Penjelasan:
1. Overtime atau kerja lembur, metode ini dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi
dalam jangka pendek pada volume kerja. Metode ini mampu menolong pemberi kerja
maupun pekerja sekaligus.
2. Subcontracting, dilakukan dengan cara mengontrakkan pekerjaan kepada pihak lain.
3. Temporary Employees, yakni dilakuka dengan menggunakan karyawan sementara yang
berasal dari perusahaan lain.
4. Employee Leasing, yakni perusahaan secara formal memberhentikan beberapa karyawan,
kemudian sebuah leasing company dapat mempekerjakan mereka dengan upah yang sama
lalu selanjutnya menyewakan kembali pada perusahaan semula yang telah menjadi
kliennya.
Konten Validitas : Atau dikenal sebagai validitas wajah, itu adalah titik di mana skala
menyediakan cakupan yang memadai dari subjek yang diuji.
Kriteria Validitas : Jenis validitas yang mengukur kinerja alat ukur, yaitu apakah kinerjanya
seperti yang diharapkan atau diperkirakan, sehubungan dengan variabel lain, dipilih sebagai
parameter yang bermakna. Kriteria tersebut harus relevan, tidak bias, dapat diandalkan, dll.
Bangun Validitas : Bangun validitas dalam ukuran mengacu pada sejauh mana ia mematuhi
estimasi korelasi dengan anggapan teoretis lainnya. Itu termasuk:
Validitas konvergen
Validitas diskriminan
Validitas Nomologis
Definisi Keandalan
Keandalan digunakan untuk berarti sejauh mana alat pengukuran memberikan hasil yang konsisten
jika pengukuran dilakukan berulang kali. Untuk menilai pendekatan keandalan yang digunakan
adalah tes-retest, metode konsistensi internal, dan bentuk-bentuk alternatif. Ada dua aspek utama,
yang perlu diindikasikan secara terpisah adalah:
Standarisasi kondisi di mana pengukuran terjadi, yaitu sumber melalui mana variasi terjadi
harus dihapus atau diminimalkan.
Merancang arahan dengan hati-hati untuk pengukuran dengan mempekerjakan orang-orang
yang telah mendapatkan pengalaman yang cukup dan termotivasi juga, untuk melakukan
penelitian dan juga dengan meningkatkan jumlah sampel yang diuji.
1. Sejauh mana pengukur skala, apa yang dirancang untuk mengukur, dikenal
sebagai validitas. Di sisi lain, reliabilitas mengacu pada tingkat
reproduksibilitas hasil, jika pengukuran berulang dilakukan.
2. Ketika datang ke instrumen, instrumen yang valid selalu dapat diandalkan,
tetapi kebalikannya tidak benar, yaitu instrumen yang dapat diandalkan tidak
perlu menjadi instrumen yang valid.
3. Saat mengevaluasi skala multi-item, validitas dianggap lebih berharga
dibandingkan dengan reliabilitas.
4. Seseorang dapat dengan mudah menilai keandalan instrumen pengukuran,
namun, untuk menilai validitasnya sulit.
5. Validitas berfokus pada akurasi, yaitu memeriksa apakah skala menghasilkan
hasil yang diharapkan atau tidak. Sebaliknya, reliabilitas berkonsentrasi pada
presisi, yang mengukur sejauh mana skala menghasilkan hasil yang
konsisten.
Kesimpulan
Singkatnya, validitas dan reliabilitas adalah dua tes vital pengukuran suara.
Keandalan instrumen dapat dievaluasi dengan mengidentifikasi proporsi variasi
sistematis dalam instrumen. Di sisi lain, validitas instrumen dinilai dengan
menentukan sejauh mana variasi dalam skor skala yang diamati menunjukkan
variasi aktual di antara mereka yang diuji.