Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DI SEKOLAH DASAR

Mustri Nazariah, Kartono, Tahmid Sabri


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak
Email : mustri.nazariah@yahoo.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of inquiry method on student learning
outcomes in science lessons in class V SDN 16 Pontianak Kota. The experimental research
used quasi experimental design type Nonequivalent Control Group Design. The sample in
this research is class V A totaling 27 students. The technique used in data collection is
measurement. Data collection tool used is a test with the type of written test in the form of
objective amounted to 40 questions. Based on calculation of mean statistic of control class
learning result 60,76 and average result of experiment class study 75,85, result of
hypothesis test of data (t-test) obtained t_hitung (5,959)> t_tabel (2,054), significant level
(α = 5%) of 2.054, then Ha is accepted which means there is influence of inquiry method
toward student learning outcomes in science learning in class V SDN 16 Pontianak Kota.
From the calculation of effect size (ES) obtained by 1.41, it means that the learning with
the inquiry method gives a high influence on the students' learning outcomes in science
lesson in class V SDN 16 Pontianak Kota.

Keyword : Inquiri Method, Study Result, Natural Science

PENDAHULUAN sikap ilmiah, dan IPA sebagai produk. IPA


Pendidikan merupakan suatu usaha sebagai proses adalah suatu proses atau cara
sengaja, terencana dan terus- menerus yang kerja untuk mendapatkan hasil atau produk.
dilakukan dalam proses mengembangkan IPA sebagai sikap ilmiah adalah sikap yang
kemampuan diri dan meningkatkan ilmu dikembangkan dalam proses pembelajaran
pengetahuan yang didapat dari lembaga formal untuk mendapatkan hasil. Sedangkan IPA
maupun non formal. Manusia berkualitas akan sebagai produk adalah pengetahuan yang
dapat mengembangkan kemampuan dan diperoleh dari proses yang ilmiah. Proses yang
membentuk watak serta mengembangkan dilakukan tentulah memerlukan keterampilan,
potensi yang dimilikinya. Untuk mewujudkan salah satunya adalah mengamati. Dengan
manusia yang berkualitas, salah satunya adalah mengamati, dapat memberikan kesempatan
dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam kepada siswa untuk berpikir, sehingga muncul
(IPA). IPA merupakan ilmu pengetahuan rasa ingin tahu dan pembuktian tentang apa
tentang gejala alam yang dituangkan berupa yang diamatinya
fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji Berdasarkan hasil observasi yang
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian dilakukan selama kegiatan PPL di Sekolah
kegiatan dalam metode ilmiah. Dasar Negeri 16 Pontianak Kota masih banyak
Pada hakikatnya IPA mencakup beberapa siswa yang kurang aktif dalam proses
hal, yaitu IPA sebagai proses, IPA sebagai pembelajaran, dikarenakan siswa belajar hanya

1
terpaku pada buku pelajaran yang ada. Guru Kelas V Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak
tidak hanya semata-mata memberikan materi Kota.
pelajaran kepada siswa dan siswa Masalah Penelitian
menerimanya tanpa diberikan kesempatan Masalah dalam penelitian ini adalah
untuk mengembangkan pikirannya. Sehingga “Bagaimanakah pengaruh metode inquiry
pengetahuan siswa tidak dapat berkembang terhadap hasil belajar siswa dalam
dengan baik serta nilai ulangan siswa masih pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar
ada yang dibawah KKM dan paling banyak Negeri 16 Pontianak Kota? Dan tujuan
nilai siswa standar KKM yaitu 72. (diambil penelitian ini adalah untuk mengetahui
dari daftar nilai ulangan umum dan nilai raport pengaruh metode inquiry terhadap hasil belajar
SDN 16 Pontianak Kota tahun 2016/2017). siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V
Untuk itu sangat perlu digunakan suatu Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak Kota.
metode yang membuat siswa lebih aktif, Penelitian yang dilakukan ini diharapkan
berpikir kritis dan membuat pelajaran yang di dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
pelajarinya itu lebih bermakna. Salah satu maupun secara praktis. Secara teoritis,
metode yang dapat digunakan adalah metode penelitian ini diharapkan dapat memberikan
inquiry. Leo Sutrisno, dkk (2008: 2.20), masukan bagi pembaca khususnya guru mata
menyatakan bahwa “Dalam metode inquiry pelajaran IPA untuk menerapkan metode
siswa sebagian besar bekerja sendiri, dengan inquiry dalam pembelajaran.
menggunakan berbagai media seperti buku Dalam IPA ada serangkaian proses yang
teks, lingkungan dan sebagainya”. Sedangkan dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun
menurut Asih Widi Wisudawati dan Eka atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
Sulistyowati (2015: 123), “Metode inquiry sebagai produk ilmiah. Trianto (2015: 137)
adalah suatu proses pembelajaran yang menyatakan bahwa, “Pada hakikatnya IPA
didasarkan pada penemuan pengetahuan dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
/konsep melalui proses berfikir secara ilmiah, dan sikap ilmiah”.
sistematis menggunakan metode ilmiah”. Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan,
Metode inquiry sangat sesuai digunakan begitu juga dengan pembelajaran IPA. Menurut
untuk siswa agar pembelajaran lebih BSNP (2006: 484) mata pelajaran Ilmu
menyenangkan, dan juga menuntut siswa untuk Pengetahuan Alam bertujuan agar siswa
berpikir kritis mencari permasalahan, memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
menemukan jawaban, serta mengolah Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran
informasi dan menyimpulkan apa yang Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
diperoleh siswa. keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
Hal ini sejalan dengan kelebihan metode ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan
inquiry menurut Aris Shoimin (2014: 86), dan pemahaman konsep-konsep Ilmu
“Inquiry sebagai strategi pembelajaran yang Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat
menekankan kepada pengembangan aspek diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3)
kognitif, afektif, dan psikomotor secara Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif
seimbang sehingga pembelajaran dengan dan kesadaran adanya hubungan yang saling
strategi ini dianggap lebih bermakna”. Dalam mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam,
penelitian ini lebih menekankan kepada lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4)
pengembangan aspek kognitifnya, karena Mengembangkan ketrampilan proses untuk
penelitian ini melihat pengaruh hasil belajar menyelidiki alam sekitar, memecahkan
siswa yaitu pada hasil tes yang dilakukan (pre- masalah dan membuat keputusan. (5)
test dan post-test). Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran
Metode Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa untuk menghargai alam dan segala
Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

2
Tuhan. (7) Memperoleh bekal pengetahuan, inquiry, yaitu: (1) Merumuskan masalah, (2)
konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar Merumuskan hipotesis, (3) Mengumpulkan
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. data, (4) Menganalisis data, dan, (5) Membuat
Menurut Asih Widi Wisudawati dan Eka kesimpulan.
Sulistyowati (2015: 80), “Metode inquiry Adapun langkah-langkah tersebut antara
merupakan model pembelajaran yang mampu lain: (1) Merumuskan masalah. Kegiatan
meningkatkan proses mental, rasa ingin tahu, inquiry dimulai ketika pertanyaan atau
dan berpikir logis-kritis peserta didik”. permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan
Sedangkan Aris Shoimin (2014: 85) bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan
menyatakan bahwa, “Metode inquiry tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian
merupakan salah satu model yang dapat siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. (2)
mendorong siswa untuk aktif dalam Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah
pembelajaran”. Kemudian menurut Jumanta jawaban sementara atas pertanyaan yang dapat
Hamdayana (2014: 31), “Inquiry artinya proses diuji dengan data. Siswa diminta membuat
pembelajaran yang didasarkan pada pencarian jawaban sementara dari pertanyaan yang ada.
dan penemuan melalui proses berpikir secara Dan dipilih satu jawaban yang relevan dengan
sistematis”. permasalahan. (3) Mengumpulkan data. Guru
Berdasarkan pendapat di atas dapat membimbing siswa untuk mendapatkan
disimpulkan bahwa metode inquiry adalah informasi yang diperlukan untuk menguji
suatu proses pembelajaran yang mendorong jawaban sementara dengan mengumpulkan
siswa untuk aktif dan berpikir secara data. (4) Menganalisis data. Guru membimbing
sistematis. siswa untuk menentukan jawaban yang
Jumanta Hamdayana (2014: 31) dianggap diterima berdasarkan informasi yang
menyatakan bahwa, “Pembelajaran inquiry telah didapatkannya. Siswa bertanggung jawab
bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa menguji hipotesis yang telah dirumuskan
untuk membangun kecakapan-kecakapan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.
intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan (5) Membuat kesimpulan. Pada tahap ini, guru
proses-proses berpikir reflektif. Sedangkan membimbing siswa untuk membuat
menurut Mulyani, Johar (2004: 165) adapun kesimpulan berdasarkan data yang telah
tujuan metode inquiry adalah: (1) diperoleh siswa.
Meningkatkan keterampilan peserta didik Ada beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam menentukan dan memproses bahan metode inquiry menurut Aris Shoimin (2014:
pembelajarannya. (2) Mengurangi 86), yaitu sebagai berikut: Kelebihannya: (1)
ketergantungan peserta didik pada guru untuk Merupakan strategi pembelajaran yang
mendapatkan pengalaman belajarnya. (3) menekankan kepada pengembangan aspek
Melatih peserta didik menggali dan kognitif, afektif, dan psikomotor secara
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber seimbang sehingga pembelajaran dengan
belajar yang tidak ada habisnya. (4) Memberi strategi ini dianggap lebih bermakna. (2) Dapat
pengalaman belajar seumur hidup. memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
Berdasarkan pendapat diatas dapat sesuai dengan gaya belajar mereka. (3)
disimpulkan bahwa tujuan metode inquiry Merupakan strategi yang dianggap sesuai
adalah untuk membangun kecakapan berpikir, dengan perkembangan psikologi belajar
meningkatkan keterampilan siswa dalam modern yang menganggap belajar adalah
proses pembelajaran dan mengurangi proses perubahan tingkah laku berkat adanya
ketergantungan pada guru, serta melatih siswa pengalaman. (4) Dapat melayani kebutuhan
untuk memanfaatkan lingkungan sebagai siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
sumber belajar dan memberikan pengalaman rata. Kekurangannya: (1) Memerlukan
belajar seumur hidup. perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
Menurut Gulo (dalam Trianto 2009: 168) menerima informasi dari guru apa adanya. (2)
ada lima tahapan dalam menggunakan metode Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar

3
yang umumnya sebagai pemberi informasi rancangan Nonequevalent Control Group
menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing Design sebagai berikut.
siswa dalam belajar. (3) Karena dilakukan
berkelompok, kemungkinan ada anggota yang Tabel 1
kurang aktif. (4) Membutuhkan waktu yang Rancangan Nonequevalent Control
lama dan hasilnya kurang efektif jika Group Design
pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas
yang kurang mendukung. Grup Pre-test Perlakuan Post-test
Setiap pembelajaran yang dilakukan E O1 X O2
tentulah mengharapkan sesuatu, salah satunya K O3 O4
adalah hasil belajar siswa menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Menurut Asep Jihad dan Keterangan :
Abdul Haris (2013: 14), ”Hasil belajar adalah E = Kelas Eksperimen
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang K = Kelas Kontrol
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, O1 = Tes awal (Pre-test) kelas eksperimen
dan psikomotoris dari proses belajar yang O2 = Tes akhir (Post-test) kelas eksperimen
dilakukan dalam waktu tertentu”. Sedangkan O3 = Tes awal (Pre-test) kelas control
menurut Sri Anitah (2008: 2.19), “Hasil belajar O4 = Tes akhir (Post-test) kelas control
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku X = Pemberian perlakuan kelas eksperimen
atau perolehan perilaku yang baru dari siswa (Sugiyono, 2016: 116)
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan
disadari”. Populasi dalam penelitian ini adalah
Dalam pembelajaran IPA hasil belajar seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 16
merupakan perubahan kemampuan berpikir Pontianak Kota dan masih menerapkan
siswa yang mana dapat mempengaruhi hasil Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006
belajar siswa setelah mengikuti proses (KTSP). Sampel dalam penelitian ini adalah
pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA dapat kita kelas V A Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak
lihat dari proses belajar yang dilakukan siswa Kota yang berjumlah 27 siswa.
dengan perubahan pada ranah kognitif, afektif, Prosedur yang dilakukan dalam penelitian
dan psikomotoris siswa. Biasanya hasil belajar ini adalah sebagai berikut: (1) Studi
siswa dinyatakan dengan nilai/skor yang Pendahuluan. Melakukan koordinasi dan
diperoleh dari tes hasil belajar yang diadakan mengkaji kurikulum untuk mengetahui
setelah selesai mengikuti pembelajaran. kompetensi dasar yang akan disampaikan
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
METODE PENELITIAN 16 Pontianak Kota. (2) Persiapan, yaitu: (a)
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan (RPP) yang sesuai dengan materi dan mengacu
data dalam penelitiannya dan metode yang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode (KTSP), (b) Menyiapkan instrument penelitian
eksprimen. Menurut Sugiyono (2016: 108) ada pre-test dan post-test berupa tes pilihan ganda.
empat bentuk penelitian yang digunakan (c) Melaksanakan validasi instrumen
berdasarkan metode eksperimen, yaitu: Pre- penelitian. Setelah divalidasi selanjutnya
Experimental Design, True Experimental melakukan uji coba instrumen tes pada siswa
Design, Factorical Design, dan Quasi kelas VI Sekolah Dasar Negeri 11 Pontianak
Experimental Design. Berdasarkan empat Kota. (d) Menganalisis data hasil uji coba
bentuk penelitian tersebut, maka bentuk untuk mengetahui tingkat reliabilitas
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini instrument tes penelitian. (3) Melakukan Pre-
adalah quasi experimental design (eksperimen test. Memberikan pre-test pada siswa kelas
semu), jenis Nonequivalent Control Grup kontrol dan kelas eksperimen untuk
Design yang akan peneliti gunakan. Adapun mengetahui kemampuan awal siswa.

4
(4) Pengolahan Data Pra-Penelitian, yaitu: dalam penelitian ini adalah pembuatan
(a) Memberi skor pre-test kelas kontrol dan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.
eksperimen. (b) Menghitung rata-rata hasil pre- Teknik pengumpulan data yang digunakan
test kelas kontrol dan eksperimen. (c) dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran.
Menghitung standar deviasi hasil pre-test kelas Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian
kontrol dan eksperimen. (d) Menguji adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa
normalitas data dengan menggunakan Chi yang diajar dengan pembelajaran inquiry. Alat
Kuadrat. (e) Menguji homogenitas varians pengumpulan data yang digunakan adalah tes
menggunakan uji F. (f) Menguji hipotesis data yang terdiri dari tes pre-test dan post-test. Jenis
menggunakan uji t. (5) Penerapan Metode. tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes
Menerapkan metode inquiry di kelas tertulis berupa pilihan ganda yang berisi 40
eksperimen sebanyak tiga kali pertemuan. Dan soal yang harus dikerjakan siswa yang
pembelajaran konvensional dikelas kontrol divalidasi oleh dosen IPA PGSD.
sebanyak tiga kali pertemuan. (6) Post-tes.
Memberikan post-tes pada siswa kelas kontrol HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kelas eksperimen. (7) Pengolahan Data Hasil Penelitian
Hasil Penelitian, yaitu: (a) Memberikan skor Penelitian ini bertujuan untuk menguji
post-test siswa kelas kontrol dan eksperimen. besar pengaruh penggunaan metode terhadap
(b) Menghitung rata-rata hasil post-test siswa hasil belajar ilmu pengetahuan alam pada siswa
kelas kontrol dan eksperimen. (c) Menghitung kelas V Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak
standar deviasi hasil post-test siswa kelas Kota. Jumlah sampel dalam penelitian ini
kontrol dan eksperimen. (d) Menguji adalah 27 orang. Setelah melakukan analisis
normalitas data menggunakan Chi Kuadrat. (e). dan perhitungan untuk mengetahui
Menguji homogenitas varians menggunakan kemampuan awal siswa sebelum diberi
uji F. (f) Menguji hipotesis data menggunakan perlakuan dan hasil belajar siswa setelah
uji t. (g) Menghitung effect size. (8) diberikan perlakuan pada pembelajaran IPA
Pembuatan Kesimpulan. Tahap terakhir maka didapat data sebagai berikut.

Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh dari soal pre-test. Hasil
dari kemampuan awal siswa dapat di lihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2
Rekapitulasi Rata-rata Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kemampuan Awal Siswa


No. Kelas Kontrol (VB) Kelas Eksperimen (VA)
Nilai fi xi fi. xi Nilai fi xi fi. xi
1. 35-40 3 37,5 112,5 37-42 5 39,5 197,5
2. 41-46 3 43,5 130,5 43-48 4 45,5 182
3. 47-52 6 49,5 297 49-54 6 51,5 309
4. 53-58 4 55,5 222 55-60 5 57,5 287,5
5. 59-64 5 61,5 307,5 61-66 4 63,5 254
6. 65-70 5 67,5 337,5 67-72 3 69,5 208,5
Jumlah 26 315 1407 Jumlah 27 327 1438,5
Rata-rata 54,11 Rata-rata 53,27

5
Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh dari soal post-test. Hasil dari
hasil belajar siswa dapat di lihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3
Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil Belajar Siswa


No. Kelas Kontrol (VB) Kelas Eksperimen (VA)
Nilai fi xi fi. xi Nilai fi xi fi. xi
1. 40-46 4 43 172 62-66 3 64 192
2. 47-53 2 50 100 67-71 5 69 345
3. 54-60 6 57 342 72-76 6 74 444
4. 61-67 6 64 384 77-81 8 79 632
5. 68-74 6 71 426 61-66 2 84 168
6. 75-81 2 78 156 67-72 3 89 267
Jumlah 26 363 1580 Jumlah 27 459 2048
Rata-rata 60,76 Rata-rata 75,85

Analisis Kemampuan Awal Siswa Kelas 2) Uji homogenitas varians


Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil uji homogenitas varians skor pre-test
Dapat di lihat dari tabel 2, rata-rata diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,024 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (α
kemampuan awal siswa (pre-test) kelas kontrol = 5%) sebesar 1,94 karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,024 <
adalah 54,11 dan rata-rata nilai pre-test siswa 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,94, maka data pre-test kedua
kelas eksperimen adalah 53,27. Dari nilai pre- kelompok dinyatakan homogen (tidak ada
test tersebut ternyata kelas eksperimen lebih perbedaan yang signifikan).
rendah dari kelas kontrol. Kemudian untuk 3) Uji hipotesis (Uji-t)
melihat penyebaran data kedua kelompok Hasil perhitungan uji-t dengan
dilakukan perhitungan standar deviasi (SD). menggunakan rumus polled varians diperoleh
Nilai standar deviasi pre-test kelas eksperimen 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -0,432 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (α = 5% ) dan dk =
lebih besar dari pada kelas control yaitu, kelas 27 + 26 – 2 = 51) sebesar 2,00945, maka
eksperimen 10,7 dan kelas kontrol 9,94. Hal ini dinyatakan Ho diterima sedangkan Ha ditolak.
berarti skor pre-test kelas eksperimen lebih Dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
tersebar secara merata dibandingkan kelas perbedaan yang signifikan terhadap
kontrol. kemampuan awal siswa kelas kontrol dan
Setelah dilakukan analisis serta eksperimen. Dengan demikian, penelitian
perhitungan dengan prosedur yang ditentukan dapat dilanjutkan.
maka didapatkan hasil berupa.
1) Uji normalitas data Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Hasil uji normalitas skor pre-test dikelas dan Kelas Eksperimen
2
kontrol diperoleh 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,324 sedangkan Berdasarkan data pada tabel 3, dapat
uji normalitas skor pre-test dikelas eksperimen dilihat untuk rata-rata hasil belajar siswa post-
2 2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = diperoleh 3,616 dengan 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (α test kelas kontrol adalah 60,76 dan rata-rata
= 5% dan dk = 6 – 3 = 3 sebesar 7,815. Karena nilai post-test siswa kelas eksperimen adalah
2 2 75,85. Pada nilai post-test kelas eksperimen
kedua data yang diperoleh 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,
maka hasil pre-test kedua kelas dinyatakan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
berdistribusi normal. Sehingga dilanjutkan Nilai standar deviasi post-test kelas kontrol
dengan perhitungan homogenitas varians data lebih besar dari pada kelas eksperimen yaitu,
pre-test. kelas kontrol 9,81 dan kelas eksperimen 7,35.

6
Hal ini berarti skor post-test kelas kontrol effect size. Berdasarkan perhitungan yang
lebih tersebar secara merata dibandingkan dilakukan dengan rumus, diperoleh effect size
kelas eksperimen. yaitu 1,41 yang mana termasuk dalam kriteria
Hasil analisis serta perhitungan dengan tinggi.
prosedur yang ditentukan maka didapatkan.
1) Uji normalitas data Analisis Pembelajaran di Kelas Kontrol
Hasil uji normalitas skor hasil belajar Dalam penelitian ini yang menjadi kelas
2 kontrol adalah kelas IV B Sekolah Dasar
dikelas kontrol diperoleh 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,591
sedangkan uji normalitas skor hasil belajar Negeri 16 Pontianak Kota pada tahun ajaran
2
dikelas eksperimen 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,175 diperoleh 2017/2018. Adapun jumlah siswa pada kelas
2 kontrol yaitu 26 orang. Proses pembelajaran
dengan 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (α = 5% dan dk = 6 – 3 = 3
pada kelas kontrol dilaksanakan selama tiga
sebesar 7,815. Karena kedua data yang
2 2 kali pertemuan dimana setiap pertemuan
diperoleh 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka hasil belajar berlangsung 2 x 35 menit tanpa menggunakan
kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal. metode inquiry. Dalam penelitian ini, proses
Sehingga dilanjutkan dengan perhitungan pembelajaran langsung dilakukan oleh peneliti.
homogenitas varians data hasil belajar. Selama kegiatan pembelajaran
2) Uji homogenitas varians berlangsung, sebagian besar peserta didik
Hasil uji homogenitas varians skor hasil mengikuti setiap langkah-langkah
belajar diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,116 dan pembelajaran dengan tertib. Dari hasil yang
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (α = 5%) sebesar 1,94 karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = telah diperoleh terdapat beberapa siswa yang
2,116 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,94, maka data hasil belajar peningkatannya sangat kecil, hal ini
kedua kelompok dinyatakan tidak homogen. dikarenakan pada saat pembelajaran
Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis berlangsung peserta didik tersebut kurang
(uji-t). memperhatikan guru, dan tidak mencatat
3) Uji hipotesis (uji-t) materi pembelajaran yang ada diberikan.
Hasil perhitungan uji-t dengan
menggunakan rumus seperated varians Analisis Pembelajaran di Kelas
diperoleh thitung 5,959. Setelah dilakukan Eksperimen
perhitungan diperoleh hasil ttabel (α = 5% dan n1 Adapun yang menjadi kelas eksperimen
= 27; dengan dk1 = 26, maka harga t-tabel pada penelitian ini adalah kelas IV A Sekolah
untuk signifikan 5% = 2,056. n2 = 26. Harga t- Dasar Negeri 16 Pontianak Kota tahun ajaran
tabel untuk signifikan 5% dengan dk2 25 = 2017/2018 yang berjumlah 27 orang. Dalam
2,060. Jadi harga t-tabel yang digunakan penelitian ini, proses pembelajaran langsung
adalah: (2,056 – 2,060)/2 = -0,002, selanjutnya dilakukan oleh peneliti. Proses pembelajaran
ditambah dengan harga t yang terkecil. Jadi pada kelas eksperimen dilaksanakan sebanyak
2,056 + (-0,002) = 2,054. Harga t = 2,054 ini tiga kali pertemuan, setiap pertemuan
adalah sebagai pengganti harga t-tabel. berlangsung selama 2 x 35 menit dengan
Ternyata harga thitung > ttabel atau 5,959 > menggunakan metode inquiry.
2,054 dengan demikian Ho ditolak sedangkan Penerapan metode inquiry terdiri dari
Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa beberapa tahap dimulai dari merumuskan
terdapat pengaruh metode inquiry terhadap masalah. Pada tahap ini guru memberikan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu penjelasan dan mengarahkan siswa agar dapat
Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi.
Negeri 16 Pontianak Kota. Kemudian menuliskan pertanyaan tersebut di
Untuk mengetahui seberapa besar papan tulis. Tahap selanjutnya yaitu,
pengaruh metode inquiry terhadap hasil belajar merumuskan hipotesis. Siswa diminta
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan mengangkat tangan untuk menjawab
Alam di kelas V Sekolah Dasar Negeri 16 pertanyaan yang ada di papan tulis, kemudian
Pontianak Kota, maka dilakukan perhitungan guru menulisnya lewat slide word sehingga

7
siswa yang lain dapat membacanya. Guru menerapkan metode inquiry memberikan
menjelaskan ke siswa bahwa jawaban ini pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar
sementara. siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Tahap berikutnya adalah mengumpulkan Alam di kelas V Sekolah Dasar Negeri 16
data, Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan Pontianak Kota. Dengan hasil perhitungan
secara berkelompok siswa mengumpulkan data effect size yang tinggi tidak lepas dari berbagai
untuk membuktikan hipotesis yang telah faktor-faktor. Adapun faktor-faktor yang
dibuat. Siswa mengamati video pembelajaran mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa
yang disediakan guru. Selanjutnya siswa tersebut yaitu: (1) Kondisi kesehatan siswa
diminta melakukan kegiatan sesuai dengan pada saat proses belajar mengajar dalam
LKS yang disediakan. keadaan baik dan sehat. (2) Terdapat beberapa
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data. siswa yang memiliki antusias tinggi dalam
Setelah mengamati video pembelajaran dan proses belajar sehingga memacu siswa lain
melakukan kegiatan, siswa diminta berdiskusi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. (3)
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang Sarana dan prasarana yang digunakan pada
telah diberikan berdasarkan informasi dari saat mengajar sudah disiapkan dengan baik.
kegiatan dan buku sumber IPA. Dan pada saat pembelajaran tidak terjadi
Tahap yang terakhir yaitu membuat pemadaman listrik karena media yang
kesimpulan. Perwakilan kelompok diminta digunakan harus menggunakan proyektor.
maju ke depan kelas untuk membacakan hasil Jadi dapat disimpulkan bahwa
diskusi mereka. Guru menanggapi jawaban pembelajaran dengan menerapkan metode
siswa dan meluruskan jawaban yang kurang inquiry memberikan pengaruh (efek) yang
tepat. Selanjutnya guru dan siswa bersama tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam
menyimpulkan materi yang dipelajari. pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas
V Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak Kota.
Pembahasan Namun yang perlu menjadi perhatian
Adapun hasil perhitungan analisis, adalah keterintigresian secara holistik antara
diperoleh nilai post-test siswa kelas kontrol aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
dengan rata-rata 60,76 dan rata-rata kelas yang dapat mewarnai prilaku siswa ke arah
eksprimen 75,85. Dari hasil belajar tersebut yang lebih positif dan normatif (Sabri T:
dapat dilihat bahwa nilai hasil belajar siswa 2017), sesuai materi IPA yang disampaikan
dengan menggunakan metode inquiry lebih guru.
tinggi dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan metode konvensional. SIMPULAN DAN SARAN
Keberhasilan tersebut karena dengan Simpulan
menggunakan metode inquiry melatih siswa Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
untuk lebih aktif dan dapat bekerja sama serta kelas V Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak
percaya diri terhadap kemampuannya. Kota, hasil analisa data yang diperoleh dari
Sedangkan pada kelas kontrol, terdapat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
beberapa siswa yang tidak mengalami kelas V Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak
peningkatan hasil belajar, hal ini dikarenakan Kota, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pada saat pembelajaran berlangsung hanya pengaruh penerapan metode inquiry yang
berpusat kepada guru dan siswa kurang mana berdasarkan pengujian hipotesis (uji-t)
memperhatikan guru, sering berbicara kepada diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (5,959) > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (2,054) dan
temannya dan tidak mencatat materi memberikan pengaruh yang tinggi (dengan
pembelajaran yang ada di papan tulis. harga effect size sebesar 1,41) terhadap hasil
Hasil perhitungan effect size sebesar 1,41 belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Negeri 16 Pontianak Kota.

8
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
beberapa saran, adapun saran-saran tersebut Pendidikan SD/MI. Jakarta: Depdiknas
adalah sebagai berikut. (1). Hendaknya Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2012). Statistik
menggunakan metode inquiry dalam proses Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu
pembelajaran agar siswa lebih aktif, dapat Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
berpikir kritis dan pembelajaran jadi lebih University Press
bermakna. (2). Mengelola kelas dengan baik Jumanta Hamdayana. (2014). Model dan
agar terciptanya pembelajaran yang efektif, Metode Pembelajaran Kreatif dan
sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
dapat tercapai. (3). Untuk menerapkan metode Leo Sutrisno, Kartono, Hery Kresnadi. (2008).
inquiry, alangkah baiknya pada awal kegiatan Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
pembelajaran siswa diberi pemahaman tentang Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
apa yang akan dilakukannya selama proses Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional
pembelajaran berlangsung. (4). Dalam Sabri, T. (2017). Value Based Thematics
penelitian yang telah dilakukan, memerlukan Learning. JETL (Journal Of Education,
waktu yang cukup lama bagi siswa untuk Teaching and Learning), 2(2), 192-196.
mengerjakan LKS. Sehingga untuk guru dalam Sri Anitah. (2008). Strategi Pembelajaran di
melakukan kegiatan belajar mengajar harus SD. Jakarta: Universitas Terbuka
dapat mengefisienkan waktu dengan baik. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
DAFTAR RUJUKAN Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian.
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta
Yogyakarta: Ar-ruzz Media Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu.
Asep Jihad, Abdul Haris. (2013). Evaluasi Jakarta: Bumi Aksara
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Trianto. (2009). Mendesain Model
Pressindo Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. Kencana Prenada Media Group.
(2015). Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara

9
10

Anda mungkin juga menyukai