Sap HT
Sap HT
PENDIDIKAN KESEHATAN
HIPERTENSI
Di susun oleh :
C. Materi/Pokok Bahasan
1. Pokok bahasaan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2. Sub pokok bahasan :
a. Penertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Diet hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
D. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
E. Media
1) Leaflet
2)
Kegiatan Penyu
Waktu Penyuluh Sasaran
luhan
5 menit Pra interaksi
5 menit Penutup:
-Kesimpulan
-Pertanyaan 13. Memberi kesimpulan 13. Memperhatikan.
(evaluasi) tentang ISPA
-Salam
14. Mengajukan pertanya
an (evaluasi) pada sa
saran tentang materi 14. Menjawab pertanyaan.
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Sasaran mengajukan pertanyaan terkait Hipertensi
c. Sasaran dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat sampai acara penyuluhan selesai.
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan menin
gkatnya tekanaan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatka
n jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh d
arah. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan penyakit degeneratif, hingga kematian, oleh seb
ab itu hipertensi dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam dapat menyerang sia
pa saja serta tidak memiliki tanda yang spesifik (Azizah et al., 2022).
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. S
ecara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnorm
al tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapa
t dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angk
a yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratu
s dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan s
istolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih,
atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diast
olik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetap
i tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut (Ilyas, 2016).
2. Penyebab
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko terj
adinya hipertensi dapat dibagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang da
pat diubah (Ekasari, 2021).
1. Riwayat keluarga Faktor genetik cukup berperan terhadap timbulnya hipertensi. Jika k
ita memiliki riwayat keluarga sedarah dekat (orang tua, kakak atau adik, kakek atau ne
nek) yang menderita hipertensi, maka kita memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
menjadi lebih tinggi.
2. Usia Tekanan darah cenderung lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Hal ini disebab
kan karena semakin 6 bertambahnya usia, terutama usia lanjut, pembuluh darah akan s
ecara alami menebal dan lebih kaku. Perubahan ini dapat meningkatkan risiko hiperte
nsi. Meskipun demikian, anak- anak juga dapat mengalami hipertensi.
3. Jenis kelamin Laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi di bawah usia 55 tahun, se
dangkan pada wanita lebih sering terjadi saat usia di atas 55 tahun. Setelah menopause,
wanita yang tadinya memiliki tekanan darah normal bisa saja terkena hipertensi karen
a adanya perubahan hormonal tubuh.
7. Kolesterol tinggi
Kolesterol yang tinggi di dalam darah dapat menyebabkan penimbunan plak aterosklerosis, yang nanti
nya dapat membuat pembuluh darah menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain itu, pla
k aterosklerotik yang terbentuk juga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner, yang bila tidak dita
ngani dengan baik dapat mengakibatkan serangan jantung. Apabila plak aterosklerotik berada di pemb
uluh darah otak, bisa menyebabkan stroke.
2. Diabetes
Diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. The American Diabetes Associatio
n melaporkan dari tahun 2002-2012 sebanyak 71 persen pasien diabetes juga mengalami hipe
rtensi. Diabetes dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat menurunnya eslastisita
s pembuluh darah, meningkatnya jumlah cairan di dalam tubuh, dan mengubah kemampuan t
ubuh mengantur insulin.
3. Obstructive Sleep Apnea atau Henti Nafas
Obstructive sleep apnea (OSA) atau henti napas saat tidur merupakan salah satu faktor yang d
apat memicu terjadinya hipertensi. Pada OSA, terjadi sumbatan total atau sebagian pada jalan
napas atas saat tidur, yang dapat menyebabkan berkurang atau terhentinya aliran udara. Kond
isi ini dapat menyebabkan penurunan jumlah oksigen di dalam tubuh. Hubungan antara OSA
dengan hipertensi sangat kompleks. Selama fase henti napas, dapat terjadi peningkatan aktivit
as saraf simpatis dan peningkatan resistensi vaksular sistemik yang menyebabkan meningkatn
ya tekanan darah.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa pun. Tekanan darah yang sangat tinggi d
apat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri dada dan gejala lainnya. Orang dengan tekan
an darah sangat tinggi (biasanya 180/120 atau lebih tinggi) dapat mengalami gejala antara lain:
Azizah, W., Hasanah, U., Pakarti, A. T., Keperawatan, A., Wacana, D., Kunci, K., & Darah, T. (2022).
Penerapan slow deep breathing terhadap tekanan darah pasien hipertensi. 2, 607–616.
Ekasari, M. F. (2021). Hipertensi: kenali penyebab, tanda gejala dan penangannya. Hipertensi : Kenal
i Penyebab, Tanda Gejala Dan Penangananya, 28.
Ilyas, S. (2016). TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi). Kementrian Kesehatan RI. https://p2ptm.k
emkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf
Musfiroh, M., Setyowati, R., Ada, Y. R., & Sholahuddin. (2020). Implementasi Delapan Fungsi Kelua
rga Selama Masa Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP 202
0, 310–314. https://proceedings.undip.ac.id/index.php/semnasppm2019/article/download/320/200
Ns. Tri Wahyuni, S. Kep, M. Kep; Ns. Parliani, MNS Dwiva Hayati, S. K. (2021). Dwiva Hayati , S .
Kep Buku Ajar Keperawatan Keluarga. https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/311/
1/Buku Ajar Keperawatan Keluarga.pdf
Salamung, N., Kep, S., Kep, M., Pertiwi, M. R., Kep, S., Kep, M., Ifansyah, M. N., Kep, S., Kep, M.,
Riskika, S., Kep, S., Kep, M., Maurida, N., Kep, S., Kep, M., Kep, S., Kep, M., Primasari, N. A., Kep,
S., … Kep, S. (2021). ( Family Nursing ).