Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Diskusi Komprehensif Askep Anemia

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Metodologi Keperawatan

Disusun oleh :

Sabrina Sucining Tyas 2110035011


liya rezi prasesti 2110035012
Maura Gensa Rudit Santria 2110035013
Shella Fizria Syavira 2110035028
Nurha'linda 2110035031
Ana maria rusdiana mude 2110035037
Iqbal Febrianto 2110035035
Tengku Rizal 2110035043
Dara Farah Diba 2110035045

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuni
a-Nya lah sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Metodologi Keper
awatan Dasar dengan tema “Diskusi Komprehensif Askep Anemia”. Tanpa rahmat dan anuge
rah-NYA tidak mungkin semua proses pembuatan makalah ini bisa berjalan dengan lancar. P
ada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih terutama kepada ibu Dr.
Anik Puji Rahayu, S,Pd.,M.Kep. dan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dalam mempelajari tentang "Diskusi Komprehensif Askep Anemia". Saya menyadar
i bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya dengan senang hati
akan menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................
1.3. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ...................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Diskusi Komprehensif Askep Anemia …………………………………………………….
2.1.1 Definisi Anemia........................................................................................................
2.1.2 Definisi Nyeri .....................................................................................................................
2.1.3 Sifat Nyeri ………………………………………………………………………………..
2.1.4 Penyebab Nyeri …………………………………………………………………………..
2.1.5 Teori-teori Nyeri ………………………………………………………………………….
2.1.6 Klasifikasi Nyeri …………………………………………………………………………
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman: Nyeri …………………………...
2.3 Contoh Askep Pada Kasus Nyeri …………………………………………………………..

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................................
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………...

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari n
ormal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh pola
makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan. Meskipun anemia diseb
abkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak di seluruh d
unia secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat besi. Kekurangan zat besi dapa
t menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak.
Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan ce
pat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktivitas kerja. Sela
in itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena
infeksi. Anemia dapat menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen da
ri paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen akan berakibat pada sulitnya berkonsentra
si sehingga prestasi belajar menurun, daya tahan fisik rendah yang mengakibatkan mudah sak
it karena daya tahan tubuh rendah dan mengakibatkan jarang masuk sekolah atau bekerja. Aki
bat dari anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu lama akan menyebabkan beberap
a penyakit seperti gagal jantung kongestif, penyakit infeksi kuman, thalasemia, gangguan sist
em imun, dan meningitis. Keadaan rawat inap bagi keluarga sesuatu yang tidak diharapkan sa
ma sekali, karena terdapat beberapa faktor salah satunya mengatur keuangan, mengatur admi
nistrasi lainnya untuk kepentingan rawat inap ini. Kebutuhan dalam pemberian terapi pun me
merlukan biaya yang tak sedikit (mahal) yang menimbulkan permasalahan ekonomi terhadap
klien maupun di keluarga. Rasa aman dan nyaman pada pasien dapat diartikan sebagai kondis
i pasien yang terbebas dari rasa nyeri akibat penyakit yang dideritanya.

1.2 Rumusan Masalah

1.Definisi Anemia
2.Penyebab Anemia
3.Gejala Anemia
4.Jenis-jenis Anemia
5..Pengobatan Anemia
6. asuhan keperawatan

1.3. Tujuan Karya Tulis Ilmiah

mengetahui definisi anemia, baik dari penyebab sampai gejala gejala yang ditimbulkan oleh
anemia, dan mengenal jenis jenis anemia, pengobatan dan asuhan keperawatan yang harus di
berikan pada pasien yang didiagnosa anemia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diskusi Komprehensif Askep Anemia

2.1.1 Definisi Anemia

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen dara
h, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.Anemia adalah i
stilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hema
tokrit di bawah normal

2.1.2 Etiologi

Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara sig
nifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan.
a.Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
b.Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan.
c.Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
d.Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis
dan kekurangan zat besi.

Penyebab dari anemia antara lain :

a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena:


• Perubahan sintesis Hb yang dapat menimbulkan anemia Perubahan sintesis DNA aki
bat kekurangan nutrient
• Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
• Infiltrasi sumsum tulang

b. Kehilangan darah
• Akut karena perdarahan
• Kronis karena perdarahan
• Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena
• Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
• Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit.

2.1.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologi (saraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta perkembanga
n
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5
L,
yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terk
ena
anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. (Price ,
2000:256-264).

AREA MANIFESTASI KLINIS

Keadaan umum Pucat, penurunan kesadaran, kelelahan berat , kelemahan, nyer


i

kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap dingin, BB

turun.

Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit


kering,

kuku rapuh, koilonychia, clubbing finger, CRT > 2 detik, elasti


sitas

kulit menurun, perdarahan kulit atau mukosa (anemia aplastik)

Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat.

Telinga Vertigo, tinnitus

Mulut Mukosa licin dan mengkilap, stomatitis, perdarahan gusi, atrof


i papil
lidah, glossitis, lidah merah (anemia deficiency asam folat)

Paru-paru Dispnea, takipnea, dan orthopnea

Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja, angi
na

pectoris dan bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, g


agal

jantung

Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah, hepatosplenomegali (pada anemia

hemolitik)

Muskuloskeletal Nyeri pinggang, sendi

Sistem persarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-kunang,

kelemahan otot, irritable, lesu perasaan dingin pada ekstremita


s.

2.1.4 Klasifikasi
Anemia Aplastik
1. Penyebab
• Obat-obatan (kloramfenikol, insektisida, anti kejang).
• Penyinaran yang berlebihan.
• Sumsum tulang yang tidak mampu memproduksi sel darah merah.
2. Gejala Klinis
• Pucat
• Cepat lelah
• Lemah
• Gejala Icokopenia / trombositopenia
3. Pemeriksaan penunjang
Terdapat pansitopenia sumsum tulang kosong diganti lemak, neutrofil kurang dari 300
ml, trombosit kurang dari 20.000/ml, retikulosit kurang dari 1% dan kepadatan seluler
sumsum tulang kurang dari 20%.
4. Pengobatan
• Berikan transfusi darah “Packed cell”, bila diberikan trombosit berikan darah segar/
platelet concentrate.
• Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotika, hygiene yang baik perlu untuk mence
gah
timbulnya infeksi.
• Untuk anemia yang disebabkan logam berat dapat diberikan BAC (British Anti Lewi
site
Dimercaprol)
• Transplantasi sumsum tulang
• Prednisone dan testosterone (Prednisone doses 2-5 mg/kgBB/hari per oral, Testoster
on
dosis 1-2 mg/kgBB/hari secara parenteral, Hemopoitik sebagai ganti testosteron dosis
1-2 mg/kg BB/hari per oral)

Anemia Defisiensi Zat Besi

1. Penyebab Masukan zat besi dalam makanan yang tidak adekuat Masukan makanan d
ari susu sapi secara tidak langsung Penyebab Hb yang tepat tidak terjadi Janin yang l
ahir dengan gangguan struktural pada sistem pencernaan Kehilangan darah kronis ak
ibat adanya lesi pada saluran pencernaan

2. Gejala klinis Tampak lelah dan lekas lelah, pucat, sakit kepala, iritasi dan tidak tamp
ak sakit karena perjalanan penyakit menahun, tampak pucat terutama pada mukosa b
ibir, faring, telapak tangan dan dasar kuku, konjungtiva okuler berwarna kebiruan ata
u berwarna putih mutiara dan jantung agak membesar.

3. Pemeriksaan penunjang Ferritin serum rendah kurang dari 30 mg/l, MCV menurun d
itemukan gambaran sel mikrositik hipokrom, Hb dan eritrosit menurun.
4. Pengobatan Dengan pemberian garam-garam sederhana peroral (sulfat, glukonat, fu
marat), preparat, besi secara parenteral besi dekstran, jika anak sangat anemia denga
n Hb dibawah 4 gm/dl diberi 2-3 ml/kg packed cell, jika terjadi gagal jantung konges
tif maka pemberian modifikasi transfusi tukar packed eritrosit yang segar, dapat pula
diberi furosemid.

Anemia Hemolitik

1. Penyebab. Faktor intrinsik Karena kekurangan bahan untuk membuat eritrosit Kelai
nan eritrosit yang bersifat kongenital seperti hemoglobinopati Kelainan dinding eritro
sit Abnormal dari enzim dalam eritrosit. Faktor ekstrinsik Akibat reaksi non imunitas
(akibat bahan kimia atau obat-obatan, bakteri) Akibat reaksi imunitas (karena eritrosit
diselimuti antibodi yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri)Standar Asuhan Keperawata
n

2. Gejala klinis Badan panas, menggigil, lemas, mual muntah, pertumbuhan badan yan
g terganggu, adanya ikterus dan splenomegali.

3. Pemeriksaan penunjang Terjadi penurunan Ht; peninggian bilirubin indirek dalam d


arah dan peningkatan bilirubin total sampai 4 mg/dl dan peninggian urobilin.

4. Penatalaksanaan Tergantung dari penyakit dasarnya, splenektomi merupakan tindaka


n yang harus dilakukan. Indikasi dan splenektomi adalah : - Sferositosis kongenital -
Hipersplenisme- Limfa yang terlalu besar sehingga menimbulkan gangguan mekanis
me Berikan kortikosteroid pada anemia hemolisis autoimun, transfusi darah dapat di
berikan jika keadaan berat.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1.Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 1999 :572)


2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpusku
lar rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan
eritrosit hipokromik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). Nilai normal eri
trosit (juta/mikro lt): 3,9 juta per mikroliter pada wanita dan 4,1 -6 juta per mikroliter
pada pria
3.Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
4.Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (APA), meningkat (respon sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
5.Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengind
ikasikan tipe khusus anemia).
6.LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerus
akan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
7. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pend
ek.
8. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
9. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin me
ningkat(hemolitik) atau menurun (aplastik). Nilai normal Leukosit (per mikro lt) : 600
0–10.000permokro liter
10. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (he
molitik)a. Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000–400.000 per mikroliter dar
ah. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. Nilai Nor
mal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).Standa
r Asuhan Keperawatan | 6
11. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan den
gan efisiensi masukan/absorpsi
12. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
13. TBC serum : meningkat (DB)
14. Feritin serum : meningkat (DB)
15. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
16. LDH serum : menurun (DB)
17. Tes schilling : penurunan ekskresi vitamin B12 urine (AP)
18. Pemeriksaan endoskopi dan radiografi : memeriksa sisi perdarahan : perdaraha
n GI
19. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asa
m hidroklorik bebas (AP).
20. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dal
am jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: pening
katan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

2.1.6 Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infek
si saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih ku
at. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat meny
ebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anem
ia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia Berat, ga
gal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi te
rhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengurangan oksige
n (Price & Wilson, 2006).
H. Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan, kelelahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat


untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih ba
nyak.Standar Asuhan Keperawatan | 7

Tanda : takikardi/ takipnea ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. A
taksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunjukkan kelelahan. 2) Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (D
B), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpi
tasi (takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelo
mbang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada
kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (apl
astik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengi
sian kapiler melambat(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku
: mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, m
enipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3) Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan t


ransfusi darah.

Tanda : depresi.

4) Eliminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis
feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan Haluaran urine.

Tanda : distensi abdomen.

5) Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukkan produk sere
al tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dispepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak Pernah puas mengunyah atau pek
a terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).Standar Asuhan K
eperawatan |

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Mem
brane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB)
Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudu
t mulut pecah. (DB).

6) Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi. In


somnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk,
kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasio.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu respons,
lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epistaksis :perdarahan dari lu
bang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8) Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9) Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; bai
k terhadap pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhada
p dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan Penglihatan, penyembuhan luka
buruk, sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Petekie Dan eki
mosis (aplastik).

10) Seksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilanglibido
(pria dan wanita). Impoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat. b. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko ketidak efektifa
n Perfusi jaringan perifer b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang
b) Diagnosa Keperawatan

1. Risiko ketidak efektifan Perfusi jaringan perifer b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah,
suplai oksigen berkurang

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia

3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik

4. Resiko infeksi

5. Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan mobilitas

c) Discharge Planning

1. Berikan instruksi pada orang tua tentang cara cara melindungi anak dari infeksi. Batasi kon
tak dengan agens terinfeksi. Identifikasi tanda dan gejala infeksi

2. Berikan instruksi pada orang tua untuk memantau tanda tanda komplikasi

3. Berikan instruksi pada orang tua tentang pemberian obat

a. Pantau respon terapeutik anak

b. Pantau adanya respon yang tidak menguntungkan

4. Berikan informasi tentang sistem penunjang masyarakat kepada anak dan keluarga untuk a
daptasi jangka panjang

a. Masuk kembali ke sekolah

b. Kelompok orang tua

c. Kelompok anak dan saudara kandungnya. Nasehat keuangan

Kasus

Ny. W ± 3 minggu ini seluruh tubuhnya lemas. Lemas dirasakan terus-menerus


dan semakin memberat, memberat terutama 1 minggu ini.Kemudian pasien dib
awa ke IGD RS Terdekat.Lalu Perawat mengukur tanda tanda vital (TTV)
meliputi Tekanan darah:88/60 mmHg,HR:92x/menit, Frekuensi nadi :50x/meni
t, Suhu:36,5ºC(peraxiler)dan pasien tampak pucat dan gelisah. Ny.W
mengatakan jarang melakukkan aktifitas fisik.

PENGKAJIAN
I. Identifikasi Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cipayung, Jakarta Timur
Pekerjaan : Mahasiswa
MRS : 2 Februari 2016
II. Riwayat Penyakit

III.Pemeriksaan Fisik

A.Diagnosa Perfusi Peerifer Tidak Efektif (D.0009) SDKI Hal 37


Perfusi perifer tidak efektif b. D penurunan konsentrasi HB d.d warna kulit pucat.

Definisi: Penurunan sirkulasi darah pada leel kapiler yang dapat mengganggu metabolisme
tubuh.
1.Data fokus
Data subjektif :
-Ny. W mengatakan tubuhnya lemas
Data objektif :
-Pasien tampak gelisah dan pucat
-HB kurang dari normal
-Frekuensi nadi 50x/menit
-Tekanan darah 88/60 mmHg

I.Analisis Data
Data Etiologi Problem
DS: Penurunan konsentrasi HB Perfusi Perifer Tidak Efektif
Mengatakan tubuhnya lemas
DO:
-Pasien tampak gelisah dan
pucat
-HB kurang dari normal
-Frekuensi nadi 50x/menit
-Tekanan darah 88/60 mmHg

II.Tabel Diagnosis Keperawatan


Tanggal/jam ditemukkan Diagnosis Keperawatan
Senin, -01-2022 18.37 WITA Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi HB dibuktikan
dengan
DS:
Mengatakan tubuhnya lemas
DO:
-Pasien tampak gelisah dan pucat
-HB kurang dari normal
-Frekuensi nadi 50x/menit
-Tekanan darah 88/60 mmHg

B. Standar Luaran Perfusi Perifer Tidak Efektif

C. Standar Interverensi Perfusi Perifer Tidak Efektif

D. Implementasi Perfusi Perifer Tidak Efektif

E. Evaluasi Perfusi Perifer Tidak Efektif


BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.

Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:

Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.

Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.

Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem

dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologi (saraf) yang

dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta perkembanga
n

3.2 Saran
saran berdasarkan penelitian ini yaitu:
1.Penulis 
makalah ini dapat menjadi tempat belajar dalam asuhan keperawatan tentang anemia yang
merujuk pada beberapa sumber terpercaya.

2. Perawat Dan Profesi keperawatan


makalah ini dapat dijadikan masukan, pertimbangan dan rujukan dalam dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien penderita anemia yang bermutu.

Daftar Pustaka
Buku Standar Asuhan Keperawatan tahun tentang anemia tahun 2020  
https://sg.docworkspace.com/d/sIC60uqGVAa_JxpIG

Anda mungkin juga menyukai