Anda di halaman 1dari 2

PENGUKURAN PANJANG BADAN

ATAU TINGGI BADAN BAYI DAN


BALITA
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/004/ 2016
No. Revisi :0
SOP Tgl Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT
dr. CH. Dorothyningrum
Puskesmas
NIP. 19711114 200212 2 007
Pituruh
1.Pengertian Mengukur tinggi badan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
tinggi badan anak menggunakan microtoise
Mengukur panjang badan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
panjang badan anak menggunakan alat pengukur panjang badan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengukuran panjang badan dan tinggi
badan
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI tahun 2007
b. Buku Baku Standar WHO-NCHS
5.Prosedur a. Menerima laporan adanya gizi buruk baik dari masyarakat, kader, bidan desa
dan tenaga kesehatan lainnya
b. Nutrisionis/bidan desa melakukan kunjungan rumah sasaran untuk validasi
data (umur, BB, TB, status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB WHO-
NCHS
c. Bersama dengan kader melakukan pelacakan gizi buruk dengan wawancara
dan pengamatan
d. Bila diperlukan Nutrisionis/bidan desa merujuk kasus gizi buruk tersebut ke
Puskesmas dengan tujuan mendapatkan diagnosa dari dokter/tenaga medis
untuk mengetahui adanya penyakit penyerta
e. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai dengan
anjuran dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap sesuai dengan
jenis penyakit
f. Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK

6.Bagan Alir
Menerima laporan adanya gizi buruk baik dari Nutrisionis/bidan desa melakukan kun
masyarakat, kader, bidan desa dan tenaga jungan rumah sasaran untuk validasi
kesehatan lainnya data (umur, BB, TB, status gizi)
dengan melihat indeks BB/U, BB/TB
WHO-NCHS

Bila diperlukan Nutrisionis/bidan desa


merujuk kasus gizi buruk tersebut ke Bersama dengan kader melakukan
Puskesmas dengan tujuan mendapatkan pelacakan gizi buruk dengan
diagnosa dari dokter/tenaga medis untuk wawancara dan pengamatan
mengetahui adanya penyakit penyerta

Bila ditemukan penyakit penyerta, maka


diberikan pengobatan sesuai dengan Mencatat dan melaporkan kasus gizi
anjuran dokter, dapat dilakukan rawat buruk ke DKK
jalan maupun rawat inap sesuai dengan
jenis penyakit

7.Unit Terkait  Bidan Desa

SOP Pelacakan Gizi Buruk


 Kader posyandu
8.Dokumen Formulir pelacakan gizi buruk, Kartu Balita, Formulir Pola Konsumsi, Formulir
Terkait Recall Konsumsi, KMS, Buku GPA
9.Rekam No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

SOP Pelacakan Gizi Buruk

Anda mungkin juga menyukai