Anda di halaman 1dari 6

MCV (Mean Corpusculer Volume) : Jumlah volume eritrosit rata-rata pada saat pemeriksaan.

Jumlah normalnya 80-


100 fL / 82-92 fL
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) : Jumlah rata-rata Hb dalam sel darah merah. Jumlah normalnya 27-32 pg
Anemia
Keadaan dimana eritrosit tidak mampu mengikat oksigen dalam menyalurkan ke dalam jaringan
Adanya penurunan volume atau jumlah sel darah merah yang menyebabkan tidak dapat mengikat
oksigen
Keadaan dimana dalam tubuh seseorang kurang mendapatkan oksigen disebabkan oleh adanya kelainan
morfologi atau fungsional pada sel darah merah dan penurunan kadar Hb

1.Bagaimana relasi antara gejala lemah , cepat lelah, sering pusing dengangangguan system darah ?
Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab ototjantung yang kekurangan oksigen
tidak dapat menyesuaikan diri denganbeban kerja jantung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas
pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakanmanifestasi berkurangnya pengiriman
O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada susunan saraf pusat.
(Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta )

Pusing memiliki banyak penyebab karena banyak bagian tubuh bekerja bersama untuk menjaga keseimbangan.
Mereka termasuk telinga bagian dalam, mata (yang menyediakan isyarat penglihatan diperlukan untuk menjaga
keseimbangan), otot dan persendian, otak (terutama batang otakdan cerebelum), dan syaraf yang
menghubungkan semua bagian.Setiap jenis pada pusing cenderung mengalami penyebab khas. Misal, pusin dan
sakit kepala ringan bisa terjadi dari mendadak jatuh pada tekanan darah atau dari gangguan lain yang
diakibatkan suplai darah menuju otakyang tidak tercukupi. Pada gangguan ini, jantung kemungkinan tidak
cukup memompa keotak, atau arteri menuju otak kemungkinan tersumbat atau menyempit.
(Sadikin Muhamad, 2002, Biokimia Darah, widia medika, jakarta )

Produksi eritrosit terutama diatur oleh oksigenasi jaringan. Menurunnya oksigenasi jaringan menstimulasi
hormon eritropoietin, terutama dari ginjal, yang kemudianakan merangsang produksi proeritroblas dari sel stem
hematopoietik di sumsumtulang. Kemudian, eritropoietin juga akan mempercepat proses diferensiasi
padaberbagai tahap eritroblastik dibandingkan dengan normal.
Guyton, Arthur C.Hall, John E. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC.

2. Pemeriksaan fisik apa saja yang di lakukan dokter ?


Kulit:pucat. Keadaan ini umunya diakibatkan dari berkurangnya volume darah,berkurangnya hb, dan
vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ- organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks
yang dapat dipercaya untuk pucatkarena dipengaruh pigmentasi kulit, suhu, dan kedalaman serta distribusi
bantalankapiler. Bantalan kuku, telapak tangan, dan membrane mukosa mulut sertakonjungtiva merupakan
indikator yang lebih baik untuk menilai pucat. Jika lipatantangan tidak lagi berwarna merah muda, hb biasanya
kurang dari 8 gram. Mempunyairambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan
sebenarnyaberbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain itu atropi papilla lidah mengakibatkanlidah tampak
pucat, licin, mengkilat, merah daging, dan meradang dan sakit. Dapatjuga timbul stomatitis angularis, pecah-
pecah dengan kemerahan dan rasa sakit disudut-sudut mulut
Pemeriksaan Thorax:Takikardia dan bisin jantung(suara yang disebabkanoleh peningkatan kecepatan aliran
darah) mencerminkan beban kerja dan curahjantung yang meningkat. Angina (nyeri dada), khususnya pada
orang tua denganstenosis koroner, dapat disebabkan oleh iskemia miokardium.Pemeriksaan Abdomen: untuk
mengetahui adanya organomegali.
a. Hepar
b.Limpa
Banyak penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran limpa. Jika membesar, limpa cenderung menangkap
dan menghancurkan sel darah merah; membentuk suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang
terjebak, limpa semakin membesar dan semakin membesar limpa, semakin banyak sel yang terjebak
. Anemia yangdisebabkan oleh pembesaran limpa biasanya berkembang secara perlahan dangejalanya
cenderung ringan. Pembesaran limpa juga seringkali menyebabkanberkurangnya jumlah trombosit dan sel darah
putih.gambaran klinis dari penderita thalassemia.
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi IV.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2006.

3.Penyebab kelainan darah ?


a. Perdarahan hebat
1)Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Pecah pembuluh darah
2)Kronik (menahun)
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid )
U lkus peptikum
Kanker atau polip di saluran pencernaan
Tumor ginjal atau kandung kemih
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

b. Berkurangnya pembentukan sel darah merah


Kekurangan zat besi
Kekurangan vitamin B12 (a. megaloblastik)
Kekurangan asam folat (a. megaloblastik)
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
penurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan olehkegagalan produksi di sumsum tulang.
Penderita mengalamipansitopenia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah seldarah merah, sel
darah putih, dan trombosit. Obat-obat sepertikloramfenikol terbuktidapat mensupresi sumsum tulang
danmengakibatkan aplasia sumsum tulang dan mengakibatkan aplasiasumsum tulang sehingga diperkirakan
menjadi penyebab tingginyainsiden, menyebabkan retikulositopenia, anemia, granulositopenia,monositopenia
dan trombositopenia.
-Aplasia sumsum tulang merupakan akibat akut yang utama dariradiasi dimana stem sel dan progenitor sel
rusak. Radiasi dapatmerusak DNA dimana jaringan-jaringan dengan mitosis yang aktifseperti jaringan
hematopoiesis sangat sensitif.4,12 Bila stem selhematopoiesis yang terkena maka terjadi anemia aplastik.
Radiasidapat berpengaruh pula pada stroma sumsum tulang danmenyebabkan fibrosis.2
-Bahan kimia seperti benzene dan derivat benzene berhubungandengan anemia aplastik dan akut myelositik
leukemia (AML).Beberapa bahan kimia yang lain seperti insektisida dan logamberat juga berhubungan dengan
anemia yang berhubungan dengankerusakan sumsum tulang dan pansitopenia
- Virus dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang secaralangsung yaitu dengan infeksi dan sitolisis sel
hematopoiesis atausecara tidak langsung melalui induksi imun sekunder, inisiasiproses autoimun yang
menyebabkan penguranganstem seldanprogenitor selatau destruksi jaringan stroma penunjang.
-Faktor genetik (ketidakstabilan DNA): Anemia Fanconi merupakankelainan autosomal resesif yang ditandai
oleh hipoplasia sumsungtulang disertai pigmentasi coklat dikulit, hipoplasia ibu jari atauradius, mikrosefali,
retardasi mental dan seksual, kelainan ginjaldan limpa.

4.Tanda2 gangguan system darah ?


pucat (konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawahkuku), dan panas dengan ulserasi gusi,
menorrhagia, anemia berat danleukopenia. Pendarahan (gusi, kulit, retina, hidung, saluran cerna, vagina),lemah
badan, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin,pusing, takikardi, demam, nafsu makan
berkurang, sesak nafas, penglihatankabur, telinga berdengung dan dyspepsia.mempunyai rambut yang rapuh dan
halus serta kuku tipis, rata, mudahpatah dan sebenarnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain ituatropi
papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat,merah daging, dan meradang dan sakit. Dapat
juga timbul stomatitisangularis, pecah-pecah dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudutmulut.
a.Anemia difisiensikan besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitisangularis, dan kuku sendok(koilonychia).
bAnemia megaloblastik : glostis, gangguan neorologik, pada defisiensi,vitamin B12
c.Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan hepatomegali.
d.Anemia aplastik : pendarahan dan tanda-tanda infeksi.
(Salonder H. Anemia aplastik. In: Suyono S, Waspadji S, et al (eds). Buku AjarIlmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI,2001;501-8. )

Kelainan berdasarkan berdasarkan bentuk eritrosit


a) Ovalosit
Eritrosit yang berbentuk lonjong . Evalosit memiliki sel dengan sumbu panjang kurang dari dua kali sumbu
pendek. Evalosit ditemukan dengan kemungkinan bahwa pasien menderita kelainan yang diturunkan yang
mempengaruhi sitoskelekton eritrosit misalnya ovalositosis herediter.
b) Sferosit
Sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat. Sferosit merupakan sel yang telah kehilangan sitosol yang
setara. Karena kelainan dari sitoskelekton dan membrane eritrosit.
c) Schistocyte
Merupakan fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna lebih tua. Terjadi pada
anemia hemolitik karena combusco reaksi penolakan pada transplantasi ginjal.
d) Teardrop cells (dacroytes)
Berbentuk seperti buah pir. Terjadi ketika ada fibrosis sumsum tulang atau diseritropoesis berat dan juga
dibeberapa anemia hemolitik, anemia megaloblastik, thalasemia mayor, myelofibrosi idiopati karena metastatis
karsinoma atau infiltrasi myelofibrosis sumsum tulang lainnya.
e) Blister cells
Eritrosit yang terdapat lepuhan satu atau lebih berupa vakuola yang mudah pecah, bila pecah sel tersebut
bisa menjadi keratosit dan fragmentosit. Terjadi pada anemia hemolitik mikroangiopati.
f) Acantocyte / Burr cells
Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku. Terdapat duri-duri di
permukaan membrane yang ukurannya bervariasi dan menyebabkan sensitif terhadap pengaruh dari dalam
maupun luar sel. Terjadi pada sirosis hati yang disertai anemia hemolitik, hemangioma hati, hepatitis pada
neonatal.
g) Sickle cells (Drepanocytes)
Eritrosit yang berbentuk sabit. Terjadi pada reaksi transfusi, sferositosis congenital, anemia sel sickle,
anemia hemolitik.
h) Stomatocyte
Eritrosit bentuk central pallor seperti mulut. Tarjadi pada alkoholisme akut, sirosis alkoholik, defisiensi
glutsthione, sferosis herediter, nukleosis infeksiosa, keganasan, thallasemia.
i) Target cells
Eritrosit yang bentuknya seperti tembak atau topi orang meksiko. Terjadi pada hemogfobinopati, anemia
hemolitika, penyakit hati.

3) Kelainan berdasarkan warna eritrosit


a) Hipokromia
Penurunan warna eritrosit yaitu peningkatan diameter central pallor melebihi normal sehingga tampak lebih
pucat. Terjadi pada anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik, thallasemia dan pada infeksi menahun.
b) Hiperkromia
Warna tampak lebih tua biasanya jarang digunakan untuk menggambarkan ADT.
c) Anisokromasia
Adanya peningkatan variabillitas warna dari hipokrom dan normokrom. Anisokromasia umumnya
menunjukkan adanya perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi dan anemia penyakit kronis.
d) Polikromasia
Eritrosit berwarna merah muda sampai biru. Terjadi pada anemia hemolitik, dan hemopoeisis ekstrameduler.

4) Kelainan berdasarkan benda inklusi eritrosit


a) Basophilic stipping
Suatu granula berbentuk ramping / bulat, berwarna biru tua. Sel ini sulit ditemukan karena distribusinya
jarang.
b) Kristal
Bentuk batang lurus atau bengkok, mengandung pollimer rantai beta Hb A, dengan pewarnaan brilliant
cresyl blue yang Nampak berwarna biru.
c) Heinz bodies
Benda inklusi berukuran 0,2 -22,0 Nm. Dapat dilihat dengan pewarnaan crystal violet / brillian cresyl blue.
d) Howell-jouy bodies
Bentuk bulat, berwarna biru tua atau ungu, jumlahnya satu atau dua mengandung DNA. Karena percepatan
atau abnormalitas eritropoeisis. Terjadi pada anemia hemolitik, post operasi, atrofi lien.
e) Pappenheimer bodies
Berupa bintik, warna ungu dengan pewarnaan wright. Dijumpai pada hiposplenisme, anemia hemolitika.
Retikulosit
o Ukuran 8-12 m
o Inti tidak ada
o Bergranula halus sisa RNA Mikrosit
o Pewarnaan Vital Staining
(BCB)
o N = 0,5-1,5 per 1000 eritrosit
Burr Cell

o Diameter 6 m
o Normal 10%
o Biasanya pada Anemi Def Fe o Eritrosit berbentuk oval
o Eritrosit dengan tonjolan
(ovalosyt) atau lonjong (pensil
sitoplasma yang tumpul teratur
cell/sel cerutu)
o Akibat dari passage through
o Osmotic fragility meningkat
fibrin network
Makrosit o Distribusi cholesterol dalam
membrane akumulasi
o Cholesterol dipinggir

Crenated Cell
o Diameter 9-12 m Lakrimasit
o Normal 10%
o Biasanya pada Anemi Def
Vit12/ Def asam folat

o Eritrosit dengan sitoplasma


o Eritrosit berbentuk tetesan air mengkerut
Basofilik Stipling o Nama lain Tear Drop cell o Terjadi karena hipertronik
larutan pada saat pengeringan
apusan

Target Cell
o Eritrosit dengan granula biru-
hitam granula ini dari Scistocyt
kondensasi atau presipitasi
RNA ribosom akibat dari
defective hemoglobin syntesis

o Eritrosit yang gelap di tengah o Eritrosit dengan bentuk tak


o Nama lain Target Cell teratur
(seperti sasaran) o Akibat proses fragmentasi
Hipokrom o Normal 2% o Dikeluarkan ke dalam
o Akibat cytoplasmic aturation sirkulasi oleh RE sistem
o Defects and liver disease

Acantocyt Stomatocyt
o Eritrosit pucat di tengah >
1/3nya
o Normal 10%
o Kurangnya Hb
o Pada anemi def Fe
o Eritrosit dengan tonjolan
sitoplasma yang runcing o Eritrosit pucat memanjang di
o Tonjolan tidak teratur tengah
Eliptosit o Akibat defisiensilow-dencity o Normal, 5%
betha Lipoprotein o Akibat meningkatnya
Sodium dalam sel dan
menurunnya Potasium
Papenheimer

Sferosit
Howell Jolly

o Eritrosit dengan granula besi


o Eritrosit tanpa pucat di (ferritin agregate)
tengah o Eritrosit yang mengandung o Disebut juga Siderosit
o Bentuk lebih kecil, tebal fragmen kromatin akibat o Ditemukan pada anemi
o Akibat pembelahan / hemolitik, infeksi,
dari developmental defect mitosis abnormal pada tahap Splenectomy
orthochromic yang gagal
membentuk inti

Cabot Ring Sickle Cell

Leptosyt

o Eritrosit yang memanjang


o Eritrosit mengandung cincin dan melengkung dengan 2
Cabot o Eritrosit dengan pucat di
tengah besar katup uncing
o Pe yebab kegagalan o Nama lain : Drepanocyt
eritopoiesis o Diameter besar tapi volume
sama o Eritrosit yang mengalami
o Terbentuk dari kumparan perubahan bizarre muncul pada
mitosis keadaan kurang oksigen di
o Artefak akibat kerusakan udara
protein

Anda mungkin juga menyukai