T.A M Nauval Romiz Shidqi 12 Mipa 2
T.A M Nauval Romiz Shidqi 12 Mipa 2
T.A M Nauval Romiz Shidqi 12 Mipa 2
DOSEN PEMBIMBING :
M.Zainul Azkiya, S.Pd
Kerjasama
Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan MAN 3 Tulungagung
TULUNGAGUNG
2023
TUGAS AKHIR:
DOSEN PEMBIMBING:
M.Zainul Azkiya, S.pd
Kerjasama
Institut Teknologi Sepuluh Nopember & MAN 3 Tulungagung
TULUNGAGUNG
2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN:
CARA MEMBUAT KUE BROWNIES CHOCOLATOS
Oleh :
M.NAUVAL ROMIZ SHIDQI
NIS. 131135040003200136
ii
LEMBAR PENGESAHAN:
CARA MEMBUAT KUE BROWNIES CHOCOLATOS
Oleh :
M.NAUVAL ROMIZ SHIDQI
NIS. 131135040003200136
Disahkan oleh:
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia setelah padi dan jagung. Produksi ubi kayu atau
singkong di Indonesia yaitu mencapai 21.801.415 ton.
Sedangkan di Bali sendiri produksi ubi kayu atau singkong
mencapai 86.070 ton. Mengingat jumlah ketersediaan
singkong yang melimpah ini, maka singkong diolah menjadi
bahan pangan setengah jadi berupa tepung Mocaf.
2
dibandingkan terigu, tepung Mocaf memiliki kandungan serat
3,4% sedangkan terigu hanya 2-2,5%. Selain kelebihan
tersebut, ternyata tepung Mocaf juga memiliki beberapa
kelemahan jika dibandingkan dengan terigu seperti rendahnya
kandungan protein dan tidak mengandung gluten. Pada tepung
Mocaf kandungan proteinnya hanya 1,2%, sedangkan pada
terigu mencapai 8- 13%. Mengingat kelemahan dari tepung
Mocaf tersebut maka penulis ingin meneliti suatu produk
olahan Mocaf dengan tambahan tepung 3 tempe. Penambahan
tepung tempe diharapkan dapat meningkatkan kandungan
protein di dalam olahan Mocaf. Tempe merupakan salah satu
produk fermentasi asli Indonesia yang paling dikenal.
Umumnya bahan yang digunakan untuk pembuatan tempe di
Indonesia berasal dari kedelai (Glycine max L). Fermentasi
kedelai menjadi tempe tidak hanya melibatkan kapang
Rhizopus sp, tetapi juga mikroorganisme lain seperti bakteri
asam laktat dan ragi (Tamam, 2019). Tempe memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan kacang kedelai tanpa
proses fermentasi. Pada tempe terdapat enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kapang selama proses
fermentasi, sehingga protein, lemak, dan karbohidrat menjadi
lebih mudah dicerna (Astawan,2008). Agar tempe lebih
digemari oleh masyarakat maka dapat dilakukan perubahan
bentuk tempe menjadi tepung yang memiliki variasi pada
3
warna, bentuk, aroma, dan rasa. Perubahan tempe dalam
bentuk tepung tempe menjadikannya lebih awet karena terjadi
proses pengeringan yang dapat menurunkan kadar air hingga
4-8%. Hal ini memungkinkan tepung tempe dapat disimpan di
suhu kamar selama berbulan-bulan tanpa terjadinya perubahan
warna dan cita rasa. Kandungan komposisi kimia dan nilai gizi
tepung tempe, dimana tepung tempe kandungan proteinnya
sebesar 48,0 g, kandungan lemak sebesar 24,7 g, kandungan
karbohidrat sebesar 13,5 g, kandungan serat sebesar 2,5 g, dan
kandungan abunya sebesar 2,3 g (Sutomo, 2008 dalam
Rosyidah 2014). Mengingat tepung Mocaf memiliki
kekurangan dari segi kandungan protein maka dalam
pengolahannya menjadi brownies dapat ditambahkan dengan
tepung tempe agar dapat meningkatkan nilai gizinya terutama
protein. Hasil 4 penelitian Prayitno dkk, 2018 tentang
Substitusi Tepung Mocaf dan Terigu Terhadap Brownies
Kukus dengan menggunakan rasio A (20:80), B (40:60), C
(60:40), D (80:20), E (100:0). Berdasarkan hasil penelitian
pendahuluan pembuatan brownies dengan menggunakan
kombinasi tepung mocaf dan tepung tempe dapat
menghasilkan karakteristik yang masih sesuai dengan
brownies kukus yaitu sampai perbandingan tepung mocaf dan
tepung tempe (75% : 25%), namun tekstur sudah mulai agak
keras. Penggantian bahan dasar pembuatan brownies dari
4
terigu menjadi tepung mocaf dan tepung tempe pasti juga akan
mempengaruhi karakteristik mutu brownies itu sendiri. Oleh
karena itu dalam penelitian ini akan dikaji tempe terhadap
karakteristik mutu brownies kukus.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
A. Mengidentifikasi karakteristik organoleptik meliputi :
rasa, tekstur, warna, aroma dan penerimaan
keseluruhan brownies kukus
5
B. Menganalisis kadar protein dan kadar serat pada
brownies kukus
C. Menentukan jumlah rasio tepung mocaf dan tepung
tempe yang tepat pada pembuatan brownies kukus
1. Manfaat Teoris :
2. Manfaat Praktis :
6
BAB II
METODE PEMBUATAN
2.2.1 Alat
- Panci
- Dandang
- Loyang ukuran 28 cm x 28 cm
- Emulsifier
2.2.2 Bahan
7
- 6 Butir Telur
- Gula 15 Sendok Makan
- Baking Powder 1 Sendok The
- Tepung Terigu 15 Sendok Makan
- 6 Saset Chocolatos
- 6 Saset Susu kental manis coklat
- Minyak Goreng Sepuluh Sendok makan
- Air 10 Sendok Makan
- Vanili secukupnya
- Garam secukupnya
- Toping Sesuai selera
- Saya memakai coklat, keju dan selai melon
2.3 Metode Pembuatan
Metode Pembuatan Yang di gunakan adalah metode
percobaan langsung membuat kue brownies kukus
Adapun tahap – tahap pembuatan sebagai berikut :
1. Masukan telur, gula, vanili, garam aduk sampai
gula larut.
2. Masukan susu kental manis coklat aduk rata.
3. Masukan minyak goreng aduk sampai rata
4. Masukan Tepung terigu, baking powder dan
Chocolatos aduk sampai rata
5. Masukan Air.
6. Olesi Loyang dengan minyak goreng dan alasi
pakai kertas roti
7. Masukan Adonan kedalam Loyang.
8. Panaskan Air untuk mengukus roti sampai
mendidih.
9. Kukus Kurang lebih 25 menit / sampai matang.
8
10. Tusuk pakai lidi untuk memastikan
kematanganya.
11. Kalau sudah Matang angkat dari kukusan
kemudian keluarkan dari Loyang dan tunggu
hingga dingin.
12. Olesi toping sesuai selera.
13. Potong kue Brownies sesuai selera dan siap di
hidangkan.
Gambar 1.1
9
- Telur, gula pasir, emulsifier dikocok hingga mengembang.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
10
- Tuang Adonan cokelat ke dalam Loyang. Lalu di kukus
selama 30 menit
Gambar 2.3
Gambar 2.4
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Pembuatan Brownies
12
Sejarah brownies pertama kali muncul di hadapan publik
pada tahun 1893. Saat itu, digelar sebuah acara berupa pameran
yang bertajuk Columbian Exposition yang diselenggarakan salah
satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois. Pada saat itu,
seorang koki dari Hotel Palmer House membuat suatu inovasi kue
setelah sang pemilik hotel Bertha Palmer memintanya untuk
menghidangkan makanan penutup untuknya dan para perempuan
yang hadir pada pameran tersebut. Sang koki diminta untuk
membuat kue yang lain daripada yg lain dipotong kecil-kecil agar
mudah dimakan.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat secara keseluruhan dari uji
kesukaan terhadap kue Brownies yang menggunakan tepung terigu
dan Brownies yang menggunakan tepung beras adalah adanya
kesukaan terhadap rasa pada brownies yang menggunakan tepung
beras. Adanya kesukaan terhadap aroma pada Brownies
menggunakan tepung beras. Tekstur pada Brownies yang
menggunakan tepung beras juga disukai. Serta kesukaan pada
warna pada Brownies yang menggunakan tepung beras. Dari
kesimpulan diatas, bisa disimpulkan lagi bahwa adanya daya
terima masyarakat terhadap Brownies yang menggunakan tepung
beras. Dan Brownies yang menggunakan tepung beras dapat
menjadi alternatif lain dalam pembuatan Brownies atau kue
lainnya.
14
4.2 Saran
Tepung terigu masih menjadi bahan utama dalam
pembuatan kue brownies. Padahal, tepung terigu sampai
sekarang masih impor dari negara lain dan pemerintah sendiri
masih berusaha untuk mengurangi impor terigu sampai
sekarang. Tepung beras bisa menjadi pilihan untuk megganti
pembuatan makanan dan juga tepung beras tidak memiliki
gluten jadi dapat menjadi pilihan untuk orang yang sedang diet
gluten ataupun yang tidak dapat mekanan makanan dengan
kandungan gluten. Disamping itu, rasa yang didapat juga lebih
enak dibanding tepung terigu. Diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai pembuatan kue dengan subtitusi tepung beras.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
BIOGRAFI PENULIS
18