maupun anak usia dini. American Academy of Pediatrics menganjurkan
pengenalan makanan padat pada bayi dianjurkan sekitar usia 6 bulan agar bayi
5
memperoleh semua kebaikan dari ASI, untuk meningkatkan imunitas, serta sebagai
proteksi terhadap penyakit diabetes tipe II dan obesitas (American Academy of Pediatrics,
2019).
Adanya kebiasaan pemberian makanan selain ASI pada usia kurang dari tiga bulan
perlu mendapat perhatian serius, karena pada usia tersebut kebutuhan zat gizi bayi
seluruhnya masih dapat dipenuhi dari ASI. Di samping itu produksi enzim-enzim
pencernaan zat gizi pada bayi usia di bawah tiga bulan belum cukup bekerja dengan
sempurna. Pada prinsipnya pemberian makanan padat terlalu dini berbahaya, karena
organ pencernaan secara anatomis dan fisiologis belum berfungsi sempurna, salah satu
risiko pemberian makanan padat terlalu dini adalah overweight dan obesitas (Suyatno,
2017).
Ada beberapa penelitian di luar negeri yang mengkaji tentang pengaruh pemberian
makanan padat terhadap overweight dan obesitas pada anak. Beberapa penelitian yang
telah dilakukan antara lain sebagai berikut: Susanna Y. Huh, et al (2018) berupa
penelitian prospektif (cohort study) terhadap 847 anak menemukan bahwa pemberian
makanan padat pada usia 4 bulan, 568 bayi (67%) diberi ASI dan 279 (32%) diberi susu
formula. Pada usia 3 tahun, 75 anak (9%) mengalami obesitas. Pada bayi yang diberi ASI,
pengenalan makanan padat terlalu dini tidak dikaitkan dengan obesitas di kemudian hari.
Pada bayi yang diberi susu formula, pengenalan makanan padat dapat dikaitkan dengan
obesitas dikemudian hari (Huh, et al., 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Cindy Mari Imai et al (2019) terhadap bayi di Islandia
(n = 154) yang diikuti secara prospektif dari lahir sampai usia 12 bulan dan juga saat usia
6 tahun, didapatkan hasil dimana bayi yang diberi susu formula dan diberi pengenalan
makanan padat saat usia 5 bulan mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan
bayi yang diberi ASI. Pada usia 6 tahun, didapatkan IMT rata-rata 1.1 kg/m2 (95% CI 0.2,
2.0) lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula dan juga menerima makanan padat
saat usia 5 bulan dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Peneliti
mengatakan bahwa di negara berpenghasilan tinggi seperti Islandia, pengenalan awal
terhadap makanan padat tampaknya lebih meningkatkan risiko tingginya Indeks
Massa Tubuh (IMT) anak-anak antara bayi yang diberi susu formula dengan bayi yang
diberi ASI eksklusif (Imai, et al., 2019).
Namun pada penelitian Hillary L. Burdette et al mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam massa lemak yang disesuaikan dengan anak yang
diberikan ASI dan anak yang tidak pernah diberikan ASI. Anak-anak yang diberikan ASI
untuk durasi yang lebih lama dan yang diberikan ASI tanpa pemberian susu formula
bersamaan tidak memiliki massa lemak yang lebih rendah secara signifikan. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam massa lemak anak-anak jika mereka diperkenalkan
dengan makanan padat sebelum ataupun setelah usia 4 bulan (Burdette, et al., 2020).
6
Penelitian yang mengkaji pengaruh waktu pemberian makanan padat terhadap status
gizi lebih pada anak belum banyak dilakukan di Indonesia. Mengingat bahwa akibat dari
pemberian makanan padat dini adalah bayi tidak memperoleh ASI ekslusif dan adanya
pemaksaan pada saluran pencernaan yang belum siap, maka waktu pengenalan makanan
yang kurang tepat akan berdampak dalam jangka panjang pada kehidupan anak di
kemudian hari, terutama pada status gizi dan kesehatan anak.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, serta menyadari pentingnya pemberian
makanan padat untuk bayi pada umur yang tepat, maka penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan homecare pada keluarga Tn. E dengan masalah gizi lebih pada bayi di
RT 002 RW 014 Kelurahan Jatibening, Kec. Pondok Gede Kota Bekasi.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
masalah gizi lebih pada bayi di wilayah RT 002 RW 014 Kelurahan Jatibening, Kec.
2. Tujuan Khusus
kembang bayi
C. Manfaat Kegiatan
Sebagai salah satu evaluasi bagi penerapan mata kuliah Homecare serta pencapaian
7
target proses pembelajaran bagi mahasiswa kebidanan.
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Keluarga
pengetahuan kesehatan.
b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada bayi dan menyusui
f. Menambah pengetahuan ibu tentang cara membuat MP-ASI yang sehat dan
benar.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Homecare
1. Definisi Homecare
fisik, sosio-ekonomi, dan psikologi yang beragam. Beberapa pasien berada dalam
kondisi yang tidak stabil secara medis mungkin menderita masalah akut seperti
infeksi luka atau kondisi kronis yang semakin memburuk seperti masalah pada
terapi. Beberapa pasien yang lain mungkin memiliki kondisi yang stabil secara
kondisi yang semakin buruk dan menghindari perawatan di rumah sakit (Rahmi &
Ramadhanti, 2018)
baru. Konsep ini telah dikembangkan oleh William Rathon sejak tahun 1859 di
keperawatan ke rumah untuk mengobati pasien yang sakit dan tidak bersedia dibawa
kepada pasien yang memiliki status ekonomi rendah, kondisi sanitasi buruk,
kebersihan diri dan lingkungan dan gizi buruk sehingga beresiko terhadap berbagai
jenis infeksi yang umum ditemukan di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan
9
spiritual dan prinsip-prinsip komunikasi dalam pemberian layanan homecare (Rahmi
2. Tujuan Homecare
pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian
pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada
3. Perilaku Kesehatan
yaitu cara merespon, secara pasif maupun aktif. Pasif berkaitan dengan pengetahuan,
cara bersikap, gambaran penyakit serta rasa sakit yanga ada pada dirinya dan diluar
dirinya. Aktif berarti tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan
sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit akan berkaitan dengan
10
kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
obatan.
pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-
manusia. Lingkup perilaku ini luas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.
11
5) Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor)
dan sebagainya.
4. Perencanaan
home care. Perencanaan yang baik setidaknya memuat 6 unsur pertanyaan, yaitu :
5. Pelaksanaaan
oleh bidan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan
penyelesaian kasus pada masyarakat atau komuniti sewaktu-waktu bidan juga harus
asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu sesingkat dan seefektif mungkin,
6. Evaluasi
Langkah akhir dari pelayanan home care adalah evaluasi untuk mengetahui
12
ketetapan dan kesempurnaan dari tujuan dan pelaksanaan yang telah ditetapkan.
kebidanan untuk mengatasi masalah pada masyarakat atau komuniti. Bidan harus
B. Gizi
1. Definisi Gizi
Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan
sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan
tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan dan
minuman yang tepat. Konsep gizi seimbang adalah suatu usaha untuk mencapai
keseimbangan antara kebutuhan tubuh (dinamis) akan zat gizi dengan asupan yang
didapat melalui makanan serta keseimbangan antara berbagai macam zat gizi dalam
Menurut Ariani (2017), dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada
13
ukuran baku yang sering disebut reference. Buku antropometri yang sekarang
National Centre for Health Statistic). Berdasarkan buku Harvard status gizi dapat
c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM
d. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik kwashiorkor dan
kwashiorkor.
a. Kurang gizi
b. Kelebihan gizi
Pemberian gizi yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan gizi maupun kelebihan gizi.
Bayi yang kelebihan gizi akan mengalami kesulitan untuk bergerak sehingga
Perlu diketahui dan diingat bahwa gizi seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan
cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh
14
karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan,
sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena
itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan
Adapun ASI tetap bisa diberikan saat bayi berusia 6 bulan ke atas bahkan
sampai bayi berusia 2 tahun. Akan tetapi, pemberian ASI sebaiknya disertai juga
dengan makanan pendamping. Pasalnya, di usia 6 bulan ASI tidak dapat sepenuhnya
lagi memenuhi kebutuhan gizi seimbang pada bayi. Bayi harus sudah diperkenalkan
dengan makanan yang dikenal dengan istilah Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Makanan pendamping untuk bayi usia 6 bulan adalah berupa bubur susu, bubur
lunak/sari buah, bubur havermout/bubur tepung beras merah dan makanan lunak
Selain nutrisi, orang tua juga harus memperhatikan tumbuh kembang anak. Salah
satu hal penting yang perlu dilakukan para orang tua agar tumbuh kembang anak
optimal adalah stimulasi dini. Stimulasi dini secara rutin di setiap kesempatan perlu
menetap, bisa terjadi karena kekurangan stimulasi. Oleh karena itu, Direktorat
Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat
Perlu diketahui, periode awal kehidupan, terutama sejak dalam kandungan sampai
usia 2 tahun, merupakan fase sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
otak anak. Periode ini adalah 'masa emas' sekaligus 'fase kritis' bagi otak anak karena
mereka dapat cepat menerima masukan dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Oleh
karena periode 2 tahun pertama adalah masa singkat yang tidak terulang kembali, setiap
orang tua diimbau untuk secara maksimal memanfaatkan fase itu untuk
15
Asupan nutrisi dan gizi seimbang, pelayanan kesehatan terbaik dan stimulasi adalah
3 hal penting yang perlu diberikan di periode itu. Khusus soal stimulasi, setiap bayi
memerlukan hal ini agar kecerdasannya berkembang maksimal. Merujuk pada artikel
DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), yang dilansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI), sel-sel otak janin dibentuk sejak usia 3-4 bulan di kandungan. Hubungan
antarsel yang membikin rangkaian fungsi-fungsi kemudian akan mulai terbentuk pada
usia kehamilan 6 bulan. Jumlah sel-sel otak tersebut berkembang menjadi miliaran di
masa sejak kelahiran hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, kualitas dan kompleksitas
bervariasi, sering dan teratur stimulasi diterima bayi, hubungan antarsel di otak mereka
juga bertambah kompleks sekaligus kuat. Apabila hubungan sel-sel otak bayi semakin
kompleks dan kuat, peluang anak memiliki kecerdasan tinggi di kemudian hari pun
lebih besar.
Adapun stimulasi dini adalah rangsangan yang diberikan kepada bayi sejak dalam
kandungan hingga tahun-tahun awal kelahiran, untuk mengaktifkan semua indera dan
memberikan rangsangan secara teratur setiap hari terhadap semua sistem indera bayi,
juga perlu dilakukan untuk mengaktifkan gerak kasar dan halus kaki, tangan beserta
jari-jari, kemampuan berkomunikasi hingga daya analitik dan empati pada balita.
Berikut adalah sejumlah cara melakukan stimulasi pada bayi yang tepat, sesuai dengan
usia mereka :
Stimulasi yang perlu dilakukan kepada bayi usia 0 sampai 3 bulan adalah dengan
mereka memegang.
16
Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak bayi bermain cilukba, lalu berkaca
bersama di depan cermin yang memperlihatkan wajahnya dan sang Ibu, dan
Stimulasi bisa berupa mulai sering memanggil nama bayi, mengajaknya bersalaman,
Stimulasi bisa berupa memperkenalkan nama ibu, ayah dan kakak berulang-ulang
menggelindingkan bola.
wadahnya.
6. Usia 18 - 24 bulan
Pada usia ini, stimulasi bisa dilakukan dengan memperkenalkan bayi pada fungsi
binatang dan benda-benda di sekitarnya, mengajak berbicara soal apa saja yang
sudah ia lakukan seharian, mengajarkan sebelum atau sehabis makan selalu mencuci
tangan, belajar untuk memakai baju dan celana secara mandiri, serta mengajaknya
Stimulasi di fase usia ini dapat dilakukan dengan mengenalkan beragam warna-
17
menghafal nama teman-teman, menghitung, menyikat gigi, bermain kartu, boneka
maupun masak-masakan, menggambar, dan biasakan balita buang air besar maupun
kecil di toilet.
SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
payudara. SADARI bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada
payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Pemeriksaan ini
setiap bulannya. Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setiap hari ke-7
sampai 10, dihitung mulai dari hari pertama haid atau setiap bulan pada tanggal yang
sama bagi yang sudah menopause. Pada saat melakukan SADARI, keadaan yang harus
1. Teraba benjolan.
2. Penebalan kulit.
6. Nyeri.
18
1. Perhatikan dengan teliti payudara Anda di depan cermin, dengan kedua lengan lurus
ke bawah. Perhatikan bila terdapat benjolan atau perubahan bentuk, warna, dan
ukuran pada payudara (secara normal ukuran pada payudara kanan dan kiri tidak
sama persis).
2. Angkatlah kedua lengan ke atas sampai kedua tangan berada di belakang kepala dan
tekan ke arah depan. Kemudian tekanlah kedua tangan Anda dengan kuat pada
pinggul dan gerakkan kedua lengan dan siku ke arah depan sambil mengangkat
bahu. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada Anda sehingga perubahan-
3. Angkatlah lengan kiri Anda lalu rabalah payudara kiri dengan tiga ujung jari tengah
a. Gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari atas
(posisi jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam, bergerak ke tengah ke arah
puting susu
d. Kemudian lakukan perabaan dengan gerakan yang sama pada payudara kanan
4. Tekan secara pelan daerah di sekitar puting kedua payudara dan amatilah apakah
terdapat keluar cairan yang tidak normal (tidak biasanya), seperti putih kekuning-
kuningan yang terkadang bercampur darah. Pada wanita yang masih menyusui,
bedakan dengan ASI. Proses tersebut dapat dilakukan saat mandi dengan
5. Dapat pula dilakukan saat berbaring dengan cara tangan kiri di bawah kepala.
kiri dengan gerakan yang telah diuraikan pada langkah nomor 3. Kemudian
6. Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas tepi luar dekat lipat ketiak
(kuadran superolateral kanan dan kiri) karena tumor payudara banyak ditemukan di
19
daerah tersebut.
Hal lain yang penting untuk diketahui dalam melakukan SADARI yaitu mengetahui
batas-batas dari payudara sehingga seluruh payudara dapat diraba secara berurutan dan
1. Batas atas adalah jarak 1-2 jari dibawah ruas tulang selangka (clavicula)
20
BAB III
ASUHAN KASUS
A. Profil Keluarga
secara administratif termasuk dalam Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dengan
bagian Utara RT 001, bagian Barat RT 003, bagian Selatan berbatasan dengan RT 005
dan bagian Timur RT 004. Jumlah keluarga yang saya data yaitu 1 KK dengan
berjumlah 5 orang.
Kepala Keluarga bekerja sebagai buruh kerja lepas sedangkan istri menjadi ibu
rumah tangga sekaligus berdagang di halaman rumah, dan 3 orang sebagai anak, anak
pertama berusia 10 tahun, anak kedua berusia 5 tahun dan anak ketiga masih bayi
berusia 5 bulan. Lalu lintas perhubungan dengan wilayah lain tergolong mudah karena
letaknya yang strategis yakni berada di sisi Jl. Cibening dengan akses transportasi yang
mudah dijangkau.
Tabel
Struktur Keluarga
Kepala Keluarga
Bapak Egi Nugraha
Istri
Ibu Murni
21
B. Pengkajian
KEPENDUDUKAN
Daftar nama anggota keluarga yang tinggal, berdasarkan lamanya tinggal (selama satu
tahun)
No Nama KK & L/P Umur Hubungan Pendidikan Agama Pekerjaan
anggota keluarga terhadap KK
1 Egi Nugraha L 45 th KK SLTA Islam Buruh
2 Murni P 37 th Istri SLTP Islam IRT
3 Ashifa Fauziah D. P 10 th Anak Tamat TK Islam -
4 Muhammad L 5 th Anak Belum Islam -
Haykal A. sekolah
5 Hasbie L 5 bln Anak Belum Islam -
Muhammad A. sekolah
Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam satu tahun ini ? = Ya/Tidak
Bila Ya, sebutkan …………………….. orang
Apakah ada anggota keluarga baru dalam satu tahun ini ? = Ya/Tidak
Bila Ya, sebutkan 1 orang
STATUS KESEHATAN
A. Kesakitan
1. Daftar nama anggota keluarga yang sakit selama satu bulan terakhir
No Nama Keluhan/ Pengobatan
penyakit Tidak berobat Praktik Puskesmas/
Medis RS
22
B. Kematian
Daftar anggota keluarga yang meninggal periode satu tahun terakhir
No Nama Umur Pengobatan Sebab kematian
Keterangan : apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal adalah hari
A. Kesehatan ibu
1) Kehamilan
Nama keluarga yang hamil Ny__________________ G: P: A:
Umur kehamilan :1-< 4 bln, 4-< 7 bln, 7-< 9 bln atau>9 bln
Periksa kehamilan : a. Ya b. Tidak
- Bila Ya, di : ________________________
Frekuensi :
Umur kehamilan 1 – < 28 mg 28 - < 36 mg 36 - < 38 mg 38 - > 40 mg
Frekuensi Periksa
23
a) Bagaimana cara ibu melakukan perawatan payudara selama hamil?
b) apa yang ibu pergunakan untuk melakukan perawatan payudara ?
c) Berapa kali waktu yang tepat untuk ibu melakukan perawatan payudara ?
d) apa tujuan dilakukannya perawatan payudara ?
e) apakah ada keluarga yang mengalami kanker payudara?
Kelompok FR II (AGO)
1. Penyakit ibu 4
2. PER Ada Gawat Obstetrik - Rujukan Dini
4 (AGO) Berencana (RDB)
3. Gemelli 4 - Rujukan Dalam
4. Hidramnion Rahim (RDR)
4
5. IUFD 4
6. Hamil lewat waktu 4
7. Letak sungsang 8
Kelompok FR III (AGDO)
Ada Gawat Darurat Rujukan Tepat Waktu
1. Perdarahan Antepartum 8
2. PEB / Eklampsia Obstetrik (AGDO) (RTW)
8
24
2) Persalinan (Umur bayi maksimal 11 bulan 29 hari)
Nama ibu yang bersalin : Murni
Tanggal persalinan : 22 September 2021
Nama bayi : Hasbie Muhammad Arsyad
Jenis kelamin : Laki-laki
3) Ibu nifas
a. Adakah ibu nifas : Ya/Tidak
b. Post partum hari ke :
c. PPV (Perdarah Pervaginam) / Lochea :
CU (Kontraksi Uteri) :
TFU (Tinggi Fundus Uteri) :
d. Adakah masalah laktasi : Ya/Tidak
e. Pengetahuan ibu tentang laktasi : Baik/Cukup/Kurang
1) Adakah pantangan makanan pada ibu nifas?
2) apa yang perlu ibu lakukan sebelum menyusui bayinya ?
3) berapa jam kah waktu yang diperlukan bagi ibu nifas untuk istirahat dalam sehari?
4) berapa banyak ibu minum dalam sehari saat menyusui?
f. Apakah melakukan pemeriksaan ibu nifas : Ya/Tidak
g. Pemeriksaan ibu nifas di :
1) Dokter 3) Posyandu
2) Bidan 4) Puskesmas/RS
h. Mendapatkan vitamin A: Ya/Tidak
4) Ibu meneteki
a. Ada/Tidak
b. Usia bayi yang diteteki
1) 0-6 bulan 3) >1-2 tahun
2) >6-12 bulan 4) Lebih 2 tahun
c. Pengetahuan ibu tentang cara dan frekuensi meneteki yang benar: Baik /Cukup /Kurang
1) bagaimanakah cara menyusui yang benar?
2) apa tanda bayi sudah kenyang ?
3) bolehkah memberikan susu ke pada bayi menggunakan dot?
4) apa yang ibu ketahui tentang ASI eksklusif?
d. Frekuensi meneteki bayinya : 2-3 jam sekali
e. Periksa ibu meneteki : tidak
f. Apakah memperoleh Fe buteki : Ya/Tidak
25
b. >7-28 hari
2) Riwayat kelahiran
a. Lahir spontan (Menangis Kuat/Tidak Menangis)
b. Dengan bantuan alat
c. Operasi/SC
3) Berat badan lahir : gr Berat Badan sekarang : gr
4) Imunisasi yang diperoleh
a. BCG : Ya/Tidak
b. Hepatitis B 0 : Ya/Tidak
5) Lepasnya tali pusat : 1 (satu) minggu/lebih 1 (satu) minggu
6) Perawatan tali pusat
a) Dengan alkohol/tidak dengan alkohol
b) Dengan bethadine/tidak dengan bethadine
c) Dengan ramuan jamu-jamuan/tidak dengan jamu-jamuan
7) Makanan pokok
a) ASI saja
b) PASI
c) Lain-lain _________________
8. Makanan bayi :
a) ASI saja
b) ASI + makanan tambahan
c) PASI + makanan tambahan
9. Pemantauan perkembangan (sesuai buku KIA) : normal / tidak normal
10. Keadaan kesehatan saat ini : Sakit/Sehat
c. Imunisasi:
1. HB0
2. BCG
3. DPT,HIB, HB I, II, III
4. Polio I, II, III, IV
5. IPV
6. Campak
26
d. Imunisasi Lanjutan
1. DPT, HIB, HB
2. Campak
6) Cek status gizi anak pada KMS (melihat berat badan anak)
a) Normal (BB diatas garis titik-titik) : __________anak
b) Kurus (BB antara garis titik dg garis merah) : ________ anak
c) Kurus Sekali (BB dibawah garis merah) : ________________anak
27
2) Kadang-kadang (1-3 kali/minggu)
3) Tidak pernah
e. Macam jajanan yang dikomsumsi :
1) Makanan kering : chiki, keripik, permen, dan lain-lain
2) Gorengan
3) Buah-buahan
28
7) Lain-lain
c. Pandangan terhadap seks :
1) Menolak hubungan seks
2) Melaksanakan hubungan seks
d. Keluhan 3 bulan terakhir : Ada/Tidak
10) Andropause
a. Duda : Ya/Tidak
b. Penurunan daya seksual : Ada/Tidak
c. Keluhan sakit 3 bulan terakhir : Ada/Tidak
29
d. Dimanakah mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut :
a. Posyandu d. Bidan praktek
b. Pelayanan Kesehatan e. Apotik
c. Dokter praktek
e. Kembangkan informasi lain
1. Alasan tidak berKB : .........................................
2. Keluhan setelah ikut KB : Tidak ada
3. Pengetahuan tentang manfaat KB : Baik/Cukup/Kurang
a) Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi yang ibu ketahui ?
b) Apa yang ibu ketahui tentang manfaat KB
4. Peran keluarga terhadap KB : Mendukung/Tidak mendukung
30
15) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai
No Indikator keluarga sadar gizi ya tidak
1. Apakah keluarga makan aneka ragam makanan *)
2. Apakah keluarga (bumil/balita) memantau kesehatan dan
pertumbuhan dengan cara menimbang BB **)
3. Apakah keluarga biasa menggunakan garam beryodium dalam
makanan sehari-hari
4. Apakah ibu hanya memberi ASI sampai bayi berumur 6 bulan
***)
5. Apakah keluarga biasa makan pagi
Keterangan :
*)Kunci penilaian (observasi) perilaku 1 adalah kebiasaan keluarga mengkonsumsi buah 2
kali seminggu
**) Kunci penilaian (Observasi) perilaku 2 adalah balita > 3 kali ditimbang pada 6 bulan
terakhir dan ibu hamil minimal 4 kali pemeriksaan. Apabila keluarga tidak terdapat balita
atau ibu hamil tanyakan pengetahuannya
***)Bila dalam keluarga tidak ada ibu menyusui tanyakan pengetahuannya atau sikap
terhadap ASI eksklusif
20 ) Asuransi Kesehatan apa yang keluarga gunakan selain BPJS : tidak ada
31
C. Analisa Data
1. Kependudukan
orang, dengan jumlah kepala keluarga 1 KK. Laki-laki 3 Orang dan perempuan 2
Orang. Distribusi penduduk menurut kelompok umur usia 15 - <50 tahun dengan
jumlah 2 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan,
kelompok umur usia 7 - <15 tahun dengan jumlah 1 orang perempuan, kelompok
umur usia 5 - <7 tahun dengan jumlah 1 orang laki-laki dan kelompok umur usia 0
- < 12 bulan dengan jumlah 1 orang laki-laki. Dengan demikian di dalam keluarga
SLTA atau sederajat sebanyak 1 orang, SLTP atau sederajat sebanyak 1 orang dan
sebagian besar di dalam keluarga adalah bermata pencaharian sebagai buruh harian
1. Diagnosa Masalah
b. Masalah gizi lebih pada bayi usia 5 bulan akibat pemberian MP-ASI dini
32
2. Prioritas Masalah
a. Masalah gizi lebih pada bayi usia 5 bulan akibat bayi tidak ASI eksklusif dan
SADARI
N T
Masalah Solusi
Perencanaan Pelaksanaan
33
No Hari/Tgl Masalah Tempat Penyebab Jenis Sasaran Indikator Evaluasi Pelaksana TTD
Kegiatan
1 3 Maret 2022
1). Gizi lebih Rumah Tn. 1). Kurangnya 1). penkes -Pasien - Pasien Hany Fitriana
dapat
pada bayi E Pengetahuan mendapatkan memahami
manfaat ASI
usia 5 bulan ibu tentang asuhan bagi bayi dan
menyusui
manfaat ASI homecare sampai 2
tahun serta
dan gizi gizi
seimbang
seimbang yang tepat
bagi bayinya
pada bayi dan mampu
menerapkann
ya dalam
kehidupan
sehari-hari
an
ten ho
tan m
g ec
34
pe ar
me e
rik
saa
SA
RI
35
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kunjungan Pertama
Pada kunjungan pertama dilakukan pada hari Kamis, tanggal 24 Februari 2022
pukul 14.30 s.d. 15.30 WIB. Saya melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan
baik dengan keluarga sehingga adanya trust antara mahasiswa dan ibu dengan cara
mencari persamaan dan mengatur jadwal kunjungan selanjutnya. Pada saat dilakukan
maksud dan tujuan, melakukan kontrak program serta pengkajian menggunakan survey
mawas diri (SMD) dan mengatur jadwal kunjungan selanjutnya yang bertujuan untuk
Pada kunjungan pertama ini kendala yang saya hadapi adalah tidak bisa bertemu
dengan kepala keluarga (suami Ny. M) dikarenakan beliau sedang bekerja sehingga
B. Kunjungan Kedua
penkes tentang manfaat ASI dan menyusui bayi sampai usia 2 tahun. Kunjungan kedua
36
dilakukan pada hari Kamis, tanggal 03 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB.
Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami manfaat ASI dan
menyusui bayi sampai usia 2 tahun dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
serta bersedia mengikuti semua konseling yang diberikan. Ibu juga bersedia dan
C. Kunjungan Ketiga
penkes tentang gizi seimbang bagi bayi balita. Kunjungan ketiga dilakukan pada hari
Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami gizi seimbang bagi
bayi balita dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti
semua konseling yang diberikan. Ibu juga bersedia untuk lebih sering memberikan ASI
D. Kunjungan Keempat
melakukan stimulasi tumbuh kembang pada bayi Ny. M menggunakan format “KPSP
pada bayi umur 6 bulan”. Kunjungan keempat dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 05
Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 17.00 WIB. Setelah dilakukan stimulasi, didapatkan 9
jawaban “ya” dan 1 jawaban “tidak” pada pertanyaan nomor 10 (Pernahkah anda
melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang
37
peliharaan pada saat ia bermain sendiri?). Ny. M mengatakan bayinya hanya diam atau
tidak tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan
memberikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik,
menganjurkan ibu untuk terus melakukan pola asuh anak sesuai dengan tahap
sesering mungkin, sesuai umur dan kesiapan anak, mengikutkan anak pada kegiatan
penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur 1 bulan sekali dan
masih berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan sekali bila anak sudah berumur
24 sampai 72 bulan.
Penulis juga memberikan penkes tentang stimulasi tumbuh kembang bayi pada
Ny. M dan didapatkan hasil ibu memahami materi yang diberikana dan dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling yang
E. Kunjungan Kelima
tentang pengaturan pola makan pada anak. Kunjungan ketiga dilakukan pada hari
Senin, tanggal 07 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB. Selanjutnya dilakukan
evaluasi dengan hasil ibu memahami pengaturan pola makan yang baik dan benar pada
38
anak dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua
F. Kunjungan Keenam
tentang efek negatif jika anak jajan sembarangan dan pengaruh kecanduan gadget pada
anak sekolah sebagai materi tambahan pada kegiatan homecare ini. Kunjungan keenam
dilakukan pada hari Kamis, tanggal 10 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB.
Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami tentang efek negatif
jika anak jajan sembarangan dan pengaruh kecanduan gadget pada anak sekolah dan
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling
yang diberikan. Mulai saat ini ibu mengatakan akan mengurangi kebiasaan jajan
anaknya dengan membuatkan jajanan buatan sendiri dan membatasi anaknya bermain
G. Kunjungan Ketujuh
tentang nutrisi ibu menyusui dan pemeriksaan SADARI serta mengajarkan ibu cara
Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami tentang apa saja
nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu menyusui, ibu juga dapat memahami pentingnya
39
pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling yang diberikan.
Ibu juga mengatakan akan melakukan pemeriksaan SADARI secara rutin di rumah.
H. Kunjungan Kedelapan
mengajarkan ibu cara membuat MP-ASI yang sehat sekaligus memberikan penkes
seputar MP-ASI. Kunjungan kedelapan dilakukan pada hari Selasa, tanggal 15 Maret
Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami cara membuat MP-
ASI yang sehat dan penkes seputar MP-ASI yang telah diberikan. Ibu juga dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua kegiatan yang
dilakukan.
Pada kunjungan ini saya didampingi oleh ibu Ita Herawati, M.Keb melalui zoom,
beliau juga memberikan penkes tambahan kepada Ny. M dan menjawab pertanyaan
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
komperehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka
dari tanggal 21 Februari s.d. 19 Maret 2022. Kegiatan berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan harapan. Dari hasil pengkajian dan analisa didapatkan prioritas masalah
yang dapat diidentifikasikan oleh mahasiswa STIKes Abdi Nusantara Jakarta. Hasil
intervensi terhadap Ny. M dan keluarga adalah masalah gizi lebih pada bayi dan
dan memberikan penkes terhadap ibu untuk menambah pengetahuan dan merubah
perilaku.
B. Saran
1. Bagi institusi
Diharapkan program homecare ini dapat terus dilaksanakan sehingga seluruh keluarga
a. Diharapkan ibu dan keluarga dapat menerapkan informasi yang telah diberikan
41
dalam kehidupan sehari-hari setelah program homecare ini berakhir.
b. Diharapkan keluarga ikut berperan aktif dan sadar akan kesehatan keluarganya
3. Bagi Mahasiswi
42
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D (2019). Tumbuh kembang & terapi bermain anak. Jakarta : Salemba Medika.
Agustina, 2018, Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah
Al-Ayouby, M. H. (2017). Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah (Studi di
SD Negri Bandar Lampung). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Almatsier, S. 2021. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Apriastuti, D.A. (2020). Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan
Perkembangan Anak Usia 0-60 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan.Vol. 4. No. 1 Juni
Bondika Ariandani Aprillia. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan
Bray, G. A., Heisel, W. E., Afshin, A., Jensen, M. D., Dietz, W. H., Long, M., . . . Wadden,
Chusna, P. A. (2017). Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak. Jurnal
Departemen Kesehatan RI. (2019). Buku Saku Pencegahan Kanker Serviks & Kanker
43
Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI
Fitriana, 2019, Pengetahuan Dan Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita, Jurnal Kesehatan
Fischa, S A 2018, Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan
Status Gizi Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten. Naskah
Publikasi.
Hermina, & Nurfi 2020, Hubungan Praktik Pemberian ASI Eksklusif dengan Karakteristik
Sosial, Demografi Dan Faktor Informasi Tentang ASI dan MP-ASI (Studi Di Kota
Padang Dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat), Vol. 13, No. 4, Oktober
Jaya, F.T., Usman & Rusman, A. D. P. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan
Kesehatan, Vol 1
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Stand
ar_Antropometri_Anak.pdf
Kemenkes RI. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nasional Tekan Obesitas (GENTAS).
Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
44
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
Lestari, 2019, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI
Kendal.
Nurul. I.W. 2021. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui. Jakarta: Rhineka Cipta.
Setiawan, Edi. 2020. Hati-Hati Jangan Jajan Sembarangan. Kementrian Kesehatan RI,
Direkrorat Jendral Bina Gizi dan KIA. Diakses tanggal 13 Maret 2022 dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/archieves/837
Soetjiningsing & Ranuh, U. N (2019). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
45
LAMPIRAN
46
Anak”
7 02-03- Ny. Murni 1. Membuat materi penkes PPT, Ms. 1. Membuat materi
2022 “Pola Asah, Asih dan Word untuk penkes
Asuh Pada Anak” 2. Melakukan
2. Merevisi kalender kegiatan revisi kalender
kegiatan
8 03-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Manfaat ASI dan Menyusui PPT penjelasan
Bayi Sampai 2 Tahun” tentang materi
“Manfaat ASI
dan Menyusui
Bayi Sampai 2
Tahun” pada
Ny. M
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
9 04-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 ”Gizi Seimbang Bagi Bayi dan PPT penjelasan
Balita” tentang materi
”Gizi Seimbang
Bagi Bayi dan
Balita”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
10 05-03- Ny. Murni 1. Melakukan stimulasi Alat bantu 1. Melakukan
2022 tumbuh kembang pada tumbang, stimulasi
bayi dan balita Ny. M format tumbuh
2. Memberikan penkes kembang pada
KPSP,
tentang “Stimulasi bayi dan balita
Tumbuh Kembang” Print out Ny. M
PPT berdasarkan
format KPSP
2. Memberikan
penjelasan
tentang materi
“Stimulasi
Tumbuh
47
Kembang”
3. Sesi tanya jawab
4. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
11 07-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Pengaturan Pola Makan Pada PPT penjelasan
Anak” tentang materi
“Pengaturan
Pola Makan
Pada Anak”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
12 08-03- Ny. Murni Membuat materi penkes “Efek PPT Membuat materi
2022 Negatif Jika Anak Suka Jajan untuk penkes
Sembarangan”
13 09-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Pengaruh Kecanduan Gadget untuk penkes
Pada Anak Sekolah”
14 10-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Efek Negatif Jika Anak Suka PPT penjelasan
Jajan Sembarangan” tentang materi
“Efek Negatif
Jika Anak Suka
Jajan
Sembarangan”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
15 11-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Pengaruh Kecanduan Gadget PPT penjelasan
Pada Anak Sekolah” tentang materi
“Pengaruh
Kecanduan
Gadget Pada
48
Anak Sekolah”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
16 12-03- Ny. Murni Membuat jajanan yang sehat Bahan Bersama ibu
2022 dan mudah di rumah makanan, membuat jajanan
alat yang sehat dan
masak mudah
sederhana menggunakan bahan
, youtube dan alat yang
sederhana
17 14-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Nutrisi Ibu Menyusui” untuk penkes
18 15-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Pentingnya Pemeriksaan untuk penkes
SADARI”
19 17-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Nutrisi Ibu Menyusui” PPT penjelasan
tentang materi
“Nutrisi Ibu
Menyusui”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
20 18-03- Ny. Murni 1. Memberikan penkes Print out 1. Memberikan
2022 tentang “Pentingnya PPT penjelasan
Pemeriksaan SADARI” tentang materi
2. Mengajarkan pemeriksaan “Pentingnya
SADARI Pemeriksaan
SADARI”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
4. Mengajarkan
49
pemeriksaan
SADARI pada
Ny. M
21 19-03- Ny. Murni Mengumpulkan laporan PKK Ms. Word Mengumpulkan
2022 Homecare laporan PKK
Homecare dan
meminta cap serta
tanda tangan dosen
pembimbing
B. Dokumentasi Kegiatan
1. Kunjungan Pertama
50
2. Kunjungan Kedua
3. Kunjungan Ketiga
51
4. Kunjungan Keempat
5. Kunjungan Kelima
52
6. Kunjungan Keenam
7. Kunjungan Ketujuh
53
8. Kunjungan Kedelapan
54
DIII Kebidanan Tk. 3
STIKes Abdi Nusantara
Disusun oleh :
55