Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN PESERTA DIDIK

Secara etimologis, siswa bahasa Arab disebut Bentuk jamak dari tilmidzi adalah talamid, artinya
"murid", artinya "adalah". "Orang-orang yang menginginkan pendidikan". Juga dikenal sebagai
bahasa Arabuntuk istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, artinya "mencari". artinya adalah
“orang yang mencari ilmu.”
Peserta didik adalah peserta didik yang diberi ilmu pengetahuan, atau orang yang mengalami
perubahan dan perkembangan, yang masih sangat membutuhkan orientasi dan orientasi dalam
pengembangan kepribadian dan dalam rangka pembentukan proses pendidikan. Dengan kata
lain, murid adalah individu yang mengalami masa perkembangan atau pertumbuhan baik jasmani
maupun rohani. Seorang peserta didik adalah siapa saja yang terus berkembang sepanjang
hidupnya. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan anak didik selalu
mengarah pada kedewasaan, dimana segala sesuatu terjadi berkat bantuan dan bimbingan
pendidik. Siswa atau peserta didik merupakan salah satu komponen manusia yang sentral dalam
belajar mengajar, siswa adalah subjek dan pusat perhatian. Dalam belajar mengajar, peserta didik
yang ingin mencapai tujuannya memiliki tujuan dan ingin mencapainya secara optimal.
Pembelajar akan menjadi faktor yang “menentukan”, sehingga ia memerlukan dan dapat
mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran, itulah
sebabnya siswa atau mahasiswa mempelajari mata pelajaran

PENGERTIAN PESERTA DIDIK MENURUT PARA AHLI

Abu Ahmadi juga menulis tentang pengertian peserta didik, peserta didik adalah anak-anak yang
belum dewasa yang membutuhkan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain tumbuh untuk dapat
memenuhi tanggung jawab mereka Ciptaan Tuhan sebagai manusia, warga negara, anggota
dalam masyarakat dan sebagai pribadi atau individu. (Hamadi, 2001)
Menurut George R. Knight, dilanjutkan dengan Abd. Rahman Assegaf dalam bukunya Filsafat
Pendidikan Islam, Murid atau Santri dilihat sebagai anak yang aktif, bukan anak yang pasif
hanya menunggu guru mengisi otaknya dengan berbagai informasi.Siswa adalah anak yang
dinamis yang secara alami ingin belajar dan akan belajar jika mereka tidak putus asa Berharap
untuk pelajaran dari seseorang yang berwenang atau orang dewasa yang untuk memaksakan
kehendak dan tujuannya pada mereka. Dalam hal ini Dewey Sebutkan bahwa anak tersebut
sudah memiliki potensi aktif. Berbicara Pendidikan berarti berbicara tentang hubungan antara
tindakan dan hadiah bimbingan kepadanya. (Assegaf)
Peserta didik adalah obyek (obyek) dan subyek sekaligus pendidikan

HAKIKAT PESERTA DIDIK


Siswa merupakan salah satu komponen sistem pendidikan Islam. Peserta didik adalah bahan
mentah dalam apa yang disebut proses transformasi Pendidikan. Tidak seperti komponen lain
dari sistem pendidikan karena kita Terimalah bahwa "bahan" ini setengah jadi, sedangkan
komponen lain bisa dirancang sesuai dengan fasilitas dan kebutuhan yang ada. Peserta didik
secara formal adalah orang-orang yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan,
baik secara fisik maupun mental pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis merupakan
ciri khas seorang peternak yang membutuhkan bimbingan seorang pelatih.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha untuk maju melalui proses pendidikan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Syamsul Nizar 15 menjelaskan enam kriteria siswa,
yaitu:

1. Siswa bukanlah orang dewasa kecil, mereka memiliki dunianya sendiri. Hal ini sangat penting
untuk dipahami, agar perlakuan mereka dalam proses pendidikan tidak sama dengan pendidikan
orang dewasa, baik dari segi metode pengajaran, materi yang akan diajarkan, materi yang akan
digunakan, dll.
2. Siswa memiliki masa perkembangan dan pertumbuhan. Pemahaman ini mutlak diperlukan
untuk menyesuaikan kegiatan pendidikan Islam dengan pertumbuhan dan perkembangan yang
biasa dilalui oleh setiap peserta didik. Hal ini sangat masuk akal, karena tingkat prestasi siswa
ditentukan oleh faktor usia dan potensi perkembangan atau pertumbuhan yang mereka miliki.

3. Siswa adalah orang yang memiliki kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang harus
dipenuhi. Kebutuhan tersebut antara lain; kebutuhan biologis, keterikatan, keamanan, harga diri,
aktualisasi diri, dll. Semua ini penting untuk dipahami oleh guru agar tugas pedagogiknya dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
4. Peserta didik adalah makhluk Tuhan dengan perbedaan individual yang disebabkan oleh
keduanya faktor keturunan dan faktor lingkungan. Dari sudut pandang seorang guru, sangat
penting untuk memahami perbedaan individu siswa. Karena itu adalah pendekatan yang harus
diadopsi oleh guru

5. Siswa adalah dua unsur jasmani dan rohani, unsur jasmani adalah kekuatan jasmani
yang menginginkan pelatihan dan sosialisasi dengan proses pelatihan unsur spritual memiliki
daya nalar, nurani dan nalar Untuk mempertajam daya nalar, proses pendidikan harus bertujuan
untuk mempertajam daya intelektual dengan bantuan ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk
mengasah daya rasa dapat dicapai melalui pendidikan akhlak dan ibadah. Konsep ini
mengandung arti bahwa proses pendidikan Islam harus dilakukan dengan cara memperhatikan
peserta didik secara utuh.
6. Peserta didik adalah manusia dengan potensi alamiah yang dapat dikembangkan dan
dikembangkan secara dinamis. Di sini tugas pendidik adalah membantu membentuk dan
mengarahkan perkembangan itu dalam arti tujuan pendidikan yang diinginkan, tanpa
meninggalkan tugas-tugas kemanusiaannya; baik secara vertikal maupun horizontal.

AKHLAK PESERTA DIDIK


Asma Hasan Fahmi yang dikutip Abudin Nata menyebutkan ada lima akhlak yang harus dimiliki
seorang murid, yaitu:
18
1. Murid pertama-tama harus membersihkan hatinya dari kotoran dan masalah psikologis belajar
karena belajar adalah ibadah yang tidak sah kecuali hati yang murni Kesucian badan dapat
dicapai dengan membuang sifat-sifat tercela seperti iri hati, amarah, keserakahan, kesombongan,
tipu daya, kesombongan dan mementingkan diri sendiri, kemudian mempercantik diri dengan
akhlak mulia seperti keadilan, takwa, ikhlas, bertapa dan rendah hati. . dan lucu
2. Sebagai santri hendaknya bertujuan menghiasi jiwanya dengan kebajikan, mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan tidak mengejar gengsi dan status.
3. Siswa harus stabil dalam memperoleh pengetahuan dan bersedia melakukan perjalanan.
Bahkan jika dia ingin pergi ke tempat yang jauh untuk mencari guru, dia tidak perlu ragu untuk
melakukannya. Dia juga menyarankan untuk tidak ragu-ragu. Disarankan juga untuk tidak sering
berganti guru. Jika situasi menuntut, dia bisa menunggu hingga dua bulan sebelum mendapatkan
seorang guru.
4. Ppeserta didik harus menghormati guru dengan berbagai cara.
5. Peserta didik harus belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun belajar.

Dalam psikologi perkembangan dikatakan bahwa periodisasi manusia dalam


Pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima langkah, yaitu: 19
1. Fase menyusui (usia 0-2 tahun), biasa disebut fase neonatal, dimulai sejak lahir Sekitar dua
tahun. Pada tahap ini individu tidak memiliki kesadaran dan kekuatan Secara intelektual, ia
hanya dapat menyerap rangsangan biologis dan psikologis dari air susu ibunya.

َ ‫ع ٰلْٓى ا َ ْنفُ ِس ِه ْۚ ْم اَلَسْتُ ِب َر ِبكُ ْۗ ْم قَالُ ْوا بَ ٰل ۛى‬


‫ش ِهدْنَا ۛا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َم ْالق ِٰي َم ِة اِ َّنا‬ ْ ْۢ َ‫َواِذْ ا َ َخذَ َربُّك‬
ْ ‫مِن بَنِ ْْٓي ٰادَ َم‬
ْ َ ‫مِن ظُ ُه ْو ِر ِه ْم ذ ُ ِريَّت َ ُه ْم َوا‬
َ ‫ش َهدَهُ ْم‬
َ‫ع ْن ٰهذَا ٰغ ِف ِليْن‬ َ ‫كُنَّا‬

172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam
keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Oleh karena itu, proses latihannya yaitu melalui adzan di telinga kanan dan qomah di telinga
kiri, adzan dan iqomah seperti password.untuk membuka sistem saraf spiritual agar anak
mengingat dunia spiritual yang dijanjikan oleh Allah SWT (Q.S Al – A’raf:172), Akikah
menyembelih dua kambing untuk jantan dan satu kambing untuk betina. Operasi ini bertujuan
untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT dan sebagai simbol kepedulian dan
pengorbanan orang tua atas kelahiran buah hati mereka sehingga kelak dapat lahir. adalah anak
yang saleh dan saleh, memberikan nama yang baik agar ia selalu berharap untuk memiliki
perilaku yang baik. Biasakan hidup bersih, sehat dan suci, berikan ASI sampai usia dua tahun
serta makanan dan minuman halal yang bergizi.
2. Tahap latihan fisik dan panca indera (usia 2-12 tahun), biasa disebut masa kanak-kanak
(althifl/shabi), pada tahap ini anak memiliki kesempatan biologis, pendidikan dan psikologis.
Oleh karena itu, dalam fase ini perlu adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan, pengajaran dan
pelatihan yang disesuaikan dengan bakat (QS Ar-rum:30), bunga (QS al-Kahfi:29)
kapasitasnya (Hud:93).
a. (QS AR RUM: 30)
‫ِين َوجْ َهكَ فَأَقِ ْم‬ ْ ‫ّلل ف‬
ِ ‫ِط َرتَ ْۚ َحنِيفًا لِلد‬ ِ َّ ‫ط َر ٱلَّتِى ٱ‬
َ َ‫اس ف‬
َ ‫علَ ْي َها ٱل َّن‬
َ ْۚ ‫ق ت َ ْبدِيلَ َل‬ ِ َّ ‫اس أ َ ْكث َ َر َو ٰلَك َِّن ٱ ْلقَ ِي ُم ٱلدِي ُن ٰذَلِكَ ْۚ ٱ‬
ِ ‫ّلل ِلخ َْل‬ ِ َّ‫يَ ْعلَ ُمونَ َل ٱلن‬

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

b. bunga (QS al-Kahfi:29)


‫شا ْٓ َء فَ َمن ۖ َّر ِبكُ ْم مِن ٱ ْل َح ُّق َوقُ ِل‬
َ ‫شا ْٓ َء َو َمن فَ ْليُؤْ مِن‬ َّ ٰ ‫َارا لِل‬
َ ‫ظ ِلمِينَ أ َ ْعتَدْنَا ِإنَّا ْٓ ْۚ فَ ْل َي ْكفُ ْر‬ ً ‫طن‬َ ‫ِب َمآْء يُغَاثُوا َي ْستَغِيثُوا َو ِإن ْۚ سُ َرا ِدقُ َها ِب ِه ْم أ َ َحا‬
ْ ْ ْ
‫س ْۚ ٱل ُو ُجوهَ يَش ِوى َكٱل ُم ْه ِل‬ ْ
َ ‫اب بِئ‬ َّ ‫ت ٱل‬
ُ ‫ش َر‬ ْٓ
ْ ‫سا َء‬ ً
َ ‫ُم ْرتَفَقا َو‬

Artinya: Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

c. kapasitasnya (Hud:93).
‫علَ ٰى ٱ ْع َملُوا َو ٰ َيقَ ْو ِم‬ َٰ ۖ ‫ف‬
َ ‫عمِل ِإنِى َمكَانَتِكُ ْم‬ َ َ‫عذَاب َيأْتِي ِه َمن ت َ ْعلَ ُمون‬
َ ‫س ْو‬ َ ‫َرقِيب َم َعكُ ْم ِإنِى َوٱ ْرت َ ِقب ُْٓوا ۖ ٰ َكذِب ه َُو َو َم ْن يُ ْخ ِزي ِه‬

Artinya: Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya
akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun
menunggu bersama kamu".

3. Fase pembentukan hakikat pendidikan agama (usia -12-20 tahun). Tahapan ini biasanya
disebut Tamyiz, ini adalah tahap dimana anak mulai membedakan baik dan buruk, benar dan
salah, tahap Baligh (disebut juga Mukallaf) dimana dia diwajibkan memikul beban taklif oleh
Allah SWT.
4. Tahap Kedewasaan (Usia 20-30 tahun) Pada tahap ini anak sudah dewasa, oleh karena itu
dewasa dalam arti yang sebenarnya meliputi kematangan biologis, psikologis, sosial dan religius.
Pada tahap ini, mereka sudah matang untuk bertindak, bersikap dan mengambil keputusan untuk
menentukan masa depan mereka sendiri. Oleh karena itu, proses pendidikan harus
mempertimbangkan penentuan pasangan dengan sifat-sifat ideal (ideal) agama, ekonomi,
masyarakat, dll. (H.R. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)
5. Tahap Kebijaksanaan (Usia 30 - Meninggal) Tahap ini biasanya disebut tahap mendekati
kematian
Tingkat azm al 'umr (lansia) atau syuyukh (tua). Pada titik ini manusia telah menemukan jati
dirinya yang sebenarnya, sehingga tindakannya sarat dengan kearifan yang dapat memberikan
keteduhan dan perlindungan kepada orang lain. Proses pendidikan dapat dilakukan dengan
mengingatkan mereka untuk bersedekah atau zakat jika lupa (QS. Ali Imran:92) dan
mengingatkan harta benda dan anak-anak yang harus selalu mereka dedikasikan untuk agama,
negara dan masyarakat sebelum kematian merek
(QS ALI IMRAN : 92)
‫ع ِليْم‬
َ ‫ّٰللا بِ ٖه‬ َ ‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتّٰى ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما تُحِ ب ُّْونَ َْۗو َما ت ُ ْن ِفقُ ْوا م ِْن‬
َ ّٰ ‫ش ْيء فَا َِّن‬
Terjemahan

”Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha
Mengetahui. “

ETIKA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Etika peserta didik dalam pendidikan Islam harus dilaksanakan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembelajaran, al Ghazali merumuskan sebelas tugas peserta didik, yaitu:
20
1. Belajar beribadah kepada Allah SWT disertai Takaruh kepada Allah SWT sehingga dalam
kehidupan sehari-hari para murid harus membersihkan jiwanya dari akhlak yang rendah dan sifat
yang hina.
2. Kemunduran tren sekuler dibandingkan dengan urusan Uhrawi. Kualitas ideal adalah
menjadikan dua dimensi kehidupan (dunia - bawah) sebagai alat penting untuk menunaikan
amanat-Nya, baik secara vertikal maupun horizontal.
3. Rendah hati (mandiri) meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan guru,
memperhatikan petunjuk dan mengendalikan emosi.
4. Memegang pemikiran dan konflik yang muncul dari arus yang berbeda. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk melihat berbagai konflik dan perbedaan pendapat sebagai dinamika
yang bermanfaat untuk mendorong diskusi intelektual, agar tidak saling menyalahkan dan
mengaku sebagai orang yang benar
5. Mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat, dan ilmu-ilmu umum dan agama.
6. Belajar secara bertahap atau bertahap, dimulai dengan pelajaran yang mudah (konkret) untuk
pelajaran yang sulit (ringkasan); atau dari ilmu yang fardhu 'ain menuju ilmu yang fardhu
kifayah.
7. Pelajarilah ilmu sampai tuntas kemudian lanjutkan ke ilmu lainnya. Dengan demikian siswa
memiliki pengetahuan yang mendalam.
8. Memahami nilai ilmiah dari informasi yang dipelajari. 33
9. Mengutamakan ilmu Diniyah di atas ilmu sekuler.
10. Mengenali nilai-nilai pragmatis sains, yaitu sains yang dapat bermanfaat, membahagiakan,
sejahtera dan memberikan rasa aman di dunia dan akhirat, baik bagi diri sendiri maupun bagi
manusia pada umumnya.

ETIKA PESERTA DIDIK MENURUT IBN MISKAWAIH

Ibnu Miskawaih menyebutkannya agar para murid mengetahui keridhaan Allah


Ketika mempelajari SWT, siswa harus dapat memahami etika, apa yang harus
didedikasikan sesuai dengan ajaran Islam, termasuk 31:

A) Setiap murid harus membersihkan hatinya dari kenajisan sebelum mempelajari ilmu.
B)Murid harus berusaha untuk menghiasi pikiran
sifat-sifat mulia dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan jangan menyombongkan diri.
C) Siswa tidak boleh meremehkan informasi - informasi yang dia tidak tahu atau mengerti, tetapi
dia harus berbagi semua informasi - informasi yang sesuai dan mengikat baginya.dia yaitu
Jangan biarkan siswa mengikuti teman bodoh yang mengkritik sains, tanpa mengetahui apa yang
dikritik dan dipuji tentangnya.
D) Janganlah seorang peserta didik mengikuti teman - teman yang bodoh dalam mengecam
sebuah ilmu, tanpa mengetahui pa yang patut dicela dan dipuji tentangnya
E) Siswa menyapa guru terlebih dahulu saat bertemu atau di kelas.
F)Setelah siswa memilih pendidik (guru) yang tepat, dia harus
belajar dengan sabar dan istiqomah dengan guru.
G.) Mengikuti petunjuk pendidik (pengajar) kecuali itu adalah perintah kemaksiatan.
H. ) Siswa harus berusaha hadir di majelis di hadapan pendidik atau guru.
I) peserta didik harus berteman dengan mereka yang berkarakter baik dan berhati mulia.
J). peserta didik harus menjauhi teman-teman yang malas dan tidak mau belajar

Daftar Pustaka

Rohmaniyah, Vivid. "Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam." (2021).

Saputra, M. Indara. "Hakekat pendidik dan peserta didik dalam pendidikan Islam." Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam 6.2 (2015): 231-251.

Maghfiroh, Lailatul. "Hakikat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam." MIDA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam 2.2 (2019): 21-36.

Alwi, M. Basori. "Etika Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Perspektif Al Ghozali Dan Ibn Miskawaih."
Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam 17.02 (2021): 152-163.

Abstrak
Hakikat seorang pendidik dalam hubungannya dengan pendidikan Islam adalah mendidik dan
sekaligus mengajar menurut ilmunya sendiri. Secara umum, guru adalah orang yang memiliki
tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik terbatas dalam hal ini adalah guru di sekolah. Padahal
gurunya adalah guru yang baik. Hakikat pendidik adalah Allah SWT yang mengajarkan ilmu
kepada manusia dan manusia juga memiliki kewajiban untuk mewariskan ilmu tersebut kepada
orang lain demi kemaslahatan umat. Hakikat peserta didik adalah individu yang terpuaskan
dengan kebutuhan pengetahuan, sikap dan perilaku karena peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran. Guru dan
Peserta Didik dalam Pendidikan Agama Islam Peserta didik adalah manusia yang memiliki
potensi kecerdasan (kodrat) krusial yang dapat dikembangkan dan dikembangkan secara
dinamis, antara lain; Kecerdasan Intelektual (IQ), Hati (EQ) dan Ruhiyah (SQ). Pendidik
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didiknya, tidak cukup guru memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, tetapi juga etika yang harus digunakan seperti dll, karena saat ini cukup
banyak pendidik yang memiliki kriteria buruk.
Pendahuluan

Pendidik adalah bapak ruhani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan
jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena
itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam agam Islam. Dalam ajaran Islam pendidik
disamakan ulama yang sangatlah dihargai kedudukanya Menurut al-Ghazali (1991: 22) pendidik
merupakan maslikhul kabir. Bahkan dapat dikatakan pada satu sisi, pendidik mempunyai jasa
lebih dibandingkan kedua orang tuanya. Lantaran kedua orang tuanya menyelamatkan anaknya
dari sengatan api neraka dunia, sedangkan pendidik menyelamatkan dari sengatan api neraka.
Menurut Hasan Langgulung (1994: 19), kedudukan pendidik dalam pendidikan islam ialah orang
yang memikul tanggung jawab membimbing. Orang yang bertanggung jawab dalam
membimbing, mengarahkan dan mendidik peserta didik. Oleh karena fungsinya sebagai
pengarah dan pembimbing dalam pendidikan, maka keberadaan pendidik sangat diperlukan
dalam pendidikan islam.
Peserta didik adalah peserta didik yang diberi ilmu pengetahuan, atau orang yang mengalami
perubahan dan perkembangan, yang masih sangat membutuhkan orientasi dan orientasi dalam
pengembangan kepribadian dan dalam rangka pembentukan proses Pendidikan. Siswa atau
peserta didik merupakan salah satu komponen manusia yang sentral dalam belajar mengajar,
siswa adalah subjek dan pusat perhatian. Dalam belajar mengajar, peserta didik yang ingin
mencapai tujuannya memiliki tujuan dan ingin mencapainya secara optimal. Pembelajar akan
menjadi faktor yang “menentukan”, sehingga ia memerlukan dan dapat mempengaruhi segala
sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
Pendidikan adalah suatu proses penyesuaian individu-individu terusmenerus terhadap
nilai budaya dan cita-cita masyarakat. Pendidikan merupakan proses yang komprehensif,
mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mempersiapkan seseorang agar mampu mengatasi
segala tantangan. Pendidikan juga diartikan usaha sadar yang berikan oleh keluarga, masyarakat
dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai