Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEBIDANAN HOMECARE PADA KELUARGA Tn.

E DENGAN

MASALAH GIZI LEBIH PADA BAYI DI WILAYAH

RT 002 RW 014 KELURAHAN JATIBENING

KECAMATAN PONDOK GEDE

KOTA BEKASI

Laporan Praktek Kebidanan Homecare

Disusun oleh :

HANY FITRIANA

190413002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TA. 2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN (PKK) HOMECARE

PADA KELUARGA Tn. E DENGAN MASALAH GIZI LEBIH

PADA BAYI DI WILAYAH RT 002 RW 014 KELURAHAN

JATIBENING KECAMATAN PONDOK GEDE

KOTA BEKASI

PADA TANGGAL 21 FEBRUARI s.d. 19 MARET 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kaprodi DIII Kebidanan

(Ita Herawati, M.Keb) (Ninik Indayani, S.ST.,MN.Mid)


NIDN. NIDN.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pkk homecare sebagai upaya

lanjutan dari kegiatan pkk komunitas, yang dilaksanakan dari tanggal 21 Februari s.d. 19

Maret 2022 di kelurahan Jatibening, kec. Pondok Gede, Kota Bekasi.

Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan asuhan homecare yang merupakan

salah satu matakuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam

penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan serta pengarahan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen pembimbing, rekan-rekan sejawat, dan

seluruh masyarakat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, dan semoga kebaikan semua pihak yang telah

membantu menyusun laporan ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Jakarta, 17 Maret 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Tujuan Kegiatan.............................................................................................................7
C. Manfaat Kegiatan...........................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................9
A. Homecare........................................................................................................................9
B. Gizi.................................................................................................................................13
C. Stimulasi Tumbuh Kembang..........................................................................................15
D. Pemeriksaan SADARI....................................................................................................18
BAB III ASUHAN KASUS.......................................................................................................21
A. Profil Keluarga...............................................................................................................21
B. Pengkajian......................................................................................................................22
C. Analisa Data...................................................................................................................33
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................35
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................40
A. Kesimpulan.....................................................................................................................40
B. Saran...............................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................42
LAMPIRAN...............................................................................................................................45

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada
jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan
kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh. Distribusi lemak dapat
meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif
(WHO, 2020).
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas. Overweight dan
obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang
dapat mengganggu kesehatan. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2020, 42 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight atau obesitas.
Overweight dan obesitas sekarang meningkat di negara- negara berpenghasilan rendah
dan menengah, terutama di perkotaan. Di negara- negara berkembang peningkatan
overweight dan obesitas sudah lebih dari 30% lebih tinggi dari negara-negara maju
(World Health Organization, 2020).
Obesitas dapat terjadi pada semua usia, namun yang tersering terjadi pada tahun
pertama kehidupan, usia 5-6 tahun dan pada masa remaja (Yussac, et al., 2018).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021 didapatkan prevalensi obesitas
pada bayi balita di tahun 2019, 2020 dan 2021 berdasarkan berat badan menurut tinggi
badan lebih dari Z score 2 menggunakan baku antropometri bayi balita WHO 2017
berturut-turut 12,2%, 14,0%, dan 11,9%, serta anak berusia 5-12, 13-15, dan 16-18
tahun berturut-turut 8,8%, 2,5%, dan 1,6% berdasarkan indeks massa tubuh menurut
umur lebih dari Z score 2 menggunakan baku antropometri WHO 2018 untuk anak
berumur 5-18 tahun (RISKESDAS, 2021).
Obesitas pada anak merupakan masalah yang sangat kompleks, yang antara lain
berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, perubahan pola
makan menjadi makanan cepat saji yang memiliki kandungan kalori dan lemak yang
tinggi, waktu yang dihabiskan untuk makan, waktu pertama kali anak mendapat asupan
berupa makanan padat, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, hormonal dan
lingkungan (Yussac, et al., 2018).
Sebagian besar keluarga memperkenalkan makanan padat kepada bayi sekitar usia 3-5
bulan, terutama jika bayi dianggap sudah mulai rewel. Pengenalan makanan padat
sebelum 6 bulan dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan adipositas, baik pada
masa bayi maupun anak usia dini. American Academy of Pediatrics menganjurkan
pengenalan makanan padat pada bayi dianjurkan sekitar usia 6 bulan agar bayi

5
memperoleh semua kebaikan dari ASI, untuk meningkatkan imunitas, serta sebagai
proteksi terhadap penyakit diabetes tipe II dan obesitas (American Academy of Pediatrics,
2019).
Adanya kebiasaan pemberian makanan selain ASI pada usia kurang dari tiga bulan
perlu mendapat perhatian serius, karena pada usia tersebut kebutuhan zat gizi bayi
seluruhnya masih dapat dipenuhi dari ASI. Di samping itu produksi enzim-enzim
pencernaan zat gizi pada bayi usia di bawah tiga bulan belum cukup bekerja dengan
sempurna. Pada prinsipnya pemberian makanan padat terlalu dini berbahaya, karena
organ pencernaan secara anatomis dan fisiologis belum berfungsi sempurna, salah satu
risiko pemberian makanan padat terlalu dini adalah overweight dan obesitas (Suyatno,
2017).
Ada beberapa penelitian di luar negeri yang mengkaji tentang pengaruh pemberian
makanan padat terhadap overweight dan obesitas pada anak. Beberapa penelitian yang
telah dilakukan antara lain sebagai berikut: Susanna Y. Huh, et al (2018) berupa
penelitian prospektif (cohort study) terhadap 847 anak menemukan bahwa pemberian
makanan padat pada usia 4 bulan, 568 bayi (67%) diberi ASI dan 279 (32%) diberi susu
formula. Pada usia 3 tahun, 75 anak (9%) mengalami obesitas. Pada bayi yang diberi ASI,
pengenalan makanan padat terlalu dini tidak dikaitkan dengan obesitas di kemudian hari.
Pada bayi yang diberi susu formula, pengenalan makanan padat dapat dikaitkan dengan
obesitas dikemudian hari (Huh, et al., 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Cindy Mari Imai et al (2019) terhadap bayi di Islandia
(n = 154) yang diikuti secara prospektif dari lahir sampai usia 12 bulan dan juga saat usia
6 tahun, didapatkan hasil dimana bayi yang diberi susu formula dan diberi pengenalan
makanan padat saat usia 5 bulan mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan
bayi yang diberi ASI. Pada usia 6 tahun, didapatkan IMT rata-rata 1.1 kg/m2 (95% CI 0.2,
2.0) lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula dan juga menerima makanan padat
saat usia 5 bulan dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Peneliti
mengatakan bahwa di negara berpenghasilan tinggi seperti Islandia, pengenalan awal
terhadap makanan padat tampaknya lebih meningkatkan risiko tingginya Indeks
Massa Tubuh (IMT) anak-anak antara bayi yang diberi susu formula dengan bayi yang
diberi ASI eksklusif (Imai, et al., 2019).
Namun pada penelitian Hillary L. Burdette et al mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam massa lemak yang disesuaikan dengan anak yang
diberikan ASI dan anak yang tidak pernah diberikan ASI. Anak-anak yang diberikan ASI
untuk durasi yang lebih lama dan yang diberikan ASI tanpa pemberian susu formula
bersamaan tidak memiliki massa lemak yang lebih rendah secara signifikan. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam massa lemak anak-anak jika mereka diperkenalkan
dengan makanan padat sebelum ataupun setelah usia 4 bulan (Burdette, et al., 2020).

6
Penelitian yang mengkaji pengaruh waktu pemberian makanan padat terhadap status
gizi lebih pada anak belum banyak dilakukan di Indonesia. Mengingat bahwa akibat dari
pemberian makanan padat dini adalah bayi tidak memperoleh ASI ekslusif dan adanya
pemaksaan pada saluran pencernaan yang belum siap, maka waktu pengenalan makanan
yang kurang tepat akan berdampak dalam jangka panjang pada kehidupan anak di
kemudian hari, terutama pada status gizi dan kesehatan anak.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, serta menyadari pentingnya pemberian
makanan padat untuk bayi pada umur yang tepat, maka penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan homecare pada keluarga Tn. E dengan masalah gizi lebih pada bayi di
RT 002 RW 014 Kelurahan Jatibening, Kec. Pondok Gede Kota Bekasi.

B. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Menerapkan asuhan kebidanan berbasis homecare pada keluarga Tn. E dengan

masalah gizi lebih pada bayi di wilayah RT 002 RW 014 Kelurahan Jatibening, Kec.

Pondok Gede Kota Bekasi.

2. Tujuan Khusus

a. Membina hubungan baik antara mahasiswa dengan keluarga

b. Meningkatkan dan mengevaluasi pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada

bayi dan menyusui bayi hingga usia 2 tahun

c. Meningkatkan dan mengevaluasi pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh

kembang bayi

d. Meningkatkan dan mengevaluasi pengetahuan ibu tentang dampak negatif gadget

dan jajan sembarangan pada anak

e. Meningkatkan dan mengevaluasi pengetahuan ibu tentang pemeriksaan sadari

f. Memberikan edukasi dan mengajarkan ibu cara membuat MP-ASI

C. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai salah satu evaluasi bagi penerapan mata kuliah Homecare serta pencapaian

7
target proses pembelajaran bagi mahasiswa kebidanan.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan (informasi) bagi wilayah kerja Kelurahan Jatibening,

sehingga dapat diketahui masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja

PKM Jatibening khususnya di lingkungan keluarga RT 002 RW 014 dan membantu

meningkatkan peran serta masyarakat dalam program kesehatan.

3. Bagi Keluarga

a. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta anggota keluarga dalam

pengetahuan kesehatan.

b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada bayi dan menyusui

bayi hingga usia 2 tahun.

c. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang pada bayi

d. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang dampak negatif gadget dan jajan

sembarangan pada anak

e. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan sadari.

f. Menambah pengetahuan ibu tentang cara membuat MP-ASI yang sehat dan

benar.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Homecare

1. Definisi Homecare

Homecare merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan di

tempat tinggal keluarga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

keluarga. Homecare mengutamakan pemenuhan kepuasan pasien melalui

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa melanggar kode etik

dan standar mutu pelayanan profesi (Fahrepi dkk, 2019).

Pasien yang memerlukan perawatan di rumah umumnya mempunyai masalah

fisik, sosio-ekonomi, dan psikologi yang beragam. Beberapa pasien berada dalam

kondisi yang tidak stabil secara medis mungkin menderita masalah akut seperti

infeksi luka atau kondisi kronis yang semakin memburuk seperti masalah pada

paru-paru. Dalam kondisi seperti itu biasanya pasien memerlukan pengobatan

dan peralatan di rumah, pengkajian secara professional, pendidikan dan perubahan

terapi. Beberapa pasien yang lain mungkin memiliki kondisi yang stabil secara

medis tetapi mereka memerlukan perawatan jangka panjang untuk mencegah

kondisi yang semakin buruk dan menghindari perawatan di rumah sakit (Rahmi &

Ramadhanti, 2018)

Di beberapa Negara maju, homecare bukan merupakan sebuah konsep yang

baru. Konsep ini telah dikembangkan oleh William Rathon sejak tahun 1859 di

Liverpool yang dinamakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga

keperawatan ke rumah untuk mengobati pasien yang sakit dan tidak bersedia dibawa

ke rumah sakit. Perawatan di rumah juga dilakukan dengan memberikan perawatan

kepada pasien yang memiliki status ekonomi rendah, kondisi sanitasi buruk,

kebersihan diri dan lingkungan dan gizi buruk sehingga beresiko terhadap berbagai

jenis infeksi yang umum ditemukan di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan

pengetahuan berbagai bidang seperti dinamika keluarga, kegiatan cultural, nilai-nilai

9
spiritual dan prinsip-prinsip komunikasi dalam pemberian layanan homecare (Rahmi

& Ramadhanti, 2018).

2. Tujuan Homecare

Tujuan dari pelayanan homecare adalah untuk meningkatkan, mempertahankan,

memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan

meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta pemenuhan kebutuhan dasar

pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian

pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada

proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepat masa

penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia (Fahrepi, 2019).

3. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan merupakan perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit,

yaitu cara merespon, secara pasif maupun aktif. Pasif berkaitan dengan pengetahuan,

cara bersikap, gambaran penyakit serta rasa sakit yanga ada pada dirinya dan diluar

dirinya. Aktif berarti tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan

sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit akan berkaitan dengan

pencegahan penyakit, yakni :

a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Health

Promotion Behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi, olahraga, dsb.

b. Perilaku pencegahan penyakit (Health Prevention Behaviour), adalah respons

untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya: tidur memakai kelambu untuk

mencegah penyakit gigitan nyamuk malaria, imunisasi dsb. Termasuk juga

perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

c. Perlaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking Behaviour),

yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya berusaha

mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter praktik dsb) maupun ke fasilitas

10
kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).

d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health Rehabilitation

Behaviour), yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan

kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet,

mematuhi anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya. Perilaku

terhadap sistem pelayanan kesehatan, yakni respons seseorang terhadap sistem

pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun

tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara

pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya yang terwujud dalam

pengetahuan, presepsi, sikap, dan penggunaaan fasilitas, petugas dan obat-

obatan.

e. Perilaku terhadap makanan (Nutrition Behaviour), yaitu seseorang terhadap

makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perlaku ini meliputi

pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-

unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengolahab makanan dan

sebagainya, sehubungan kebutuhan tubuh kita.

f. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (Environmental Health Behaviour),

yaitu respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan

manusia. Lingkup perilaku ini luas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

Perilaku ini mencakup :

1) Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk komponen, manfaat dan

penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

2) Perlaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-

segi hygiene pemeliharaan teknik dan penggunaannya.

3) Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah

cair. Termasuk di dalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah

serta dampak pembuatan limbah yang tidak baik.

4) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,

pencahayaan, lantai, dan sebagainya.

11
5) Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor)

dan sebagainya.

4. Perencanaan

Berdasarkan diagnosa yang telah ditegaskan bidan menyusun rencana asuhan

kebidanan. Rencana asuhan kebidanan tersebut mencakup diagnosa dan tindakan

untuk menetapkan tindakan kebidanan yang akan dilakukan dalam mengatasi

masalah (diagnosa kebidanan). Bidan dituntut memiliki kemampuan berpikir

analitik dan rasional.

Rencana intervensi dapat dibuat bersama dengan klien penerima pelayanan

home care. Perencanaan yang baik setidaknya memuat 6 unsur pertanyaan, yaitu :

a. Asuhan apa yang dilakukan?

b. Apa sebabnya asuhan tersebut harus diberikan?

c. Dimanakah asuhan itu harus diberikan?

d. Kapan asuhan itu harus dilaksanakan?

e. Siapakah yang akan mengerjakan asuhan tersebut?

f. Bagaimanakah caranya melaksanakan asuhan tersebut?

5. Pelaksanaaan

Langkah pelaksanaan dalam memberikan pelayanan homecare dilaksanakan

oleh bidan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan

dituntut melakukan tindakan secara mandiri. Tetapi didalam pelaksanaan

penyelesaian kasus pada masyarakat atau komuniti sewaktu-waktu bidan juga harus

melaksanakan kegiatan kolaborasi dan tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan

asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu sesingkat dan seefektif mungkin,

hemat dan berkualitas.

6. Evaluasi

Langkah akhir dari pelayanan home care adalah evaluasi untuk mengetahui

12
ketetapan dan kesempurnaan dari tujuan dan pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Dalam perencanaan, evaluasi sangat berperan terutama menetapkan tindakan

kebidanan untuk mengatasi masalah pada masyarakat atau komuniti. Bidan harus

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan

kepada masyarakat atau komuniti.

B. Gizi

1. Definisi Gizi

Menurut Supariasa (2018) gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,

absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluara zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi

normal organ-organ, serta menghasilkan energi.

2. Definisi Gizi Seimbang

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan

sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan

tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan dan

minuman yang tepat. Konsep gizi seimbang adalah suatu usaha untuk mencapai

keseimbangan antara kebutuhan tubuh (dinamis) akan zat gizi dengan asupan yang

didapat melalui makanan serta keseimbangan antara berbagai macam zat gizi dalam

makanan yang dikonsumsi. Adapun tujuannya yaitu :

a. Menanamkan kebiasaan makan yang baik dan benar kepada anak.

b. Memberikan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang

anak yang optimal

c. Memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.

3. Klasifikasi Status Gizi

Menurut Ariani (2017), dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada

13
ukuran baku yang sering disebut reference. Buku antropometri yang sekarang

digunakan di Indonesia adalah WHO – NCHS (World Health Organization –

National Centre for Health Statistic). Berdasarkan buku Harvard status gizi dapat

dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas

b. Gizi baik untuk well nourished

c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM

(Protein Calori Malnutrition)

d. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik kwashiorkor dan

kwashiorkor.

4. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

a. Kurang gizi

Kekurangan gizi seperti (energi, protein, zat besi) menyebabkan berbagai

keterbatasan, antara lain pertumbuhan mendatar, berat, dan tinggi badan

menyimpang dari pertumbuhan normal. Keadaan kurang gizi juga berasosiasi

dengan keterlambatan perkembangan motorik.

b. Kelebihan gizi

Terjadinya obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi yang

masuk dengan energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktifitas.

Pemberian gizi yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak

dapat menyebabkan pertumbuhan anak tersebut mengalami gangguan.

Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan gizi maupun kelebihan gizi.

Bayi yang kelebihan gizi akan mengalami kesulitan untuk bergerak sehingga

dapat mempengaruhi keterlambatan perkembangannya.

5. Gizi Seimbang Bagi Bayi Usia 6 bulan

Perlu diketahui dan diingat bahwa gizi seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan

cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh

14
karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan,

sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena

itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan

hanya diberi ASI saja.

Adapun ASI tetap bisa diberikan saat bayi berusia 6 bulan ke atas bahkan

sampai bayi berusia 2 tahun. Akan tetapi, pemberian ASI sebaiknya disertai juga

dengan makanan pendamping. Pasalnya, di usia 6 bulan ASI tidak dapat sepenuhnya

lagi memenuhi kebutuhan gizi seimbang pada bayi. Bayi harus sudah diperkenalkan

dengan makanan yang dikenal dengan istilah Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Makanan pendamping untuk bayi usia 6 bulan adalah berupa bubur susu, bubur

lunak/sari buah, bubur havermout/bubur tepung beras merah dan makanan lunak

lainnya yang sehat dan aman bagi bayi.

C. Stimulasi Tumbuh Kembang

Selain nutrisi, orang tua juga harus memperhatikan tumbuh kembang anak. Salah

satu hal penting yang perlu dilakukan para orang tua agar tumbuh kembang anak

optimal adalah stimulasi dini. Stimulasi dini secara rutin di setiap kesempatan perlu

diberikan ke anak. Sebab, penyimpangan tumbuh kembang anak, bahkan gangguan

menetap, bisa terjadi karena kekurangan stimulasi. Oleh karena itu, Direktorat

Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan merumuskan Pedoman Pelaksanaan

Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat

Pelayanan Kesehatan Dasar.

Perlu diketahui, periode awal kehidupan, terutama sejak dalam kandungan sampai

usia 2 tahun, merupakan fase sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

otak anak. Periode ini adalah 'masa emas' sekaligus 'fase kritis' bagi otak anak karena

mereka dapat cepat menerima masukan dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Oleh

karena periode 2 tahun pertama adalah masa singkat yang tidak terulang kembali, setiap

orang tua diimbau untuk secara maksimal memanfaatkan fase itu untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

15
Asupan nutrisi dan gizi seimbang, pelayanan kesehatan terbaik dan stimulasi adalah

3 hal penting yang perlu diberikan di periode itu. Khusus soal stimulasi, setiap bayi

memerlukan hal ini agar kecerdasannya berkembang maksimal. Merujuk pada artikel

DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), yang dilansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI), sel-sel otak janin dibentuk sejak usia 3-4 bulan di kandungan. Hubungan

antarsel yang membikin rangkaian fungsi-fungsi kemudian akan mulai terbentuk pada

usia kehamilan 6 bulan. Jumlah sel-sel otak tersebut berkembang menjadi miliaran di

masa sejak kelahiran hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, kualitas dan kompleksitas

rangkaian hubungan antarsel ditentukan oleh stimulasi (rangsangan). Semakin

bervariasi, sering dan teratur stimulasi diterima bayi, hubungan antarsel di otak mereka

juga bertambah kompleks sekaligus kuat. Apabila hubungan sel-sel otak bayi semakin

kompleks dan kuat, peluang anak memiliki kecerdasan tinggi di kemudian hari pun

lebih besar.

Adapun stimulasi dini adalah rangsangan yang diberikan kepada bayi sejak dalam

kandungan hingga tahun-tahun awal kelahiran, untuk mengaktifkan semua indera dan

gerak hingga kemampuan berpikir mereka. Jadi, stimulasi dilakukan dengan

memberikan rangsangan secara teratur setiap hari terhadap semua sistem indera bayi,

mulai dari pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan dan pengecapan. Stimulasi

juga perlu dilakukan untuk mengaktifkan gerak kasar dan halus kaki, tangan beserta

jari-jari, kemampuan berkomunikasi hingga daya analitik dan empati pada balita.

Berikut adalah sejumlah cara melakukan stimulasi pada bayi yang tepat, sesuai dengan

usia mereka :

1. Usia 0-3 bulan

Stimulasi yang perlu dilakukan kepada bayi usia 0 sampai 3 bulan adalah dengan

rutin memeluk secara lembut, menggendongnya, menatapnya, mengajaknya

tersenyum atau berbicara, membunyikan suara dan musik secara bergantian,

menggantung atau menggerakan benda berwarna terang, hingga melatih tangan

mereka memegang.

2. Usia 3-6 bulan

16
Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak bayi bermain cilukba, lalu berkaca

bersama di depan cermin yang memperlihatkan wajahnya dan sang Ibu, dan

merangsangnya untuk telungkup dan terlentang bolak-balik hingga duduk.

3. Usia 6-9 bulan

Stimulasi bisa berupa mulai sering memanggil nama bayi, mengajaknya bersalaman,

bertepuk tangan ketika ada hal yang membahagiakan, membacakannya dongeng,

merangsangnya untuk duduk, dan melatihnya berdiri sambil berpegangan.

4. Usia 9-12 bulan

Stimulasi bisa berupa memperkenalkan nama ibu, ayah dan kakak berulang-ulang

kepada bayi, melatihnya berdiri dan berjalan sambil berpegangan, hingga

menuntunnya untuk memasukkan mainan ke wadah, minum dari gelas, serta

menggelindingkan bola.

5. Usia 12-18 bulan

Stimulasi selanjutnya ialah dengan melatih bayi mencoret-coret kertas memakai

pensil warna, menyusun kubus dan balok-balok puzzle, melepas celana,

mengajarkan perintah-perintah sederhana, melatih mereka menyebutkan namanya

sendiri atau nama-nama benda, melatih mereka berjalan tanpa berpegangan,

menendang bola, hingga memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari

wadahnya.

6. Usia 18 - 24 bulan

Pada usia ini, stimulasi bisa dilakukan dengan memperkenalkan bayi pada fungsi

bagian-bagian tubuhnya secara sederhana, menuntunnya menghafal nama-nama

binatang dan benda-benda di sekitarnya, mengajak berbicara soal apa saja yang

sudah ia lakukan seharian, mengajarkan sebelum atau sehabis makan selalu mencuci

tangan, belajar untuk memakai baju dan celana secara mandiri, serta mengajaknya

bermain bola dan melompat.

7. Usia 2-3 tahun

Stimulasi di fase usia ini dapat dilakukan dengan mengenalkan beragam warna-

warna, melatih mereka berbicara menggunakan kata sifat, menyebutkan dan

17
menghafal nama teman-teman, menghitung, menyikat gigi, bermain kartu, boneka

maupun masak-masakan, menggambar, dan biasakan balita buang air besar maupun

kecil di toilet.

8. Usia 3 tahun ke atas

Stimulasi pada usia ini bisa dengan mengembangkan kemampuan di usia

sebelumnya, mengarahkan anak bersiap masuk ke sekolah seperti cara memegang

pensil, menulis, mengenal huruf-huruf dan angka, memahami perintah, mengajarkan

konsep berbagi kepada sesama dan kemandirian.

D. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada

payudara. SADARI bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada

payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Pemeriksaan ini

direkomendasikan sejak wanita berusia 20 tahun dengan dilakukan sendiri di rumah

setiap bulannya. Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setiap hari ke-7

sampai 10, dihitung mulai dari hari pertama haid atau setiap bulan pada tanggal yang

sama bagi yang sudah menopause. Pada saat melakukan SADARI, keadaan yang harus

menjadi perhatian adalah :

1. Teraba benjolan.

2. Penebalan kulit.

3. Perubahan ukuran dan bentuk payudara.

4. Pengerutan kulit payudara.

5. Keluar cairan dari puting payudara.

6. Nyeri.

7. Pembengkakan lengan atas.

8. Teraba benjolan pada ketiak atau sekitar leher.

Langkah-langkah melakukan SADARI

18
1. Perhatikan dengan teliti payudara Anda di depan cermin, dengan kedua lengan lurus

ke bawah. Perhatikan bila terdapat benjolan atau perubahan bentuk, warna, dan

ukuran pada payudara (secara normal ukuran pada payudara kanan dan kiri tidak

sama persis).

2. Angkatlah kedua lengan ke atas sampai kedua tangan berada di belakang kepala dan

tekan ke arah depan. Kemudian tekanlah kedua tangan Anda dengan kuat pada

pinggul dan gerakkan kedua lengan dan siku ke arah depan sambil mengangkat

bahu. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada Anda sehingga perubahan-

perubahan seperti cekungan atau benjolan akan lebih terlihat.

3. Angkatlah lengan kiri Anda lalu rabalah payudara kiri dengan tiga ujung jari tengah

tangan kanan yang dirapatkan. Perabaan dapat dilakukan dengan cara :

a. Gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari atas

(posisi jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam, bergerak ke tengah ke arah

puting susu

b. Gerakan dari atas ke bawah dan sebaliknya.

c. Gerakan dari bagian luar payudara ke arah puting susu

d. Kemudian lakukan perabaan dengan gerakan yang sama pada payudara kanan

Anda dengan menggunakan jari-jari dari tangan kiri.

4. Tekan secara pelan daerah di sekitar puting kedua payudara dan amatilah apakah

terdapat keluar cairan yang tidak normal (tidak biasanya), seperti putih kekuning-

kuningan yang terkadang bercampur darah. Pada wanita yang masih menyusui,

bedakan dengan ASI. Proses tersebut dapat dilakukan saat mandi dengan

menggunakan air sabun untuk memudahkan melakukan gerakannya.

5. Dapat pula dilakukan saat berbaring dengan cara tangan kiri di bawah kepala.

Letakkan bantal kecil di bawah punggung. Rabalah seluruh permukaan payudara

kiri dengan gerakan yang telah diuraikan pada langkah nomor 3. Kemudian

lakukan pemeriksaan yang sama pada payudara sebelah kanan.

6. Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas tepi luar dekat lipat ketiak

(kuadran superolateral kanan dan kiri) karena tumor payudara banyak ditemukan di

19
daerah tersebut.

Hal lain yang penting untuk diketahui dalam melakukan SADARI yaitu mengetahui

batas-batas dari payudara sehingga seluruh payudara dapat diraba secara berurutan dan

sistematis sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Batas-batas payudara :

1. Batas atas adalah jarak 1-2 jari dibawah ruas tulang selangka (clavicula)

2. Batas bawah adalah garis lingkar kulit bawah payudara

3. Batas terluar adalah garis tengah ketiak ke arah bawah

4. Batas terdalam adalah garis tengah ruas dada.

Jika ditemukan kelainan-kelainan seperti tersebut di atas atau terasa adanya

perubahan bila dibandingkan dengan keadaan pada bulan sebelumnya, segera

periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

20
BAB III

ASUHAN KASUS

A. Profil Keluarga

Keluarga bapak Egi Nugraha berada di RT 002/RW 014 Kelurahan Jatibening

secara administratif termasuk dalam Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dengan

bagian Utara RT 001, bagian Barat RT 003, bagian Selatan berbatasan dengan RT 005

dan bagian Timur RT 004. Jumlah keluarga yang saya data yaitu 1 KK dengan

berjumlah 5 orang.

Kepala Keluarga bekerja sebagai buruh kerja lepas sedangkan istri menjadi ibu

rumah tangga sekaligus berdagang di halaman rumah, dan 3 orang sebagai anak, anak

pertama berusia 10 tahun, anak kedua berusia 5 tahun dan anak ketiga masih bayi

berusia 5 bulan. Lalu lintas perhubungan dengan wilayah lain tergolong mudah karena

letaknya yang strategis yakni berada di sisi Jl. Cibening dengan akses transportasi yang

mudah dijangkau.

Tabel

Struktur Keluarga

Kepala Keluarga
Bapak Egi Nugraha

Istri
Ibu Murni

Anak Pertama Anak Kedua Anak Ketiga


Ashifa Fauziah Muhammad Haykal Hasbie Muhammad
Daniansyah Alfarizy Arsyad

21
B. Pengkajian

SURVEY KESEHATAN MASYARAKAT

Identitas KK Identitas Responden


Nama Kepala Keluarga Egi Nugraha Nama Responden Murni
Nomor rumah Status Responden Istri
RT 002 Tanggal Survey 24 Februari 2022
RW 014 Tanda tangan Responden Murni
Kelurahan Jatibening Nama Pensurvey Hany Fitriana
Kecamatan Pondok Gede

KEPENDUDUKAN
Daftar nama anggota keluarga yang tinggal, berdasarkan lamanya tinggal (selama satu
tahun)
No Nama KK & L/P Umur Hubungan Pendidikan Agama Pekerjaan
anggota keluarga terhadap KK
1 Egi Nugraha L 45 th KK SLTA Islam Buruh
2 Murni P 37 th Istri SLTP Islam IRT
3 Ashifa Fauziah D. P 10 th Anak Tamat TK Islam -
4 Muhammad L 5 th Anak Belum Islam -
Haykal A. sekolah
5 Hasbie L 5 bln Anak Belum Islam -
Muhammad A. sekolah

Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam satu tahun ini ? = Ya/Tidak
Bila Ya, sebutkan …………………….. orang
Apakah ada anggota keluarga baru dalam satu tahun ini ? = Ya/Tidak
Bila Ya, sebutkan 1 orang

STATUS KESEHATAN
A. Kesakitan
1. Daftar nama anggota keluarga yang sakit selama satu bulan terakhir
No Nama Keluhan/ Pengobatan
penyakit Tidak berobat Praktik Puskesmas/
Medis RS

Keterangan :Jenis penyakit termasuk jiwa, kurang gizi dan kecacatan

2. Memiliki Kartu Sehat/ Jamkesmas / BPJS / Asuransi kesehatan: a. Ya b. Tidak

22
B. Kematian
Daftar anggota keluarga yang meninggal periode satu tahun terakhir
No Nama Umur Pengobatan Sebab kematian

Keterangan : apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal adalah hari

UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

A. Kesehatan ibu

1) Kehamilan
Nama keluarga yang hamil Ny__________________ G: P: A:
Umur kehamilan :1-< 4 bln, 4-< 7 bln, 7-< 9 bln atau>9 bln
Periksa kehamilan : a. Ya b. Tidak
- Bila Ya, di : ________________________
Frekuensi :
Umur kehamilan 1 – < 28 mg 28 - < 36 mg 36 - < 38 mg 38 - > 40 mg
Frekuensi Periksa

- Bila Tidak periksa, sebutkan alasannya :


Ibu hamil imunisasi TT : a. Ya b. Tidak
bila Ya, di : _______________ frekuensi : ___________ kali
TT1 : __________
TT2 : __________
TT3 : __________
TT4 : __________
TT5 : __________
Bila Tidak imunisasi, sebutkan alasannya :

Kembangkan informasi lain :


1. Pemberian tablet Fe
a) Belum mendapatkan
b) Sudah mendapatkan : (a) Dminum sesuai anjuran, (b) Diminum tidak sesuai ajuran
2. Ukuran LILA _________ cm
3. Bumil KEK mendapatkan PMT: Ya/Tidak
4. Memiliki Buku KIA/KMS Bumil :
- Ya : (a) sudah dibaca (b) belum dibaca
- Tidak
5. Riwayat Keguguran :
- Ya, usia kehamilan : _______________ ditolong oleh : __________________
- Tidak
6. Masalah kehamilan/riwayat obstetrik saat ini :
a. ________________________
b. ________________________
7. Pengetahuan tentang perawatan payudara :
a. baik (>75%) b. cukup (50%-75%) c. kurang (<50%)

23
a) Bagaimana cara ibu melakukan perawatan payudara selama hamil?
b) apa yang ibu pergunakan untuk melakukan perawatan payudara ?
c) Berapa kali waktu yang tepat untuk ibu melakukan perawatan payudara ?
d) apa tujuan dilakukannya perawatan payudara ?
e) apakah ada keluarga yang mengalami kanker payudara?

KARTU SKOR RESIKO KEHAMILAN


Nama : …………………………………………………...…. Umur Ibu : ……………… tahun
G : ….. P : …… A : ……. Haid terakhir :................. Perkiraan persalinan :.............
Ibu dan suami : Pendidikan : ………………………….…./……………………
Pekerjaan : ……………………………../………………………

Kehamilan – Masalah Medik Klinis : Ibu Resiko Tinggi Rujukan Tujuan

Skore Biaya AKI


wanita hamil 2
Kelompok FR I (APGO) :
1. Primi Muda 4
2. primi tua 4
Ada Potensi Gawat - Rujukan Dini
3. Primi tua sekunder 4
Obstetrik (APGO) Berencana (RDB)
4. Anak terkecil < 2 th 4
- Rujukan Dalam
5. Grande multipara 4 Rahim (RDR)
6. Umur ibu > 35 th 4
7. TB < 145 cm 4
8. Pernah Abortus 4
9. pers y.l dengan tindakan 4
10. Bekas SC
8

Kelompok FR II (AGO)
1. Penyakit ibu 4
2. PER Ada Gawat Obstetrik - Rujukan Dini
4 (AGO) Berencana (RDB)
3. Gemelli 4 - Rujukan Dalam
4. Hidramnion Rahim (RDR)
4
5. IUFD 4
6. Hamil lewat waktu 4
7. Letak sungsang 8
Kelompok FR III (AGDO)
Ada Gawat Darurat Rujukan Tepat Waktu
1. Perdarahan Antepartum 8
2. PEB / Eklampsia Obstetrik (AGDO) (RTW)
8

Kelompok Resiko Jumlah skore Komplikasi Obstetrik (KO)


KRR 2
KRT 6 – 10 Rujukan Tepat
Dini Murah Turun
KRST > 12 Waktu (RTW)
Kompli kasi
Persalinan Mahal Naik
Lanjut Rujukan
Terlambat
Biaya AKI
(RTlt)

24
2) Persalinan (Umur bayi maksimal 11 bulan 29 hari)
Nama ibu yang bersalin : Murni
Tanggal persalinan : 22 September 2021
Nama bayi : Hasbie Muhammad Arsyad
Jenis kelamin : Laki-laki

Yang menolong persalinan (pilih salah satu) :


1. Tenaga Kesehatan
2. Dukun bayi terlatih
3. Dukun bayi tidak terlatih

Tempat persalinan :a. Pelayanan Kesehatan b. Rumah


Apakah bayi sudah diperiksa kesehatannya ? a. Ya b. Tidak
- Bila Ya, dimana : Posyandu frekuensi : 1 bulan 1 kali
- Bila tidak, alasan : __________________

3) Ibu nifas
a. Adakah ibu nifas : Ya/Tidak
b. Post partum hari ke :
c. PPV (Perdarah Pervaginam) / Lochea :
CU (Kontraksi Uteri) :
TFU (Tinggi Fundus Uteri) :
d. Adakah masalah laktasi : Ya/Tidak
e. Pengetahuan ibu tentang laktasi : Baik/Cukup/Kurang
1) Adakah pantangan makanan pada ibu nifas?
2) apa yang perlu ibu lakukan sebelum menyusui bayinya ?
3) berapa jam kah waktu yang diperlukan bagi ibu nifas untuk istirahat dalam sehari?
4) berapa banyak ibu minum dalam sehari saat menyusui?
f. Apakah melakukan pemeriksaan ibu nifas : Ya/Tidak
g. Pemeriksaan ibu nifas di :
1) Dokter 3) Posyandu
2) Bidan 4) Puskesmas/RS
h. Mendapatkan vitamin A: Ya/Tidak

4) Ibu meneteki
a. Ada/Tidak
b. Usia bayi yang diteteki
1) 0-6 bulan 3) >1-2 tahun
2) >6-12 bulan 4) Lebih 2 tahun
c. Pengetahuan ibu tentang cara dan frekuensi meneteki yang benar: Baik /Cukup /Kurang
1) bagaimanakah cara menyusui yang benar?
2) apa tanda bayi sudah kenyang ?
3) bolehkah memberikan susu ke pada bayi menggunakan dot?
4) apa yang ibu ketahui tentang ASI eksklusif?
d. Frekuensi meneteki bayinya : 2-3 jam sekali
e. Periksa ibu meneteki : tidak
f. Apakah memperoleh Fe buteki : Ya/Tidak

5) Bayi dan Balita


a. Neonatal
1) Umur
a. 0-7 hari

25
b. >7-28 hari
2) Riwayat kelahiran
a. Lahir spontan (Menangis Kuat/Tidak Menangis)
b. Dengan bantuan alat
c. Operasi/SC
3) Berat badan lahir : gr Berat Badan sekarang : gr
4) Imunisasi yang diperoleh
a. BCG : Ya/Tidak
b. Hepatitis B 0 : Ya/Tidak
5) Lepasnya tali pusat : 1 (satu) minggu/lebih 1 (satu) minggu
6) Perawatan tali pusat
a) Dengan alkohol/tidak dengan alkohol
b) Dengan bethadine/tidak dengan bethadine
c) Dengan ramuan jamu-jamuan/tidak dengan jamu-jamuan
7) Makanan pokok
a) ASI saja
b) PASI
c) Lain-lain _________________

b. Bayi (>28 hari s/d 11 bulan 29 hari)


1. Memiliki KMS/Buku KIA : Ya/Tidak
2. Umur bayi : 5 bulan
3. BB sekarang : 9000 gram, BB lahir : 3800 gram
PB: 66 cm, LKA : 41 Cm
 BB/PB: (a) Normal (b) Kurus (c) Kurus Sekali (d) Gemuk
 PB/U: (a) Tinggi (b) Normal (c) Pendek (d) Sangat Pendek
 LKA/U: (a) Normal (b) Mikrosefal (c) Makrosefal
4. LILA : 14 cm
5. Kunjungan ke posyandu : a. Rutin b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
6. Frekuensi kunjungan : 1 bulan 1 kali
7. Pemeriksaan tumbang : Ya/Tidak,
bila Ya di :
a) Posyandu
b) Bidan
c) Puskesmas/RS
d) Dokter

8. Makanan bayi :
a) ASI saja
b) ASI + makanan tambahan
c) PASI + makanan tambahan
9. Pemantauan perkembangan (sesuai buku KIA) : normal / tidak normal
10. Keadaan kesehatan saat ini : Sakit/Sehat

c. Imunisasi:
1. HB0
2. BCG
3. DPT,HIB, HB I, II, III
4. Polio I, II, III, IV
5. IPV
6. Campak

26
d. Imunisasi Lanjutan
1. DPT, HIB, HB
2. Campak

e. Anak Balita (1 s/d 4 tahun 11 bulan 29 hari)


1) Jumlah balita yang ada dalam keluarga : _____________anak
2) Umur balita : _______th ______ bln
3) Berat badan : ______kg TB : ________cm LKA :
________Cm
 BB/TB: _____cm (a) Normal (b) Kurus (c) Kurus Sekali (d) Gemuk
 TB/U: (a) Tinggi (b) Normal (c) Pendek (d) Sangat Pendek
 LKA/U: (a) Normal (b) Mikrosefal (c) Makrosefal
4) Jumlah balita yang ditimbang bulan ini : _____________Orang
5) Apakah balita masih minum ASI : Ya/Tidak
 Jika tidak apakah penggantinya :
 Bila telah disapih pada usia berapa :

6) Cek status gizi anak pada KMS (melihat berat badan anak)
a) Normal (BB diatas garis titik-titik) : __________anak
b) Kurus (BB antara garis titik dg garis merah) : ________ anak
c) Kurus Sekali (BB dibawah garis merah) : ________________anak

7) Tanda yang menunjukkan gizi kurang :


1) Mata (___________)
2) Kulit (___________)
3) Rambut (___________)
8) Pola makan : Teratur/Tidak teratur
9) Jenis makanan yang diberikan (perkali saji):
a) Nasi (_______)
b) Sayur (_______)
c) Lauk protein hewani (_______)
d) Lauk protein nabati (_______)
e) Buah-buahan (_______)
10) Kebiasan jajan
a) Sering (> 3 kali / minggu)
b) Kadang-kadang (1-3 kali / minggu)
c) Tidak pernah
11) Perkembangan
a) 12-18 bulan : minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
b) 18-24 bulan : mencoret-coret dengan alat tulis
c) 2-3 tahun : berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri
d) 3-4 tahun : mengenal dan menyebutkan paling sedikit satu warna
e) 4-5 tahun : mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan

6) Pra sekolah (5-6 tahun 11 bulan 29 hari)


a. Umur anak : 5 Tahun
b. BB/TB : 17 kg/110 cm
c. Pola makan : Teratur/Tidak teratur
d. Kebiasaan jajan :
1) Sering (> 3 kali/minggu)

27
2) Kadang-kadang (1-3 kali/minggu)
3) Tidak pernah
e. Macam jajanan yang dikomsumsi :
1) Makanan kering : chiki, keripik, permen, dan lain-lain
2) Gorengan
3) Buah-buahan

7) Usia sekolah (7-14 tahun 11 bulan 29 hari)


a. Umur : 10 Tahun
b. Memperoleh imunisasi TT : Ya/Tidak
c. Adakah yang putus sekolah : Ya/Tidak
d. Alasan Putus sekolah : ____________________

8) WUS (15-< 50 tahun)


a. Usia : 37 tahun
b. Usia saat menikah : 26 tahun
c. Menstruasi :
1) Umur mulai menstruasi : 13 tahun
2) Keluhan saat menstruasi : nyeri perut (dismenore)
d. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS: Baik / Cukup / Kurang
1) Usia berapakah wanita diperbolehkan untuk hamil ?
2) Pada usia berapa tahun seorang wanita baik untuk menikah ?
3) Berapakah jarak ideal wanita dapat hamil kembali?
4) Apa yang ibu ketahui tentang narkoba ?
5) Apa yang ibu ketahui tentang pemeriksaan sadari ?
6) Bagimana cara ibu melakukan pemeriksaan sadari ?
7) Apa bahayanya jika kita melakukan hubungan seksual secara bebas ?
8) Apa yang ibu ketahui tentang PMS dan tanda-tandanya?
9) Apa yang ibu ketahui tentang HIV/AIDS?
10) Apa tanda-tanda seseorang menderita HIV/AIDS?
e. Adakah penggunaan narkoba/napza : Ada/Tidak
f. Peran serta remaja di masyarakat : Aktif/Kurang aktif
g. Keluhan yang dirasakan saat ini (keputihan berbau, gatal dan berwarna) : ada/tidak
h. Jika ada keluhan sudahkah periksa : sudah/belum
i. Tempat periksa : puskesmas/RS/klinik bidan/klinik dokter
j. Pengetahuan tentang pemeriksaan kanker rahim (pap smear): Baik/Cukup/Kurang
a) Apa yang ibu ketahui tentang kanker serviks?
b) bagaimana cara mendeteksi adanya kanker serviks?
c) Apakah yang ibu ketahui tentang IVA?
d) Pada saat kapan seorang wanita di haruskan melakukan pemeriksaan IVA?
k. Pemeriksaan kanker rahim : Sudah/Belum

9) Wanita menopause dan pre menopause (50-60 tahun)


a. Janda : Ya / Tidak
b. Keluhan gejala fisik :
1) Nyeri sendi
2) Pandangan kabur
3) Panas
4) Kekakuan otot
5) Perdarahan dari kemaluan
6) Sakit perut bagian bawah

28
7) Lain-lain
c. Pandangan terhadap seks :
1) Menolak hubungan seks
2) Melaksanakan hubungan seks
d. Keluhan 3 bulan terakhir : Ada/Tidak

10) Andropause
a. Duda : Ya/Tidak
b. Penurunan daya seksual : Ada/Tidak
c. Keluhan sakit 3 bulan terakhir : Ada/Tidak

11) Lansia (61 tahun keatas)


a. Ada/Tidak Umur _______tahun
b. Kondisi lansia
1) Sehat
2) Sakit
c. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Sendiri
2) Dibantu
d. Hubungan lansia dengan anggota keluarga lain
1) Harmonis
2) Tidak harmonis
e. Memiliki kartu KMS lansia : Ya/Tidak
f. Pemeriksaan kesehatan :
1) Posyandu
2) Puskesmas
3) Dokter
g. Kegiatan lansia :
1) Pengajian/paguyuban agama
2) Arisan
3) Olahraga
4) Wirausaha
h. Kegiatan rekreasi lansia :
1) Piknik, bepergian
2) Jalan sehat
3) Silaturahmi

12) Keluarga Berencana (PUS 15 s/d <50 tahun)


a. Apakah PUS sudah ikut KB : A. Ya b. Tidak
b. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan :
a. Kondom
b. Suntikan
c. Susuk
d. MOW
e. MOP
f. IUD
g. Pil
c. Lama menggunakan alat kontrasepsi :
a. < 1 tahun c. 4-5 tahun
b. 1-3 tahun d. >5 tahun

29
d. Dimanakah mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut :
a. Posyandu d. Bidan praktek
b. Pelayanan Kesehatan e. Apotik
c. Dokter praktek
e. Kembangkan informasi lain
1. Alasan tidak berKB : .........................................
2. Keluhan setelah ikut KB : Tidak ada
3. Pengetahuan tentang manfaat KB : Baik/Cukup/Kurang
a) Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi yang ibu ketahui ?
b) Apa yang ibu ketahui tentang manfaat KB
4. Peran keluarga terhadap KB : Mendukung/Tidak mendukung

13) P2M (Pemberantasan penyakit menular)


Apakah anggota keluarga yang menderita demam (diduga DBD)
Ya / Tidak
Apabila ada sudahkah diambil darahnya oleh petugas kesehatan untuk diperiksakan ke
laboratorium di puskesmas ?
Ya, sudah / Belum

14) Perilaku Terhadap Kesehatan


1. dimanakah anggota keluarga mengambil air minum
a. Sumur Umum d. Air Kemasan
b. Sumur Keluarga e. Air Isi Ulang
c. Perpipaan / PAM
2. apakah ada pantangan makan dan minum bagi ibu hamil/ibu melahirkan
a. ya b. tidak
3. apakah ada pantangan makan dan minum bagi ibu nifas
c. ya d. tidak
4. apakah ada pantangan makan bagi bayi / anak balita
a. ya
b. tidak

5. Apakah ada anggota keluarga yang


merokok
a. ya
b. tidak

30
15) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai
No Indikator keluarga sadar gizi ya tidak
1. Apakah keluarga makan aneka ragam makanan *) 
2. Apakah keluarga (bumil/balita) memantau kesehatan dan 
pertumbuhan dengan cara menimbang BB **)
3. Apakah keluarga biasa menggunakan garam beryodium dalam 
makanan sehari-hari
4. Apakah ibu hanya memberi ASI sampai bayi berumur 6 bulan 
***)
5. Apakah keluarga biasa makan pagi 
Keterangan :
*)Kunci penilaian (observasi) perilaku 1 adalah kebiasaan keluarga mengkonsumsi buah 2
kali seminggu
**) Kunci penilaian (Observasi) perilaku 2 adalah balita > 3 kali ditimbang pada 6 bulan
terakhir dan ibu hamil minimal 4 kali pemeriksaan. Apabila keluarga tidak terdapat balita
atau ibu hamil tanyakan pengetahuannya
***)Bila dalam keluarga tidak ada ibu menyusui tanyakan pengetahuannya atau sikap
terhadap ASI eksklusif

16) Pendapatan keluarga perbulan Rp. 2.500.000


17) Pengeluaran keluarga perbulan Rp. 2.400.000
18) organisasi sosial yang diikuti keluarga :
a. Pengajian
b. _________________________________________________
c. _________________________________________________

19 ) Pengetahuan tentang BPJS : Baik/Cukup /Kurang

1. Apa itu BPJS?


2. Siapa saja yang dapat menjadi peserta BPJS?
3. Bagaimana cara mengurus BPJS?
4. Bila kita sakit atau salah satu anggota keluarga sakit bagaimana cara menggunakan
kartu BPJS?
5. Apakah berobat dengan menggunakana BPJS dikenakan biaya?
6. Berapa iuran BPJS yang di kenakan kepada tiap peserta?
7. Apakah di keluarga menggunakan BPJS

20 ) Asuransi Kesehatan apa yang keluarga gunakan selain BPJS : tidak ada

31
C. Analisa Data

1. Kependudukan

Penduduk di dalam keluarga Tn. E yang telah saya survey berjumlah 5

orang, dengan jumlah kepala keluarga 1 KK. Laki-laki 3 Orang dan perempuan 2

Orang. Distribusi penduduk menurut kelompok umur usia 15 - <50 tahun dengan

jumlah 2 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan,

kelompok umur usia 7 - <15 tahun dengan jumlah 1 orang perempuan, kelompok

umur usia 5 - <7 tahun dengan jumlah 1 orang laki-laki dan kelompok umur usia 0

- < 12 bulan dengan jumlah 1 orang laki-laki. Dengan demikian di dalam keluarga

Tn. E adalah mayoritas usia anak-anak di bawah umur.

Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan

SLTA atau sederajat sebanyak 1 orang, SLTP atau sederajat sebanyak 1 orang dan

belum sekolah sebanyak 3 orang. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian

sebagian besar di dalam keluarga adalah bermata pencaharian sebagai buruh harian

lepas sebanyak 1 orang.

1. Diagnosa Masalah

Dari hasil pendataan, saya mendapatkan 3 masalah kesehatan yang perlu

mendapat perhatian dari tenaga kesehatan dan masyarakat, yaitu :

a. Bayi tidak ASI eksklusif

b. Masalah gizi lebih pada bayi usia 5 bulan akibat pemberian MP-ASI dini

c. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemeriksaan SADARI

32
2. Prioritas Masalah

Dari masalah kesehatan di atas dengan metode pemecahan masalah

menggunakan matriks gender, maka didapatkan prioritas masalah, sebagai berikut :

a. Masalah gizi lebih pada bayi usia 5 bulan akibat bayi tidak ASI eksklusif dan

pemberian MP-ASI dini

b. Resiko ca mammae akibat kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemeriksaan

SADARI

3. Tabel Prioritas Masalah Keluarga Tn. E

N T
Masalah Solusi

1 Gizi lebih pada - Memberikan penkes “gizi R


bayi usia 5 seimbang bagi bayi” dan
bulan “manfaat ASI dan menyusui bayi
sampai 2 tahun” pada ibu
- Menganjurkan ibu lebih sering
memberikan ASI dan
menghentikan pemberian MP-
ASI secara bertahap dan
diberikan kembali saat bayi
berusia genap 6 bulan
2 Resiko ca Memberikan penkes R
mammae “pemeriksaan SADARI”
dan mengajarkan ibu cara
melakukannya

4. Plan Of Action (POA) Homecare

Perencanaan Pelaksanaan

33
No Hari/Tgl Masalah Tempat Penyebab Jenis Sasaran Indikator Evaluasi Pelaksana TTD

Kegiatan

1 3 Maret 2022
1). Gizi lebih Rumah Tn. 1). Kurangnya 1). penkes -Pasien - Pasien Hany Fitriana
dapat
pada bayi E Pengetahuan mendapatkan memahami
manfaat ASI
usia 5 bulan ibu tentang asuhan bagi bayi dan
menyusui
manfaat ASI homecare sampai 2
tahun serta
dan gizi gizi
seimbang
seimbang yang tepat
bagi bayinya
pada bayi dan mampu
menerapkann
ya dalam
kehidupan
sehari-hari

2 18 Maret 2). Rumah 2). 2). N - - Pasien Hany


2022 Tn. E dapat Fitriana
R Ku P pa memahami
pentingnya
es ran e sie pemeriksaan
SADARI,
ik g n n mampu
mempraktekk
o ny k m annya dan
akan
ca a es en melakukanny
a sendiri
m pe da secara rutin
3). Mengajarkan
a ng pa
ibu cara
m eta tk
melakukan
m hu an
pemeriksaan
ae an as
SADARI
ibu uh

an

ten ho

tan m

g ec

34
pe ar

me e

rik

saa

SA

RI

35
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kunjungan Pertama

Pada kunjungan pertama dilakukan pada hari Kamis, tanggal 24 Februari 2022

pukul 14.30 s.d. 15.30 WIB. Saya melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan

baik dengan keluarga sehingga adanya trust antara mahasiswa dan ibu dengan cara

memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan, melakukan pengkajian,

mencari persamaan dan mengatur jadwal kunjungan selanjutnya. Pada saat dilakukan

pendekatan ibu bersikap terbuka sehingga memudahkan untuk menggali masalah.

Upaya yang dilakukan pada kunjungan pertama adalah memberikan penjelasan

maksud dan tujuan, melakukan kontrak program serta pengkajian menggunakan survey

mawas diri (SMD) dan mengatur jadwal kunjungan selanjutnya yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah yang didapatkan dengan cara membuat perencanaan dan

memberikan pendidikan kesehatan (penkes) serta konseling bersama sehingga masalah

dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kunjungan pertama ini kendala yang saya hadapi adalah tidak bisa bertemu

dengan kepala keluarga (suami Ny. M) dikarenakan beliau sedang bekerja sehingga

proses pengkajian hanya dari 1 sumber dan tidak melibatkan suami.

B. Kunjungan Kedua

Pada kunjungan kedua ini penulis memberikan pelayanan homecare berupa

penkes tentang manfaat ASI dan menyusui bayi sampai usia 2 tahun. Kunjungan kedua

36
dilakukan pada hari Kamis, tanggal 03 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami manfaat ASI dan

menyusui bayi sampai usia 2 tahun dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

serta bersedia mengikuti semua konseling yang diberikan. Ibu juga bersedia dan

bersemangat untuk memberikan ASI pada bayinya hingga berumur 2 tahun.

C. Kunjungan Ketiga

Pada kunjungan ketiga ini penulis memberikan pelayanan homecare berupa

penkes tentang gizi seimbang bagi bayi balita. Kunjungan ketiga dilakukan pada hari

Jumat, tanggal 04 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami gizi seimbang bagi

bayi balita dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti

semua konseling yang diberikan. Ibu juga bersedia untuk lebih sering memberikan ASI

dan mencoba menghentikan pemberian MP-ASI secara bertahap lalu akan

memberikannya kembali saat bayi sudah genap berusia 6 bulan.

D. Kunjungan Keempat

Pada kunjungan keempat ini penulis memberikan pelayanan homecare berupa

melakukan stimulasi tumbuh kembang pada bayi Ny. M menggunakan format “KPSP

pada bayi umur 6 bulan”. Kunjungan keempat dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 05

Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 17.00 WIB. Setelah dilakukan stimulasi, didapatkan 9

jawaban “ya” dan 1 jawaban “tidak” pada pertanyaan nomor 10 (Pernahkah anda

melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang

37
peliharaan pada saat ia bermain sendiri?). Ny. M mengatakan bayinya hanya diam atau

tidak tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan

pada saat ia bermain sendiri.

Selanjutnya penulis mendapatkan interpretasi hasil KPSP yaitu perkembangan

anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Lalu dilakukan intervensi dengan

memberikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik,

menganjurkan ibu untuk terus melakukan pola asuh anak sesuai dengan tahap

perkembangan anak, menganjurkan ibu untuk memberikan stimulasi setiap saat,

sesering mungkin, sesuai umur dan kesiapan anak, mengikutkan anak pada kegiatan

penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur 1 bulan sekali dan

melakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan bila anak

masih berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan sekali bila anak sudah berumur

24 sampai 72 bulan.

Penulis juga memberikan penkes tentang stimulasi tumbuh kembang bayi pada

Ny. M dan didapatkan hasil ibu memahami materi yang diberikana dan dapat

menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling yang

diberikan. Ibu juga bersedia melakukan semua anjuran yang diberikan.

E. Kunjungan Kelima

Pada kunjungan kelima penulis memberikan pelayanan homecare berupa penkes

tentang pengaturan pola makan pada anak. Kunjungan ketiga dilakukan pada hari

Senin, tanggal 07 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB. Selanjutnya dilakukan

evaluasi dengan hasil ibu memahami pengaturan pola makan yang baik dan benar pada

38
anak dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua

konseling yang diberikan.

F. Kunjungan Keenam

Pada kunjungan keenam penulis memberikan pelayanan homecare berupa penkes

tentang efek negatif jika anak jajan sembarangan dan pengaruh kecanduan gadget pada

anak sekolah sebagai materi tambahan pada kegiatan homecare ini. Kunjungan keenam

dilakukan pada hari Kamis, tanggal 10 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.00 WIB.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami tentang efek negatif

jika anak jajan sembarangan dan pengaruh kecanduan gadget pada anak sekolah dan

dapat menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling

yang diberikan. Mulai saat ini ibu mengatakan akan mengurangi kebiasaan jajan

anaknya dengan membuatkan jajanan buatan sendiri dan membatasi anaknya bermain

gadget secara bertahap.

G. Kunjungan Ketujuh

Pada kunjungan ketujuh penulis memberikan pelayanan homecare berupa penkes

tentang nutrisi ibu menyusui dan pemeriksaan SADARI serta mengajarkan ibu cara

melakukan pemeriksaan SADARI di rumah. Kunjungan ketujuh dilakukan pada hari

Senin, tanggal 14 Maret 2022 pukul 15.00 s.d. 16.30 WIB.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami tentang apa saja

nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu menyusui, ibu juga dapat memahami pentingnya

pemeriksaan SADARI dan mampu melakukannya. Ibu juga dapat menjawab

39
pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua konseling yang diberikan.

Ibu juga mengatakan akan melakukan pemeriksaan SADARI secara rutin di rumah.

H. Kunjungan Kedelapan

Pada kunjungan kedelapan ini penulis memberikan pelayanan homecare dengan

mengajarkan ibu cara membuat MP-ASI yang sehat sekaligus memberikan penkes

seputar MP-ASI. Kunjungan kedelapan dilakukan pada hari Selasa, tanggal 15 Maret

2022 pukul 15.00 s.d. 17.00 WIB.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan hasil ibu memahami cara membuat MP-

ASI yang sehat dan penkes seputar MP-ASI yang telah diberikan. Ibu juga dapat

menjawab pertanyaan yang diajukan serta bersedia mengikuti semua kegiatan yang

dilakukan.

Pada kunjungan ini saya didampingi oleh ibu Ita Herawati, M.Keb melalui zoom,

beliau juga memberikan penkes tambahan kepada Ny. M dan menjawab pertanyaan

Ny. M seputar MP-ASI.

40
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Homecare adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komperehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka

yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan

atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Mahasiswa STIkes Abdi Nusantara Jakarta telah melakukan kegiatan homecare

dari tanggal 21 Februari s.d. 19 Maret 2022. Kegiatan berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan harapan. Dari hasil pengkajian dan analisa didapatkan prioritas masalah

yang dapat diidentifikasikan oleh mahasiswa STIKes Abdi Nusantara Jakarta. Hasil

intervensi terhadap Ny. M dan keluarga adalah masalah gizi lebih pada bayi dan

kurangnya pengetahuan pemeriksaan SADARI, yaitu dengan melakukan pendekatan

dan memberikan penkes terhadap ibu untuk menambah pengetahuan dan merubah

perilaku.

B. Saran

1. Bagi institusi

Diharapkan program homecare ini dapat terus dilaksanakan sehingga seluruh keluarga

mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan optimal.

2. Bagi keluarga binaan

a. Diharapkan ibu dan keluarga dapat menerapkan informasi yang telah diberikan

41
dalam kehidupan sehari-hari setelah program homecare ini berakhir.

b. Diharapkan keluarga ikut berperan aktif dan sadar akan kesehatan keluarganya

untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera

3. Bagi Mahasiswi

Diharapkan mahasiswi secara mandiri dapat melakukan asuhan yang

berkesinambungan dalam satu keluarga binaan sehingga mewujudkan sebuah

keluarga yang sadar akan kesehatan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D (2019). Tumbuh kembang & terapi bermain anak. Jakarta : Salemba Medika.

Agustina, 2018, Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Bima Maroa Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2018, Vol. 8, No. 1, Mei 2018 Hal. 76-81.

Al-Ayouby, M. H. (2017). Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah (Studi di

SD Negri Bandar Lampung). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Almatsier, S. 2021. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Apriastuti, D.A. (2020). Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan

Perkembangan Anak Usia 0-60 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan.Vol. 4. No. 1 Juni

2020, hal 1-14.

Arisman, MB. 2020. Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta: EGC

Bondika Ariandani Aprillia. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan

Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Bray, G. A., Heisel, W. E., Afshin, A., Jensen, M. D., Dietz, W. H., Long, M., . . . Wadden,

T. A. (2018). The Science of Obesity Management: An Endocrine Society Scientific

Statement. Endocrine Review, 133-153.

Chusna, P. A. (2017). Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak. Jurnal

Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan. 17 (2), 315-330.

Departemen Kesehatan RI. (2019). Buku Saku Pencegahan Kanker Serviks & Kanker

Payudara. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat

43
Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI

Fitriana, 2019, Pengetahuan Dan Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita, Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 4 (4), hal 23-25

Fischa, S A 2018, Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan

Status Gizi Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten. Naskah

Publikasi.

Hermina, & Nurfi 2020, Hubungan Praktik Pemberian ASI Eksklusif dengan Karakteristik

Sosial, Demografi Dan Faktor Informasi Tentang ASI dan MP-ASI (Studi Di Kota

Padang Dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat), Vol. 13, No. 4, Oktober

2020– Maret 2021 Hal. 353-360.

Jaya, F.T., Usman & Rusman, A. D. P. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan

Kesehatan, Vol 1

Kemenkes. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 2 Tahun 2020

Tentang Standart Antropometri Anak. Retrieved from Kementrian Kesehatan RI:

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Stand

ar_Antropometri_Anak.pdf

Kemenkes RI. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nasional Tekan Obesitas (GENTAS).

Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit TIdak Menular, Kementrian

Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. (2021). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Retrieved from Badan Litbangkes Departemen Kesehatan RS:

44
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/

Lestari, 2019, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI

Dini Di Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal. Kendal: STIKES

Kendal.

Nurul. I.W. 2021. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui. Jakarta: Rhineka Cipta.

Setiawan, Edi. 2020. Hati-Hati Jangan Jajan Sembarangan. Kementrian Kesehatan RI,

Direkrorat Jendral Bina Gizi dan KIA. Diakses tanggal 13 Maret 2022 dari

http://www.gizikia.depkes.go.id/archieves/837

Soetjiningsing & Ranuh, U. N (2019). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

Syaiful, Y & Aristantia R. (2018). Pendidikan Kesehatan Pemeriksaan Payudara Sendiri.

Journals of Ners Community, Vol. 7 No. 2

45
LAMPIRAN

A. Kalender Kegiatan PKK Homecare

No Tanggal Nama Topik Media Uraian Tanda


Pasien Pelaksanaan Tangan
Kegiatan Pembimbing
1. 21-02- Ny. Murni Pertemuan dengan WA Pertemuan dengan
2022 pembimbing untuk Group pembimbing untuk
menentukan kasus menentukan kasus
2 24-02- Ny. Murni Kontrak program kegiatan dan - 1. Mengunjungi
2022 membuat kalender kegiatan rumah pasien
2. Melakukan
konrak program
untuk menjadi
pasien dalam
kegiatan PKK
Homecare
3. Mengatur
jadwal
kunjungan
selanjutnya
dengan pasien
4. Membuat
kalender
kegiatan dengan
ms. word
3 25-02- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 tentang “Manfaat ASI dan untuk penkes
Menyusui Bayi Sampai 2
Tahun”
4 26-02- Ny. Murni Membuat materi penkes ”Gizi PPT Membuat materi
2022 Seimbang Bagi Bayi dan untuk penkes
Balita”
5 28-02- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Stimulasi Tumbuh Kembang” untuk penkes
6 01-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Pengaturan Pola Makan Pada untuk penkes

46
Anak”
7 02-03- Ny. Murni 1. Membuat materi penkes PPT, Ms. 1. Membuat materi
2022 “Pola Asah, Asih dan Word untuk penkes
Asuh Pada Anak” 2. Melakukan
2. Merevisi kalender kegiatan revisi kalender
kegiatan
8 03-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Manfaat ASI dan Menyusui PPT penjelasan
Bayi Sampai 2 Tahun” tentang materi
“Manfaat ASI
dan Menyusui
Bayi Sampai 2
Tahun” pada
Ny. M
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
9 04-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 ”Gizi Seimbang Bagi Bayi dan PPT penjelasan
Balita” tentang materi
”Gizi Seimbang
Bagi Bayi dan
Balita”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
10 05-03- Ny. Murni 1. Melakukan stimulasi Alat bantu 1. Melakukan
2022 tumbuh kembang pada tumbang, stimulasi
bayi dan balita Ny. M format tumbuh
2. Memberikan penkes kembang pada
KPSP,
tentang “Stimulasi bayi dan balita
Tumbuh Kembang” Print out Ny. M
PPT berdasarkan
format KPSP
2. Memberikan
penjelasan
tentang materi
“Stimulasi
Tumbuh

47
Kembang”
3. Sesi tanya jawab
4. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
11 07-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Pengaturan Pola Makan Pada PPT penjelasan
Anak” tentang materi
“Pengaturan
Pola Makan
Pada Anak”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
12 08-03- Ny. Murni Membuat materi penkes “Efek PPT Membuat materi
2022 Negatif Jika Anak Suka Jajan untuk penkes
Sembarangan”
13 09-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Pengaruh Kecanduan Gadget untuk penkes
Pada Anak Sekolah”
14 10-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Efek Negatif Jika Anak Suka PPT penjelasan
Jajan Sembarangan” tentang materi
“Efek Negatif
Jika Anak Suka
Jajan
Sembarangan”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
15 11-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Pengaruh Kecanduan Gadget PPT penjelasan
Pada Anak Sekolah” tentang materi
“Pengaruh
Kecanduan
Gadget Pada

48
Anak Sekolah”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
16 12-03- Ny. Murni Membuat jajanan yang sehat Bahan Bersama ibu
2022 dan mudah di rumah makanan, membuat jajanan
alat yang sehat dan
masak mudah
sederhana menggunakan bahan
, youtube dan alat yang
sederhana
17 14-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Nutrisi Ibu Menyusui” untuk penkes
18 15-03- Ny. Murni Membuat materi penkes PPT Membuat materi
2022 “Pentingnya Pemeriksaan untuk penkes
SADARI”
19 17-03- Ny. Murni Memberikan penkes tentang Print out 1. Memberikan
2022 “Nutrisi Ibu Menyusui” PPT penjelasan
tentang materi
“Nutrisi Ibu
Menyusui”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
20 18-03- Ny. Murni 1. Memberikan penkes Print out 1. Memberikan
2022 tentang “Pentingnya PPT penjelasan
Pemeriksaan SADARI” tentang materi
2. Mengajarkan pemeriksaan “Pentingnya
SADARI Pemeriksaan
SADARI”
2. Sesi tanya jawab
3. Evaluasi materi
dengan
memberikan
pertanyaan pada
Ny. M
4. Mengajarkan

49
pemeriksaan
SADARI pada
Ny. M
21 19-03- Ny. Murni Mengumpulkan laporan PKK Ms. Word Mengumpulkan
2022 Homecare laporan PKK
Homecare dan
meminta cap serta
tanda tangan dosen
pembimbing

B. Dokumentasi Kegiatan

1. Kunjungan Pertama

50
2. Kunjungan Kedua

3. Kunjungan Ketiga

51
4. Kunjungan Keempat

5. Kunjungan Kelima

52
6. Kunjungan Keenam

7. Kunjungan Ketujuh

53
8. Kunjungan Kedelapan

54
DIII Kebidanan Tk. 3
STIKes Abdi Nusantara

Disusun oleh :

DIII Kebidanan Tk.3


STIKes Abdi Nusantara

55

Anda mungkin juga menyukai