Acute limb ischemic (ALI) adalah kondisi terjadinya oklusi arteri mendadak, yang menyebabkan penurunan aliran darah secara tiba-tiba pada tungkai dan mengancam viabilitas dari jaringan (Gunawan, H., Isnanta, I., Syafri, Z & Hasan, R, 2017). Gambaran klinis ALI dikatakan akut bila terjadi dalam 2 minggu. ALI ditandai dengan 6 P yaitu, pain, pallor, pulseless, perishing cold, paraesthesia dan paralysis. Gejala ALI berkembang sangat cepat dalam hitungan jam sampai hari dan bervariasi dari episode klaudikasio intermitten (Marie, Gerhard, & Heather, 2017). ALI masih merupakan salah satu kondisi kegawatan vaskuler yang paling menantang karena resiko amputasi dan kematiannya masih cukup tinggi. Pada suatu penelitian, angka amputasi ditemukan meningkat terhadap interval antara onset dari ALI dan eksplorasi yaitu 6% dalam 12 jam, 12% dalam 13-24 jam, dan 20% setelah 24 jam. Diagnosis dan manajemen ALI harus dilakukan secara cepat dan tepat sebelum terjadi kerusakan muskular yang permanen. Penatalaksanaan ALI bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi secara cepat baik dengan menggunakan medikamentos, prosedur medis atau keduanya. Kesalahan pada diagnosis dan keterlambatan terapi tidak dapat ditoleransi, sehingga mengakibatkan hilangnya kelangsungan hidup pada ekstremitas sampai kematian (Creager MA, 2012). Secara luas, ALI disebabkan oleh emboli dan trombosis. Mayoritas kasus emboli adalah emboli jantung, diantaranya fibrilasi atrium. Penyebab lain termasuk penyakit katup, seperti penggantian katup, trombosis dinding ventrikel kiri setelah infark miokard jantung atau tumor aorta, dan emboli paradoks (Obara H et al, 2018). Insidensi ALI di dunia dilaporkan sebesar 1,5 kasus baru per 10,000 penduduk setiap tahunnya. Mortalitas dan amputasi dilaporkan sebesar 15% dan bisa mencapai 25%. Di Amerika Serikat insiden ALI diperkirakan terjadi 14 per 100.000 penduduk per tahun. Di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) insiden ALI pada tahun 2015 terdapat 97 kasus, 2016 terdapat 165 kasus, 2017 terdapat 185 dan 2018 10 terdapat 204 kasus. Insiden ALI setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka perawat harus memahami lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada acute limb ischenic (ALI) supaya klien yang beresiko ALI tidak mengalami masalah tungkai yang berat bahkan sampai menyebabkan kematian.
1.2 Tujuan Studi Kasus
1.2.1 Tujuan Umum Studi Kasus Mampu melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan Acute Limb Ischemic (ALI)
1.2.2 Tujuan Khusus Studi Kasus
1.2.2. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Acute Limb 1 Ischemic (ALI) 1.2.2. Mampu merumuskan analisa data yang didapat pada klien 2 dengan Acute Limb Ischemic (ALI)
1.2.2. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan
3 Acute Limb Ischemic (ALI)
Mampu melakukan rencana intervensi dan implementasi
1.2.2. tindakan keperawatan pada klien Acute Limb Ischemic 4 (ALI)
Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi
1.2.2. keperawatan 5 pada klien dengan Acute Limb Ischemic (ALI)
1.2 Manfaat Studi Kasus
Makalah asuhan keperawatan pada klien dengan Acute Limb Ischemic (ALI) ini diharapkan dapat menjadi salah satu pembelajaran dan sumber informasi bagi petugas pemberi asuhan pada klien. Sehingga tenaga kesehatan terutama perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Acute Limb Ischemic (ALI) secara optimal.
Pentingnya Pengetahuan Perawat Tentang Syok Hipovolemik Terhadap Pertolongan Pertama Yang Dilakukan Pada Pasien Perdarahan Pasca Persalinan Di Instansi Gawat Darurat RSUD de La Salle Manado.