lLxzNEqOpk1t7NX8sH3S9zRBiF3XYDozrvpFk5VX 2 PDF
lLxzNEqOpk1t7NX8sH3S9zRBiF3XYDozrvpFk5VX 2 PDF
RUPA RAGAM
IMOGIRI
Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya
Sampul Depan:
Gapura Paduraksa
Makam Pajimatan
Imogiri
Uneg-uneg Redaktur
Rubrik
PENERBIT:
Dinas Kebudayaan DIY
Alamat Redaksi:
DINAS KEBUDAYAAN DIY Redaksi menerima tulisan mengenai Warisan Budaya dan Cagar Budaya yang ada di DIY
Jl. Cendana Nomor 11 dan sekitarnya (dengan ketentuan maks. 3 halaman A4, font Arial 11, dan disertai foto
atau gambar jika ada). Tulisan dilengkapi dengan identitas yang jelas dan nomor yang
No. Telp (0274) 562628
bisa dihubungi. Tulisan dapat dikirim ke alamat redaksi. Bagi tulisan yang sesuai dengan
Email: bpwbcb.disbuddiy@gmail.com tema akan dicantumkan dalam edisi berikutnya.
4 5
UBARAMPE
»»28 26 MENGENAL LEBIH DEKAT BUPATI PUROLOYO
Dalam menjaga atau mengelola makam, tentunya
dibutuhkan sosok pemimpin. Jika di makam-makam pada
umumnya kita kenal dengan istilah Juru Kunci, maka untuk
kompleks Makam Imogiri dikenal dengan Bupati Puralaya.
Siapa itu Bupati Puralaya? Apa saja yang dilakukan?
Bagaimana perannya dalam pelestarian warisan budaya
dan cagar budaya? Tim Mayangkara berkesempatan
mengulik lebih dalam mengenai pertanyaan-pertanyaan
6 PASAREAN PAJIMATAN IMOGIRI tersebut terhadap sosok yang mengemban tugas tersebut..
»»6
MAKAM PARA RAJA MATARAM, KASUNANAN
SURAKARTA, DAN KASULTANAN 30 JEJAK SEJARAH MAKAM GIRILAYA DAN
NGAYOGYAKARTA MAKAM BANYUSUMURUP
Pemakanan Imogiri atau sering disebut juga dengan pemaka-
man Pajimatan tidak lepas dari keberadaan Kerajaan Berbicara tentang cagar budaya, hampir di seluruh
Mataram Islam. Sejarah Kerajaan Mataram bermula pelosok Yogyakarta kaya akan cagar budaya. Mulai dari
dari sebidang tanah bernama Alas Mentaok. Seperti peninggalan periode prasejarah, klasik (Hindu-Budha),
apakah Pasarean Pajimatan Imogiri yang merupakan Islam hingga Kolonial. Peninggalan periode prasejarah di
Makam Para Raja? Yogyakarta banyak ditemukan di Gunung Kidul misalnya,
Oleh: Dwi Ratna Nurhajarini di sepanjang Sungai Oya dan beberapa Song (Ceruk atau
Gua) yang tersebar di wilayah kabupaten bagian selatan
12 FAKTA HISTORIS CAGAR GEOLOGI »»31 Yogyakarta ini. Selain itu, peninggalan periode prasejarah
GUNUNG API SITUS IMOGIRI DI KABUPATEN juga terlacak dibeberapa situs di Kabupaten Bantul.
Oleh: Himana Prasetyo.
BANTUL
Daerah Imogiri di Kabupaten Bantul diketahui secara 38 POTENSI BENTANG ALAM IMOGIRI
nasional sebagai cagar budaya yang sangat kental dengan Oleh: Ernawati Purwaningsih
makam raja-raja Imogiri. Di balik itu, terekam data geologi 42 KERAJINAN TATAH SUNGGING
yang sangat menarik, yaitu dijumpainya beberapa pusat
Oleh: Siti Munawaroh
gunung api bawah laut yang berumur belasan hingga
duapuluhan juta tahun (Oligosen Akhir sampai Miosen). 48 BATIK IMOGIRI UNTUK KESEJAHTERAAN
»»14
Oleh: Sri Mulyaningsih, Muchlis, Nur Widi Astanto, Agus Tri MASYARAKAT
Heriyadi dan Desi Kiswiranti. Oleh: Titi Handayani
18 MAKNA DAN FILOSOFI RUMAH BUPATI PUROLOYO 54 KEGIATAN PEMUGARAN BANGUNAN CAGAR
BUDAYA DI KAWASAN CAGAR BUDAYA IMOGIRI
Rumah Bupati Puroloyo merupakan Kediaman bagi abdi Oleh: Bhaskara Ksatria
dalem yang memiliki jabatan Bupati Puroloyo Imogiri. Bupati
Puroloyo memiliki tugas mengelola Makam-Makam raja di 57 PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PELINDUNGAN
Imogiri dan Makam Kotagede. Bagaimana makna dan filosofi WARISAN BUDAYA DAN CAGAR BUDAYA DI
»»18
Rumah Bupati Puroloyo yang merupakan rumah dengan gaya KAWASAN CAGAR BUDAYA IMOGIRI
arsitektur tradisional Jawa
Oleh: Revianto Budi Santosa
58 MELAHIRKAN DHALANG CILIK GAGRAK
NGAYOGYAKARTA MELALUI WORKSHOP
22 CATATAN SILAM PAJIMATAN IMOGIRI PEDALANGAN
Kawasan Imogiri ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya
59 WEDHANG UWUH, DAYA PIKAT CITARASA LOKAL
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur no. 186/Kep/2011,
dengan daerah inti berada di Kompleks Makam Raja-raja
Imogiri, Kompleks Makam Girilaya, dan Kompleks Makam
Banyusumurup. Selain daerah inti, dalam SK tersebut juga
ditentukan daerah penyangga yang berada di lingkungan
sekitar. Namun, daerah penyangga yang berada di sekitar
»»24 Kompleks Makam Imogiri juga memiliki daya tarik tersendiri.
Oleh: Danar Arief Sumartono.
PASAREAN PAJIMATAN IMOGIRI Makam Pajimatan Imogiri salah satunya mengembangkan kalender
Makam para raja di Jawa dengan memadukan tarikh Hijriah
Imogiri dekat Yogyakarta. dengan tahun Saka. Dalam bidang
Makam Para Raja Mataram, Kasunanan Surakarta Foto
Koleksi
tahun 1910.
digitalcollection.
politik, ekspansi ke beberapa daerah
dilakukan Sultan Agung. Di samping
Dan Kasultanan Ngayogyakarta Oleh: Dwi Ratna Nurhajarini universiteitleiden.nl. itu juga membangun makam kerajaan
di Imogiri. Pemakanan yang dibuat di
Imogiri pulalah yang menjadi tempat
Kerajaan Mataram Awal Kebangkitan hingga pribadi....Sultan Pajang...karena kebaikan gustinya peristirahatan raja terbesar Kerajaan
Kejayaan ia mendapat kedudukan yang sangat tinggi; raja ini Mataram, Sultan Agung. Mengutip Djokja
Pemakanan Imogiri atau sering disebut juga setelah mengadakan perang terhadap kota Soude Solo: Beeld van de Vorstensteeden,
dengan pemakaman Pajimatan tidak lepas dari dekat Demak menghadiahkan kepadanya Kota kematiannya digambarkan dalam Babad
keberadaan Kerajaan Mataram Islam. Sejarah Mataram yang ketika itu masih kecil”. Tanah Jawi suasana kelabu dan suram
Kerajaan Mataram bermula dari sebidang tanah Menurut R.G. Gill dalam De Indische Stad op di hari kematian itu; mendung hitam
bernama Alas Mentaok. Tanah itu dihadiahkan Java en Madoera: Een Morfologische Studie van menyelimuti langit Mataram dan di
Sultan Hadiwijaya dari Pajang kepada Ki Gede Haar Ontwikkeling disebutkankan bahwa Kotagede luar gemuruh suara Merapi bercampur
Pamanahan dan anaknya, Danang Sutawijaya. Jaga yang dibangun oleh Ki Gede Pamanahan tidak dengan hujan badai.
Pati, seorang pejabat istana, dalam suratnya kepada lagi semata-mata dipengaruhi oleh budaya Hindu
Gubernur Jenderal Speelman tanggal 16 Maret dari periode sebelumnya. Kemakmuran Kadipaten
1677 yang dikutip dari buku Awal Kebangkitan Mataram mendorong Ki Gede Pamanahan mengganti > Tangga Menuju Makam Imogiri saat ini.
Mataram menceritakan bahwa Ki Gede Pamanahan namanya menjadi Ki Gede Mataram. Sehari setelah Untuk mengunjungi Makam Pajimatan Imogiri,
adalah “seorang pejabat tinggi dan pembantu kematian Ki Gede Mataram, Ki Juru Martani bersama pengunjung harus menaiki anak tangga tersebut
tinggi, dan di arena yang paling tinggi itulah lokasi 6. Kedhaton Kapingsangan Surakarta
karena tidak ada penerangan lampu maupun sinar Agung pada tahun 1650 M. Fungsinya sebagai Moedjanto, G. Konsep Kekuasaan Jawa. Penerapan
matahari yang masuk. tempat ibadah bagi para abdi dalem kraton yang oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius,
Bangsal, terdapat di dalam Makam Pajimatan bertugas di kompleks pemakaman Imogiri. Masjid 1987.
dan juga berada di depan masjid. Secara umum Pajimatan memiliki bentup atap mirip piramida, dan Nakamura, Mitsuo. Bulan Sabit Muncul dari Balik
fungsi bangsal adalah untuk tempat caos atau tidak ada kubah di atasnya. Unsur-unsur kekunoan Pohon Beringin. Studi Tentang Pergerakan
tugas para abdi dalem. Di samping itu bangsa masjid ini tampak jelas antara lain dari keberadaan Muhammadiyah Di Kotagede, Yogyakarta.
juga sering digunakan untuk tempat tunggu para parit/ kolam di depan masjid, yang dahulu berfungsi Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1983.
peziarah yang akan ke makam. sebagai tempat untuk mengambil air wudhu atau Zoetmulder, P.J. Kamus Jawa Kuna – Indonesia.
Masjid Pajimatan, merupakan komponen lain bersuci sebelum masuk ke masjid. Namun sekarang Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
di luar makam adalah masjid Pajimatan. Nama parit/kolam tersebut mengalami perubahan fungsi,
lain dari Masjid Pajimatan adalah Masjid Sultan tidak lagi menjadi tempat untuk mengambil air
Agung Hanyokrokusumo. Masjid tersebut berada wudhu atau bersuci, karena sudah dibangun tempat Dwi Ratna Nurhajarini
di kompleks Makam Imogiri. Posisinya berada di wudhu yang baru di sisi utara masjid. Di depan Dwi Ratna Nurhajarini,
sebelah Barat (kiri) pintu masuk tangga menuju Masjid Pajimatan ini berpangkal tangga untuk naik lahir di Yogyakarta
Makam Pajimatan. Masjid Pajimatan berdiri atas ke pemakaman yang berada di puncak Bukit Merak. tahun 1966. Pendidikan
tanah Kasultanan (Sultan Ground), seluas kurang Jalan atau Tangga, menjadi komponen penting di S1 Jurusan Sejarah
lebih 600 meter persegi. Ruang utama masjid dalam kompleks makan Imogiri adalah keberadaan Universitas Gadjah Mada
memiliki luas 10 x 6 meter persegi. Bagian serambi jalan yang berupa tangga untuk mencapai kedhaton. (UGM) Yogayakarta
memiliki ukuran 6 x 3 meter persegi. Di depan Tangga paling panjang berada di sepanjang anak tahun 1989, pada tahun
dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY
serambi terdapat sebuah kolam. Masjid Pajimatan tangga di depan masjid Pajimatan hingga gapura 2003 menyelesaikan
memiliki halaman seluas lebih kurang 80 meter Supit Urang. Jalan atau tangga lainnya adalah yang S2 Bidang Humaniora.
persegi. Masjid Pajimatan dibangun oleh Sultan berada atau menghubungkan kedhaton makam Pernah bekerja di
Kasunanan Surakarta dan satunya lagi adalah yang Direktorat Sejarah dan
< Gapura Paduraksa menghubungkan makam untuk keluarga Kasultanan Nilai Tradisional Jakarta
Gapura ini juga dikenal dengan sebutan Gapura Papak. Yogyakarta. dari tahun 1992-1995.
v Kelir Sejak tahun 1966 sampai sekarang bekerja sebagai staff
Kelir ini terletak di depan Gapura Paduraksa. Pajimatan Imogiri di Masa Sekarang peneliti di kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah
Tatkala Kerajaan Mataram terbagi menjadi Istimewa Yogyakarta dan aktif melakukan penelitian
dua yakni Kasunana Surakarta dan Kasultanan bidang sejarah dan budaya. Pada tahun 2006 -2010
Yogyakarta melalui Perjanjian Giyanti, makam menjadi Sekretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia
Pajimatan Imogiri tetap menjadi wilayah ”sakral” Cabang Yogyakarta, sejak tahun 2011 duduk sebagai
yang dikelola oleh kedua swapraja tersebut. Sampai ketua komisi bagian Penelitian dan Pengembangan MSI
sekarang keberadaan makam Pajimatan Imogiri yang Cabang Yogyakarta. Hasil karyanya dipublikasikan
telah ada semenjak pemerintahan Sultan Agung dalam bentuk buku dan jurnal ilmiah. Beberapa buku
tetap menjadi makam raja-raja dari Dinasti Mataram hasil karyanya adalah: Baritan: Ritual Pertanian Dalam
(Kasunanan dan Kasultanan) dan dikelola oleh kedua Perubahan (Bersama Agus Indiyanto , diterbitkan Dit
kerajaan itu dengan menempatkan abdi dalem untuk PKT Jakarta, 2014); Akulturasi Lintas Zaman di Lasem:
mengurus makam. Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga Sekarang,
bersama tim (diterbitkan BPNB DIY, 2014); Sultan
Sumber Bacaan Hamengku Buwono VII dan Kedhaton Ambarrukmo
Bruggen, M.P. van dan R.S. Wassing. TT. Djokja (bersama tim, diterbitkan Dinas Kebudayaan DIY 2015);
Solo: Beeld van de Vorstensteeden. Perkembangan Pelabuhan Surabaya dan Kehidupan
De Graaf, H.J. Awal Kebangkitan Mataram. Terj. Sosial Ekonomi di Sekitarnya pada Abad XX (bersama
Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1985. tim, diterbitkan BPNB DIY); Dinamika Industri
digitalcollection.universiteitleiden.nl. Tambak di Tuban (bersama tim, diterbitkan BPNB DIY:
Gill, R.G. De Indische Stad op Java en Madoera: Een 2017); Sekokah Tamanan, bagian dari buku tentang
Morfologische Studie van Haar Ontwikkeling. Meneguhkan Keistimewaan Sejarah Pendidikan di
dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY
Daerah Imogiri di Kabupaten Bantul diketahui secara nasional sebagai cagar budaya yang sangat
kental dengan makam raja-raja Imogiri. Di balik itu, terekam data geologi yang sangat menarik, yaitu
dijumpainya beberapa pusat gunung api bawah laut yang berumur belasan hingga duapuluhan juta
tahun (Oligosen Akhir sampai Miosen). Data itu terekam dengan baik dihampir 70% luas wilayah
Kecamatan Imogori, yaitu Desa Wukirsari, Selopamioro, Girirejo dan Sriharjo. Situs geologi yang
dijumpai berupa morfologi melingkar dan setengah melingkar, yang di dalamnya terdapat batuan
gunung api purba berupa batuan beku andesit-basaltis oleh intrusi dangkal dan lava, aglomerat
dan breksi vulkanik yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api yang bersifat membangun. Hal ini
seperti pada aktivitas Gunung Merapi saat ini, yang sedang membangun tubuh gunung apinya, serta
perselingan breksi pumis dan tuf yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api yang bersifat merusak
dengan mekanisme seperti yang dihasilkan oleh letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Latar Belakang menumpang di atas aglomerat. Langkah yang diambil adalah konservasi lahar
Menurut pendapat pakar geologi Mulyaningsih, Di Giriloyo, batuan vulkanik berupa perlapisan tuf bergerak yang sekaligus tersusun atas batuan-batuan Dr. Sri Mulyaningsih, S.T.,
S., Husadani, Bentang alam melingkar dan setengah litik abu-abu gelap agak kecoklatan; secara berangsur gunung api produk kawah dikonservasi dalam M.T.
melingkar khas terdapat di Imogiri-Bantul, berupa tuf berselingan dengan tuf litik berfragmen andesit bentuk wisata berbasis edukasi geologi gunung api. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T.,
tinggian dan lembah. Batuan gunung api menyusun basaltis bongkah dengan tekstur mengambang. Pengelolaan kawasan cagar budaya Giriloyo, yang M.T, peneliti di bidang geologi
morfologi itu, yaitu lava, retas, aglomerat dan Menjauhi perlapisan tuf litik, secara berangsur di dalamnya terdapat cagar budaya Makam Sunan dan telah menghasilkan
breksi berkomposisi andesit-basaltis dan perlapisan berupa perlapisan lava (lava andesit dengan struktur Cirebon dan kerajinan “batik Giriloyo” direncanakan beberapa karya yaitu Geologi
sangat tebal pumis dan tuf. Batuan-batuan itu lembar) yang masih sering berasosiasi dengan tuf dibuat kawasan cagar geologi (geoheritage), yang Gunung Api; Studi Kasus Di
menyusun Desa Wukirsari, Girirejo, Selopamioro litik. Makin jauh lagi, tuf litik menghilang, digantikan dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan Gunung Merapi, Gunung
dan Mangunan, serta sebagian Sriharjo dan aglomerat dan lava basaltis meniang, serta retas Museum Geologi Gunung Api Purba. Wilayah- Muria, Pegunungan Selatan,
Selopamioro. Batuan andesitis-basaltis adalah ciri andesit basaltis. Di Bukit Makbul, batuannya wilayah dengan indikasi longsor, jatuh dan roboh Gunung Rawadano dan
masa aktif pertumbuhan gunung api (seperti G. didominasi oleh lava dan intrusi andesit basaltis dilakukan pembobotan; secara berurutan dari yang Gunung Krakatau yang telah
Merapi saat ini); pumis dan tuf (abu) mencirikan yang ditumpangi oleh perlapisan breksi pumis dan teraman hingga terancam adalah (1) kawasan diselesaikan pada tahun 2012.
masa penghancuran gunung api (seperti G. Krakatau tuf abu-abu terang, hingga Cinomati. berpotensi terlanda tanpa pergerakan, (2) kawasan Pada tahun 2014, karya Geologi Fasa Konstruksi Gunung
tahun 1883). Di Siluk-Sriharjo, batuan gunung api Fakta kedua adalah didasarkan atas data berpotensi longsor, (3) kawasan berpotensi jatuh, Api Lingkungan Laut Dalam; Studi Kasus Pada Formasi
tersebut berupa breksi berfragmen andesit bongkah stratigrafi dan struktur geologi, wilayah Imogiri telah roboh dan longsor. Konsep pengelolaan adalah Kebo Butak Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setahun
dengan matriks karbonatan mengandung fosil foram. terjadi perubahan berangsur yang berawal dari dari warga, untuk warga dan oleh warga; melalui kemudian penelitiannya yang berjudul Kapabilitas
Hasil analisis fosil foram berkorelasi dengan umur gunung api bawah laut pada 24-18 juta tahun lalu, edukasi dan pendampingan secara menyeluruh. Aktivitas Gunung Api Merbabu Ditinjau Dari Sifat
Miosen Tengah, yaitu 15-18 juta tahun. Di Dusun cekungan antar gunung api dan lereng gunung api Bentuk konservasi meliputi pembuatan taman Mineralogi Plagioklas Batuan, telah terselesaikan pula.
Pucung-Wukirsari, di atas tuf terdapat batupasir pada 15-18 juta tahun lalu, post-vulcanism yang eduwisata, taman ekowisata, dan geoheritage. Mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 di Institut Sains
hitam dengan fosil foram dan breksi berfragmen secara berangsur menjadi laut dangkal dengan Metode konservasi lahan bergerak yaitu terasiring dan Teknologi Akprind pada tahun 1996, empat tahun
andesit dan koral. Fosil foram tersebut berkorelasi pertumbuhan terumbu di neritik tepi pada 15-7 dengan taman bambu kuning dan museum alam berselang tepatnya pada tahun 2000 gelar Sarjana
dengan umur N5-9 atau Miosen Awal, sekitar 21- juta tahun lalu, dan pengangkatan berangsur sejak geologi gunung api purba berbasis stratum. Stratum Magister Teknik beliau dapatkan pula di salah satu
18 juta tahun. Dari data tersebut diinterpretasikan 7 juta tahun lalu hingga menjadi daratan saat ini. adalah lapisan-lapisan bertingkat proses geologi Institut yang ada di Kota Kembang. Tak berselang lama,
bahwa, telah terjadi proses tektonik yang sangat Kini, sesar-sesar normal, oblik normal dan oblik naik yang antara satu lokasi dengan lokasi berikutnya ibu yang sekarang menjabat sebagai Dekan fakultas
panjang di Imogiri, diikuti perubahan lingkungan banyak dijumpai di wilayah ini. Dapat dijelaskan; saling berkesinambungan (Gambar 1). Teknologi Mineral Periode 2016 – 2020, Teknik Geologi
geologi secara bertahap dari laut ke darat. Hal itu selama vulkanisme terjadi inflasi dan deflasi tubuh Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains dan Teknologi
berimplikasi pada perkembangan geomorfologinya, gunung api membentuk rekahan radial, diikuti Sumber Bacaan AKPRIND Yogyakarta, mendapatkan gelar Doktor.
yang dibentuk oleh aktivitas gunung api bawah laut, pengangkatan sejak 7 juta tahun lalu merubah Mulyaningsih, S. and Sanyoto, S., 2012. “Geologi Tiga gelar yang telah beliau sandang ini, menjadikannya
diikuti proses-proses struktural dan diakhiri dengan rekahan radial menjadi oblik dan mendatar, dan kini Gunung Api Merapi sebagai Acuan dalam semakin aktif dalam bidang penelitian geologi. Salah satu
proses-proses terestrial eksogenis yaitu pelapukan dengan sesar oblik naik. Itulah mengapa kawasan ini Interpretasi Gunung Api Komposit Tersier di hasil penelitiannya yang relevan dengan tema Buletin
dan erosi. pun rawan gerakan massa dan gempabumi. Daerah Gunung Gede Imogiri Daerah Istimewa Mayangkara edisi kali ini adalah tentang proses Geologi
Yogyakarta”. In Prosiding Seminar Aplikasi Sains yang ada di Imogiri yaitu Aktivitas Vulkanisme Eksplosif
Fakta Historis Geologi di Imogiri Pengelolaan Cagar Geologi Imogiri & Teknologi (SNAST) Periode III. Penghasil Formasi Semilir Bagian Bawah Di Daerah
Fakta geomorfologi melingkar dengan susunan Melalui sejarah panjang geologi yang unik, Mulyaningsih, S., Husadani, Y.T., Umboro, P.A., Jetis Imogiri, tulisan ini dimuat dalam Juran Teknologi
batuan gunung api bersisipan sedimen asal laut di kawasan Imogiri memiliki keanekaragaman kondisi Sanjoto, S. and Purnamawati, D.I., 2011. Technoscientia Vol 4 No. 1 Agustus 2011. Setahun
Imogiri adalah fenomena geologi gunung api purba geologi, yang dapat berpengaruh positif maupun “Aktivitas vulkanisme eksplosif penghasil Formasi berselang, melalui Seminar Nasional Aplikasi Sains &
bawah laut yang berlangsung dalam waktu yang negatif. Kondisi geologi yang unik dengan bentang Semilir bagian bawah di daerah Jetis Imogiri”. Teknologi (SNAST) karyanya yang berjudul Geologi
sangat lama (24-15 juta tahun yang lalu). Titik- alam yang indah, menjadi daya tarik tersendiri Jurnal Teknologi Technoscientia, 4(1), pp.64- Gunung Api Merapi : Sebagai Acuan Dalam Interpretasi
titik pengamatan terfokus di G. Gede-Plencing dan di kawasan ini. Sementara itu dampak bahaya 78. Gunung Api Komposit Tersier Di Daerah Gunung Gede-
Nogosari-Giriloyo (Wukirsari), seputar Goa Cerme gempabumi dan longsoran massa, seperti yang Mulyaningsih, S., Husadani, Y.T., Devi, L.R. Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta diprosidingkan.
(Sriharjo), dan Mangunan-Selopamioro. Di sepanjang terjadi pada 27 Mei 2006 harus disikapi secara arif, and Irawan, S.N., 2009. “Analisis Distribusi Oleh karena itu sumbang sih beliau kepada keilmuan
situs geologi di Mangunan tersingkap retas andesit yaitu dengan mensinergikannya dengan potensinya. Kerusakan Akibat Gempabumi 27 Mei 2006 bidang geologi sudah tidak diragukan lagi.
piroksen, lava dan aglomerat berwarna kemerahan- Caranya adalah melalui pengelolaan kawasan Melalui Pendekatan Kegunungapian Di Daerah
kecoklatan yang ditumpangi oleh breksi andesit abu- pariwisata berbasis edukasi dan meminimalkan Wonolelo Dan Sekitarnya, Kabupaten Bantul,
abu kehitaman yang lebih segar. Kontak keduanya kegiatan penambangan. Wilayah Giriloyo di Desa Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Teknologi
tidak jelas/tidak beraturan dan sulit dibedakan. Di Wukirsari identik dengan gunung api purba kawah Technoscientia, 1(2), pp.254-265.
seputar Selopamioro, dijumpai aglomerat di atas tuf- Giriloyo-Bukit Makbul, lereng atas gunung api Mulyaningsih, S., 2016. “Volcanostratigraphic
pumis massive yang sangat tebal (lebih dari 100 m). purba Mangunan-Selopamioro dengan kawahnya di Sequences of Kebo-Butak Formation at Bayat
Sungai Oyo membelah Selopamioro menjadi dua, di Gunung Ireng (Desa Pengkok, Kecamatan Patuk), Geological Field Complex, Central Java Province
sisi utara sungai dijumpai batupasir karbonatan yang dan Goa Cerme-Siluk yang merupakan lereng-kaki and Yogyakarta Special Province, Indonesia”.
menumpang di atas lava dan aglomerat, sedangkan gunung api yang berada pada wilayah laut dangkal- Indonesian Journal on Geoscience, 3(2), pp.77-
di sisi selatan berupa batugamping berlapis yang neritik. 94.
Catatan Silam
Pajimatan
Imogiri
Oleh : Danar Arief Sumartono
K.R.T. Hastonegoro
Mengenal
Lebih Dekat
Bupati Puroloyo
Bagaimana perjalanan karir Kanjeng, sehingga Komplek makam Imogiri merupakan salah satu Apa harapan Kanjeng terhadap pelestarian
diangkat dan mendapat surat kekancingan sebagai saksi perjalanan sejarah Kraton Yogyakarta, menurut warisan budaya dan cagar budaya di kawasan
Kanjeng Bupati Puralaya Kraton Yogyakarta? Kanjeng, upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Imogiri?
Saya diangkat menjadi Bupati Puroloyo tahun pihak Kraton Yogyakarta guna menjaga kelestarian Semoga sinergi antara Kraton, pemerintah dan
2013, menggantikan KRT. Hastonegoro (Romo Pono). kawasan cagar budaya Imogiri? masyarakat untuk pelestarian warisan budaya dan
Bupati Puralaya sendiri membawahi 5 kompleks Memang semua ini tidak bisa lepas dari Kraton, cagar budaya di pajimatan Imogiri tetap harmonis
makam, yaitu pajimatan Imogiri, Kotagede, Girilaya, yang menurunkan raja-raja Kraton Yogyakarta dan terjaga hingga anak cucu kita. Karena dengan
Banyusumurup, dan Singosaren. Masa bakti saya adalah yang sebagian dimakamkan di Imogiri ini. begitu pelestarian warisan dan cagar budaya yang
sebagai Bupati Puroloyo yaitu selama seumur hidup. Yang di makamkan disini adalah Hamengku Buwono kita harapkan selama ini dapat terjaga.
Berdasarkan tradisi (Bupati Puroloyo adalah salah I, III hingga IX, Hamengku Buwono II dimakamkan
satu cucu Sultan), nanti yang menggantikan saya di Kotagede. Oleh karena itu Kraton Yogyakarta ***
adalah salah satu cucu dari Hamengku Buwono IX memiliki peran penting dalam pelestarian KCB KRT. Hastononingrat atau yang lebih dikenal
atau X, bukan keturunan saya, karena saya adalah Imogiri. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan Kanjeng Bupati Puroloyo lahir di lingkungan
cucu Hamengku Buwono VIII. beberapa renovasi serta tetap melestarikan tradisi Kraton Yogya 14 Agustus 1948. Ia merupakan salah
yang memiliki hubungan dengan makam Imogiri. satu cucu dari Hamengku Buwono VIII. Pria lulusan
Menurut Kanjeng apakah arti penting dari pelestarian SMA Bopkri 3 ini aktif dalam kegiatan jemparingan
warisan budaya dan cagar budaya? Adakah kendala yang mewarnai usaha pelestarian di Imogiri. Kebetulan, jemparingan merupakan hobi
Sangat penting, leluhur yang ada di Makam Imogiri warisan budaya dan cagar budaya Makam Imogiri yang sangat Ia gemari. Ketulusannya dalam menjaga
ini yang menurunkan raja-raja Yogyakarta. Sultan ini? Dan bagaimana cara mengatasinya? pelestarian warisan budaya dan cagar budaya
Agung membuat sendiri Makam Imogiri, sampai Imogiri adalah makam, jadi tidak banyak KCB Imogiri patut dicontoh oleh generasi-generasi
dengan keturunannya sampai dengan sekarang. masalah, apabila ada permasalahan atau kerusakan selanjutnya.
Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai segera lapor ke Kraton Yogyakarta. Kemudian Kraton
warga Yogyakarta untuk ikut melestarikannya. turun tangan langsung maupun lewat Pemda DIY
JEJAK SEJARAH
MAKAM GIRILAYA
DAN
MAKAM BANYUSUMURUP
Oleh: Himawan Prasetyo
Perkembangan Islam di Indonesia tidak dapat Pengertian makam menurut Kamus Besar
dilepaskan dari kondisi masyarakat pada masa Bahasa Indonesia (KBBI), adalah tempat mengubur
pra Islam, begitulah sekiranya yang diungkapkan mayat. Makam merupakan tempat di mana jasad
Widiyastuti dalam skripsinya berjudul Fungsi, Latar manusia yang sudah meninggal disemayamkan.
Belakang Pendirian, dan Peranan Masjid-Masjid Bagi masyarakat Indonesia, Jawa khususnya,
Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta di tahun makam merupakan tempat yang dianggap suci
1995. Keberadaan Islam tidak dapat dipisahkan dan dikeramatkan karena dirasa perlu dihormati.
dengan proses masuknya Islam itu sendiri ke Sejarah Kerajaan Mataram Islam yang kental dalam
wilayah nusantara. Perwujudan seni bangun yang latar belakang terbentuknya pemakaman dan juga
bercorak Islam di Indonesia dapat dilihat dalam sifat pemakaman yang dikeramatkan dan dianggap
bentuk masjid, bangunan makam, dan istana atau suci, mengingatkan kepada tradisi Jawa kental
keraton. J.P. Moquette pernah mengatakan, hasil yang mengarah ke tradisi kerajaan Hindu di periode
seni bangunan bercorak Islam yang muncul pertama sebelumnya.
kali di Indonesia adalah bangunan makam seperti Daerah Imogiri dikenal sebagai tempat
di Samudra Pasai dan Leran. Di Jawa, bangunan pemakaman Raja-Raja Mataram Islam dengan
makam merupakan salah satu hasil seni bangunan kerabatnya sejak Sultan Agung. Di Imogiri terdapat
bercorak Islam. Makam-makam yang berasal dari tiga kompleks Makam Raja Mataram dan kerabatnya,
masa awal penyebaran Islam di Jawa sebagian yaitu Imogiri, Girilaya, dan Banyusumurup. Tulisan
besar terdapat di pesisir utara Jawa, yaitu terutama kali ini akan membahas mengenai Kompleks Makam
makam para penyebar agama Islam di Jawa, seperti Girilaya dan Banyusumurup yang tidak banyak
contoh Makam Sunan Giri di Gresik dan Makam diketahui oleh khalayak umum.
Makam Banyusumurup yang
Sunan Bonang di Tuban.
didokumentasikan oleh BPCB
DIY dari udara
Makam Banyusumurup
Terdiri atas dua halaman yang masing-masing
dikelilingi tembok bata dan berdenah empat persegi
panjang, dengan arah utara selatan. Halaman
I berukuran panjang 37 m, lebar 24 m, tinggi
2, 75 m dan terdapat regol yang tinggi sampai
ujung atap. Regol ini selalu ditutup dan dibuka
hanya bila ada peziarah datang. Pada halaman
I ini terdapat 52 makam, diantaranya makam
Pangeran Pekik, Pangeran Lamongan, Rara Oyi,
Pangeran Timur, kerabat dan pengikut Pangeran
Pekik. Nisan makam-makam tersebut diantaranya
terbuat dari batu bata, sedangkan Makam
Pangeran Pekik dan Pangeran Lamongan terbuat
dari batu kapur, sisanya terbuat dari susunan batu
andesit. Halaman II berukuran panjang 20,30
m, lebar 19,5 m dan ukuran regol sama dengan
halaman I. Halaman II ini berada di luar halaman
I yaitu di sisi selatan bagian barat. Di halaman II
terdapat dua bangunan yang terletak di sisi utara
dan selatan, bangunan di halaman ini disebut
bale panyerenan yaitu tempat untuk meletakkan
jenazah sebelum dimakamkan. Saat ini tempat
ini digunakan sebagai tempat menunggu para
peziarah.
Masjid Banyusumurup terletak di Dusun
Girirejo, Imogiri, Bantul. Masjid ini terletak lebih
kurang satu kilometer sebelah barat Makam
Banyusumurup. Masjid Banyusumurup berdiri
diatas tanah seluas 538 meter persegi, luas
Sumber Bacaan
Adrisijanti, Inajati, 2000. Arkeologi Perkotaan
Mataram Islam, Yogyakarta: Jendela.
Graaf, H.J. de, 1986. Puncak Kekuasaan Mataram,
Jakarta: Grafiti Press.
Graaf, H.J. de, 1941. “Soerabaja in de XVII eeuw
van Koninkrijk tot Regentschap” Djawa, 3 Mei
Himawan Prasetyo
1941. Diterjemahkan Suwandi. Yogyakarta :
Himawan Prasetyo, lahir di Surakarta, 5 Mei 1976
Balai Penelitian Sejarah dan Budaya.
adalah Sarjana Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya,
Graaf, H.J. de, 1962. Runtuhnya Istana Mataram,
UGM. Memiliki perhatian pada kesenian Wayang Beber
Jakarta : Grafiti Press.
selain menjadi penulis lepas. Beberapa karyanya telah
Mandayakusuma, KRT., Cengkorongan Gambar
dibukukan seperti Wajah Kauman Surakarta 1910-1930
Sarta Pratelan Ingkang Sami Sumare Ing
dan Urgensi Pelestarian Cagar Budaya di Surakarta.
Kagungan Dalem Pasareyan, KH. Sriwandawa
Selain itu menjadi artikel-artikelnya mengenai sejarah Makam Girilaya yang
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 1950.
banyak dimuat di media cetak seperti Kompas, Solopos, didokumentasikan oleh BPCB
Moquette, J.P, 1912. “ De Grafsteenen te Pase en
Suara Merdeka, Surya, dan Radar Jogja. Saat ini bertugas DIY dari udara
Griessee Vergeleken met Dergelijke Monumenten
sebagai staf Unit Dokumentasi Balai Pelestarian Cagar
uit Hindoestan”, TBG LIV, Batavia : Albracht &
Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta.
POTENSI BENTANG ALAM IMOGIRI juga mempunyai aspek bentang alam yang spesifik.
Dilihat dari kondisi geografis, KCB Imogiri, terletak
dan lorong pelarutan pada batu gamping formasi
Wonosari akan terbentur pada formasi Nglanggran
pada 7º53’36” – 7º58’52” LS dan 110º21’43” – yang berbatuan breksi vulkanik dan relatif kedap
Oleh : Ernawati Purwaningsih, S.Si., M.Sc. 110º25’53” BT. Dengan luas wilayah 54,49 km2, air, sehingga menyebabkan munculnya mata air,
topografinya didominasi dataran berelief curam, seperti Mata Air Surocolo, Nawungan I, Nawungan
dengan bentuk lahan didominasi oleh Southern II, Mata Air Bengkung, Tambalan dan Jolosutro,
Mountainous yang terdiri dari dataran kaki lereng terjadi akibat adanya sesar. Keberadaan mata
koluvial Baturagung, perbukitan struktural Formasi air sangat penting karena hampir semua mataair
Nglanggran-Semilir dan Wonosari. Bentuk lahan yang yang ada di Kabupaten Bantul, termasuk KCB
seperti ini mempunyai potensi untuk dikembangkan Imogiri, dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
sebagai kawasan agropolitan (kawasan sentra penduduk, terutama pada daerah yang sulit air. Mata
produksi pangan). Apalagi wilayah Imogiri merupakan air yang ada di Kabupaten Bantul (termasuk Imogiri),
kawasan resapan air primer karena lokasinya berada pada umumnya merupakan mata air menahun
di dekat Sungai Opak yang merupakan salah satu (perennial springs), sehingga dapat dimanfaatkan
pendukung kehidupan masyarakat Imogiri, seperti terus menerus sepanjang tahun.
untuk pertanian.
KCB Imogiri mempunyai objek wisata alam yang Mata air Bengkung
identik dengan kawasan bebatuan, sungai, dan Mata Air Bengkung secara administrasi masuk
beberapa desa wisata. Komposisi batuan gunungapi di wilayah Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo,
di wilayah KCB Imogiri terdapat tiga tahapan Kabupaten Bantul. Namun, karena letaknya yang
pertumbuhan gunungapi purba yaitu pembentukan berbatasan dengan KCB Imogiri, sehingga Mata Air
gunungapi monogenesis, gunungapi komposit, dan Bengkung juga mengairi beberapa wilayah Imogiri.
gunungapi kaldera letusan. Wisata bebatuan seperti Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, asal
Watu Sewu yang berada di Cengkehan, Giriloyo, mula kemunculan Mata Air Bengkung pada masa
Wukirsari mempunyai keindahan alam. Watu Sewu Kerajaan Marataram. Pada waktu itu diceritakan
merupakan gunungapi purba, dan dinamakan Watu bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo sedang dalam
Sewu karena banyak terdapat batuan di tempat perjalanan mencari lokasi pemakaman untuk dirinya
tersebut, diantaranya adalah Batu Gumuling, Batu dan keturunannya yang di Mataram (Nitik Siti Arum).
Malu, Batu Senthong, Batu Undhak, Batu Lumbung, Artinya, Nitik=mencari, Siti=tanah, Arum=wangi.
Kedung Paga, Kedung Jahanam, Kedung Grojogan, Jadi beliau sedang mencari tanah yang berbau
Kedung Gayam, dan Gua Ngesong Girwanu. Tempat harum menurut mata hatinya. Konon Siti Arum
ini banyak dikunjungi wisatawan terutama generasi yang dimaksud berasal dari tanah suci (Arab) yang
dokumentasi: Ernawati Purwaningsih
milenial yang ingin berfoto atau berswafoto. diambil sewaktu Sultan Agung sedang menunaikan
Sebaran mata air potensial di Kabupaten ibadah haji. Pada saat itu beliau melakukan lelono
Bantul terdapat di satuan Perbukitan Baturagung jajah deso milang kori Nitik Siti Arum, dan akhirnya
dan kemungkinan di Perbukitan Formasi Sentolo. Sultan sampai di tempat ini. Karena perjalanan yang
Terbentuknya mata air dapat disebabkan oleh adanya cukup panjang, Sultan dan abdinya merasa haus,
patahan, perbedaan pelapisan batuan, dan dip strike. akan tetapi tidak menemukan air di sekelilingnya.
Seperti yang tertulis di Karakteristik Akuifer dan Kemudian Sultan Agung menancapkan tongkatnya ke
Potensi Air tanah Graben Bantul tulisan Langgeng dinding tebing batu ini. Setelah dicabut tongkatnya,
Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji, wilayah keluar mataair dari tebing batu tersebut. Selanjutnya,
^ Watu Sewu merupakan gunung api purba yang terdapat banyak batuan yang ditemukan
Imogiri dan Piyungan merupakan pegunungan yang Sultan memanjatkan doa, mohon petunjuk kepada
tersusun dari berbagai formasi batuan, sehingga di Tuhan untuk menemukan Siti Arum. Oleh karena
daerah ini terdapat beberapa mata air. Mata air yang itu, tempat Sultan berdoa inilah dijadikan tempat
KCB Imogiri merupakan wilayah yang cukup Selain makam raja-raja Mataram, Imogiri
ada di Imogiri adalah Mata Air Cerme dengan debit keramat atau pertapaan. Diceritakan, pada suatu
menarik dilihat dari berbagai aspek, baik sejarah, memiliki daya tarik budaya yang cukup menarik yaitu
aliran 66 liter/detik, Mata Air Nawungan I (1,00 liter/ hari ada pertapa sakti yang sedang bertapa sampai
budaya, maupun bentanga alamnya. Apabila disebut terdapatnya kerajinan keris dan warangka, kerajinan
detik), Nawungan II (4,00 liter/detik), Sumberagung mati di tempat ini, tubuhnya hangus dan mbekurung.
kata Imogiri, maka dalam benak muncul tentang tatah sungging, dan batik tulis. Kerajinan tatah
(0,08 liter/detik), Mata Air Bengkung KCB Dlingo Orang tersebut diberi nama Sunan Gesang, dan
makam raja-raja Mataram yang masih terawat dan sungging yang berada di Pucung, Desa Wukirsari,
(1,00 liter/detik). tempat ini dinamakan Bekung.
terjaga. Para abdi dalem yang tetap setia untuk kerajinan keris dan waranagka di Banyusumurup,
Mata Air Cerme di KCB Imogiri mempunyai debit Mata Air Bengkung ini penting karena salah satu
menjaga makam raja-raja Mataram tersebut. Makam Girirejo, dan kerajinan batik tulis di Giriloyo.
aliran yang paling besar, yaitu 66 liter/detik. Mata fungsinya untuk mengaliri kompleks makam Raja-
raja-raja Mataram menyimpan sejarah panjang dan Keberadaan ketiga kerajinan tradisional tersebut
air ini merupakan muara sungai bawah tanah yang Raja Mataram di Pajimatan, Imogiri. Mata air ini
menjadi saksi bisu sejarah Kerajaan Mataram. Hal tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan makam
muncul kepermukaan karena adanya sesar. Aliran dialirkan menggunakan pipa dari besi berukuran
ini menjadi daya tarik dan potensi wisata religi yang raja-raja Mataram dan keraton Yogyakarta.
air tanah yang mengalir melalui rekahan, celah, 2 dim, dengan panjang pipa kurang lebih 7 km,
dimiliki KCB Imogiri. Selain dari aspek sejarah dan budaya, Imogiri
KERAJINAN
TATAH
SUNGGING
Oleh: Siti Munawaroh
Panewon memiliki hubungan langsung dengan beserta anak-anak mereka. Kemudian pada tahun
Keraton. Pelatihannya pun dibina langsung oleh 1970, PT Sarinah (perusahaan BUMN di Jakarta)
Sultan. Pada masa itu, Sultan yang bertahta adalah datang ke Yogyakarta dan tertarik dengan wayang
Hamengkubuwono VII. Secara tidak langsung, Mbah kulit hasil karya warga Pucung. Lama kelamaan,
Glemboh pun menjadi abdi dalem Keraton. wayang kulit Mbah Glemboh makin dikenal
Di karena kedekatannya dengan Sultan, Mbah dan laris dibeli pelanggan. Banyaknya peminat
Glemboh kemudian diberi tugas untuk merawat dan wayang menginisiatifkan warga Pucung untuk ikut
menjaga wayang keraton. Kemudian pada tahun memproduksi tatah sungging wayang. Hingga
1918, Mbah Glemboh tertarik membuat wayang sekarang, warga Pucung masih memproduksi
sendiri. Dirumahnya, Ia belajar menatah wayang, wayang. Keahlian menatah wayang mereka dapatkan
dibantu oleh empat orang tetangganya yaitu Mbah secara turun temurun. Bahkan sekarang kerajinan
Reso Mbulu, Mbah Cermo, Mbah Karyo, dan Mbah menatah wayang dijadikan sebagai muatan lokal di
Sumo. Awalnya, wayang kulit buatan Mbah Glemboh SDN Pucung.
hendak dibawa ke keraton, untuk diperlihatkan
kepada Sultan. Namun ditengah perjalanan, Belanda Proses produksi
melihat hasil karya tersebut lalu membeli semuanya. Terdapat dua langkah dalam proses produksi
Ternyata tidak hanya Belanda yang tertarik, pemilik kerajinan tatah sungging wayang, yaitu menatah dan
salah satu toko batik terkenal (Cokro Suharto) yang menyungging kulit. Dalam proses menatah kulit, ada
kebetulan melihat, membawa wayang itu, kemudian beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan
membeli dan memajang wayang Mbah Glemboh yaitu membuat sketsa atau nyorek, meletakkan
ditoko batiknya. sketsa di atas sehelai kain yang disebut mbabon/ ^ Alat-Alat Tatah
Hingga tahun 1930, Mbah Glemboh masih ngeblak kemudian proses penatahan bagian garis Bermacam-macam alat tatah sesuai dengan kemanfaatannya yaitu, tatah penguku berbentuk menyerupai jari-jari manusia dan
membuat wayang bersama keempat temannya tepi kulit yang dikenal dengan anggebing, setelah berfungsi untuk membuat motif setengah lingkaran, tatah pemilah berbentuk seperti tatah biasa namun ujungnya rata dan halus
berfungsi untuk membuat motif garis
Batik Imogiri
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat
Oleh : Titi Handayani
Tanggal 2 Oktober 2009, salah satu Warisan Budaya Bangsa yaitu Batik, telah
ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi
(Masterpiece of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Dalam
sehelai kain batik mengandung Makna filosofis yang tertuang dalam berbagai motifnya.
Makna filosfis inilah yang menandai penggunaan batik dalam setiap penggal kehidupan
manusia, mulai dari kelahiran sampai dengan kematian.
Pada awalnya batik hanya dibuat dan digunakan di lingkungan keraton dan mencapai
puncak keemasannya pada masa kerajaan Mataram I sampai dengan masa Mataram
II yang terbagi menjadi keraton Surakarta dan Yogyakarta. Ketika makam raja-raja di
Pajimatan, Imogiri dibangun, pihak keraton menugaskan abdi dalem untuk memelihara
dan menjaga kawasan makam tersebut. Ketika keluarga kerajaan melakukan ziarah ke
makam, bertemulah mereka dengan penduduk di sekitar makam. Melalui pertemuan-
pertemuan tersebut para penduduk, terutama para wanita, belajar membatik dari
keluarga kerajaan. Batik yang dihasilkan adalah batik halus dengan motif khusus untuk
berbagai keperluan keraton. Ketrampilan membatik ini kemudian diwariskan kepada
anak cucu perempuan mereka. Oleh karena itu tidak heran bila di dusun Girilaya dan
sekitarnya hampir semua wanitanya memiliki ketrampilan membatik.
membutuhkan kesabaran, Biasanya dilakukan setelah proses pewarnaan. berumahtangga dengan berlandaskan prinsip-prinsip
dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY
ketekunan, serta ketelitian. Nyoga dilakukan setelah proses mbironi selesai. hidup yang kuat.
Pertama-tama kain mori dicuci, Nyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu Motif Kawung adalah batik dengan motif yang
kemudian dimasukkan ke yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat, mengambil bentuk buah kawung (sejenis kelapa,
minyak jarak atau minyak kacang dengan caranya mencelupkan kain ke dalam atau kadang dianggap sebagai buah kolang-kaling)
yang sudah ada di dalam abu campuran warna cokelat tersebut. yang ditata dalam pola yang sangat teratur. Motif
merang agar daya serap kain Nglorot adalah tahapan akhir dalam proses ini juga sering diinterpretasikan sebagai bunga lotus
terhadap zat warna lebih tinggi. pembuatan batik, yaitu melepaskan seluruh lilin/ (teratai) dengan empat lembar daun yang merekah
Setelah itu kain diberi kanji dan malam dengan cara memasukkan kain yang sudah yang melambangkan umur panjang dan kesucian.
dijemur. Selanjutnya, dilakukan cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah Biasanya motif Kawung diberi nama berdasar besar
proses pengemplongan, yaitu itu, kain dibilas dengan air bersih dan diangin- kecilnya bentuk kawung. Kawung Picis adalah motif
penghalusan permukaan kain anginkan hingga kering. kawung dengan bentuk kawung kecil-kecil. Picis
dengan cara dipukul-pukul adalah mata uang (10 sen) yang bentuknya kecil.
menggunakan pemukul dari kayu Ragam Motif Batik Kawung Bribil adalah motif dengan ukuran kawung
agar kain tidak kaku dan mudah Dalam seni batik dikenal dengan bermacam- yang lebih besar daripada kawung picis. Bribil
menyerap warna. macam ragam motif batik. Terdapat makna filosofi adalah mata uang bernilai 0.5 sen yang bentuk dan
Nyorek atau mola adalah dalam sebuah motif batik tersebut. Beberapa ragam ukurannya lebih besar daripada picis. Kain kawung
proses menjiplak/ngeblat atau motif batik beserta makna filosofi yang sering yang motif kawungnya lebih besar dari Kawung
membuat pola di atas kain dijumpai diantaranya adalah: Bribil disebut Kawung Sen.
^ Sabar,Tekun, dan Teliti mori dengan cara meniru pola Batik bermotif Wahyu Tumurun melukiskan Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng
Proses pembuatan satu Kain Batik membutuhkan proses yang
motif yang sudah ada. Pola dibuat di atas kertas turunnya anugerah/wahyu Tuhan kepada Ratu Kencana (permaisuri Sunan Paku Buwana
panjang. Maka dari itu, dalam membatik dibutuhkan kesabaran,
ketekunan, dan ketelitian agar Batik yang dihasilkan rapi dan baik. roti, kemudian dijiplak di atas kain mori. Nyorek manusia. Kain ini biasanya dipakai untuk upacara III). Truntum memiliki makna cinta yang tumbuh
juga dapat dilakukan secara langsung di atas kain seperti mitoni (tujuh bulan kehamilan), siraman kembali. Motif ini diciptakan sebagai simbol cinta
atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil (pembersihan badan calon pengantin sebelum yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama
Batik Sebuah Proses Kesabaran, Ketekunan, serta atau canthing. Agar proses pewarnaan berhasil pernikahan), dan akad nikah. Motif batik semen semakin subur berkembang (tumaruntum). Batik
Ketelitian dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka dimaknai sebagai gambaran dari kehidupan yang Truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin
Batik dihasilkan dari teknik menggambar proses membatiknya perlu diulang pada sisi kain di bersemi, berkembang, atau makmur. Pada batik pada hari pernikahan anaknya dengan harapan
dengan alat yang disebut canthing di atas kain sebaliknya. Proses ini disebut ganggang. motif semen terdapat beberapa jenis ornamen agar cinta kasih yang tumaruntum ini menghinggapi
menggunakan media malam atau lilin. Malam Proses berikutnya adalah mbatik/nyanthing/ pokok. Pertama, ornamen yang berhubungan dengan kedua mempelai. Namun ada pula yang memaknai
berfungsi menahan zat pewarna masuk ke dalam nglowong yang dilakukan dengan cara menorehkan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun
kain (katun/mori, sutera, dll.). Simbolisme dalam malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong berkaki empat. Kedua, ornamen yang berhubungan kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
batik dapat dilihat pada warna dan motifnya. Batik (menggambar garis-garis luar pola) dan membuat dengan udara seperti burung-burung, garuda, dan Batik dengan motif Babon Angrem (induk ayam
tradisional biasanya berwarna biru gelap atau hitam isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam mega mendung. Ketiga, ornamen yang berhubungan yang mengerami telur) melambangkan induk ayam
yang merupakan simbol kekekalan, warna coklat bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah dengan laut atau air, seperti ular, ikan, dan katak. yang sedang mengerami telurnya. Maknanya adalah
merah menggambarkan kebahagiaan, dan warna nyecek, yaitu membuat isian dengan memberi Jenis-jenis ornamen tersebut kemungkinan besar agar manusia bersabar, seperti sabarnya ayam
putih yang menggambarkan cahaya kehidupan. titik-titik (nitik) atau nruntum, yaitu memberi isen- ada hubungannya dengan paham Tri Loka atau Tri yang mengerami telur-telurnya hingga menetas.
Warna biru atau hitam yang alami didapat dari isen dengan pola yang lebih rumit. Setelah proses Bawana, yaitu paham tentang adanya tiga dunia, Motif batik Tambal dimaknai sebagai upaya untuk
tanaman indigofera yang difermentasi. Warna coklat mbatik selesai, kemudian bagian-bagian yang tidak yaitu dunia tengah yang merupakan tempat manusia menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak.
dihasilkan dari campuran kulit kayu tingi (merah) boleh terkena warna dasar (biru) ditutup dengan hidup, dunia atas yang merupakan tempat para dewa Dalam perjalanan hidupnya manusia seharusnya
dengan kulit kayu jambal (merah kecoklatan), atau menggunakan malam. Proses ini disebut nembok. dan para suci, serta dunia bawah yang merupakan selalu memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih
kayu tegeran (hijau). Warna sintetis untuk batik Kemudian kain yang sudah dibatik dicelupkan tempat bagi orang yang jalan hidupnya tidak benar baik, lahir maupun batin. Pada jaman dulu, batik
baru digunakan sejak abad-16 bersamaan dengan ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga dan dipenuhi angkara murka. dengan motif tambal ini dipercaya bisa membantu
munculnya teknik cap yang dapat memproduksi mendapatkan warna yang diinginkan. Proses ini Motif semen rama sering dihubungkan dengan kesembuhan orang yang sakit.
batik dalam waktu yang jauh lebih singkat. disebut medel. cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Di Imogiri, motif Batik klasik yang dihasilkan oleh
Pola batik dapat dibagi menjadi dua, yaitu Setelah proses medel dilanjutkan dengan Hasta Brata atau delapan jalan untuk mencapai para pembatik memiliki motif yang khas dengan
pola geometri dan non-geometri. Pola geometri mengerok malam secara hati-hati dengan keutamaan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan makna yang dalam. Motif batik yang berawalan “sida”
merupakan kombinasi garis-garis horizontal, vertikal, menggunakan lempengan logam, kemudian kain dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan mengandung harapan agar apa yang diinginkan
dan diagonal dengan bentuk-bentuk bujur sangkar, dibilas dengan air bersih, lalu diangin-anginkan. menjadi Raja Alengka, yaitu ajaran tentang sifat bisa tercapai. Arti kata “sida” berarti “jadi/menjadi/
lingkaran, dll. Contoh batik berpola geometri dapat Setelah kain kering, dilakukan proses mbironi, yaitu utama yang seharusnya dimiliki seorang raja terlaksana”. Motif batik Sida Mukti adalah motif yang
dilihat pada motif ceplok, parang, dan lereng. menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa atau pemimpin rakyat. Motif Gegot termasuk mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan
Sedangkan pola batik non-geometri adalah pola yang cecek atau titik dengan menggunakan malam. dalam kelompok semen. Kata gegot berasal dari lahir batin. Sida Luhur bermakna harapan untuk
dihasilkan dari garis-garis lengkung seperti terlihat Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu mengisi kata gegatra yang berarti awal mula. Motif ini mencapai kedudukan yang tinggi dan dapat menjadi
dalam motif batik lung-lungan. bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. mengandung harapan agar pemakainya dapat hidup panutan masyarakat. Sida Asih bermakna harapan
Proses pembuatan batik cukup panjang dan
Titi Handayani
Ir Titi Handayani, M.Arch
adalah seorang Dosen
Arsitektur di Akademi
Teknik YKPN. Beliau
adalah penggiat Jogja
Heritage Society, sebuah
organisasi nirlaba di
bidang pelestarian yang
banyak terlibat dalam
kegiatan pelestarian
arsitektur dan lingkungan
termasuk pendampingan
masyarakat dalam pelestarian intangible heritage. Selain
sebagai dosen, beliau juga masih aktif sebagai anggota
Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya
(DP2WB) DIY.
4. Rumah tradisional
Beberapa rumah tradisonal Jawa juga
terdapat di kawasan ini. Salah satu rumah
yang masih cukup terawat, utuh dan tidak
banyak perubahan pada susunan ruang dan
material bangunan adalah Rumah Joglo
Lurah Dongkol Girirejo. Rumah ini terletak
sekitar 300 m arah tenggara dari Kantor
Polsek Imogiri. Pada tahun 2010 Dinas
Kebudayaan DIY melakukan rehabilitasi
di rumah ini. Pekerjaan yang dilakukan
antara lain meliputi perbaikan bangunan
pendapa, dalem dan gandok. Pada tahun
Dalem Bupati Puroloyo Tahun 2018
2015 dilakukan rehab lanjutan pada
Rumah Joglo Lurah Dongkol Girirejo yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Bantul. Pengawasan, Pengendalian, dan Pelindungan Warisan
^ Proses rehabilitasi bangunan ndalem pada rumah Bupati
Puralaya Yogyakarta pada tahun 2009
Selain rumah tersebut, pada tahun 2018 Dinas Budaya dan Cagar Budaya di Kawasan Cagar Budaya
Kebudayaan Bantul juga melakukan rehabilitasi
Rumah Joglo Sri Hartinah yang terletak di Payaman, Imogiri
Yogyakarta. Kedua rumah ini terletak di kawasan Girirejo. Pekerjaan yang dilakukan antara lain
pendukung dari KCB Imogiri. Dalem Bupati perbaikan atap dan dinding kayu pada bangunan Tahun 2018 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa modern. Padahal bila mengacu pada Peraturan
Puralaya Yogyakarta terletak di utara kantor Polsek joglo. Yogyakarta mengadakan kegiatan Pengawasan, Gubernur No 40 tahun 2014, kawasan ini seharusnya
Imogiri, sekitar 1 km arah barat dari Kompleks Pengendalian, dan Pelindungan Warisan Budaya memakai gaya arsitektur Jawa atau Klasik.
makam raja-raja Imogiri. Dalem Bupati Puralaya dan Cagar Budaya. tujuan dari kegiatan ini adalah 2. Kawasan ini dinilai belum memiliki fasilitas
Surakarta terletak sekitar 500 m di barat Dalem observasi, pengawasan, dan perekaman hasil penunjang yang memadai.
Bupati Puralaya Yogyakarta. Pada rumah ini selain Bhaskara Ksatria, S.T pengamatan terhadap pelestarian Warisan Budaya 3. Masyarakat kurang diberi pemahaman informasi
pendapa dan ndalem juga terdapat beberapa Bhaskara Ksatria tercatat dan Cagar Budaya di wilayah Daerah Istimewa terkait lingkungan tempat tinggalnya yang menjadi
bangunan lain yang terpisah. Gempa bumi Mei sebagai PNS di Disbud DIY Yogyakarta. Kawasan Cagar Budaya.
2006 telah merusak beberapa bangunan di rumah sejak 2009. Latar belakang Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Hasil kunjungan untuk kegiatan ini dapat dijadikan
ini. pendidikan S1 di Arsitektur Istimewa Yogyakarta Nomor 186 Tahun 2011 bahan rekomendasi kepada instansi-instansi terkait
Dalem Bupati Puralaya Yogyakarta direhabilitasi UGM serta Management ada enam (6) Kawasan Cagar Budaya (KCB) sebagai bahan rujukan untuk pelestarian Warisan
oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tahun 2009. Konstruksi menjadi bekalnya yaitu Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman, Budaya dan Cagar
Rehabilitasi dilakukan pada bagian pendapa, dalam menulis beberapa Kotabaru, dan Imogiri. Keenam Kawasan Cagar Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
artikel. Ditambah kegemaran Budaya tersebut dipilih menjadi ruang lingkup untuk 2018. Laporan Kegiatan Pengawasan, Pengendalian,
akan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengawasan, Pengendalian, dan Pelindungan Warisan Budaya dan Cagar Budaya.
desain dan material bangunan mendorong dan Pelindungan Warisa Budaya dan Cagar Budaya. Yogyakarta. • Sabena
Dadang, begitu ia akrab dipanggil, untuk Salah satu Kawasan Cagar Budaya yang dikunjungi
menulis mengenai bangunan-bangunan yaitu KCB Imogiri. Tim yang tergabung dalam
warisan budaya dan cagar budaya. kunjungan ke KCB Imogiri yaitu Balai Pelestarian Sumber Bacaan :
Cagar Budaya DIY, Dinas Kebudayaan Bantul, Dinas Hadiyanta, Ign. Eka. 2015. Kawasan Cagar Budaya
Kebudayaan DIY, Dinas Penanaman Modal dan di Yogyakarta: Citra, Identitas, dan Branding
Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul serta Satuan Ruang. Yogyakarta: Jurnal Widya Prabha. Vol.
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. 04/ IV/ 2015.
Berdasarkan pengamatan lapangan yang Sektiadi. 2015 Pendekatan Kawasan dalam
< Rumah Joglo Lurah Dongkol Pengelolaan Cagar Budaya, Kasus Njeron
Girirejo, setelah direhabilitasi dilakukan oleh tim Pengawasan dan Pengendalian
KCB Imogiri, ada beberapa aspek yang menjadi Beteng, Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Widya
pada tahun 2010
perhatian khusus, yaitu: Prabha. Vol. 04/ IV/ 2015.
1. Bangunan baru yang berdiri disekitar Kawasan https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Cagar Budaya Imogiri sudah mengadopsi arsitektur bpcbyogyakarta/kawasan-cagar-budaya-di-
yogyakarta/
MELAHIRKAN
DHALANG
CILIK GAGRAK
NGAYOGYAKARTA 3 Bencana
Longsor
MELALUI
WORKSHOP
PEDHALANGAN
Oleh : Dwi Prasetyo
Di Imogiri
> Proses Peragaan Pedhalangan
bersama dengan Siswa. Peserta
Workshop Pedhalangan tersebut
adalah para siswa sekolah yang
berasal dari SMA se-DIY.
Ndalang, sebagai sebuah aktivitas untuk Kota se-DIY. Workshop ini akan diikuti sejumlah
memainkan wayang menyimpan pengetahuan 25 peserta pada setiap sesi workshopnya. Peserta
nilai-nilai sosial budaya yang tersirat dari materi diambil dari perwakilan dari masing-masing dhalang
lakon yang dibawakan, ketrampilan penguasaan cilik Kabupaten dan Kota sebanyak masing-masing
teknik vokal untuk memerankan karakter yang lima orang. Pepadi DIY mengemban tugas untuk
berbeda dan menghidupkan suasana yang ada di melakukan seleksi dhalang cilik pada tingkat
dalam cerita. Selain itu, ketrampilan menggerakkan Kabupaten, sehingga dua puluh lima anak yang
wayang menjadi kunci penciptaan bayangan terpilih merupakan dhalang cilik yang telah memiliki
wayang sebagai ruh dari pertunjukkan. bekal kemampuan dasar serta prinsip-prinsip
Tahun 2019, Seksi Pemeliharaan dan ndhalang yang sudah dikuasai. Anak-anak akan
Pengembangan Warisan Budaya Takbenda Bidang diajarkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya ketrampilan mereka bersama mentor dan instruktur
Dinas Kebudayaan DIY akan melaksanakan yang fasih wayang Gagrag Ngayogyakarta.
Workshop Pembinaan Pedhalangan bersama Ke depannya, hasil dari workshop ini diharapkan
dengan Pepadi (Persatuan Pedhalangan Indonesia) akan lahir generasi-generasi dhalang cilik baru yang
DIY. Semangat yang ingin digali pada kegiatan ini menguasai pewayangan Gagrag Ngayogyakarta.
yakni menghidupkan kembali Pakeliran Gagrag Selain itu, dhalang-dhalang kecil akan dibina paska Hujan deras
Ngayogyakarta di era globalisasi dan modernisasi workshop untuk mengikuti perlombaan Festival yang mengguyur
wayang. Workshop Pedhalangan hadir untuk Dhalang Muda Tingkat Nasional perwakilan dari Kawasan Cagar
memberikan penguatan bekal dasar-dasar Daerah Istimewa Yogyakarta. • Dwi Budaya Imogiri pada
pewayangan Gagrag Ngayogyakarta kepada para
tanggal 17 Maret 2019.
generasi muda. Workshop juga ditujukan sebagai Sumber Bacaan :
ruang praktik pembelajaran bagi para dhalang cilik Suryaningsum, Sri dan Anis Siti Hartati. 2018.
Dampak yang ditimbulkan akibat
untuk berlatih melakukan pertunjukan wayang. Wedang Uwuh. Klaten : Nugra Media hujan deras tersebut adalah banjir
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 10 kali Jatmika, Septian Emma Dwi, dkk. 2017. “Inovasi yang disertai tanah longsor. Tak terkecuali
dimulai pada 8 April 2019 dan berakhir pada Wedang Uwuh Yang Memiliki Khasiat Untuk di sebagian Makam Pajimatan Imogiri. • Ruud
tanggal 2 Mei 2019 di sepuluh titik Kabupaten/ Penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus”.
Jurnal Riset Daerah, hal 55-71
WEDANG UWUH,
Foto : Bahan Wedang Uwuh yang dimasukkan biasa disajikan dalam gelas berukuran 500 ml dan
dalam gelas siap diseduh dan disajikan pada alas bawah gelas diletakkan satu piring kecil
supaya tidak panas pada waktu menyeduh Wedang
DAYA PIKAT
Uwuh.
minuman yang biasa dihidangkan panas ini antara ada satu komposisi yang tidak boleh hilang dan
lain seperti menyembuhkan batuk ringan, pegal- menjadi komoditas skala nasional dengan ikon
tidak bisa dibeli dalam sajian Wedang Uwuh yakni minuman tradisional Yogyakarta. Wedang Uwuh
pegal, perut kembung, masuk angin, menurunkan kayu manis atau manis jangan karena harus diambil
kolesterol, sebagai anti oksidan, menyegarkan badan, tidak saja disajikan pada gubuk-gubuk warung yang
langsung dari lokasi makam Imogiri. Ada sebuah berjejer di Imogiri namun pada restoran-restoran
menghilangkan rasa lelah, melancarkan aliran kepercayaan dari masyarakat Imogiri bahwa daun-
darah, menyembuhkan dan mencegah masuk angin, kelas atas dengan metode penyajian yang estetis.
daun yang racikan yang diambil dari Makam Imogiri Perkembangan pesat Wedang Uwuh menjadi bukti
serta dapat menghangatkan badan, meningkatkan harus diambil dalam keadaan daun sudah terjatuh
kekebalan tubuh dan memperlancar aliran. daya pikat cita rasa lokal Yogyakarta yang mampu
ke lantai, tidak diperkenankan untuk memetik daun diterima oleh banyak masyarakat. • Anis
Menurut salah seorang produsen Wedang Uwuh yang yang masih berada di pohonnya. Masyarakat percaya
ada di Imogiri, Wedang Uwuh pada awalnya adalah dengan cara ini, daun atau uwuh yang ada di Makam
minuman khas tradisi dalam Keraton Ngayogyakarta Imogiri dapat dikontrol jumlah pengambilannya dan
^ Foto : Wedah Uwuh yang telah diseduh dan
yang dahulunya bernama “Jaceng”, singkatan dari daun yang sudah rontok juga dianggap memiliki
disajikan berserta bahannya
kata Jahe dan Cengkeh. Minuman ini sangat di
BEAUTIFUL STORY
From Ende
Dinginnya udara pagi Gunung Kelimutu menemani perjalanan kami. Menyusuri jalan setapak
menembus rimbanya hutan, kami perlahan mendaki menuju danau di puncak gunung. Sebuah
danau di puncak gunung?! Ya tidak salah, kami sedang berada di Taman Nasional Kelimutu, Ende,
NTT, salah satu destinasi favorit di Indonesia.
Perjalanan menuju puncak ditempuh dalam waktu 2 jam. Sesampai di puncak tempat melihat
Danau Kelimutu, kami disambut hangatnya sinar matahari yang perlahan muncul dari balik salah
satu bukit di Gunung Kelimutu ini. Golden Sunrise ! Mungkin inilah kalimat yang menggambarkan
keindahan sunrise disini.
Terbitnya matahari perlahan juga membuka danau yang awalnya diselimuti gelap dan kabut.
“Allahuakbar”, begitu kata pak Haryo, salah satu rombongan kami yang terpesona akan indahnya
Danau Kelimutu. Dengan cekatan ia kemudian mengabadikan keindahan Danau Kelimutu dari
berbagai sudut dengan hapenya.
Pemandangan alam di Taman Nasional Kelimutu ini sangat menakjubkan. Kami merasa
betah dan ingin berlama-lama disini, sembari menghabiskan waktu. Namun agenda yang padat
mengharuskan kami untuk kembali turun dan melanjutkan petualangan kami di Ende berikutnya.
Danau Kelimutu “Jangan khawatir, anda semua tidak akan rugi, kami masih memiliki tempat indah lain di Ende”,
Danau yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini juga dikenal celetuk pak Noel, guide lokal kami.
dengan nama Danau Tiga Warna. Danau ini merupakan salah
satu objek wisata yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang
ke Ende, Nusa Tenggara Timur