PROPOSAL PENELITIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JATINANGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.2.2 Makna
Definisi makna menurut Schutz (1966) merupakan salah satu cara tertentu
untuk mengarahkan pandangan seseorang terhadap pengalamannya sendiri, dalam
arti makna merupakan konstruksi dari diri individu dan akan berkembang seiring
bertambahnya pengalaman hidup seseorang. Di lain sisi, Schutz (1966) juga
berpendapat bahwa sebuah makna dapat ditafsirkan berdasarkan anggapan bahwa
manusia sebagai makhluk sosial karena sebuah makna dapat terbentuk dari
pengalaman yang bersifat subjektif. Dalam proses pembuatan makna terhadap
sesuatu, individu yang akan aktif memaknai realitas yang bersumber pada apa yang
pernah didengar, dilihat dan dirasakannya sebagai suatu pengalaman yang aktual
dan makna merupakan bentuk konsekuensi atas hal tersebut. Lalu disisi lain,
menurut Raco (2010) akan lebih fokus mengutarakan terkait makna pengalaman.
Dalam memahami makna pengalaman orang lain dapat dilakukan dengan cara
melibatkan individu secara langsung dalam situasi dan kondisi penelitian sehingga
peneliti dapat secara langsung memahami apa makna dari pengalaman tersebut.
Makna pada penelitian ini terkait komunikasi lintas budaya ekspatriat di Tanihub,
akan menitikberatkan pada bagaimana para informan memaknai dirinya sebagai
ekspatriat yang bekerja di TaniHub, makna ekspatriat terhadap tanah kelahirannya
dan makna mengenai Indonesia sebagai tempat mereka bekerja atau sebagai lokasi
dimana para ekspatriat saat ini tinggal dan berkehidupan sosial.
2.2.2.3 Motif
Guralnik (1979) menjelaskan bahwa motif merupakan stimulus dari dalam
sebagai gerakan hati dan lainnya yang berdampak pada tindakan individu tersebut.
Lalu menurut Koontz (1980), mengutarakan motif adalah sebagai sebuah keadaan
dari dalam diri manusia yang akan memberikan kekuatan yang dapat menggerakan
atau mengarahkan individu tersebut untuk bertindak sesuai kehendak atau
tujuannya. Sebuah motif menurut Kuswarno (2009) dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu yang pertama motif yang menunjukan arah masa lalu, arah saat ini
dan arah pada masa yang akan datang. Pernyataan tersebut diperkuat dengan
penjelasan Schutz (1996), dimana setiap tindakan individu mempunyai motif yang
secara tidak langsung di bawah alam sadar akan menunjukkan kemana arah perilaku
individu tersebut, apakah tindakan individu tersebut menunjukan motif sebab atau
akibat, tergantung dari latar belakang bagi individu tersebut. Namun dapat
ditekankan bahwa tindakan atau aktivitas yang jelas terlihat merupakan
norma/gejala berdasarkan persepsi dan motif individu tersebut.
Lebih jauh, Gardner Lindzey, Calvin S. Hall dan R.F Thomson dalam
(Ahmadi, 1999), membagi motif menjadi 2 macam, yaitu yang pertama adalah
drives, yaitu merupakan resistensi yang berasal dari dalam diri individu yang
berguna untuk merangsang individu untuk bertindak. Drives sendiri dibagi lagi
menjadi dua yaitu drive primer dan drive sekunder. Drive primer merupakan
dorongan individu yang tidak dipelajari dan terjadi akibat proses internal diri seperti
bernapas, haus, lapar, kasih sayang, dan sebagainya. Lalu, drive sekunder
merupakan dorongan individu yang di secara manual dipelajari seperti belajar,
berkompetisi, berprestasi, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti dapat
mengkategorikan motif para ekspatriat adalah motif konflik dan yang merangsang
terjadinya motif konflik tersebut dapat dilihat pada beberapa motif seperti motif
ekonomi, motif interaksi sosial dan motif budaya / kultural.
McNulty, Y., & Brewster, C. (2017). Theorizing the meaning (s) of ‘expatriate’:
establishing boundary conditions for business expatriates. The International Journal
of Human Resource Management, 28(1), 27-61.
Morissan. (2013). Teori komunikasi individu hingga massa. Jakarta: Kencana.
Mufid, Muhamad. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta : Kencana
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo
Rafferty, A. E., & Griffin, M. A. (2004). Dimensions of transformational leadership:
Conceptual and empirical extensions. The leadership quarterly.
Rakateja, Darmawan, Purnama & Syeban. (2020). Tantangan Pada Masa Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Dikutip dari
https://binus.ac.id/character-building/2020/05/tantangan-pada-masa-masyarakat-
ekonomi-asean/
Ruky, A. (2017). Permasalahan Tenaga Kerja Asing di Indonesia. Dilansir dari:
https://achmadruky.com/430/permasalahan-tenaga-kerja-asing-di-indonesia pada
tanggal 28/6/2017
Sari, L., & Unde, A. A. (2013). Perilaku komunikasi karyawan ekspatriat China terhadap
mitra lokal dalam bisnis telekomunikasi di Sulawesi Selatan. KAREBA: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 223-232.
Sarwono.(2005). Teori Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Radja Grafindo Perkasa.
Schutz, A. (1967). The phenomenology of the social world. Northwestern university press.
Shaffer, M., Kraimer, M., Chen, Y.-P., & Bolino, M. (2012). Choices, challenges, and
career consequences of global work experiences : A review and future agenda.
Journal of Management.
Subroto, S., & Mas’ud, F. (2016). PERAN CULTURAL INTELLIGENCE (CQ) DALAM
KEPEMIMPINAN LINTAS BUDAYA (Studi Fenomenologi pada Gandhi Memorial
Intercontinental School Semarang). Diponegoro Journal of Management, 5(4), 419-
430.
Sukmono, Gita dan Junaedi. (2014). Komunikasi Multikultur. Yogyakarta: Mata Padi Presindo.
Suutari, V., & Brewster, C. (2009). Beyond expatriation: Different forms of international
employment. In P. Sparrow (Ed.), Handbook of international human resource
management: Integrating people, process and context Hoboken, NJ: Wiley.
TaniHub Indonesia (2020). Tentang TaniHub Group. Dilansir dari
https://about.tanihub.com/tentang
Ting-Toomey, S. (Ed.). (1994). The challenge of facework: Cross-cultural and
interpersonal issues. SUNY Press.
Tubbs, L. Stewart dan Sylvia, Moss. (1996). Human Communication : Prinsip-Prinsip
Dasar. Pengantar: Deddy Mulyana, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Yusanto, Y. (2018). Komunikasi Lintas Budaya Orang Asli Papua di Belanda. Thesis of
Doctoral, Repository Universitas Padjadjaran