“ USAHA SABLON “
Disusun Oleh :
Kelas : D
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu
usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan
dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenang si pemegang unit.
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan adalah proses dimana semua hal yang terencana telah dimulai
oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang mengerahkan seluruh bawahannya
untuk memulai pekerjaan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan kepadanya
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai dan mengevaluasi hasil
pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal dan mengoreksi berbagai
penyimpangan selama proses pelasanaan kerja.
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.Perencanaan
merupakan cara dan strategi dalam mencapai tujuan bisnis, sehingga perencanaan
menjadi dasar dari semua kegiatan perusahaan. Manajer harus bisa mengidentifikasi
apan saja yang akan dilakukan perusahaan, bagaimana melakukan pekerjaan agar
efisien, dan siapa saja yang akan terlibat melakukan pekerjaan tersebut.
Adapun tahapan dasar perencanaan adalah sebagai berikut :
Pada tahap 1, perusahaan perlu menetapkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Dengan merumuskan tujuan yang jelas, sumber daya yang dimiliki akan bisa
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Pada tahap 2 merumuskan kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Tahap 3 mengidentifikasi peluang dan ancaman. Perusahaan
tidak terlepas dari sebuah lingkungan bisnis, seperti persaingan dengan perusahaan
sejenis, dukungan lembaga keuangan, dukungan pemerintah, karakteristik konsumen, dan
lainnya. Tahap 4 ialah mengembangkan perencanaan. Dengan mengetahui kekuatan yang
dimiliki perusahaan berikut kelemahannya serta melihat peluang yang dimiliki
perusahaan dan hambatan yang mungkin terjadi, maka bisa dikembangkan berbagai
alternatif kegiatan atau serangkaian kegiatan sebagai perencanaan perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
C. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan oprasional
untuk mencapai tujuan. Stuktur organisasi menggambarkan empat aspek utama yaitu:
1. pembagian kerja, setiap kotak menunjukkan pekerjaan yang dilakukan oleh satuan
organisasi yang bertanggung jawab untuk kegiatan tertentu serta menunjukan
tingkat spesialisasinya.
2. rantai perintah, Menunjukkan tanggung jawab dan hubungan antara manajer dan
bawahannya
3. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
4. Tingkatan manajemen
4.2 Jumlah Karyawan
Dalam menjalankan usaha sablon ini, kami membutuhkan kurang lebih 6 tenaga kerja
dengan rincian sebagai berikut ; 1 orang sebagai pimpinan, dan 5 orang karyawan.
4.3 Spesifikasi Jabatan
Spesifikasi jabatan dalam organisasi kami terdiri dari :
4.4 Uraian Jabatan
Sebagai sebuah usaha yang baru, maka diperlukan struktur organisasi yang jelas, agar
kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.
Setiap jabatan bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan tertinggi
yaitu ketua. Dari struktur organisasi diatas dapat dijelaskan tugas dan kedudukan masing-
masing jabatan.
a) Ketua
1. Sebagai pimpinan dalam usaha.
2. Bertugas mengawasi jalannya kegiataan usaha.
3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target usaha.
4. Bertugas mengatur jalannya usaha.
5. Bertugas mengembangkan usaha.
b) Bagian Desaign/Editing
1. Bertugas melakukan pembuatan desaign.
2. Bertugas melakukan proses Editing.
c) Bagian Front Office
1. Bertugas melakukan catatan invoice, work order.
2. Bertugas memberikan menagih uang pada pelanggan
d) Bagian Keuangan
1. Bertugas melakukan pembukuan pendapatan perhari dan membuat laporan keuangan.
2. Bertugas merancang target pendapatan yang akan disinergikan dengan bagian
pemasaran dan promosi agar target tersebut dapat tercapai.
e) Bagian Sablon
1) Bertugas melakukan percetakan sablon
2) Bertugas dalam pengeringan
3) Bertugas melakukan packing
4.5 Pengembangan Karyawan
Pengembangan karyawan dalam usaha peternakan sablon yaitu dengan
melakukan pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal.
Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih
dan mengembankan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada
hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara informal
menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara
meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi
kerja karyawan semakin besar, di samping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin
baik.
4.6 Sistem Balas Jasa
Tingkat balas jasa berupa gaji, dan bingkisan THR.
4.7 Perijinan
Tanda Daftar Usaha dan Izin Pendirian Usaha
1. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
2. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
3. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
4. Izin Domisili
5. Bukti Diri Kepemilikan Usaha
D. Pengarahan
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki sdm yang jumlahnya
bergantung kepada besar kecilnya perusahaan, artinya semakin besar perusahaan maka
semakin besar jumlah individu yang terlibat didalamnya. Dan para individu dalam
perusahaan ini perlu pimpinan atau atasan yang perlu untuk mempengaruhi mereka dalam
mencapai tujuan organisasi. Usaha sablon ini tergolong usaha mikro yang baru berjalan
oleh karenanya pengarahan yang dilakukan adalah secara langsung baik dari manajer
kepada karyawan melalui briefing tiap pagi atau bisa pada jam kerja secara langsung.
Pengarahan ini akan berjalan secara alami seiring berjalannya waktu usaha tersebut.
Karena ini adalah usaha yang dirintis bersama maka pengarahan tidak serta merta dari
manajer bias pula dari karyawan atau sesame karyawan.
E. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi yang telah direncanakan oleh manajemen bisa tercapai. Oleh karena itu fungsi
pemasaran ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fugsi perencanaan. Dalam
hal ini fungsi pengawasan tidak hanya diterpkan pada saat pelaksanaan, melainkan mulai
dari proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pengarahan, dan proses
pengawasan. Pengawasan yang dapat dilakukan dalam usaha sablon kami yakni dengan
membuat prosedur umum operasional. Dengan begitu kita bisa melihat mengedalikan
sekaligus mengawasi pekerjaan para karyawan atau sesame karyawan. Adapun prosedur
umum operasional sebagai berikut :
1. Order diterima oleh front office setelah design, size, dan DP min. 50% dari
total produksi untuk kemudian dibuat invoice
Front office mencatat invoice
Front office mencatat rincian order pada lembar work order dan
mencatat urutan produksi pada tabel waiting list yang telah disiapkan.
2. Belanja kain dilakukan oleh Manajer/Pemasaran/Designer
3. Manajer/Pemasaran/Designer Menyerahkan kaos beserta lembar work order
kepada Divisi sablon untuk dimulai proses produksi.
4. Divisi Sablon menyiapkan kaos sesuai jumlah order yang tertera pada
lembar Order Detail.
5. Divisi Design menyiapkan print out settingan yang telah di check/di koreksi
6. Divisi Sablon menyiapkan cat dan warna dengan bantuan Divisi
sablon sebagai Color Guide ( Penentu warna tinta ).
7. Divisi sablon menyiapkan kain untuk tester untuk dilakukan proofing sebelum
dilakukan proses sablon ke kaos pesanan.
8. Divisi sablon naik produksi sesuai prosedur dan standar kualitas yang
sudah ditetapkan perusahaan.
9. Setelah proses sablon selesai, Divisi sablon kembali
melakukan pengecekan terhadap hasil sablon secara menyeluruh, untuk
mengetahui apakah ada hasil sablon yang reject / belum lolos kontrol standar
kualitas. Jika terjadi hal hal seperti reject atau belum lolos quality
control, maka Divisi sablon wajib produksi ulang!
10. Screen yang telah selesai dipakai naik produksi, wajib dibersihkan dari tinta
yang menempel pada screen, namun jangan menghapus film sampai pesanan
selesai di finishing dan dipastikan tidak ada kekurangan ataupun kesalahan
order.
11. Setelah selesai sablon manajer wajib melakukan quality control ulang
terhadap hasil sablon.
12. Divisi Sablon setelah melakukan hotpress wajib memisah tiap tiap ukuran
kaos/pesanan yang telah selesai naik produksi untuk kemudian dicocokkan
dengan work order
13. Divisi Finishing melakukan proses steaming dengan rapi dan memasukkan ke
dalam plastik packing.
14. Order yang telah di packing, disiapkan/diletakkan pada tempat yang telah
disediakan.
15. Semua divisi produksi wajib melaporkan kendala atau apapun dalam proses
produksi (kaos kurang, sablon reject, kebutuhan jahit, keputusan warna cat, dll)
16. Untuk semua divisi wajib menjaga kebersihan ruang kerja dan
membersihkan ruang kerja pada pukul 16.30 wib.
17. Sebelum order diambil, front office wajib menagih pelunasan dari konsumen
tanpa kekurangan sepeser-pun. Memberikan cap lunas pada invoice.
18. Ucapkan terima kasih kepada konsumen.
Aspek manajemen adalah aspek yang sangat vital dalam suatu perusahaan. Karna
mungkin saja perusahaan yang sedang di rintis mengalami kegagalan jika aspek
manajemen tidak berjalan dengan baik. Berkaitan dengan study kelayakan bisnis “aspek
manajemen” merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari beberapa aspek
lainnya. Keberhasilan suatu bisnis yang telah di nyatakan feasible untuk di kembangkan
sangatlah dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam mencapai tujuan. Tujuan study
aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis
dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya tidak layak.
Dimana manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, agar proses
manajemen berjalan dengan baik terdapat juga fungsi funfsi agar suatu perusahaan
berjalan dengan semestinya. fungsi-fungsi tersebut perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Alangkah baiknya jika perusahaan dapat menguasai
fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang
dijalani bisa berjalan dengan baik dan dapat sesuai dengan kelayakan suatu unit bisnis.