Anda di halaman 1dari 129

LAPORAN HASIL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED,


READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA
TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor
Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022)

Oleh
Neneng Hafsah, S.Pd
NIP: 19660216 199504 2 001
Email: nenenghafsah9@gmail.com

PEMERINTAH KOTA BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI CIBULUH 3
Jalan Mandala No.38  (0251) 8658712
Kelurahan Ciparigi Bogor  16157
e-mail : cibuluh3bogor@gmail.com

TAHUN 2021
ABSTRAK

NENENG HAFSAH, S.Pd TAHUN 2021. PENERAPAN MODEL


PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND
COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA TENTANG
MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)
Penelitian ini beranjak dari fenomena yang terjadi di kelas bahwa rendahnya
pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA tentang
Mendeskripsikan Rangka dan Fungsinya. Oleh karena itu seorang guru perlu
mempertimbangkan strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui Model Pembelajaran Cooperative,
Integrated, Reading, And Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik tentang Mendeskripsikan Rangka Manusia dan Fungsinya di kelas V A
SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.(2) untuk
menggambarkan proses peningkatan hasil belajar peserta didik tentang
Mendeskripsikan Rangka Manuasia dan Fungsinya sebelum dan sesudah
menggunakan Model Pembelajaran Cooperative, Integrated, Reading, And
Composition (CIRC) di kelas VA SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara
Kota Bogor. (3) untuk mengukur besarnya peningkatan hasil belajar peserta didik
tentang Rangka Manusia dan Fungsinya setelah menggunakan Model Pembelajaran
Cooperative, Integrated, Reading, And Composition (CIRC) di Kelas VA SD Negeri
Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Cooperative, Integrated, Reading, And Composition (CIRC) dapat menjadi variasi
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga terbukti
meningkatkan hasil belajar peserta didik di Kelas VA SD Negeri Cibuluh 3
Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Sebelum menggunakan Model Pembelajaran
Cooperative, Integrated, Reading, And Composition (CIRC) hasil belajar peserta
didik hanya mencapai nilai rata-rata 65,32 kemudian terjadi peningkatan setelah
menggunakan Model Pembelajaran Cooperative, Integrated, Reading, And
Composition (CIRC) menjadi 72,90 pada siklus 1 dan 80,79 pada siklus 2
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran
Cooperative, Integrated, Reading, And Composition (CIRC) yang disesuaikan
dengan materi pembelajaran dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
sehingga terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti
menyarankan agar penggunaan Model Pembelajaran Cooperative, Integrated,
Reading, And Composition (CIRC) disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif
dalam pembelajaran IPA di sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Bogor.
Kata – kata kunci : Model Pembelajaran Cooperative, Integrated, Reading, An
Composition (CIRC), Hasil Belajar Peserta Didik Muatan
Pelajaran IPA Tentang Mendeskripsikan Rangka Manusia
Dan Fungsinya
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah
terpuaskan dan kita semua memiliki peralatan yang memadai untuk
memuaskannya. Global warming merupakan car efektif dan alamiah bagi
seseorang untuk belajar. Dari sini diketahui bahwa otak seorang anak hingga
usia 6-7 tahun adalah seperti spons menyerap berbagai fakta menyerap berbagai
fakta, sifa-sifat krisis, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang
menyenangkan dan bebas stress. Proses ini juga didukung dengan factor-faktor
umpan balik positif dan rangsangan dari lingkungan, sehingga anak telah
mencitakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Inilah potensi scientis
dalam diri anak, salah satu anugerah terbesar dari Tuhan bagi manusia yang
sekaligusmembedakannya dari mahluk lainnya. Karena begitu besarnya potensi
ini terdapat dalam diri anak maka Herbert Zin dengan tegas menyatakan “young
children are more scientist then they are anything else.” (Holt: 199: 1-6).
Potensi Scientist dibawa serta oleh anak dalam serangkaian kegiatan
sehari-hari, berhadapan dengan dunia IPA yang sederhana sampai yang
membutuhkan pemikiran kompleks. Anak secara intrinsik terdorong ingin
mengerti dan menelusuri apa saja yang berkaitan dengan IPA, anak ingin
mengerti fenomena-fenomena alam yang mengusik rasa ingin tahu nya maka
tugas utama pendidikan (melalui kolaborasi guru-peserta didik) untuk
mengembangkan potensi saintis peserta didik secara optimal sejak dini melalui
proses pembelajaran IPA yang dikelola secara professional.
Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan
capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya:
lama peserta didik bersekolah; lama peserta didik tinggal di sekolah;
pembelajaran peserta didik aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku
babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.

1
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun
2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini
sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013
adalah (a) Perubahan proses pembelajaran [dari peserta didik diberi tahu menjadi
peserta didik mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi
berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran; (b)
Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP
dan MELT di AS, Korea Selatan]; (c) Perbandingan dengan negara-negara lain
menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun
pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran
tutorial.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah  yang memuat tentang  Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap Muatan Pelajaran
dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu
Pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan keterampilan, dan sikap yang diperlukan
untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan disekelilingnya. Pembelajaran IPA sejak dini akan menghasilkan
generasi dewasa yang melek sains yang dapat menghadapi tantangan hidup
dalam dunia yang makin kompetitif, sehingga mereka mampu turut serta

2
memilih dan mengolah informasi untuk digunakan dalam mengambil
keputusan.Hakikat IPA  meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin
tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat yang menimbulkan masalah baru  yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar; Ilmu Pengetahuan Alam bersifat open ended; (2) proses:
prosedur pemecahan masalah  melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum, dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep Ilmu
Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang pengetahuan yang
berawal dari fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai
sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari
hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan
bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi
pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang pengetahuan yang
dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun
dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.
Dengan demikian, pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan
dalam metode ilmiah.
Proses belajar mengajar sesungguhnya bukanlah suatu proses yang
mandiri atau hanya melibatkan satu variable saja, akan tetapi proses pendidikan
yang secara implisit menunjukkan partisipasi komplek yang melibatkan berbagai
unsur diantaranya guru, murid, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Maka
wajar jika kemudian jika pendidikan menjadi persoalan publik. Oleh karena itu
menghilangkan salah satu fungsi dan komponen-komponen tersebut berakibat
terhambatnya roda yang dijalankan oleh sebuah institusi pendidikan.
Pada dasarnya sasaran utama dalam pendidikan adalah perubahan
sikap dan pembentukan kepribadian peserta didik atau peserta didik. Sementara

3
peserta didik merupakan bagian dari anggota masyarakat yang senantiasa
berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi
dimana ia berada, disamping perubahan yang terjadi karena perubahan fisik dan
usia. Dari konteks persoalan diatas, jelaslah bahwa dalam rangka mencapai
sasaran utama pendidkan diperlukan adanya profil seorang guru yang
berkompeten. Seorang guru yang ideal antara lain harus memiliki kepribadian
yang utuh dimana seluruh potensi (intelektual, emosi, cita, rasa, karsa, dan
tingkah laku) berjalan seimbang dan saling mengisi disamping itu pula guru
harus mengetahui setiap pribadi peserta didiknya yang berbeda-beda, sehingga ia
akan dapat mendeteksi dan mengantisipasi perkembangan psikologinya, dengan
demikian ia diharapkan dapat memberikan pelajaran dengan menggunakan
metode yang cocok dengan perkembangan peserta didik.
Dalam pembelajaran IPA banyak guru yang mengeluhkan rendahnya
kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep IPA. Hal ini terlihat dari
banyaknya kesalahan peserta didik dalam memahami konsep pembelajaran
sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal sehingga
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar peserta didik (skor) baik dalam
ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas
(pemantapan) secara kontinu berupa latihan soal. Kondisi riil dalam
pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran IPA. Rendahnya
mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran.
Penyebabnya dapat berasal dari peserta didik, guru maupun sarana dan prasarana
yang ada, minat dan motivasi peserta didik yang rendah, kinerja guru yang
rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan
pembelajaran menjadi kurang efektif.
Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan
tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya
pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan
kurang bersahabat dengan peserta didik, sehingga peserta didik merasa bosan
dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai

4
tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas
profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada
peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara efektif dalam proses
pembelajaran. Juga mengupayakan peserta didik untuk memiliki hubungan yang
erat dengan guru, dengan teman–temannya dan juga dengan lingkungan
sekitarnya.
Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar menyampaikan
pengetahuan kepada peserta didik. Mengajar yang baik adalah mengajar yang
bertujuan, jika tujuannya adalah mengajar dengan baik maka seorang guru
haruslah mengetahui sasaran. Oleh sebab itu guru diharapkan memiliki
pengetahuan yang baik tentang orang dewasa dan setiap peserta didiknya secara
khusus.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)  merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak
hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga munculnya “metode
ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja
ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikap ilmiah” (scientific attitudes).
Sejalan dengan pengertian tersebut, IPA merupakan suatu rangkaian konsep
yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang
sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, dan selanjutnya akan bermanfaat
untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.  
Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi
empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2)
proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen,
percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi;
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi: merupakan
penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari; (4) sikap: yang terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru namun dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Oleh karena itu IPA

5
bersifat open ended  karena selalu berkembang mengikuti pola perubahan
dinamika dalam masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan muatan pelajaran yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangannya lebih
lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya pelajaran IPA di SD menurut Iskandar ada beberapa
alasan yaitu, IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari,
bagian kebudayaan bangsa, melatih anak berfikir kritis, dan mempunyai nilai-
nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk pribadi anak
secara keseluruhan.
Selama ini pembelajaran IPA masih terkesan bagi peserta didik, guru
umumnya dalam mengajar cenderung bersifat informatif atau hanya transfer
ilmu pengetahuan dari guru ke peserta didik sehingga peserta didik belum
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik juga belum
sepenuhnya menyukai pelajaran IPA yang disebabkan oleh kurangnya minat
belajar maupun kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nasution (2004: 82), yang menyatakan bahwa pelajaran
berjalan lancar bila ada minat dan apabila anak-anak malas belajar, mereka akan
gagal karena tidak adanya minat.
Dari hasil observasi di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 semester 1
tahun pelajaran 2021/2022 diperoleh gambaran kondisi peserta didik saat proses
pembelajaran berlangsung tentang mendeskripsikan rangka manusia dan
fungsinya. Berdasarkan test yang telah dilaksanakan rata-rata peserta didik
memperoleh nilai 65,32. Dari 31 peserta didik hanya 10 peserta didik atau
32,26% yang memiliki nilai di atas KKM yang telah ditentukan dan 21 peserta
didik atau 67,74% memiliki nilai di bawah KKM. Sedangkan KKM yang telah
ditentukan adalah 75.

6
Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan, selama ini proses pembelajaran di kelas V A khususnya
SD Negeri Cibuluh 3, cenderung menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan pelajaran khususnya pada pembelajaran IPA, sehingga kurang
mengeksplorasi wawasan, pembelajaran menjadi tidak menarik, peserta didik
tidak tertantang untuk bertanya, dan kurang mampu mengungkapkan ide-ide.
Sedangkan disisi lain pada tema organ gerak manusia banyak materi yang lebih
cenderung harus menggunakan metode yang melibatkan aktivitas peserta didik
berkaitan dengan perlunya mengkongkritkan materi yang disampaikan kepada
peserta didik, sehingga peserta didik tidak hanya menerima informasi saja,
melainkan peserta didik dapat membuktikan sesuatu objek yang sedang
dipelajarinya..
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti memilih
pembelajaran tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya dengan
menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) dengan harapan bahwa peserta didik akan senang dan mau
mengikuti materi yang ada. Model pembelajaran cooperative, integrated,
reading, and composition (CIRC) ini bisa membentuk pola pikir peserta didik
menjadi kritis dan kerja sama antar kelompok dapat lebih ditingkatkan dan
lebih mengeksplorasi kemampuan peserta didik dari segi intelektual dan emosi
peserta didik.
Menurut Hilda Karli dan Yuliariatiningsih (2002:73) model
pembelajaran  cooperative integrated reading and composition (CIRC)
memberikan manfaat bagi peserta didik, yaitu :

1. Dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam mengembanngkan


pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya dalam suasana pembelajaran yang
bersifat terbuka dan demokratis.
2. Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah
dimiliki peserta didik.
3. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai dan ketrampilan-
ketrampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.

7
4. Peserta didik tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai
subyek belajar karena peserta didik dapat menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik lain.
5. Peserta didik dilatih untuk kerjasama karena bukan materi saja yang
dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya
secara optimal bagi kesuksesan kelompok.
6. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar memperoleh dan
memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langtsung, sehingga apa
yang dipelajari lebih bermakna bagi dirinya.
Keunggulan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) ini adalah senantiasa akan melibatkan keaktifan peserta
didik dalam belajar, penggunaan model pembelajaran cooprative, integrated,
reading, and composition (CIRC) merupakan upaya pengkongkritan materi yang
sedang disampaikan. Strategi yang baik ditunjang pula dengan alat bantu
pembelajaran konkrit yang dapat membantu peserta didik untuk memahami dan
menggali sendiri pengetahuannya. Dengan menggunakan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) maka peserta didik
akan terlibat kedalam proses pembelajaran dengan diberikan kesempatan untuk
mempraktikannya sendiri, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih cenderung
pada situasi yang produktif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema
organ gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya
di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor
Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimanakah proses peningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema
organ gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran cooprative,
integrated, reading, and composition (CIRC) di kelas V A SD Negeri

8
Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak
manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya sesudah
menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor
Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022?
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran cooprative, integrated,
reading, and composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada tema organ gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka
manusia dan fungsinya di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor
Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Untuk mendeskripsikan proses peningkatkan hasil belajar peserta didik pada
tema organ gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan
fungsinya sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) di kelas V A SD
Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun
Pelajaran 2021/2022.
3. Untuk mengukur besarnya peningkatan hasil belajar peserta didik pada tema
organ gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya
sesudah menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated, reading,
and composition (CIRC) di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan
Bogor Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini antara lain adalah:
1. Bagi peserta didik
a. Meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik sehingga tercapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah.

9
b. Memberikan pengalaman nyata dan meningkatkan minat belajar peserta
didik.

2. Bagi guru
a. Memberi wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang
metode yang tepat dan menarik bagi peserta didik dan  guru.
b. Meningkatkan rasa percaya diri guru dan berperan secara aktif untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
c. Dapat menemukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam bidang studi IPA
3. Bagi sekolah
a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan pada
diri guru dan tenaga kependidikan.
b. Membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk
peserta didik dan prestasi peserta didik di masa yang akan datang.
c. Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat disekitar lingkungan sekolah.

10
BAB II
TINJAUAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Model Pembelajaran Cooperative, Integrated, Reading, And Composition


(CIRC)
1. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition disingkat CIRC adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana peserta didik dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa.
Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu
menjadi lebih efektif. Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim kooperatif
yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca,
supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata,
pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-
tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan
memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010: 203).
Berikut ini beberapa pengertian model pembelajaran CIRC dari
beberapa sumber:
a. Menurut Slavin (2005:200), Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas
yang lebih tinggi di sekolah dasar. 
b. Menurut Sutarno, dkk (2010:1), pembelajaran kooperatif tipe CIRC
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan
suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya
menjadi bagian-bagian yang penting. 

11
c. Menurut Uno dan Muhamad (2011:115), CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition) merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca
dan menulis secara kooperatif (kelompok). Yaitu membaca materi yang
diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke
dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Model ini
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
membaca dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca yang telah
dilakukan. 
2. Tujuan Model Pembelajaran CIRC 
Belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
merupakan belajar mandiri tanpa harus selalu mengandalkan peran guru,
karena mereka telah dibagi dalam kelompok-kelompok yang memiliki
kemampuan yang sama (peserta didik dipilih berdasarkan nilai). Dalam
pembelajaran model ini guru hanya bertugas untuk memberikan bantuan
pada kelompok bila kelompok tersebut belum dapat menyelesaikan
tugasnya.
Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
adalah sebagai berikut (Slavin, 2010:202-204):
a. Membaca Lisan. Meningkatkan kesempatan peserta didik untuk
membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan
membaca, dengan membuat para peserta didik membaca untuk teman
satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling
merespon kegiatan membaca peserta didik.
b. Kemampuan Memahami Bacaan. Penggunaan tim-tim kooperatif utuk
membantu peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan
yang dapat diaplikasikan secara luas.
c. Menulis dan Seni Berbahasa. Pengembangan CIRC terhadap pelajaran
menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis
pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak
memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.

12
3. Unsur-unsur Model Pembelajaran CIRC 
Unsur-unsur pada model pembelajaran CIRC antara lain dijelaskan
sebagai berikut (Slavin, 2008:204-212):
a. Kelompok membaca. Pembentukan kelompok membaca dalam
pembelajaran CIRC yaitu peserta didik dibagi ke dalam kelompok yang
terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan
membaca peserta didik. Peserta didik yang kemampuannya heterogen
kemudian dibentuk menjadi kelompok.
b. Tim. Para peserta didik dibagi ke dalam pasangan dalam kelompok
membaca. pasangan-pasangan dalam kelompok tersebut dibagi ke
dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok
membaca. 
c. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Para peserta didik
menggunakan bahan bacaan. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan
dalam kelompok membaca yang diarahkan guru. Diskusi mengenai
cerita disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu
seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasikan
masalah dalam bentuk narasi. 
d. Pemeriksaan oleh pasangan. Peserta didik yang telah menyelesaikan
semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas
peserta didik yang mengidentifikasikan bahwa mereka telah
menyelesaikan atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. 
e. Tes. Pada akhir pembelajaran peserta didik diberikan tes pemahaman
terhadap cerita, dimintai untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna
untuk tiap kosa kata, dan diminta untuk membacakan daftar kata-kata
dengan keras kepada guru. Pada tes ini peserta didik tidak
diperbolehkan saling membantu.
f. Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Pertemuan
pembelajaran setiap minggunya para peserta didik menerima
pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan.
Pengajaran tersebut seperti mengidentifikasikan gagasan utama,
memahami hubungan sederhana, dan membuat kesimpulan.

13
g. Seni berbahasa dan menulis terintegrasi. Selama periode seni berbahasa,
guru menggunakan kurikulum seni berbahasa dan menulis yang
dikembangkan khusus untuk CIRC.
Sedangkan menurut Mohammad Nur (2011:13), unsur-unsur
kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC adalah
sebagai berikut:
a. Penghargaan kepada tim berupa pemberian sertifikat yang didasarkan
pada kinerja kelompok. 
b. Pemberian kesempatan yang sama untuk berhasil pada setiap tim, yaitu
dengan peserta didik bekerja pada bahan yang sesuai dengan tingkat
membaca mereka.
c. Tanggung jawab individual dengan cara memberikan ide atau usahanya
yang nantinya akan masuk pada skor kuis dan karya tulis akhir mandiri.
Adapun Komponen Model Pembelajaran CIRC menurut Slavin
(2010:205-212), terdapat delapan komponen dalam model pembelajaran
CIRC, yaitu sebagai berikut:
a. Teams, yaitu pembentukan kelompok yang heterogen (campuran) dan
terdiri atas 4-5 peserta didik.
b. Placement test, misalnya didapat dari nilai rata-rata ulangan harian
sebelumnya atau berdasarkan dari nilai rapor agar guru dapat
mengetahui kelebihan dan kelemahan peserta didik pada bidang
tertentu.
c. Student creative, yaitu melaksanakan tugas dalam sebuah kelompok
dengan menciptakan kondisi dimana keberhasilan setiap individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan dari kelompoknya.
d. Team study, merupakan tahapan tindakan belajar yang harus
dilaksanakan oleh kelompok. Guru hanya bertugas memberikan
bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya.
e. Team scorer and team recognition, adalah pemberian skor terhadap
hasil kerja dalam kelompok dan memberikan penghargaan atau reward
terhadap kelompok yang berhasil secara unggul dan kelompok yang
dipandang belum cukup berhasil dalam menyelesaikan tugas kelompok.

14
f. Teaching group, yaitu guru harus memberikan materi secara singkat
dan jelas menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Facts test, merupakan pelaksanaan tes atau ulangan berdasarkan fakta
(materi) yang telah diperoleh peserta didik.
h. Whole-class units, merupakan pemberian rangkuman materi oleh guru
setelah pembelajaran telah mencapai akhir dengan strategi pemecahan
masalah.
4. Tahapan dan Langkah-langkah Model Pembelajaran CIRC 
Terdapat lima tahapan dalam proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran CIRC, yaitu sebagai berikut:
a. Orientasi. Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan
awal peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Kegiatan ini
juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
peserta didik.
b. Organisasi. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok,
dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan
bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada peserta didik.
Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan juga tugas yang harus
diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. 
c. Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa
didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau
media lainnya. 
d. Publikasi. Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya.
Membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam
kelompok atau di depan kelas. 
e. Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru memberikan penguatan
berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-
penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk
merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.

15
Menurut Steven dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan untuk
menggunakan model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut (Huda,
2013:222):
a. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari
4 peserta didik.
b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran. 
c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada
lembar kertas.
d. Peserta didik mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok. 
e. Guru memberikan penguatan (reinforcement).
f. Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC 
Kelebihan dalam penggunakan model pembelajaran CIRC antara
lain sebagai berikut:
a. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) sangat tepat
untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan
soal cerita. 
b. Dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang. 
c. Pelaksanaan program sederhana sehingga mudah diterapkan. 
d. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti, karena belajar dalam
kelompok.
e. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya.
f. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal cerita.
g. Peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan
masalahnya.
Sedangkan kekurangan yang ditemukan dalam penggunaan model
pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut:
a. Metode ini kurang tepat jika diterapkan pada peserta didik yang kurang
bisa membaca akan kesulitan. 
b. Jika diterapkan terlalu sering peserta didik akan merasa bosan. 

16
c. Peserta didik merasa jenuh dan lelah jika diminta untuk membaca
terlalu banyak.

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para
pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif. (Suprijono, 2009:5-7).
Menurut (Chatarina Tri Ani dkk, 2004: 4) hasil belajar merupakan
perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Sedangkan menurut Winkel dalam Sukestiyarno dan Budi Waluyo (2006: 6),
hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik
atau peserta didik dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu
perubahan yang khas.
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha
penguasaan materi dan ilmu penegetahuan yang merupakan suatu kegiatan
yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat
diperoleh hasil yang lebih baik. Belajar berarti mengubah tingkah laku.
Belajar akan membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan ilmu
pengetahuan, melainkan juga berbentuk percakapan, ketrampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Belajar
menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang,
prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil dari belajar sebagai
rangkaian jiwa raga. Psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah
kognitif, efektif dan prestasi motorik.
Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk
mengukur keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi. Tes pengukur

17
keberhasilan adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung
mengukur tingkah laku yang harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran.
(Sanjaya, 2008:235).
Oleh karena itu keberhasilan seseorang ditentukan oleh kriteria yang
ditetapkan sebelum tes itu berlangsung. Penilaian hasil belajar peserta didik
disini dapat diketahui melalui evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap
tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif
(dalam Muhibin, 2006:141) berarti proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Dengan demikian hasil belajar dapat dikatakan sempurna apabila
target jangkauan mengenai pencapaian tingkat sebagaimana yang telah
disebutkan sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan peserta didik.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai
oleh peserta didik setelah mengalami proses belajar mengajar dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai
saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan,
pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, ketrampilan dan
sebagaimana yang menuju pada perubahan positif. Prestasi belajar
menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya yang telah
mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat
dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Walaupun sebenarnya
prestasi ini bersifat sesaat saja, tetapi sudah dapat dikatakan bahwa peserta
didik tersebut benar-benar memiliki ilmu pada materi atau bahasan tertentu.
Jadi, dengan adanya prestasi belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh
peserta didik dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran
tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar
yang lebih baik.
2. Tujuan Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
pada diri peserta didik. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa

18
sejauh mana perubahan tingkah laku peserta didik telah terjadi melalui
proses belajarnya.
Menurut Hamalik, Oemar (2008:160) mengemukakan bahwa
penilaian hasil belajar memiliki tujuan-tujuan tertentu yaitu:
a. Memberikan informasi tentang kemajuan peserta didik melalui proses
pembelajaran.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar peserta didik lebih lanjut.
c. Memberikan informasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik.
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar mendorong
motivasi belajar peserta didik.
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku peserta didik.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing peserta didik
memilih sekolah.
Sudjana (2004) mengutarakan  tujuan  penilaian  hasil  belajar  sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar peserta didik sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi
atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian
kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan peserta
didik dibandingkan dengan peserta didik lainnya. 
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku
peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta sistem pelaksanaannya. 
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat
diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan peserta didik

19
yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya
bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku
peserta didik, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki
proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan
proses pembelajaran dalam mengupayakan perubahan tingkah laku peserta
didik. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu
sama lain sebab hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan akibat
dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya).
3. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, ketiga aspek tersebut tidak dapat
dipisahkan karena sebagai tujuan yang hendak dicapai, dengan kata lain
tujuan pengajaran dapat dikuasai peserta didik dalam mencapai tiga aspek
tersebut, dan ketiganya adalah pokok dari hasil belajar,
menurut  “Taksonomi Bloom” dalam (Syah, 2006) diklasifikasikan pada tiga
tingkatan yaitu sebagai berikut:
a. Jenis hasil belajar pada bidang kognitif
Istilah kognitif berasal dari cognition yang bersinonim dengan
kata knowing yang berarti pengetahuan, dalam arti luas kognisi adalah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuaan. .Menurut para
ahli   psikologi kognitif, aspek kognitif ini merupakan sumber sekaligus
sebagai pengendali aspek-aspek yang lain, yakni aspek afektif dan juga
aspek psikomotorik. Dengan demikian jika hasil belajar dalam aspek
kogniitif tinggi maka dia akan mudah untuk berfikir sehingga ia akan
mudah memahami dan meyakini materi-materi pelajaran yang diberikan
kepadanya serta mampu menangkap pelan-pelan moral dan nilai-nilai
yang terkandung di dalam materi tersebut. Sebaliknya, jika hasil belajar
kognitif rendah maka ia akan sulit untuk memahami materi tersebut
untuk kemudian diinternalisasikan     dalam dirinya dan diwujudkan
dalam perbuatannya.
Jenis hasil belajar aspek kognitif ini meliputi enam kemampuan atau
kecakapan antara lain:

20
1) Pengetahuan (knowladge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali
(recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus dan sebagainya.
2) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
3) Penerapan atau aplikasi (apliccation)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerangkan atau
meggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang kongkrit.
4) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian dan faktor-faktor
yang satu dengan faktor yang lainnya.
5) Sintensis (syntensis)
Adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-
unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur atau berbentuk pola baru.
6)  Penilaian dan evaluasi (evaluation)
Adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap situasi, nilai atau ide atau kemampuan untuk mengambil
keputusan (menentukan nilai) sesuatu yang dipelajari untuk tujuan
tertentu.
b. Jenis hasil belajar pada bidang afektif.
Aspek afektif berkenaan dengan perubahan sikap dengan hasil belajar
dalam aspek ini diperoleh melalui internalisasi, yaitu suatu proses
kearah pertumbuhan bathiniyah atau rohaniyah peserta didik,
pertumbuhan terjadi ketika peserta didik menyadari suatu nilai yang
terkandung dalam pengajaran agama dan nilai-nilai itu dijadikan suatu

21
nilai sistem diri “nilai diri” sehingga menuntun segenap pernyataan
sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menjalani kehidupan.
Adapun beberapa jenis kategori jenis aspek afektif sebagai
hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Menerima (receiving)
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rancangan (stimuli) dari
luar yang datang dari peserta didik, baik dalam bentuk masalah
situasi, gejala, dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari
luar.
2) Jawaban (responding)
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulisasi yang
datang dari luar, dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dan menjawab stimulus dari luar yang dating kepada
dirinya.
3) Penilaian (valuing)
Yaitu berkenaan dengan nillai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi, dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan
menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi (organization)
Yaitu pengembangan nilai kedalam satu system organisasi, termasuk
menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan,
dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk dalam
organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi daripada sistem
nilai.
5) Karakteristik (characterization)
Yaitu keterpaduan dan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian, tingkah lakunya,
disini termasuk nilai dan karakteristiknya.
c. Jenis hasil belajar pada bidang psikomotorik

22
Aspek psikomorik berhubungan dengan keterampilan yang bersifat
fa’aliyah kongkrit, walaupun demikian hal itupun tidak terlepas dari
kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dari sikap), hasil
belajar dari aspek ini adalah merupakan tingkah laku yang dapat
diamati. Adapun mengenai tujuan dari psikomotorik adalah sebagai
berikut:
1) Persepsi
Yaitu penggunaan lima panca indra untuk memperoleh kesadaran
dalam menerjemahkan menjadi tindakan.
2) Kesiapan
Yaitu keadaan siap untuk merespon secara mental, fisik, dan
emosional.
3) Respon terbimbing
Yaitu mengembangkan kemampuan dalam aktifitas mencatat dan
membuat laporan.
4) Mekanisme
Yaitu respon fisik yang telah dipelajari menjadi kebiasaan.
5) Adaptasi
Yaitu mengubah respon dalam stimulasi yang baru.
6) Organisasi
Yaitu menciptakan tindakan-tindakan baru.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar setiap individu dipengaruhi oleh belajar peserta didik.
Muhabbibin Syah (2003: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi
belajar peserta didik yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
a. Faktor dari dalam (internal) yaitu faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belajar yang berasal dari peserta didik. Faktor dari
dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.
1) Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan
kondisi panca indra.
2) Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

23
b. Faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama
manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak
langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi
belajar peserta didik ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah,
sekolah dan masyarakat.
2) Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar,
cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya
belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan
peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Dengan demikian guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam
memberikan pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani peserta
didik sesuai dengan kondisinya untuk menunjang keberhasilan belajar.
Hal tersebut dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
peserta didik, satu dengan yang lainnya berbeda.
Salah satu yang mempengaruhi belajar adalah faktor pendekatan belajar
(approach to learning), yang di dalamnya terdapat model pembelajaran.
Joyce dalam (Trianto, 2010: 22) menyatakan bahwa model
pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Tepat tidaknya guru menggunakan model
pembelajaran, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai
peserta didik. Maka dalam penelitian ini membicarakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu model
pembelajaran.
C. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik

24
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya:
a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
b. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
e. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
f. Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
remedial, pemantapan, atau pengayaan.
2. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
a. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh
tiga aliran filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c)
humanisme.
1) Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman peserta didik.
2) Aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman langsung peserta
didik (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut

25
aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.
Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi
harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik.
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses
yang berkembang terus menerus. Keaktifan peserta didik yang
diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam
perkembangan pengetahuannya.
3) Aliran humanisme yang melihat peserta didik dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
b. Landasan psikologis. Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan
dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan
isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didik agar
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada
peserta didik dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya.
c. Landasan yuridis. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan
berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
3. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta
didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga

26
peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,
termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna
dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru
perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran
lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik, karena sesuai dengan
tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1)
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan
yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
kebutuhan peserta didik; (3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan
berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
(4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik; (5)
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan
(6) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini,
akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa
kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi

27
penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan, (2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang
bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir, (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta
didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak
terpecah-pecah. (4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,
4. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik berpusat pada peserta
didik (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern
yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran
tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, Peserta didik mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

28
e. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta
didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
5. Implikasi Pembelajaran Tematik
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar
mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:
a. Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif
baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga
dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.
b. Implikasi bagi peserta didik: (a)  Peserta didik harus siap mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk
bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun
klasikal, (b) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: (a)
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada peserta didik
baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar. (b)  Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai
sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar
yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). (c)
Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media

29
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu peserta didik
dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku
ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang
memuat bahan ajar yang terintegrasi.
d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. Dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu
ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan
bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk
di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi
dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding
kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk
menggunakan dan menyimpannya kembali.
e. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik
pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu
disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode.
Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-
cakap.
D. Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahun Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan muatan pelajaran utama
yang diajarkan kepada peserta didik. Tema organ gerak manusia
berhubungan dengan cara mencari informasi tentang alam dan kejadian
alam secara sistematis, sehingga IPA tidak hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, ataupun prinsip-
prinsip saja melainkan berupa proses penemuan yang dapat dilakukan oleh
peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang materi yang

30
dipelajari. Sesuai penyataan di atas, maka pembelajaran IPA lebih
menekankan pemberian pengalaman belajar langsung melalui penggunaan
dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Adapun pengertian Ilmu Pengetahuan Alam menurut Surjani
Wonorahardjo (2010:11) bahwa “ Sains mempunyai makna merajuk ke
pengetahuan yang berada dalam sistem berfikir dan konsep teoritis dalam
sistem tersebut, yang mencakup segala macam pengetahuan mengenai apa
saja”.
Sedangkan menurut Patta Bundu (2006 : 10) mengatakan pendapatnya
tentang Ilmu Pengetahuan Alam yaitu “Sains adalah bangunan atau deretan
konsep dan skema konseptual (conceptual schemes) yang saling
berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
belajar akan berubah kearah yang positif meningkatkan belajar yang lebih
rendah dan efektif.
2. Tujuan Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahun Alam
Permendikud nomor 21 Tahun 2016 menyatakan tujuan Muatan
Pelajaran Ilmu Pengetahun Alam adalah:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan hari-hari
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan
e. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

31
Sedangkat berdasarkan penuturan Asep Herry Hernawan, dkk (2008:
8.28) mengatakan bahwa “tema organ gerak manusia bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan
ketrampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari”.
3. Ruang Lingkup Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahun Alam
Ruang lingkup tema organ gerak manusia untuk SD/MI menurut
Peraturan Menteridikbud Nomor 21 tahun 2016 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bunyi dan alam semesta: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Komponen pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdiri dari
interaksi manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta sebagaimana yang
tertuang dalam Peraturan Menteridikbud Nomor 20 tahun 2016 bahwa
Standar Kompotensi Lulusan sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil
pengamatannya secara lisan dan tertulis.
b. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan
dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
c. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan, dan tumbuhan,
serta fungsinya dan perubahan pada makluk hidup.
d. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan menyusunnya,
perubahan wujud benda, dan kegunaannya.
e. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya.

32
f. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan
perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan
kegiatan manusia.
E. Materi Tentang Mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya
1. Kerangka Tubuh Manusia
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-
tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang satu sama lainnya
saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk
tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah);
tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah);
tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah);
tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah);
tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah).

Gambar 2.1 kerangka manusia


Bagian-bagian yang sering terdapat pada tulang :

33
a. Foramen, suatu lubang tempat pembuluh darah, saraf, dan ligamentum
(misalnya pada tulang kepala belakang yang disebut foramen
oksipital).
b. Fosa, suatu lekukan didalam atau pada permukaan tulang (misalnya
pada skapula yang disebut fosa supraskapula).
c. Prosesus, suatu tonjolan atau taju (misalnya terdapat pada ruas tulang
belakang yang disebut prosesus spinosus).
d. Kondilus taju yang bentuknya bundar merupakan benjolan.
e. Tuberkulum : tonjolan kecil.
f. Tuberositas : tonjolan besar.
g. Trokanter : tonjolan besar, pada umumnya tonjolan ini pada tulang
paha (femur).
h. Krista pinggir atau tepi tulang (misalnya pada tulang ilium yang
disebut krista iliaka.
i. Spina tonjolan tulang yang bentuknya agak runcing (misalnya pada
tulang ilium yang disebut spina iliaka).
j. Kaput (kepala tulang) bagian ujung yang bentuknya bundar (misalnya
pada tulang paha yang disebut kaput femoris).
Tubuh manusia dapat berdiri tegak karena ada bagian tubuh yang
menegakkannya. Bagian tubuh tersebut adalah tulang. Tulang merupakan
bagian tubuh yang paling keras. Tulang terdiri dari sel-sel hidup, mineral,
dan sejenis protein. Mineral penyusun tulang adalah kalsium dan fosfat.
Kedua mineral ini menyebabkan tulang menjadi keras. Tulang
mengandung sejenis protein yang disebut kolagen. Kolagen adalah zat
yang menyebabkan tulang mempunyai sifat agak lentur. Tulang pada
tubuh kita berjumlah 206 ruas tulang. Ratusan tulang yang saling
berhubungan tersebut dinamakan rangka.
Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang satu dengan tulang yang lain
dihubungkan oleh persendian (artikulasi). Sistem rangka yang terletak di
dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut endoskeleton
2. Bagian-Bagian Rangka Manusia

34
Rangka yang menyusun tubuh kita dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu :
a. Rangka kepala (tengkorak),
Tulang tengkorak memiliki dua bagian, yaitu tengkorak bagian
pelindung otak dan tengkorak bagian muka. Tulang rangka kepala
(tengkorak) berfungsi untuk melindungi organ penting yang ada di
bagian kepala, antara lain otak.

Gambar 2.2 tulang rangka kepala (tengkorak)


Tengkorak bagian pelindung otak terdiri dari:
1) 1 tulang dahi,
2) 2 tulang ubun-ubun,
3) 1 tulang kepala belakang,
4) 2 tulang baji,
5) 2 tulang tapis,
6) 2 tulang pelipis.
Tengkorak bagian muka terdiri dari:
1) 2 tulang rahang atas,
2) 2 tulang rahang bawah,

35
3) 2 tulang pipi,
4) 2 tulang langit-langit,
5) 2 tulang air mata,
6) 2 tulang hidung.
Pada rangka kepala, hanya rahang bawah yang bisa digerakkan,
sehingga kita dapat makan dan bicara.
b. Rangka badan,

Gambar 2.3 rankga badan


Susunan tulang yang disebut dengan bagian rangka badan
pada rangka manusia ialah mulai dari leher sampai dengan panggul.
Tulang belakang berbentuk ruas yang meliputi ruas tulang leher,
tulang punggung, tulang pinggang, tulang selangkang, dan tulang
ekor. Jumlah ruas masing-masing tulang : 7 ruas tulang leher, 12 ruas
tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang selangkang, 4
ruas tulang ekor.
1) Tulang dada

36
Tulang dada dan tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ-
organ yang ada di bagian dada, seperti jantung dan paru-paru.
Tulang dada terdiri atas:
a) Tulang hulu, dilekati sepasang tulang selangka.
b) Tulang badan, dilekati 7 pasang tulang rusuk sejati.
c) Tulang taju pedang atau pedang-pedangan.
2) Tulang rusuk
Tulang rusuk berbentuk pipih, menghubungkan tulang dada
dengan tulang belakang. Tulang rusuk ada 3 jenis, yaitu:
a) Tulang rusuk sejati, berjumlah 7 pasang.
b) Tulang rusuk palsu, berjumlah 3 pasang.
c) Tulang rusuk melayang, berjumlah 2 pasang.

3) Tulang gelang bahu


Tulang gelang bahu terletak di kiri-kanan dada bagian atas.
Tulang gelang bahu menghubungkan tulang tangan dengan tulang
dada.
Tulang gelang bahu meliputi:
a) tulang selangka, berjumlah 2 pasang.
b) tulang belikat, berjumlah 1 pasang.
4) Tulang gelang panggul
Tulang gelang panggul berbentuk pipih, terdiri atas:
a) 2 tulang usus,

b) 2 tulang duduk,

c) 2 tulang kemaluan.

c. Rangka anggota gerak.


Rangka anggota gerak berbentuk pipa dan beruas-ruas.
Susunan tulang anggota gerak terdiri dari :

37
1) Tulang anggota gerak atas (tangan).
Kedua tangan kita tersusun dari:
a) tulang lengan atas,
b) tulang hasta,
c) tulang pengumpil,
d) tulang pergelangan tangan,
e) tulang telapak tangan,
f) tulang ruas-ruas jari tangan.

Gambar 2.4 rangka angota gerak tangan


2) Tulang anggota gerak bawah (Kaki)
Kedua kaki kita tersusun dari:
a) tulang paha,
b) tulang tempurung lutut,
c) tulang betis,
d) tulang kering,
e) tulang pergelangan kaki,
f) tulang telapak tangan,
g) tulang ruas-ruas jari kaki.

38
Gambar 2.5 rangka angota gerak kaki
3. Bentuk-bentuk Tulang Rangka Manusia
a. Tulang pipih
Karena bentuknya pipih atau gepeng maka disebut tulang pipih. tulang
pipih berfungsi sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Di dalam
tulang pipih terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah.
Contohnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk, tulang panggul,
dan tulang-tulang tengkorak.
b. Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya bulat pendek. Di dalamnya hanya terdapat
rongga-rongga kecil berisi sumsum merah.Contohnya tulang
pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, ruas-ruas tulang
belakang, dan tulang tempurung lutut.
c. Tulang pipa
Disebut tulang pipa karena bentuknya seperti pipa, bulat panjang dan
di bagian pusatnya terdapat rongga besar. Rongga pada tulang pipa
berisi sumsum kuning. Sumsum kuning ini banyak mengandung
lemak. Sumsum kuning dapat berfungsi sebagai cadangan makanan.
Pada ujung-ujung tulang pipa yang mengembung, di dalamnya
terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah. Sumsum
merah ini berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah. Contoh: tulang
lengan, tulang paha, tulang ruas jari, tulang kering, tulang hasta, dan
tulang pengumpil
d. Tulang tak beraturan
Disebut tulang tak beraturan karena tulang ini tidak memiliki bentuk
tertentu, misalnya pada tulang wajah.

39
4. Jenis-Jenis Tulang
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, tulang dibagi
menjadi:
a. Tulang rawan
Disusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) bersifat lentur
dapat ditemukan pada hidung, daun telinga, persendian, ujung tulang
rusuk, ujung tulang dada, serta antar ruas tulang belakang.
b. Tulang sejati
1) disusun oleh sel-sel tulang dewasa (osteosit)

2) bersifat keras, berfungsi untuk menyusun sitem rangka.


5. Hubungan antar tulang (Persendian)
Persendian ialah tempat perhubungan antara tulang-tulang
penyusun rangka tubuh. Tulang hanya dapat dibengkokkan atau diputar di
daerah sendi saja karena tulang sendiri terlalu keras untuk dibengkokkan
tanpa patah.
Tulang-tulang yang menyusun tubuh kita dihubungkan oleh sendi. Setiap
sendi menghubungkan dua tulang. Sendi menyebabkan tulang dapat
digerakkan. Dengan adanya sendi, tubuh kita mudah digerakkan,
dibelokkan, dilipat, ditekuk, dan diputar.
Secara fungsional, sendi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Sendi mati (sinartrosis), yaitu sendi yang tidak memungkinkan adanya
gerak. Contohnya, sendi antar tulang penyusun tengkorak.
b. Sendi kaku (amphiartrosis), yaitu sendi yang pergerakannya sedikit.
Contohnya, pada persendian tulang rusuk dan tulang dada.
c. Sendi gerak (diartrosis), yaitu sendi yang pergerakannya bebas. Sendi
ini dibedakan menjadi empat macam yaitu: sendi peluru, pelana,
engsel dan putar.
1) Sendi Engsel
Gerakan sendi engsel seperti engsel pintu. Sendi ini hanya dapat
digerakkan ke satu arah. Contohnya lutut, siku, serta ruas jari
tangan dan kaki.

40
2) Sendi Pelana
Sendi pelana dapat digerakkan ke kedua arah (ke samping dan
ke depan). Contohnya tulang pangkal ibu jari tangan dan tulang
pertama pergelangan tangan.
3) Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan pertemuan antara ujung tulang berbentuk
bola dan tulang berbentuk mangkuk. Sendi peluru memungkinkan
gerakan ke semua arah. Contoh sendi peluru terdapat di antara
tulang lengan atas dan gelang bahu.
4) Sendi Putar
Sendi putar memungkinkan tulang yang satu berputar
mengelilingi tulang lain yang bertindak sebagai poros. Sendi
putar terdapat pada pertemuan antara tulang leher pertama dan
tulang leher kedua. Sendi putar mengakibatkan kepala dapat
diputar

6. Fungsi rangka
Rangka yang kita miliki berfungsi :
a. Memberi bentuk tubuh, menahan, dan menegakkan tubuh
b. Melindungi alat-alat tubuh yang vital
contoh :
1) otak dilindungi oleh tengkorak

2) paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan


tulang dada
3) Tempat pembentukan sel-sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah. Hal ini terjadi pada tulang pipa, sebagai tempat
pembentukan sumsum merah

41
4) Sebagai alat gerak pasif, karena tulang yang sebenarnya tidak
bergerak, yang melakukan gerakan sebenarnya adalah otot yang
melekat pada tulang
5) Tempat melekatnya otot (otot rangka)

6) Tempat penyimpanan mineral terutama fosfor dan kalsium.


F. Kerangka Berpikir
Kondisi awal hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak
manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya masih rendah
atau belum memenuhi kriteria ketuntasan materi, hal ini disebabkan model
pembelajaran yang masih konvensional. Masalah dalam penelitian ini adalah
rendahnya hasil belajar tema organ gerak manusia tentang mendeskripsikan
rangka manusia dan fungsinya .
Untuk memperbaiki proses pembelajaran dilakukan melalui tindakan
kelas dari siklus 1 dengan menggunakan metode demonstrasi. Pemilihan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) ini
karena memiliki banyak kelebihan diantaranya waktu yang relatif singkat,
umumnya peserta didik lebih banyak memahami pembelajaran, dapat diperoleh
penguasaan yang diharapkan, akan tertanam pada setiap peserta didik, kebiasaan
belajar secara rutin dan disiplin, peserta didik tidak verbalisme serta
mendapatkan nilai hasil belajar yang di peroleh melalui pembelajaran yang
kreatif, efektif dan menyenangkan. Diharapkan penggunaan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik tentang mendeskripsikan rangka manusia dan
fungsinya di kelas V A semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 SD Negeri
Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. akan tetapi peningkatan tersebut
belum maksimal karena belum semua target yang tercantum dalam indikator
keberhasilan penelitian tercapai. maka diperlukan tindakan perbaikan pada siklus
2. Pada siklus 2 ini kembali dilakukan tindakan perbaikan dengan cara
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1, kembali terjadi peningkatan
hasil belajar dan telah mencapai semua indikator keberhasilan penelitian yang
telah di tentukan. maka penelitian dihentikan pada siklus 2.

42
Pada kondisi akhir, penelitian ini diharapkan nilai rata-rata tema organ
gerak manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya pada
kelas V A semester 1 SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor
tahun pelajaran 2021/2022 dapat meningkat, dari nilai rata – rata yaitu 65,32
menjadi 75 atau diatas KKM yaitu 75.
Lebih jelasnya alur kerangka berpikir dapat diperhatikan bagan di
bawah ini:

Guru masih Hasil belajar


Kondisi
konvensional belum peserta didik
Awal
menggunakan model rendah
pembelajaran CIRC

Tindakan Menggunakan
Model pembelajaran Siklus I
CIRC

Hasil belajar peserta Siklus II


Kondisi
didik meningkat
Akhir

Gambar 2.6 Alur Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Tindakan
Dari landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti
menetapkan hipotesis tindakan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak manusia tentang
mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya di kelas V A SD Negeri Cibuluh
3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.

43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau penyelidikan untuk
mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
B. Setting dan Subyek Penelitian.
Penelitan ini dilaksanakan di SD Negeri Cibuluh 3 Kota Bogor kelas
V A Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022. Ketika guru mengajar tentang
materi mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya, nilai rata-ratanya 65,32
sedangkan KKM yang ditentukan adalah 75. Peserta didik yang mendapatkan
nilai di atas KKM hanya 10 orang atau 32,26%, sedangkan peserta didik yang
mendapat nilai di bawah KKM ada 21 orang 67,74%.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran
2021/2022, antara bulan September-ktober 2019. Adapun subyek penelitian ini
adalah peserta didik kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kota Bogor yang
berjumlah 31 orang terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 12 orang.
C. Waktu Penelitian
Pelaksanaan PTK ini dijadwalkan 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Juli
sampai dengan Desember 2019
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Bulan
No Uraian kegiatan Jan Peb Mrt Apl Mei Juni
I Persiapan
Menyusun proposal
penelitian

Mengurus izin penelitian

Membuat instrumen
penelitian
Membuat RPP siklus I dan
II
Bulan
No Uraian kegiatan Jan Peb Mrt Apl Mei Juni
Menentukan teman sejawat
II Pelakasanaan
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
III Pelaporan
Melaksanakan seminar
Mengurus surat pernyataan
telah melaksanakan
penelitian
Penjilidan

D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti digunakan
instrumen pengumpulan data sebagai berikut:
1. Tes Uji Kompetensi
Tes uji kompetensi digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar peserta didik yang dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated,
reading, and composition (CIRC) tentang materi mendeskripsikan rangka
manusia dan fungsinya. Tes uji kompetensi ini dilaksanakan 2 kali yaitu pada
pertemuan kedua tiap siklusnya. Bentuk uji kompetensi adalah berupa tes
tertulis. Soal tes tertulis dibuat oleh peneliti selanjutnya soal tersebut
divalidasi oleh tim ahli.
Tim ahli validasi terdiri dari kepala sekolah dan observer. Adapun
format validasi terhadap uji kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam
tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Format Validasi NaskahSoal
Nama : .................................................
Jabatan : .................................................
Unit Kerja : ……………………………….
Nilai
No Aspek Keterangan
SK K C B SB
Kesesuaian ruang SK : Sangat
1 lingkup soal dengan Kurang
indikator pembelajaran K : Kurang
Kesesuaian isi tes C : Cukup
2 dengan usia peserta B : Baik
didik SB : Sangat
Bahasa yang digunakan Baik
3
pada butir soal
Kesesuaian materi
4
dengan kurikulum

2. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung
tentang aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Observasi tindakan dilakukan oleh guru lain yang bertindak sebagai observer
adalah Bapak Edi Effendi , S.Pd. SD, NIP. 19650715 200801 1 004, beliau
guru SDN Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Kota Bogor. Lembar observer
disusun untuk mengamati peneliti dan peserta didik dalam melaksanakan
tindakan kelas, kondisi kelas dan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Adapun lembar observasi yang akan digunakan sebagaimana
yang tertuang dalam tabel 3.3 dan 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
1
2
3
4
5
Keterangan:
B = Baik jika selalu aktif dalam pembelajaran
C = Cukup jika sering aktif dalam pembelajaran
K = Kurang jika kadang-kadang aktif dalam pembelajaran
Tabel 3.4
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar
bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa
yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik
yang dipelajari
KEGIATAN INTI
1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya
7. Peserta didik termotivasi dalam proses
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik
KEGIATAN AKHIR
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k

1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja


Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik
4. Menutup proses pembelajaran
Persentase

Keterangan:
Baik = Jika Selalu menggunakan aspek
Cukup = Jika sering menggunakan aspek
Kurang = Jika kadang-kadang menggunakan aspek
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu
pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk
pengajaran di kelas. Tujuan ini tidak terlepas dari adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, keadaan kelas dan
materi sehingga dalam penelitian ini yang diteliti adalah proses.
Desain penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus dengan tiap siklus
terdiri dari dua pertemuan. Desain penelitian yang akan dilaksanakan supaya
penelitian terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka penelitian
yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun alur pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Planning

Reflecting Action

Observing
1.

Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan Model Kurt Lewin
1. Perencanaan Tindakan
Menyusun rancangan tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Dalam tahap ini peneliti juga menentukan titik fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara
prosedural rencana tindakan ini meliputi menyusun rencana tindakan dalam
bentuk skenario pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah dalam
penelitian ini. Adapun rencana tindakan dalam bentuk skenario
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Apersepsi tanya jawab tentang materi mendeskripsikan rangka manusia
dan fungsinya.
b. Penjelasan tentang tujuan/kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
c. Penjelasan tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.
d. Pembagian peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
mendiskusikan mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya.
e. Penyusunan rangkuman pembelajaran.
f. Menyusun instrumen observasi dan tes yang meliputi: lembar observasi
dan soal uji kompetensi secara tertulis. Adapun pengamatan yang
diamati adalah sebagai berikut:
1) Adanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
2) Adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelas.
3) Adanya diskusi kelompok dan keikutsertaan seluruh anggota
kelompok dalam membahas materi diskusi.
4) Adanya penguasaan materi pembelajaran oleh peserta didik
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah kegiatan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yaitu implementasi atau
penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti.
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan sekaligus
tindakan dan pengumpulan data yang dilakukan oleh observer. Pada tahap
pelaksanaan observasi peneliti mendapatkan informasi tentang tingkah laku
peserta didik, kemampuan peserta didik selama kegiatan observasi ini
berlangsung. Pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut:
a. Adanya kerjasama antara peserta didik dalam berdiskusi di dalam
kelompoknya
b. Adanya kerjasama antara peserta didik dalam kelas tersebut.
c. Adanya proses pembelajaran yang aktif,.
d. Adanya penguasaan materi pembelajaran oleh peserta didik
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dicapai dan belum dicapai. Dalam tahap refleksi berusaha memahami
proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.
Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi diantara peneliti dan observer.
Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana. Dimulai dari
Siklus I ke siklus II dan seterusnya sampai suatu permasalahan dianggap
selesai.
F. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengolah data yang terkumpul seperti:
a. Data aktivitas peserta didik sewaktu proses pembelajaran yaitu lembar
observasi.
b. Data berupa nilai yang diperoleh dari hasil uji kompetensi (tes tertulis).
c. Data lembar observasi pengamatan.
2. Menyeleksi data
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dapat
diolah atau tidak.
3. Menghitung Persentase
Persentase digunakan untuk melihat besarnya persentase dari setiap
alternatif jawaban pada setiap pertanyaan sehingga data yang diperoleh
dapat dianalisa.
4. Mengumpulkan hasil penelitian setelah data dianalisis.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini,
digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta
didik, juga untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar
peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya,
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
berikut :
1. Penilaian Evaluasi
Untuk menentukan nilai rata-rata peserta didik diperoleh dengan cara
menjumlah nilai yang diperoleh peserta didik di kelas tersebut. Rumus
sederhana yang digunakan untuk merata-rata nilai yaitu :

Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai peserta didik


Jumlah peserta didik

2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar


Ditentukan dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal.

Tabel 3.5
Ukuran Keberhasilan Penelitian
Teknik
Ukuran
No Target Pengumpulan
Keberhasilan
Data
1 Ketuntasan Seluruh peserta didik Tes
belajar memperoleh nilai sama atau di
perorangan atas nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≤75
2 Ketuntasan 100% peserta didik Tes
klasikal memperoleh nilai mencapai
KKM
3 Semangat Minimal 85% peserta didik Observasi
belajar peserta menunjukkan semangat belajar (pengamatan)
didik dan aktif dalam pembelajaran
4 Rata-Rata hasil Rata-rata hasil belajar kelas Tes
belajar klasikal mencapai minimal 75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang terjadi di kelas V
A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor menunjukan
adanya masalah yang ditandai dengan hasil belajar yang rendah pada materi
tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya. Berdasarkan dari hasil
observasi yang dilakukan, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik tentang materi mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya adalah
sebesar 65,32. Dari 31 peserta didik hanya ada 10 orang atau 32,26% yang
mendapat nilai sama atau di atas KKM yang telah ditentukan ada 21 orang atau
67,74% peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan nilai
KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
Nilai tes awal dijadikan acuan untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik di kelas V A setelah menggunakan model pembelajaran CIRC. Soal-soal
tes awal berupa materi yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
yaitu tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya. Berikut disajikan
data hasil belajar peserta didik pada pra siklus.
Tabel 4.1
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus

No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 60 


2 APRIL RIZKI AULIANI 65 
3 ASSYFA AULIA RF 65 
4 DHANU ARNANTA 75 
5 DINDA ANANDA P 50 
6 DIVA ARUMSARI 75 
7 FATHIRA NISSA A 80 
8 GILANG RIZKI R 60 
9 LAURA ANGEL K 60 
10 LOLITA ANUGRAHINI 60 
11 LUSIANA AMELIA D 75 
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

12 M MAULANA 50 

13 MAHLA PRISKILA DK 60 

14 MEYVARANI HUANA 80 

15 M ATHTHAR K 60 
16 MUHAMMAD GIZEL 60 
17 NABILA R 60 
18 NANU SANJAYA 65 
19 PINGKAN AUREL 80 
20 RAAFY RAMADHAN 60 
21 RESTY HAMIDAH 80 
22 RIZKI AL FATTAH 60 

23 SATRIA AQMAL I 60 

24 SITI FIRDA 65 

25 SITI KHOIRUNINISA 65 
26 ULFAH NUR AMIRA 75 
27 SYALWA NUR FITRIANI 50 
28 TASYA PERMATA 75 
29 TENGKU RASYA VIANDRI 60 
30 ADI KURNIA PUTRA 60 
31 MUHAMMAD RAFLY 75 
Rata-rata 65,32
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 10
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 21
Persentase Ketuntasan 32,26%

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar peserta
didik pada pra siklus tersaji pada grafik 4.1 berikut:

90

80

70

60

50
Nomor
40 Nilai
30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.1
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus
Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 terlihat bahwa peserta didik hanya
memperoleh nilai rata-rata 65,32 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.
Peserta didik yang hasil belajarnya di atas KKM hanya 10 orang atau 32,26%,
yang mendapat di bawah KKM yang telah ditentukan ada 21 orang atau 67,74%
dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini memberikan gambaran bahwa
hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak manusia tentang
mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya masih tergolong rendah.
B. Deskripsi Tindakan Siklus I
1. Perencanaan
a. Sebelum menyusun rencana pembelajaran, peneliti melakukan
identifikasi masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan pada siklus I.
b. Setelah peneliti mengetahui masalah dan langkah-langkah yang akan
digunakan pada tindakan di siklus I, peneliti kemudian membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada
penelitian.
d. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Mengembangkan format evaluasi berupa tes tertulis.
f. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dengan
menggunakan metode demonstrasi. Adapun langkah-langkah model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC)
yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
1) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2) Peneliti mempersiapkan media pembelajaran.
3) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengkomunikasikan garis besar kompetensi dasar, indikator
produk, proses dan sikap.
4) Peneliti melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang
mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya.
5) Peneliti membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
6) Peneliti mendeskripsikan pengertian gerak dan menyebutkan
manfaat mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya.
7) Peserta didik menyimak penjelasan peneliti dan menjawab
pertanyaan dengan semangat dan perhatian.
8) Peneliti melakukan demonstrasi di depan kelas menggunakan
beberapa benda yang telah disiapkan.
9) Peserta didik memperhatikan dengan seksama.
10) Peneliti meminta tiap-tiap kelompok mengerjakan lembar kerja
berdasarkan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti.
11) Peserta didik berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang telah
diberikan.
12) Peneliti mengamati diskusi kelompok peserta didik.
13) Peneliti meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil
diskusinya.
14) Peneliti bertanya jawab dengan peserta didik tentang hal-hal yang
belum diketahui melalui kegiatan pembelajaran tadi.
15) Peneliti memberi kesempatan kepada peserta didik seluas-luasnya
untuk bertanya.
16) Peneliti meluruskan kesalahpahaman tentang materi pembelajaran,
memberikan penguatan dan penyimpulan secara tanggung jawab.
17) Peneliti memberikan tugas/PR.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua
1) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan peserta didik,
mengecek kehadiran peserta didik serta mengondisikan kelas agar
pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif.
2) Melakukan apersepsi dengan menyebutkan tujuan belajar yang ingin
dicapai
3) Orientasi. Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan
awal peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Kegiatan ini
juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
peserta didik.
4) Organisasi. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik.
Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada
peserta didik. Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan juga
tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran
berlangsung. 
5) Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini
bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster
atau media lainnya. 
6) Publikasi. Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuan-
temuannya. Membuktikan, memperagakan tentang materi yang
dibahas baik dalam kelompok atau di depan kelas. 
7) Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru memberikan penguatan
berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-
penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Langkah selanjutnya peserta didik diberi kesempatan
untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.
8) Peneliti memberikan uji kompetensi tertulis.
3. Observasi
Dari hasil observasi siklus I, didapat bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran IPA tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya
dengan menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated, reading,
and composition (CIRC) pada siklus I, peneliti telah menerapkannya sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, peneliti
kurang dalam menghubungkan materi dengan pembelajaran yang lalu,
peneliti masih belum bisa menyesuaikan pengaturan waktunya sehingga
materi tidak tersampaikan dengan baik. Masalah lain yang didapat dari
pengamatan observer adalah pada saat peneliti menjelaskan materi, peneliti
kurang memotivasi peserta didik sehingga masih ada peserta didik yang
tidak memperhatikan dan masih banyak peserta didik malu-malu bertanya.
Data mengenai keaktifan peserta didik diperoleh dengan
menggunakan lembar observasi seperti pada lampiran. Keaktifan peserta
didik tersebut dapat dilihat dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan
maupun antusiasnya dalam mengerjakan tugas kelompok pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Data mengenai keaktifan peserta didik pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2:
Tabel 4.2
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
1 ADJENG ETIKA UTAMI √
2 APRIL RIZKI AULIANI √
3 ASSYFA AULIA RF √
4 DHANU ARNANTA √
5 DINDA ANANDA P √
6 DIVA ARUMSARI √
7 FATHIRA NISSA A √
8 GILANG RIZKI R √
9 LAURA ANGEL K √
10 LOLITA ANUGRAHINI √
11 LUSIANA AMELIA D √
12 M MAULANA √
13 MAHLA PRISKILA DK √
14 MEYVARANI HUANA √
15 M ATHTHAR K √
16 MUHAMMAD GIZEL √
17 NABILA R √
18 NANU SANJAYA √
19 PINGKAN AUREL √
20 RAAFY RAMADHAN √
21 RESTY HAMIDAH √
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
22 RIZKI AL FATTAH √
23 SATRIA AQMAL I √
24 SITI FIRDA √
25 SITI KHOIRUNINISA √
26 ULFAH NUR AMIRA √
27 SYALWA NUR FITRIANI √
28 TASYA PERMATA √
29 TENGKU RASYA VIANDRI √
30 ADI KURNIA PUTRA √
31 MUHAMMAD RAFLY √
Jumlah 19 6 6
Prosentase (%) 61,30% 19,35% 19,36%

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data keaktifan peserta


didik pada siklus 1 tersaji pada grafik 4.2 berikut:

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang

Grafik 4.2
Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus 1
Data mengenai aktifitas peserta didik pada siklus I menunjukkan
bahwa 61,30% atau 19 peserta didik sangat baik dalam negikuti KBM,
sedangkan 19,36% atau 6 peserta didik cukup aktif dan 19,35% atau 6
peserta didik kurang aktigf dalam mengikuti KBM. Selanjutnya di bawah ini
hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.3:
Tabel 4.3
Data Aktifitas Guru Siklus 1
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik

yang dipelajari
KEGIATAN INTI
1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang 
sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta 
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara 
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari 
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya 
7. Peserta didik termotivasi dalam proses 
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik 
KEGIATAN AKHIR
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja 
Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi 
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik 
4. Menutup proses pembelajaran 
Persentase 70,60% 29,40% 0%

Jika di gambarkan dalam bentuk grafik, maka data aktifitas guru pada
siklus 1 seperti tersaji pada grafik dibawah ini

29,40%

70,60% Baik
Cukup
Kurang

Grafik 4.3
Keaktifan guru Pada Siklus 1
Untuk mengetahui besaran hasil belajar peserta didik, maka pada akhir
siklus I dilakukan tes hasil belajar dan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus 1

No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 65 


2 APRIL RIZKI AULIANI 75 
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

3 ASSYFA AULIA RF 75 
4 DHANU ARNANTA 80 
5 DINDA ANANDA P 60 
6 DIVA ARUMSARI 80 
7 FATHIRA NISSA A 90 
8 GILANG RIZKI R 65 
9 LAURA ANGEL K 65 
10 LOLITA ANUGRAHINI 75 
11 LUSIANA AMELIA D 80 
12 M MAULANA 60 

13 MAHLA PRISKILA DK 65 
14 MEYVARANI HUANA 90 

15 M ATHTHAR K 65 
16 MUHAMMAD GIZEL 65 
17 NABILA R 65 
18 NANU SANJAYA 75 
19 PINGKAN AUREL 85 
20 RAAFY RAMADHAN 65 
21 RESTY HAMIDAH 85 
22 RIZKI AL FATTAH 65 

23 SATRIA AQMAL I 65 

24 SITI FIRDA 75 
25 SITI KHOIRUNINISA 75 
26 ULFAH NUR AMIRA 80 
27 SYALWA NUR FITRIANI 60 
28 TASYA PERMATA 80 
29 TENGKU RASYA VIANDRI 75 
30 ADI KURNIA PUTRA 75 
31 MUHAMMAD RAFLY 80 
Rata-rata 72,90
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 20
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 11


Persentase Ketuntasan 64,52%

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada
siklus I tersaji pada grafik 4.4 berikut:

100

90

80

70

60

50 Nomor
Nilai
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.4
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus I
Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.4 terlihat bahwa rata-rata nilai
peserta didik 72,90 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Peserta
didik yang hasil belajarnya di atas KKM ada 20 orang atau 64,52% dari
nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75, sedangkan peserta didik yang hasil
belajarnya di bawah KKM 11 orang atau 35,48%. Hal ini memberikan
gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari pra siklus
ke siklus I.
4. Refleksi
Berdasarkan análisis data di atas, masih terdapat kekurangan pada
siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain peneliti kurang dalam
menghubungkan materi dengan pembelajaran yang lalu dan peneliti masih
belum bisa menyesuaikan pengaturan waktunya sehingga materi tidak
tersampaikan dengan baik. Masalah lain yang didapat dari pengamatan
observer adalah pada saat peneliti menjelaskan materi, peneliti kurang
memotivasi peserta didik sehingga masih ada peserta didik yang tidak
memperhatikan dan masih banyak peserta didik malu-malu bertanya
Sedangkan kemampuan peneliti dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran, kesesuaian dengan langkah-langkah pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran dan cara membimbing peserta didik dalam
melakukan diskusi dan membuat kesimpulan sudah baik. Kemudian
61,30% peserta didik sangat baik mengikuti KBM. Sedangkan 19,35%
peserta didik cukup baik mengikuti KBM dan 19,35% peserta didik kurang
aktif dalam mengikuti KBM. Dengan adanya kekurangan-kekurangan
tersebut, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam KBM untuk siklus
II. Perbaikan tersebut yaitu dengan cara peneliti lebih mengoptimalkan
motivasi peserta didik, kemampuan peneliti dalam menghubungkan materi
dengan pembelajaran yang lalu dan pengaturan waktu lebih dioptimalkan.
Peneliti lebih fokus kepada peserta didik agar lebih meningkatkan
keberanian untuk bertanya dan aktif dalam diskusi kelompok.
C. Deskripsi Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
a. Sebelum menyusun rencana pembelajaran, peneliti melakukan
identifikasi masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan pada siklus II.
b. Setelah peneliti mengetahui masalah dan langkah-langkah yang akan
digunakan pada tindakan di siklus II, peneliti kemudian membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada
penelitian.
d. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Mengembangkan format evaluasi berupa tes tertulis.
f. Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan
menggunakan metode demonstrasi. Adapun langkah-langkah model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC)
tersebut yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
1) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan peserta didik,
mengecek kehadiran peserta didik serta mengondisikan kelas agar
pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif.
2) Melakukan apersepsi dengan menyebutkan tujuan belajar yang ingin
dicapai
3) Orientasi. Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan
awal peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Kegiatan ini
juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
peserta didik.
4) Organisasi. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik.
Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada
peserta didik. Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan juga
tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran
berlangsung. 
5) Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini
bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster
atau media lainnya. 
6) Publikasi. Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuan-
temuannya. Membuktikan, memperagakan tentang materi yang
dibahas baik dalam kelompok atau di depan kelas. 
7) Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru memberikan penguatan
berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-
penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Langkah selanjutnya peserta didik diberi kesempatan
untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya
3. Observasi
Pada siklus II ini peneliti telah melakukan perbaikan-perbaikan.
Perbaikan dalam pembelajaran tersebut yaitu peneliti lebih memotivasi
peserta didik, sehingga peserta didik lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran dan lebih proaktif dalam kelompok diskusinya. Dengan
antusias yang lebih tinggi, maka pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
Selain memotivasi peserta didik, peneliti juga memberikan lebih banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas.
Data mengenai keaktifan peserta didik diperoleh dengan
menggunakan lembar observer seperti pada lampiran. Keaktifan peserta
didik tersebut dapat dilihat dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan
dari peneliti maupun antusiasnya dalam mengerjakan tugas kelompok pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Data mengenai keaktifan peserta
didik pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Data Mengenai Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II
Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
1 ADJENG ETIKA UTAMI √
2 APRIL RIZKI AULIANI √
3 ASSYFA AULIA RF √
4 DHANU ARNANTA √
5 DINDA ANANDA P √
6 DIVA ARUMSARI √
7 FATHIRA NISSA A √
8 GILANG RIZKI R √
9 LAURA ANGEL K √
10 LOLITA ANUGRAHINI √
11 LUSIANA AMELIA D √
12 M MAULANA √
13 MAHLA PRISKILA DK √
14 MEYVARANI HUANA √
15 M ATHTHAR K √
16 MUHAMMAD GIZEL √
17 NABILA R √
18 NANU SANJAYA √
19 PINGKAN AUREL √
20 RAAFY RAMADHAN √
21 RESTY HAMIDAH √
22 RIZKI AL FATTAH √
Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
23 SATRIA AQMAL I √
24 SITI FIRDA √
25 SITI KHOIRUNINISA √
26 ULFAH NUR AMIRA √
27 SYALWA NUR FITRIANI √
28 TASYA PERMATA √
29 TENGKU RASYA VIANDRI √
30 ADI KURNIA PUTRA √
31 MUHAMMAD RAFLY √
Jumlah 27 4 0
Prosentase (%) 87,09% 12,91% 0%

Jika di gambarkan dalam grafik data keaktivan peserta didik pada siklus
1 seperti pada grafik di bawah ini.

12,91%

87,09% Baik
Cukup
Kurang

Grafik 4.5
Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II
Dari tabel dan grafik di atas mengenai aktifitas peserta didik pada
siklus II menunjukkan bahwa 87,09% atau 27 peserta didik sangant aktif
dalammengikuti KBM , 12% atau 3 peserta didik cukup aktif dalam mengikuti
KBM dan 0% atau tidak ada peserta didik yang kurang aktif. Selanjutnya di
bawah ini hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru pada siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.6:
Tabel 4.6
Data Aktifitas Guru Siklus II
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik

yang dipelajari

1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang √


sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta √
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara √
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari √
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran √
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya √
7. Peserta didik termotivasi dalam proses √
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik √

1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja √


Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi √
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik √
4. Menutup proses pembelajaran √
Persentase 100%

Jika di gambarkan dalam bentuk grafik, maka data aktifitas guru pada
siklus 1 seperti tersaji pada grafik dibawah ini
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang

Grafik 4.6
Keaktifan guru Pada Siklus 1
Untuk mengetahui besaran hasil belajar peserta didik, maka pada akhir
siklus 2 dilakukan tes dalam hasil belajar dapat di tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II

No. Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 75 


2 APRIL RIZKI AULIANI 80 
3 ASSYFA AULIA RF 80 
4 DHANU ARNANTA 90 
5 DINDA ANANDA P 75 
6 DIVA ARUMSARI 85 
No. Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

7 FATHIRA NISSA A 100 


8 GILANG RIZKI R 75 
9 LAURA ANGEL K 75 
10 LOLITA ANUGRAHINI 80 
11 LUSIANA AMELIA D 85 
12 M MAULANA 75 
13 MAHLA PRISKILA DK 75 
14 MEYVARANI HUANA 100 

15 M ATHTHAR K 75 

16 MUHAMMAD GIZEL 75 
17 NABILA R 75 
18 NANU SANJAYA 80 

19 PINGKAN AUREL 90 

20 RAAFY RAMADHAN 75 
21 RESTY HAMIDAH 90 
22 RIZKI AL FATTAH 75 
23 SATRIA AQMAL I 75 
24 SITI FIRDA 80 
25 SITI KHOIRUNINISA 75 
26 ULFAH NUR AMIRA 85 

27 SYALWA NUR FITRIANI 75 

28 TASYA PERMATA 85 

29 TENGKU RASYA VIANDRI 80 

30 ADI KURNIA PUTRA 80 

31 MUHAMMAD RAFLY 90 

Rata-rata 80,97
Nilai Terendah 75
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 31
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 0
Persentase Ketuntasan 100%
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar
pada siklus II tersaji pada grafik 4.7 berikut:
120

100

80

60 Nomor
Nilai

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.7
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II
Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.7 terlihat bahwa rata-rata nilai peserta
didik 80,97 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. peserta didik yang
hasil belajarnya di atas KKM ada 31 orang atau 100% dan di bawah KKM tidak
ada atau 0% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini memberikan
gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke
siklus II.
4. Refleksi
Dari data di atas dapat diinformasikan bahwa hampir seluruhnya
peserta didik menyukai pembelajaran dengan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) dengan bukti rata-
rata nilai 80,97. Kemudian nilai di atas KKM ada 31 orang atau 100%
sedangkan yang di bawah KKM tidak ada atau 0% dari KKM yang telah
ditentukan yaitu 75 sedangkan nilai terendah adalah 75 dan nilai tertinggi
100. Seluruh peserta didik 31 orang dalam materi mendeskripsikan rangka
manusia dan fungsinya sudah tuntas. Sedangkan aktivitas peserta didik
dalam mengikuti materi ini 87,09% atau 27 peserta didik sangat aktif
mengikuti KBM, 12,91% atau 4 peserta didik cukup aktif, dan 0% atau
tidaka ada peserta didik yang tidak aktif. Kemudiam aktivitas guru adalah
100% guru telah melaksanakan urutan pembelajaran yang telah ditulis di
RPP. Hal ini dikarenakan peserta didik merasa tertarik dan termotivasi
dalam pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi.
D. Pembahasan
Dari hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) dan jawaban soal-soal
evaluasi yang diberikan, kemudian peneliti menggunakan jawaban-jawaban
tersebut untuk mengetahui apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menggunakan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Berikut ini
adalah data yang diperoleh dari hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 ADJENG ETIKA UTAMI 60 65 75


2 APRIL RIZKI AULIANI 65 75 80
3 ASSYFA AULIA RF 65 75 80
4 DHANU ARNANTA 75 80 90
5 DINDA ANANDA P 50 60 75
6 DIVA ARUMSARI 75 80 85
7 FATHIRA NISSA A 80 90 100
8 GILANG RIZKI R 60 65 75
9 LAURA ANGEL K 60 65 75
10 LOLITA ANUGRAHINI 60 75 80
11 LUSIANA AMELIA D 75 80 85
12 M MAULANA 50 60 75
13 MAHLA PRISKILA DK 60 65 75
14 MEYVARANI HUANA 80 90 100
15 M ATHTHAR K 60 65 75
16 MUHAMMAD GIZEL 60 65 75
17 NABILA R 60 65 75
18 NANU SANJAYA 65 75 80
19 PINGKAN AUREL 80 85 90
No. Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II

20 RAAFY RAMADHAN 60 65 75
21 RESTY HAMIDAH 80 85 90
22 RIZKI AL FATTAH 60 65 75
23 SATRIA AQMAL I 60 65 75
24 SITI FIRDA 65 75 80
25 SITI KHOIRUNINISA 65 75 75
26 ULFAH NUR AMIRA 75 80 85
27 SYALWA NUR FITRIANI 50 60 75
28 TASYA PERMATA 75 80 85
29 TENGKU RASYA VIANDRI 60 75 80
30 ADI KURNIA PUTRA 60 75 80
31 MUHAMMAD RAFLY 75 80 90
Rata-rata 65,32 72,90 80,97
Nilai Terendah 50 60 75
Nilai Tertinggi 80 90 100
Jumlah yang Sudah Tuntas 10 20 31
Jumlah yang Belum Tuntas 21 11 0
Persentase Ketuntasan 32,26% 64,52% 100%

Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus yang bertujuan untuk


meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang mendeskripsikan rangka
manusia dan fungsinya. Terlihat pada pelaksanaan siklus I dan II telah
menunjukkan peningkatan pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Dengan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition
(CIRC) yang diawali oleh peneliti dengan membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. Kemudian peneliti menayakan kerangka mansia melalui
proyektor di depan kelas, peneliti mendeskripsikan rangka manusia dan
fungsinya. Saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengelola kelas
secara interaktif, membimbing dan memotivasi peserta didik untuk aktif
berperan dalam kegiatan pembelajaran.
Pada akhir pelajaran, peneliti bersama peserta didik menyimpulkan
pelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru mengevaluasi peserta didik
dengan memberikan soal-soal yang relevan dengan konsep. Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah ada peningkatan aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II
yang tersaji pada grafik 4.8 berikut.
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.8
Peningkatan Rata-Rata Nilai Peserta Didik Tiap Siklus
Peningkatan rata-rata nilai peserta didik juga ditunjang oleh
peningkatan nilai terendah dan nilai tertinggi peserta didik setiap siklus seperti
yang tergambar pada grafik 4.9 berikut:

120

100

80

60 Terendah
Tertinggi

40

20

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.9
Peningkatan Nilai Terendah dan Tertinggi Tiap Siklus
Dari grafik 4.9 di atas diperoleh bahwa nilai terendah pada pra siklus
adalah 50 kemudian meningkat menjadi 60 pada siklus I dan meningkat lagi
menjadi 75 pada siklus II. Selanjutnya nilai tertinggi pada pra siklus adalah 80
kemudian meningkat menjadi 90 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 100
pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran cooprative,
integrated, reading, and composition (CIRC) mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Selain peningkatan rata-rata nilai peserta didik, penerapan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) juga
dapat meningkatkan persentase ketuntasan belajar peserta didik seperti yang
tersaji pada grafik 4.10 berikut:

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.10
Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik Tiap
Siklus
Dari grafik 4.10 di atas diperoleh bahwa pada pra siklus hanya
32,26% atau 10 peserta didik yang nilainya di atas KKM yang ditetapkan,
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 64,52% atau 20 peserta didik yang
nilainya diatas KKM selanjutnya pada siklus II menjadi 100% atau 31 peserta
didik yang nilainya di atas KKM .
Data keaktifan peserta didik menunjukkan bahwa pada siklus I
61,30% atau 19 peserta didik yang sangat aktif dalam KBM, 19,35% atau 6
peserta didik yang cukup aktif dan 19,35% atau 6 peserta didik yang kurang
aktif dalam KBM. dan pada siklus II ada 87,09% atau 27 pesert didik yang
sangat aktif dalam mengikuti KBM, 12,91% atau 4 peserta didik yang cukup
katif dan 0% atau tidak ada yang kurang aktif. Dengan banyaknya peserta didik
yang aktif pada saat pembelajaran menunjukkan bahwa peneliti saat menerapkan
materi dengan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) sudah berhasil melibatkan peserta didik dalam
pembelajaran.
Data aktivitas guru menunjukkan bahwa pada siklus I secara umum
sudah baik, namun ada beberapa komponen penilaian dari observer yang masih
kurang yaitu kurang optimal dalam memotivasi peserta didik, kurang optimal
dalam pengaturan waktu sehingga materi yang disampaikan tidak maksimal.
Kekurangan-kekurangan pada siklus I ini kemudian diperbaiki pada siklus II dan
aktivitas guru pada siklus II ini secara umum sudah sangat baik.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooprative,
integrated, reading, and composition (CIRC) ini dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik karena pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) peserta
didik dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Selain itu pula pembelajaran dengan model pembelajaran cooprative, integrated,
reading, and composition (CIRC) ini menjadi lebih efektif. Peserta didik lebih
memahami tentang materi yang diberikan dan informasi yang diterima peserta
didik akan diingat lebih lama.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil peneltian, disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak manusia
khususnya tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya di kelas V A
di SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada tema organ gerak
manusia tentang mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya di kelas V
A di SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022 setelah menggunakan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC).
2. Penerapan model pembelajaran cooprative, integrated, reading, and
composition (CIRC) dalam tema organ gerak manusia tentang
mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya, membuat peserta didik
tidak bosan dan jenuh, sebaliknya peserta didik merasa senang sehingga
aktivitas belajar mereka meningkat. Hal ini terbukti pada siklus I 61,30%
atau 19 peserta didik yang sangat aktif dalam KBM, 19,35% atau 6 peserta
didik yang cukup aktif dan 19,35% atau 6 peserta didik yang kurang aktif
dalam KBM. dan pada siklus II ada 87,09% atau 27 pesert didik yang sangat
aktif dalam mengikuti KBM, 12,91% atau 4 peserta didik yang cukup katif
dan 0% atau tidak ada yang kurang aktif. Dengan banyaknya peserta didik
yang aktif pada saat pembelajaran menunjukkan bahwa peneliti saat
menerapkan materi dengan model pembelajaran cooprative, integrated,
reading, and composition (CIRC) sudah berhasil melibatkan peserta didik
dalam pembelajaran. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar yang
dicapai peserta didik.
3. Hasil belajar pada tema organ gerak manusia tentang mendeskripsikan
rangka manusia dan fungsinya di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3
Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022,
rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model
pembelajaran cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC)
sebesar 65,32. Pada saat pembelajaran diubah memakai model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) terjadi peningkatan
pada siklus I 72,90 dan siklus II. 80,97. Ketuntasan belajarpun meningkat,
pada waktu pra siklus 32,26% setelah menggunakan model pembelajaran
cooprative, integrated, reading, and composition (CIRC) meningkat pada
siklus I menjadi 64,52% dan siklus II. 100%. Hasil siklus II. telah
mencapai/melampaui kriteria keberhasilan penelitian.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang peneliti telah lakukan, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi minat belajar
sehingga hasil belajar yang dicapai melebihi KKM yang telah ditentukan
sekolah.
2. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan metode yang tepat untuk pembelajaran.
b. Seorang guru diharapkan bisa menunjukkan rasa percaya dirinya serta
berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
c. Dan seorang guru juga diharapkan mampu menemukan solusi-solusi yang
tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga
hasil belajar yang dicapai meningkat.
3. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menambah dan
mengembangkan pengetahuan bagi guru-guru di SD Negeri Cibuluh 3
Kota Bogor.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan bagi peserta didik sehingga prestasi yang dicapai juga
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. Dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES
Ahmadi, Abu H.,dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung
Pustaka Setia.
Asep Herry Hernawan. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Bundu, Patta.(2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam.
Pembelajaran Sains SD. Jakarta Depdikdas.
Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Prensky,
Hasibuan dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
https://aprileopgsd.wordpress.com/2016/12/27/materi-rangka-manusia-fungsi-dan-
pemeliharaannya/

https://www.gurupendidikan.co.id/tulang-manusia/

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/model-pembelajaran-circ.html
Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong. 2002. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Mulyasa, E. 2006. Profesionalitas Guru. Jakarta: Gramedia.
Nasution, S. 2004. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :
PT. Bumi Aksara
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk.
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Kemdikbud
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, tentang Standar Standar Isi untuk. Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah., Jakarta, Kemdikbud
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Standar proses untuk. Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta, Kemdikbud
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, Kompeensi Inti dan Kompetensi Dasar,
Jakarta, Kemdikbud
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:  Rineka Cipta
Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sudjana, Nana. 2004.  Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Sukestiyarno, dan Budi Waluyo.2006. Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan Membentuk Mahapeserta didik menjadi yang Filsafati Melalui
Pembelajaran Filsafat Ilmu dengan Strategi Student Team
HeroicLeadership. Laporan Teaching Grant: Pend. Matematika Unnes.
Supriyanto. 2007. Web dengan HTML dan XML. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Syah, Muhibbin.2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT.  Remaja Rosdakarya
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : PT.
Kencana 
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta,
Depdiknas
Wahyudin, H. Dinn, dkk. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, Julaeha. S dan Marsinah. N. (2005). Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, Wihardi dan Nasution. N. (2005). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta. Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin. S, dkk. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Wonorahardjo, Surjani. 2010. Dasar-Dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar.


Sains Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Zaenal Mustopa. Ilmu Pengetahuan Alam 5 : untuk SD/ MI Kelas 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Zaenal Aqib, (2016), Kumpulan Metode Pembelajaran, Bandung, Satu Nusa
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI CIBULUH 3
KECAMATAN BOGOR UTARA
Jalan Mandala No.38 RT 06-02 Kelurahan Ciparigi Bogor16157
NSS.101026101056 NPSN. 20220090

SURAT IZIN PENELITIAN


Nomor :423.6/124-SIK/VI/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan
Bogor Utara Kota Bogor, dengan ini mengizinkan kepada:
Nama : Neneng Hafsah, S.Pd
NIP / NUPTK : 19660216 199504 2 001 / 7548 7446 4430 0002
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Februari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Pend. Terakhir / Jurusan : S1. Pendidikan Bahasa Sastra Indones
Pangkat/Gol. : Pembina TK I IV/b
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SD Negeri Cibuluh 3 Kec. Bogor Utara
Kota Bogor

Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) di Kelas 5 A SD Negeri


Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor dari bulan Juni s,d Desember tahun
2021 dengan judul:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED,
READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA
TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Dengan catatan:
1. Tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar
2. Segala biaya yang timbul akibat kegiatan PTK di tanggung sendiri
3. Harap menyampaikan laporan secara tertulis setelah selesai melakukan PTK
Demikian surat izin ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Bogor, 30 Januari 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD


NIP. 19630320 198603 2 005
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI CIBULUH 3
KECAMATAN BOGOR UTARA
Jalan Mandala No.38 RT 06-02 Kelurahan Ciparigi Bogor16157
NSS.101026101056 NPSN. 20220090

SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN PENELITIAN


Nomor:423.6/156-SIK/VI/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan
Bogor Utara Kota Bogor, dengan ini mengizinkan kepada:
Nama : Neneng Hafsah, S.Pd
NIP / NUPTK : 19660216 199504 2 001 / 7548 7446 4430 0002
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Februari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Pend. Terakhir / Jurusan : S1. Pendidikan Bahasa Sastra Indones
Pangkat/Gol. : Pembina TK I IV/b
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SD Negeri Cibuluh 3 Kec. Bogor Utara
Kota Bogor

Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) di Kelas 5 A SD Negeri


Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor dari bulan Juni s,d Desember tahun
2021 dengan judul:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED,
READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA
TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Bogor, 30 Juni 2021


Mengetahui,

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD


NIP. 19630320 198603 2 005
BIO DATA PENELITI

Nama : Neneng Hafsah, S.Pd


NIP / NUPTK : 19660216 199504 2 001 / 7548 7446 4430 0002
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Februari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pend. Terakhir / Jurusan : S1/ Pendidikan Bahasa Sastra Indones
Pangkat/Gol. : Pembina TK I, IV/b
Jabatan : Guru Madya
Nama Unit Kerja : SD Negeri Cibuluh 3
Alamat Unit Kerja : Jalan Mandala No.38 Kelurahan Cipatigi
Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor

Alamat Rumah : Jalan Perintis Anggada 4 Ujung Rt 04 – 06


Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara
Kota Bogor
No. Hp : 08172309746
Email Pribadi : nenenghafsah9@gmail.com
Pengalaman Bekerja : 27 Tahun 07 Bulan
Riwayat pendidikan :

No. Tingkat Pendidikan Sekolah/Jurusan Lulus Tahun


1 Sekolah Dasar SDN KUJANG IV CIMAHI.BANDUNG 1979
2 SLTP SMPN 1 CIMAHI. BANDUNG 1982
3 SLTA SPGN CIMAHI. BANDUNG 1985
4 Sarrjana / S1 UNPAK BOGOR Jurusan PBSI 2001

Bogor, Juni 2021


Peneliti,
Neneng Hafsah, S.Pd
NIP. 19660216 199504
2 001
BIODATA OBSERVER

Nama : Edi Effendi, S.Pd. SD


NIP / NUPTK : 196507152008011004/1047-7436-4620-0073
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 15 Juli 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pend. Terakhir / Jurusan : S1 / PGSD
Pangkat/Gol. : Penata / III/c
Jabatan : Guru Muda
Nama Unit Kerja : SDN Cibuluh 3
Alamat Unit Kerja : Jl. Mandala No. 38 Rt 06 – 02 Kelurahan
Ciparigi \Kecamatan Bogor Utara
Alamat Rumah : Kp. Tanah Sewa 03-03 Kelurahan Ciparigi
Kecamatan Bogor Utara
No. HP : 085731075592
Email Pribadi : edicibuluh@gmail.com
Pengalaman bekerja : 14 tahun 03 bulan
Riwayat pendidikan :

No. Tingkat Pendidikan Sekolah/Jurusan Lulus Tahun


1 Sekolah Dasar SDN Cibuluh 3 Bogor 1979
2 SLTP SMPN Kedunghalang 1982
3 SLTA SPG PGRI Bogor 1986
4 Sarjana / S1 Universitas Terbuka Bogor/PGSD 2013

Bogor, Juni 2021


Observer
Edi Effendi , S.Pd. SD
NIP. 19650715 200801 1
004
BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pada hari ini                :  Sabtu   


Tanggal                       :  04 Desember 2021
Pukul                           :  10.00-12.00
Bertempat di ruang     :   Kelas V A
Pada Sekolah              :   SD Negeri Cibuluh 3 Kec. Bogor Utara Kota Bogor
Nomor Telphon/Fax    :  0251- 8658712

Telah diselenggarakan acara Seminar Hasil Penelitian Tindakan Kelas:


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED,
READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA
TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Nama : Neneng Hafsah, S.Pd


NIP / NUPTK : 19660216 199504 2 001 / 7548 7446 4430 0002
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Februari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Pend. Terakhir / Jurusan : S1. Pendidikan Bahasa Sastra Indones
Pangkat/Gol. : Pembina TK I IV/b
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SD Negeri Cibuluh 3 Kec. Bogor Utara
Pada Acara Seminar Tersebut:
Penyaji : Neneng Hafsah, S.Pd
Moderator : Rifky Hermawan, M.Pd
Pembahas : Agustini Candrawulan, A.MD

Susunan Acara Seminar    :    (a) Pembukaan, (b) Sambutan Kepala Sekolah dan/atau
Pengawas Sekolah, (c) Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh Penyaji/
Penulis Laporan, (d) Tanggapan, pertanyaan, kritik/saran, masukan dari Peserta
Seminar dan Tanggapan dari Penyaji, (e) Penutup.
Jumlah Peserta yang Hadir    :  15 Orang (Daftar Hadir Terlampir)

Adapun notulen jalannya acara seminar, print out bahan tayang paparan penyaji serta
foto kegiatan seminar terlampir dalam berita acara ini.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Kepala SDN Cibuluh 3 Ketua Panitia

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD Rikky Hermawan, M.Pd


NIP. 19630320 198603 2 005 NIP 19900409 201903 1 004
PANITIA SEMINAR PTK
Sekertasriat : SD Negeri Cibuluh 3
Jalan Mandala No.38 RT 06-02 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara
 (0251) 8658712 Bogor  16157
e-mail : cibuluh3bogor@gmail.com

Nomor : 01/Pan-Seminar/SDN Cibuluh 3/XII/2021


Lampiran :-
Perihal : Undangan Seminar
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Di
Bogor
Sehubungan ada guru SD Negeri Cibuluh 3 yang akan melaksanakan Seminar Hasil
Penelitian Tindakan kelas (PTK), maka dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu
untuk menghadiri seminar tersebut. Adapun kegiatan seminar tersebut akan
dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 04 Desember 2021


Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas V A
Judul PTK : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION (CIRC)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA
ORGAN GERAK MANUSIA TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA
MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Demi kelancaran kegiatan seminar tersebut, kami mengharapkan Kehadiran


Bapak/Ibu tepat pada waktunya.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Bogor, 01 Desember 2021


Mengetahui,
Kepala SDN Cibuluh 3 Ketua Panitia

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD Rikky Hermawan, M.Pd


NIP 19630320 198603 2 005 NIP 19900409 201903 1 004
DAFTAR HADIR SEMINAR

Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Desember 2021


Waktu : 10.00 - 12.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas VA SD Negeri Cibuluh 3
Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE,
INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN
GERAK MANUSIA TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA
DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)
Penyaji : Neneng Hafsah, S.Pd
NO NAMA GURU ASAL SEKOLAH TANDA TANGAN
1

10

11

12

13

14

15

Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cibuluh 3 Ketua Panitia

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD Rikky Hermawan, M.Pd


NIP 19630320 198603 2 005 NIP 19900409 201903 1 004
PANITIA SEMINAR PTK
Sekertasriat : SD Negeri Cibuluh 3
Jalan Mandala No.38 RT 06-02 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara
 (0251) 8658712 Bogor  16157
e-mail : cibuluh3bogor@gmail.com

SURAT KETERANGAN
Nomor : 02/Pan-Seminar/SDN Cibuluh 3/XII/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua Seminar Guru dengan ini menerangkan
bahwa:
Nama : Neneng Hafsah, S.Pd
NIP / NUPTK : 19660216 199504 2 001 / 7548 7446 4430 0002
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Februari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Pend. Terakhir / Jurusan : S1. Pendidikan Bahasa Sastra Indones
Pangkat/Gol. : Pembina TK I IV/b
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SD Negeri Cibuluh 3 Kec. Bogor Utara

Telah melaksanakan seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah dengan


judul:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE, INTEGRATED,
READING, AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TEMA ORGAN GERAK MANUSIA
TENTANG MENDESKRIPSIKAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Di kelas V A SD Negeri Cibuluh 3 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Demikian surat keterangan ini di buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 11 Desember 2021

Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cibuluh 3 Ketua Panitia

Raden Enah Hasanah, S.Pd. SD Rikky Hermawan, M.Pd


NIP 19630320 198603 2 005 NIP 19900409 201903 1 004

Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta didik Pada Siklus I


No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 65 


2 APRIL RIZKI AULIANI 75 
3 ASSYFA AULIA RF 75 
4 DHANU ARNANTA 80 
5 DINDA ANANDA P 60 
6 DIVA ARUMSARI 80 
7 FATHIRA NISSA A 90 
8 GILANG RIZKI R 65 
9 LAURA ANGEL K 65 
10 LOLITA ANUGRAHINI 75 
11 LUSIANA AMELIA D 80 
12 M MAULANA 60 

13 MAHLA PRISKILA DK 65 
14 MEYVARANI HUANA 90 

15 M ATHTHAR K 65 
16 MUHAMMAD GIZEL 65 
17 NABILA R 65 
18 NANU SANJAYA 75 
19 PINGKAN AUREL 85 
20 RAAFY RAMADHAN 65 
21 RESTY HAMIDAH 85 
22 RIZKI AL FATTAH 65 

23 SATRIA AQMAL I 65 

24 SITI FIRDA 75 
25 SITI KHOIRUNINISA 75 
26 ULFAH NUR AMIRA 80 
27 SYALWA NUR FITRIANI 60 
28 TASYA PERMATA 80 
29 TENGKU RASYA VIANDRI 75 
30 ADI KURNIA PUTRA 75 
31 MUHAMMAD RAFLY 80 
Rata-rata 72,90
Nilai Terendah 60
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

Nilai Tertinggi 90
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 20
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 11
Persentase Ketuntasan 64,52%
Catatan:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Bogor, September 2021


Observer

Edi Effendi , S.Pd. SD


NIP. 19650715 200801 1
004

Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta didik Pada Siklus II


Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
1 ADJENG ETIKA UTAMI √
2 APRIL RIZKI AULIANI √
3 ASSYFA AULIA RF √
4 DHANU ARNANTA √
5 DINDA ANANDA P √
6 DIVA ARUMSARI √
7 FATHIRA NISSA A √
8 GILANG RIZKI R √
9 LAURA ANGEL K √
10 LOLITA ANUGRAHINI √
11 LUSIANA AMELIA D √
12 M MAULANA √
13 MAHLA PRISKILA DK √
14 MEYVARANI HUANA √
15 M ATHTHAR K √
16 MUHAMMAD GIZEL √
17 NABILA R √
18 NANU SANJAYA √
19 PINGKAN AUREL √
20 RAAFY RAMADHAN √
21 RESTY HAMIDAH √
22 RIZKI AL FATTAH √
23 SATRIA AQMAL I √
24 SITI FIRDA √
25 SITI KHOIRUNINISA √
26 ULFAH NUR AMIRA √
27 SYALWA NUR FITRIANI √
28 TASYA PERMATA √
29 TENGKU RASYA VIANDRI √
30 ADI KURNIA PUTRA √
31 MUHAMMAD RAFLY √
Jumlah 27 4 0
Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
Prosentase (%) 87,09% 12,91% 0%

Catatan:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Bogor, Oktober 2021


Observer

Edi Effendi , S.Pd. SD


NIP. 19650715 200801 1
004

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I


Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik

yang dipelajari
KEGIATAN INTI
1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang 
sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta 
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara 
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari 
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya 
7. Peserta didik termotivasi dalam proses 
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik 
KEGIATAN AKHIR
1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja 
Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi 
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik 
4. Menutup proses pembelajaran 
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
Persentase 70,60% 29,40% 0%
Catatan:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Bogor, September 2021


Observer

Edi Effendi , S.Pd. SD


NIP. 19650715 200801 1
004
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II

Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik

yang dipelajari

1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang √


sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta √
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara √
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari √
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran √
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya √
7. Peserta didik termotivasi dalam proses √
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik √

1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja √


Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi √
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik √
4. Menutup proses pembelajaran √
Persentase 100%

Catatan:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Bogor, Oktober 2021

Observer

Edi Effendi , S.Pd. SD


NIP. 19650715 200801 1
004
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian


Bulan
No Uraian kegiatan Jan Peb Mrt Apl Mei Juni
I Persiapan
Menyusun proposal
penelitian

Mengurus izin penelitian

Membuat instrumen
penelitian
Membuat RPP siklus I dan
II
Menentukan teman sejawat
II Pelakasanaan
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
III Pelaporan
Melaksanakan seminar
Mengurus surat pernyataan
telah melaksanakan
penelitian
Penjilidan
Tabel 3.2
Format Validasi NaskahSoal
Nama : .................................................
Jabatan : .................................................
Unit Kerja : ……………………………….
Nilai
No Aspek Keterangan
SK K C B SB
Kesesuaian ruang SK : Sangat
1 lingkup soal dengan Kurang
indikator pembelajaran K : Kurang
Kesesuaian isi tes C : Cukup
2 dengan usia peserta B : Baik
didik SB : Sangat
Bahasa yang digunakan Baik
3
pada butir soal
Kesesuaian materi
4
dengan kurikulum

Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
1
2
3
4
5

Tabel 3.4
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar
bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa
yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik
yang dipelajari
KEGIATAN INTI
1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya
7. Peserta didik termotivasi dalam proses
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik
KEGIATAN AKHIR
1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja
Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik
4. Menutup proses pembelajaran
Persentase
Tabel 3.5
Ukuran Keberhasilan Penelitian
Teknik
Ukuran
No Target Pengumpulan
Keberhasilan
Data
1 Ketuntasan Seluruh peserta didik Tes
belajar memperoleh nilai sama atau di
perorangan atas nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≤75
2 Ketuntasan 100% peserta didik Tes
klasikal memperoleh nilai mencapai
KKM
3 Semangat Minimal 85% peserta didik Observasi
belajar peserta menunjukkan semangat belajar (pengamatan)
didik dan aktif dalam pembelajaran
4 Rata-Rata hasil Rata-rata hasil belajar kelas Tes
belajar klasikal mencapai minimal 75

Tabel 4.1
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus

No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 60 


2 APRIL RIZKI AULIANI 65 
3 ASSYFA AULIA RF 65 
4 DHANU ARNANTA 75 
5 DINDA ANANDA P 50 
6 DIVA ARUMSARI 75 
7 FATHIRA NISSA A 80 
8 GILANG RIZKI R 60 
9 LAURA ANGEL K 60 
10 LOLITA ANUGRAHINI 60 
11 LUSIANA AMELIA D 75 
12 M MAULANA 50 
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

13 MAHLA PRISKILA DK 60 

14 MEYVARANI HUANA 80 

15 M ATHTHAR K 60 
16 MUHAMMAD GIZEL 60 
17 NABILA R 60 
18 NANU SANJAYA 65 
19 PINGKAN AUREL 80 
20 RAAFY RAMADHAN 60 
21 RESTY HAMIDAH 80 
22 RIZKI AL FATTAH 60 

23 SATRIA AQMAL I 60 

24 SITI FIRDA 65 

25 SITI KHOIRUNINISA 65 
26 ULFAH NUR AMIRA 75 
27 SYALWA NUR FITRIANI 50 
28 TASYA PERMATA 75 
29 TENGKU RASYA VIANDRI 60 
30 ADI KURNIA PUTRA 60 
31 MUHAMMAD RAFLY 75 
Rata-rata 65,32
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 10
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 21
Persentase Ketuntasan 32,26%

Tabel 4.2
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
1 ADJENG ETIKA UTAMI √
2 APRIL RIZKI AULIANI √
3 ASSYFA AULIA RF √
No Perhatian Peserta didik
Nama Peserta didk
. B C K
4 DHANU ARNANTA √
5 DINDA ANANDA P √
6 DIVA ARUMSARI √
7 FATHIRA NISSA A √
8 GILANG RIZKI R √
9 LAURA ANGEL K √
10 LOLITA ANUGRAHINI √
11 LUSIANA AMELIA D √
12 M MAULANA √
13 MAHLA PRISKILA DK √
14 MEYVARANI HUANA √
15 M ATHTHAR K √
16 MUHAMMAD GIZEL √
17 NABILA R √
18 NANU SANJAYA √
19 PINGKAN AUREL √
20 RAAFY RAMADHAN √
21 RESTY HAMIDAH √
22 RIZKI AL FATTAH √
23 SATRIA AQMAL I √
24 SITI FIRDA √
25 SITI KHOIRUNINISA √
26 ULFAH NUR AMIRA √
27 SYALWA NUR FITRIANI √
28 TASYA PERMATA √
29 TENGKU RASYA VIANDRI √
30 ADI KURNIA PUTRA √
31 MUHAMMAD RAFLY √
Jumlah 19 6 6
Prosentase (%) 61,30% 19,35% 19,36%

Tabel 4.3
Data Aktifitas Guru Siklus 1
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik

yang dipelajari
KEGIATAN INTI
1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang 
sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta 
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara 
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari 
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya 
7. Peserta didik termotivasi dalam proses 
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam 
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik 
KEGIATAN AKHIR
1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja 
Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi 
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik 
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
4. Menutup proses pembelajaran 
Persentase 70,60% 29,40% 0%

Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus 1

No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 65 


2 APRIL RIZKI AULIANI 75 
3 ASSYFA AULIA RF 75 
4 DHANU ARNANTA 80 
5 DINDA ANANDA P 60 
6 DIVA ARUMSARI 80 
7 FATHIRA NISSA A 90 
8 GILANG RIZKI R 65 
9 LAURA ANGEL K 65 
10 LOLITA ANUGRAHINI 75 
11 LUSIANA AMELIA D 80 
12 M MAULANA 60 

13 MAHLA PRISKILA DK 65 
14 MEYVARANI HUANA 90 

15 M ATHTHAR K 65 
16 MUHAMMAD GIZEL 65 
17 NABILA R 65 
18 NANU SANJAYA 75 
19 PINGKAN AUREL 85 
20 RAAFY RAMADHAN 65 
21 RESTY HAMIDAH 85 
22 RIZKI AL FATTAH 65 

23 SATRIA AQMAL I 65 
No Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

24 SITI FIRDA 75 
25 SITI KHOIRUNINISA 75 
26 ULFAH NUR AMIRA 80 
27 SYALWA NUR FITRIANI 60 
28 TASYA PERMATA 80 
29 TENGKU RASYA VIANDRI 75 
30 ADI KURNIA PUTRA 75 
31 MUHAMMAD RAFLY 80 
Rata-rata 72,90
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 20
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 11
Persentase Ketuntasan 64,52%

Tabel 4.5
Data Mengenai Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II
Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
1 ADJENG ETIKA UTAMI √
2 APRIL RIZKI AULIANI √
3 ASSYFA AULIA RF √
4 DHANU ARNANTA √
5 DINDA ANANDA P √
6 DIVA ARUMSARI √
7 FATHIRA NISSA A √
8 GILANG RIZKI R √
9 LAURA ANGEL K √
10 LOLITA ANUGRAHINI √
11 LUSIANA AMELIA D √
12 M MAULANA √
13 MAHLA PRISKILA DK √
14 MEYVARANI HUANA √
Perhatian Peserta didik
No Nama Peserta didik
B C K
15 M ATHTHAR K √
16 MUHAMMAD GIZEL √
17 NABILA R √
18 NANU SANJAYA √
19 PINGKAN AUREL √
20 RAAFY RAMADHAN √
21 RESTY HAMIDAH √
22 RIZKI AL FATTAH √
23 SATRIA AQMAL I √
24 SITI FIRDA √
25 SITI KHOIRUNINISA √
26 ULFAH NUR AMIRA √
27 SYALWA NUR FITRIANI √
28 TASYA PERMATA √
29 TENGKU RASYA VIANDRI √
30 ADI KURNIA PUTRA √
31 MUHAMMAD RAFLY √
Jumlah 27 4 0
Prosentase (%) 87,09% 12,91% 0%

Tabel 4.6
Data Aktifitas Guru Siklus II
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
KEGIATAN AWAL
1. Mengkondisikan kelas dalam situasi belajar

bersama Peserta didik
2. Menyampaikan topik pembelajaran dalam bahasa

yang dipahami Peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dari topik √
Penilaian
B
No Aspek yang diobservasikan
ai Cukup Kurang
k
yang dipelajari

1. Menggunakan alat peraga pembelajaran yang √


sesuai dengan materi yang dipelajari
2. Memberikan arahan/ penjelasan kepada Peserta √
didik
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara √
sistematis
4. Menguasai materi yang sedang dipelajari √
5. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran √
6. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya √
7. Peserta didik termotivasi dalam proses √
pembelajaran
8. Menggunakan metode pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
9. Peserta didik merespon pertanyaan guru dalam √
proses pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi terhadap Peserta didik √

1. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja √


Peserta didik
2. Memberikan kesimpulan materi √
3. Memberikan tindak lanjut kepada Peserta didik √
4. Menutup proses pembelajaran √
Persentase 100%

Tabel 4.7
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II
No. Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

1 ADJENG ETIKA UTAMI 75 


2 APRIL RIZKI AULIANI 80 
3 ASSYFA AULIA RF 80 
4 DHANU ARNANTA 90 
5 DINDA ANANDA P 75 
6 DIVA ARUMSARI 85 
7 FATHIRA NISSA A 100 
8 GILANG RIZKI R 75 
9 LAURA ANGEL K 75 
10 LOLITA ANUGRAHINI 80 
11 LUSIANA AMELIA D 85 
12 M MAULANA 75 
13 MAHLA PRISKILA DK 75 
14 MEYVARANI HUANA 100 

15 M ATHTHAR K 75 

16 MUHAMMAD GIZEL 75 
17 NABILA R 75 
18 NANU SANJAYA 80 

19 PINGKAN AUREL 90 

20 RAAFY RAMADHAN 75 
21 RESTY HAMIDAH 90 
22 RIZKI AL FATTAH 75 
23 SATRIA AQMAL I 75 
24 SITI FIRDA 80 
25 SITI KHOIRUNINISA 75 
26 ULFAH NUR AMIRA 85 

27 SYALWA NUR FITRIANI 75 

28 TASYA PERMATA 85 

29 TENGKU RASYA VIANDRI 80 

30 ADI KURNIA PUTRA 80 

31 MUHAMMAD RAFLY 90 

Rata-rata 80,97
No. Nama Peserta Didik Nilai Tuntas Belum

Nilai Terendah 75
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Peserta Didik yang Sudah Tuntas 31
Jumlah Peserta Didik yang Belum Tuntas 0
Persentase Ketuntasan 100%

Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 ADJENG ETIKA UTAMI 60 65 75


2 APRIL RIZKI AULIANI 65 75 80
3 ASSYFA AULIA RF 65 75 80
4 DHANU ARNANTA 75 80 90
5 DINDA ANANDA P 50 60 75
6 DIVA ARUMSARI 75 80 85
7 FATHIRA NISSA A 80 90 100
8 GILANG RIZKI R 60 65 75
9 LAURA ANGEL K 60 65 75
10 LOLITA ANUGRAHINI 60 75 80
11 LUSIANA AMELIA D 75 80 85
12 M MAULANA 50 60 75
13 MAHLA PRISKILA DK 60 65 75
14 MEYVARANI HUANA 80 90 100
15 M ATHTHAR K 60 65 75
16 MUHAMMAD GIZEL 60 65 75
17 NABILA R 60 65 75
18 NANU SANJAYA 65 75 80
19 PINGKAN AUREL 80 85 90
20 RAAFY RAMADHAN 60 65 75
21 RESTY HAMIDAH 80 85 90
No. Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II

22 RIZKI AL FATTAH 60 65 75
23 SATRIA AQMAL I 60 65 75
24 SITI FIRDA 65 75 80
25 SITI KHOIRUNINISA 65 75 75
26 ULFAH NUR AMIRA 75 80 85
27 SYALWA NUR FITRIANI 50 60 75
28 TASYA PERMATA 75 80 85
29 TENGKU RASYA VIANDRI 60 75 80
30 ADI KURNIA PUTRA 60 75 80
31 MUHAMMAD RAFLY 75 80 90
Rata-rata 65,32 72,90 80,97
Nilai Terendah 50 60 75
Nilai Tertinggi 80 90 100
Jumlah yang Sudah Tuntas 10 20 31
Jumlah yang Belum Tuntas 21 11 0
Persentase Ketuntasan 32,26% 64,52% 100%
Grafik 4.6
Keaktifan guru Pada Siklus 1
100

90

80

70

60

50 Nomor
Nilai
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.4
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus I

12,91%

Baik
87,09%
Cukup
Kurang
Grafik 4.5
Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang

Grafik 4.6
Keaktifan guru Pada Siklus 1

120

100

80

60 Nomor
Nilai

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.7
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II
Grafik 4.1
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka manusia

Gambar 2.2 tulang rangka kepala (tengkorak)

Gambar 2.3 rankga badan


Gambar 2.5 rangka angota gerak kaki

Guru masih
Kondisi
konvensional belum
Awal
menggunakan model
pembelajaran CIRC

Tindakan Menggunakan
Model pembelajaran Siklus I
CIRC

Hasil belajar peserta Siklus II


Kondisi
didik meningkat
Akhir

Gambar 2.6 Alur Kerangka Berpiki


Planning

Reflecting Action

Observing
5.

Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan Model Kurt Lewin
DAFTAR GRAFIK

90

80

70

60

50
Nomor
40 Nilai

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.1
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang

Grafik 4.2
Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus 1
29,40%

70,60% Baik
Cukup
Kurang

Grafik 4.3
Keaktifan guru Pada Siklus 1

100

90

80

70

60

50 Nomor
Nilai
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.4
Data Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus I
12,91%

87,09% Baik
Cukup
Kurang

Grafik 4.5
Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang

Grafik 4.6
Keaktifan guru Pada Siklus 1
120

100

80

60 Nomor
Nilai

40

20

0 12,91%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik 4.7
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.8
Peningkatan Rata-Rata Nilai Peserta Didik Tiap Siklus
120

100

80

60 Terendah
Tertinggi

40

20

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.9
Peningkatan Nilai Terendah dan Tertinggi Tiap Siklus

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.10
Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik Tiap
Siklus

Anda mungkin juga menyukai