Pemeriksaan Lengkap Pada Gigi Tiruan Lepasa
Pemeriksaan Lengkap Pada Gigi Tiruan Lepasa
I. Anamnesis
- Sebab kehilangan gigi / kerusakan gigi : lubang besar / gigi goyang / benturan
Penjelasan :
- Pencabutan terakhir :
o Pada gigi atas : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri
o Pada gigi bawah : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri
Penjelasan :
Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan bawah dapat
dikatupkan dengan baik di luar mulut dan terlihat 3 titik bertemu yaitu 1 di
bagian anterior dna 2 di bagian posterior. Bila terlihat banyak gigi yang
aus dan kontak antara rahang atas dan bawah kurang meyakinkan, maka
dikatakan gigitan ada namun tidak stabil.
Nilai overjet dan overbite normal berkisar 2-4mm. bila lebih, harus
diwaspadai adanya perubahan dalam relasi maksilo-mandibula. Dengan
demikian, oklusi yang lama tidak bisa dipakai pedoman penentuan gigit.
Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, harus dituliskan pada region
berapa. Hal ini penting diperhatikan, terutama pada pembuatan gigi tiruan
cekat yang mempunyai antagonis dengan region tersebut.
Hubungan rahang ditentukan dengan meletakkan jari telunjuk pada dasar
vestibulum anterior RA dan ibu jari pada dasar vestibulum RB.
Ortognati bila ujung kedua jari terletak segaris vertical
Retrognati bila ujung ibu jari lebih ke arah pasien
Prognati bila ujung jari telunjuk lebih ke arah pasien
5. Artikulasi
Diperiksa pada sisi kanan dan kiri, dapat berupa:
a. Cuspid protected
b. Grup function
c. Balanced occlusion (artikulasi seimbang)
Pemeriksaan ada tidaknya kontak premature dan blocking. Jika terdapat
kontak premature setelah peletakan kertas artikulasi di permukaan oklusal gigi
pasien, perlu dilakukam occlusal adjustment.
Selanjutnya diperiksa gerak rahang ke lateral kiri dan kanan, ada atau tidak
hambatan. Hambatan pada gigi caninus jangan terburu-buru diasah, karena
bisa jadi hal tersebut merupakan cuspid protected occlusion yang perlu
dipertahankan.
6. Daya kunyah : normal/ besar
Bila terlihat banyak gigi yang mengalami atrisi dengan faset yang tidak tajam
dan permukaan yang mengkilat, kemungkinan tekanan kunyah pasien besar.
Pada keadaan ini, bila ridge sudah rendah hindari pemakaian elemen gigi
porselen terutama untuk gigi posterior. Bidang oklusal gigi geligi juga jangan
dibuat terlalu besar
7. Kebiasan buruk
a. Bruxism / clenching
b. Menggigit bibir / benda keras
c. Mendorong lidah
d. Mengunyah satu sisi kanan atau kiri
e. Hipermobilitas rahang dll
PEMERIKSAAN LAIN
1. Vestibulum
Posterior Kanan Posterior Kiri Anterior
Rahang Atas dalam/sedang/ dangkal dalam/sedang/ dangkal dalam/sedang/ dangkal
Rahang Bawah dalam/sedang/ dangkal dalam/sedang/ dangkal dalam/sedang/ dangkal
Vestibulum : ruang yang terdapat di antara mukosa labial/bukal prosesus
alveolaris dan bibir/pipi. Kedalaman diperiksa dengan kaca mulut nomer 3.
- Bila gigi masih ada : pengukuran dilakukan dari servikal gigi sampai dasar
vestibulum
- Bila gigi telah hilang : pengukuran dilakukan pada regio tak bergigi dari puncak
prosesus alveolaris hingga dasar vestibulum
Vestibulum dikatakan dalam apabila kaca mulut terbenam. Vestibulum yang dalam
menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan karena sayap gigi tiruan dapat dibuat
lebih panjang sehingga menambah retensi.
2. Prosesus alveolaris/ residual ridge regio
Yang harus diperhatikan:
a. Bentuk : segi empat/oval/segitiga
Bentuk prosesus alveolar berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi gigi
tiruan lepas serta pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat
b. Ketinggian : tinggi/sedang/rendah
Ketinggian prosesus alveolar menunjukkan resorpsi tulang yan terjadi.
Prosesus menjadi rendah bila resorbsi besar. Cara memeriksanya dengan
membandingkan dengan gigi di sebelahnya. Bila pasien sudah tidak bergigi
samasekali tinggi prosesus alveolar diperiksa dengan menggunakan kaca
mulut nomer 3.
c. Tahanan jaringan: flabby/tinggi/rendah
Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara pencetakan. Tahanan jaringan
diperiksa dengan menggunakan burnisher pada mukosa atau prosesus
alveolar
- Burnisher tidak terlalu terbenam dan mukosa terlihat pucat mukosa keras;
tahanan jaringannya rendah
- Burnisher bisa ditekan lebih dalam mukosa lunak; tahanan jaringan tinggi
- Mukosa bergerak pada arah bukolingual saat ditekan menggunakan burnisher
flabby
d. Bentuk permukaan : rata/tidak rata
3. Frenulum
Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap prosesus alveolaris.
Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan otot-ototnya mendekati puncak prosesus
alveolar, dikatakan rendah ketika menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara
puncak prosesus alveolar dengan dasar vestibulum. Frenulum yang tinggi dapat
mengurangi retensi gigi tiruan lepas karena mengganggu sayap gigi tiruan.
Frenulum : (tinggi/sedang/rendah)
- Labialis superior
- Labialis inferior
- Bukalis rahang atas kanan
- Bukalis rahang atas kiri
- Bukalis rahang bawah kanan
- Bukalis rahang bawah kiri
- Lingualis
4. Palatum
a. Bentuk palatum : persegi/oval/segitiga
Bentuk dan kedalaman palatum berkaitand engan retensi dan stabilisasi gigi tiruan
lepas
b. Kedalaman palatum
c. Torus palatines
Torus yang besar akan mengganggu stabilisasi gigi tiruan. Pada torus yang besar,
agar tidak terjadi fulcrum, dilakukan relief pada saat pencetakan fisiologis
d. Palatum mole
Merupakan jaringan lunak yang terletak di bagian posterior palatum durum.
Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut aponeuresis, sebagai
tempat posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum mole menjadi 3:
a. Kelas I: gerakan palatum durum yang kecil, dapat dibuat postdam bentuk
kupu-kupu
b. Kelas II: gerakan palatum durum membentuk sudut >30derajat, postdam
dibuat bentuk kupu-kupu dengan ukuran yang lebih kecil
c. Kelas III: gerakan palatum durum membentuk sudut >60 derajat, postdam
dibentuk dengan cekungan berbentuk V atau U (berbentuk parit)
5. Tuber maksila
Kanan : besar/kecil
Kiri : besar/kecil
Daerah ini ditutup oleh jaringan fibrosa dengan ketebalan yang berbeda-
beda. Disebut kecil bila ukuran tuber lebih kecil dari prosesus alveolar dan
besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau lateral. Tuber
yang besar dapat mengganggu retensi gigi tiruan.
6. Undercut
Undercut bisanya mengganggu perluasan basis protesa. Hal ini dapat
mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan serta dapat menghalangi
pemasukan dan pengeluaran gigi tiruan. Perlu dilakukan alveolotomi
ataupun alveolektomi sebelum pencetakan pembuatan model kerja bila
undercut tersebut diperkirakan akan mengganggu.
7. Ruang retromilohioid
Merupakan ruangan yang berada di antara prosesus alveolar rahang bawah
dan lidah. Cara pemeriksaannya dengan menggunakan kaca mulut nomor
3. Ruang retromilohioid yang dalam memungkinkan sayap lingual GTP
dibuat lebih panjang untuk menambah retensi dan stabilitasnya.
8. Bentuk lengkung rahang
Meliputi bentuk rahang atas dan rahang bawah. Bentuk-bentuk rahang antara lain:
a. Persegi
b. Oval
c. Segitiga
Bentuk rahang segitiga adalah yang paling menyulitkan terutama saat penyusunan
elemen GTP yang tidak mengganggu artikulasi dan stabilisasi.
9. Ruang gigi tiruan
Ruang gigi tiruan adalah jarak vertical antara prosesus alveolar rahang atas
dan rahang bawah. Ruang gigi tiruan yang besar menguntungkan dalam
hal pemasangan gigi dan penentuan tinggi bidang oklusal.
10. Perlekatan dasar mulut
Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual gigi tiruan rahang
bawah yang akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan.
11. Lain-lain
a. Eksostosis
b. Torus mandibularis
DIAGNOSIS : identifikasi, evaluasi, dan kesimpulan tentang kondisi yang ditemukan dalam
pemeriksaan, beserta perawatan pilihan yang akan dilakukan pada pasien.
Contoh :
Bentuk kasus kehilangan gigi ....... memerlukan rehabilitasi dengan
MTP/MTPasak/GTJ/GTSL/GTP/GTP tunggal, dll
Jika penyebabnya karena trauma oklusi maka bersifat reversible, oleh karena itu untuk
meminimalisir pergerakan trauma oklusinya harus diidentifikasi dengan pemasangan
diagnostic cast dan diperbaiki dengan menggunakan occlusal equilibration atau dengan
penempatan beberapa restorasi
Jika penyebabnya karena inflamatory changes juga bersifat reversible jika jaringan
inflamasinya dihilangkan
Jika disebabkan karena kehilang support tulang maka tidak bisa balik lagi dalam waktu
yang singkat. Gigi dengan rasio mahkota akar lebih besar dari 1:1 tidak adekuat jika
dijadikan sebagai gigi abutment pada GTSL dalam kasus tersebut gigi yang berdekatan
harus dievaluasi . Jika gigi sebeblahnya cukup baik untuk dijadikan abutment, maka
gigi yang goyang tersebut (kerusakan jaringan periodontal) bisa diekstraksi atau
dilakukan perawatan endo setelah itu dilakukan pemendekan mahkota klinis agar rasio
mahkota akarnya seimbang
Splinting gigi yang lemah atau goyang ke gigi yang kuat juga bisa dilakukan namun
dalam melakukan teknik splinting harus dilakukan secara hati hati karena splinting
yang ditopang ke gigi yang kuat malah bisa membuat gigi yang kuat tersebut menjadi
goyang atau lemah pula , sementara gigi yang lemah akan tetap lemah
Oleh karena itu ada beberapa indikasi dari splinting yaitu splinting dibutuhkan ketika
ada masalah pada jaringan periodontl atau akar yang pendek dan meruncing, Dengan
splinting 1 atau lebih gigi akan meningkatkan support dari removable protesis. Gigi
yang di splinting juga harus menerima beban kunyah yang ringan. Spinting pada GTC
diindikasikan jika gigi P1 dan molar hilang dan adanya gigi P2 sebagai abutment,
karena P2 akan mendapatkan tekanan kunyah yang besar splinting akan memberikan
support yang lebih baik baik.
Evaluasi Jaringan Periodontal
Penyakit periodontal adalah salah satu faktor utama dari kehilangan gigi, Penggunaan
dari GTSL ditempatkan dalam faktor utama terhadap penyakit perio dan menyebabkan
gigi hilang. Namun jika perawatan GTSL sukses, perkembangan penyakit dapat
terkontrol.
Kontrol jaringan prio harus dilihat dalam pemeriksaan radiograf dan eksminasi
intraoral.Eksaminasi intraoral seperti mengecek kedalam poket dengan probe, keadaan
inflamasi, infeksi, keterlibatan furkasi dan kehilangan perlekatan dari attached gingiva,
selain itu dilihatb juga keadaan warna, texture, dan bentuk jaringan gingiva. Sedangakn
pemeriksaan radiograf digunakan untuk penunjang pemeriksaan klinis dan bukan
pengganti(tidak bisa menggantikan) pemeriksaan klinis
Eksaminasi pemeriksaan yang mengindikasikan perawatan perio antara lain :
1. Kedalaman poket > 3mm
2. Keterlibatan furksi
3. Perubahan kontur dan warna gingiva ( gingivitis)
4. Eksudat pada margin gingiva ketika probing
5. Attached gingiva kurang dari 2 mm
6. Attached gingiva yang tidak adekuat pada gigi yang tersisa
Dokter gigi juga harus sadar jika poket dieliminasi dan terjadi rekonturing tulang tidak
akan menghasilkan abutmet yang baik jika rasio mahkota akar masih buruk
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk perawatan perio adalah :
1. Rootscalling dan rootplaning jika OH baik prognosis juga akan baik
2. Gingivektomi bisa dilakukan para perbandingan rasio mahkota akar yang
besar jika preparasi mahkota diindikasikan
3. Periodontal flap untuk rekonturing tulang
4. Gingival graft
Cara cara diatas hanya dapat berhasil jika OH pasien baik karena jika tidak prognosis
akan buruk
Evaluasi Mukosa Mulut
Perubahan Patologis
Adanya ulserasi, pembengkakan dan perubahan warna merupakan indikasi adanya lesi
yang ganas. Harus dievaluasi melalui biopsy atau dirujuk.
Reaksi Jaringan yang Berhubungan dengan Penggunaan Protesa
- Papillary Hiperplasia
Terjadi pada palatum durum (keras) anterior, karena adanya respon inflamasi pada
submukosa. Biasanya keadaan ini terjadi penggunaan protesa yang buruk (pasien tidak
memperhatikan kebersihannya) dalam waktu jangka panjang. Tissue conditioning dan
tissue rest dapat mengurangi edema dan inflamasi, namun hiperplastik ini harus
dibedah. Oral Hygiene pasien harus dipertimbangkan.
- Denture Stomatitis
Dikarakteristikkan sebagai eritema menyeluruh pada jaringan lunak yang tertutupi oleh
mukosa. Kondisi ini terjadi jika protesa terbuat dari resin akrilik atau metal dan sering
terjadi pada rahang atas. Mukoasa akan terlihat bengkak dan halus,pasien kadang
merasa seperti terbakar. Adanya Candida albicans pada keadaan ini sehingga pasien
sering diberi obat-obatan antifungal. Perawatan lainnya yaitu tissue rest.
- Soft tissue displacement
Kondisi ini terjadi karena buruknya desain GTSL. Terlihat adanya area yang berbintik-
bintik. Perlunya tissue rest sebelum melakukan pencetakan pada pasien.
Hubungan maksilomandibular
Malrelasi rahang yang parah dapat menghalangi restorasi fungsi dan estetika yang
adekuat. Beberapa osteoktomi maksila dan mandibula dapat menangani masalah-
masalah ini.
Oklusi
Mounted diagnostic cast dapat menampilkan gangguan oklusal. Gangguan oklusal
(contoh kontak deflektif) antara relasi sentris dan posisi maksimal intecuspal dapat
menyebabkan bruxismeyang dapat melukai gigi dan TMJ dan menginisiasi spasm otot
dan ketidaknyamanan pasien. Adanya oklusi traumatik secara klinis dapat dilihat
dengan:
o Aus berlebih pada gigi
o Perubahan pada jaringan periodonsium yang dapat dilihat, yang dapat
menyebabkan kegoyangan gigi, migrasi gigi, dan ketidaknyamanansaat kontak
oklusal
o Keterlibatan TMJ yang termasuk spasm otot, nyeri otot, dan disfungsi sendi
Tanda radiografis dari oklusi traumatis:
o Pelebaran ruang ligamen periodontal dengan laminadura yang menebal atau
menipis
o Radiolusensi periapikal
o Resorpsi tulang alveolar
o Resorpsi akar
Sumber :
1. Phoenix RD, Cagna DR. Stewart’s Clinical Remivable Partial Prosthodontics. 3rd
Edition. Chicago : Quintessence. 2003.
2. Carr AB, McGivney GP. McCracken’s Removable Padtial Prostodontics. 12th Ed. St.
Louis : Elsevier Mosby. 2005.
3. Departemen Prosthodonsia. Panduan Pengisian Rekam Medik Prosthodonsia. Jakarta :
FKG UI. 2012.