Anda di halaman 1dari 12

Lompat ke isi

Buka/tutup bilah samping


Cari Lanjut

 Buat akun baru


 Masuk log
Perkakas pribadi

Ayo ikut kompetisi Proyek Yuwana di Wikibuku


bahasa Indonesia!
Periode pendaftaran 1 Januari–30 April 2023. Lihat
syarat dan ketentuannya.

Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan


bebas. Mari bergabung dengan sukarelawan Wikipedia bahasa
Indonesia!
Daftar isi
 sembunyikan

Awal

Varietas

Morfologi

Pembudidayaan buah naga

Konsumsi

Manfaat buah naga

Hama dan penyakit

Galeri

Referensi

Bacaan lanjutan
Buah naga
67 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Buah Naga

Klasifikasi ilmiah

Keraj Plantae
aan:

(tan Angiospermae
pa
taks
on):

Gen Hylocereus dan 
us: Selenicereus

Buah naga (Inggris: Pitaya) adalah buah dari beberapa


jenis kaktus dari genus Hylocereus dan Selenicereus.
Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga
dibudidayakan di negara-
negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia 
dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui
di Okinawa, Israel, Australia utara
dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada
malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa
orang Prancis dari Guyana ke Vietnam sebagai
tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina
buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu,
buah ini selalu diletakkan di antara dua
ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar.
Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna
naga-naga yang hijau. Kebiasaan inilah yang membuat
buah tersebut di kalangan orang Vietnam yang sangat
terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai Thang
Loy (Buah Naga). Istilah Thang Loy kemudian
diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa
Inggris sebagai Dragon Fruit (Buah Naga).

Varietas[sunting | sunting sumber]
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat
dimakan dari tumbuhan jenis:
 Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah
dengan daging buah putih.
 Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna
merah muda dengan daging buah merah.
 Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning
dan daging buah putih.
 Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna
buah yang sangat merah.

Morfologi[sunting | sunting sumber]

Hylocereus undatus sedang berbuah.

Morfologi tanaman buah naga terdiri


dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah
naga hanyalah akar serabut yang berkembang
dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung.
Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian
punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan
tumbuh bunga yang bentuknya mirip
bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok
berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat
agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit
buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah
naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk
buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga
kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai
yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu,
buah ini disebut buah naga.
Bunga buah naga

Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek


dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus
tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika
kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota
bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar
pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian
dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang
sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu
akhirnya terbuka penuh pada tengah malam, karena itu
buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat
mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum.
Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki
bunga buah naga.

Pembudidayaan buah naga[sunting | sunting


sumber]

Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara


stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur
jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur
hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara
38-40 °C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan
mulai berbuah pada umur 11-17 bulan. Buah naga
sangat adaptif dibudidaya di berbagai daearah dengan
ketinggian di 0–1200 m dpl. Hal terpenting adalah
mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan
syarat pertumbuhan buah naga merah.
Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah
dan ketinggian lokasi apapun, tetapi tumbuhan ini cukup
rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah
mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya
akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga
dapat mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan
beberapa sumber, buah naga belum banyak
dibudidayakan di Indonesia. Sementara ini,
daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwa
ngi, Ponorogo, Wonogiri, Kalibawang, Kulon
Progo, Batam dan Bandung merupakan daerah yang
telah membudidayakan tanaman ini.

Konsumsi[sunting | sunting sumber]
Buah naga harus dibelah hingga daging buahnya terlihat
ketika akan dikonsumsi. Tekstur buahnya sering
disamakan dengan buah kiwi karena bijinya yang hitam
dan renyah. Daging buahnya terasa agak manis ketika
dimakan dan memiliki kandungan kalori yang rendah.
Biji buah naga memiliki rasa pedas serta kaya
akan lipid[1] serta dimakan bersama dengan daging
buahnya, tetapi bijinya harus dikunyah karena sulit
dicerna oleh tubuh. Selain dimakan langsung, buah
naga juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk
makanan dan minuman seperti sup, salad,[2] keripik,
agar-agar, jus buah[3], bubur mutiara,[4] dan sebagainya.
Manfaat buah naga[sunting | sunting sumber]
Buah naga merah sebagai salah satu buah yang
memiliki banyak manfaat untuk membantu mengatasi
dan membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
Mulai dari batang buah naga, daging buah naga, sampai
dengan kulit buah naga juga memiliki banyak
kandungan vitamin dan zat yang sangat bermanfaat.
Dokter juga sangat merekomendasikan buah naga
merah, sebagai buah konsumsi yang bisa digunakan
untuk terapi dalam penyembuhan suatu penyakit.[5]
Berikut ini beberapa manfaat dari buah naga:
 Buah naga merah membantu menyembuhkan
penyakit kanker, kandungan vitamin kompleksnya,
sudah direkomendasikan oleh dokter sebagai buah
terapi penyembuhan kanker.[6]
 Mempercantik penampilan, dengan kandungan
vitamin C nya yang tinggi, buah naga merah
membantu menjaga kesehatan kulit, bahkan buah
dan kulitnya juga bisa digunakan sebagai bahan lulur.
 Karena rasa manis buah naga merah bukan berasal
dari glukosa, maka buah naga merah juga bisa untuk
membantu menyembuhkan penyakit diabetes.
 Menjaga kesehatan dan stamina, dengan kandungan
antioksidan dan vitaminnya.
 Mencegah penyakit osteoporosis atau pengapuran
tulang, karena buah naga merah mengandung
banyak kalsium organik.
 mengandung vitamin B3 yang berfungsi untuk
menurunkan kadar kolesterol dan untuk
menyembuhkan penyakit batuk dan asma hingga
dapat mengatasi tekanan darah tinggi.[7]
Hama dan penyakit[sunting | sunting sumber]
Hama yang ditemukan dalam buah naga bug bertepung
(Hemiptera: Pseudococcidae) spesies Pseudococcus
jackbeardsleyi, Ferrisia virgata, dan Planococcus sp,
kutu daun (Hemiptera: Aphididae).. Spesies Aphis
gossypii, Branchycaudus helichrysi, dan Toxoptera
odinae, semut (Hymenoptera: Formicidae) spesies
Oecophylla sp, Camponotus sp, Euprenolepis sp, dan
Polycharis sp, belalang (Orthoptera: Acrididae) spesies
Valanga sp, Oxya sp, dan Atractomorpha sp, tungau
(Acarina: Tetranycidae); bekicot (Acathina fulica), dan
burung. Ayam tidak dianggap sebagai hama, tetapi
mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada
buah jika mereka diizinkan untuk hadir di kebun.
Penyakit yang ditemukan dalam buah naga adalah
ganggang merah karat (Cephaleuros sp.), Anggur
tempat oranye (Fusarium sp.), Anggur putih
(Botryosphaeria sp. Dan Phomopsis sp.), Batang hawar
(Helminthosporium sp.) Dan antraknosa (Colletotrichum
sp.), Dothiorella spot, kecoklatan busuk batang, batang
menguning, busuk buah (Colletotrichum sp. dan
Helminthosporium sp.) Buah jeruk spot (Alternaria sp.).
Sebuah penyakit bercak hitam pada batang belum
diidentifikasi. Hama dan penyakit belum dikendalikan
dalam sistem tertentu, mungkin karena kejadian mereka
tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan.[8]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Hylocereus megalanthus
 

Hylocereus undatus

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Ariffin, Abdul Azis; Bakar, Jamilah; Tan, Chin Ping; Rahman,
Russly Abdul; Karim, Roselina & Loi, Chia Chun (2008). "Essential
fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil". Food
Chemistry 114 (2): 561–564.
2. ^ Aneka Olahan Makanan dari Buah Naga Merah. Liputan 6.com.
Diakses 2014-09-19.
3. ^ Suharyati, Tri. "Cara Membuat Jus Buah Naga yang Segar dan
Kaya Manfaat". detikcom. Diakses tanggal 2022-05-20.
4. ^ Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Diarsipkan 2021-09-20
di Wayback Machine.. tipsserbaserbi.com. Diakses 2021-09-19.
5. ^ Lukyani, Lulu (2021-05-07). Lukyani, Lulu, ed. "5 Manfaat Buah
Naga untuk Kesehatan yang Telah Terbukti". Kompas.com.
Diakses tanggal 2022-05-20.
6. ^ Sarasmita; Laksmiani. "UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK
ETANOL LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus
polyrhizus) PADA SEL KANKER PAYUDARA SECARA IN
INVITRO DAN IN SILICO" (PDF). Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
7. ^ Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan. Institute of Tropical
Disease Universitas Airlangga. Diakses 2014-09-06.
8. ^ Octaviani, Riska Dwi. "Hama dan Penyakit Tanaman Buah Naga
(Hylocereus sp.) serta Budidayanya di Yogyakarta". IPB-Bogor
Agricultural University. Diakses tanggal 2013-05-26.

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]


 FELGER, RICHARD & MOSER, MARY B. (1985): People
of the desert and sea: ethnobotany of the Seri
Indians. University of Arizona Press, Tucson
 JACOBS, DIMITRI (1999): Pitaya (Hylocereus undatus),
a Potential New Crop for Australia. Australian New
Crops Newsletter 11: 16.3. HTML
fulltext Diarsipkan 2007-09-15 di Wayback Machine.
 LAURI, BOB (2000): Ocean Oasis Field Guide

- Stenocereus gummosus Diarsipkan 2011-01-20
di Wayback Machine.. Retrieved 2007-OCT-01.
 VILLALOBOS, SORAYA; VARGAS, ORLANDO & MELO,

SANDRA (2007): Uso, manejo y conservacion


de "yosú", Stenocereus griseus (Cactaceae) en la
Alta Guajira colombiana [Usage, Management and
Conservation of yosú, Stenocereus
griseus (Cactaceae), in the Upper Guajira, Colombia].
[Spanish with English abstract] Acta Biologica
Colombiana 12(1): 99-112. PDF fulltext.
Kategori: 
 Buah-buahan
 Cactaceae
 Buah tropis
 Halaman ini terakhir diubah pada 17 Januari 2023, pukul 05.59.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Tampilan seluler

 Pengembang

 Statistik

 Pernyataan kuki

Toggle limited content width

Anda mungkin juga menyukai