Anda di halaman 1dari 5

“PENYEBAB MASIH BANYAKNYA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) TERKAIT

DENGAN KETIMPANGAN GENDER”

Dosen Pengampu : Bebaskita br Ginting, S.Si.T,MPH

Disusun Oleh :
Rahmah Febriana Saragih
P07524420078

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A. 2022/2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketimpangan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan di Indonesia, perbedaan
antara capaian manfaat hasil pembangunan pada perempuan terhadap laki-laki yang terkait
dengan kebutuhan dasar manusia untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Ini
adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa.
Ketimpangan ini terjadi karena masih adanya paradigma lama di masyarakat Indonesia yang
menganggap perempuan kodratnya ada dibawah laki-laki meskipun saat ini banyak perempuan
lebih maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Volkers 2019).

Perbedaan gender pun terlihat dari kecenderungan peran masing-masing, yaitu berperan
dalam publik atau domestik. Peran publik diartikan dengan aktivitas yang dilakukan di luar
rumah dan bertujuan mendapatkan penghasilan. Sedangkan peran domestik adalah aktivitas
yang dilakukan di dalam rumah berkaitan dengan kerumahtanggaan. Aktivitas di luar rumah
menadaptkan income sedangkan di dalam rumah tidak mendapatkan income, padahal di luar
negeri bekerja di dalam rumah biasanya dibayar.(Volkers 2019)
PEMBAHASAN

PENYEBAB MASIH BANYAKNYA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) TERKAIT


DENGAN KETIMPANGAN GENDER
Ketimpangan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan di Indonesia, perbedaan
antara capaian manfaat hasil pembangunan pada perempuan terhadap laki-laki yang terkait
dengan kebutuhan dasar manusia untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Ini
adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa ini.
Ketimpangan ini terjadi karena masih adanya paradigma lama di masyarakat Indonesia yang
menganggap perempuan kodratnya ada dibawah laki-laki meskipun saat ini banyak perempuan
lebih maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Volkers 2019).

Gender berbeda dengan karakteristik laki-laki dan perempuan dalam arti biologis.
Pemaknaan gender mengacu pada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam peran, perilaku,
kegiatan serta atribut yang dikonstruksikan secara sosial Perbedaan ini tidak menjadi masalah
bila disertai dengan keadilan antar keduanya. Akan tetapi ketidakadilan yang terjadi akan
mengakibatkan korban baik bagi kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Oleh karena itu,
kesetaraan gender merupakan hak yang semestinya didapatkan agar laki-laki dan perempuan
memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan

Kesetaraan gender tidak hanya menjadi masalah wanita tetapi menjadi persoalan
pembangunan, pembangunan gender merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembangunan Hasil-hasil pembangunan yang semula ditunjukkan untuk
member manfaat menyeluruh kepada masyarakat, perempuan maupun laki-laki, pada
kenyataannya belum bisa dinikmati secara merata oleh lakilaki dan perempuan.

Hal yang membuat aki belum menurun terkait ketimpangan gender adalah masih terdapat
budaya perempuan tidak boleh mengambil keputusan tanpa pertimbangan suami dan keluarga,
termasuk soal akses pelayanan kesehatan melahirkan. Untuk melahirkan di rumah sakit saja
harus berdasarkan keputusan suami dan keluarga besar, ini berpengaruh terhadap
tingginya angka kematian ibu dan bayi baru. Tingginya anka kematian itu juga
dipengaruhi oleh tradisi pernikahan dini. Terlebih tradisi ini didukung oleh regulasi yang
bias gender, yaitu undang-undang Perkawinan tahun 1974 yang mengatur usia
pernikahan minimal 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.

Selain soal tradisi dan budaya gender, sejumlah persoalan juga menjadi penyebab
tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Yaitu kesenjangan akses
pelayanan kesehatan berkualitas, keterlambatan pertolongan darurat, pengetahuan
kesehatan reproduksi, deteksi dini dan pencegahan penyakit komplkasi kehamilan, serta
belum terpadunya data dan informasi kesehatan. Oleh karena itu, ibu melahirkan di
fasilitas kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan persalinan, memperbaiki sistem
rujukan persalinan dan meninjau kembali regulasi batas usia perkawinan.

Referensi :

Volkers, Mariella. 2019. “KETIMPANGAN GENDER.” Αγαη 8(5):55.

https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/aipi-ketimpangan-gender-sebabkan-
tingginya-angka-kematian-ibu/1101362
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Volkers, Mariella. 2019. “KETIMPANGAN GENDER.” Αγαη 8(5):55.

Anda mungkin juga menyukai