Nim : PO5303241210167
Kelas : 2B
Tugas : Mikrobiologi Pangan_Pertumbuhan Mikroganisme.
Pertumbuhan Mikroganisme
3. Kinetika Pertumbuhan dan Aktivitas Protease Isolat 36k dari Sedimen Ekosistem
Mangrove, Karimunjawa, Jepara.
Pertumbuhan bakteri isolat 36K memiliki Fase lag (adaptasi) pada waktu kultivasi
jam ke-0 hingga jam ke-4. Sedangkan pada jam ke-6 hingga jam ke-30, isolat 36K telah
memasuki fase logaritmik (eksponensial) yang dicirikan dengan adanya pertumbuhan
yang siknifikan. Pada waktu pertumbuhan jam ke-30 diperoleh nilai OD sebesar
1,939±0,0125 dengan berat kering biomassa bakteri sebesar 1,325±0,043 mg.ml-1, laju
pertumbuhan spesifik (µ) sebesar 0,1446 jam-1, jumlah generasi 8,7609 dan waktu
generasi 4,794 jam. Selanjutnya waktu pertumbuhan jam ke-36 hingga jam ke-42, sel
isolat 36K mengalami fase pertumbuhan yang relatif tetap yaitu memasuki fase stasioner.
Berikutnya adalah fase kematin pada jam ke-42 hingga jam ke-48, terjadi penurunan laju
pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan materi pertumbuhan seperti vitamin dan
unsur mineral.(Setyati et al., 2015)
5. Biodegradasi Limbah Cair Tahu Dari Mikroorganisme Indigen Sebagai Bahan Ajar
Mikrobiologi Lingkungan Di Perguruan Tinggi.
Hasil penelitian isolat A/F dengan waktu inkubasi 6 hari diperoleh hasil: Protein
(1,206- 0,191), Amilum (3,651-1,255), pH (4,35-6,25), BOD (352,737-125,095), COD
(474-150). Sedangkan isolat M diperoleh hasil: protein (1,189-0,402), amilum (3,488-
1,934), pH (4,35-6,2), BOD (352,737- 216,152), COD (474-186). Volume starter 5% dan
waktu inkubasi 6 hari diperoleh hasil: amilum (3,46 mg/l-1,48 mg/l), protein (1,27 mg/l-
0,19 mg/l), pH (4,35-6,5), BOD (318 mg/l-125 mg/l), COD (450 mg/l-180 mg/l).
Kesimpulan hasil penelitian, yaitu: Perlakuan variasi volume starter 5% dan waktu
inkubasi 6 hari, efisien mereduksi amilum, protein, menaikkan pH, menurunkan BOD dan
COD.(Tinggi, 2002)
7. Akumulasi Streptococcus Mutans Pada Basis Gigi Tiruan Lepasan Plat Nilon
Termoplastik Dan Resin Akrilik.
Uji LSD (Least Significant Deference) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
perbedaan yang ada pada tiap-tiap perlakuan yang dibandingkan dengan nilai sig yang di
dapat. Dari hasil analisa dengan LSD menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
jumlah bakteri pada nilon termoplastik 24 jam dengan kontrol I dengan nilai signifikan
0,000 (p<0,05), nilon termolastik 24 jam dengan nilon termoplastik 48 jam dengan nilai
signfikan 0,046 (p<0,05), nilon termoplastik 24 jam dengan kontrol II dengan nilai
signifikan 0,000 (p<0,05). Kontrol I dengan nilon termoplastik 48 jam dengan nilai
signifikan 0,000 p< 0,05. Kontrol I dengan kontrol II dengan nilai signifikan 0,003
(p<0,05), nilon termoplastik 48 jam dengan kontrol II dengan nilai signifikan 0,000 (p<
0,05).
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan jumlah
bakteri Streptococcus mutans pada basis gigi tiruan lepasan plat nilon termoplastik
dibandingkan dengan resin akrilik heat cured dengan lama kontak 48 jam. Jumlah bakteri
pada nilon termoplastik lebih sedikit yaitu mempunyai nilai rata-rata dua bakteri,
sedangkan pada resin akrilik diperoleh rata-rata 17 bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lama gigi tiruan berkontak dengan bakteri, maka akan semakin banyak jumlah
bakteri berkembang biak. Waktu merupakan fase yang dibutuhkan bakteri untuk
membelah diri dan lama waktu yang dibutuhkan tergantung dari jenis bakteri.(Wirayuni,
2017)
10. Identifikasi Keberagaman Bakteri Pada Lumpur Hasil Pengolahan Limbah Cat
Dengan Teknik Konvensional.
Bakteri yang didapat dari hasil identifikasi bakteri pada lumpur pengolahan limbah
cata adalah Bacillus subtilis, Bacillus licheneformis, Bacillus cereus, Bacillus
megaterium, dan Pseudomonas flourescens. Seluruh bakteri yang berasal dari seeding
mampu bertahan selama proses pengolahan limbah cat dan terdapat pula pada lumpur
hasil pengolahan limbah cat. Nilai waktu generasi (g) dan konstanta laju pertumbuhan (k)
untuk masing-masing bakteri adalah 44,67 menit dan 0,93 jam-1 untuk Pseudomonas
flourescens; 45,04 menit dan 0,92 jam-1 untuk Bacillus subtilis; 35 menit dan 1,17 jam-1
untuk Bacillus licheniformis; 18 menit dan 2,27 jam-1 untuk Bacillus WW7-12 cereus, 19
menit dan 2,18 jam-1 untuk Bacillus megaterium, serta 53 menit dan 0,79 jam-1 untuk
kultur campuran. Perbedaan nilai ini didasarkan pada kemampuan metabolisme masing-
masing bakteri.(Studi & Lingkungan, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Ashad, H., Nasution, A., Imran, I., & Soegiri, S. (2010). Degradasi Kekuatan Beton Akibat
Intrusi Mikroorganisme. Jurnal Teknik Sipil, 13(3), 151.
https://doi.org/10.5614/jts.2006.13.3.4
Mayanti, B., & Ariesyady. (2010). Identifikasi Keberagaman Bakteri Pada Commercial- Seed
Pengolah Limbah Cair Cat Identification of Commercial-Seed Bacteria for Paint. Jurnal
Teknik Lingkungan, 16(1), 52–61.
https://ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/2017/03/6_Bening-Volume-16-Nomor-1-
hlm.52-61.pdf
Setyati, W. A., Martani, E., Triyanto, T., & Zainuddin, M. (2015). Growth kinetics and
Protease Activity 36K Isolates Derived from Mangrove Ecosystem Sediment,
Karimunjawa, Jepara (Kinetika Pertumbuhan dan Aktivitas Protease Isolat 36k Berasal
dari Sedimen Ekosistem Mangrove, Karimunjawa, Jepara). ILMU KELAUTAN:
Indonesian Journal of Marine Sciences, 20(3), 163.
https://doi.org/10.14710/ik.ijms.20.3.163-169
Soga, T., Matsuda, T., & Hayashii, S. (2012). 曽我智美 1 )、松田 常美 1 )、林 純代
1)、田中 結語 2)、井上. 19(4), 37–40.
Studi, P., & Lingkungan, T. (2009). Pada Lumpur Hasil Pengolahan Limbah Cat
Identification of Bacterial Diversity in Waste Recycling Paint Sludge. Program,
15(April), 1–12.
Wijanarka, W., Soetarto, E. S., Dewi, K., & Indrianto, A. (2014). Kemampuan Fusan F1
Dalam Memproduksi Inulinase. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 16(2), 114.
https://doi.org/10.14710/bioma.16.2.114-118
Wirayuni, K. A. (2017). Akumulasi Streptococcus Mutans Pada Basis Gigi Tiruan Lepasan
Plat Nilon Termoplastik dan Resin Akrilik. Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 13(2),
28.