Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PROBABILITAS

PT. INDOFOOD SUMBER MAKMUR tbk.


UNTUK MENILAI KINERJA KARYAWAN

DI BUAT DAN DI SUSUN OLEH :


MUSTADIRHAM
1893141043
MANAJEMEN B 2018
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dalam dunia bisnis, keuangan merupakan suatu bidang yang sangat vital
perannya. Baik dari segi internal maupun eksternal. Keuangan dalam perusahaan dpat
menjadi penentu baik atau tidaknya kinerja suatu perusahaan. Selain itu keuangan juga
jadi penentu dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang, pendek dan menengah
dalam proses berjalannya perusahaan.
Karena perannya begitu vital bagi perusahaan, maka segala bentuk indikator yang
terdapat dalam keuangan perusahaan perlu di perhatikan dan di evaluasi oleh perusahaan.
Dan salah satu cara yang dapat di lakukan oleh perusahaan dalam rangka melakukan
evaluasi terhadap kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan
perusaan.
Analisis rasio keuangan merupakan Analisis Rasio Keuangan atau
Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisis yang digunakan oleh perusahaan
untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang
terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam
periode tertentu. Terdapat beragam jenis rasio keuangan di antaranya adalah analisis rasio
likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas, dan invesrtment.
Analisis rasio tersebut akan di gunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
perkembangan kinerja perusahaan di tahun 2011 dan 2012. Hasil dari Analisis rasio
tersebut akan di gunakan dalam rangka mengetahui kinerja PT. Indofood Sumber
Makmur tbk.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di ketahui rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana analisis rasio keuangan PT. Indofood sumber makmur tbk.?
2. Bagaimana kinerja PT. Indofood sumber makmur tbk. Berdasarkan analisis rasio
keuangan ?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini di lakukan adalah untuk mengetahui sepertia apa kinerja PT.
Indofood sumber makmur tbk. Melalui analisis rasio keuangan perusahaan.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini berguna dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja PT. Indofood
sumber makmur tbk. Dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu penelitian ini juga dapat
menjadi suatu sarana dalam mengimplementasikan analisis rasio yang telah di pelajari
sebelumnya.

BAB II : PEMBAHASAN

Analisis rasio laporan keuangan


Pt. Indofood sumber makmur tbk.
1. Ratio Likuiditas Periode 2011 dan 2018
 Rasio Lancar (Current Ratio)
Tahun 2011
Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.045.043
= X 100%
Rp 12.831.304
= 101,66
%
= 101%
(Pembulatan)
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa Rp1, hutang lancar dijamin
dengan Rp 101% aktiva lancar pada tahun 2017
Tahun 2012
Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.343.028
= X 100%
Rp 13.080.544
= 102,06
%
= 102%
(Pembulatan)
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa Rp1, hutang lancar dijamin
dengan Rp 102% aktiva lancar pada tahun 2018
 Rasio Cepat (Quick Ratio)
Tahun 2011
Aktiva Lancar –
Quick Ratio =
Persediaan
X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.045.043 - Rp
= X 100%
6.536.343
Rp 12.831.304
= 50,72%
= 51% (Pembulatan)
Dari data diatas kita dapat mengetahui bahwa perusahaan Unilever memiliki
aset sangat lancar sebanyak 0,51% dari total kewajiban lancarnya atau setiap
Rp 1 kewajiban lancar perusahaan dijamin sebesar Rp 0,51% aset sangat
lancar.
Tahun 2012
Aktiva Lancar –
Quick Ratio =
Persediaan
X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.343.028 - Rp
= 7.782.594 X 100%
Rp 13.080.544
= 54,2%
= 54% (Pembulatan)
Dari data diatas kita dapat mengetahui bahwa perusahaan Unilever memiliki
aset sangat lancar sebanyak 0,56% dari total kewajiban lancarnya atau setiap
Rp 1 kewajiban lancar perusahaan dijamin sebesar Rp 54% aset sangat lancar.
 Rasio Kas (Cash Ratio)
Tahun 2011
Kas dan Setara Kas
Cash Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.343.028
= X 100%
Rp 13.080.544
= 101,66
%
= 101% (Pembulatan)
PT Unilever memiliki kas sebesar 101% kali dari total kewajiban lancar atau
setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp 101% kas.
Tahun 2012
Kas dan Setara Kas
Cash Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rp 13.343.028
= X 100%
Rp 13.080.544
= 102,06%
= 102% (Pembulatan)
PT Unilever memiliki kas sebesar 102% kali dari total kewajiban lancar atau
setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp 102% kas.
2. Ratio Solvabilitas
 Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Debt To Assets Ratio)
Tahun 2017
Total Hutang
Dept To Assets Ratio = X 100%
Total Aktiva

Rp 21.975.708
= X 100%
Rp 37.546.777
= 58,52
%
= 59% (Pembulatan)
Artinya Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 59% modal sendiri,
sedangkan Rp 59% dari pinjaman pada tahun 2011.
Tahun 2012
Total Hutang
Dept To Assets Ratio = X 100%
Total Aktiva

Rp 25.181.533
= X 100%
Rp 39.546.000
= 63,67
%
= 64% (Pembulatan)
Dari perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa setiap Rp 1 total
aktiva dibiayai dengan Rp. 64% modal sendiri, sedangkan Rp 0,35%
dari pinjaman pada tahun 2018.
 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)
Tahun 2017
Total Hutang
Total Debt To Equity Ratio = X 100%
Modal

Rp 11.921.305
= X 100%
Rp 76.300
= 156,24
%
= 156% (Pembulatan)
Artinya aktiva tetap dibiayai dengan 156% modal sendiri,
Tahun 2018
Total Hutang
Total Debt To Equity Ratio = X 100%
Modal

Rp 13.229.294
= X 100%
Rp 76.300
= 173,38
%
= 173% (Pembulatan)
Artinya aktiva tetap dibiayai dengan 173% modal sendiri,
3. Ratio Aktivitas
 Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Tahun 2017
Penjualan Kredit
Receivable Turn Over = X 100%
Rata - Rata Piutang

Rp 10.845.687
= X 100%
Rp 4.251.274
= 2551%
= 2,55% (Pembulatan)

Tahun 2018
Penjualan Kredit
Receivable Turn Over = X 100%
Rata - Rata Piutang

Rp 10.746.621
= X 100%
Rp 4.898.608
= 2,193%
= 2,2% (Pembulatan)
Artinya perputaran pituang untuk tahun 2017 adalah 2,5 kali dibandingkan
dengan pejualan dan perputaran piutang untuk tahun 2018 adalah 2,2 kali
dibandingkan penjualan.
 Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Tahun 2017
Harga Pokok
Inventory Turn Over = X 100%
Penjualan
Persediaan

Rp 5.219.437
= X 100%
Rp 2.486.754
= 2,098%
= 2,1% (Pembulatan)
Rasio ini menujukan 2,1 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industry untuk Inventory turn over adalah 2 kali, berarti
Inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan dalam
jumalah yang berlebihan (tidak produktif) .
Tahun 2018
Harga Pokok
Inventory Turn Over =
Penjualan
X 100%
Persediaan

Rp 5.256.880
= X 100%
Rp 2.573.779
= 2,042%
= 2% (Pembulatan)
Rasio ini menujukan 2 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun
pada tahun 2018.
 Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Tahun 2017
Penjualan
Inventory Turn Over = X 100%
Aktiva Tetap

Rp 10.845.687
= X 100%
Rp 10.589.874
= 1,024%
= 1% (Pembulatan)
Perputaran aktiva tetap tahun 2017 sebanyak 1 kali. Artinya seitap Rp. 1
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1 penjualan.
Tahun 2018
Penjualan
Inventory Turn Over = X 100%
Aktiva Tetap

Rp 10.746.621
= X 100%
Rp 10.930.860
= 0,983%
= 0,99% (Pembulatan)
Perputaran aktiva tetap tahun 2018 sebanyak 0,99 kali. Artinya seitap Rp. 1
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,99 penjualan. Kondisi perusahaan
sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2017
ke tahun 2018.
 Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Tahun 2017
Penjualan
Total Assets Turn Over = X 100%
Total Aktiva

Rp 10.845.687
= X 100%
Rp 18.586.404
= 0,583%
= 0,58% (Pembulatan)
Perputaran total aktiva tahun 2017 sebanyak 0,58 kali. Artinya setiap Rp.1
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,58 penjualan.
Tahun 2018
Penjualan
Total Assets Turn Over = X 100%
Total Aktiva

Rp 10.746.621
= X 100%
Rp 20.241.813
= 0,530%
= 0,53% (Pembulatan)
Perputaran total aktiva tahun 2018 sebanyak 0,53 kali. Artinya setiap Rp.1
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,53 penjualan. Konsisi perusahaan
sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2017
ke tahun 2018.
4. Rasio Profitabilitas
 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Tahun 2017
Laba Kotor
Gross Profit Margin = X 100%
Penjualan

Rp 5.626.250
= X 100%
Rp 10.845.687
= 0,518%
= 0,52% (Pembulatan)
Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan seberapa besar
laba kotor yang diperoleh perusahaan Unilever untuk seluruh penjualannya.
Nilai rasio 0,52% menunjukkan bahwa laba kotor yang diperoleh perusahaan
pada tahun 2017 adalah 0,52% dari total penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan.
Tahun 2018
Laba Kotor
Gross Profit Margin = X 100%
Penjualan

Rp 5.256.880
= X 100%
Rp 10.746.621
= 0,489%
= 0,49% (Pembulatan)
Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan seberapa besar
laba kotor yang diperoleh perusahaan Unilever untuk seluruh penjualannya.
Nilai rasio 0,49% menunjukkan bahwa laba kotor yang diperoleh perusahaan
pada tahun 2018 adalah 0,49% dari total penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan.
 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Tahun 2017
Laba Sebelum Bunga dan
Operating Profit Margin = pajak X 100%
Penjuala
n

Rp 2.660.730
= X 100%
Rp 10.845.687
= 0,245%
= 0,24% (Pembulatan)

Tahun 2018
Laba Sebelum Bunga dan
Operating Profit Margin = pajak X 100%
Penjuala
n

Rp 2.467.871
= X 100%
Rp 10.746.621
= 0,229%
= 0,23% (Pembulatan)
 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Tahun 2017
Laba Bersih Setelah Bunga dan
Net Profit Margin = pajak X 100%
Penjuala
n

Rp 1.960.841
= X 100%
Rp 10.845.687
= 0,180%
= 0,18% (Pembulatan)
Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan besarnya
Pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan Unilever untuk seluruh
penjualannya. Nilai rasio 0,18% menunjukkan Peruahaan mendapatkan laba
bersih 0,18% dari total penjualan.
Tahun 2018
Laba Bersih Setelah Bunga dan
Net Profit Margin = pajak X 100%
Penjuala
n

Rp 1.839.131
= X 100%
Rp 10.746.621
= 0,171%
= 0,17% (Pembulatan)
Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan besarnya
Pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan Unilever untuk seluruh
penjualannya. Nilai rasio 0,17% menunjukkan Peruahaan mendapatkan laba
bersih 0,17% dari total penjualan. Terjadi penurunan sebesar 1% dari tahun
2017 ke tahun 2018.
 Return On Assets (ROA)
Tahun 2017
Laba Sebelum Bunga dan
ROA =
pajak
X 100%
Total
Aset

Rp 2.660.730
= X 100%
Rp 18.586.404
= 0,143%
= 0,14% (Pembulatan)
Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT Unilever hanya mampu
menghasilkan Rp 0,14 Laba Bersih. Bisa juga dikatakan, PT Unilever hanya
mampu menghasilkan Laba Bersih 0,86% dari total Aset yang digunakan.
Tahun 2018
Laba Sebelum Bunga dan
ROA =
pajak
X 100%
Total
Aset

Rp 2.467.871
= X 100%
Rp 20.241.813
= 0,121%
= 0,12% (Pembulatan)
Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT Unilever hanya mampu
menghasilkan Rp 0,12 Laba Bersih. Bisa juga dikatakan, PT Unilever hanya
mampu menghasilkan Laba Bersih 0,88% dari total Aset yang digunakan.

5. Rasio pasar

 Laba per saham


Tahun 2018
(Laba bersih-saham
Laba =
preferen)
X 100%
per Rata-
saha rata
m saham
yang
beredar

Rp 467.871
= X 100%
Rp 5.241.813
= 8,52%
= 8% (Pembulatan)

Jadi rata-rata saham laba persaham yang di peroleh oleh investor adalah 8,5%
dari rata-rata saham yang beredar.

 Price earning ratio

Tahun 2018
Nilai wajar saham biasa per
Price =
lembar
X 100%
earni Laba
ng persaha
ratio m
5,13%
=
8,52%

= 0,6%
= 1% (Pembulatan)
Jadi nilai wajar saham biasa perlembar lebih tinggi 1 % di banding kan laper
saham perusahaan.

 Ratio pembayaran dividen


Tahun 2018
Laba Sebelum Bunga dan
ROA =
pajak
X 100%
Total
Aset

Rp 2.467.871
= X 100%
Rp 20.241.813
= 0,121%
= 0,12% (Pembulatan)

Anda mungkin juga menyukai