Anda di halaman 1dari 38

Pasal 1 angka 29 UU KUP (UU 28/2007)

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan


secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi HARTA, KEWAJIBAN, MODAL,
PENGHASILAN dan BIAYA, serta jumlah HARGA
PEROLEHAN dan PENYERAHAN barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
NERACA, dan LAPORAN LABA RUGI untuk periode Tahun
Pajak tersebut

M. MUSTAFID AMNA CPE BKP

TAX TRAINING HOUSE IKPI


• Diselenggarakan dgn memperhatikan itikad baik

• Mencerminkan keadaan / kegiatan usaha sebenarnya

• Menggunakan huruf latin, angka arab, mata uang rupiah &


Bahasa Indonesia
(penggunaan dollar AS & Bhs Inggris dgn Ijin Menkeu)

• Stelsel Akrual atau Stelsel Kas

• Taat Asas

• Disimpan selama 10 tahun


TAX TRAINING HOUSE IKPI
• Stelsel Pengakuan Penghasilan

• Tahun Buku

• Metode Penilaian Persediaan

• Metode Penyusutan & Amortisasi

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti
penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui
pada waktu terutang. Jadi, tidak tergantung kapan penghasilan
itu diterima dan kapan biaya itu dibayar secara tunai.

Misalnya :
• Penjualan kredit
• Pengakuan biaya terutang yg belum dibayar
• Metode % penyelesaian dlm usaha konstruksi

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan apabila benar-
benar telah diterima secara tunai dalam suatu periode tertentu
serta biaya baru dianggap sebagai biaya apabila benar-benar
telah dibayar secara tunai dalam suatu periode tertentu.

Dengan memperhatikan hal-hal sbb :


• Penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh
penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan
seluruh pembelian dan persediaan
• Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-
hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan
dari penghasilan hanya dapat dilakukan melalui penyusutan
dan amortisasi

TAX TRAINING HOUSE IKPI


AKUNTANSI PPh
Accounting
Process SAK
Peraturan
Perpajakan

Neraca
REKONSILIASI Rugi Laba
Rugi Laba FISKAL SPT
FISKAL
KOMERSIAL

PPh
Terhutang
Beda Koreksi + Beda
Tetap Koreksi - Waktu

Pajak Tangguhan

Pajak Kini
TAX TRAINING HOUSE IKPI
No Uraian R/L Koreksi Koreksi R/L
Komersial Positif Negatif Fiskal

1 Penjualan 10.000 10.000

2 HPP 3.000 3.000

3 Laba Bruto 7.000 7.000

4 Biaya Umum Adm 1.000 300 700

5 Biaya Penjualan 2.000 500 1.500

6 Laba Operasi 4.000 4.800

7 Pend (Biaya) Luar Usaha 3.000 500 2.500

8 Laba Bersih 7.000 800 500 7.300

Koreksi + = mengakibatkan laba tambah / rugi kurang


Koreksi - = mengakibatkan laba kurang / rugi tambah
TAX TRAINING HOUSE IKPI
1 Laba Bersih Komersial 7.000

2 Koreksi-koreksi Positif Negatif

..........................

..........................

Jumlah koreksi 800 500

3 Laba Bersih Fiskal 7.300

TAX TRAINING HOUSE IKPI


1. Penghasilan diakui secara komersial tetapi secara fiskal
bukan obyek pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh).
- Sumbangan
- Intercorporate Dividen yg memenuhi syarat

2. Penghasilan yang dikenakan PPh final diakui baik secara


komersial maupun fiskal, tetapi karena sudah dikenakan
PPh final maka harus dikoreksi pada waktu menghitung
PPh terutang (Pasal 4 ayat 2 UU PPh)

- Bunga deposito/ tabungan


- Sewa gedung

TAX TRAINING HOUSE IKPI


1. Biaya diakui secara komersial tetapi secara fiskal tidak
dapat dibebankan (Pasal 9 ayat 1 UU PPh).
- Sumbangan
- Natura/kenikmatan
- Cadangan

2. Biaya untuk mendapatkan Penghasilan Non Obyek &


Final

3. PM faktur pajak cacat yang tidak dapat dibuktikan telah


dibayar

5. PM sehubungan biaya yang tidak dapat dibebankan

TAX TRAINING HOUSE IKPI


5. Kerugian atas harta yang tidak digunakan untuk
mendapatkan penghasilan

6. Ketentuan tertentu perpajakan, mis :


• Pembebanan biaya inventaris perusahaan yang
digunakan karyawan (Kep 220/PJ./2002)

• Biaya terkait financial lease (KMK 1169/KMK.01/1991)

• Biaya Bunga dalam hal terdapat penghasilan bunga


deposito (SE 46/PJ.4/1995)

TAX TRAINING HOUSE IKPI


1 Laba Bersih Fiskal 7,300
2 PPh terutang (25%) 1,825
3 PPh Dipotong Pihak Lain
- PPh 22 (200)
- PPh 23 (300)
(500)
1,325
4 PPh Dibayar Sendiri
- Angsuran PPh 25 (700)
5 PPh Kurang Bayar 625

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Uraian Dr Cr
Beban Pajak 1.825
PPh Terutang 1.825

Uraian Dr Cr
PPh Terutang 1.825
UM PPh 22 200

UM PPh 23 300
UM PPh 25 700

Hutang PPh 29 625


TAX TRAINING HOUSE IKPI
PSAK No.46 mengharuskan perusahaan untuk menghitung
dan mengakui pajak tangguhan atas future tax effect dari
suatu transaksi/kejadian tertentu.

Konsekuensinya, beban pajak yang diakui dalam laporan rugi


laba bukan hanya PPh yang terutang sesuai SPT, tetapi juga
mempertimbangkan beban pajak tangguhan atau
penghasilan pajak tangguhan.

Selanjutnya dengan adanya beban/penghasilan pajak


tangguhan tersebut, berarti perusahaan harus mengakui
adanya kewajiban atau aktiva pajak tangguhan

TAX TRAINING HOUSE IKPI


REKONSILIASI FISKAL

BEDA TETAP
BEDA WAKTU
KOMERSIAL FISKAL
Perbedaan periode
•Bukan Objek Pajak
Penghasilan pengakuan penghasilan
•Dikenakan PPh Final
dan
alokasi pembebanan
Bukan Penghasilan Objek Pajak

Biaya Bukan Biaya

Bukan Biaya Biaya


Berpengaruh pada
tahun berjalan dan
Tahun mendatang

Berpengaruh pada tahun berjalan


TAX TRAINING HOUSE IKPI
• Biaya tertentu yg tidak dapat dibebankan
- Sumbangan, natura/kenikmatan
- Biaya utk mendapatkan penghasilan non obyek dan final

• Penghasilan yang non obyek


- Intercorporate dividen yg memenuhi syarat
- Bagian laba perusahaan modal ventura

• Penghasilan yang dikenakan PPh final


- Bunga tabungan / deposito
- Sewa Tanah / Bangunan

TAX TRAINING HOUSE IKPI


• Biaya diakui lebih cepat / lambat untuk tujuan fiskal dibandingkan
komersial
- Perbedaan masa manfaat aktiva tetap atau metode penyusutan

• Pendapatan komersial telah diakui – fiskal belum diakui


- Bagian laba anak perusahaan (equity method)

• Beban komersial telah diakui – fiskal belum diakui


- Cadangan piutang tak tertagih

• Pendapatan komersial diakui proporsional – fiskal saat diterima


- Keuntungan sale & lease back

• Biaya komersial diakui proporsional – fiskal saat dibayar


- Biaya financial lease

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Contoh 1 : Penyusutan

2010 2011 2012 2013 Jumlah


KOMERSIAL
Penghasilan 800 1200 1100 1000 4100
Biaya
- Lain-lain 500 600 400 600 2100
- Penyusutan 100 100 100 100 400
Laba 200 500 600 300 1600
PPh (25%) 50 125 150 75 400
FISKAL
Penghasilan 800 1200 1100 1000 4100
Biaya
- Lain-lain 500 600 400 600 2000
- Penyusutan 200 100 50 50 400
Laba 100 500 650 350 1600
PPh (25%) 25 125 162,5 87,5 400
Aktiva (Kewajiban)
Pajak Tangguhan -25 0 12,5 12,5 0

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Uraian 2010 2011 2012 2013

Laba Sebelum PPh 200 500 600 300


Taksiran PPh (Provision for Income Taxes)
- Beban Pajak Kini (current tax expenses) (25) (125) (162.5) (87.5)
- Beban Pajak Tangguhan (deffered tax expenses) (25) - - -

- Penghasilan Pajak Tangguhan (deffered tax income) - - 12.5 12.5


- Beban Pajak (tax expense) (50) (125) (150) (75)

Laba Setelah PPh 150 375 450 225

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Uraian 2010 2011 2012 2013
Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr
Beban Pajak 50.0 125.0 150.0 75.0
Aktiva Pajak Tangguhan 12.5 12.5
Kewajiban Pajak Tangguhan 25.0
PPh Terutang 25.0 125.0 162.5 87.5

Penyajian dalam Neraca


Uraian 2010 2011 2012 2013
Saldo Awal (Kewajiban)/Aktiva - (25.0) (25.0) (12.5)
Aktiva Pajak Tangguhan - - 12.5 12.5
Kewajiban Pajak Tangguhan (25.0) - - -
Saldo Akhir (Kewajiban)/Aktiva (25.0) (25.0) (12.5) -

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Contoh 2 : Rugi Fiskal

2010 2011 Jurnal Akuntansi Dr Cr


KOMERSIAL 2010
Penghasilan 800 1200 Aktiva Pjk Tangguhan 50
Biaya 1200 1000 Pengh Pjk Tangguhan 50
Rugi (400) 200 2011
Koreksi Beda Tetap 200 200 Beban Pajak 100
(200) 400 Aktiva Pjk Tangguhan 50
PPh (25%) 0 100 PPh Terutang 50
FISKAL
Penghasilan 800 1200
Biaya 1000 800
Rugi (200) 400
Kompensasi Rugi 0 (200)
Pengh Kena Pajak (200) 200
PPh (25%) 0 50
Aktiva Pjk Tangguhan 50 (50)

TAX TRAINING HOUSE IKPI


• Tentukan Beda Waktu dalam Rekonsiliasi Fiskal

• Pisahkan Beda Waktu Koreksi positif & Koreksi negatif


-Koreksi positif x tarif = Aktiva Pajak Tangguhan
-Koreksi negatif x tarif = Kewajiban Pajak Tangguhan
-Rugi Fiskal x tarif = menambah Aktiva Pajak Tangguhan
-Kompensasi Rugi Fiskal x tarif = mengurangi Aktiva Pajak Tangguhan

• Tentukan aktiva/kewajiban pajak tangguhan netto


Aktiva pajak tangguhan = penghasilan pajak tangguhan
Kewajiban pajak tangguhan = beban pajak tangguhan

• Tentukan provision for income tax (beban pajak)


PPh terutang + beban pajak tangguhan = beban pajak
PPh terutang – pengh pajak tangguhan = beban pajak

TAX TRAINING HOUSE IKPI


PENYUSUTAN FISKAL (Pasal 11)

Tarif penyusutan
Kelompok Masa
Harta Berwujud Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun
I.
Bukan bangunan
Kelompok 1
4 tahun 25 % 50%
Kelompok 2
8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3
Kelompok 4 16 tahun 6,25% 12,5%
20 tahun 5% 10%
II.
Bangunan
Permanen
20 tahun 5% -
Tidak Permanen
10 tahun 10% -

Nilai Sisa Buku


Dasar Penyusutan Harga Perolehan
Fiskal Awal Tahun

TAX TRAINING HOUSE IKPI


PENYUSUTAN FISKAL (Pasal 11)

a. Nilai residu tidak diakui. (Diakhir masa manfaat,


susutkan sekaligus)

b. Tanah tidak disusutkan.

c. Aktiva Tetap yang diperoleh sebelum tahun 2001, pada


tahun perolehannya disusutkan setahun penuh.

d. Aktiva tetap yang diperoleh sejak 1 Januari 2001, pada


tahun perolehannya, disusutkan mulai bulan perolehan.

e. Pengelompokkan aktiva tetap sesuai masa manfaatnya


diatur di PMK 96/PMK.03/2009.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


AMORTISASI FISKAL (Pasal 11A)

Tarif penyusutan
Kelompok Masa
Harta Tak Berwujud Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun

Kelompok 1
Kelompok 2 4 tahun 25 % 50%
Kelompok 3 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 4 16 tahun 6,25% 12,5%
20 tahun 5% 10%

Nilai Sisa Buku


Dasar Penyusutan Harga Perolehan
Fiskal Awal Tahun

TAX TRAINING HOUSE IKPI


AMORTISASI FISKAL (Pasal 11A)

a. Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran.

b. Untuk harta tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak


tercantum pada kelompok masa manfaat yang ada, maka
menggunakan masa manfaat yang terdekat.

c. Diatur pula amortisasi untuk biaya-biaya tertentu :


- Biaya pendirian dan biaya perluasan modal
- Biaya Pra Operasi
- Biaya memperoleh hak dibidang penambangan minyak dan gas
bumi
- Biaya memperoleh hak dibidang penambangan selain minyak
dan gas bumi

TAX TRAINING HOUSE IKPI


PENILAIAN HARTA (Pasal 10)
No Transaksi Penilaian Harta
Nilai Jual Nilai Perolehan
1 Ada Hub Istimewa Seharusnya Diterima Seharusnya Dikeluarkan
Jual Beli
Tidak Ada Hub Sesungguhnya
Istimewa Diterima Sesungguhnya Dikeluarkan
Nilai Jual Nilai Perolehan
2 Tukar Menukar Seharusnya Diterima Seharusnya Dikeluarkan
(harga pasar) (harga pasar)
Nilai Pengalihan Nilai Perolehan
3 Restrukturisasi usaha - umum Seharusnya Diterima Seharusnya Dikeluarkan
Ilikuidasi, peleburan dll) (harga pasar) (harga pasar)

Restrukturisasi usaha - tertentu Nilai Buku Nilai Buku


PMK 43/PMK.03/2008

4 Warisan Nilai Buku

5 Hibah, bantuan sumbangan (ps. 4 (3.a.) UU PPh


- Bukan obyek pajak Nilai Buku Nilai Buku
- obyek pajak Nilai Pasar Nilai Pasar

Harta sebagai setoran modal Nilai Pasar Nilai Pasar

6 Persediaan dinilai berdasarkan nilai perolehan dengan metode FIFO atau Rata2
TAX TRAINING HOUSE IKPI
Sewa Guna Usaha (Leasing)
KMK 1169/KMK 01/1991

 Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan


pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Ketentuan Umum
 Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau
perusahaan sewa-guna-usaha yang telah
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan
melakukan kegiatan sewa-guna-usaha.
 Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan
dari Lessor
 Opsi adalah hak Lessee untuk membeli barang
modal yang disewa-guna-usaha atau
memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-
guna-usaha

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Finance Lease
a. Jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama
masa sewa-guna-usaha pertama ditambah
dengan nilai sisa barang modal, harus dapat
menutup harga perolehan barang modal dan
keuntungan lessor;
b. Masa sewa-guna-usaha ditetapkan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal
Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal
Golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk
Golongan bangunan → Tunduk Pada
Ketentuan Pasal 11 UU PPh
c. Perjanjian sewa-guna-usaha memuat
ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
TAX TRAINING HOUSE IKPI
Operating Lease
 Jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa
sewa-guna-usaha pertama tidak dapat menutupi
harga perolehan barang modal yang disewa-guna-
usahakan ditambah keuntungan yang diperhitungkan
oleh lessor;
 Perjanjian sewa-guna-usaha tidak memuat
ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


Sewa Guna Usaha

Finance Lease Operating Lease


(Dengan Hak Opsi) (Tanpa Hak Opsi)

Dikecualikan dari
Terhutang PPN
Pengenaan PPN

TAX TRAINING HOUSE IKPI


FINANCE LEASE - Perlakuan PPh LESSOR

Penghasilan lessor yang dikenakan PPh adalah sebagian dari


pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa
imbalan jasa sewa guna usaha

lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang


disewa-guna-usahakan dengan hak opsi

dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan
Dirjen Pajak melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan pihak lessor

lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang


dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah
2,5% dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang sewa-guna-usaha
dengan hak opsi

kerugian yang diderita karena piutang sewa-guna-usaha yang nyata-nyata


tidak dapat ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang
ragu-ragu yang telah dibentuk pada awal tahun pajak yang bersangkutan
TAX TRAINING HOUSE IKPI
FINANCE LEASE - Perlakuan PPh LESSOR

dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu


tersebut tidak atau tidak sepenuhnya dibebani
untuk menutup kerugian dimaksud maka sisanya
dihitung sebagai penghasilan, sedangkan apabila
cadangan tersebut tidak mencukupi maka
kekurangannya
dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan
dari penghasilan bruto.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


FINANCE LEASE - Perlakuan PPh LESSEE

selama masa sewa-guna-usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan


atas barang modal yang disewa-guna-usaha, sampai saat lessee
menggunakan hak opsi untuk membeli

setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal


tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah
nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan

pembayaran sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee


kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa-guna-usaha
tersebut memenuhi ketentuan

dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan
dalam Pasal 3 Keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi
atas pembebanan biaya sewa-guna-usaha.
TAX TRAINING HOUSE IKPI
FINANCE LEASE - Perlakuan PPh LESSEE

Lessee tidak memotong PPh Pasal 23


atas pembayaran
sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang
berdasarkan
perjanjian sewa-guna-usaha dengan hak opsi.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


OPERATING LEASE - Perlakuan PPh LESSOR

seluruh pembayaran sewa-guna-usaha tanpa hak opsi


yang diterima atau diperoleh lessor merupakan
obyek Pajak Penghasilan

lessor membebankan biaya penyusutan atas


barang modal yang disewa-guna-usahakan tanpa
hak opsi, sesuai dengan ketentuan Pasal 11
Undang-undang Pajak Penghasilan 1984 beserta
peraturan pelaksanaannya.

TAX TRAINING HOUSE IKPI


OPERATING LEASE - Perlakuan PPh LESSEE

pembayaran sewa-guna-usaha tanpa hak opsi yang


dibayar atau terutang oleh lessee adalah
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

lessee wajib memotong PPh Pasal 23


atas pembayaran sewa-guna-usaha tanpa hak opsi
yang dibayarkan atau terutang kepada lessor

TAX TRAINING HOUSE IKPI

Anda mungkin juga menyukai