Anda di halaman 1dari 35

Me

nel
usu
Identitas Penulis Modul

Nama : Tim Sekolah Penggerak


Kelas/Fase : X/E
Sekolah : SMA Islam Diponegoro Surakarta
Tahun Penyusun : 2022

ii
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmad dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang
pertama dengan tema “Kearifan Lokal” dengan baik.Modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dengan tema “Kearifan Lokal” ini berisi informasi umum, Kompetensi Inti, serta lampiran
yang diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu acuan/pedoman bagi pembimbing maupun siswa
dalam melaksanakan tugas projek.
Agar pelaksanaan projek dapat direalisasikan dengan baik, maka perlu pemahaman yang
sama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk guru pembimbing dan siswa.Modul ini disusun sebagai acuan
pelaksanaan pemenuhan tugas projek pada Kurikulum Merdeka.Modul ini berisi hal-hal yang
berkaitan dengan uoaya guru pembimbing dan siswa dalam kegiatan projek, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan assesmen.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini.

Surakarta, Agustus 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………………………………………………………………………………….
i
IDENTITAS PENULIS
……………………………………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………………
iii
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………………………
………. iv
INFORMASI UMUM
……………………………………………………………………………………………………. 1
A. Sarana Prasarana
……………………………………………………………………………………………. 1
B. Target Peserta Didik
……………………………………………………………………………………….. 1
C. Relevansi tema dan Topik Projek untuk Sekolah
…………………………………………….. 1
KOMPONEN INTI
…………………………………………………………………………………………………………
2
A. Deskripsi Singkat Projek
…………………………………………………………………………………. 4
B. Dimensi dan Sub Elemen dari Profil Pelajar Pancasila ……………………………………..
5
C. Tujuan Spesifik untuk Fase Tersebut
………………………………………………………………. 6
D. Alur Kegiatan Projek Secara Umum
………………………………………………………………… 6
E. Assesmen
………………………………………………………………………………………………………..
7
F. Pertanyaan Pemantik
……………………………………………………………………………………… 15
G. Evaluasi dan Refleksi Peserta Didik dan Pendidik
……………………………………………. 15
LAMPIRAN
…………………………………………………………………………………………………………
……….. 17
A. Lembar Kerja Peserta Didik
……………………………………………………………………………… 17
B. Bahan Bacaan Pendidik dan Peserta Didik
……………………………………………………….. 18
C. Glosarium
…………………………………………………………………………………………………………
30
Daftar Pustaka
Estimasi Biaya dan Penganggaran Proyek

iv
INFORMASI UMUM

A. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain:
1. Gawai (gadget) bisa berupa handphone android, tablet, windows tablet, laptop dan
sebagainya.
2. Jaringan internet yang bagus.
3. Alat tulis
B. Target Peserta Didik
Target peserta didik adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 33 siswa.
C. Relevansi Tema dan Topik Projek untuk Sekolah
Tema projek yang kami pilih pada tema projek ketiga ini adalah Kearifan Lokal dengan topik
Penelusuran Budaya Haul sebagai Budaya Nasional. Relevansi atau hubungan tema dengan
topik projek yang diambil adalah projek ini bisa menghasilkan geberasi yang mampu
memahami orang lain dan lingkungan berdasarkan pada norma yang berkembang dalam
masyarakat dan sesuai dengan agama yang dianutnya. Serta dapat mengimplementasikan ilmu
yang diperoleh tentang budaya haul yang ada disekitar lingkungan sekolah, masyarakat, dan
bangsa.

KOMPONEN INTI

A. Deskripsi Singkat Projek


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kita ambil pada tahap satu ini dengan
mengambiltema Kearifan Lokan dengan topik .Penelusuran Budaya Haul sebagai Budaya
Nasional.
1. Pemilihan sub topik yang kami sampaikan kepada kelompok siswa untuk bisa dipilih
adalah:
a. Budaya Haul di Pasar Kliwon sebagai pemersatu bangsa
b. Budaya Haul di Pasar Kliwon menggerakkan roda perekonomian
c. Budaya Haul di Pasar Kliwon sebagai salah satu budaya nasional
2. Rencana Kegiatan Projek
RENCANA JADWAL KEGIATAN PROJEK SEKOLAH PENGGERAK
SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
(10-21 November 2022)
No Hari, tanggal Tahap Kegiatan
1. 29 Oktober 2022 Persiapan awal Rapat koordinasi awal tim inti Projek
Penguatan Profil Pelajaran Pancasila
2. 5 November 2022 Persiapan lanjut Rapat koordinasi lanjut tim inti Projek
Penguatan Profil Pelajaran Pancasila
3. 5 November 2022 Koordinasi Rapat koordinasi tim inti Projek Penguatan
Profil Pelajaran Pancasila dengan guru kelas
X
4. 12 November Koordinasi Penjelasan secara teknis kepada siswa
2022 mengenai Projek Penguatan Profil Pelajaran
Pancasila
5. 12 November Sosialisasi Pendalaman materi “Penelusuran Haul
2022 sebagai Budaya Nasional”
6. 14 November Tahap 1 (Perkenalan) Pembimbing memantapkan topik projek.
2022 Menyampaikan pertanyaan pemantik.
7. 15-16 November Tahap II (Eksplorasi) Mengikuti kegiatan Haul di Masjid Riyad
2022 Surakarta atau mengikuti streaming
8. 17 November Tahap III Siswa berimajinasi mencari solusi dari
2022 (Menggagas) permasalahan yang ada.
Siswa menentukan alternatif solusi dalam
mengatasi permasalahan.
Pemantapan dan pembahasan hasil.

9. 23 November Tahap IV (Tindak Siswa menyampaikan hasil projeknya,


2022 Lanjut) melakukan evaluasi, dan refleksi.
10. 26-27 November Tahap V ( Refleksi) Penilaian sumatif (Siswa presentasi dengan
2022 pembimbing dan penguji)
11. 10 Desember Gelar Karya Siswa menampilkan hasil projeknya dalam
2022 sebuah pameran

3. Tempat Projek
Tempat : Masjid Riyad Surakarta dan SMA Islam Diponegoro Surakarta
4. Hasil projek
a. Laporan Hasil Observasi
b. Produk ( berita, kliping, video, poster, atau film dokumenter)

B. Dimensi dan Sub Elemen dari Profil Pelajar Pancasila


Dimensi profil pelajar pancasila yang diambil dalam projek ini mengambil tema
Kearifan Lokal dengan topik Menelusuri Budaya Haul sebagai Budaya Nasional adalah
Dimensi Profil Elemen Profil Sub Elemen
a. Beriman, bertaqwa Akhlak beragama Pemahaman
kepada Tuhan Yang Agama/Kepercayaan
Maha Esa, dan Akhlak kepada manusia Mengutamakan
berakhlak mulia. persamaan dengan orang
lain dan menghargai
perbedaan.
b. Gotong Royong Kolaborasi Kerjasama
Kepedulian Tanggap terhadap
lingkungan sosial
c. Berkebhinekaan Global Refleksi dan bertanggung Menyelaraskan
jawab terhadap pengalaman perbedaan budaya
kebhinekaan
Berkeadilan sosial Aktif membangun
masyarakat yang
inklusif, adil, dan
berkelanjutan

C. Tujuan Spesifik untuk Fase Tersebut


Dengan pemberian tugas projek yang bertema Menelusuri Budaya Haul sebagai Budaya
Nasional diharapkan peserta didik mampu:
1. Peserta didik merefleksikan makna Haul dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan
antara Haul dengan budaya nasional.
3. Peserta didik belajar mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai
perbedaan.
4. Peserta didik belajar peduli dengan tanggap terhadap lingkungan sosial.
5. Peserta didik belajar merefleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman
kebhinekaasn dengan menyelaraskan perbedaan budaya
6. Peserta didik belajar berkeadilan sosial dengan aktif membangun masyarakat yang
inklusif, adil, dan berkelanjutan.

D. Alur Kegiatan Projek Secara Umum

1. Pengenalan 2. Kontekstualisasi 3. Aksi


Siswa diajak mengenali Siswa diajak untuk Siswa diajak
dan membangun mengamati, menggali, dan merumuskan peran
kesadaran terhadap tema mengatasi permasalahan yang dapat dilakukan
Kearifan Lokal dengan yang muncul dalam projek melalui aksi nyata
topik Menelurusi Budaya Kearifan Lokal dengan dalam mengatasi
Haul sebagai Budaya topik Menelurusi Budaya mengamati, menggali,
Nasional. Haul sebagai Budaya dan mengatasi
Nasional. permasalahan yang
4. Refleksi 5. Tindak lanjut muncul dalam projek
Siswa diminta untuk Siswa melengkapi karya Kearifan Lokal dengan
menyelesaikan dari hasil evaluasi dan topik Menelurusi
permasalahan melalui refleksi. Budaya Haul sebagai
karya siswa, serta Budaya Nasional.
melakukan evaluasi dan
refleksi.

E. Assesmen

ASESMEN FORMATIF
LEMBAR INSTRUMEN PERKEMBANGAN SUBELEMEN
Judul Pojek :
Nama Siswa :
Kelas/Fase :
No. Absen :

ELEMEN PROFIL PELAJAR


BB MB BSH SB
PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
1. Mengutamakan
persamaan dengan
orang
lain dan menghargai
perbedaan.
Menunjukkan karakter
toleransi pada orang dan
kelompok lain serta
berupaya
mengutamakan
kemanusiaan di atas
perbedaan
2. Akhlak kepada alam
(menjaga alam).
Menunjukkan peran
serta dalam menjaga
keseimbangan alam
untuk membangun
kesehatan jiwa dan raga.

Gotong Royong
3. Koordinasi Sosial
(melakukan koordinasi
demi pencapaian tujuan
bersama).
Mengapresiasi dan
memberikan kritik yang
konstruktif demi
kemajuan orang lain dan
lingkungan sekitarnya
4. Kepedulian (tanggap
terhadap lingkungan).
Menghargai dan peduli
terhadap lingkungan
dengan menjaga dan
melestarikan segala
sesuatu yang ada di
sekitarnya.
Kreatif
5. Menghasilkan Karya
dan tindakan yang
Orisinal. Menghasilkan
Karya dan tindakan yang
Orisinal.
CATATAN PROSES :
Satu Paragraf Singkat Yang Menggambarkan Proses Yang Paling Berkembang Dan
Proses Yang Masih
Perlu Mendapat Perhatian. Bisa Dilihat Dari Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Dan
Juga Dari
Penilaian Antar Teman Dari Peserta Didik.

ASESMEN FORMATIF

LEMBAR INSTRUMEN EVALUASI IMPLEMENTASI


AKSI PROJEK
Judul Projek :
Nama Siswa :
Kelas/Fase :
No. Absen :

TAHAPAN EVALUASI BB MB BSH SB


1. PERENCANAAN
Perencanaan membuat lini
masa, tujuan,
tahapan-tahapan dalam
pengerjaan projek.
2. PELAKSANAAN
Mengidentifikasi tahapan
untuk menjalankan
rencana. Dapatmelaksanakan
rencana denganproses yang
terkoordinasi, bervariasi dan
berkerja secara adaptif.
3. KETEPATAN SASARAN
Merancang solusi atau aksi
yang tapat sasaranpada inti
permasalahan, realistis dan
memberikan dampak yang
berkesinambungan.

ASESMEN SUMATIF

LEMBAR INSTRUMEN EVALUASI LHO


Judul projek :
Nama Siswa :
Kelas/Fase :
No. Absen :

TAHAPAN
BB MB BSH SB
EVALUASI
1. ISI
Menyampaikan ide atau
informasi yang
relevan terhadap topik
yang dibahas.
2. KELENGKAPAN
STRUKTUR LAPORAN
HASIL OBSERVASI (LHO)
Struktur LHO terdiri dari
pernyataan umum,
deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat
3. KEJELASAN
INFORMASI
Literatur dan kata yang
dipakai saling
berkaitan dan tersusun
menghasilkan
sebuah kesatuan ide.
4. ESTETIKA
Mengemas presentasi
dengan baik dan
menarik.
5. KREATIVITAS
Tingkat orisinalitas dan
kreativitas
menghasilkan penuiisan
literature yang
unik.
6. KETERKAITAN
DENGAN TEMA
Keterkaitan tema
dengan hasil penulisan
literatur.
7. PEMIKIRAN OBJEKTIF
(ANTI BIAS)
Merancang solusi atau
aksi yang tapat
sasaran pada inti
permasalahan, realistis
dan memberikan
dampak yang
berkesinambungan.
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
3. Isilah biodata teman sejawat yang kamu ketahui

Nama Siswa :
Kelas :
No. Absen :

N Sangat sangat tidak


Pernyataaan setuju tidak setuju
o setuju setuju
Teman saya terlibat
1 aktifdalam penentuan
isu
2 teman saya terlibat
dalampembuatan
projek ini
teman saya berusaha
3 menghargai pendapat
oranglain
teman saya menerima
4 danmenjalankan
keputusankelompok
teman saya berusaha
5 bertutur kata
yangsopan diforum
teman saya
menyelesaikan
6
jobdesknya dengan
tepatwaktu
teman saya menolong
temanyang lain yang
7
sedangmendapatkan
kesulitan
teman saya terbiasa
menyelesaikan
8
pekerjaansesuai
dengan petunjuk guru
teman saya mentaati
9 peraturan (tata tertib )
yangditerapkan
teman saya mampu
10 berkolaborasi dengan
temanlain

PENILAI
NAMA : ……………………………………..
KELAS : ……………………………………..
NO. ABSEN : ……………………………………..
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN REFLEKSI PESERTA DIDIK
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
3. Isilah biodata sesuai identitasmu

Nama Peserta Didik :


Kelas/Fase :
No. Absen :
F. Pertanyaan Pemantik
Dalam projek yang bertema Kearifan Lokal sebagai projek pertama menyajikan dua
pertanyaan pemantikpada awal penentuan subtopik dan pada akhir
evaluasi refleksi berakhirnya projek.
1. Pertanyaan Pemantik Pada Awal
a. Apa yang kamu pikirkan jika mendengar tentang kearifan lokal?
b. Apa yang menarik menurut kamu tentang kearifan lokal?
c. Permasalahan tentang budayaapa yang pernah kamu jumpaidi lingkungansekitar
kamu?
d. Seberapa penting kearifan lokal menurut kamu?
e. Bagaimana pendapat kamu tentang subtema kearifan lokal yangkamu peroleh
dalam projek ini?
2. Pertanyaan Pemantik Pada Akhir
Pertanyaan pemantik yang dapat ditanyakan pada akhir projek adalah:
a. Hal apa yang paling berkesan dari projek ini?
b. Hal apayang paling menantang sepanjang projek, kendala saat melakukan aksi?
c. Hal baru apayang kamu dapat?
d. Hal apa sajakah yang membantu kamu berproses?
e. Perubahan cara pikir, perilaku, hubungan dengan lingkungan, kebiasaansehari-
hariapa yang kamu alami?
f. Perasaan apayang paling dominan muncul selama projek?
g. Peserta didik diajak untuk mengembangkan ide dalam prosesmenyuarakan:
1) Kira-kira aksi apa yang dapat kita lakukan untuk menyuarakan kearifan lokal?
2) Jika sudah tahu aksi tersebut, bagaimana bentuknya?

G. Evaluasi dan Refleksi Peserta Didik dan Pendidik


1. Evaluasi
a. Peserta didik mengumpulkan umpan balik yang sudah diisi oleh pengunjung
(contoh umpan balik yang diisi oleh pengunjung, pimpinan sekolah, guru, orang
tua dan/atau komunitas).

Hal yang dapat menjadi


Hal yang sudah berjalan baik.
pengembangan ke depan.
Pertanyaan yang didapat. Ide baru yang muncul.

b. Peserta didik di dalam kelompok bersama-sama mendiskusikan umpan balik


tersebut dan memberi kategori pada setiap umpan balik:
1) Hal yang sudah berjalan baik
2) Hal yang dapat menjadi pengembangan ke depan
3) Pertanyaan yang didapat
4) Ide baru yang muncul
2. Refleksi
Penyusunan refleksi projek dilakukan setelah kegiatan tersebut selesai denganacuan
pertanyaan sebagai berikut:
Guru bersama dengan peserta didik mengingat kembali proses projek yang
telahdilaksanakan, bisa menggunakan media permainan.
a. Kemudian guru meminta peserta didik untuk menuliskan refleksi pribadi akan
perjalanan projek dari awal hingga akhir. Beberapa pertanyaan pemantik yang
dapat
ditanyakan:
1. Hal yang paling berkesan
2. Hal yang paling menantang sepanjang projek, kendala saat melakukanaksi
3.Hal baru yang kamu dapat
4.Hal yang membantu kamu berproses
5. Perubahan cara pikir, perilaku, hubungan dengan lingkungan, kebiasaan
sehari-hari yang dialami
6. Perasaan yang paling dominan muncul selama projek
b. Peserta didik diajak untuk mengembangkan ide untuk mengajarkan dan
pembiasaan adab dan akhlak yang baik:
1. Kira-kira aksi apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga kearifan local di
lingkungan kita?
2. Jika sudah tahu, bagaimana tindakan Anda selanjutnya?

Lampiran 1
A. Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA
Ketentuan :
JURNAL PENDIDIK
Lembar kerja projek profil penguatan profil pelajara pancasila yang pertama ini memakai jurnal
pendidik. Di dalam jurnal pendidik dapat merekam proses pembelajaran projek peserta didik
secara berkelanjutan dalam satu wadah.
Jurnal ini dapat mendorong pendidik melakukan refleksi kritis terhadap proses pelaksanaan
projek sehingga pendidik dapat memahami hal-hal yang perlu ia kembangkan di kegiatan
projek untuk mengoptimalkan pengalaman belajar pesertadidik.
Prinsip-prinsip Penyusunan Jurnal :
1. Menunjukkan perkembangan jurnal. Maksudnya jurnal berisi catatan yang
menunjukkan perkembangan individu peserta didik.
2. Menjadi alat refleksi secara berkala, maksudnya jurnal dapat diperiksa dan dimodifikasi
secara berkala.
3. Observasi berkelanjutan, maksudnya Pendidik melakukan observasi perkembangan
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan.
Format Penyusunan Jurnal
1. Judul
2. Nama Pengarang / Penulis
3. NIS (Nomor Induk Siswa)
4. Satuan Pendidikan (SMA Islam Diponegoro Surakarta)
5. Abstrak Projek (Hasil dari literatur)
6. Kata Kunci
7. Metode Penelitian Projek
8. Pembahasan / Hasil Pembahasan
9. Kesimpulan

Lampiran 2
B. Materi

Haul adalah kata serapan yang berasal dari kata bahasa Arab al-haul yang berarti tahun. Seperti
yang kita temukan dalam literatur fikih, tangkapan adalah persyaratan wajib untuk zakat hewan,
emas, perak, dan barang dagangan.Artinya, kekayaan hanya bisa dibelanjakan jika zakatnya
berumur satu tahun.
Oleh karena itu ada korespondensi antara makna kereta Lughowi dan acara yang dimaksud.Karena
pada kenyataannya acara haul dilakukan setahun sekali pada hari kematian /orang yang di Hauli.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, kegiatan haul sering terjadi. Dalam praktiknya, hasil
tangkapan adalah momen untuk mengenang sosok, terutama para ulama yang telah
meninggal.Apa artinya mengingat itu?
Mengutip dari buku Peringatan Haul Dilihat dari hukum Islam KH Hanif Muslih, makna Haul secara
etimologis berarti setahun. Penggunaan haul dalam arti peringatan yang berarti yang terjadi
setahun sekali, bertepatan dengan kematian para pemimpin masyarakat. Mereka adalah
cendekiawan dan pejuang agama.Kontribusi Anda kepada masyarakat adalah sosok yang selalu
Anda ingat.
Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang-orang yang pergi. Misalnya, peringatan baru-baru ini
diadakan pada kesempatan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren
Ciganjur, Yayasan Wahid Hasyim, Jalan Warungsila Nomor 10, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada
Sabtu (28.12).
Kali ini, beberapa Kiai, dan teman dekat Abdurrahman berpartisipasi.Para pesertanya juga berasal
dari sejumlah pesantren, Majelis Taklim, dan masyarakat umum dari hampir seluruh wilayah
Indonesia.Jumlah peziarah terhambat oleh lalu lintas di daerah sekitarnya.
Tata Cara Haul
1. Baca Tahlil / Al-Quran / Berdoa Untuk Orang Meninggal.
Mayoritas ulama dari empat mazhab, sebagaiman diterangkan Syeikh KH.Ali Ma’sum Al-Jogjawi
(dari jogakarta) dalam kitab Hujjah Ah Assunnah wa Al-jam’ah, berpendapat pahala ibadah atau
amal saleh yang dilakukan orang yang masih hidup bisa kepada kepada mayit. Memahami atau
melakukan perbuatan baik di sini secara umum, termasuk membaca Alquran, Dzikir, sedekah
dan lainnya.Juga, doakanlah dia Berdoa untuk orang mati jelas berbeda dengan berdoa
kepadanya.
Yang pertama berarti meminta kepada Tuhan Yang Mahakuasa.Diampuni, ditempatkan tempat
yang layak di akhirat atau dibebaskan dari penyiksaan.Bahkan itu adalah anak yang taat yang
berdoa untuk orang tuanya, termasuk beberapa badan amal seperti Jariyah yang ganjarannya
terus mengalir.
Sedang yang kedua, berdoa kepada si mayit, jelas dilarang dan bisa menjurus kepada perbuatan
syirik (surat Yunus ayat 106). Berdao atau meminta sesuatu pada mayit berbeda pula dari
tawassul (surat Al-Maidah ayat 35)
2. Pengajian
Pengajian adalah salah satu propaganda karunia (dengan ucapan).Wawasan, bimbingan, dan
saran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesalehan Muslim dengan meningkatkan
pemahaman mereka tentang ajaran agama mereka.Meningkatkan iman dan kesalehan
diharapkan untuk mendorong perbuatan baik, baik ibadah ritual dan aktivitas individu dan
sosial.
Dari sana juga diharapkan moralitas dan etika akan meningkat di depan umum. Metode
berkhotbah dalam bentuk pelafalan memiliki beberapa kelebihan selain
kerugiannya.Keuntungannya adalah bahwa para peserta tidak harus membayar uang, mencatat
sejumlah besar tingkatan yang berbeda, menyesuaikan topik dengan kebutuhan masyarakat
setempat, dan menyampaikan pesan dalam bahasa yang mudah dipahami sesuai dengan
konten intelektual dari para peserta untuk mendoakan.
Melihat tujuan-tujuan tersebut, kita tidak perlu memper-masalahkan status hukum pengajian,
asal pesan-pesan yang di sampaikan tidak menyimpang dari ajaran Islam.Pengajian termasuk
pelaksanaan amal ma’ruf nahi munkar.
3. Sedekah
Adapun sedekah yang pahalanya di berikan/hadiahkan kepada mayit pada dasarnya
diperbolehkan.Karena itu perbuatan baik, seperti yang disebutkan di atas. Jelas aktivitas dalam
rangkaian upacara haul dibenarkan adanya. Maka dengan sendirinya haul itu sendiri tidak
dilarang.
Asal Usul Haul
Sebenarnya, acara haul tidak dikenal dalam syariat Islam. Haul tidak ada pada masa Rosululloh
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, shahabat, tabi’in, dan tabiut-tabi’in. Peringatan itu tidak diketahui
oleh para imam madzhab: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad.
Memang, perayaan ini adalah kasus baru dalam Islam.Kelompok pertama yang berhasil dalam
sejarah Islam adalah kelompok Rofidhoh (Syi’ah) yang sesat dan menyesatkan, mereka
menjadikan hari kematian Husain a pada bulan A’syuro sebagai hari besar yang diperingati.
Hukum Haul Menurut Al-Qur’an dan Sunnah
Meramaikan haul para wali, orang saleh, dan ulama dengan merupakan hal yang dianjurkan
dalam Islam. Ini karena ini bertujuan untuk mengingat dan mereplikasi perjuangan
mereka.Selain itu, tidak ada larangan untuk mengkhususkan pada hari-hari tertentu pada acara
Haul.Menurut Darul Ifta al-Mishriyyah Fatwa nomor 864 yang dikeluarkan pada 28 September
2007.
Acara haul adalah upacara seremonial yang secara tradisional dilakukan oleh rakyat Indonesia
untuk memperingati hari kematiannya. Acara ini biasanya berlangsung setelah proses
pemakaman dan kemudian berlangsung setiap hari hingga hari ke-7. Kemudian lagi pada hari ke
40 dan 100. Selanjutnya, acara ini diadakan setiap tahun pada hari kematian almarhum atau
acara terkenal disebut “haul”, yang berarti “tahun” dalam bahasa Arab.
https://adalah.co.id/haul/
Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan
tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah
sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut. [1]
Tradisi haul biasanya hanya ditemui di kalangan masyarakat Muslim sunni seperti di
negeri Yaman, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara-negara lain dengan komunitas
muslim sunni lainnya. Peringatan haul sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf yang
menempatkan guru sebagai panutan atas dedikasi pengajaran ilmu terhadap masyarakat umum
dan murid-muridnya, sehingga kewafatan mereka layak diperingati oleh keluarga dan murid-
muridnya untuk mengenang keteladanan dan keutamaan tertentu yang tak dimiliki sembarang
orang pada masa hidupnya. Acara haul akan terasa lebih besar bila tokoh tersebut terkenal
sebagai ulama besar atau pendiri sebuah pesantren.[2]
Sukarelawan Haul Guru Sekumpul di Martapura, Kalimantan Selatan.
Kegiatan haul beberapa tokoh di beberapa kota di Indonesia seringkali juga menjadi sarana
wisata religi yang mengundang kedatangan banyak orang dari daerah lainnya. Haul Habib Ali
bin Muhammad Al-Habsyi di kawasan Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, Surakarta masuk dalam
agenda resmi pemerintah Kota Surakarta,[3] haul lain yang tersohor adalah Haul Guru
Sekumpul di Martapura, Kalimantan Selatan, haul Habib Ali bin Abdurrahman
Alhabsyi di Kwitang, Jakarta Pusat, dan haul Gus Dur di Jakarta dan Tebu Ireng Jombang.
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Kata haul berasal dari bahasa Arab (‫ )الحول‬yang berarti setahun, meski demikian tradisi haul tak
harus diselenggarakan tepat satu tahun pada tanggal tertentu sebagaimana orang merayakan
hari ulang tahun, hari pelaksanannya akan sangat bergantung pada ketentuan dan
pertimbangan keluarga penyelenggara.[1]
Acara haul juga menjadi pembeda antara ulama dan Rasulullah. Bila Rasulullah Muhammad
diperingati hari kelahirannya melalui maulid maka para ulama diperingati hari kewafatannya
melalui tradisi haul ini. Hal ini dikarenakan kelahiran Rasulullah memiliki keistimewaan; telah
dinanti dan dijanjikan dalam ajaran nabi-nabi sebelumnya dan diiringi dengan mukjizat-
mukjizat.Sementara kelahiran ulama adalah layaknya kelahiran bayi-bayi pada umumnya,
keistimewaan ulama baru tampak dan bergantung pada bagaimana masa hidup hingga
kewafatan ulama tersebut.[4]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Salah satu sudut Provinsi Hadramaut di negeri Yaman, tempat leluhur para sayyid di Asia
Tenggara saat ini berasal, mereka banyak bermigrasi sejak abad ke-19.
Awal mula[sunting | sunting sumber]
Tak ada penjelasan pasti kapan tradisi haul pertama kali dilaksanakan, namun haul diyakini
pertama kali berkembang di kalangan masyarakat muslim di Hadramaut, Yaman. Di kawasan
tersebut, masyarakat terstratifikasi dalam kelas-kelas sosial yang berdasarkan latar belakang
keturunan yakni para sayyid atau keturunan Nabi Muhammad yang berada di jajaran paling atas
strata sosial, masyayikh atau keturunan tokoh pemikir Islam yang tidak punya latar belakang
keturunan Nabi Muhammad, qabail atau anggota suku-suku terkemuka, dan masaakin atau
orang-orang miskin yang tak punya ilmu, harta, maupun latar belakang keturunan seperti
kelompok lain yang disebutkan sebelumnya.[5][6]
Sebagai keturunan Nabi Muhammad sekaligus lebih memiliki akses terhadap ilmu pengetahuan,
para sayyid memegang peranan kunci sebagai pemimpin spiritual dan panutan masyarakat luas.
Ritual dan aspek kehidupan religius lain masyarakat umum akan sangat bergantung pada
para sayyid bahkan juga terhadap para sayyid yang telah wafat, mereka diyakini sebagai
perantara dari doa-doa masyarakat kepada Allah dan perantara syafa'at dari Nabi Muhammad.[6]
Sekali dalam setahun, para sayyid dan maupun masyayikh akan berkumpul/memperingati haul di
makam tokoh spiritual dan mengundang semua orang. Haul akan dipimpin oleh
keturunan/penerus tokoh tersebut, di sana mereka mengadakan orasi/ceramah yang
dimaksudkan untuk mengingat kembali memori leluhur yang dianggap saleh tersebut, kegiatan
ini kemudian semakin memperkuat fungsi sosial para sayyid yang dikenal sebagai pewaris
kekuatan spiritual dari para pendahulunya. Yang paling utama dalam acara haul sebenarnya
memanggil kenangan kolektif para peziarah terhadap tokoh tersebut melalui hagiografi yang
isinya berupa puji-pujian dan puisi terhadap leluhur yang mulia dalam kelompok sayyid tersebut.
[6][7]

Penyebaran
Penyebaran budaya haul turut dibawa semasa migrasi kalangan sayyid dari Hadramaut ke Asia
Tenggara yang puncaknya terjadi sekitar abad ke-19. Kalangan sayyid ini kemudian banyak
diterima baik oleh pihak Hindia Belanda maupun Malaya Britania yang mengikutsertakan mereka
dalam aktivitas perdagangan.Para sayyid ini kemudian mendapat tempat tersendiri di kalangan
para penguasa daerah maupun masyarakat setempat karena selain sukses dengan kegiatan
perdagangan namun juga dikenal sebagai tokoh spiritual karena kedalaman ilmu agama dan
pertalian darahnya dengan Nabi Muhammad. Meski jarak antara Hadramaut dengan
kawasan Hindia Belanda dan Malaya Britania terpisah sangat jauh namun pertalian budaya
tetaplah kuat, para Hadramis ini kemudian mengembangkan ajaran dan budaya mereka di tanah
perantauan ini sebagaimana di tempat asal mereka sehingga semakin mengukuhkan posisi
mereka sebagai tokoh yang berpengaruh sepanjang abad ke-19 tersebut.[6]
Pada perkembangan selanjutnya, haul tak lagi jadi acara yang hanya dilakukan
kalangan sayyid saja namun juga bagi kalangan kiai/ulama yang tak punya latar pertalian darah
dengan Nabi Muhammad. Haul ulama menjadi panggung bagi tokoh agama, baik dari kalangan
kiai atau habaib, untuk menjaga eksistensi pengaruh dan gagasan keagamaannya di Indonesia.
Kiprah para sesepuh, teladan ulama, kebijaksanaan para habaib, yang mungkin dalam beberapa
hal bisa tampak kurang relevan karena arus zaman, ketika dihadirkan kembali dalam ajang haul,
diharapkan memberi inspirasi generasi setelahnya. [8]
Meski ditujukan dengan semangat meneladani sifat dan pemikiran orang-orang saleh, namun tak
jarang haul dapat juga menjadi sarana politik praktis bahkan hingga provokasi. Haul yang kerap
kali dihadiri ribuan ummat sangat rawan disusupi kepentingan-kepentingan sesaat, khususnya
ketika pihak penyelenggara justru keliru memilih sosok untuk mengisi ceramah dalam acara haul
tersebut.[8]
Rangkaian Acara[sunting | sunting sumber]
Tidak ada ketentuan pasti terkait rangkaian acara haul, namun secara umum penyelenggaraan
haul meliputi:
 Pembacaan riwayat Nabi yang terangkum dalam berbagai kitab maulid
nabi seperti Simtuddurar karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi atau maulid Diba' karya
Imam Abdur Rahman bin Ali Ad-Diba'í. Pembacaan maulid ini juga diiringi dengan
pembacaan puji-pujian atau kasidah kepada Rasulullah dan alat musik hadrah.
 Pembacaan doa dan tahlil yang ditujukan untuk meminta pengampunan dan harapan bagi
tokoh yang sedang diperingati kewafatannya maupun untuk diri orang-orang yang hadir.[3]
 Pengajian umum, biasanya diisi oleh sambutan keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat,
pembacaan riwayat/manaqib tokoh yang sedang diperingati, dan ceramah agama dari ulama
pilihan panitia penyelenggara.[3]
 Penyajian hidangan kepada seluruh hadirin. Sajian khas yang biasanya tersedia dalam acara
ini adalah nasi kebuli karena menilik sejarahnya, tradisi ini dibawa oleh masyarakat Muslim
Arab.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Lompat ke:a b "Tradisi Haul". islam.nu.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-12.


2. ^ Fattah, Munawir Abdul, 1945- (2006). Tradisi orang-orang NU (edisi ke-Cet. 1). Yogyakarta: Pustaka
Pesantren. ISBN 979-8452-21-6. OCLC 124031603.
3. ^ Lompat ke:a b c d Setiawan, Muhammad Ferri. (2016). Commodification of Religious Tradition (Critical Study
on Tourism of Islamic Tradition Haul at Pasar Kliwon, Surakarta). Proceeding of The 3rd Conference on
Communication, Culture and Media Studies ISBN 978-602-71722-1-0 [1]
4. ^ Muslih, M. Hanif (2006). Peringatan Haul: Ditinjau dari Hukum Islam. Semarang: Karya Toha Putra.
5. ^ Lambert, Jean (2003-07-01). "Ulrike Freitag: Indian Ocean, Migrants and State Formation in Hadhramaut.
Reforming the Homeland. Ulrike Freitag & William Clarence-Smith  : Hadhrami Traders, Scholars and
Statesmen in the Indian Ocean, 1750s-1960s". Chroniques yéménites (11). doi:10.4000/cy.167. ISSN 2308-
6122.
6. ^ Lompat ke:a b c d Alatas, Ismail F. (2007-12-01). "THE UPSURGE OF MEMORY IN THE CASE OF HAUL: A
Problem of Islamic Historiography in Indonesia". JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM (dalam bahasa
Inggris). 1 (2): 267–279. doi:10.15642/JIIS.2007.1.2.267-279. ISSN 2355-6994.
7. ^ Algar, Hamid (2018-10-25). "Sufism: A New History of Islamic Mysticism By Alexander Knysh". Journal of
Islamic Studies. 30 (1): 97–103. doi:10.1093/jis/ety050. ISSN 0955-2340.
8. ^ Lompat ke:a b "Haul untuk Melestarikan Kiprah Ulama dan Habaib di Indonesia". Islami[dot]co (dalam
bahasa Inggris). 2018-12-24. Diakses tanggal 2020-04-16.
https://id.wikipedia.org/wiki/Haul_(Islam)

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu sifat dasar manusia adalah pelupa, apalagi kenangan
masa lalu.Tradisi diperankan sebagai bagian mengingatkan seseorang terhadap suatu hal.Ada
tradisi yang mengingatkan kelahiran, ada pula tradisi yang mengingatkan kematian.Terkadang
tradisi seperti itu menjadi problematis ketika dihadapkan dengan agama.
Tradisi seringkali dianggap bertentangan dengan agama.Mengingat kelahiran atau paling
populer peringatan ulang tahun misalnya seringkali dianggap tradisi yang
bertentangan.Padahal, Nabi saja mengingat kelahirannya dengan senang berpuasa pada hari
senin.
Terkait tradisi mengingat kematian, di Indonesia ada tradisi yang dikenal dengan haul, yakni
memperingati satu tahun kematian seorang keluarga, kerabat, dan tetangga. Acaranya sangat
beragam. Ada yang melakukan ziarah dan ada yang mengirimkan doa dengan mengundang
masyarakat atau dikenal selamatan.
Tidak sedikit yang berpandangan bid’ah karena dianggap bagian warisan yang ditinggalkan oleh
umat Hindu terdahulu. Namun, jika dilihat dari perspektif ini sejatinya mereka yang membid’ah
melupakan peran penting proses islamisasi yang justru merubah tradisi kemusyrikan masyaraka
dulu dnegan tradisi yang lebih bernuansa islami.
Artinya, masyarakat sekarang lebih melihat tradisi yang bernuansa islami dianggap kurang
Islami karena bagian masa lalu.Namun, masyarakat saat ini tidak melihat tradisi itu sebagai
bagian penting yang mengislamkan masyarakat nusantara saat ini.
Ketika Islam menyapa masyarakat Nusantara, berbagai tradisi tidak dihilangkan karena para
penyebar Islam menyadari Islam bukan perusak tradisi dan kebudayaan, tetapi Islam hanya
ingin mengarah pandangan teologis. Secara perlahan, Islam merubah cara pandang keagamaan,
tetapi tidak menumbangkan tradisi yang ada.
Acara mengingat kematian dengan begadang dan berkumpul yang sejatinya merekatkan tali
persaudaraan ditransformasi dalam bentuk acara kumpul bersama sambal membaca dzikir dan
doa-doa yang diambil dari bacaan dalam al-Quran.Tradisi ini disebut dengan tahlilan yang tidak
bisa diingkari sebagai bagian penting islamisasi masyarakat Indonesia.
Pertanyaannya, apakah haul ini bertentangan dengan Islam? Orang sering melihat pada bentuk,
tetapi tidak pada isi.Selalu melihat pada sarana tetapi tidak tujuannya. Haul yang berisi acara
doa, dzikir, mengingat kematian dan mendoakan orang tua adalah praktek yang tidak ada
satupun yang bertentangan dengan syariat.
Mari kita bedah. Pertama, mengingat kebaikan orang tua dan seseorang. Hadist yang
berbunyi :“Ingatlah kebaikan orang-orang yang meninggal di antara kalian dan tahanlah dari
menjelek-jelekkannya. HR. Abu Daud No. 4900, HR. Tirmidzi No. 1091. Dalam tradisi haul orang
membaca doa dan dzikir sekaligus mengingatkan atas mereka yang meninggal dengan
kebaikan.
Tradisi ini penting hari ini khususnya kepada anak yang justru banyak melupakan kebaikan
orang tuanya.Anak lupa berbakti dan membalas budi karena mereka menganggap yang mati
dan meninggal tidak berperan apa-apa kepada dirinya.Mereka lupa diri tanpa ada yang
mengingatkan.
Haul di samping mengandung doa dan dizkir ada pengingat bagi anak tentang kebaikan orang
tua. Secara psikologis, seorang anak akan tertuntun dan terbimbing untuk selalu membalas
kebaikan dan selalu berbakti kepada orang tua. Bukan melupakannya.
Kedua, bentuk bakti seorang anak. Tradisi haul ada juga merupakan perwujudan bakti anak
kepada orang tua yang telah meninggal dunia. Hadist mengatakan bahwa “Jika seorang
meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga yaitu: sedekah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan serta anak-anak saleh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya.”
Menyelenggarakan haul bagi anak untuk orang tua adalah bentuk birrul walidain atau berbakti
dengan mengirimkan doa. Jangan mengatakan diri berbakti kepada orang tua jika satu tahun
pun kamu tidak mengingat apalagi mengirimkan doa kepada orang tuanya.
Bayangkan hanya satu tahun sekali anda mengingat orang tua itupun terasa sulit.Orang hampir
seluruh hidupnya membesarkan anaknya, menghantarkan anaknya pada gerbang kesuksesan,
dan tidak pernah anda ketahui orang tua selalu mendoakan sepanjang hari kepada anak-
anaknya.Lalu, kenapa dalam satu tahun saja, anda tidak mendoakannya, bahkan hanya dengan
alasan hal itu bid’ah?
Ketiga, bersedekah dan mempererat tali silaturrahmi.Tipologi anak zaman sekarang, jangankan
kepada tetangga, kepada saudaranya belum tentu merasa intim dan akrab.Mereka yang
bekerja merantau kadang tidak pernah juga bertemu dengan sanak famili.
Haul menjadi salah satu tradisi yang dapat memperat tali ukhuwah sesama manusia,
menumbuhkan semangat solidaritas dan kebersamaan, menyambung jembatan pemisah antara
si kaya dan si miskin, menghilangkan kesenjangan sosial, memadamkan api kemarahan karena
perbedaan keadaan ekonomi, mensucikan jiwa dan harta, menghilangkan kesengsaraan, dan
mengurangi kemiskinan.
Sederhananya, haul adalah perekat antara sesama saudara.Tidak usah terlalu muluk-muluk
untuk bersilaturhami dengan tetangga. Tetapi bersama saudara dengan mengingat dan
mengirimkan doa kepada orang tua, itu yang cukup menjadi tujuan.
Hanya luangkan waktumu tidak setiap minggu dan bulan untuk sekedar berkumpul bersama
dengan sanak famili dan saudara. Haul menyatukan saudara dan sanak famili untuk bersama
mengingat kebaikan orang tua dan mempererat persaudaraan. Saling bersapa dan mengirimkan
doa buat orang tua yang jelas menjadi bagian penting dalam hidup seorang anak.
Tidak ada satu pun yang buruk dalam tradisi haul. Dari aspek sejarah, ajaran dan fungsi sosial
tidak ada satupun yang bertentangan dengan ajaran Islam. Justru haul adalah media yang
melekatkan ajaran Islam kepada masyarakat. Bagi seorang anak, haul adalah bentuk birrul
walidain yang tidak boleh diabaikan oleh anak, sekalipun hanya satu tahun sekali.
https://islamkaffah.id/haul-sebuah-tradisi-birrul-walidain-yang-banyak-dilupakan-anak-masa-kini/

Selain Haul dilihat dari sisi agama dan budaya, pelaksanaan Haul di Masjid Riyad Pasarkliwon
juga bisa dianalisa dari segi ekonomi.

Manusia memiliki banyak kebutuhan yang meliputi sandang, papan, pangan, pendidikan,
kesehatan, informasi, kepuasan, kepuasan lahir dan batin, dan sebagainya.Bisa disimpulkan
kebutuhan-kebutuhan tersebut diperlukan agar manusia dapat memiliki kesejahteraan yang
terjamin, kemakmuran, dan kepuasan.
Untuk mewujudkan itu semua, diperlukan adanya aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan ekonomi yang berlandaskan
prinsip-prinsip ekonomi agar seseorang mempunyai pendapatan.
Dengan kata lain, kegiatan ekonomi adalah perilaku atau tindakan manusia yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang kegiatan tersebut didasari oleh prinsip-prinsip
ekonomi. Disadari atau tidak, hampir setiap aktivitas manusia tidak lepas dari kegiatan
ekonomi.
Kegiatan ekonomi sudah berlangsung sejak jaman dahulu.Karena kebutuhan manusia sudah
ada sejak manusia lahir dan ada di bumi ini.Di jaman pra sejarah, kegiatan ekonomi berupa
berburu, menebang pohon di hutan, bercocok tanam, beternak.Seiring dengan perkembangan
jaman, kegiatan ekonomi bervariasi menjadi banyak.
Jenis Kegiatan Ekonomi
Dilihat dari ukuran dan cakupannya, ekonomi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
makroekonomi dan mikroekonomi.Makroekonomi berbicara ekonomi secara keseluruhan
sebuah negara atau regional.Sementara mikroekonomi berbicara tentang perilaku konsumen
dan perusahaan.
Berdasarkan aktivitas pekerjaannya, kegiatan ekonomi ada beberapa jenis, yaitu produksi,
distribusi, sampai mengkonsumsi barang atau jasa.
1. Kegiatan Ekonomi Produksi
Produksi merupakan tindakan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa.Nantinya, barang
atau jasa yang diproduksi ini yang akan dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Hasil proses produksi barang ada tiga macam, yaitu produksi barang
mentah, produksi barang setengah jadi, dan produksi barang jadi. Sementara untuk jenisnya,
produksi terbagi menjadi beberapa macam, yakni:
 Produksi Ekstraktif. Contoh: Ekstraksi minyak bumi, ekstraksi logam, pengeboran gas bumi.
 Produksi Agraris. Contoh: sayuran, buah-buahan, padi, dan lain-lain.
 Produksi Industri. Contoh: makanan, minuman, pakaian, sepatu, mesin, alat elektronik,
dan lain-lain.
 Produksi Perdagangan. Contoh: perantara, trader, atau makelar.
 Produksi Jasa. Contoh: Konsultan, manajemen keuangan, pendidikan, penerjemah bahasa
asing, pelayanan kesehatan.
Dalam melakukan kegiatan ekonomi produksi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kelancarannya.Faktor-faktor tersebut meliputi alam, tenaga kerja, modal, dan
kemampuan entrepreneurship.
2. Kegiatan Ekonomi Distribusi
Distribusi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang fungsinya menyalurkan barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. Proses distribusi ini sangat penting karena pada kegiatan
inilah produk dapat tersebar secara meluas dan dapat dikonsumsi oleh konsumen. Tanpa
adanya proses distribusi, konsumen akan kesulitan untuk mendapatkan produk yang
dibutuhkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan distribusi merupakan kegiatan yang
menghubungkan kegiatan ekonomi produksi dan kegiatan ekonomi konsumsi.Jumlah produk,
luas daerah, sifat produk, faktor biaya, sarana angkutan, kondisi pasar, faktor perusahaan, dan
sarana komunikasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi.
Kegiatan distribusi ini meliputi  memasarkan produk, menulis informasi produk dengan benar
dan jelas, penyortiran produk, pengangkutan produk, menjual produk dengan harga yang
kompetitif, memastikan ketersediaan stock produk di pasar, menyimpan produk sesuai dengan
prosedur dari produsen, belanja produk dari produsen.
Kegiatan distribusi terbagi menjadi tiga, yaitu distribusi langsung, distribusi tidak langsung, dan
distribusi semi langsung.Jika dijelaskan lebih rinci, dapat kita perhatikan di bawah ini.
a. Distribusi Langsung
Distribusi langsung merupakan kegiatan distribusi yang dilakukan langsung oleh
produsen.Mulai dari pemasaran, penjualan, hingga pengiriman.Biasanya distribusi langsung
dilakukan oleh produsen yang masih skala kecil karena memiliki sistem yang masih sederhana.
Namun di zaman kemajuan teknologi seperti ini, perusahaan-perusahaan yang berperan
sebagai produsen besar juga ikut melakukan distribusi langsung.Dengan memanfaatkan media
sosial dan marketplace, produsen besar rela menambahkan sistem yang lebih kompleks agar
dapat menjangkau konsumen secara langsung.Biasanya perusahaan besar yang ikut serta dalam
distribusi ini bergerak di bidang consumer goods.
b. Distribusi Tidak Langsung
Distribusi tidak langsung merupakan kegiatan distribusi dalam skala grosir maupun eceran dari
produsen ke konsumen yang dilakukan oleh distributor saja.Sementara produsen fokus pada
produksi saja.
Biasanya barang yang didistribusikan secara tidak langsung jumlahnya besar dan nilai
transaksinya besar.Oleh karena itu, proses negosiasi antara kedua perusahaan dan produksi
yang lama, membuat distribusi jenis ini memerlukan waktu yang relatif lama.
c. Distribusi Semi Langsung
Distribusi semi langsung merupakan kegiatan distribusi dimana produsen dapat mengontrol
distributor namun kegiatan distribusi tetap dilakukan oleh distributor.Biasanya distribusi ini
digunakan untuk mendistribusikan barang-barang yang mahal dan mewah.
3. Kegiatan Ekonomi Konsumsi
Kegiatan ekonomi konsumsi merupakan aktivitas untuk mengkonsumsi barang dan/ atau jasa
dari produsen atau distributor untuk memenuhi kebutuhan hidup.Pelaku kegiatan ini
dinamakan konsumen.Apabila kebutuhan konsumen terpenuhi, maka konsumen dapat
melakukan aktivitas ekonomi lainnya untuk menggerakkan kegiatan ekonomi negara.
Contoh kegiatan ekonomi konsumsi adalah membeli ayam, sayur, beras, baju lebaran,
peralatan dapur, cek kesehatan ke dokter, dan sebagainya. Kegiatan konsumsi dapat dikenali
dengan beberapa perilaku di bawah ini:
 Dilakukan secara langsung (bukan untuk dijual dan didistribusikan lagi) untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan konsumen.
 Nilai barang dan/ atau jasa yang dikonsumsi akan habis juga, baik cepat atau lambat.
 Barang atau jasa yang dibeli memberikan nilai tambah atau manfaat kepada konsumen.
 Barang atau jasa yang digunakan konsumen memiliki nilai transaksi dan didapatkan melalui
jual-beli.
Kegiatan konsumsi sangat bermanfaat untuk kegiatan ekonomi negara.Kegiatan konsumsi
dapat mendukung aktivitas produksi, membantu penyesuaian besaran tarif upah minimum
pekerja, sebagai titik awal dan akhir kegiatan ekonomi, dan sebagai upaya untuk
mengurangi kemiskinan negara.

Tujuan Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi dilakukan bukan tanpa tujuan.Tujuan utama kegiatan ekonomi adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Kebutuhan tersebut digunakan untuk saat ini dan
masa datang.Ketika seseorang bekerja dan mendapatkan uang, dia dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Di bawah ini tujuan-tujuan lainnya kegiatan ekonomi, yakni:
1. Untuk mendapatkan uang, keuntungan, dan kekayaan.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan masa depan, kita memerlukan kekuatan finansial
yang sehat. Melakukan kegiatan ekonomi merupakan salah satu upaya agar kita mendapatkan
penghasilan, keuntungan, dan kekayaan sehingga finansial kita sehat.
2. Pemanfaatan sumber daya.
Sumber daya yang tersedia dapat digunakan agar dapat memiliki nilai manfaat.Sumber daya
dapat berupa tanah, kendaraan, sumber daya alam, modal, hasil pertanian, dan sebagainya.
3. Mengikat secara hukum.
Disebut kegiatan ekonomi jika dan hanya jika aktivitas yang dilakukan sah di mata hukum.
Tindakan-tindakan yang menghasilan uang dan kekayaan dengan cara perampokan,
pencurian, korupsi, penyelundupan, penyuapan, dan sejenisnya tidak bisa disebut sebagai
kegiatan ekonomi karena melawan hukum.
4. Menggunakan akal sehat
Untuk mendapatkan penghasilan dan keuntungan yang maksimal, perlu melibatkan akal sehat
atau rasionalitas dalam pemanfaatan sumber daya. Dengan strategi yang jitu, usaha yang
sama bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.
5. Dapat diterima secara sosial
Kegiatan ekonomi yang akan berjalan lancar adalah kegiatan ekonomi yang sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Jika tidak
sesuai, masyarakat sekitar akan menolak berlangsungnya kegiatan ekonomi di daerah
tersebut.
Misalkan saja perdagangan minuman keras di suatu kampung tidak akan berhasil jika
masyarakat di daerah tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan kesehatan.
Maka perdagangan minuman keras di sana akan bangkrut.
 Untuk menentukan barang dan jasa mana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
 Untuk mengklarifikasi kesesuaian produk dengan kebutuhan.
 Untuk mengetahui perbedaan kualitas barang dan jasa yang harus digunakan.
 Untuk menentukan skala prioritas kebutuhan.
 Untuk menjadi pertimbangan untung-rugi dari pilihan yang ditentukan.
 Untuk melancarkan perputaran ekonomi negara.
 Untuk mengurangi angka kemiskinan negara
 Mendapatkan penghasilan.
https://www.gramedia.com/literasi/kegiatan-ekonomi/
Lampiran 3

C. Glosarium

GLOSARIUM

Projek :Projek pembelajaran, rencana pekerjaan dengan sasaran


Assesmen Formatif : Metode evaluasi proses pemahaman peserta didik,kebutuhan
pembelajaran, dan kemajuan akademik yang dilakukan secara
berkala dan berkelanjutan selama pembelajaran. :
Assesmen Sumatif : Metode evaluasi yang biasanya dilakukan di akhir pembelajaran
yang memungkinkan pendidik mengukur pemahaman peserta
didik, biasanya berdasarkan kriteria standar.
Profil Pelajar Pancasila : Pelajar yang memiliki 6 ciri utama yakni: beriman, bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berkebhinekaanTunggal, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, kreatif.
Bhinneka Tunggal Ika : Semboyan bangsa Indonesia yang berarti berbeda beda tetapi
tetap satu juga
Kearifan Lokal :bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri
Budaya : cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau
sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun
tidak turun temurun
Haul : tradisi peringatan kematian seseorang
Gotong Royong : Bekerja bersama-sama (tolong menolong, bantu membantu)
dalam kebaikan
Mandiri : Hal atau keadaan seseorang dapat berdiri sendiri aatau tidak
bergantung kepada orang lain. Artinya kemandirian adalah
kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri dengan
mengambil inisiatif.
Rubrik : Deskripsi kriteria penilaian
Kontekstual : Berkenaan atau ada kaitannya dengan tema yang disesuaikan
dengan dengan kehidupan masa kini.
Pertanyaan Pemantik : Pertanyaan yang bersifat memancing anak untuk berfikir sesuai
tema yang dipilih
Evaluasi : Pengukuran atau perbaikan dalam suatu kegiatan yang
dilaksanakan

Jurnal Penelitian : Laporan peneliti tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
secara ilmiah atau merupakan kesimpulan dari penelitian projek
yang telah dilakukan
Bermain Peran : Suatu metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara
langsung untuk memerankan suatu cerita pada kehidupan nyata
Video Singkat : Video dengan durasi maksimal 3 menit
Refleksi : Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembuatan project dalam
bentuk instrument oleh guru untuk siswa, dan oleh untuk
mengekspresikan kesan, pesan, harapan dan kritik terhadap
pelaksanaan projek.
DAFTAR PUSTAKA

Asrijanty, Ph.D,. 2021. Panduan Pengembangan Projec Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Jakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
-------. 2021. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi.

https://islamkaffah.id/haul-sebuah-tradisi-birrul-walidain-yang-banyak-dilupakan-anak-masa-kini/
https://id.wikipedia.org/wiki/Haul_(Islam)
https://adalah.co.id/haul/

https://www.gramedia.com/literasi/kegiatan-ekonomi/
Estimasi Biaya dan Penganggaran Proyek

1. Pen

Anda mungkin juga menyukai