Anda di halaman 1dari 10

EKSPLORASI, IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI PLASMA NUTFAH

TANAMAN KORO DI KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA1

Reva Bimo Nugroho 2


Pitri Ratna Asih, SP,M,Si3 Dan Asih Farmia, SP,M.Agr.Sc4

Pendahuluan
Tanaman koro merupakan jenis polong-polongan ( legume ) yang tersebar di Indonesia,
Tanaman koro dibedakan atas penampilan morfologinya dikenal sebagai sub famili
Papilionaceae (famili Leguminosae). Tanaman koro banyak sekali jenisnya. dan dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu: tanaman koro kratok (Phaseolus lunatus L.), tanaman koro
pedang putih (Canavalia ensiformis), tanaman koro pedang merah (Canavalia gladiata),
tanaman koro benguk (Mucuna pruriens), tanaman koro gude (Cajanus cajan), dan tanaman
koro komak (Lablab purpureus)(Sunarjono,2014).
Tanaman koro sendiri ialah tipe tanaman yang lumayan digemari, namun belum banyak
yang sadar jika tanaman tersebut mempunyai gizi yang besar, tumbuhan koro diketahui dengan
kandungan protein yang lumayan besar dan rendah lemak. Menurut Handayani.(2008)tanaman
koro mempunyai kandungan protein 27, 4%, tumbuhan koro kering mempunyai kandungan
karbohidrat 66%, lemak 2, 6%. Banyak memiliki asam folat sebanyak 358 miligram, jadi
tumbuhan koro bisa menggantikan kedelai selaku tempe ataupun tahu.
Dilihat dari kandungannya tanaman koro sangat berpotensi dikembangkan dalam bidang
kesehatan tanaman koro sendiri digunakan di negara berkembang, semacam di India, Malaysia,
Indonesia.Pemanfaatan tumbuhan ini antara lain, selaku antibakteri, asam urat, antikanker,
diabet, batu ginjal. Serta lain sebagainya(Retnaningsih, et al. 2008).
Koro sebagai subtitusi jenis tanaman polong polongan, seperti kita ketahui kebutuhan
meningkat tetapi produksi tidak bertambah atau bahkan berkurang, selain itu keprihatinan atas
kurang dikenalnya tanaman koro secara umum padahal memiliki jutaan manfaat. Oleh
karenanya perlu ada kegiatan eksplorasi, identifikasi dan karakterisasi, dimaksudkan untuk
memenuhi penyediaan serta melakukan tindakan pencegahan kepunahan (konservasi) guna
menemukan keragaman hayati yang menjadi komponen utama dalam kegiatan pemuliaan
tanaman.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam rangka koleksi plasma nutfah selaku sumber hayati
dan dengan upaya meningkatkan sumber daya alam khususnya tanaman koro agar semakin
dikenal oleh masyarakat luas maka solusinya adalah dengan melaksanakan eksplorasi
selanjutnya dilakukan identifikasi serta karakterisasi yang merupakan rangkaian kegiatan dari
tiap jenis aksesi tanaman koro.
Menurut lakitan.(2015) aksesi adalah Individu atau populasi tanaman dengan karakteristik
morfologis yang spesifik atau berasal dari tempat tertentu dan diberi kode huruf atau nomor
tertentu, didasari karena tanaman koro merupakan salah satu komoditas penciri yang banyak
terdapat di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, didasarkan pada
pemikiran tersebut maka hendak dilaksanakan penelitian “ Eksplorasi, Identifikasi dan
Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman Koro di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta“.
1Diseminarkan dalan Seminar Proposal Tugas Akhir pada Hari Hari Selasa Tanggal 15 Maret 2022 pukul 13.00-14.00 WIB
dalam rangka penyusunan tugas akhir Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang Jurusan Pertanian
Program Studi Teknologi Benih
2Mahasiswa Semester VIII Politekinik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang Jurusan Pertanian Program Studi

Teknologi Benih
3
Pitri Ratna Asih, SP,M,Si
4
Asih Farmia, SP,M.Agr.Sc

1
Melihat uraian yang ada pada latar belakang dalam penelitian ini maka dirumuskanlah,
masalah sebagai berikut : (1) Bagaimanakah keragaman fenotip tanaman koro di Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (2) Bagaimana penyebaran tanaman
koro di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta?
Tujuan dari penelitian adalah: (1) Mengetahui keragaman fenotip tanaman koro di Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta untuk selanjutnya dijadikan bahan untuk
pelestarian plasma nutfah tanaman koro. (2) Mengetahui penyebaran tanaman koro di Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Adapun manfaat darii penelitian ini
adalah : (1) Manfaat bagi instansi berwenang dan terkait , diharapkan dapat menjadi sumber
informasi keberadaan plasma nutfah tanaman koro serta menggali potensi wilayah di
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta melalui sektor pertanian. (2) Manfaat
bagi masyarakat, diharapkan dapat menjadi informasi , dan pengetahuan berkaitan dengan
gambaran akan keanekaragaman hayati aksesi tanaman koro di Kabupaten Kulon Progo daerah
istimewa Yogyakarta.(3)Manfaat bagi mahasiswa, dapat menjadi sarana dalam pengembangan
pola berfikir serta sarana proses belajar dalam upaya menambah pengalaman, menambah
wawasan serta memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Terapan Pertanian (S.Tr.P) di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang.
(4)Manfaat bagi Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang, dapat
menjadi sumber informasi mengenai asksesi tanaman koro di Kabupaten Kulon Progo serta
dapat menjadi pertimbangan dalam pemuliaan tanaman dan pengelolaan plasma nutfah
tanaman koro.

Tinjauan Pustaka

Klasifikasi Tanaman Koro


Klasifikasi Tanaman Tanaman Koro Menurut ITIS (Integrated Taxonomic Information
system) dengan penjelasan sebagai berikut :(1) Kingdom : Plantae (tumbuhan) (2) Sub
kingdom: Tracheobionta (tumbuhan yang berpembuluh) (3) Superdivision: Spermatophyta
(tumbuhan yang menghasilkan biji) (4) Divisio: Magnoliophyta (tumbuhan dengan bunga) (5)
Kelas: Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua / dikotil) (6) Subkelas: Rosidae (7) Ordo :
Fabales(8)Familia:Fabaceae(sukupolongpolongan)(9)Genus:Canavalia(10)Spesies:(Psophoca
rpus tetragonolobus (L.)) (Canavalia ensiformis (L.)) (Mucuna prurien), dst

Morfologi Tanaman Koro


Koro sendiri merupakan tanaman yang mempunyai banyak sekali khasiat, hanya saja sebab
ada bermacam tipe tumbuhan koro yang belum diketahui warga sehingga belum terdengar
akrab di telinga warga pada umumnya. kerap kali membuat orang kesusahan dalam
mengidentifikasi tanaman- tanamanan ini sebab beberapa bagian badannya mempunyai wujud
yang berbeda-beda(Duminil serta Michele,2009). Tujuan untuk melaksanakan pengamatan
secara morfologi dengan menggunakan pedoman karakteristik morfologi sebagai berikut:
Deskriptor untuk Legum, Sumber Daya Hayati Tumbuhan Internasional, 2004, dimodifikasi.
Pengamatan yang dilakukan terhadap kepribadian tumbuhan koro meliputi:berupa , daun,
bunga, warna bunga, biji, berat biji.

Jenis-Jenis Tanaman Koro


Terdapat kurang lebih ada 23 jenis ( tipe )tanaman koro yang tersebar dengan nama lokal
yang berbeda tiap daerahnya yaitu benguk rase, benguk ceplis, benguk arab, gajih, loke, pedang
ataupun bedhog, beton ataupun endi, ireng ataupun getir, mangsi, cecak, plenty, ijo, gude,
setelahnya ada lucu, urang mangsi koro uceng, legi, gliding benguk putih, serta benguk
rawe,(Widianarko,et al.2003). Menurut(Widianarko, 2003) varietas Tanaman koro relative

2
banyak cuma saja yang umumnya disantap oleh warga cuma sebagian tipe ialah: Tanaman koro
benguk( Mucuna pruriens), Tumbuhan koro gude( Cajanus cajan), serta Tanaman koro komak(
Lablab purpureus )Tanaman koro kratok( Phaseolus lunatus L.), Tanaman koro pedang putih(
Canavalia ensiformis), Tanaman koro pedang merah( Canavalia gladiata), Koro Kecipir
dengan karakter selaku berikut dikutip.(1) Tanaman koro benguk( Mucuna pruriens)
Panjang batang dapat hingga 15 meter Bunga semacam malai Bunga bercorak putih, lavender
serta ungu.(2)Tanaman koro gude( Cajanus cajan),mempunyai Besar 0, 5- 4 meter Perakaran
tipis- tipis, menggapai kedalaman 2 meter Daun berselang- seling Polong semacam sabit, berisi
4- 9 butir.(3)Tanaman koro komak( Lablab purpureus) Besar hingga 6 Akar tunggang Daun
berselang- seling Jumlah biji dalam polong 3- 6 butir (4) Tanaman koro kratok( Phaseolus
lunatus L.),mempunyai Panjang batang 1, 5- 2 Meter, daun majemuk, bunga diketiak daun,
polong lonjong 5- 12 Centimeter X 2, 5 Centimeter. (5) Tanaman koro pedang putih(
Canavalia ensiformis) Daun majemuk dan beselang- seling.Bunga majemuk serta di ketiak
daun Biji berbentuk lonjong serta bercorak gading ataupun putih. (6) Tanaman koro pedang
merah( Canavalia gladiata),Batangnya silindris, beruas- ruas, tidak sering mengayuh.
Bunganya tunggal berkembang dari ketiak daun, Bijinya bundar dengan diameter 8- 10
millimeter, bercorak coklat sampai hitam. (7)Tanaman Koro Kecipir( Psophocarpus
tetragonolobus( L.) Batangnya silindris, beruas- ruas, tidak sering mengayuh. Bunganya
tunggal berkembang dari ketiak daun, Bijinya bundar dengan diameter 8- 10 millimeter,
bercorak coklat sampai hitam.

Ekologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Koro


Tanaman koro memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dari Tanaman jenis legume lainya,
semacam Tanaman kedelai, Tanaman Panjang dst, diketahui Koro dapat jadi sumber protein
dan mineral yang murah apabila dibandingkan dengan produk hewani semacam daging, ikan,
dan telur. Jenis santapan ini banyak dimakan tiap hari untuk mendapatkan kandungan
karbohidrat, serat pangan, protein, lemak, dan mineral ( Diniyah, 2015).
Banyak manfaat yang ada pada tanaman koro Spesialnya di Asia, kecambah muda, daun,
serta polongnya pula dimakan. Di Filipin sendiri bagian biji keringnya digunakan membuat
tepung Tanaman yang kaya protein. Di Indonesia serta Malaysia, tidak hanya polong yang
dimanfaatkan batangnya pula diberikan kepada ternak. Isi tiap 100 gram bagian biji kering yang
bisa dimakan berisi: 13,2 gram air, 14, 4- 26,4 gram protein, 1,5 gram lemak, 58,0 gram
karbohidrat, 3,7 gram serat, serta 3,4 gram abu. Isi energinya rata- rata 1450 kJ per 100 gram.
Isi protein dalam 100 gram biji merupakan: polong muda 1,3 gram, biji muda 8,4 gram,serta
daun fresh 1,3 gram (Maesen serta Sumaatmadja, 1993).
Bersumber pada hasil studi Ariani dan Handayani.( 2009), Tanaman koro mempunyai 4
jenis isoflavon, yakni genistein, faktor- 2, daidzein dan glisten. Terdapat pula manfaat guna
kesehatan dari tiap- masing- masing isoflavon tersebut antara lain:( a) faktor- 2 berfungsi
sebagai antioksidan, antikanker, anti hemolisis, antiedematik, antiinflamasi, hipokhiesterik,
anti kontraksi, dan antikolesterol,( b) daidzein berfungsi sebagai antioksidan, antikanker,
estrogenik, antidipsotropic dna anti aterogenik,( c) genistein berfungsi sebagai antioksidan,
antikanker dan( d) genistein berfungsi sebagai antioksidan, antikanker dan estrogenik.

Kandungan Gizi Tanaman Koro


Tanaman koro memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dari Tanaman jenis legume lainya,
semacam Tanaman kedelai, Tanaman Panjang dst, diketahui Koro dapat jadi sumber protein
dan mineral yang murah apabila dibandingkan dengan produk hewani semacam daging, ikan,
dan telur. Jenis santapan ini banyak dimakan tiap hari untuk mendapatkan kandungan
karbohidrat, serat pangan, protein, lemak, dan mineral ( Diniyah, 2015).
Banyak manfaat yang ada pada tanaman koro Spesialnya di Asia, kecambah muda, daun,

3
serta polongnya pula dimakan. Di Filipin sendiri bagian biji keringnya digunakan membuat
tepung Tanaman yang kaya protein. Di Indonesia serta Malaysia, tidak hanya polong yang
dimanfaatkan batangnya pula diberikan kepada ternak. Isi tiap 100 gram bagian biji kering yang
bisa dimakan berisi: 13,2 gram air, 14, 4- 26,4 gram protein, 1,5 gram lemak, 58,0 gram
karbohidrat, 3,7 gram serat, serta 3,4 gram abu. Isi energinya rata- rata 1450 kJ per 100 gram.
Isi protein dalam 100 gram biji merupakan: polong muda 1,3 gram, biji muda 8,4 gram,serta
daun fresh 1,3 gram (Maesen serta Sumaatmadja, 1993).
Bersumber pada hasil studi Ariani dan Handayani.( 2009), Tanaman koro mempunyai 4
jenis isoflavon, yakni genistein, faktor- 2, daidzein dan glisten. Terdapat pula manfaat guna
kesehatan dari tiap- masing- masing isoflavon tersebut antara lain:( a) faktor- 2 berfungsi
sebagai antioksidan, antikanker, anti hemolisis, antiedematik, antiinflamasi, hipokhiesterik,
anti kontraksi, dan antikolesterol,( b) daidzein berfungsi sebagai antioksidan, antikanker,
estrogenik, antidipsotropic dna anti aterogenik,( c) genistein berfungsi sebagai antioksidan,
antikanker dan( d) genistein berfungsi sebagai antioksidan, antikanker dan estrogenik.

Kegiatan Eksplorasi,Identifikasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah


Plasma nutfah adalah sumber identitas keturunan yang ada di dalam masing- masing
kelompok organisme sebagai sumber hayati, plasma nutfah sendiri adalah sumber identitas
yang mampu dimanfaatkan serta dilestarikan guna perbaikan hayati Tanaman upaya
pengelolaan serta pelestarian sumberdaya alam hayati ( Napitu, 2008).
Plasma nutfah mempunyai peran di dalam program pemuliaan Tumbuhan selaku bahan
dasar perakitan varietas unggul. Oleh karena itu, kekayaan plasma nutfah harus dipelihara.
Aktivitas eksplorasi, inventarisasi serta penilaian, dan konservasi ialah usaha pengkayaan serta
pemeliharaan plasma nutfah membantu pemuliaan Tanaman di dalam program perakitan
varietas unggul( Hapsari, 2015).
Seperti yang diketahui bersama aktivitas Eksplorasi ialah tahapan permulaan yang
dilaksanakan guna mengenali keberadaan dari plasma nutfah tanaman yang tersebar di sesuatu
wilayah tertentu, aktivitas eksplorasi secara garis besar merupakan aktivitas mencari,
mengumpulkan dan mempelajari tipe varietas lokal tertentu( di wilayah tertentu) guna
menyelamatkan dari ancaman kepunahan, eksplorasi sudah banyak dilakukan pada tanaman
yang terancam punah di setiap provinsi di Indonesia yang dikelola oleh BB Biogen.( Sutoro,
2008)Identifikasi morfologi sesuatu populasi plasma nutfah merupakan sesuatu aktivitas
menganalisis keragaman aksesi bersumber pada beberapa karakter penciri morfologi tanaman(
Sukartini, 2007)
Kegiatan karakterisasi dilaksanakan sesudah dilakukan kegiatan identifikasi guna
mengelompokkan aksesi tanaman tersebut cocok dengan karakter yang dimiliki. Menurut
Djufry et al.( 2016), karakterisasi merupakan bagian dari program pemuliaan guna mengenali
keragaman serta dilakukan guna mengetahui sifat- sifat kuantitatif serta kualitatif dari
tumbuhan.

Kerangka Berifikir
Wilayah Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu bagian dari Provinsi daerah
Istimewa Yogyakarta, memiliki ragam potensi dari berbagai sektor, salah satunya sektor
pertanian, khususnya Tanaman Koro merupakan salah satu tanaman penciri dari Kabupaten
Kulon Progo dikarenakan terdapat banyak makanan khas Wilayah Kabupaten Kulon Progo
yang berbahan dasar dari Tanaman Koro seperti Tempe Benguk, Tempe Besengek.Tanaman
Koro yang termasuk kedalam jenis tanaman polong-polongan (Leguminosae) merupakan
tanaman yang sangat berpeluang untuk dikembangkan, dari segi potensi yang dimiliki dapat
menjadi substitusi dari tanaman sejenis dimana kandungan gizi yang terdapat didalamnya tidak
kalah dan bahkan lebih dibanding dengan tanaman sejenis serta dari ekonomi merupakan

4
tanaman yang dapat meningkatkan pendapatan petani.
Namun hingga saat ini pengembangan Tanaman Koro di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta masih terbatas dan kurang serta belum adanya perhatian khusus dari
pihak yang berwenang seperti yang diketahui apabila dilihat dari manfaatnya tanaman koro
sangat berpotensi.
Didasari pada permasalahan tersebut maka harus ada upaya guna mengangkat potensi lokal
yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Khususnya Kabupaten Kulon Progo,
selain itu perlu diperkenalkanya tanaman koro yang merupakan tanaman dengan banyak
manfaat dan dapat menjadi substitusi dari jenis tanaman polong-polongan lainya, oleh
karenanya perlu dilaksanakan kegiatan eksplorasi untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan aksesi tersebut sesuai karakter yang dimilikinya mengingat masih banyak
aksesi tanaman koro yang tersebar di Kabupaten Kulon Progo, tidak menutup kemungkinan
aksesi tersebut merupakan aksesi unggulan yang dapat menjadi sumber hayati plasma nutfah
untuk meningkatkan kualitas Tanaman Koro dari upaya pemuliaan guna melestarikan dan
meningkatkan kualitas Tanaman Koro yang sejauh ini sudah dikenal
Hasil dari upaya yang dilaksanakan akan berdampak nyata dari banyak sisi, konsumen yang
akan mengenal Tanaman Koro dan akan beralih dari tanaman polong polongan pada umumnya
ke tanaman koro, permintaan pasar yang pasti akan bertambah beriringan dengan produksi dari
petani yang akan meningkat, serta Daerah Istimewa Yogyakarta Khususnya Kabupaten Kulon
Progo yang akan terangkat potensi lokalnya sehingga akan ada banyak dampak baik yang
terwujud
Diagram Kerangka Berpikir

Plasma Nutfah Materi Hayati

Eksplorasi Kabupaten Kulon Progo Untuk


Menemukan Aksesi Tanaman Koro

Identifikasi Potensi Tanaman Koro di


Kabupaten Kulon Progo
PemuliaanTanaman
Plasma Nutfah Aksesi Tanaman
Koro Sebagai Sumber Hayati
Pengambilan Sample Aksesi Tanaman Koro
Guna Diambil Datanya

Karakterisasi dan Mengidentifikasi Aksesi


Tanaman Koro Berdasar Keragamanya

Eksplorasi, Identifikasi dan


Diketemukanya Varietas Unggul Baru Tanaman
Karakterisasi Plasma Nutfah
Koro
Tanaman Koro

Tanaman Koro Akan Menjadi Salah Satu Komoditas Unggulan di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya
Kabupaten Kulon Progo dan Incaran Petani Serta Konsumen

Gambar 1 Diagram Kerangka Berfikir


Definisi Operasional
Berikut merupakan uraian definisi oprasional dari penelitian “ Eksplorasi,Identifikasi dan
Karakterisasi Plasma Nutfah tanaman Koro di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta “sebagai berikut:
1) Aksesi
aksesi adalah Individu atau populasi tanaman dengan karakteristik morfologis yang
spesifik atau berasal dari tempat tertentu dan diberi kode huruf atau nomor tertentu.
2) Plasma Nutfah
Plasma nutfah adalah sumber identitas keturunan yang ada di dalam masing- masing
kelompok organisme sebagai sumber hayati.

5
3) Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahapan permulaan yang dilaksanakan guna mengenali keberadaan dari
plasma nutfah tanaman yang tersebar di suatu wilayah tertentu.
4) Identifikasi Morfologi
Identifikasi morfologi suatu populasi plasma nutfah merupakan suatu aktivitas
menganalisis keragaman aksesi bersumber pada beberapa karakter penciri morfologi
tanaman
5) Karakterisasi
Karakterisasi adalah kegiatan mengelompokkan aksesi tanaman yang telah diidentifikasi
dicocokan dengan karakter yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dimiliki.

Hipotesis
1) Diduga terdapat keragaman fenotip tanaman koro di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2) Diduga tanaman koro tersebar secara merata di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan penelitian ini rencananya akan di mulai pada Februari Hingga Juni 2022, di
Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta , Kabupaten Kulon Progo sendiri
merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki lokasi paling barat ,
dengan posisi sebelah barat dan batas utara berbatasan dengan Provinsi Jawa tengah
sedangkan Bagian Selatan dengan Samudera Indonesia, serta memiliki geografis Luas area
adalah 58.627,5 Ha yang meliputi 12 kecamatan yaitu : Kecamatan Galur, Kecamatan
Girimulyo, Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Kokap, Kecamatan Lendah, Kecamatan
Nanggulan, Kecamatan Panjatan Kecamatan Pengasih Kecamatan Samigaluh, Kecamatan
Sentolo, Kecamatan Temon Kecamatan Wates. Adapun alat serta bahan yang dibutuhkan
yaitu : Bahan (1) Aksesi Tanaman Koro Alat: (1) Alat Tulis (2) Kamera Handphone (3) Plastik
(4) Label (5) Alumunium Foil (6)Tabel Indikator Pengamatan

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang merupakan penelitian eksplorasi
dengan metode menjelajah serta mengumpulkan bermacam aksesi tanaman koro yang
terdapat di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Metode survei yang diterapkan teknik kuesioner,
wawancara serta observasi langsung guna mengetahui nama lokal, pengamatan karakter
fenotip, serta pemanfaatan aksesi tanaman koro berdasarkan kuesioner serta tabel pengamatan
keragaman fenotip aksesi yang telah dibuat.
Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap yakni: 1) eksplorasi tanaman koro dengan metode
survei untuk pengambilan sampel dan 2) identifikasi dan karakterisasi morfologi tanaman
koro guna memperoleh informasi keragaman fenotip berdasarkan tabel pengamatan
keragaman fenotip aksesi yang telah dibuat sesuai dengan acuan, Berita Resmi (Pendaftaran
Varietas Lokal (PVT) (No. Publikasi: 249/ BR/ PVL/ 10/ 2018). Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling, yakni metode pengambilan sampel berdasarkan
kriteria- kriteria serta data yang telah diperoleh dari data sekunder Dinas Pertanian Kabupaten
Kulon Progo mengenai sentra populasi pertanaman koro. Jumlah tanaman yang diamati sesuai
dengan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kab Kulon Progo, setiap lokasi diamati 5
tanaman sebagai sampel. Metode sampling.
Pada Penelitian ini Tanaman Koro merupakan sampel yang digunakan setelah
sebelumnya melakukan pengambilan data mengenai lokasi di Kabupaten Kulon Progo yang

6
terdapat tanaman koro bersumber dari Dinas Pertanian,Balai Penyuluhan Pertanian, dan
pembudidaya tanaman koro.

Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

1. Pelaksanaan Survey
Kegiatan dimulai dengan Pelaksanaan survey dengan mengumpulkan data yang
memuat mengenai jenis Tanaman koro ( Phaseolus Lunatus L ) yang terdapat atau ditanam
di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Data tersebut nantinya
akan diperoleh dari Data Primer ( daerah petani tanaman koro ) selanjutnya adalah data
sekunder bersumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo serta (BPP) Balai
Penyuluh Pertanian di Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta . Kegiatan survey merupakan pendahuluan dari eksplorasi,yanki
kegiatan menghimpun data tentang lokasi pengembangan tanaman koro , berupa informasi
terkait morfologi tanaman koro bersumber dari Dinas Pertanian dan (BPP) Balai Penyuluh
Pertanian serta petani di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Data yang telah terhimpun akan di tabulasi sebagai data pendahuluan guna
diidentifikasi dan karakterisasi. Nantinya saat kegiatan survey sekaligus dilakukan
pengambilan sampel tanaman koro akan di ambil di masing masing tempat yang dianggap
merupakan tempat tumbuhnya tanaman koro informan yang diwawancarai nantinya
berjumlah 3-5 petani tanaman koro, disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

2. Identifikasi dan Karakteristik


Identifikasi dan karakteristik dilaksanakan berdasarkan berdasarkan tabel pengamatan
keragaman fenotip aksesi yang telah dibuat sesuai dengan acuan Berita Resmi (Pendaftaran
Varietas Lokal (PVT) No. Publikasi : 249/BR/PVL/10/2018 ).

1) Menentukan Tempat / Lokasi


Tempat/lokasi yang akan diidentifikasi dan di karakterisasi tanaman koro, bersumber
dari hasil menghimpun jawaban hasil interview dan informasi langsung yang bersumber
dari kuesioner dan hasil dari menghimpun data pengamatan morfologi yang diamati
ataupun diukur sendiri secara langsung atau informasi dari bertanya ke petani
pembudidaya.

2) Melakukan identifikasi
Kegiatan selanjutnya setelah menentukan sampel tanaman di lokasi yang akan
dijadikan objek identifikasi maka akan dimulai kegiatan pengamatan tanaman koro yang
didalamnya terdiri dari karakter yang tidak terukur ( kualitatif ) dan terukur ( kuantitatif )
Disesuaikan dengan tabel pengamatan keragaman fenotip aksesi yang telah dibuat
berdasar,Berita Resmi (Pelepasan Varietas Tanaman (PVT) No. Publikasi :
249/BR/PVL/10/2018 ).

Berikut merupakan diagram alur pelaksanaan penelitian yang akan menjadi acuan
terlaksananya penelitian :

7
Eksplorasi

Survey

Data Sekunder ( Pendampinng )


Diperoleh dari informasi Dinas Pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta

Data Primer ( Utama )


Diperoleh dari hasil mewawancarai 3- 5 petani di Kabupaten Kulon Progo Derah
Istimewa Yogyakarta

Pengambilan Sample

Identifikasi karakterisasi

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Penelitian


Pengamatan

1. Survei
Data Sekunder didapatkan dari informasi Dinas dan (BPP) Balai Penyuluh Pertanian di tiap
kecamatan yang target lokasi penelitianKabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta.Sementara itu data yang dihimpun dari hasil wawancara dengan petani responden
merupakan data primer , data primer tersebut mencakup antara lain : jenis tanaman koro yang
dibudidayakan/diketahui,ciritanamankoro,sumberbenih,kegiatan budidaya,kendala,pemanfaatan dan
pemasaran.

2. Identifikasi dan Karakterisasi


Hasil Pengamatan merupakan hasil dari melaksanakan kegiatan identifikasi serta
karakterisasi yang dilaksanakan berdasar dengan tabel pengamatan keragaman fenotip aksesi
yang telah dibuat sesuai dengan acuan Berita Resmi (PVT) Pelepasan Varietas Tanaman
No.Publikasi 249/BR/PVL/2018 ) melaksanakan pengamatan di lokasi penelitian dan
membawa sampel untuk diamati di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-
Magelang. Pengamatan dilaksanakan dengan mengacu pada tiga puluh satu karakter fenotip
yang telah ditentukan, yaitu dua puluh karakter bersifat kualitatif dan sebelas karakter bersifat
kuantitatif.

Karakter kualitatif terdiri dari 20 paramater pengamatan antara lain : 1) Pengamatan tipe
tanaman; 2) pengamatan bagian batang:bentuk batang, bentuk percabangan batang, dan warna
batang; 3) pengamatan bagian daun : bentuk daun, tepi daun, ujung daun, tulang daun, warna
bagian atas daun,warna bagian bawah daun, permukaan atas dan bawah daun,warna tangkai
daun; 4) pengamatan bagian bunga : warna kelopak bunga, warna mahkota bunga dan
kedudukan bunga; 5) pengamatan bagian buah ( polong ) : bentuk buah ( polong ) , warna
buah ( polong ); 6) pengamatan bagian biji :bentuk biji, warna latar biji, dan warna pola
biji.Pengamatan karakter kualitatif dilaksanakan secara visual berdasar pedoman yang telah
dibuat, didalamnya mencakup kriteria dari masing masing bagian tanaman yang diamati.
Karakter kuantitatif terdiri dari 20 parameter pengamatan antara lain: 1) pengamatan
bagian batang : sudut lengkung percabangan; 2) pengamatan bagian daun : Panjang daun,
lebar daun, Panjang tangkai daun, jarak antar daun,siklus daun baru; 3) pengamatan bagian
bunga : lama bunga mekar, jumlah bunga per tandan; 4) pengamatan bagian buah ( polong )
: Panjang polong, lebar/diameter polong, jumlah polon. Pengamatan karakter kuantitatif
dilaksanakan dengan mengukur dengan menggunakan alat ukur seperti busur, mistar dan
mikrometer sekrup , menghitung jumlah serta menghimpun data hasil wawancara dari petani.

8
Dalam pengamatan digunakan tabel indikator pengamatan yang memuat instrumen pengamatan
(Batang, Daun, Bunga, Buah ( Polong ) , Biji ) yang dibuat berdasarkan acuan pada Berita Resmi
(Pendaftaran Varietas Lokal ( PVT) No. Publikasi : 249/BR/PVL/10/2018 ) dimaksudkan untuk
mempermudah.

Tabel 1. Tabel Indikator Penelitian Aksesi Tanaman Koro

Nama Aksesi Lokal :

Tempat Ditemukan :

Karakteristik Kualitatif
No Fokus Pengamatan Instrumen yang Diamati Sample Tanaman
1 Tipe Tanaman Tipe Tanaman
2 Bentuk Batang
3 Batang Percabangan Batang
4 Warna Batang
5 Bentuk Daun
6 Tepi Daun
7 Ujung Daun
8 Tulang Daun
Daun
9 Warna Bagian Atas Daun
10 Warna Bagian Bawah Daun
11 Permukaan Atas dan Bawah Daun
12 Warna Tangkai Daun
13 Warna Kelopak Bunga
14 Bunga Warna Mahkota Bunga
15 Kedudukan Bunga
16 Bentuk Buah
Buah ( Polong )
17 Warna Buah
18 Bentuk Biji
19 Biji Warna Latar Biji
20 Warna Pola Biji
Karakter Kuantitatif
1 Batang Sudut Lengkung Percabangan
2 Panjang Daun
3 Lebar Daun
4 Daun Panjang Tangkai Daun
5 Jarak Antar Daun
6 Siklus Daun Baru
7 Lama Bunga Mekar
Bunga
8 Jumlah Bunga Per Tandan
9 Panjang Polong
10 Buah ( Polong ) Lebar/diameter Polong
11 Jumlah Polong

9
Daftar Pustaka
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta (2022) Prospek Pengembangan Koro
Pedang (Canavalia Ensiformis) Di Daerah Istimewa Yogyakarta Diakses Dari Webinar
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan https://youtu.be/OlUPhzj8ApM
Baudoin, J. P., Rocha, O., Degreef, J., Maquet, A., & Guarino, L. (2006). Phaseolus lunatus
L. Plant resources of tropical Africa (Prota), 1.
Fachruddin, I. L. (2000). Budidaya tanaman tanamanan. Kanisius.
Hadiatmi, T. S. S., Budiarti, S. G., & Abdullah, B. Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan.
Haliza, W., Purwani, E. Y., & Thahir, R. (2010). Pemanfaatan tanaman-tanamanan lokal
mendukung diversifikasi pangan. Pengembangan Inovasi Pertanian, 3(3), 238-245.
Heni Purnamawati.(2022) Peluang, Tantangan Pembudidayaan Tanaman Koro Pedang,
Diakses dari Webinar Direktorat Jendral Tanaman Pangan https://youtu.be/OlUPhzj8ApM
Maesen, L. J. G., & Somaatmadja, S. (1993). Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara.
Gramedia. Jakarta.
Nisa, A. K., & Ashari, S. (2019). Karakterisasi dan analisis kekerabatan 16 aksesi koro lokal.
J. Produksi Tanaman, 7(7), 1354-1361.
Pamungkas, D. H., & Arnanto, D. (2019). IDENTIFIKASI FENOTIP TANAMAN KORO DI
KOTA YOGYAKARTA. Jurnal Pertanian Agros, 21(1), 66-73.
Pratanti Haksiwi Putri (2022),Karakterisasi Plasma Nutfah Koro Pedang Diakses Dari
Webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan https://youtu.be/OlUPhzj8ApM
Purwanti, E. (2014). Pemetaan Keanekaragaman Tanaman Koro (Phaseolus lunatus. L) di
Jawa Timur Berdasar Metode Morfometrik sebagai Upaya Konservasi Keanekaragaman
Hayati. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Environmental,
and Learning (Vol. 11, No. 1, pp. 349-353).
Sari, D. I. (2013). Pentingnya plasma nutfah dan upaya pelestariannya. Pengawas Benih
Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya. Surabaya.
Tiara, P. (2021). EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN
TANAMAN KORO DI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Wijaya, I. M. S., & Suarna, I. W. KARAKTER MORFOLOGIS TANAMAN PEDANG
(Canavalia gladiata (Jacq.) DC.: FABACEAE) DAN POTENSINYA SEBAGAI PAKAN
TERNAK.
ZUHRIYAH, F. A. (2020). Buku Referensi Morfologi Tumbuhan Family Fabaceae Sebagai
Sumber Belajar.
Zuraida, N. (2008). Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Terintegrasi dengan Program
Pemuliaan

10

Anda mungkin juga menyukai